DENTAL WAX MACAM DAN PENGGUNAANNYA DALAM BIDANG KEDOKTERAN GIGI Drg. Desak Nyoman Ari Susanti, M.kes. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA BALI i DAFTAR ISI Halaman Judul …………………………………………………………………. i ………………………………………………………………… ii Daftar Gambar ………………………………………………………………… iii Daftar Isi BAB I . PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang …………………………………………………… 1.2 Rumusan masalah …………………………………………………… 1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………… 1.4 Manfaat Penulisan…………………………………………………… 1 1 1 1 BAB II. TUNJAUAN PUSTAKA 2.1 Dental Wax ………………………………………………………. 2.2 Klasifikasi Dental Wax ……………………………………………… 2. 3 Patern Wax ………………………………………………………. 2.4 Procesing Wax ………………………………………………………. 2.5 Impression Wax ………………………………………………………. 2 7 8 12 14 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………….. 3.2 Saran ……………………………………………………………………… 18 18 Daftar Pustaka ………………………………………………………………… 19 ii Daftar Gambar Gambar 2.1 Bagan Klasifikasi Dental Wax ……………………………… 7 ……………………………………………… 8 Gambar 2.3 Penggunaan Inlay wax ……………………………………... 9 Gambar 2.2 Inlay Wax ……………………………………………… 10 ……………………………………… 10 Gambar 2.6 Base Plate Wax ……………………………………………… 11 Gambar 2.7 Bite Rim ………………………………………………………. 11 Gambar 2.8 Bite Rim Saat Penetapan Gigit ………………………………. 11 ………………………………………………. 12 ………………………………. 12 ………………………………………………. 13 ……………………………… 13 ……………………………………………… 14 ……………………………………… 15 ……………………… 15 ……………………………… 15 ……………………… 16 Gambar 2.18 Corrective Wax ……………………………………………… 16 Gambar 2.19 Bite Registration Wax ……………………………………… 17 Gambar 2.4 Casting Wax Gambar 2.5 Casting Wax Sheet Gambar 2.9 Boxing Wax Gambar 2.10 Penggunaan Boxing Wax Gambar 2.11 Utility Wa Gambar 2.12 Penggunaan Utility Wax Gambar 2.13 Sticky Wax Gambar 2.14 Impression Wax Gambar 2.15 Haigh Temperature Modelling Wax Gambar 2.16 Extra Hard Impression Plate Gambar 2.17 Extra Soft Orange Impression Wax iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dental waxes memiliki fungsi dan wilayah kerja yang luas di kedokteran gigi (Anusavice et al. 2012; Bird, 2017). Karena fungsi dan wilayah kerjanya yang luas tersebut dental wax memiliki variasi yang beragam (Delmar’s, 2003). Dokter gigi sebagai salah satu pengguna dental wax dituntut untuk mengetahui variasi tesebut (ADC (Australian Dental Council), 2010; Delmar's, 2003) Hal-hal yang perlu diketahui dari variasi dental wax adalah komposisi, sifat, serta dimana dan bagaimana dental wax diaplikasikan untuk keperluan terapi (Delmar’s, 2003). Hal ini penting untuk diketahui agar tercapainya efektifitas terapi yang optimal. (Ohno & Hasaka 2013) Oleh karena itu makalah ini berfokus pada macammacam material lilin di kedokteran gigi. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 1.4 Bagaimana macam dan penggunaani dental wax di kedokteran gigi? Untuk mengetahui macam dan penggunaan dental wax di kedokteran gigi. Manfaat Penulisan 1.4.1 Memberikan sumbangan kepustakaan untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Udayana. 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dental wax Wax atau malam telah menjadi komoditas yang bernilai selama lebih dari 2000 tahun. Dulu beeswax digunakan untuk berbagai keperluan seperti melembutkan kulit, merkatkan benda, melapisi barang yang bernilai lebih, dan untuk membuat patung orang-orang terkemuka. Beeswax didapatkan dari sekret lebah yang digunakan untuk membangun sarangnya. Meskipun hingga saat ini beeswax masih digunakan, terdapat wax dari tanaman yang juga digunakan untuk melapisi permukaan furniture, kendaraan, dan prosedur kedokteran gigi. Beberapa wax didapatkan secara sintetis dari hasil distilasi minyak bumi. Wax sintetis tersebut tersusun atas senyawa hydrogen, arbon, oksigen, dan chlorine. Sebagian besar wax sintetis memiliki struktur yang sama dan lebih homogen dibanding dengan wax alami (Anusavice et al., 2012) Wax merupakan salah satu bahan termoplastik yang terdiri dari berbagai bahan organis dan bahan alami sehingga membuatnya sebagai bahan dengan sifat-sifat yang sangat berguna. Konstitusi dasar malam yang dipergunakan di kedokteran Gigi berasal dari tiga sumber utama, yaitu : 1. Mineral, Wax yang berasal dari bahan mineral diantaranya adalah paraffin wax dan microcrystallin wax yang diperoleh dari hasil residu petroleum melalui proses destilasi. Contoh : Paraffin wax akan mencair pada suhu 48-70°C dan memiliki rantai hidrokarbon yang lurus, sedangkan microcrystallin wax akan mencair pada suhu 65-90°C dan memiliki rantai hidrokarbon yang bercabang. Paraffin wax memiliki sifat mudah pecah dan microcrystallin wax memiliki sifat yang Iebih fleksibel dan kuat. 2.. Wax yang berasal dari serangga (hewani) adalah beeswax. Contoh : Beeswax akan mencair pada suhu 84-91°C dan memiliki sifat yang mudah pecah pada temperatur kamar, tetapi mudah dibentuk pada temperatur tubuh. 3. Wax yang berasal dari sayur-sayuran (tumbuh-tumbuhan) adalah carnauba wax, candelilla wax, resin, dan getah. Carnauba wax akan mencair pada suhu 84-91°C. Candelilla wax akan 2 mencair pada suhu 68-75°C. Candelilla wax digunakan terutama untuk memperkeras paraffin wax dengan jalan menambahkannya ke dalam parrafin wax. Sifat fisis malam yang paling sering ditanyakan adalah titik cairnya. Walaupun ini mungkin penting dalam industri, tetapi tidak demikian halnya di kedokteran gigi di mana biasanya dipergunakan campuran berbagai malam. Sifat fisis malam yang penting dalam pemakaiannya di kedokteran gigi selain mengenail mudahnya dimanipulasi adalah : Suhu transisi padat-padat, Ekspansi termis dan kontraksi termis, Flow/aliran, Internal stress/tegangan dalam, sifat mudah pecah (brittleness). Semua sifat-sifat tersebut harus secara penuh dipahami bila bahan tersebut ingin memuaskan saat digunakan. Karena sifat-sifat bahan yang dihasilkan secara alam ini tidak bisa dikontrol, malam sintetis (misal, derivate nitrogen dari asam lemak) atau polimer dari ethylene oksida mungkin memberi banyak keuntungan. Fungsi utama dental wax di bidang kedokteran gigi adalah untuk mendapatkan suatu pattern. Pembuatan pattern tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pemanipulasian wax. Karena hasil akhir dari restorasi sangat bergantung pada pattern yang telah kita dapatkan. (Rusfian, drg., M.Kes) Pada hakikatnya malam atau wax / liliin merupakan salah satu bahan yang memegang peranan penting di dalam ilmu bidang Kedokteran Gigi. Malam atau wax atau lilin dipergunakan sejak pertama kali di dunia Kedokteran Gigi sekitar abad 18, untuk tujuan pencatatan cetakan rahang yang tidak bergigi. Meskipun telah ditemukan bahan baru yang lainnya, malam masih digunakan dalam jumlah yang besar untuk keperluan klinik dan pekerjaan laboratorium. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut malam gigi biasanya dicampur dari bahan alami dan sintetis. Karena penggunaan malam dalam kedokteran gigi ini maka perlu untuk mengetahui segala aspek dalam malam atu wax terutama sifat sifatnya sehingga akan memudahkan dalam memanipulasi, dan menghasilkan suatu hasil manipulasi yang maksimal. Dan untuk lebih memahaminya maka perlu dilakukan suatu percobaan yang akan memperlihatkan cara manipulasi malam yang benar serta pengaruh sifat sifatnya terhadap hasil manipulasi. Pada perkembangan selanjutnya, malam dental sebagian besar digunakan dalam proses laboratorium, meskipun masih ada sebagian dari malam dental yang digunakan langsung pada rongga mulut penderita misalnya malam onlay untuk mencetak atau mengecek hasil dari preparasi sebuah gigi. 3 Malam dental juga harus memiliki syarat-syarat tertentu sehingga malam tersebut mampu memenuhi kebutuhan baik itu malam yang digunakan secara direct ataupun indirect. Pada proses laboratorium malam dental digunakan dalam banyak kepentingan, dan penggunaannya disesuaikan dengan jenis malam dan sifat dari masing-masing malam dental. Menurut spesifikasi dari ADA (American Dental Association) bahan wax diklassifikasikan kedalam 3 tipe yaitu: 1. Pattern wax (inlay wax, casting wax dan baseplate wax),2. Processing wax (sticky wax, boxing wax dan utility wax) dan 3. Impression Wax (corrective dan bite wax). Untuk mendapatkan restorasi dengan menggunakan wax, maka periu diketahui sifat-sifat dari bahan tersebut. Secara umum wax memiliki sifat-sifat fisis yang seperti temperatur transisi solid-solid, thermal ekspansi dan kontraksi, flow dan tekanan internal sedangkan sifat mekanis seperti tekanan residual dan ductility. Malam dental / dental wax memiliSifat fisik yaitu : 1. Teimperatur peralihan solid Wax memiliki temperatur yang cukup tinggi di atas 37 derajat celcius. Selama terjadinya perubahan dari satu laticce ke tipe laticce yang lain wax dapat dimanipulasi dengan baik tanpa adanya kerusakan pada tekanan yang berlebih selain itu digunakan untuk menentukan berbagai sifat-sifat dan keselarasannya untuk berbagai prosedur klinis di laboratorium. 2. Termal ekspansi dan kontraksi Wax dan komponen-komponennya memiliki koefisien ekspansi terbesar diantara materialmaterial lain yang digunakan di bidang kedokteran gigi. Wax akan memuai pada saat mengalami kenaikan temperatur dan mengalami kontraksi saat temperatur diturunkan. 3. Daya alir (flow) Daya alir wax tidak diperlukan pada temperatur kamar dan mulut, karena akan menyebabka kerusakan pada wax. Namun pada saat pembentukan wax temperatur kamar sangat diperlukan untuk membengkokkan dan melipat wax saat manipulasi. 4. Tekanan interna Wax memiliki sifat termal konduksi yang rendah sehingga sulit untuk mencapai panas yang seragam. Jika wax dibentuk atau diadaptasikan ke suatu bentuk tanpa panas yang cukup sampai temperatur peralihan ke solid, maka wax akan mengalami tekanan yang sangat kuat. 4 5. Sifat mudah pecah (Brittleness) Pada beberapa dental wax, seperti inlay wax kekerasan sangatlah diperlukan agar inlay wax dapat dicarving beberapa kali sesuai dengan keinginan tanpa mengalami patah (Jamilah, 2009). Ada beberapa jenis malam berdasarkan penggunaannya, antara lain : Malam model : Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk keperluan membuat pola dan untuk pencatatan relasi rahang dalam bentuk gigi tiruan. Malam model yang digunakan untuk keperluan klinik hendaknya tidak mengalami perubahan dimensi ketika dipanaskan pada suhu mulut dan didinginkan pada suhu kamar. Malam lembaran tuang : Malam jenis ini tersedia dalam bentuk lembaran dengan ketebalan tertentu. Bahan malam tuang dan komponen polimer harus dibakar habis dari bumbung tuang tanpa meninggalkan residu. Malam inlay : Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk pembuatan pola inlay, yang dapat dipergunakan langsung di dalam mulut atau dengan model. Carding dan Boxing wax : Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk melekatkan gigi tiruan pada tempatnya dan untuk membuat dinding batas cetakan sebelum dilakukan pengisian. Malam perekat/sticky wax : Malam jenis ini berbentuk batang yang mudah patah/brittle, warna kuning, terbuat dari beeswax dan beberapa resin alami. Bahan ini hendaknya mudah dilepas dengan air mendidih dan memiliki kontraksi minimal sewaktu pendinginan untuk mencegah bergeraknya bagian-bagian yang hendak disambung. Malam cetak : Malam jenis ini dipergunakan untuk mencetak rahang yang tidak bergigi. Malam ini menunjukkan derajat aliran yang tinggi pada suhu mulut. Dalam penggunaannya dalam kedokteran gigi, sifat malam inlay cor yang diinginkan adalah sebagai berikut: 1. Jika lunak, malam harus merata. Dengan kata lain, bahan-bahan dasarnya harus tercampur dengan baik satu sama lain, sehingga tidak ada butiran atau titik-titik yang keras ketika malam dilunakkan. 5 2. Warnanya harus sedemikian rupa sehingga kontras dengan bahan die, karena itu, kontras yang dipreparasi. Tepi malam harus diukir dengan ide, karena itu, kontras yang nyata dalam hal warna akan memungkinkan dilakukannya perapian yang baik dari berbagai tepi. 3. Tidak boleh terkelupas atau terjadi kekasaran permukaan yang serupa ketika malam dibengkokkan dan dibentuk sesudah dilunakkan. Pengelupasan cenderung terjadi pada malam parafin, dan merupakan salah satu alasan mengapa ditambahkan modifier. 4. Sesudah model malam memadat, perlu dilakukan pengukiran anatomi gigi asli pada malam dan seperti sudah disebutkan di atas, mengukir malam pada bagian tepinya sehingga model malam duduk tepat pada permukaan die. Prosedur yang terakhir ini kadang mengharuskan malam diukir sedemikian rupa sehingga membentuk lapisan yang sangat tipis. Jika malam tertarik karena instrumen pengukir atau gumpil sewaktu diukir, maka ketepatan tidak dapat diperoleh. 5. Seperti disebutkan di atas, sesudah mold dibuat, malam dibersihkan dari mold. Penghilangan malam tersebut biasanya dilakukan dengan memanaskan mold sehingga malam hilang. Jika sesudah pembakaran tersebut, malam meninggalkan residu yang menghasilkan lapisan tak tembus air pada dinding mold, inlay hasil pengecoran dapat terpengaruh secara negatif, seperti akan dibicarakan pada bagian berikut. Karena itu, malam harus dibakar habis, membentuk karbon yang nantinya dihilangkan melalui oksidasi menjadi gas yang menguap. Spesifikasi ada No. 4 mengharuskan F) tidakC (932agar malam yang mencair jika menguap pada 500 meninggalkan residu padat lebih dari 0,10% dari berat aslinya. 6. Idealnya, model malam harus kaku dan mempunyai kestabilan dimensi yang baik sepanjang waktu sampai nantinya dihilangkan model malam terpajan aliran kecuali bila ditangani dengan hati-hati. Juga terpajan relaksasi, suatu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam manipulasi. (Kenneth J. Anusavice, 1992) Malam yang dipergunakan di dunia Kedokteran Gigi harus memenuhi syarat sebagai berikut : Stabil pada suhu mulut, Dapat mengisi rongga cetak, Non iritan dan Non toxic, Tidak meninggalkan residu & Tidak berubah sifat fisis jika dipanaskan. (Wilson,1987) 6 2.2 Klasifikasi dental wax Dental wax Tempat Digunakan Klinik Fungsi Laboratorium Pattern wax Inlay, casting, baseplate Processing wax Boxing wax, utility wax, sticky wax Impression wax Corrective wax, bite registration wax Gambar 2.1 Bagan Klasifikasi Dental Wax Dental wax di kedokteran gigi secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan tempat digunakan dan fungsinya. Berdasarkan tempat digunakannya, dental wax digunakan di klinik dan laboratorium. Berdasarkan fungsinya dental wax dibagi menjadi pattern wax, processing wax, dan impression wax. Setiap dental wax memiliki fungsi yang berbeda. Dental wax merupakan bahan thermoplastic artinya bahan ini berwujud padat pada suhu ruangan namun dapat meleleh tanpa diikuti dekomposisi bahan sehingga mampu mengalir seperti zat cair (McCabe, 2013). Komponen utama penyusun dental wax yaitu mineral, hewan, dan tumbuhan. Parafin dan mikrokristalin merupakan malam yang didapatkan dari residu hasil distilasi minyak bumi. Bahan-bahan tersebu tersusun atas senyawa hidrokarbon. Dimana paraffin tersusun atas rantai hidrokarbon yang lurus sementara mikrokristalin tersusun atas rantai hidrokarbon yang bercabang (Delmar’s, 2003). Parafin akan lunak pada suhu berkisar antara 37-55oC dan meleleh pada suhu 4870oC. Sementara mikrokristalin memiliki rentang leleh pada 65-90oC. Kedua bahan tersebut bersifat brittle (mudah patah) pada suhu ruangan (Delmar’s, 2003). 7 Beeswax merupakan salah satu bahan alami yang tersusun dari hewan. Dimaan beeswax didapatkan dari derivat rumah lebah yang tersusun atas sedikit kristalin alami dan polyester. Bahan ini terkadang dijadikan campuran paraffin untuk menurunkan rentang leleh dan sifat brittelnya sehingga memiliki viskositas yang lebih rendah (Delmar’s, 2003). Malam karnauba dan kandelilla merupakan turunan dari tumbuhan, malam ini biasanya dicampur dengan paraffin untuk membuat teksturnya menjadi lebih lunak (Delmar’s, 2003). 2.3 Pattern wax 2.3.1 Inlay wax Komponen utama dari Inlay wax adalah parafin, mikrokristalin, ceresin, carnauba, candelilla, dan beeswax. Contohnya : parafin 60%, carnauba 25%, ceresin 10%, beeswax 5%. Fungsi dari wax ini untuk malam pola pada restorasi gigi inlay, crown, dan bridge. Inlay wax memiliki beberapa jenis yaitu hard, medium/regular, dan soft, menunjukkan daya alirnya. Dimana daya alir ini dapat dikurangi dengan menambahkan carnauba atau prafin dengan titik lebur tinggi. Daya alir juga dapat diatur dengan menambahkan resin 1%. Selain itu, inlay wax memiliki residu maksimum adalah 0,10%. Ekspansi termal limer maksimal pada suhu 25-30ºC adalah 0,2% dan suhu 25-37ºC adalah 0,6%. Inlay pattern mengalami warp atau distorsi. Inlay wax memilik 2 tipe yaitu tipe I hard untuk direct technique dan tipe II yang lebih lunak untuk indirect technique. Sediaan inlay wax yaitu berwarna biru tua, hijau, dan ungu sehingga kontras dengan warna gigi. Bentuk batang/tongkat memiliki panjang 7,5 cm dan diameter 0,64 cm. Ada juga yang berbentuk pelet dan konus. Gambar 2.2 Inlay Wax 8 Gambar 2.3 Penggunaan Inlay wax 2.3.2 Casting wax Komposisi dari Casting wax hampir sama dengan Inlay wax. Fungsi dari casting wax untuk pola kerangka logam gigi tiruan. Sifat dari Casting wax yaitu lunak dan dapat diadaptasikan pada suhu 40-45ºC. Agak lengket dan terfiksasi pada model kerja gips. Mencetak dengan akurat permukaan yang dilekatinya. Tidak getas waktu didinginkan. Menguap pada suhu 500ºC dan tidak meninggalkan lapisan kecuali karbon. Sediaan casting wax berbentuk lembaran (tebal 0,32 – 0,4 mm), bentuk jadi dan gumpalan (bulk). Gambar 2.4 Casting wax 9 Gambar 2.5 Casting wax sheet 2.3.3 Baseplate wax Komposisi dari Baseplate terdiri dari 70 – 80% Parafin I Ceresin. Contohnya adalah Ceresin 80%, Beeswax 12%, Carnauba 2,5%, Resin 3%, dan Mikrokristalin 2,5%. Fungsi dari wax ini menentukan dimensi vertikal rahang pada pembuatan gigi tiruan lengkap dan malam pola plat dasar gigi tiruan lengkap dan sebagian, serta alat orthodonsi. Syarat yang harus dipenuhi oleh baseplate wax yaitu: a. Ekspansi thermis limer pada suhu 25-40°C lebih kecil dari 0,8%. b. Tidak mengiritasi jaringan mulut. c. Tidak flaky / menyerpih dan melekat di jan. d. Mudah diukir pada suhu 23°C. e. Permukaan halus setelah di flaming (disentuhkan pada api). f. Tidak berbekas pada porselen dan gigi tiruan. g. Tidak mewarnai gigi. Sediaan dari wax ini memiliki bentuk lembaran berukuran 7,6 X 15 X 1,3 cm, berwarna merah atau merah muda. Ada 3 tipe dari baseplate wax ini yaitu tipe I (lunak), tipe II (sedang), tipe III (keras). Model malam ini harus segera diproses agar akurasinya terjaga. 10 Gambar 2.6 Baseplate Wax Gambar 2.7 Bite rim Gambar 2.8 Bite rim saat penetapan gigit 11 2.4 Processing wax 2.4.1 Boxing wax Boxing wax memiliki fungsi sebagai pagar atau pememberi batas pada saat melakukan pengecoran cetak negatif. Sedian boxing wax yaitu batang atau strip berwarna hijau atau hitam. Gambar 2.9 Boxing Wax Gambar 2.10 Penggunaan boxing wax 12 2.4.2 Utility wax Utility wax terdiri dari beeswax, petrolatum, dan malam lunak lain. Fungsi dari wax ini yaitu digunakan pada bidang orthodonsia dan menjadi bahan pendukung pada bahan cetak alginat. Di bidang orthodonsia utility wax digunakan untuk menutupi kawat maupun braket. Sediaan wax yang biasa digunakan di bidang orthodonsia adalah wax berwarna putih (GmbH, 2017). Sementara, untuk fungsinya dalam mendukung bahan cetak alginate. Utility wax ini befungsi sebagai pemanjang sendok cetak pada kasus pasien dengan alveolar ridge yang Panjang dan sebagai pelapis pada bagian palatum sendok cetak untuk kasus pasien dengan palatum yang dalam (Interdent, 2018) Gambar 2.11 Utility Wax Gambar 2.12 Penggunaan utility wax 13 2.4.3 Sticky wax Sticky wax terdiri dari rosin, beeswax, pewarna dan resin alami. Fungsi dari wax ini yaitu menyambung atau melekatkan patahan protesa gigi resin (reparasi) dan logam (soldering). Sediaan dari wax ini yaitu warna gelap dan terang. Sifat dari sticky wax ini pada suhu kamar bersifat getas, kuat dan tidak Iengket. Bila dicairkan bersifat lengket dan melekat kuat pada permukaan bahan. Residu < 0,2%. Pengkerutan < 0,5% dari suhu 43 ke 28°C. Daya alir pada suhu 30°C maksimum 5%, dan pada suhu 43°C minimum 90%. Gambar 2.13 Sticky Wax 2.5 Impression wax Komposisi impression wax tersusun atas rantai atom hidrokarbon CH3(CH2)nCH3, dimana nilai n berada di antara 15 hingga 42 (Noort 2002; Anusavice et al. 2012). Malam cetak biasanya memiliki ciri-ciri tidak memiliki rasa, tidak berwarna, tidak berbau, dan berminyak pada sentuhan (Noort 2002).Malam cetak biasanya digunakan untuk memastikan keberadaan undercut pada permukaan preparasi yang dimana hal tersebut akan menimbulkan masalah serius dalam pencetakan alloy emas (Powers & Wataha 2013). Namun impression wax cenderung akan terdistorsi apabila diambil pada daerah yang terdapat undercut. dengan demikian, impression wax memiliki keterbatasan yaitu hanya dapat digunakan pada edentulous ridge atau permukaan oklusal (Anusavice et al. 2012). Malam cetak yang biasa digunakan adalah beeswax dan colophany (Noort 2002). Untuk menggunakan bahan cetak ini diperlukan teknik pemanasan baik dengan api maupun dengan air panas hingga bahan tersebut benar14 benar melunak dan kemudian siap untuk digunakan untuk mencetak. Proses pendinginan malam cetak dapat menggunakan semprotan air dengan suhu 16 oC hingga 18oC. Hasil cetakan kemudian diperiksa untuk mengetahui adanya undercut atau deformitas. Malam cetak tersedia dalam beberapa bentuk sediaan seperti pada (Gambar 2.7 - 2. 11) (Powers & Wataha 2013). Gambar 2.14 Impression wax plate Gambar 2. 15 High temperature modelling wax and impression Gambar 2.16 Extra hard impression plate 15 Gambar 2.17 Extra soft orange impression wax 2.5.1 Corrective wax Corrective wax adalah malam yang digunakan untuk melakukan koreksi pada undercut dan cetak positif gigi (Gambar 2.12) (Anusavice et al. 2012). Sumber lain menyebutkan bahwa corrective wax digunakan dalam prosedur pengambilan cetak edentulous. Malam ini memiliki sifat yang mudah mengalir pada suhu rongga mulut sehingga dapat disesuaikan dengan material yang lain. Gambar 2.18 Corrective Wax 2.5.2 Bite registration wax Bite registration wax terdiri dari beeswax atau parafin dan ceresin. Malam ini dibuat dari casting wax sheet atau hard base plate wax. Fungsi dari wax ini 16 adalah untuk mendapatkan artikulasi akurat dari rahang atas dan rahang bawah(Anusavice et al. 2012). Cara manipulasi dari wax ini yaitu lilin diukur dengan penetrasi di suhu 37ºC dari 2,5% menjadi 22% yang menunjukkan bahwa lilin ini rentan terhadap distorsi pada penghapusan dari mulut. Produk dagang terbaru banyak pilihan untuk produk bite registration contohnya seperti Denar, Alminax (Delmar’s, 2003). Gambar 2.19 Bite registration Wax 17 BAB III 3.1 Kesimpulan Dental Wax/ Malam kedokteran gigi memiliki banyak manfaat dan kegunaan dalam melakukan setiap tindakan baik penggunaan langsung di rongga mulut pasien maupun di laboratorium. Memahami penggunaan dental wax tidak dapat dilepaskan dari pengetahuan akan karakter dan sifat dari dental wax itu sendiri, dan bagaimana manipulasi . Begitu banyak dental wax yang dapat ditemukan dipasaran dan pengetahuan dokter gigi sangat dibutuhkan untuk membatu dalam menentukan dental wax mana yang seharusnya dipergunakan. 3.4. Saran Mengingat pentingnya penggunaan dental wax bagi dokter gigi , mahasiswa kedokteran gigi maupun laboran maka diharapkan untuk memahami karakter, dan cara manipulasi macam –macam dental wax yang ada di pasaran 18 DAFTAR PUSTAKA Bird, D.L. and Robinson, D.S., 2017. Modern Dental Assisting-E-Book. Elsevier Health Sciences. GmbH, K. (2018). Kulzer - Ortho & Utility Waxes. [online] Kulzerus.com. Available at: http://kulzerus.com/en_us/en_us/dental_technician_1/products_by_appli cation_1/wax/ortho___utility_waxes/ortho___utility_waxs.aspx [Accessed 9 Jan. 2018]. Interdent. (2018). Utility Wax. [online] Available at: http://interdent.cc/eng/utility-wax.html [Accessed 9 Jan. 2018]. McCabe, J.F. and Walls, A.W. eds., 2013. Applied dental materials. John Wiley & Sons. Phinney, D.J. and Halstead, J.H., 2003. Delmar's dental assisting: a comprehensive approach. Cengage Learning. 19