Kain Ulos dalam Arus Budaya Batak Oleh: Harry Farinuddin [email protected]/[email protected] 1. Pendahuluan Batak merupakan suku yang bisa dikatakan tidak memiliki populasi yang banyak bila dibandingkan dengan suku-suku lain di Indonesia. Adapun Batak sendiri merupakan kumpulan dari sub-sub suku yang ada (Angkola, Karo, Mandailing, Pakpak/Dairi, Simalungun, dan Toba),1 dan mereka semua dapat masuk ke dalam rumpun Batak dikarenakan memiliki kesamaan yang paling utama yakni Kain Ulos. Setidaknya, Kain Ulos ini yang menjadi ciri khas paling mencolok dari budaya Batak. Meskipun kain Ulos ini sendiri tentunya masih memiliki kesamaan dengan suku-suku lain yang memiliki kain tertentu yang digunakan sebagai busana tradisional mereka, setidaknya Kain Ulos ini yang merupakan ciri busana yang paling mudah dikenali dikarenakan penggunaannya yang hampir pada setiap acara seremonial adat Batak. 2. Pengertian dan Jenis-jenis Ulos Kain Ulos merupakan kain tradisional masyarakat Batak. Jenis-jenis dari Kain Ulos memiliki beragam jenis yang digunakan untuk seremonial-seremonial tertentu. Kain Ulos biasanya dipakai disampirkan di bahu atau sekadar disangkutkan saja di bahu, atau bisa juga cara pemakaiannya dengan dipakaikan mengikat dua orang seperti dalam pernikahan dalam rangka mengikat pengantin secara seremonial. Ulos secara tradisional ditenun dengan tangan dan banyak dari Kain Akhsan Na’im dan Hendry Syaputra. (2010). Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia: Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia. Halaman 8. 1 1 Ulos merupakan warisan pusaka keluarga yang penting untuk dipakai pada acara-acara penting, seperti kelahiran seorang bayi, pernikahan adat Batak, hingga pemakaman. Kain Ulos memiliki alat tenun yang terdiri dari empat alat yang menjadi penenunnya, keempat alat tersebut adalah: 2 a) Tundalan : Pengikat Pinggang b) Turak Baliga : Pemisah Benang c) Langgiyang : Alat Penjaga Benang Supaya Tidak Kusut d) Patubobohon : Alat Pengukur Kain Tenunan Adapun tentunya Kain Ulos ini memiliki banyak jenisnya. Jenis-jenis yang ada pada Kain Ulos bergantung pada fungsi kain itu pada aspek seremonial adat suku Batak itu sendiri. Adapun jenisjenis Kain Ulos adalah sebagai berikut: 3 a) Ulos Antakantak Ulos ini merupakan kain yang dipakai sebagai selendang bagi para orang tua yang digunakan untuk melayat kemalangan orang-orang yang wafat, adapun kain ini juga dipakai sebagai kain yang dililit pada waktu acara manortor atau menari yang juga salah satu yang termasuk pada seremonial pemakaman. b) Ulos Bintang Maratur Ulos ini merupakan Ulos yang digunakan oleh anak yang memasuki rumah baru sekaligus untuk ritual adat acara selamatan Hamil 7 Bulan yang diberikan oleh pihak hulahula kepada Ulos Batak. Diakses pada 24 Oktober 2020. Tersedia pada https://thegep.net/ulos-batak/#The-Shape-And-Type-OfUlos 3 Janner Simarmata. (2016). Ulos Batak: Sejarah, Makna, dan Jenisnya. Diakses pada 24 Oktober 2020. Tersedia pada http://simarmata.or.id/2016/04/ulos-batak-sejarah-makna-dan-jenisnya/ 2 2 anaknya, yang juga digunakan pada berbagai acara adat yang umumnya berkaitan dengan anak, cucu, dan cicit. c) Ulos Mangiring Ulos ini cukup unik karena bisa menjadi alat gendong anak/Parompa. Adapun fungsi lainnya yakni ini diberikan kepada anak cucu yang baru lahir terutama anak pertama yang diikuti harapan akan diberikan anak lagi. d) Ulos Bolean Ulos ini cukup sama dengan Ulos Antakantak, hanya saja ulos ini digunakan murni untuk acara kedukaan yang digunakan oleh siapa saja. e) Ulos Padang Ursa Ulos ini biasa digunakan sebagai talitali (Ikat Kepala) dan juga selendang, bersifat fleksibel dan dapat digunakan pada berbagai kegiatan seremonial adat. f) Ulos Pinan Lobu-Lobu Ulos ini memiliki fungsi sama dengan Padang Ursa. g) Ulos Sitolu Tuho Ulos ini memiliki fungsi sama dengan Padang Ursa dan Pinan Lobu-Lobu. h) Ulos Tutur-Tutur Ulos ini digunakan seperti Padang Ursa, Pinan Lobu-Lobu, dan Sitolu Tuho. Akan tetapi, Kain Ulos ini khusus untuk digunakan oleh anak-anak yang biasanya diberikan oleh orang tua mereka masing-masing. i) Ulos Pinuncaan Ulos ini terdiri dari lima bagian yang ditenun secara terpisah yang kemudian disatukan dengan rapi hingga menjadi bentuk satu Ulos. Digunakan oleh masyarakat elite Batak. Adapun pada 3 masyarakat biasa juga sejatinya bisa digunakan meskipun hanya pada beberapa kesempatan saja, misalnya untuk seremonial pernikahan. j) Ulos Ragi Pakko Ulos ini digunakan sebagai selimut orang-orang kaya yang juga digunakan orang-orang kaya sebagai pembungkus jenazah mereka. k) Ulos Harangan Ulos ini memiliki fungsi yang sama dengan Ragi Pakko. l) Ulos Simarinjam Isi Ulos ini harus dilengkapi dengan Ulos Pinunca. Keduanya biasa digunakan oleh mereka yang pada seremonial adat berada di depan/Panjoloani. m) Ulos Sibolang Rasta Pamontari Ulos ini digunakan untuk keluarga dekat yang terlibat dalam acara duka/ kemalangan. n) Ulos Tumtuman Ulos ini digunakan oleh anak pertama dari tuan rumah tempat dimana seremonial adat berlangsung. o) Ulos Suri-Suri Ganjang Ulos ini digunakan untuk seremonial pernikahan. p) Ulos Sibunga Umbasang Ulos ini digunakan sebagai selendang bagi ibu-ibu pada seremonial-seremonial tertentu. q) Ulos Simpar Ulos ini sama dengan Ulos Sibunga Umbasang kegunaannya. r) Ulos Ragi Hotang Ulos ini digunakan pada seremonial pernikahan yang dipakai oleh laki-laki. 4 s) Ulos Ragi Huting Ulos ini digunakan pada seremonial pernikahan yang dipakai oleh perempuan. Adapun pada aspek biaya pembuatannya, Ulos juga dibagi dua yakni Ulos Na Met-met yang merupakan Ulos yang dipakai sehari-hari yang tentunya memiliki biaya produksi murah. Sedangkan untuk Ulos yang digunakan khusus kegiatan seremonial adat dan berbiaya produksi lebih mahal dikenal sebagai Ulos Na Balga.4 Untuk tata cara pemakaian Ulos dibagi sebagai berikut: a) Siabithononton (dipakai di torso badan) contohnya yakni pada pemakaian Ulos Ragidup, Ulos Sibolang, Ulos Ragi Pangko, Runjat, Djobit, Simarindjamisi; b) Sihadanghononton (dililit di kepala atau bisa juga ditenteng) contohnya yakni pada pemakaian Ulos Bolean dan Ulos Mangiring; c) Sitalitalihononton (dililit di pinggang) contohnya yakni pada pemakaian Ulos Tumtuman, dan Ulos Padang Ursa. 3. Bagaimana Ulos Hadir dalam Masyarakat Batak? Dalam aspek sejarahnya dapat dilihat dari bagaimana orang Batak yang percaya pada tiga sumber kehangatan bagi manusia yakni, Matahari, Api, dan Ulos. Mengapa ulos menjadi sumber kehangatan? Ulos dikatakan sebagai sumber kehangatan karena dahulu orang-orang Batak hidup di pegunungan yang cenderung bersuhu dingin. Kondisi alam yang demikian membuat sinar matahari beserta kehangatannya kurang mampu memberikan manfaatnya terutama pada malam hari. Kemudian, mereka menciptakan sesuatu yang dapat memberikan kehangatan, juga diyakini 4 Ibid. 5 dapat memberikan keberanian kepada para pria dan kekuatan wanita dalam rangka melawan kemandulan. 5 4. Pemaknaan Ulos dalam Budaya Batak Kain Ulos merupakan kain yang sangat erat pada kebudayaan Batak. Saya pribadi sebagai orang Batak benar-benar merasakan esensi dari Kain Ulos ini yang dimana saya dibuatkan Ulos ketika saya lahir, dan ketika saya menikah nanti yang kemudian hingga saya wafat nanti akan dibuatkan Ulos merupakan bagaimana terjaganya Ulos sebagai esensi dari adat Batak (berdasarkan pada pengalaman empiris saya). Bagaimana Ulos juga memberikan kehangatan selain daripada matahari dan api dalam adat Batak juga menunjukkan perkembangan peradaban Batak yang mulai mengenal kain sebagai penghangat dan penutup tubuh yang terus berkembang hingga dewasa ini beralih fungsi menjadi sekadar aset budaya. 5. Penutup Demikianlah artikel yang saya buat ini. Adapun saya pribadi memandang ke depannya budaya kita memang semakin bergeser menuju hanya kepada simbolis saja. Hal ini dikarenakan modernisasi yang mengikis primordialisme dan ajaran-ajaran lama demi sebuah gagasan-gagasan baru dalam kehidupan sosial yang pastinya akan menjauh dari sikap tradisional. Hal yang sama pada Kain Ulos ini, akan tetapi saya patut berbangga sekaligus bersyukur karena masih merasakan dan mengalami adat dan seremonial Batak. Sehingga, saya bertekad untuk menjaga dan memelihara adat dan budaya Batak kepada keturunan saya dan generasi berikutnya. 5 Ibid. 6 DAFTAR PUSTAKA Akhsan Na’im dan Hendry Syaputra. (2010). Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia: Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia Ulos Batak. Diakses pada 24 Oktober 2020. Tersedia pada https://thegep.net/ulos-batak/#TheShape-And-Type-Of-Ulos Janner Simarmata. (2016). Ulos Batak: Sejarah, Makna, dan Jenisnya. Diakses pada 24 Oktober 2020. Tersedia pada http://simarmata.or.id/2016/04/ulos-batak-sejarah-makna-dan- jenisnya/ 7