Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Tentang Gaya

advertisement
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
2.1.1
Kajian Teori
Hasi Belajar IPA
Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik jika hasil belajar sesuai dengan
standar yang diharapkan dalam proses pembelajaran tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil belajar harus dirumuskan dengan baik untuk dapat dievaluasi pada akhir pembelajaran.
Hasil belajar seseorang tidak langsung kelihatan tanpa orang itu melakukan sesuatu untuk
memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Namun demikian, hasil
belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah
lakunya.
Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program
belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor. Muhibbin Syah (1997: 91-92) menyatakan bahwa hasil
belajar juga dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu secara kuantitatif, institusional, dan kualitatif.
Aspek kuantitatif menekankan pada pengisian dan pengembangan kemampuan kognitif
dengan fakta-fakta yang berarti. Aspek insitusional atau kelembagaan menekankan pada
ukuran seberapa baik perolehan belajar siswa yang dinyatakan dalam angka-angka.
Sedangkan aspek kualitatif menekankan pada seberapa baik pemahaman dan penafsiran
siswa terhadap lingkungan di sekitarnya. Sehingga dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan definisi dan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati setelah mengikuti
program belajar mengajar dalam bentuk tingkat penguasaan siswa terhadap pengetahuan
dan ketrampilan. Dengan demikian, hasil belajar IPA harus dikaitkan dengan tujuan
pendidikan IPA yang telah tercantum dalam kurikulum dengan tidak melupakan hakiakt IPA itu
sendiri. Hasil belajar IPA dikelompokkan berdasarkan hakikat sains yang meliputi IPA sebagai
produk, proses, dan sikap ilmiah. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA
meliputi pencapaian IPA sebagai produk, proses dan sikap ilmiah.
5
6
Dalam segi produk, siswa daharapkan dapat memahami konsep-konsep IPA dan
keterkaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari segi proses, siswa diharapkan memiliki
kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan, pengetahuan, dan menerapkan
konsep yang diperolehnya untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam
kehidupan sehahri-hari. Dari segi ilmiah, siswa diharapkan mempunyai minat untuk
mempelajari benda-benda di sekitarnya, bersikap ingin tahu, tekun, kritis, mawas diri,
bertanggung jawab, dapat bekerja sama dan mandiri, serta mengenal dan mengembangkan
rasa cinta terhadap alam sekitar dan Tuhan Yang Maha Esa. Dengan demikian, hasil belajar
hasil belajar yang dikembangkan di SD adalah hasil belajar yang mencakup penguasaan
produk, proses, dan sikap ilmiah.
Contoh dalam materi gaya, dimensi produk yang akan diperoleh siswa adalah
pemahaman konsep tentang pengertian gaya, macam-macam gaya, dan pengaruh gaya
terhadap benda. Dari dimensi proses, siswa diharapkan memiliki kemampuan
mengembangkan pengetahuan tentang berbagai macam jenis gaya dan mampu
mengkomunikasikan gagasan tentang pengaruh gaya terhadap bentuk benda dan gerak
benda. Serta siswa juga diharapkan dapat menerapkan konsep-konsep tentang gaya dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Sedangkan dari dimensi sikap ilmiah yang akan diperoleh
siswa meliputi sikap ingin tahu mengenai berbagai macam gaya dan dapat berpikir kritis untuk
memecahkan berbagai macam permasalahan tentang gaya dan pengaruhnya terhadap
benda.
2.1.2
Metode Pembelajaran
Metode merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan
pembelajaran. Metode mengajar merupakan tehnik atau cara yang digunakan guru dalam
melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan
pembelajaran menurut Gagne, Briggs, dan Wager (1992) dalam Udin S Winataputra, dkk,
(2008:1.19)
pembelajaran
adalah
kemungkinan
kegiatan
yang
dirancang
untuk
memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa (Gagne, Brigg, dan Wager, 1992, hal. 3).
Pembelajaran atau yang dulu disebut proses belajar mengajar adalah suatu kesatuan
kegiatan yang integral dan resiprokal antara guru dan siswa dalam situasi instruksional, guru
mengajar dan siswa belajar. Dalam proses pembelajaran terdapat empat unsur yang saling
berkaitan. Empat unsur inilah yang mendasari pengertian pembelajaran. Pembelajaran adalah
7
proses mengkoordinasi sejumlah komponen penting pada pembelajaran, yaitu : tujuan
pembelajaran, bahan pembelajaran, metode dan alat-alat yang digunakan, serta penilaian.
(Sumiharto HS, 2001 :31).
2.1.3
Metode Eksperimen
2.1.3.1
Pengertian Metode Eksperimen
Metode eksperimen merupakan metode mengajar dalam penyajian atau pembahasan
materinya melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta mengamati secara proses.
Dengan eksperimen dimaksudkan bahwa guru dan siswa mencoba mengerjakan sesuatu
serta mengamati proses dan hasil pekerjaannya. Dan setelah eksperimen selesai siswa
ditugaskan untuk membanding-bandingkan dengan hasil eksperimen yang lain diskusikan bila
ada perbedaan dan kekeliruan (Winarno, 1980:90).
Menurut Djamarah (1995) metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana
siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari. Kemudian Mulyani Sumantri, dkk (1999) mengatakan bahwa metode eksperimen
diartikan sebagai cara belajar mengajar yang melibatkan siswa dengan mengalami dan
membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan.
Menurut Roestiyah (2001:80) metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana
siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta
menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru.
Menurut Schoenherr (1996) yang dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen
adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu
memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas
secara optimal.Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam
struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan
sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan
percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan
eksperimn siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya.
8
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen siswa
diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu
proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik simpulan sendiri
mengenai suatu objek keadaan atau proses tertentu.
Dari uraian diatas maka terlihat bahwa metode eksperimen tepat digunakan untuk
pembelajaran tentang gaya dapat mengubah gerak suatu benda.
2.1.3.2
Ketentuan Pemakaian metode Eksperimen
Menggunakan metode eksperimen dalam proses pembelajaran dikatakan tepat bila :
a. Ingin memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat mengalami sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri tentang suatu objek keadaan atau proses tertentu
b. Menumbuhkan dan mengembangkan cara berpikir rasional dan ilmiah siswa dalam proses
pembelajaran
c. Guru menginginkan agar siswa mencoba mengerjakan sesuatu, mengamati proses dan
hasil percobaan
2.1.3.3
a)
Kelebihan metode Eksperimen
Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
b)
Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
c)
Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan
baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat
bagi kesejahteraan hidup manusia.
d)
Anak didik memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan eksperimen
e)
Siswa terlibat aktif mengumpulkan fakta dan informasi yang diperlukan untuk percobaan.
f)
Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir ilmiah
g)
Dapat memperkaya pengalaman dan berpikir siswa dengan hal-hal yang bersifat objektif,
realitas dan menghilangkan verbalisme.
9
2.1.3.4
Kekurangan metode Eksperimen
a) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan
mengadakan ekperimen.
b) Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk
melanjutkan pelajaran.
c) Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru dalam bereksperimen
berakibat siswa keliru dalam mengambil kesimpulan
d) Sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan eksperimen karena guru dan siswa
kurang berpengalaman melakukan eksperimen.
e) Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru dalam bereksperimen
berakibat siswa keliru dalam mengambil keputusan.
2.1.3.5
Solusi untuk mengatasi kekurangan dalam metode Eksperimen
Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a)
Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan
bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
b)
Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan, atau
mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan percobaan
yang digunakan harus baik dan bersih.
c)
Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses
percobaan , maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka menemukan
pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
d)
Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu diberi petunjuk
yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta
ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam
memilih obyek eksperimen itu.
e)
Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan,
beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena
10
sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bias diadakan percobaan
karena alatnya belum ada.
2.1.3.6
Prosedur eksperimen
Menurut Roestiyah (2001:81) prosedur eksperimennya adalah:
a)
Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen, mereka harus memahami
masalah yang akan dibuktikan melalui eksprimen.
b)
Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan
dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan
eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.
c)
Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu
memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
d)
Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa,
mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab.
Dalam metode eksperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental,
serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar
memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara langsung dapat
tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional siswa diharapkan
dapat diperkenalkan pada suatu cara atau kondisi pembelajaran yang dapat menumbuhkan
rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.
2.1.3.7
Tahap Eksperimen
Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi
tahap-tahap sebagai berikut :
1)
Percobaan awal, Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang
didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini
menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan
dipelajari.
11
2)
Pengamatan merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa
diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut.
3)
Hipotesis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil
pengamatannya.
4)
Verifikasi, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah
dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan
hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
Aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya
diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang
telah dipelajari.
5)
Evaluasi,
merupakan
kegiatan
akhir
setelah
selesai
satu
konsep.
Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membantu siswa untuk
memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu
mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan
kata lain, siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan
contoh, dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.
2.1.3.8
Langkah-langkah metode eksperimen
Dalam melaksanakan metode ekperimen berikut adalah langkah-langkah pelaksanaannya:
a. persiapan alat bantu (alat eksperimen)
b. petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan
c. pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembar kerja/pedoman eksperimen yang
disusun secara sistematis, sehingga siswa dalam pelaksanaannya tidak banyak
mendapat kesulitan dan mebuat laporan
d. penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen dilakukan dengan diskusi tanya jawab
dan atau tugas
e. pengambilan kesimpulan
2.1.4
Materi Gaya Dapat Mengubah Gerak Benda
Contoh beberapa kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan gaya, yaitu tukang
bakso yang sedang mendorong gerobak baksonya dan seorang ibu yang sedang menarik tali
timba ketika mengambil air di sumur. Dorongan atau tarikan tersebut dapat menyebabkan
12
kedudukan suatu benda berubah dari keadaan awalnya. Dalam sains, dorongan dan tarikan
ini dikenal dengan sebutan gaya. Coba berikan contoh kegiatan lain dalam kehidupan seharihari yang berkaitan dengan gaya dan sebutkan jenis gayanya apakah berupa tarikan atau
dorongan.
2.1.4.1
Benda Bergerak Memerlukan Gaya
Pada saat tukang bakso mendorong gerobak baksonya maka gerobak bakso tersebut
akan bergerak ke depan. Begitu pula pada saat seorang ibu menarik tali di sumur yang
dikaitkan dengan ember maka ember yang berisi air akan bergerak ke atas. Berdasarkan dua
contoh tersebut dapat ditunjukkan bahwa pada saat bergerak benda memerlukan gaya.
2.1.4.2
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gerak Benda
Benda dapat bergerak karena adanya gaya yang bekerja pada benda. Jika tidak ada
gaya yang bekerja pada benda maka benda tidak dapat bergerak atau berubah
kedudukannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda adalah adanya gaya
gravitasi bumi dan tarikan atau dorongan yang terjadi pada benda.
a. Adanya Gravitasi Bumi
Kamu tentu pernah melihat buah mangga yang jatuh sendiri dari pohonnya. Jatuhnya
buah mangga tersebut merupakan akibat adanya gaya tarik bumi yang disebut gravitasi.
Gravitasi menyebabkan benda dapat bergerak jatuh ke bawah. Apabila kita melempar bola ke
atas maka bola tersebut akan kembali ke bawah karena adanya gravitasi bumi.
b. Dorongan atau Tarikan
Pada bagian sebelumnya telah dibahas bahwa benda dapat bergerak karena adanya
gaya yang berupa tarikan atau dorongan. Ember yang terikat dengan tali yang ada di sumur
tidak dapat bergerak ke atas apabila tidak ditarik. Begitu pula mobil yang mogok akan
bergerak apabila ada orang yang mendorongnya. Hal ini menunjukkan bahwa tarikan dan
dorongan mempengaruhi gerak benda. Benda yang didorong atau ditarik ke arah kiri maka
akan bergerak dengan arah yang sama. Gerak benda yang terjadi karena dorongan atau
tarikan dipengaruhi oleh permukaan tempat benda bergerak.
13
2.2
Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan
Untuk mengetahui kedudukan penelitian ini di tengah penelitian-penelitian sejenis
sebelumnya, maka perlu untuk dibahas penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
Prihatini (2003), dalam penelitiannya mengenai penerapan ketrampilan proses pada
konsep zat dan wujudnya melalui metode eksperimen pada siswa MTS upaya meningkatkan
prestasi belajar siswa. Metode penelitiannya adalah metode eksperimen. Hasil penelitiannya
adalah hasil belajar siswa setelah pembelajaran secara signifikan lebih tinggi dibandingkan
sebelum pembelajaran. Pembelajaran melalui metode eksperimen dapat memberikan
peningkatan hasil belajar serta dapat membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa.
Sedangkan dari hasil keterampilan proses siswa, dapat dikembangkan aspek mengamati,
menafsirkan, mengklasifikasi, berkomunikasi, dan aplikasi konsep.
Suid (1998), mengemukakan cara mengajar pembelajaran konsep magnet dengan
menggunakan metode eksperimen di kelas VI Sekolah Dasar (SD) di Bandung. Metode
penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas. Hasil analisis dan refleksi datanya adalah
secara bertahap kinerja guru dan aktivitas siswa terus meningkat dalam proses pembelajaran,
keterampilan siswa juga terus berkembang sangat baik. Hasil tes akhir menunjukkan
peningkatan presentase rata-rata skor dari 7,6% menjadi 18,3%. Hasil angket menunjukkan
tanggapan siswa terhadap pembelajaran adalah siswa mudah memahami konsep magnet dan
tidak membosankan dalam belajar, sedangkan tanggapan guru terhadap pembelajaran
adalah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar, dan meningkatkan
aktifitas siswa.
2.3
2.3.1
Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
Dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang gaya dapat mengubah gerak benda
di SDN Ngadirejo 03 Kelas IV Semester 2 tahun pelajaran 2011 / 2012, Kecamatan Reban
Kabupaten Batang, sebelum penelitian ini dilaksanakan hasil yang dicapai masih rendah.
Berdasar hasil belajar siswa nilai rata - rata baru mencapai 55 . Padahal KKM yang ditentukan
adalah 65. Dari 10 siswa yang berhasil mencapai KKM baru 2 siswa.
14
2.3.2
Tindakan
Tindakan yang dilakukan ada 2 yaitu melakukan percobaan secara kelompok dan
individu. Berdasar tindakan yang dilakukan maka pada kondisi akhir :
Diduga menggunakan metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA bagi
siswa kelas IV SDN Ngadirejo 03 semester 2 tahun 2011/2012.
GURU :
Belum menggunakan Metode pembelajaran yang
tepat sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal
Untuk mengatasi hal tersebut maka guru akan
menerapkan metode pembelajaran eksperimen
GURU :
Menerapkan Metode
Pembelajaran Eksperimen
Langkah pembelajaran:
a. persiapan alat bantu (alat eksperimen)
b. petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan
c. pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan lembar kerja
d. penguatan perolehan temuan-temuan eksperimen dengan diskusi tanya jawab atau tugas
e. pengambilan kesimpulan
Hasil Belajar siswa dalam
pembelajaran IPA Meningkat
Gambar 1
Kerangka berpikir
2.4
Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian karena hanya berdasarkan
teori. Jawaban sebenarnya adalah berdasar pengalaman yang diperoleh dari hasil penelitian.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
15
Penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan Hasil belajar siswa tentang
menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak
benda bagi siswa kelas IV SDN Ngadirejo 03 semester 2 tahun 2011/2012.
Download