MODUL PERKULIAHAN INTEGRATED MARKETING COMMUNICATIONS 2 STRATEGI MEDIA & PENENTUAN MEDIA PRIMER DAN SEKUNDER Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Advertising & Marketing Communications Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 10 MK43009 Sari Widuri, SE, MSi. Abstract Kompetensi Modul ini membahas tentang strategi media serta proses penentuan media primer dan sekunder. Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mengetahui dan memahamimengenai strategi media serta proses penentuan media primer dan sekunder. STRATEGI MEDIA Kategori dan sarana media dipilih dengan tujuan membangun ekuitas jangka panjang suatu merek. Memilih media dan sarana, dalam berbegai kaitan, merupakan yang paling sulit dari semua keputusan komunikasi pemasaran karena banyaknya keputusan yang harus dibuat. Selain menentukan kategori media umum mana yang akan digunakan (misalnya televisi, radio, majalah), perencana media juga harus memilih sarana khusus dalam setiap media dan memutuskan mengalokasikan anggaran yang ada diantara berbagai alternatif media dan sarana. Keputusan lainnya meliputi penentuan kapan akan memasang iklan, memilih lokasi geografis tertentu dan memutuskan bagaimana mendistribusikan anggaran secara berkelanjutan. Perencanaan media meliputi proses penyusunan rencana penjadwalan yang menunjukan bagaimana waktu dan ruang periklanan akan mencapai tujuan pemasaran. Strategi Pemasaran menyeluruh (terdiri dari identifikasi pasar sasaran dan seleksi bantuan pemasaran) memberi tekanan dan arah pilihan pemasangan iklan serta strategi media. Strategi periklanan yang meliputi tujuan periklanan, anggaran, dan pesan serta strategi media secara alamiah biasanya lebih luas dari keseluruhan strategi pemsaran. Strategi media perlu dikembangkan dari strategi media yang lebih umum. Strategi media itu sendiri terdiri dari empat kegiatan yang saling berkaitan. Diantaranya: 1. Memilih Audiens 2. Menspesifikasi tujuan media 3. Memiih Kategori media dan sarana 4. Membeli media ‘13 2 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Memilih Audiens Sasaran dan Media Pertama yang harus dipenuhi agar strategi media berhasil adalah menetukan audiens sasaran. Kegagalan untuk mengidentifikasi audiens dengan tepat dapat menyebabkan hilangnya exposure, yaitu, beberapa calon nonpembeli dihadapkan pada iklan-iklan sementara beberapa calon utama ( yaitu, pasangan-pasangan tanpa anak yang tinggal di rumah) sebagai sasaran utamanya dari usaha pemasangan iklan. Empat faktor utama yang digunakan untuk mensegmentasi audiens sasaran dalam strategi media adalah : Geografis, Demografis, Pemakaian produk (misalnya, pemakai produk berat, sedang, dan ringan) dan Gaya hidup /psikografis. Informasi tentang pemakaian produk bila ada umumnya menyediakan dasar yang paling berarti untuk mensegmentasi audiens sasaran. Kedua dari strategi media adalah menentukan tujuan khusus. Lima tujuan berikut merupakan dasar perencanaan media: jangkauan, frekuensi, bobot, kuantitas, dan biaya. Para perencana media harus mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut: 1. Jangkauan (Berapa jumlah audien sasaran yang harus melihat, membaca, atau mendengar pesan periklanan selama masa tertentu? Presentase audiens sasaran yang diekspos sekurang-kurangnya satu kali dengan pesan pemasangan iklan selama jangka waktu tertentu ( biasanya empat minggu ) disebut jangkauan (reach). Dengan Kata lain, jangkauan merepresentasikan atau lebih selama periode waktu empat minggu. Ada beberapa cara faktor yang menentukan jangkauan kampanye pemasangan iklan. Secara umum, jika suatu jadwal media menggunakan media ganda dan bukan media tunggal, maka lebih banyak orang yang akan dijangkau. Pada umumnya, semakin banyak media yang digunakan, semakin besar kesempatan suatu pesan iklan sampai kepada orang-orang yang perilaku medianya berbeda. Jangkauan itu sendiri merupakan tujuanyang tidak memadai untuk perencanaan media karena tidak bisa menyatakan sesuatu mengenai ‘13 3 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id seberapa sering pelanggan sasaran dihadapakan pada pesan pemasangan iklan. Karenanya, frekuensi exposure periklanan juga harus dipertimbangkan. 2. Frekuensi (Seberapa seringkah audiens sasaran harus dihadapkan pada periklanan selama ini?) Jumlah waktu, secara rata-rata, dalam periode empat minggu dimana para anggota audiens sasaran diekspos kepada sarana media (melihat, membaca, atau mendengar) yang termasuk dalam jadwal media tertentu disebut sebagai frekuensi rata-rata (atau hanya frekuensi). 3. Bobot (Seberapa banyakkah periklanan total yang diperlukan selama massa tertentu untuk mencapai tujuan jangkauan dan frekuensi) Tujuan ketiga dalam perumusan rencana media adalah menentukan berapa bobot periklanan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan periklanan. Gross Rating Points atau GRPs merupakan indikator jumlah bobot kotor, atau hanya bobot, yang dapat disampaikan jadwal periklanan tertentu. Istilah Gross adalah kuncinya. Jumlah GRPs menunjukkan gross coverage atau duplicated audience yang diekspos terhadap jadwal periklanan tertentu bandingkan dengan istilah-istilah ini dengan istilah-istilah alternatif yang diberikan sebelumnya untuk jangkauan-yaitu, net coverage atau unduplicated audience. Dalam praktik periklanan, para perencana media melakukan pembelian media dengan merumuskan berapa banyak GPRs yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Walaupun demikian, karena distribusi frekuensi tidak diketahui sebelum fakta (yaitu, pada saat jadwal media ditentukan), para perencana media membutuhkan cara lain untuk menentukanberapa banyak GRPs yang akan dihasilkan dari jadwal tertentu. Dalam kenyataanya, ada cara sederhana untuk membuat penentuan ini. GRPs dipastikan dengan hanya menjumlahkan peringkat yang diperoleh setiap sarana yang termasuk dalam jadwal media prospektif. Ingatlah, GRPs tidak lebih dari jumlah semua peringkat sarana dalam jadwal media. ‘13 4 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Jadwal media alternatif biasanaya dibandingkan dalam batas-batas jumlah GRPs yang dihasilkan oleh masing-masing jadwal tersebut. Akan tetapi, juga penting utnuk diketahui jika semakin besar GRPs tidak langsung menunjukkan keunggulan. Jangkauan effective (effective reach) didasarkan pada ide bahwa suatu jadwal periklanan hanya akan efektif nila dapat menjangkau para anggota audiens sasaran waktu yang tidak terlalu singkat atau terlalu lama. Dengan kata lain, ada rentang exposure optimum teoritis terhadap suatu iklan dengan batas minimum dan maksimum. Tetapi apa yang menunjukkan exposure yang terlalu singkat atau terlalu lama? Ini merupakan salah satu isu yang paling rumit dalam semua periklanan, Satusatunya pernyataan yang dapat dibuat dengan pasti ialah “Tergantung”. 4. Kontinuitas (Bagaimana anggaran periklanan harus dialokasikan sepanjang waktu?) Tujuan umum keempat yang harus dipenuhi oleh perencana media adalah waktu pemasangan iklan. Kontinuitas (continuity) meliputi bagaimana periklanan dialokasikan selama ditayangkannya suatu kampanye periklanan. Isu dasarnya adalah haruskah anggaran ini dihabiskan dalam periode yang terkonsenterasi untuk mencapai pengaruh yang paling banyak atau apakah beberapa jadwal lain diantara kedua ekstrim ini harus digunakan? Biasanya, penentuan apa yang terbaik tergantung pada situasi pasar produk khusus. Meskipun demikian, jadwal periklanan yang seragam umumnya menghasilkan terlalu sedikit bobot periklanan pada suatu waktu. Disisi lain, jadwal yang sangat terkonsenterasi menyebabkan exposure yang berlebihan selama masa tayang iklan dan tidak ditayangkannya iklan pada waktu lainnya. Para pemasang iklan mempunyai tiga alternatif umum yang berhubungan dengan penglalokasian waktu anggaran selama berlangsungnya kampanye: Dalam sebuah Jadwal yang Kontinu Dalam suatu jadeal periklanan yang kontinu, jumlah dolar iklan yang sama atau relatif sama akan diinvestasikan sepanjang kampanye berlangsung. Pulsing jadwal periklanan pulsing, digunakan beberapa iklan selama setiap periode kampanye, tetapi jumlahnya sangat bervariasi dari periode ke periode ‘13 5 Flighting Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam suatu jadwal flighting, pemasang iklan mengeluarkan biaya yang bervariasi selama kampanye dan tidak mengalokasikan biaya pada beberapa bulan. Beberapa praktisi periklanan berpendapat bahwa jadwal periklanan flighted dan pulsed memerlukan biaya media yang sangat besar khususnya biaya iklan di televisi jaringan. Beberapa pemasang iklan, menurut argumen ini, para pemasang iklan secara konsisten sepanjang tahun. 5. Konsep Effective Rating Points (ERPs) Pertimbangan Biaya (Apa cara yang paling murah untuk mencapai tujuan lainnya?) Para perencana media berusaha untuk mengalokasikan anggaran iklan dengan cara efisien dari segi biaya untuk memenuhi tujuan lainnya. Salah satu indikator efisiensi media yang paling penting dan yang digunakan secara universal adalah kriteriia biaya per seribu. Biaya per seribu (CPM= cost per thousand). Pertimbangan penggunaan media dalam manajemen periklanan pada prinsipnya mengikuti logika proses komunikasi, dimana aspek-aspek yang dipertimbangkan diketahui dengan mengacu pada proses komunikasi yang dilakukan lihat skema di bawah ini. Skema Proses Periklanan Dalam Konteks Komunikasi ‘13 6 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Untuk menentukan penggunaan media periklanan (dari segi komposisi media, penjadwalan dan intensitasnya), tolok ukur yang digunakan adalah: Pertimbangan pertama, apa tujuan komunikasi yang ingin dicapai dalam sebuah aktivitas periklanan. Bagaimana efek komunikasi yang diharapkan. Pertimbangan kedua adalah siapa yang menjadi khalayak sasarannya, apa media yang dikonsumsi oleh khalayak sasaran tersebut. Pertimbangan Ketiga, adalah pertimbangan karakteristik pesan iklan yang akan disampaikan. Skema hubungan antara rencana pemasaran (marketing plan), rencana periklanan (advertising plan) dan rencana media (media plan): ‘13 7 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pada akhirnya strategi media perlu disusun agar dapat dipastikan apa yang harus dilakukan dalam memilih media perklanan yang akan digunakan. Penentuan strategi media perlu diintegrasikan dengan tujuan dan strategi pemasaran sebagai acuan serta sejumlah pertimbangan dalam konteks penerapan Integrated sebagaimana dapat dilihat pada skema berikut ini: ‘13 8 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Marketing Communication, PEMILIHAN MEDIA Strategi media disusun melalui serangkaian tahap, untuk menjadi titik tolak pemilihan / seleksi media yang kemudian dilanjutkan dengan merancang komposisi penggunaan media guna mencapai tujuan komunikasi melalui penyampaian pesan. Dalam dunia periklanan dikenal istilah Above The Line (ATL) dan Below The Line (BTL). ATL merupakan media yang berhak mengatur pengakuan dan pembayaran komisi kepada biro-biro iklan, sedangkan BTL tidak memberikannya. Artinya, biro iklan tidak berhak menerima komisi dari biaya operasional dari media-media BTL. Perbedaan lainnya terletak pada sifat media itu sendiri. Sifat ATL merupakan media ‘tak langsung’ yang mengenai audience, karena sifatnya yang terbatas pada penerimaan audience. Sedangkan BTL media yang ‘langsung’ mengena pada audience karena sifatnya yang memudahkan audience langsung mencerap satu produk/pesan saja. Media ATL, antara lain: Surat kabar, Majalah, Televisi, Radio, Media luar ruang (outdoor), Bioskop, dll. Media BTL, antara lain: directmail, katalog, Point of Purchase, Pameran, brosur, dll. Media Primer Dan Sekunder ATL maupun BTL berbeda artinya dengan media primer dan sekunder. Media primer adalah media yang diutamakan dalam sebuah kampanye iklan sedangkan media sekunder adalah media-media yang sifatnya menunjang atau melengkapi. Namun yang diingat adalah semua media ada kekuatan maupun kelemahannya. Jadi tidak bisa menunjuk pada satu media saja yang kita anggap sempurna atau efektif, semua tergantung pada strategi dalam melakukan proses perencanaan media. ‘13 9 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Dalam perencanaan media, media diklasifikasikan menjadi media primer (primary media) danmedia sekunder. 1. Media primer (primery media) Media Primer adalah media utama yang digunakan dalam suatu kampanye periklanan, sedangkan media sekunder adalah media yang digunakan sebagai pendukung dalam kegiatan kampanye tersebut. Konsentrasi pemasangan iklan adalah pada media utama, dengan ukuran dan frekuensi yang tinggi. Ekspos media pada khalayaknya terutama diharapkan dari media utama. Media primer meliputi bahasa, isyarat dengan menggunakan anggota tubuh misalnya mengangguk, melambaikan tangan, dan dengan bahsa tubuh lain dapat mengandung arti, selain itu dapat juga berupa warna dan gambar yang digunakan untuk mengekspresikan pikiran atau perasaan. “pesan terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan berupa pikiran atau perasaan, dan kedua adalah lambing yang berfungsi sebagai media untuk menyalurkannya.” (Effendy, 1996:88) 2. Media Sekunder Media pendukung (sekunder) adalah media yang digunakan untuk melengkapi media utama, dari segi ekspos dan jangkauan. Dengan media pendukung, diharapkan daerah-daerah yang tidak terjangkau (blank spot) dapat diekspos oleh media ini. Media pendukung juga berfungsi memperkuat ekspos dari media utama. Dalam penerapannya, media yang sering digunakan sebagai utama adalah surat kabar dan televisi. Surat kabar digunakan sebagai media utama jika produk yang diiklankan adalah produk teknis yang memerlukan keterangan lengkap secara tertulis, sedangkan televisi digunakan apabila produk yang diiklankan memerlukan demonstrasi cara kerja atau cara penggunaan produk. Media yang sering digunakan sebagai media pendukung adalah majalah dan radio serta media lain yang tergolong media lini bawah. Majalah digunakan sebagai media pendukung karena frekuensinya tidak setinggi surat kabar, tetapi memiliki kemampuan menampilkan gambar berwarna dengan kualitas baik. Sedangkan radio digunakan sebagai media pendukung karena dengan biaya murah, radio mampu membangkitkan ingatan khalayak akan iklan televisi yang pernah dilihatnya. ‘13 10 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Selain itu, dari segi perencanaan anggaran periklanan, media primer biasanya mendapatkan dana yang jauh lebih besar daripada media sekunder. Hal ini disebabkan keberhasilan tujuan periklanan lebih banyak dibebankan/ ditumpukan pada media primer, sedangkan media sekunder hanya sebagai pelengkap untuk memastikan khalayak terjangkau pesan iklan atau mendukung tercapainya target besaran ekspos pesan iklan kepada khalayaknya. Setelah perumusan media primer dan sekunder, langkah selanjutnya adalah menentukan komposisi jenis dan nama media yang dipilih (media mix). DAFTAR PUSTAKA 1. Sandra Moriarty, Nancy Mitchell, & William Wells, Advertising, Edisi ke-8, Jakarta: Kencana, 2011. 2. Don E Schultz,. Strategic Advertising campaign 3. Jerome Jewler, Creative Strategy in Advertising 4. Roman, Kenerth, Jane Maas & Martin Nisenholtz (2005). How To Advertise, Membangun Merek dan Bisnis dalam Dunia Pemasaran Baru, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. 5. Suhandang, Kustadi (2005). Periklanan : Manajemen, Kiat dan Strategi., Nuansa, Bandung. 6. Batey, Ian (2003). Asian Branding : A Great Way To Fly. Alih bahasa, Wahab, Abdul. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta 7. Effendi, Onong (1981). Dimensi – Dimensi Komunikasi, Alumni, Bandung. 8. Durianto,Darmadi, Sugiarto, Anton WW, Hendrawan S (2003), Invasi Pasar dengan Iklan yang Efektif, PT Gramedia Pustaka, Jakarta 9. Widyatama, Rendra (2005). Pengantar Periklanan. Buana Pustaka Indonesia. Jakarta Ries, Al & Jack Trout (2002). POSITIONING : The Battle For Your Mind, PT.Salemba Empat, Jakarta 10. Sutherland, Max & Alice K. Sylvester (2005) Advertising and The Mind of The Consumer: Bagaimana Mendapatkan Untung Berlipat Lewat Iklan yang Tepat. Penerjemah: Setia Bangun. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta ‘13 11 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 11. Hakim, Budiman (2005). Lanturan Tapi Relevan, Dasar-dasar Kreatif Periklanan, Galang Press, Yogyakarta. ‘13 12 Integrated Marketing Communications 2 Sari Widuri, Se, Msi. Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id