Uploaded by User73953

PTM 5. Mikroba Eukariotik

advertisement
1
Pokok Bahasan V
EUKARIOTA
Perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik
Sel prokariotik adalah sel tanpa inti. Sel eukariotik adalah sel yang mengandung
inti. Sel eukariotik memiliki organel lain selain nukleus. Satu-satunya organel yang hanya
ada dalam sel prokariotik adalah ribosom. Ada berapa banyak jenis sel yang berbeda? Ada
banyak jenis sel. Misalnya, di dalam tubuh Anda ada sel-sel darah dan sel-sel kulit dan selsel tulang dan bahkan bakteri. Di sini kita memiliki gambar bakteri dan sel-sel manusia.
Gambar sel bakteri dan manusia
Dua Jenis Sel
Ada struktur dasar sel lain yang hadir di banyak organisme tetapi tidak semua sel
hidup memilikinya yaitu: Nukleus. Nukleus atau Inti sel adalah struktur pada sitoplasma
yang dikelilingi oleh membran (membran nukleus) dan mengandung DNA.
Sel prokariotik
Sel prokariotik adalah sel tanpa nukleus. DNA dalam sel prokariotik ada dalam
dalam sitoplasma dan bukan tertutup dalam membran nukleus. Sel prokariotik ditemukan
dalam organisme bersel tunggal, seperti bakteri, seperti yang ditunjukkan pada Gambar di
bawah. Organisme dengan sel prokariotik disebut prokariota. Mereka adalah jenis
organisme yang pertama berkembang dan hari ini masih menjadi yang paling umum.
Sel Prokariot
2
Gambar tersebut menunjukkan struktur sel prokariotik yang umum yaitu bakteri.
Seperti Sel prokariotik lainnya, sel bakteri ini tidak memiliki inti tetapi memiliki bagian sel
lainnya, termasuk membran plasma, sitoplasma, ribosom, dan DNA. Coba perhatikan
masing-masing bagian ini dalam gambar.
Bakteri pada Gambar di atas adalah sebuah prokariota. Prokariota adalah organisme
mikroskopis yang tidak memiliki inti yang terikat membran atau organel terikat membran.
Beberapa ahli biologi sel menganggap istilah “organel” untuk menggambarkan struktur
terikat membrane saja, sedangkan ahli biologi sel lain mendefinisikan organel sebagai
struktur diskrit yang memiliki fungsi khusus. Prokariota memiliki ribosom, yang tidak
dikelilingi oleh membran tetapi memiliki fungsi khusus, dan karena itu bisa dianggap
organel. Semua fungsi metabolisme yang dilakukan oleh prokariota yang berlangsung di
membran plasma atau sitosol.
Prokariota adalah jenis terkecil dari sel, rata-rata diameter 2-5μm. Meskipun
ukurannya yang kecil, di dalam setiap sel ada bahan kimia dan mesin biokimia yang
diperlukan untuk pertumbuhan, reproduksi, dan akuisisi dan pemanfaatan energi. Fiturfitur umum sel prokariotik adalah:
◦
dinding sel
◦
membran plasma
◦
ribosom
◦
materi genetik
◦
kapsula (sebagian besar, tapi tidak semua)
◦
flagela (sebagian besar, tapi tidak semua)
◦
pili (sebagian besar, tapi tidak semua)
◦
kurangnya kompartementalisasi
◦
plasmid (sebagian besar, tapi tidak semua)
◦
pembelahan biner
Semua prokariota memiliki dinding sel yang menambahkan dukungan struktural,
bertindak sebagai penghalang terhadap kekuatan luar dan sebagai jangkar flagela dengan
tampilan seperti cambuk. Beberapa prokariota memiliki lapisan tambahan di luar dinding
sel mereka yang disebut kapsula, yang melindungi sel ketika ditelan oleh organisme lain,
membantu dalam mempertahankan kelembaban, dan membantu sel menempel ke
permukaan dan nutrisi. Pili adalah struktur seperti rambut pada permukaan sel yang
menempel pada sel-sel bakteri lain atau permukaan.
3
Dalam membran plasma, sitoplasma tidak dibagi oleh membran dalam organel,
kurangnya kompartementalisasi yang paling jelas dalam organisasi materi genetik. Sel
prokariotik hanya berisi sepotong DNA kromosom melingkar tunggal disimpan di daerah
yang disebut dengan nukleoid. Beberapa prokariota juga membawa lingkaran kecil dari
DNA yang disebut plasmid. Plasmid secara fisik terpisah dari, dan dapat mereplikasi
secara
independen
dari,
DNA
kromosom.
Informasi
genetik
pada
plasmid
dipindahtangankan antara sel-sel, yang memungkinkan prokariota untuk berbagi
kemampuan, seperti resistensi antibiotik.
Para ilmuwan telah menemukan bahwa plasmid berfungsi sebagai alat penting
dalam genetika dan laboratorium bioteknologi, umumnya karena kemampuan mereka
untuk memperkuat (membuat banyak salinan) atau untuk mengekspresikan gen tertentu.
Sebagai contoh, plasmid pGLO adalah plasmid rekayasa genetika yang digunakan dalam
bioteknologi sebagai vektor untuk membuat organisme yang dimodifikasi secara genetik.
Reproduksi dalam sel prokariotik adalah dengan pembelahan biner; proses pertumbuhan,
pembesaran dan pembagian. Ini akan dibahas artikel lainnya. Prokariota memiliki
karakteristik yang sangat beragam, yang memungkinkan mereka untuk menahan kondisi
yang berbeda, lingkungan dan sumber daya. Beberapa hidup dalam ketiadaan oksigen,
beberapa di suhu dingin atau panas yang ekstrim, dan beberapa di dasar laut di mana hanya
sumber daya mereka adalah hidrogen sulfida panas, yang keluar dari inti bumi. Mereka
adalah organisme yang spektakuler.
Sel eukariotik
Sel eukariotik adalah sel yang mengandung nukleus. Sebuah sel eukariotik khas
ditunjukkan pada Gambar di bawah ini. Sel eukariotik biasanya lebih besar dari sel-sel
prokariotik, dan mereka ditemukan terutama dalam organisme multisel. Organisme dengan
sel eukariotik disebut eukariota, dan mereka berkisar dari jamur ke manusia.
Sel eukariotik juga mengandung organel lain selain nukleus. Organel adalah
struktur dalam sitoplasma yang melakukan pekerjaan tertentu dalam sel. Organel yang
disebut mitokondria, misalnya, menyediakan energi untuk sel, dan organel yang disebut zat
vakuola tempat penyimpanan di dalam sel. Organel memungkinkan sel-sel eukariotik
untuk melaksanakan fungsi lebih banyak dari yang dilakukan sel prokariotik. Hal ini
memungkinkan sel-sel eukariotik memiliki spesifisitas sel lebih besar dari sel prokariotik.
Ribosom, organel di mana protein dibuat, adalah satu-satunya organel dalam sel
prokariotik.
4
Sel Eukariot
Sel eukariotik, diwakili di sini oleh model sel hewan yang jauh lebih kompleks
daripada sel prokariotik. Sel eukariotik mengandung banyak organel yang melakukan
pekerjaan tertentu. Tidak ada sel eukariotik tunggal memiliki semua organel seperti yang
ditampilkan disini, dan model ini menunjukkan semua organel eukariotik.
Selain memiliki membran plasma, sitoplasma, inti dan ribosom, Sel eukariotik juga
mengandung organel terikat membran lainnya. Setiap organel pada eukariota memiliki
fungsi yang berbeda. Karena tingkat kompleks organisasi mereka, Sel eukariotik dapat
melakukan lebih banyak fungsi daripada Sel prokariotik. Perbedaan utama antara Sel
prokariotik dan eukariotik ditunjukkan pada Gambar di bawah ini dan tercantum dalam
Tabel di bawah ini. Perlu diingat bahwa beberapa sel eukariotik mungkin memiliki
karakteristik atau fitur yang dimiliki sel eukariotik, tetapi yang lainnya mungkin tidak
memiliki, seperti dinding sel.
5
Perbedaan utama antara Sel prokariotik dan eukariotik. Sel eukariotik memiliki
organel terikat membran, yang ditampilkan di sini sebagai mitokondria, sedangkan sel
prokariotik tidak. Nukleoid adalah area di dalam sitoplasma sel prokariotik yang berisi
materi genetik.
6
Perbandingan Sel Prokariotik dan Sel eukariotik
Sel eukariotik memiliki sekitar 10 kali dari prokariota yang umum; mereka
memiliki diameter berkisar antara 10 dan 100 μm sementara prokariota dengan diameter
berkisar antara 1 dan 10μm, seperti yang ditunjukkan pada Gambar di bawah. Para
ilmuwan percaya bahwa eukariota berkembang sekitar 1,6-21 milyar tahun lalu. Fosil
paling awal dari organisme multisel yang telah ditemukan berusia 1,2 miliar tahun.
Perbedaan Struktur Antara Sel Prokariotik dan Sel eukariotik
Keberadaan
Prokariotik
Eukariotik
Membran plasma
Ya
Tidak
Materi genetik (DNA)
Ya
Ya
Sitoplasma
Ya
Ya
Ribosom
Ya
Ya
Nukleus
Tidak
Ya
Nukleolus
Tidak
Ya
Mitokondria
Tidak
Ya
Organel terikat membran lain
Tidak
Ya
Dinding sel
Ya
Beberapa
Kapsula
Ya
Tidak
Flagela
Ya
Ya
Pili
Ya
Tidak
Rata-rata diameter
0.4 – 10 µm
1 – 100 µm
7
Pengertian Eukariota
Eukariota adalah setiap sel atau organisme yang memiliki inti yang didefinisikan
secara jelas. Sel eukariotik memiliki membran inti yang mengelilingi inti, di mana
kromosom yang terdefinisi dengan baik (tubuh yang mengandung materi herediter berada).
Sel eukariotik juga mengandung organel, termasuk mitokondria (alat penukar
energi sel), Golgi (perangkat sekretori), sebuah retikulum endoplasma (sistem kanal-seperti
membran dalam sel), dan lisosom (aparat pencernaan dalam banyak jenis sel).
Eukariota adalah apa yang Anda pikirkan ketika Anda memikirkan “sel”. Ada sel
tanpa inti terorganisir atau organel yang disebut prokariota, tapi tidak di halaman ini.
Kemungkinannya tak terbatas. Eukariota adalah sel yang dapat melakukan apa-apa.
Mereka adalah sel-sel yang telah membantu organisme maju ke tingkat baru spesialisasi di
luar imajinasi. Anda tidak akan berada di sini jika sel-sel eukariotik tidak ada. Apa saja
komponen yang membuat sel eukariotik?
1) Sel eukariotik memiliki inti terorganisir dengan selubung inti. Mereka memiliki
“otak” untuk sel. Mereka memiliki wilayah bijaksana di mana mereka menjaga
DNA mereka. Hal ini juga mengatakan bahwa mereka memiliki “inti sejati.”
Bisakah kita mengatakan itu dengan cara lain?
2) Sel eukariotik biasanya memiliki organel. Mereka mungkin memiliki mitokondria,
mungkin kloroplas, atau retikulum endoplasma. Mereka memiliki bagian-bagian
yang bekerja untuk membuat sel organisme mandiri.
3) Meskipun terbatas dalam ukuran, sel-sel eukariotik bisa sangat besar. Bahkan ada
beberapa contoh yang ekstrim disebut jamur lendir plasmodial yang dapat memiliki
lebar satu meter. Sel berinti banyak (multinukleat) dan itu akan besar. Umumnya,
sel-sel eukariotik beberapa ratus kali ukuran sel prokariotik.
4) Sel eukariotik memiliki hal-hal ekstra dan bagian tambahan yang terpasang. Karena
mereka memiliki organel dan DNA terorganisir mereka yang mampu membuat
bagian-bagian. Salah satu contoh adalah flagela (struktur seperti ekor untuk
membantu bergerak). Mereka juga bisa membuat silia (rambut kecil yang
membantu sel bergeser melalui air). Pada bagian invertebrata, kita berbicara
tentang nematosit sel dengan tombak kecil untuk menangkap mangsa.
8
Sel prokariotik adalah sel tanpa inti. Sel eukariotik adalah sel yang mengandung inti.
Sel eukariotik memiliki organel lain selain nukleus. Satu-satunya organel yang hanya ada
dalam sel prokariotik adalah ribosom, yaitu sebagai organel penghasil enzim peroksisom,
atau sebagai protein ribosom.
9
Sel Eukariotik
Sel eukariotik merupakan sel penyusun struktur makhluk hidup yang memiliki ciri
khas mumiliki membrane inti. Organel penyusun sel eukariotik terdiri atas mitokondria,
badan golgi, plastida, badan mikro, retikulum endoplasma, lisosom, setriol, sitokleton,
ribosom dan inti sejati.Organelorganel di dalam sel memiliki peran yang sangat penting
bagi kelangsungan hidup sel tersebut. Setiap organel di dalam sel memiliki fungsi yang
berbeda - beda.
Berikut ini akan diuraikan tentang struktur dan fungsi :
a. Membran Sel
Sel memiliki struktur khusus yang berfungsi untuk memisahkan isi sel dengan
lingkungan luarnya, struktur ini dinamakan membrane plasma atau membran sel. Membran
plasma ini memiliki ketebalan antara 5 sampai 10 nm (nanometer), oleh karena itu hanya
dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Membran sel memiliki beberapa fungsi, antara
lain yaitu:
Sebagai pembungkus isi sel dan membentuk sistem endomembran di dalam sel, misalnya
retikulum endoplasma, aparatus Golgi, dan lisosom.
Menyediakan selaput atau penghalang yang bersifat selektif permeabel. Membran sel
berfungsi untuk menyaring masuknya zat-zat ke dalam sel sehingga tidak semua zat dapat
menembus membran sel.
Sebagai sarana transpor larutan dari dan ke dalam sel. Membran sel berfungsi dalam
membantu memasukkan dan mengeluarkan senyawa – senyawa tertentu dari dan ke dalam
sel.
Merespons terhadap sinyal dari luar. Pada membran sel terdapat protein integral yang
berfungsi sebagai reseptor untuk menerima sinyal dari lingkungan sel.
Untuk interaksi interseluler. Protein - protein membran sel dan glikoprotein sebagai
perantara sel untuk berinteraksi dengan sel lain atau dengan lingkungan luarnya.
Tempat aktivitas biokimiawi. Beberapa reaksi kimia dikatalisis oleh protein integral
membran yang berfungsi sebagai katalisator.
Untuk transduksi energi. Membran dalam (inner membrane) kloroplas berfungsi untuk
mengubah energi cahaya menjadi energi kimia dalam proses fotosintesis.
b. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan sel yang dibungkus oleh membrane plasma. Sitoplasma
mengandung gula, asam amino, lemak,ion-ion dan senyawa kimia lain yang digunakan
untuk metabolisme sel. Di dalam sitoplasma terdapat membran intrasel yang membungkus
10
organel sel, misalnya membran yang membungkus mitokrondria, kloroplas, lisosom,
peroksisom, retikulum endoplasma, dan badan Golgi.
Bagian sitoplasma yang berada di antara organel dinamakan sitosol. Volume sitosol
lebih kurang 50% dari volume sel. Di dalam sitosol juga terdapat protein dan enzim-enzim
untuk reaksi kimia.
c. Mitokondria
Ukuran mitokondria bervariasi, tetapi rata-rata ukuran diameternya antara 0,2 - 0,7
mikrometer (µm) dan panjangnya antara 1 - 4 mikrometer. Ukuran mitokondria ini hampir
sama dengan ukuran bakteri yang menunjukkan salah satu bukti evolusi bahwa
mitokondria merupakan bakteri yang bersimbiosis dengan sel eukoriotik. Bentuk
mitokondria bervariasi, tergantung dari jenis selnya, misalnya pada sel-sel awal embrio,
bentuk mitokondrianya bulat atau oval, sedangkan pada sel-sel lain bentuknya seperti
gelendong dan ada juga yang berbentuk pipa. Karena ukurannya yang relatif besar
mitokondria dapat terlihat cukup jelas di bawah mikroskop cahaya. Pada umumnya,
mitokondria tersebar secara acak di dalam sel dan cenderung berkumpul pada bagian sel
yang banyak memerlukan energi, misalnya di sekitar gelendong pembelahan, atau di
sekitar membran yang melakukan endositosis. Jumlah mitokondria di dalam sel bervariasi
tergantung dari jenis sel, spesies organisme, dan keadaan fisiologi sel. Selsel yang
metabolismenya aktif banyak mengandung mitokondria dibandingkan sel-sel yang tidak
aktif.
Mitokondria memiliki kelenturan yang tinggi sehingga bentuknya dapat berubah-ubah
dari waktu ke waktu. Selain itu, mitokondria mampu bergerak atau berpindah dari satu
tempat ke tempat lain dalam sitoplasma. Bagian-bagian utama mitokondria dibedakan
menjadi dua, yaitu bagian selaput atau membran dan bagian matriks. Membran
mitokondria ada dua yaitu membran luar dan membran dalam. Antara membran dalam dan
membran luar terdapat ruang antarmembran yang berisi berbagai macam enzim. Membran
luar mitokondria lebih tipis dari pada membrane dalam yaitu kurang dari 6 nanometer,
sedangkan membran dalam berukuran antara 6 - 8 nanometer. Membran dalam
mitokondria membentuk juluran-juluran ke arah matrik sehingga memperluas permukaan
dalamnva. Iuluran membran ke arah matriks ini dinamakan tristae. Matriks mitokondria
merupakan bagian mitokondria yang menyerupai gel. Di dalam matriks mitokondria
terdapat ribosom, DNA, RNA dan beberapa protein yang larut dalam air serta filamen, dan
granul.
11
Pada membran dalam (inner membrane) mitokondria terdapat beberapa jenis protein
yang terlibat dalam proses pembentukan ATP. Di dalam sel, ATP merupakan molekul
berenergi tinggi yang akan digunakan untuk metobolisme sel. Selain berfungsi
menghasilkan energi dalam bentuk ATP, mitokondria juga berfungsi sebagai tempat
penyimpanan ion kalsium di dalam sel. Ion-ion ini disimpan dalam suatu badan khusus
yang dinamakan granul. Mitokondria di dalam sel mampu menggandakan diri, sehingga
jumlahnya dapat bertambah sesuai dengan kebutuhan energi sel.
d. Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE) merupakan bentukan membran yang sangat berlipat-lipat
membatasi suatu ruangan yang disebut lumen (sisterna). Antara lumen RE dengan sitosol
hanya dipisahkan oleh selapis membran sehingga memudahkan terjadinya pertukaran zat
antara lumen RE dengan sitosol. Berdasarkan ada tidaknya ribosom yang menempel pada
permukaan luar membran, RE dibedakan menjadi dua, yaitu Retikulum Endoplasma Halus
(Smooth Endoplasmic Reticulumi /SER) dan Retikulum Endoplasma Kasar(Rough
Endoplasmic Reticulum / RER). Pada RER permukaan luar membrannya banyak ditempeli
oleh ribosom.sebaliknya pada SER permukaan luar membrannya tidak ditempeli oleh
ribosom. RER banyak dijumpai pada sel-sel yang aktif mensekresikan protein misalnya sel
– sel pancreas, kelenjar ludah, dan kelenjar lainnya.
Protein yang dihasilkan dari RER antara lain adalah protein yang disekresikan keluar
sel, protein integral membran, protein-protein khusus di dalam organel, seperti protein di
dalam Golgi, lisosom, endosom, dan vakuola, makanan pada sel tumbuhan. SER banyak
ditemukan pada otot rangka, tubulus ginjal, dan kelenjar endokrin yang mensekresikan
hormon steroid.
SER mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
Sintesis hormon steroid pada sel-sel kelenjar endokrin pada gonad dan adrenal.
Detoksifikasi di dalam hati yang melibatkan beberapa molekul penting di dalam sel hati.
Melepaskan glukosa dari glukosa-6-fosfat di dalam sel-sel hati.
Sebagai tempat melekatnya granul-granul yang berisi glikogen pada sel-sel hati.
Tempat menyimpan ion-ion kalsium di dalam sisterna yang akan dikeluarkan jika ada
rangsangan yang menyebabkan pengeluaran ion kalsium, misalnva kontraksi otot.
e. Aparatus Golgi atau Kompleks Golgi.
Aparatus Golgi (AG) atau Kompleks Golgi pertama kali ditemukan oleh Camilio Golgi
tahun 1898 di dalam sitoplasma sel saraf. AG dijumpai hampir pada semua sel tumbuhan
dan sel hewan. Organel ini terdiri atas setumpuk saku-saku pipih yang masing-masing
12
dibatasi oleh selapis membran. Dengan menggunakan mikroskop elektron, tampak bahwa
AG tersusun atas tiga bentukan membran, yaitu:
(1) kantung-kantung pipih yang disebut sisterna atau sakulus, kantung – kantung
pipih tersebut tersusun bertumpuk membentuk diktiosom,
(2) vesikel-vesikel kecil berdiameter kurang lebih 50 mikrometer yang terletak pada
sisi yang berbatasan dengan RE, vesikel ini dinamakan vesikel tiansisi atau
vesikel peralihan, fungsi vesikel adalah membawa protein dan lipid dari RE ke
AG dan dari sakulus satu ke sakulus lainnya,
(3) vesikel besar yang terletak pada sisi yang berhadapan dengan membrane plasma,
vesikel ini dinamakan vesikel sekretori,vesikel sekretori adalah membawa protein
atau lipid yang telah mengalami Pemrosesan di dalam lumen sakulus.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa AG tidak hanya berfungsi sebagai alai
transport materi ke luar sel. Akan tetapi banyak reaksi yang berlangsung di dalam lumen
AG, antara lain proses biosintesis- glikoprotein dan glikolipid yang dikatalisis oleh enzim
glikosil transferase, kedua proses ini sering dinamakan glikosilasi. Di dalam AG juga
terjadi proses penambaKan gugus sulfat pada karbohidrat yang dikatalisis oleh enzim
sulfat tansferase. Seiain itu, di dalam lumen AG terjadi proses sintesis proteoglikan yang
merupakan komponen matriks ekstra sel. Pada sel tumbuhan yang sedang membelah, AG
berperanan dalam pembentukan komponen dinding sel yang baru.
Molekul-molekul protein dan lipid yang telah mengalami modifikasi kimiawi di dalam
lumen AG akan di packing oleh membran Golgi dan ditransfer dalam bentuk vesikel. ‘
Ada tiga macam protein yang dihasilkan oleh Golgi, antara lain:
protein membran inti, membran plasma dan protein membran organel
protein sekretori yang disimpan dalam bentuk vesikel
protein enzim yang disimpan dalam vesikel (lisosom)
f. Lisosom
Lisosom pertama kali ditemukan pada tahun 1949 oleh De Duve di dalam serpihan selsel hati. Organel ini berbentuk semacam kantung yang berisi enzim hidrolitik. Selama
masih terbungkus membran, enzim hidrolitik bersifat stabil. Terdapat lebih kurang 40
macam enzim hidrolitik yang ditemukan di dalam lisosom. Enzim-enzim tersebut meliputi
protease,nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase dan sulfatase. Enzim – enzim
tersebut hanya akan dapat bekerja optimal pada pH sekitar 5.membran lisosom
mengandung protein transfer untuk membawa hasil pencernaan ke sitosol. Membran
13
lisosom tidak akan tercerna oleh enzim yang dikandungnya sendiri karena kandungan
karbohidrat yang tinggi pada membrannva.
Lisosom tergolong organel yang polimorfik karena memiliki bentuk dan ukuran yang
bervariasi. Ada empat macam bentuk lisosom, yaitu satu macam lisosom primer dan tiga
macam lisosom sekunder. Lisosom primer adalah lisosom yang baru terbentuk dari AG
dan belum berfusi (bergabung) dengan materi yang akan dicerna. Lisosom sekunder ada
tiga macam,yaiitu:
heterofagosom, merupakan gabungan antara lisosom primer dengan fagosom,
Sitolisosom merupakan gabungan antara lisosom primer dengan autosom,
Badan residu, adalah vakuola yang berisi sisa materi yang tidak tercerna
Fungsi utama lisosom adalah untuk pencernaan intra sel. Materi yang dicerna oleh
lisosom dapat berasal dari luar sel atau dari dalam sel itu sendiri. Materi dari luar sel
masuk ke dalam sitoplasma melalui pinositosis dan fagositosis. Pencernaan intra sel selalu
terjadi di dalam lisosom, enzim, hidorolitik tidak pernah keluar dari dalam lisosom
sehinggan pencernaan berlangsung optimal. Akan tetapi, jika membran lisosom pecah,
maka enzim hidrolitik pada lisosom akan keluar dan mencerna sel itu sendiri.
Beberapa peran lisosom antara lain adalah:
◦
perombakan organel sel yang telah tua
◦
proses metamoifosis pada katak, misalnya menyusutnya ekor pada berudu
karena dicerna oleh enzim katepsin di dalam lisosom
◦
pemulihan ukuran uterus setelah kehamilan
◦
proses fertiliasi, dimana bagian kepala sperma yang dinamakan akrosom
mengandung enzim hialuronidase untuk mencerna zona pelusida pada sel telur.
Hasil pencernaan lisosom, seperti asam amino, glukosa dan nukleotida mampu menembus
membran lisosom menuju sitosol. Membran lisosom selanjutnya akan
dikembalikan
menuju membran plasma melalui proses eksositosis. pencernaan bagian - bagian sel yang
telah tua dinamakan autofagi.
g. Badan Mikro
- Peroksisom
Organel ini ditemukan pada sel hewan, sel tumbuhan tertentu maupun sel ragi.
Peroksisom pertama kali ditemukan oleh De Duve dan kawan-kawannya pada tahun 1965
di dalam sel-sel hati. Di dalam peroksisom ditemukan beberapa macam enzim oksidase
dan enzim katalase. Oleh karena enzim - enzim ini berperan dalam pembentukan katalase.
oleh karena enzim - enzim ini berperan dalam pembentukan dan pembongkaran hidrogen
14
peroksida(H2O2) , maka organel tersebut dinamakan peroksisom.Pada sel tumbuhan,
fungsi organel ini berkaitan dengan siklus glioksilat sehingga dinamakan glioksisom.
Di dalam sel, peroksisom berbentuk bulat telur dengan diameter kurang lebih antara 0,5
- 0,7 mikrometer, hanya dibungkus oleh selapis membran. Jumlah peroksisom untuk tiap
sel bervariasi antara 70-700. Peroksisom memiliki kemampuan untuk membelah diri
sehingga dapat membentuk peroksisom anak. Protein dan lipid yang diperlukan ditransfer
dari sitosol. Selain berfungsi untuk pembentukan dan perombakan H2O, menjadi substrat
organik dan H2O, peroksisom juga berfungsi untuk merombak asam lemak yang tersimpan
dalam biji menjadi glukosa untuk proses perkecambahan.
- Glioksisom
Glioksisom merupakan badan mikro yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan.
Diameter glioksisom antara 0,5 sampai 1,0 mikrometer. Sedangkan peroksisom merupakan
badan mikro yang ditemukan baik pada sel hewan maupun sel tumbuhan. Glioksisom
banyak ditemukan pada biji-bijian yang berperan sebagai tempat menyimpan asam lemak
untuk pembentukan energi dalam Proses perkecambahan.
Salah satu proses utama pada biji yang sedang mengalami perkecambahan adalah
perubahan dari asam lemak dalam glioksisom, menjadi karbohidrat atau disebut
glukoneogenesis.
Penguraian asam lemak menjadi asetil ko-A selanjutnya berubah
menjadi oksaloasetat untuk membentuk sitrat. Asam sitrat yang terbentuk akan diubah
menjadi glukosa melalui serangkaian reaksi enzimatis yang terdapat di dalam glioksisom.
h.Ribosom
Ribosom merupakan salah satu organel tidak bermembran yang ditemukan pada semua
sel, baik sel prokariotik maupun eukariotik. Pada eukariotik , organel ini terdapat pada
sitoplasma, menempel pada permukaan luar retikulum endoplasma, didalam metriks
mitokondria dan didalam stroma kloroplas.
Ribosom terdiri atas dua sub unit yaitu sub unit besar darn sub unit kecil. Kedua sub
unit ini akan berfusi jika proses translasi berlangsung. Sub unit ribosom dinyatakan dengan
satuan S (Svedberg) yang merupakan nama penemunya, satuan ini menunjukkan kecepatan
pengendapan pada saat sub unit tersebut disentrifugasi, misalnya sub unit kecil dan sub
unit besar ribosom pada eukariotik adalah 40S dan 60s. Komponen penyusun besar
ribosom terdiri atas protein ribosom dan ARN ribosom (ARN-r). Protein ribosom disintesis
oleh bebas yang terdapat di dalam sitoplasma, sedangkan ARN-r ditranskripsi di dalam
anak inti (nukleous).
15
Organel ini merupakan tempat berlangsungnya penerjemahan (translasi) kodon (kode
genetik) yang dibawa ARN-duta (ARN-d). Hasil translasi ini adalah polipeptida.
Polipeptida hasil translasi pada RER akan dikirim dan diolah di dalam AG menjadi protein
membran, dan enzim lisosom, atau disekresikan ke luar sel melalui vesikel. Sedangkan
polipeptida hasil translasi pada ribosom bebas dikirim ke mitokondria, sebagai enzim
peroksisom, atau sebagai protein ribosom.
i. Sitoskeleton
Di dalam sitosol juga ditemukan adanya sitoskeleton yang tersusun atas mikrotubulus,
mikrofilamen dan filamen intermediat. Sitoskeleton berfungsi untuk menyokong bentuk sel
dan memungkin terjadinya gerakan-gerakan organel di dalam sitoplasma. Mikrotubulus
ada yang Ietaknya terbenam di dalam sitosol, dinamakan mikrotubulus sitoplasmik dan ada
juga yang berfungsi sebagai penyusun organel , sepe’rti silia, flagela, dan sentriol.
Mikrofilamen merupakan protein koneaktil yang berfungsi untuk pergerakan di dalam
sitoplasma, misalnya aliran sitoplasma sel tumbuhan dan gerak amoeboid pada leukosit.
Mikrotubulus
Mikrotubulus tersusun atas molekul protein tubulin. Ada dua jenis protein tubulin
penyusun tubulin, yaitu tubulin ? dan tubulin ?. Setiap mikrotubulus tersusun atas 13
protofilamen yang tersusun paralel mengelilingi suatu sumbu. Ada dua macam
mikrotubulus di dalam sel yang dibedakan atas stabilitasnya, yaitu mikrotubulus stabil dan
mikrotubulus labil. Contoh mikrotulus stabil adalah pembentuk silia dan flagela.
Sedangkan mikrotubulus labil contohnva mikrotubulus pembentuk gelendong pembelahan.
Mikrotubulus sitoplasmik didalam sel berfungsi sebagi keranga dalam yang menetukan
bentuk sel dan untuk transfer molekul di dalam sel. Mikrotubulus ini berbentuk serabut
tunggal dengan diameter lebih kurang 25 nanometer. Beberapa organel yang tersusun dari
mikrotubulus adalah sentriol, silia dan flagella.
Mikrofilamen
Mikrofilamen biasanya banyak terdistribusi dibawah permukaan membrane plasma.
Panjang mikrofilamen bervariasi, dengan diameter lebih kurang 7 µm. Mikrofilamen
tersusun atas protein, terutama aktin dan miosin. Hampir semua jenis sel hewan
mengandung aktin. Aktin dan miosin banyak ditemukan terutama pada sel otot, dengan
komposisi miosin yang lebih sedikit dibandingkan aktin. Kedua jenis protein ini berperan
untuk pergerakan, misalnya aliran sitoplasma pada sel tumbuhan (siklosis), dan gerak
amoeboid pada Protozoa.
Filamen lntermediet
16
Filamen intermediet memiliki diameter antara 8-10 pm, berbentuk pembuluh, tersusun
atas 4-5 protofilamen yang tersusun melingkar, bersifat liat, stabil, dan tersusun atas
protein fibrosa. Sebagaian besar filamen intermediet berfungsi untuk menyokong sel dan
inti sel. Letak filamen inibiasanya terpusat disekitar inti. Pada sel epitel, filamen
intermediet membentuk anyaman yang berfungsi untuk menahan tekanan dari luar. Contoh
filamen entermediet antara lain adalah kertin, vimentin, neurofilamen, lamina nuclear, dan
keratin.
j. Nukleus
Pada sel eukariotik, materi intinya telah diselubungi oleh suatu membran dan
membentuk struktur inti sel atau nukleus. Bagian –bagian yang menyusun inti sel antara
lain adalah membran inti, pori membran,matriks inti sel (matriks), kromatin atau
kromosom, dan anak inti (nukleolus). Pada umumnya, inti sel berbentuk bulat, tetapi ada
juga yang bentuknya seperti gelendong. Sel eukariotik umumnya memiliki satu inti sel,
tetapi ada juga beberapa jenis sel yang memiliki inti lebih dari satu.
Berikut ini uraian tentang bagian-bagian penyusun inti sel.
Membran inti
Membran inti terdiri atas dua lapis, yaitu membran luar (membran sitosolik) dan
membran dalam (membran nukleo-plasmik). Di antara kedua membran tersebut terdapat
ruangan antar membran (perinuklear space) selebar 10 - 15 nm. Membran luar inti
bertautan dengan membran ER. Pada membran inti juga terdapat enzim-enzim seperti yang
terdapat pada membran ER, misalnya sitokrom, transferase, dan glukosa-6-fosfatase.
Permukaan luar membran inti juga berikatan dengan filamen intermediet yang
menghubungkannya dengan membran plasma sehingga inti terpancang pada suatu tempat
di dalam sel.
Pori Membran Inti
Pada membran inti terbentuk pori-pori sebagai akibat pertautan antara membran luar
dan membran dalam inti. Diameter pori berkisar antara 40 - 100 nm. Jumlah pori membran
inti bervariasi tergantung dari jenis sel dan kondisi fisiologi sel. Fungsi pori membrane inti
ini, antara lain sebagai jalan keluar atau masuknya senyawa – senyawa dari inti dan
menuju inti, misalnya tempat keluarnya ARN – duta dan protein ribosom.
Pori membran inti dikelilingi oleh bentukan semacam cincin (anulus) yang bersamasama dengan pori membentuk kompleks pori. Bagian dalam cincin membentuk tonjolantonjolan ke arah lumen pori. Pada bagian tengah pori terdapat sumbat tengah (central
plug).
17
Matriks Inti (nukleoplasma)
Komponen utama dari matriks inti adalah protein vang kebanyakan berupa enzim dan
sebagian adalah protein structural inti.Matriks inti diduga ikut berperan dalam proses –
proses pada materi inti, misalnya transkripsi, replikasi DNA, dan proses –proses lainva di
dalam inti.
Materi Genetik
Bagian utama dari sebuah inti sel adalah materi genetik. Semua aktivitas di dalam sel
dikendalikan oleh materi genetik. Pada waktu interfase, materi genetik dinamakan
kromatin. Benang benang kromatin ini akan mengalami pemampatan (kondensasi) pada
saat sel akan membelah. Kromatin yang mengalami kondensasi ini dinamakan kromosom.
Hasil analisis kimia menunjukkau, bahwa kromatin tersusun atas DNA, RNA, protein
histon dan protein nonhiston.
Anak Inti (Nukleolus)
Nukleolus banyak ditemukan pada sel-sel yang aktivitas . sintesis proteinnya tinggi,
misalnya pada neuron, oosit, dan kelenjar. Di dalam inti, nukleolus tampak sebagai suatu
struktur yang merupakan tempat pembentukan dan penyimpanan prekusor ribosom dan
pembentukan sub unit ribosom. Selain itu, struktur ini merupakan tempat terjadinya proses
transkripsi gen ARN ribosom (ARN-r).
k. Sentriol
Sentriol merupakan organel sel berbentuk silindris dengan diameter lebih kurang 2 pm
(mikrometer) dan panjang lebih kurang 4 ptm. Di dalam setiap sel mengandun sepasang
sentriol yang letaknya saling tegak lurus dekat inti sel. sentriol berfungsi sebagai bahan
pembentuk sillia dan flagella , persis dengan sentriol. Jadi, selain sebagai komponen
penyusun sentrosom, sentriol berfungsi sebagai tubuh basalis.
i. Silia dan Flagela
Kedua organel ini berfungsi sebagai alat pergerakan sel yang letaknya berada pada
permukaan luar membran sel. Baik silia maupun flagella memiliki struktur yang sama,
yaitu memiliki sumbu yang dinamakan aksonem. Struktur aksonem sangat kompleks
karetra tersusun atas mikrotubulus dan protein. Jumlah silia pada umumnya banyak,
sedangkan jumlah flagela hanya satu atau dua. Silia berukuran lebih halus dan lebih
pendek dari pada flagela. Berbeda dengan sentriol, silia dan flagella dibungkus oleh
membran. Membran silia dan flagela merupakan perluasan dari membran sel.
18
Sel Eukariotik pada Fungi
Jamur atau fungi merupakan salah satu makhluk hidup yang memiliki sel eukariotik
dan tidak asing bagi kita. Karakteristik lain yang dimiliki adalah tidak memiliki klorofil,
heterotrof, bertahan hidup sebagai saprofit parasit, maupun bersimbiosis dengan makhluk
hidup lain. Selain memiliki sifat merugikan, jamur juga memiliki beragam manfaat
misalnya jamur saprofitik dalam dunia industri seperti jamur yang membantu dalam
pembuatan anggur, bir, dan produksi antibiotik pennisilin.
Beberapa fungi, meskipun saprofitik dapat juga menyuburkan inang yang hidup, lalu
tumbuh disana sebagai parasit. Sebagai parasit mereka menimbulkan penyakit pada
tumbuhan, hewan, dan manusia. Akan tetapi, diantara sekitar 500.000 spesies cendawan,
hanya kurang lebih 100 yang patogen terhadap manusia ( Michael, 2005). Fungi memiiki
sifat diformisme artinnya mereka dapat dalam bentuk uniselular seperti khamir maupun
bentuk benang (filamen) seperti halnya kapang. Fase khamir ini timbul bilamana
organisme itu hidup sebagai parasit maupun patogen dalam jaringan, sedangkan bentuk
kapang terjadi apabila organisme ini merupakan saprofit di tanah atau dibiakkan dalam
medium di laboratorium. Nampaknya sifat diaformis inilah yang menjadi dasar dalam
identifikasi di laboratorium.
Morfologi
Khamir memiliki bentuk yang amat beragam namun pada umumnya memiliki ukuran
yang lebih besar dari bakteri. Ukuran khamir berkisar antara 1 sampai 5µm lebar dan
panjangnya dari 5 sampai 30µm atau lebih ( Michael, 2005). Bentuk umum dari khamir
adalah berbentuk telur, namun beberapa ada yang memanjang dan membulat. Setiap
spesies memiliki bentuk yang khas , namun sekalipun dalam biakan murni terdapat variasi
ukuran dan bentuk sel-selnya tergantung pada umur dan lingkungannya. Khamir tidak di
lengkapi dengan flagelum atau organ gerak lainnya.
Tubuh atau talus suatu kapang terdiri dari dua bagian utama yaitu misellium dan spora.
Misellium merupakan gabungan filamen yang dinamakan hifa. Setiap hifa lebarnya 5
sampai 10 µm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya berdiameter 1µm. terdapat
tiga macam morfologi hifa yaitu:
 Asepta atau senosit, hifa ini memiliki karakteristik tidak memiliki dinding sekat
atau septum.
 Septat dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa menjadi ruang-ruang atau
sel-sel
berisi nukleus tunggal. Pada setiap septum terdapat pori yang
memungkinkan perpindahan nukleus dan sitoplasma dari satu ruang ke ruang yang
19
lain. Walapun setiap ruang suatu hifa tidak terbatasi oleh suatu membran seperti
halnya sel pada umumnya, namun setiap ruang tersebut biasanya disebut sel.
 Septa dengan sel-sel multinukleat. Septa membagi hifa menjadi sel-sel dengan
lebih dari satu nukleus dalam setiap ruang.
Misellium memitliki dua macam yaitu misellium vegetatif (somatik) dan misellium
reproduktif. misellium somatik menembus ke dalam medium untuk memperoleh nutrisi.
Sedangkan, misellium reproduktif bertanggung jawab untuk pembuatan spora danm
biasanya tumbuh meluas ke udara dari medium. Misellium pada kapang dapat merupakan
jaringan yang terjalin lepas atau dapat merupakan struktur padat yang terorganisasi.
Reproduksi
Bagian terbesar suatu kapang secara potensial mampu untuk tumbuh dan berkembang
biak. Inokolasi frakmen yang kecil cukup untuk memulai individu baru. Hal ini dilakukan
dengan menanamkan inokulum pada medium segar dengan bantuan jarum transfer, seperti
halnya cara yang digunakan untuk bakteri. Bedannya ialah pada jarum yang dipakai untuk
kapang itu lebih kaku dan ujungnya pipih agar dapat memotong misellium.
Secara alamiah cendawan bereproduksi dengan membagi diri, baik dengan aseksual
yaitu pembelahan, penguncupan, atau pembentukan spora. Dapat juga secara seksual
dengan peleburan nukleus dari dua sel induk. Pada pembelahan suatu sel membagi diri
utuk membentuk dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan, suatu sel tumbuh dari
tonjolan kecil pada sel inangnya.
Spora aseksual yang berfungsi untuk menyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah
besar. Terdapat banyak macam spora aseksual, yaitu:
Konidiospora atau konidium. Konodium yang kecil dan bersel satu disebut
mikrokonidium. Sedangkan, konidium yang desar dan bersel banyak dinamakan
makrokonidium. Konodium dibentuk di ujung atau disisi suatu hifa.
Sporanglospora. Spora bersel satu ini terbentuk di dalam kantung yang disebut
sporangium di ujung hifa khusus (sporongiofor). Aplonospora ialah sporongiospora
nonmotil. Zoospora ialah sporongiospora yang motil, motilitasnya disebabkan oleh
flagelum.
Oidium atau antrospora. Spora bersel satu ini terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa.
Klamidospora. Spora bersel satu yang berdinding tebal yang resisten terhadap keadaan
yang buruk, terbentuk dari sel-sel hifa somatik.
Blastospora. Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir disebut blastospora.
20
Spora seksual yang dihasilkan dari peleburan dua nukleus terbentuknya lebih jarang,
dan jumlah yang relatif lebih dibandingkan spora aseksual. Dan hanya terbentuk dalam
keadaan tertentu ada beberapa tipe spora seksual
Akospora . spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang dinamakan
askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
Basidiospora. Spora bersel satu yang terbentuk di atas struktur berbentuk gada dinamakan
basidium.
Zigospora. Zigospora adalah spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila ujungujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametongia, pada beberapa
cendawan melebur.
Oospora . spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut oogonium.
Pembuatan telur atau oofer, oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam antheredium
menghasilkan oospora. Dalam setiap oogonium dapat ada satu atau beberapa oofer
Spora aseksual dan seksual dapat selunungi oleh struktur pelindung yang terorganisasi
disebut tubuh buah. Tubuh buah aseksual diantarannya adalah aservulus dan piknidium.
Tubuh buah seksual yang umumnya disebut peritesius dan opotesius.
Meskipun suatu cendawan tunggal dapat membentuk spora aseksual dan seksual dengan
beberapa cara pada waktu yang berlainan dan keadaan yang berbeda, struktur serta metode
pembentukan spora-spora itu cukup konstan untuk digunakan dalam identifikasi dan
klasifikasi.
Fisiologi
Kemampuan hidup di kondisi yang buruk merupakan salah satu keunggulan yang
dimiliki oleh fungi dibandingkan dengan mikroorganisme yang lain. Hal ini terbukti dari
khamir ataupun kapang dapat tumbuh dalam medium yang berisikan gula yang
menghambat pertumbuhan mikroba lain.
Khamir merupakan organisme yang bersifat aerobik fakultatif artinya mereka dapat
hidup dalam keadaan aerobik maupun anaerobik. Kapang bersifat aerobik obligat. Fungi
dapat hidup dalam kisaran suhu yang lebih luas dibandingkan dengan suhu optimum
makhluk hidup lain saprofitik ?22?^0 C-?30?^0 C sedang spesies patogenik suhu optium
antara ?30?^0 C- ?37?^0 C. beberapa fungi dapat tumbuh pada suhu mendekati 0^0C
sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada dagining maupun sayur-sayuran yang
disimpan dalam pendingin. Fungi mampu memanfaatkan berbagai nutrisi untuk bertahan
hidup. Namun, berbeda dengan bakteri fungi tidak dapat menggunakan karbon anorganik
seperti karbondioksida. Karbon harus berasal dari sumber organik misalnya glukosa.
21
Klasifikasi
Klasifikasi fungi berdasarkan ciri-ciri spora dan tubuh buah yang dimiliki dalam daur
hidupnya. Fungi diketahui fase seksualnya disebut fungi perfect atau sempurna, sedangkan
yang belum diketahui fase seksualnya disebut fungi tidak sempurna atau fungi imperfect.
Ciri-ciri ini mencakup morfologi seksual dan miselliumnya. Selama belum diketahui
tingkatan perfeknya fungi digolongkan dalam Deuteromycetes atau fungi imperfekti
sampai ditemukan fase seksualnya. Kemudian mereka diklasifikasikan kembali dan
dimasukkan dalam kelas yang sudah ada.
Fungi dibagi menjadi empat kelas berdasarkan struktur dan cara reproduksinya yaitu:
Kelas Phycomycetes
Hifa tidak bersekat (seonositik), spora aseksual disebut sporongiospora. Contoh
Rhizopus dan Mucor, termasuk kapang roti. Kedua spesies ini juga bersifat pathogen
oportunis artinya tidak menyebabkan penyakit pada inang yang sehat tetapi menyebabkan
mikosis (infeksi jamur ) pada inang yang lemah atau rentan misalnya pada organism yang
sudah lemah karena terinfeksi penyakit. Infeksi dapat bersifat (merata keseluruh tubuh ),
limfatik atau subkutan.
Kelas Ascomycetes
Hifa bersepta dengan pori, spora seksual disebut askospora sedangkan spora aseksual
disebut konidia. Contohnya Piedraia hortai, infeksi pada rambut manusia. Saccharomyces
cerevisiae dalam pembuatan roti, anggur, dan bir. Candida albicans yang menyebabkan
kandidiasis yaitu penyakit pada selaput lendir mulut, vagina dan saluran pencernaan.
Sebenarnya fungi ini saprofit pada selaput lender tersebut tetapi bila inangnya lemah atau
bakteri tertekan seperti pada pengobatan antibiotic maka fungi ini dapat menyebabkan
infeksi.
Fungi juga menghasilkan antibiotic seperti Penicillium notatum, Penicillium
chrysogenum sedangkan spesies lain dan Penicillium roquejorti
berperan dalam
pembuatan keju. Aspergillus orysae dalam pembuatan sake Aspergillus wentii dalam
pembuatan kecap, Fusarum oxysporum parasit pada daun teh, padi, dan tebu.
Kelas Basidiomycetes
Hifa dengan septum, spora seksualnya di sebut : basidiospora . contoh Ustilago parasit
pada tebu dan jagung. Puccinia graminis parasit pada graminae. Filobasidiella neoformans
mennyebabkan kriptokokosis yaitu infeksi mikotik yang merata yang melibatkan aliran
darah ke paru-paru dan system saraf pusat.
Kelas Deoteromycetes
22
Hifa mirip dengan ascomycetes, pada kelas ini belum ditemukan reproduksi seksual
dan sudah menghasilkan konidia sebagian besar fungi yang patogenik termasuk dalam
kelas ini. Contoh: Histoplasma capsulatum menyebankan Histoplasmosis yaitu mikosis
intraselular
pada
system
retikulu
endothelium.
Blastomyces
sp
menyebabkan
blastomykosis yaitu infeksi pernapasan kronis yang dapat menyebar ke paru-paru, tulang
dan kulit. Coccidiodes immitis menyebabkan koksidioidomicosis, pada kasus ringan
infeksi pada saluran pernapasan dan pari-paru, pada kasus berat dapat menyebar pada
organ-organ dalam, tulang, sendi, dan subkutan.
Myxomycetes ( jamur lendir)
Struktur vegetatif jamur lendir disebut plasmodium merupakan massa protoplasma
berinti banyak dan tidak dibatasi dinding sel yang kuat. Plasmodium bergerak dengan
gerakan amoboid di atas subtrat dan dapat mencerna mikroba kecil serta partikel-partikel
bahan organik lainnya . jika plasmodium merayap ke tempat yang kering akan di bentuk
tubuh buah, dengan berkembangnya tubuh buah akan terbentuk spora berinti satu yang
diselubungi dinding sel dalam tubuh buah tersebut. Spora ini terbentuk dari inti-inti
plasmodium yang memisahkan diri ke dalam bagian-bagian yang dibatasi oleh dinding sel.
Spora-spora setelah lepas dari tubuh buah akan menjadi gamet-gamet amoboid yang
berflagela, kemudian dari perkawinan gamet jantan dan betina terbentuk zigot dan akan
berkembang kembalimenjadi plasmodium. Jadi cirri myxomycetes yang menyerupai fungi
adalah pada waktu stadia tubuh buah sedang stadia vegatatifnya mirip protozoa
(amoeboid). Tetapi pada stadia vegetative pada dasarnya strukturnya sama yaitu seonositik
dan tetap menunjukan aliran sitoplasma.
Sel Eukariotik pada Protozoa
Protozoa berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari dua kata yaitu proto dan zoon
yang artinya “bintang pertama”. Protozoa merupakan protista eukariotik yang terdaapat
sebagai sel-sel tunggal dan dapat dibedakan dari protista eukariotik lain dari
kemampuannya beralih tempat pada tinggat tertentu dari tiadanya dinding sel.
Diperkirakan lebih dari 64.000 spesies protozoa telah dikenal , 32.000 berupa fosil,
22.000 merupakan bentuk-bentuk yang hidup bebas, dan 10.000 berupa parasit. Hanya
beberapa spesies dari protozoa yang menimbulkan penyakit pada manusia, tetapi spesiesspesies tersebut merupakan bahaya kesehatan yang gawat bagi berjuta-juta manusia.
Arti penting protozoa
23
Protozoa berperan penting dalam rantai makanan untuk komunitas akuatik. Contohya
dalam perairan marin, zooplankton (organisme seperti hewan) adalag protozoa yang hidup
dari fitoplankton (organisme seperti tumbuhan) yang fotosintetik.
Hal ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Protozoa juga berperan penting dalam keseimbangan ekologis pada banyak komunitas,
baik dalam lingkugan basah maupun akuatik seperti protozoa saprofitik dan protozoa
pemakan bakteri. Protozoa ini memanfaatkan substansi organik yang ada .
Ada beberapa protozoa yang dapat menyebabkan penyakit pada manuasia. Protozoa
berkenbang biak didalam inangnya dan ada yang hidup sebagai parasit obligat yang dapat
menyebabkan penyakit kronis atau akut pada manusia. Beberapa penyakit yang dapat
ditimbulkan adalah penyakit tidur afrika, malaria, dan amebiasis usus.
Cirri-ciri protozoa
Organisme uniseluler (bersel tunggal)
Eukariotik (memiliki membran nukleus)
Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
Hidup bebas, saprofit atau parasit
Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup
Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella
Morfologi protozoa
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai
pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis.
Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada
dalam bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista.
Protozoa pada keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk
mempertahankan hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan, maka
akan berkecambah menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan
tidak mengandung selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa
mempunyai bentuk spesifik, yang ditandai dengan fleksibilitas ektoplasma yang ada dalam
membran sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar
sangat keras yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat
mengikat partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Kerangka luar yang
keras ini sering ditemukan dalam bentuk fosil. Kerangka luar Foraminifera tersusun dari
CaO2 sehingga koloninya dalam waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur.
24
Protozoa merupakan sel tunggal, yang dapat bergerak secara khas menggunakan
pseudopodia (kaki palsu), flagela atau silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif.
Berdasarkan alat gerak yang dipunyai dan mekanisme gerakan inilah protozoa
dikelompokkan ke dalam 4 kelas. Protozoa yang bergerak secara amoeboid dikelompokkan
ke dalam Sarcodina, yang bergerak dengan flagela dimasukkan ke dalam Mastigophora,
yang bergerak dengan silia dikelompokkan ke dalam Ciliophora, dan yang tidak dapat
bergerak serat merupakan parasit hewan maupun manusia dikelompokkan ke dalam
Sporozoa.
Fisiologi Protozoa
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat
hidup pada lingkung ananaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan
ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk
metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan
atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa
organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis.
Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksiden dan air maupun molekul-molekul
kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat
berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis.
Adaptasi
Sebagai predator, protozoa memangsa uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri,
dan microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di
decomposer dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam
mengendalikan populasi bakteri dan biomas. Protozoa dapat menyerap makanan melalui
membran sel , beberapa misalnya amoebas yang memiliki bukaan atau "mulut pori-pori"
yang digunakan untuki menyapu makanan. Semua protozoa yang mencerna makanan di
perut seperti kompartemen yang disebut vakuola.
Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber makanan
penting bagi microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam transfer
bakteri dan ganggang produksi ke tingkat trophic berurutan adalah penting. Protozoa
seperti parasit malaria (Plasmodium sp.), Dan Leishmania trypanosomes juga penting
sebagai parasit dan symbionts dari hewan multisel.
Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliferatif
(misalnya trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup
kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau
25
waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu.
Menjadi spesies parasit kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tuan rumah, dan
memungkinkan melakukan transmisi dari satu host ke yang lain. Proses dimana protozoa
yang mengambil bentuk kista disebut encystation, sedangkan proses mentransformasikan
kembali ke trophozoite disebut excystation.
Reprodusksi
Protozoa dapat berkembang biak melalui
proses aseksual dan seksual. Reproduksi
aseksual berlangsung dengan pembelahan sel.anak-anak sel dapat berukuram sama maupun
berbeda. Jika ada dua anak sel maka proses pembagiannya ialah pembelahan biner, jika
terbentuk banyak anak sel maka berlangsung pembelahan bahurangkap.
Reproduksi seksual terjadi secara konjugasi yang melakukan penyatuan fisik sementara
antara dua individu yang dibarengi dengan pertukaran bahan nucleus.
Reproduksi secara aseksual terjadi secara mitosis melalui pembelahan biner yaitu
pembelahan dari satu sel menjadi 2 sel anakan tanpa adanya tahapan pembelahan.
Klasifikasi Protozoa
Filum protozoa berdasarkan bentuk lokomosi (alih geraknya) dibagi menjadi 4 kelas utama
(subfilum):
Flagelata (Mastighopora)
Flagelata (Mastighopora) adalah protozoa yang alih geraknya menggunakan flagella
(bulu cambuk). Flagela tersebut terlihat seperti membran menonjol yang berombak.
Sitoplasma dari flagella dikitari oleh pelikel yang nyata sehingga membantu memberi
bentuk kepada flagelata. Selain sebagai alat gerak, flagel berfungsi untuk menangkap
makanan dan reseptor sensorik. Beberapa flagellata hidup sebagai parasit atau hidup bebas
di habitat air laut dan air tawar. Permukaan tubuhnya dilapisi oleh kutikula sehingga
bentuknya tetap. Flagellata memiliki dua macam protoplasma, yaitu, ektoplasma (lapisan
luar) yang memadat dan lapisan dalam berupa endoplasma yang berwujud agak encer.
Flagelata dibagi menjadi dua kelompok menurut bentuknya, yaitu bentuk seperti tumbuhan
(fitoflagelata) dan bentuk seperti hewan (zooflagelata). Contoh dari flagelata yaitu Euglena
viridis.
Sejumlah flagelata menginfeksi manusia, menimbulkan penyakit pada alat kelamin,
usus, dan penyakit sistemik.
Flagellata pada usus
Flagellata pada usus mempunyai stadium trofik dan terensistasi. Pada tingkatan
terensistasi merupakan tingkatan yang dapat dipindahkan ke manusia, sedangkan bila tidak
26
ada tingkatan terensistasi maka tingkatan trofiklah yang infektif. Flagelata usus terdapat
pada usus halus, juga dalam “cecum” (kantung menuju usus besar) dan usus besar. Seperti
Giardia lamblia
yang terdapat di duodenum, yaitu satu-satunya protozoa usus yang
menimbulkan disentri atau diare.
Flagellata pada alat kelamin
Trichomonas vaginalis menimbulkan penyakit vaginitis, yaitu peradangan pada vagina
dengan keluarnya cairan dan disertai rasa panas seperti terbakar dan rasa gatal. Organisme
itu mempunyai stadium sista dan menyebar sebagai penyakit kelamin.
Flagellata pada darah dan jaringan
Flagelata pada darah dan jaringan sering disebut hemoflagelata (bentuk-bentuk darah dan
jaringan). Hemoflagelata disebarkan pada manusia oleh serangga-serangga penghisap
darah yang menimbulkan infeksi-infeksi yang ganas dan kadang kala mematikan. Genus
yang dikenal adalah Trypanpsoma yang menyebabkan penyakit tidur Afrika dan
Leishamaniasis menyebabkan lesion (luka patologis) pada kulit ataupun jeroan bergantung
pada spesiesnya.
Amoeba
Amoeba berasal dari bahasa Yunani yaitu amoibe, yang berarti “berubah” karena
bentuknya selalu berubah-ubah. Dalam alih geraknya amoeba menggunakan pseudopodia
atau “kaki semu”, yang sebenarnya merupakan perluasan protoplasma agar dapat bergerak
di suatu permukaan dan menelan partikel-partikel makanan yang kemudian dicerna di
vakuola. Ada beberapa macam kaki semu, yaitu lobidia (dengan ujung tumpul), filofidia
(halus dan ujung meruncing), dan aksopodia (teratur dari satu titik pusat).
Spesies-spesies genus Entamoeba banyak menghuni saluran pencernaan makanan
vertebrata. Seperti Entamoeba gingivalis, yang hidup di dalam mulut manusia dan tidak
berbahaya. Akan tetapi ada juga spesies yang menyebabkan disentri pada manusia yakni
Entamoeba histolytica. Infeksi amoeba pada manusia biasanya hanya terbatas pada usus.
Tetapi terkadang darah juga mengalirkan amoeba ke organ-organ lain dalam tubuh,
sehingga mengakibatkan abses pada hati, paru-paru, limpa, pericardium, dan otak.
Cilliata
Cilliata merupakan protozoa yang alih geraknya menggunakan silia atau rambut getar.
Cilliata dapat dibagi menjadi dua kelompok menurut letak silianya, yaitu cilliata yang
mempunya silia pada sebagian saja dari selnya dan yang silianya tersebar rata di seluruh
27
sel. Silia bergerak di sekitar alur-alur mulut atau rongga-rongga mulut, silia menimbulkan
efek pusaran air yang membantu pengumpulan makanan.
Cilliata bereproduksi dengan cara aseksual dan seksual. Secara aseksual berlangsung
dengan pembelahan biner melintang. Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi
dua sel. Contoh Ciliata, antara lain: Paramecium caudatum (hewan sandal), memiliki cara
reproduksi unik; Balantidium coli, hidup pada usus besar manusia, penyebab diare
berdarah; Stentor sp dengan bentuk tubuh seperti terompet; Vorticella sp dengan bentuk
tubuh seperti lonceng; Didinum sp sebagai peredator di air tawar; dan Stylomychia
koloninya berbentuk seperti cakar.
Hampir semua cilliata hidup bebas. Balantidium coli hidup sebagai parasit yang
menyebabkan penyakit diare berdarah pada manusia. Organisme ini hidup di dalam saluran
gastrointestinal
beberapa
vertebrata
dan
pada
tingakatan
terensistasi
dapat
dipindahsebarkan pada manusia karena dapat bertahan hidup dalam tanah dan air untuk
beberapa waktu.
Sporozoa
Sporozoa merupakan protozoa yang tidak mempunyai organ untuk pergerakan tetapi
mungkin pada stadium tertentu daur hidupnya bergerak dengan cara meluncur. Sporozoa
tidak dapat menelan partikel-partikel padat, tetapi hidup dari sel atau zat alir tubuh
inangnya. Sporozoa mempunyai daur hidup yang rumit, pada stadium tertentu dapat terjadi
pada suatu inang dan yang lainya pada inang yang berlainan. Membentuk spora pada suatu
saat dalam sejarah hidupnya. Daur hidup ini memerlihatkan pergiliran generasi antara
bentuk seksual dan bentuk aseksual. Inang intermedietnya biasanya dihuni oleh bentukbentuk aseksual dan inang akhir didiami oleh bentuk-bentuk seksual. Manusia berperan
sebagai inangnya.
Sporozoa dapat menimbulkan penyakit malaria. Malaria adalah penyakit asal-nyamuk
pada manusia yang disebabkan oleh sporozoa yang tergolong genus Plasmodium yang
menginfeksi hati dan sel-sel darah merah. Nyamuk yang menjadi perantara sporozoa
adalah nyamuk anopheles betina yang menjadi inang akhir dan tempat reproduksi seksual.
Malaria merupakan pembunuh bagi manusia sepanjang zaman. Terdapat empat spesies
Plasmodium yang menimbulkan bentuk-bentuk malaria pada manusia sebagai berikut:
Plasmodium vivax: Malaria tersiana tak ganas (panas dingin berganti-ganti pada interval
48 jam).
28
Plasmodium ovale: Malaria tersiana tak ganas (gejalanya sama seperti untuk
Plasmodium vivax).
Plasmodium malariae: Malaria kuartana tak ganas (panas dingin pada interval 72
jam atau setiap hari kerja).
Plasmodium falciparum: Malaria tertiana ganas, (panas dingin tak beraturan, jika
tidak diobati akan fatal)
Suctoria
Selain keempat klasifikasi diatas, masih terdapat satu lagi jenis protozoa menurut
alat
geraknya yang tidak dimasukan kedalam klasifikasi tersebut, yaitu suctoria. Hewan ini
merupakan protozoa sesil yang memiliki tentakel protoplasma lembut, tetapi bukan silia
atau sitostom. Individu muda hewan ini mirip dengan ciliata karena bersilia dan berenang
bebas. Badan sel terdiri atas berbagai macam bentuk, umumnya melekat dengan tangkai
atau cakram ke beberapa objek, dan diselimuti oleh pelikel. Beberapa tentakel memiliki
ujung dengan tombol bundar yang berperan
sebagai pengisap untuk menangkap dan
menahan ciliata kecil yang berguna sebagai makanan. Tentakel
yang lain meruncing dan
menusuk mangsa untuk mengambil bagian yang halus, yang mengalir melalui tentakel ini
ke badan sel.
Reproduksi terjadi melalui pembelahan atau tunas; individu muda berenang untuk
sementara waktu dan kemudian menetap untuk menghilangkan silia mereka dan
bertransformasi menjadi tahap dewasa. Berbagai macam spesies menempati air tawar, air
agak asin, air laut serta melekat pada benda mati, tumbuhan, dan hewan air kecil.
Sel Eukariotik pada Algae
Protista eukariotik yang menyerupai tumbuhan sering disebut dengan alga (ganggang).
Alga pertama kali ditemukan sekitar 500 hingga 600 juta tahun yang lalu, yang dipercaya
sebagai asal muasal tumbuhan darat. Saat ini diperkirakan sebanya 20.000 spesies alga di
bumi telah berhasil diidentifikasi. Alga memiliki habitat yang tersebar diseluruh
permukaan bumi, baik di perairan tawar, laut, maupun terrestrial (darat).
Organisme ini dapat hidup berupa plankton (mengapung, terbawa arus), bentos (di
dasar perairan), maupun perifiton (menempel). Faktor-faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan alga adalah ketersediaan cahaya, nutrient, suhu, kadar garam
(salinitas), dan derajat keasaman.
Morfologi
29
Alga merupakan organisme yang memiliki bentuk beraneka ragam. Sebagian besar
alga ditemukan dalam bentuk sel tunggal. Ukuran tubuh alga berkisar dari mikroskopik
hingga makroskopik yang terlihat besar dan bermeter-meter panjangnya, namun sebagian
besar alga berbentuk mikroskopik. Alga dapat berbentuk bola, batang, gada, dan
kumparan. Ada yang dapat bergerak ataupun tidak.
Struktur tubuh alga ada yang berupa uniseluler dan ada pula yang berupa multiseluler.
Alga uniseluler pada umumnya hidup berkelompok membentuk koloni dan ada pula alga
yang hidup sendiri (soliter). Sedangkan alga miltiseluler sebagian besar berbentuk seperti
benang, sedangkan sisanya berbentuk lembaran. Alga tergolong ke dalam organisme
eukariotik karena alga telah memiliki inti yang telah dilengkapi dengan membrane inti.
Tubuh alga disebut dengan talus karena pada bagian akar, batang dan daunnya belum dapat
dibedakan satu sama lain.
Alga menggunakan flagel untuk pergerakan tubuhnya. Pada Alga motil, dilengkapi
flagella yang dapat berbentuk tunggal, berpasangan, ataupun bergerombol di ujung anterior
(depan) atau posterior (belakang) selnya. Beberapa alga jenis lain memiliki struktur yang
mencakup duri eksterior atau bonggol dan tungkai untuk melekatkan diri pada suatu benda.
Reproduksi
Alga bereproduksi dengan dua cara yaitu dengan cara seksual dan aseksual. Sebagian
kecil spesies alga bereproduksi dengan salah satu cara reproduksi, sedangkan sebagian
besar lainnya dapat melakukan proses reproduksi yang lebih kompleks yaitu dengan kedua
cara reproduksi diatas yaitu secara seksual dan aseksual.
Reproduksi Aseksual (vegetative)
Reproduksi Aseksual pada alga dapat dilakukan dengan cara pembelahan biner,
fragmentasi, dan dengan pembentukan zoospora.
Pembelahan biner
Pembelahan biner merupakan pembelahan alga menjadi dua bagian yang sama dan
seterusnya. Pembelahan biner biasa terjadi pada alga uniseluler.
Fragmentasi
Fragmentasi merupakan bentuk reproduksi dengan cara pemutusan bagian tubuh menjadi
beberapa bagian. Potongan-potongan tubuh tersebut selanjutnya akan tumbuh menjadi
individu-individu baru. Reproduksi secara fragmentasi biasa terjadi pada alga yang
berbentuk koloni, benang, dan lembaran.
Zoospora
30
Reproduksi secara zoospore bermula dari pembelahan protoplasma secara membujur
menjadi beberapa bagian (umumnya berupa kelipatan dua). Setiap potongan protoplasma
terbungkus oleh dinding sel baru yang dilengkapi oleh bulu cambuk (flagel) yang
memungkinkan spora dapat bergerak dan berenang di dalam air.
Reproduksi Seksual (Generative)
Reproduksi seksual pada alga dapat dilakukan dengan cara Isogami (konjugasi),
anisogami, dan oogami.
Konjugasi
Reproduksi ini melibatkan dua sel kelamin yang memiliki bentuk dan ukuran sama.
Isogami ditandai dengan adanya penonjolan dua sitoplasma pada dua benang alga yang
berdekatan. Isogami merupakan proses peleburan gamet jantan dan betina yang bentuk dan
ukurannya sama besar. Terdapat dua jenis konjugasi gamet pada alga yaitu konjugasi
gamet isogami dan heterogami. Apabila gamet-gamet itu memiliki morfologi yang sama,
maka proses konjugasinya disebut isogami. Sedangkan apabila gamet-gamet itu memiliki
morfologi yang berbeda maka disebut dengan heterogami.
Anisogami
Reproduksi ini melibatkan dua sel kelamin dengan bentuk dan ukuran yang berbeda,
dimana sel kelamin jantan lebih kecil dari pada sel kelamin betina.
Oogami
Merupakan reproduksi secara kawin antarorganisme yang berbeda jenis kelaminnya.
Gamet betina berukutan besar dan imotil, sedangkan gamet jantan berukuran kecil dan
imotil.
Spora aseksual alga akuatik yang berflagela dan bermotil, dinamakan dengan zoospore.
Spora nonmotil, atau aplanospora, lebih mungkin terbentuk oleh alga yang hidup di darat.
Pada bentuk alga tingkat tinggi, sel-sel seksual jantan dan betina lebih mudah dibedakan.
Pada umumnya sel betina (ovum) berukuran besar dan nonmotil, sedangkan sel jantan (sel
sperma) lebih kecil dan motil dengan aktif. Proses seksual yang melibatkan sel ovum dan
sperma pada alga disebut dengan oogami. Apabila gamet jantan dan betina terdapat pada
individu yang sama pada satu spesies maka individu dan spesies tersebut disebut
biseksual. Dan apabila gamet jantan dan betina dibentuk oleh individu berlainan, maka
individu-individu tersebut disebut dengan uniseksual.
Fisiologi
Alga adalah organisme aerob fotosintetik, dijumpai dimana saja yang tersedia cukup
cahaya, kelembaban, dan nutrient sederhana untuk memperpanjang hidupnya. Beberapa
31
spesies alga hidup pada salju dan es di daerah-daerah kutub dan puncak-puncak gunung.
Beberapa ganggang hidup dalam sumber air panas dan suhu setinggi 70oC, meskipun suhu
tumbuh optimum alga termal ini ialah di antara 50oC dan 54oC. Organisme ini juga
merupakan penyebab batu-batuan di Yellowstone National Park berwarna hijau kebirubiruan. Beberapa jenis alga air tawar telah menyesuaikan metabolismenya terhadap
konsentrasi garam yang tinggi seperti yang terdapat pada danau air asin di daerah kering
barat laut Amerika Serikat.
Alga marin menyesuaikan diri terhadap variasi konsentrasi garam di berbagai bagian
laut. Jenis-jenis alga ini tidak dijumpai di perairan laut dalam yang sedikit terdapat sinar
matahari. Alga marin lebih banyak dijumpai di daerah perairan tropis yang lebih jernih,
hangat, dan memiliki periode penyinaran matahari yang lebih panjang. Faktor-faktor alam
inilah yang menentukan fenomena zonasi, atau stratifikasi macam-macam alga tertentu
pada kedalaman dan lokasi tertentu di lautan.
Beberapa jenis alga beradaptasi pada tanah lembab, pepagan pohon, dan permukaan
batuan, yang didegradasikan oleh alga sehingga membentuk produk dekomposisi yang
berfungsi untuk membangun dan memperkaya tanah.
Sebagian besar alga memiliki klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis sendiri
(autotrof). Setiap sel alga mengandung satu atau lebih kloroplas, yang dapat berbentuk pita
atau seperti cakram-cakram diskrit seperti yang terdapat pada tumbuhan hijau. Di dalam
matriks kloroplas terdapat gelembung-gelembung pipih bermembran yang disebut tilakoid.
Membran tilakoid berisi klorofil dan pigmen-pigmen pelengkap yang merupakan siklus
reaksi cahaya pada fotosintemensis. Pigmen-pigmen lain yang terdapat dalam alga antara
lain fikosianin (pigmen biru), fikoeritrin (pigmen merah), fukosantin (pigmen coklat),
karoten (pigmen keemasan), dan xantofil (pigmen kuning). Perbedaan pigmen inilah yang
kemudian dijadian dasar pengklasifikasian alga.
Ganggang mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil, karotenoid, dan
fikobilin. Semua pigmen fotosintesis ini terdapat dalam kloroplas alga. Semua ganggang
mempunyai klorofil a, yang terdapat di semua organisme fotosintetik selain bakteri
fotosintetik. Jenis klorofil yang lain adalah klorofil b, c, d, dan e yang dibedakan
berdasarkan struktur molekularnya dan panjang gelombang cahaya yang dapat diserap oleh
setiap tipe klorofil sebagai energy.
Arti Penting Alga
Sebagian besar alga hidup di dalam air. Dan sebagian besar alga dapat memberikan
manfaat yang besar bagi manusia. Meskipun beberapa Janis ganggang dapat mendatangkan
32
ketugian yang besar bagi manusia. Secara umum, manfaat alga bagi kehidupan manusia
dan juga makhluk hidup lainnya adalah :
Sebagai sumber bahan makanan
Beberapa jenis ganggang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan agar-agar . Seperti pada
ganggang merah yang dapat menghasilkan dua produk yaitu karegen (lumut irlandia) dan
agar. Kedua bahan tersebut digunakan sebagai bahan pengental, pengemulsi, dan
pembentuk sel dalam makanan kita. Selain itu juga dijadikan sebagai makanan
bersuplemen. Sebagian besar jenis alga dapat mensintesis vitamin A dan D. Dengan
dimakannya alga oleh ikan, maka vitamin-vitamin yang terkandung di dalamnya disimpan
dalam hati ikan. Hati ikan kemudian diekstraksi atau dimakan langsung sebagai sumber
vitamin bagi manusia.
Menghasilkan bahan yang bernilai ekonomis
Beberapa jenis alga seperti diatom dapat menghasilkan zat kersik (silikat) yang
berguna sebagai bahan penggosok, isolasi, bahan pembuatan dinamit dan bahan pembuatan
saringan. Beberapa jenis alga lainnya seperti Sargassum, Turbinaria, dan Laminaria dapat
menghasilkan asam alginate yang bermanfaat sebagai bahan pembuat cat dan es krim.
Karagin berguna untuk bahan kosmetik, cat dan makanan.
Penyedia makanan dan oksigen bagi kehidupan di air
Alga renik yang terapung di air merupakan bagian dari fitoplankton yang berperan
sebagai sumber makanan penting bagi organisme laut seperti ikan paus. Alga merupakan
dasar permulaan dari rantai makanan akuatik karena kegiatan fotosintesisnya dan oleh
sebab itu dinamakan produsen primer bahan organic. Selain itu, dalam segala lingkungan,
alga menghasilkan oksigen selama fotosintesis. Gas ini dimanfaatkan oleh binatang
maupun organisme lain untuk respirasi aerob. Oksigen yang dihasilkan secara demikian
juga penting dalam masalah pengendalian polusi dan bahan buangan.
Klasifikasi Algae
Chlorophyta
Chlorophyta (ganggang hijau) merupakan makhluk hidup bersel tunggal atau banyak.
Hidup soliter (sendiri), berkoloni (berkelompok) berupa benang bercabang, atau berbentuk
lembaran. Habitat di air sebagai plankton, bentos, dan perifiton serta juga dapat hidup di
tanah yang basah atau lembab. Reproduksi secara vegetatif berlangsung dengan
fragmentasi, yaitu pemutusan bagian tubuh tumbuhan, sedangkan secara generatif
berlangsung melalui peleburan dua sel yang disebut konjugasi. Chlorophyta bermacam-
33
macam, ada yang bersel satu tidak dapat bergerak, bersel satu dapat bergerak, berbentuk
filamen (benang), dan berbentuk lembaran. Chlorophyta bersel satu yang tidak dapat
bergerak, contohnya adalah Chlorococcum, hidup di air tawar dan berkembang biak secara
seksual dengan isogami. Isogami adalah penyatuan dua sel kelamin (gamet) yang sama
bentuk dan ukurannya. Contoh lain adalah Chlorella yang hidup di air tawar, air laut, dan
di tempat-tempat basah. Ciri-cirinya, tubuh berbentuk seperti bola, protoplasma berbentuk
seperti mangkuk, dan mengandung protein tinggi sehingga merupakan alternatif sumber
makanan baru.
Chlorophyta bersel satu yang dapat bergerak, contohnya Chlamydomonas dengan ciriciri bersel tunggal. Bentuk bulat dengan 2 flegella, memiliki 1 vakuola, 1 inti, kloroplas,
stigma (bintik mata), dan pirenoid yang merupakan pusat pembentukan zat tepung
(amilum). Habitat Chlamydomonas adalah di air payau, air laut, dan di tanah.
Chlamydomonas berkembang biak dengan cara membelah diri dan konjugasi. Hasil
konjugasi Chlamydomonas berupa zigospora. Chloropyhyta berkoloni dapat bergerak,
yaitu Volvox globator, memiliki ciri-ciri koloni berbentuk seperti bola berflagel.
Habitatnya di air tawar. Chlorophyta berkoloni tidak bergerak, contohnya Hidrodyction
dengan ciri-ciri tubuh berbentuk seperti jala. Air tawar merupakan habitat koloni ini.
Hidrodyction yang berkembang biak dengan fragmentasi akan membentuk zoospora,
sedangkan Hidrodyction berkembang biak dengan konjungsi akan membentuk zigospora.
Chlorophyta berbentuk filamen (benang), contohnya Spirogyra dengan ciri-ciri tubuh
berbentuk benang. Spirogyra memiliki kloroplas berbentuk pita melingkar (spiral),
habitatnya di air tawar. Berkembang biak dengan fragmentasi dan konjugasi. Contoh lain
adalah Oedogonium yang hidup di habitat air tawar. Oedogonium berkembang biak secara
vegetatif dengan zoospora berflagel banyak dengan cara generatif dengan penyatuan ovum
dan sperma. Contoh Chlorophyta yang berbentuk lembaran adalah Ulva (selada laut).
Habitat makhluk hidup ini di perairan laut dengan cara menempel pada substrat berbatu
dengan menggunakan holdfast. Makhluk hidup ini berkembang biak secara vegetatif
dengan spora berflagel 4 dan secara generatif dengan membentuk zigospora yang akan
lepas menjadi individu baru.
Di pantai akan kita temukan tumbuhan laut yang memiliki semacam gelembunggelembung udara. Tumbuhan itu berwarna cokelat dan biasanya bercabang-cabang.
Tumbuhan laut ini dikelompokkan ke dalam Phaeophyta (ganggang cokelat). Kelompok
Phaeophyta memiliki tubuh berbentuk benang/lembaran. Panjangya dapat mencapai
beberapa meter sehingga bentuknya menyerupai tumbuhan tingkat tinggi. Phaeophyta
34
merupakan algae yang banyak ditemukan di daerah intertidal pantai berkarang laut tropis
dan sub tropis. Pigmen dominan yang dimiliki ialah fukosantin (cokelat).
Phaeophyta ini mampu menghasilkan asam ertile yang sangat penting untuk bahan ertile ,
seperti salep dan es krim.
Phaeophyta berkembang biak secara ertile ve dengan membentuk ertile berflagel.
Phaeophyta juga berkembangbiak secara ertile ve dengan membentuk reseptakulum, yaitu
organ yang berisi alat perkembangbiakan pada ujung lembaran yang ertile (subur). Pada
reseptekulum terdapat konseptakulum yang menghasilkan sel telur dan spermatozoid.
Contoh Phaeophyta, antara lain Macrocystis, Laminaria, Turbinaria, Sargassum, dan Fucus
vesicolosus.
Tumbuhan laut yang memiliki warna kuning keemasan tergolong dalam
Chrysophyta (ganggang keemasan). Ciri-ciri Chrysophyta, antara lain bersel tunggal atau
bersel banyak, memiliki klorofil dan pigmen dominan karoten (keemasan). Habitatnya di
perairan tawar, perairan laut, perairan payau dan tanah yang basah atau lembab. Ganggang
keemasan ada yang bersel satu dan ada yang berbentuk filamen. Contoh Chrysophyta
adalah Navicula. Navicula lebih dikenal sebagai ganggang kersik (Diatomea). Habitatnya
di air tawar, air laut dan air payau sebagai plankton. Tubuhnya terdiri atas epiteka (bagian
tutup) dan hipoteka (bagian kotak). Navicula yang mati akan mengendap di dasar tanah
menjadi tanah diatomea. Tanah ini dapat di manfaatkan sebagai bahan penggosok, isolator,
bahan pembalut dinamit, dan pembuat saringan. Diatomae dapat berkembang biak secara
aseksual dengan cara membelah diri atau secara seksual dengan cara isogami. Chrysophyta
bersel banyak yang berbentuk benang, contohnya Vaucheria. Tubuhnya berbentuk benang,
bercabang dan tidak bersekat. Vaucheria berkembang biak secara vegetatif dengan
zoospora berflagel, sedangkan secara generatif dengan pertemuan antara oogonium dan
spermatozoid.
Rhodophyta (ganggang merah) mempunyai ciri-ciri tubuh bersel banyak menyerupai
benang/lembaran. Rhodophyta memiliki pigmen dominan fikoeritrin (merah). Rhodophyta
sebagian besar hidup di perairan laut dengan substrat dasar berbatu, mulai dari daerah
intertidal sampai dengan perairan laut yang lebih dalam (zona fotik). Rhodophyta
berkembang biak secara generatif dengan spermatium (tidak berflagel) dan sel telur.
Ganggang yang termasuk Rhodophyta adalah Eucheuma spinosum, Gelidium, dan
Gracillaria. Ganggang tersebut biasa dimanfaatkan untuk membuat agar-agar.
35
Euglenophyta merupakan kelompok mahluk hidup antara hewan dan tumbuhan dengan
ciri mempunyai kloroplas untuk fotosintesis dan alat gerak berupa bulu cambuk. Contoh
kelompok ini adalah Euglena viridis, Euglena pisciformis (berbentuk gelendong), Euglena
spirogyra (berbentuk besar dan tidak begitu aktif), dan Euglena sanguinea (memiliki
hematokrom). Euglena viridis merupakan ganggang bersel satu, bentuk panjang, runcing
pada bagian anterior, dan tumpul pada bagian posterior. Di bagian anterior terdapat bagian
yang melekuk pada bagian dalam disebut sitostoma (mulut) dan dibagian dasarnya terdapat
kerongkongan. Dekat akhir kerongkongan terdapat stigma (bintik mata
merah) yang
banyak mengandung hematokrom yang lebih peka terhadap sinar. Nukleus berada dekat
pertengahan tubuh dan memiliki vakuola kontraktil.
Hasil fotosintesis berupa paramilon yang disimpan dalam pirenoid. Ganggang ini
melakukan reproduksi dengan membelah diri secara longitudinal, diawali dengan
pembelahan nukleus dan diikuti pembelahan seluruh tubuh.
Phyrophyta
Kelompok Phyrophyta (ganggang api) merupakan makhluk hidup autotrof
uniseluler dengan 1 flagel dan dapat bergerak aktif. Dinding sel tersebut dari selulosa yang
bersambungan rapat serta mengandung plastida yang mengandung klorofil dan pigmen
cokelat kekuning-kuningan (xantofil dan karoten). Biasanya, tubuh diselubungi kutikula
yang tebal dan memiliki kromatofor. Phyrophyta berkembang biak dengan membelah diri
dan menghasilkan dua individu baru (pembelahan biner). Contoh ganggang ini adalah
Nocticulum scintillan dan N. vermilarris.
36
Fungi (Sifat dan Klasifikasi Fungi)
Fungi
Jamur (Fungi) merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur
atau regnum fungi. Meskipun fungi pernah dikelompokkan ke dalam Kingdom Tumbuhan,
fungi adalah organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariota lainnya apabila
ditinjau dari cara memperoleh makanan, organisasi struktural serta pertumbuhan dan
reproduksinya (Campbell, 2003).
Sifat Fungi
Fungi termasuk eukariot dan memiliki sifat-sifat tertentu sama dengan tumbuh-tumbuhan,
seperti memiliki dinding sel, vakuola berisi getah sel dan dengan mikroskop dapat diamati
aliran plasma yang baik dan juga sifat nyata ketidakmampuan untuk bergerak. Fungi tidak
mengandung pigmen fotosintesis dan bersifat C-heterotrof. Fungi tumbuh pada kondisi
aerob dan memperoleh energi dengan mengoksidasi bahan organik. Fungi menunjukkan
diferensiasi yang sederhana, dan juga hampir tidak ada pembagian kerja (Schlegel, 1994a).
Fungi tidak mempunyai klorofil, sehingga hidupnya terpaksa bergantung dari zat-zat yang
telah dibuat oleh organisme lain (Dwidjoseputro, 1978). Fungi memerlukan senyawa
organik untuk nutrisinya sehingga disebut organisme heterotrofik. Sebagai makhluk
heterotrof, fungi dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit (Anonim,
1995).
Parasit obligat
Merupakan sifat fungi yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya
tidak dapat
hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru
penderita AIDS).
Parasit fakultatif
Adalah fungi yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat
saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
Saprofit
Merupakan fungi pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Fungi saprofit
menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah
jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan
37
untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah
diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam
bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.
Klasifikasi Fungi
Sistem klasifikasi fungi didasarkan pada ciri-ciri spora seksual dan tubuh buah yang ada
selama tahap-tahap seksual dalam daur hidupnya. Menurut Alexopoulus (1962),
Thallophyta yang tidak berklorofil dibagi atas (Dwidjoseputro, 2003):
Phylum Schizomycophyta (bakteri)
Phylum Myxomycophyta (jamur lendir)
Phylum Eumycophyta (jamur benar)
Berdasarkan pada cara dan ciri reproduksinya, Phylum Eumycophyta terbagi atas empat
kelas (Pelczar dan Chan, 1986), yaitu :
1. Kelas Phycomycetes (zygomycetes)
Kelas ini meliputi fungi tingkat rendah, dimana benda vegetatifnya berhifa bercabangcabang beberapa kali, berinti banyak dan tidak bersekat. Sebagian besar fungi berderajat
rendah menghasilkan spora dalam sporangium. Bentuk yang primitif, yang disesuaikan
untuk hidup dalam air membentuk spora dan gamet yang mampu bergerak. Fungi jenis ini
dapat bereproduksi secara aseksual maupun seksual dan merupakan pathogen oportunis
yaitu tidak dapat menyebabkan penyakit pada inang sehat, tetapi menyebabkan mikosis
pada inang terkompromi.
Contoh :
38
Rhizopus oryzae
2. Kelas Ascomycetes
Kelas ini mempunyai ciri yaitu pembentukan askus yang merupakan tempat
dihasilkannya askospora. Beberapa askomiset membentuk tubuh buah atau askokarp yang
melindungi askus bersama askosporanya. Secara aseksual, jamur uniseluler memperbanyak
diri dengan membentuk tunas sedangkan pada jamur multiseluler melalui pembelahan
biner dan pembentukkan konidia dalam jumlah besar. Jamur ini hidupnya ada yang parasit,
saprofit, dan ada pula yang bersimbiosis dengan ganggang membentuk Lichenes. Jamur ini
mempunyai miselium yang bersekat-sekat. Contoh spesies dari kelas ini adalah
Sacharomyces cerevisae, Neurospora sitophila, Peniciliium notatum, Aspergillus oryzae,
dan lain-lain.
Pennicilium notatum
Sacharomyces cereviseae
39
3. Kelas Basidiomycetes
Basidiomycetes dipandang sebagai fungi yang perkembangannya paling tinggi di
antara kelompok fungi. Organ yang khas pada basidiomycetes yaitu basidium, sebuah sel
cendawan yang terdapat di ujung, yang sesuai dengan askus. Dari basidium ini lazimnya
dipisahkan ke luar empat basidiospora. Basidiospora ini berinti tunggal dan haploid.
Seperti juga askospora, basidiospora ini juga merupakan hasil plasmogami, kariogami dan
meiosis. Miset basidiomiset terdiri dari hifa-hifa berseptum. Fungi ini merupakan
basidiomiset patogenik yang paling penting pada manusia dan dapat menimbulkan
kriptokokosis. Banyak jamur yang bersifat sangat beracun dan mengandung mikotoksin.
Contoh spesies dari kelas ini adalah Volvariella volvacea, Puccinia graminis, dan lain-lain.
Ganoderma lucidum
4. Kelas Deuteromycetes
Kelas ini meliputi fungi yang tingkat reproduksinya belum jelas sehingga fungi
jenis ini dinamakan juga fungi imperfecti (jamur tidak sempurna). Dan sebagian besar
fungi patogenik pada manusia adalah Deuteromycetes. Fase saprofiliknya berbentuk
miselium dan fase parasitiknya banyak ditemukan pada khamir. Contoh spesies dari kelas
ini adalah jamur oncom. Sebelum diketahui pembiakan generatifnya jamur oncom
dinamakan Monilia sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa
askus namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dan dimasukkan ke dalam kelas
Ascomycotina.
40
Alternaria alternata
Microsporum sp
Download