Uploaded by User77079

baixardoc.com-laporan-lengkap-percobaan-iii-vii

advertisement
LAPORAN PRAKTIKUM
TUGAS PERCOBAAN III – VII
MATA KULIAH KIMIA KOMPUTASI
Dosen Pengampu :
Dr. Crys Fajar Partana, M.Si
Penyusun :
Vika Puji Cahyani
16728251004
Pendidikan Kimia A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
Nama : Vika Puji Cahyani
NIM
: 167282251004
Prodi
: Pascasarjana Pendidikan kimia A
LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN III
KONFORMASI 1,3-BUTADIENA
Tujuan :
Untuk mendapatkan geometri yang stabil untuk setiap energi minimum dari
konformer 1,3-butadiena menggunakan perhitungan semi empiris AM1.
Hasil Semiempiris
Sudut dihedral
Sudut dihedral
Panas
awal (o)
teroptimasi (o)
pembentukan
(kkal/mol)
180o
180
-966.3844
150o
165.901
-964.0675
120o
151.118
-957.1309
90o
143.647
-944.7479
60o
137.668
-925.5440
45o
122.113
-890.6731
30o
108.77
-855.2584
15o
96.9474
-817.7918
0o
86.0287
-777.1536
Gambarkan grafik panas pembentukan (sumbu y) sebagai fungsi sudut dihedral
menggunakan perangkat lunak seperti Microsoft Excel. Gambarkan kurva melalui
titik-titik tersebut. Berikan tanda pada grafik, posisi dari konformasi s-trans dan scis. Berikan tanda juga untuk keadaan transisi pada interkonversi dari dua bentuk
tersebut.
Grafik panas pembentukan VS Sudut dihedral teroptimasi
(Semiempiris)
0
)l
0
o
m -200
/
l
a
k
k
-400
(
n
a
k
-600
u
t
n
e
b
-800
m
e
p
s -1,000
a
n
a
P -1,200
50
100
150
200
Sudut dihedral teroptimasi (o)
Analisis dan Jawaban:
1. Konformer mana yang lebih stabil, s-trans atau s-cis ? Konformer mana yang
kurang stabil ? Jelaskan
Jawab: Konformer yang lebih stabil adalah S-trans, dimana S-trans memiliki
energi optimasi pembentukan yang lebih kecil pada semiempiris
dibandingkan dengan S-cis karena gugus karbon berada pada orientasi
yang berlawanan mengakibatkan tolakan antar kedua gugus ini
minimum dan tidak terjadi desakan (crowded) antar gugus
fungsi/atom. Isomer cis tolakannya (tegangan sterik) lebih besar
karena molekul yang besar berada pada satu sisi sehungga energinya
lebih besar.
2. Dari grafik anda, tentukan perkiraan energi aktivasi dari perubahan s-cis
menjadi s-trans.
Jawab: Berdasarkan grafik dapat diamati , konformasi trans dengan sudut
dihedral 180⁰ dan energy terendah dapat beru bah menjadi konformasi
cis dengan sudut dihedral 0⁰ harus melewati intermediet (zat antara).
Jadi, agar konformasi s-trans dapat berubah menjadi konformasi s-cis
maka konformasi s-trans harus memiliki energy minimal senilai
dengan energy yang dimiliki oleh intermediet. Energi untuk
mengubah s-trans menjadi s-cis disebut energy aktivasi. Maka energy
aktivasi adalah : -966.3844-(-777.1536)= -189.2308 kkal/mol.
3. Berdasarkan data Anda, apakah ada konformasi lain yang mempunyai harga
energi yang berdekatan dengan konformasi s-cis ? Yang mana ? Berikan
penjelasan yang mungkin untuk menjelaskan mengapa
mengapa konformasi non-planar
yang lain dapat mempunyai kestabilan seperti yang dimiliki oleh konformasi
s-cis.
Jawab: Tidak ada
Hasil AB initio
Sudut dihedral
Sudut dihedral
Panas
awal (o)
teroptimasi (o)
pembentukan
(kkal/mol)
180o
180
-97213.561983
-97213.561983
150o
167.494
-97211.006736
-97211.006736
120o
133.342
-97209.032837
-97209.032837
90o
105.87
-97205.327405
-97205.327405
60o
55.1381
-97210.012877
-97210.012877
45o
82.6302
-97194.296920
-97194.296920
30o
44.1637
-97208.283751
-97208.283751
15o
65.8283
-97177.629064
-97177.629064
0o
30.8521
-97201.649227
-97201.649227
Gambarkan grafik panas pembentukan (sumbu y) sebagai fungsi sudut dihedral
menggunakan perangkat lunak seperti Microsoft Excel. Gambarkan kurva melalui
titik-titik tersebut. Berikan tanda pada grafik, posisi dari konformasi s-trans dan scis. Berikan tanda juga untuk keadaan transisi pada interkonversi dari dua bentuk
tersebut.
Grafik panas pembentukan VS Sudut dihedral teroptimasi
(AB initio)
Sudut dihed
dihedral
ral (°)
-97175
)l -97180 0
o
m
/
l -97185
a
k
k
( -97190
n
a -97195
k
u
t
n -97200
e
b
m-97205
e
P
s -97210
a
n
a -97215
P
50
100
150
200
y
-97220
Analisis dan Jawaban:
1. Konformer mana yang lebih stabil, s-trans atau s-cis ? Konformer mana yang
kurang stabil ? Jelaskan
Jawab: Konformer yang lebih stabil adalah S-trans, dimana S-trans memiliki
energi optimasi pembentukan yang lebih kecil pada AB initio
dibandingkan dengan S-cis karena gugus karbon berada pada orientasi
yang berlawanan mengakibatkan tolakan antar kedua gugus ini
minimum dan tidak terjadi desakan (crowded)
(cr owded) antar gugus fungsi/atom.
Isomer cis tolakannya (tegangan sterik) lebih besar karena molekul
yang besar berada pada satu sisi sehungga
s ehungga energinya lebih besar.
2.
Dari grafik anda, tentukan perkiraan energi aktivasi dari perubahan s-cis
menjadi s-trans.
Jawab: Berdasarkan grafik dapat diamati, konformasi trans dengan sudut
dihedral 180⁰ dan energy terendah dapat berubah menjadi konformasi
cis dengan sudut dihedral 0⁰ harus melewati intermediet (zat
(za t antara).
Jadi, agar konformasi s-trans dapat berubah menjadi konformasi s-cis
maka konformasi s-trans harus memiliki energy minimal senilai dengan
energy yang dimiliki oleh intermediet. Energi untuk mengubah s-trans
menjadi s-cis disebut energy aktivasi. Maka energy aktivasi adalah: 97213.561983-(-97201.649227
97213.561983-(-97201.649227)) = -11.912756 kkal/mol
1. Berdasarkan data Anda, apakah ada konformasi lain yang mempunyai harga
energi yang berdekatan dengan konformasi s-cis? Yang mana? Berikan
penjelasan yang mungkin untuk menjelaskan mengapa konformasi
konformasi non-planar
yang lain dapat mempunyai kestabilan seperti yang dimiliki oleh konformasi
s-cis.
Jawab: Tidak ada
Nama : Vika Puji Cahyani
NIM
: 167282251004
Prodi
: Pascasarjana Pendidikan kimia A
LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN IV
SUBSTITUSI AROMATIK ELEKTROFILIK
 Tujuan :
Untuk membandingkan kestabilan kompleks sigma hasil dari nitrasi pada benzena
tersubstitusi,
dan
membandingkan
arah
dan
pengarah
pengaktifan
gugus menggunakan perhitungan semi empiris AM1.
 Hasil:
Molekul
Molekul parent
Kompleks sigma
Kompleks sigma
(kkal/mol)
meta (kkal/mol)
para (kkal/mol)
Benzena
-1316.0847
-1316.0847
-1622.3407
-1604.5631
Anilin
-1336.3386
-1620.1475
-1607.1133
Nitrobenzena
-1336.4034
-1619.3551
-1609.7685
Ion Nitronium
-11.0090
 Analisis:
1. Kompleks sigma mana yang paling stabil untuk anilin ? Apakah hasil ini sesuai
dengan pengaruh pengarah oleh gugus amino ? Jelaskan.
J elaskan.
Jawab:
Kompleks pada senyawa anilin, kompleks para lebih stabil dibandingkan dengan
kompleks meta. Hal ini disebabkan oleh sifat dari gugus -NH 2 yang merupakan
gugus activator yang menjadi pengarah gugus para sehingga gugus lain akan masuk
pada posisi para.
NH2 merupakan substituen gugus aktivasi. Adanya gugus ini menyebabkan
cincin benzena lebih terbuka terhadap substitusi lebih lanjut. Gugus NH 2
merupakan pengarah –o dan –p, hal ini bisa dilihat dari struktur resonansi anilin
sebagai berikut :
Akibat stabilisasi resonansi anilina ialah bahwa cincin menjadi negative sebagian
dan sangat menarik bagi elektrofilik yang masuk. Semua posisi orto, meta, dan para
pada cincin anilina teraktifkan terhadap substitusi
substit usi elektrofilik, namun posisi orto,
para lebih teraktifkan dari pada posisi meta. Struktur resonansi terpaparkan di atas
menunjukkan bahwa posisi-posisi orto dan para mengemban muatan negative
parsial, sedangkan posisi meta tidak.
2. Kompleks sigma mana yang lebih stabil untuk nitro-benzena ? Apakah hasil ini
konsisten dengan pengaruh pengarah dari gugus nitro ? Jelaskan.
Jawab : Secara terori nitrobenzene ataupun gugus (-NO2) merupakan gugus
deactivator atau pengarah meta. Jika
Ji ka dilihat dari hasil perhitungan yang ada terdapat
perbedaan yang dapat disebabkan oleh perhitungan yang belum baik. Hasil
konsisten karena gugus (-NO2) merupakan gugus deactivator atau pengarah meta.
Deaktivasi pengarah meta terjadi disemua posisi pada cincin. Atom yang terikat
pada cincin aromatik akan memberikan muatan parsial positif. Densitas elektron
akan tertarik secara induktif sepanjang ikatan sigma, sehingga cincin benzena
menjadi berkurang densitasnya . Benzena yang tersubstitusi dengan pengarah meta,
atom substituen yang terikat pada cincin benzena tidak mempunyai pasangan
elektron menyendiri dan mengemban muatan positif atau positif parsial. Masingmasing bersifat penarik elektron dan tak dapat menyumbangkan elektron secara
resonansi. Masing-masing mengurangi rapatan elektron cincin dan membuatnya
kurang menarik bagi elektrofil yang masuk. Suatu pengarah meta tidak
mengaktifkan
posisi
–m
terhadap
substitusi
elektrofilik.
Pengarah
–m
mendeaktivasi semua posisi dalam cincin, hanya saja deaktivasi posisi –m lebih
kecil daripada posisi-posisi lain. Struktur resonansi zat –zat antara yang dihasilkan
oleh serangan pada berbagai posisi menunjukkan bahwa zat-zat antara –o dan –p
didestabilkan oleh dekatnya dua muatan positif. Zat antara –m tidak mempunyai
struktur resonansi yang terdestabilkan semacam itu. Untuk posisi –o dan –p terdapat
salah satu struktur resonansinya yang muatan positifnya terletak berdampingan
dengan muatan positif N dari NO 2, sehingga terjadi gaya tolak-menolak dan energi
yang diperlukan untuk penstabilan besar.
3. Dengan hanya menggunakan kompleks sigma yang paling stabil, hitunglah panas
reaksi untuk pembentukan setiap molekul. Tulis setiap reaksi tersebut dan berikan
panas reaksinya.
Jawab:
 untuk aniline gugus yang paling stabil adalah pengarah para sehingga panas
pembentukan yang terbentuk adalah -1607.1133 kkal/mold
Reaksinya adalah sebagai berikut:
 untuk nitrobenzene panas pembentuka yang paling stabil adalah gugus para
yaitu -1609.7685 kkal/mol.
Rekasinya adalah sebagai berikut:
4. Asumsikan bahwa panas reaksi relatif mencerminkan energi aktivasi relatif untuk
pembentukan kompleks sigma. Hal ini sesuai dengan sifat molekul aromatis
berkaitan dengan reaktivitasnya terhadap reaksi dengan ion nitronium. Apakah
hasil perhitungan Anda konsisten dengan pengaruh pengaktif dan pendeaktif dari
gugus amino dan nitro dalam reaksi substitusi aromatik elektro-filik ?
Jawab:
Hasil Perhitungan gugus amina sebagai gugus aktifasi pengarah para, konsisten
dilihat dari data panas pembentukan.
Hasil Perhitungan gugus nitrobenzena sebagai gugus deaktivasi pengarah meta,
tidak konsisten dilihat dari data panas pembentukan.
5. Lampiran:
Benzena
Kompleks meta
Kompleks para
Anilina
Kompleks meta
Kompleks para
Nitrobenzena
Kompleks meta
Kompleks para
Ion Nitronium
Nama : Vika Puji Cahyani
NIM
: 167282251004
Prodi
: Pascasarjana Pendidikan kimia A
LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN V
KESETIMBANGAN
KESETIMBANGAN KETO-ENOL
Molekul
Hf bentuk keto (kkal/mol)
[A]
Hf bentuk enol (kkal/mol)
[B]
Tetapan
keseimbangan
Keq =
Aseton
-934.1538
-924.3617
0.989518
2,4pentadion
non ikatan
hidrogen
-1472.107896
2,4pentadion
dengan
ikatan
hidrogen
-1472.107896
Analisis:
-1461.6573
0.992901
-1463.8013
0.994357
[]
[]
1. Bentuk yang mana, keto atau enol yang lebih disukai dari molekul
dikarbonil
non-ikatan
hidrogen?
Bagaimana
besarnya
tetapan
keseimbangan dibandingkan dengan aseton. Berikan alasan untuk
perbedaan yang didapatkan dalam Keq dari dua molekul tersebut.
Jawab: Pada tabel hasil diketahui bahwa terjadi perbedaan panas
pembentukan pada keto dan enol yang hasilnya tersebut akan
mempengaruhi kuantitas relatif dalam pembentukan cairan murni.
Pada molekul dikarbonil non-ikatan hydrogen diperoleh panas
pembentukan pada enol lebih kecil dibandingkan dengan keto,
sehingga pada pembentukan 2,4 pentadion non ikatan hydrogen
yang lebih disukai dalam bentuk enol . Tetapan kesetimbangan
Keq untuk non ikatan hydrogen lebih besar dibandingkan dengan
aseton, hal ini dikarenakan struktur pada 2,4 pentadion non ikatan
hydrogen memiliki susunan ikatan yang sedemikian rupa yang
memungkinkan terbentuknya ikatan hydrogen eksternal yang
membantu menstabilkan tautomer ini, selain itu adanya ikatan
hydrogen pada enol tolak menolak antara momen dipole oksigen
dapat distabilkan oleh adanya ikatan hydrogen.
2. Bentuk yang mana, keto atau enol yang lebih disukai dari molekul
dikarbonil berikatan hidrogen? Bagaimana hal ini jika dibandingkan dengan
non-ikatan hidrogen ? Berdasar-kan hasil perhitungan, faktor apakah yang
bertanggung-jawab terhadap stabilisasi bentuk enol pada 2,4-pentadion?
Jelaskan secara rinci.
Jawab: Pada 2.4-Pentadion diketahui bahwa panas pembentukan pada keto
lebih kecil dibandingkan enol. Menurut literature 2.4-Pentadion
lebih banyak ditemukan dalam bentuk enol yakni sebesar 80%
enol. Dimana 2.4-Pentadion dalam bentuk enolnya sedikit lebih
stabil dengan ditemukannya ikatan rangkap yang terkonjugasi.
Perbedaan adanya ikatan hydrogen pada 2.4-Pentadion ditentukan
pada tetapan kesetimbangan yang mana pada 2.4-Pentadion non
ikatan hydrogen diperoleh Keq sebagai nilai perbandingan enol
terhadap keto sebesar 0.992901 sedangkan pada 2.4-Pentadion
dengan ikatan hydrogen memiliki Keq sebesar 0.994357. Dengan
ini diketahui bahwa 2.4-Pentadion dengan ikatan hydrogen lebih
baik dibandingkan pada 2.4-Pentadion non ikatan hydrogen ini
disebabkan pada 2.4-Pentadion dengan ikatan hydrogen memiliki
ikatan hydrogen eksternal yang membantu menstabilkan tautomer
ini, selain itu juga dengan adanya ikatan hydrogen pada enol tolak
menolak antara momen dipole oksigen dapat distabilkan oleh
adanya ikatan hydrogen.
3. Seperti telah didiskusikan pada Pendahuluan, kita dapat menghitung tetapan
keseimbangan jika kita mengasumsikan bahwa ∆G mendekati ∆H.
∆H. Hal ini
merupakan asumsi yang dapat dipertanggungjawabkan untuk keseimbangan
keto-enol dari aseton dan diketon non-ikatan hidrogen, tetapi tidak berlaku
untuk diketon berikatan hidrogen. Kenapa demikian ?
Jawab : Sesuai tabel percobaan aseton dan 2,4 pentadion non ikatan
hydrogen memiliki kesetimbangan pada keto sedangkan pada 2,4
pentadion ikatan hydrogen memiliki kesetimbangan pada enol.
Perbedaan kestabilan tersebut menyebabkan perhitungan tetapan
kesetimbangan menjadi berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya
ikatan hydrogen pada enol tolak menolak antara momen dipole
oksigen dapat distabilkan oleh adanya ikatan hydrogen.
Nama : Vika Puji Cahyani
NIM
: 167282251004
Prodi
: Pascasarjana Pendidikan kimia A
LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN VI
DEHIDRASI 1-BUTANOL DAN STABILITAS RELATIF DARI ALKENA
I. Tujuan
Menentukan kestabilan relatif dari isomer.
II. Hasil
Isomer
Energi MM+
(kkal/mol)
ΔHf
hitung
ΔHf
eksperimen
1-butena
-97955.848957
-97955.848957
7955.848957 – (-97953.7118944) = 2.1370626
0.02
Cis-2-butena
-97957.337579
-1.7
rans-2-butena
-97956.571595
-97956.571595
-97957.337579 – (-97950.631856)
= -6.705723
-97956.571595 – (-97954.139007)
= -2.432588
Isomer
1-butena
rgi Single Point (Kkal/Mol)
rgi MM+ Teroptimasi (Kkal/Mol)
-2.72
Sudut (°)
180
Cis-2butena
0
Trans-2butena
180
III. Analisis
Perkirakan isomer mana yang dominan dalam campuran produk tersebut. Jika hasilnya
demikian, tentukan reaksi tersebut dikontrol oleh kinetik atau termodinamik.
Jawab :
Berdasarkan analisis, isomer yang dominan dalam campuran produk tersebut yaitu
isomer yang memiliki nilai ΔHf hitung paling kecil, yaitu isomer cis-2-butena
cis-2-butena . Reaksi
tersebut dikontrol oleh kinetik karena hasil perhitungan komputasi isomer memiliki nilai
yang berbeda dengan hasil eksperimen. Berikut penjelasannya:
B (energi teroptimasi MM+) lebih stabil secara
secara termodinamika daripada C (∆G lebih
rendah yaitu energi single point), tapi C terbentuk lebih cepat (∆G‡ lebih rendah)
dibandingkan B. Jika tidak ada satupun reaksi yang revesibel maka C akan terbentuk
lebih banyak karena terbentuk lebih cepat. Produk tersebut dikatakan terkontrol secara
kinetik (kinetically controlled).
Nama : Vika Puji Cahyani
NIM
: 167282251004
Prodi
: Pascasarjana Pendidikan kimia A
LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN VII
PRAKTIKUM PROGRAM GAUSSIAN
Jalankan hitungan energi single point pada propena dan tentukan informasi berikut dari
output:
1) Berapakah orientasi standar molekul? Orientasi standar molekul
molekul adalah sebagai berikut:
Dalam bidang apa letak kebanyakan atom ? Berdasarkan data output Gaussian
kebanyakan atom berada di bidang XY kecuali ataom H8 dan H9
2) Berapakah prediksi energi Hartree-Fock ? Berdasarkan data output adalah 117.065692097
117.065692097 Hartrees
3) Berapakah besar dan arah moment dipol untuk propena?
Berdasarkan data output besar dan arah moment propena adalah 0.3045 Debye ke arah
atom C Sp 3
4) Gambarkan sifat alamiah distribusi muatan prediksi?
Data output :
Gambar sifat alamiah distribusi muatan prediksi :
Download