MAKALAH EKSPOR IMPOR (PRAKTIKUM) PRODUK KOMODITAS EKSPOR KOPI GAYO Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Ekspor Impor (Praktikum) oleh Yuvita Riza Satriva NIM 151811013006 PROGRAM DIPLOMA III PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PERKANTORAN FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2020 KATA PENGANTAR Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan. Atas karuniaNya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah Ekspor Impor (Praktikum). Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah Ekspor Impor (Praktikum). Makalah ini berisi tentang produk komoditas ekspor Kopi Gayo. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta membantu penyelesaian makalah. Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekaligus menambah pengetahuan mengenai Ekspor Impor. Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan kesalahan. Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah.. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun terutama bagi pembaca maupun mahasiswa yang ikut berperan serta mempelajari dalam bidang Ekspor Impor supaya dapat berpikir luas dan kritis. Surabaya, 2 November 2020 Penyusun ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii BAB 1 ..................................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2 1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................................. 2 1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................................................ 3 BAB 2 ..................................................................................................................................................... 4 PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 4 2.1 Produk Komoditas Ekspor (Kopi Gayo) ............................................................................ 4 2.1.1 Proses Produksi Kopi Gayo ......................................................................................... 4 2.1.2 Keunggulan Kopi Gayo ................................................................................................ 7 2.1.3 Negara Tujuan Ekspor ................................................................................................. 8 2.1.4 Alasan diterima oleh Pihak Importir .......................................................................... 8 2.2 Penetapan Harga Produk untuk Lokal dan Ekspor .......................................................... 8 2.3 Kerjasama dengan Bank untuk Tujuan Ekspor ................................................................ 8 2.4 Produk Pesaing di Negara Importir .................................................................................... 9 BAB 3 ................................................................................................................................................... 10 PENUTUP............................................................................................................................................ 10 3.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 10 3.2 Saran .................................................................................................................................... 10 iii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling popular di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Minum kopi saat ini sudah menjadi budaya bagi sebagian besar masyarakat, sehingga peluang usaha warung kopi bisa dibilang menjanjikan. Oleh karena itu para pengusaha kopi harus mampu bersaing dan menawarkan kelebihan ataupun keunikan yang di miliki kopi yang diproduksinya. Adanya persaingan yang sangat ketat tersebut menguntungkan bagi konsumen atau penikmat kopi. Konsumen dapat memilih produk kopi mana yang tepat untuk memenuhi kebutuhan, daya beli dan seleranya. Keputusan pembelian yang dilakukan oleh seseorang pada dasarnya merupakan bentuk keputusan yang dilakukan secara terencana serta selalu mempertimbangkan berbagai unsur-unsur terkait dengan keunggulan atau keunikan yang dimiliki oleh produk tersebut. Kondisi ini menjadi peluang bagi pemilik usaha untuk mengembangkan usahanya dengan menawarkan produk yang bersaing dan memiliki kualitas yang dihandalkan untuk di ekspor ke negara yang menjadi tujuan ekspor. Amerika Serikat adalah negara pengimpor kopi indonesia terbesar dalam sepuluh tahun terakhir dan di ikuti Jerman dan Jepang, pada tahun 2014 Amerika Serikat telah mengimpor sebesar 58.308,5 Ton atau 11,49% dari volume ekspor kopi Indonesia ke dunia, sedangkan Jerman 37.976,7 Ton dengan nilai 84.459.200.000 USD dan Jepang 41.234,3 Ton dengan nilai 101.350.400.00 USD. Kegiatan ekspor impor kopi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan Indonesia bergabung ke dalam organisasi kopi yaitu International Coffee Organizarion (ICO). ICO adalah organisasi kopi utama antar negara dan ICO menjadi wadah bagi eksportir dan importir untuk tetap berjalan pada pasar global di sektor kopi. ICO mencatat pada tahun 2014 Indonesia menjadi negara produsen dan pengekspor kopi ke empat terbesar terbesar di dunia. Salah satu kopi yang memiliki keunikan atau keunggulan yaitu Kopi Gayo. Kopi gayo merupakan varietas kopi arabika yang menjadi salah satu komoditi unggulan yang berasal dari Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah, Indonesia. Perkebunan di Gayo, Aceh Tengah rata-rata berada pada ketinggian 1.000 hingga 1.200 mdpl. Lokasinya berada di sekitar kota Takengon dan dekat dengan Danau Tawar. Mayoritas suku yang tinggal di daerah ini adalah orang-orang Gayo. Perkebunan di daerah ini dikelola oleh perorangan dan budidaya tanamannya dilakukan di tempat teduh (shade grown coffee). Biji yang dihasilkan adalah biji jenis arabika yang memang cocok ditanam di sini. Karakter rasa kopi gayo yang kuat, tingkat keasaman yang rendah dengan sedikit rasa rempah (spice), membuatnya sangat digemari, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Karakter yang clean membuatnya laku sebagai campuran house blend. Ciri khas Kopi Arabika Gayo adalah cenderung memiliki rasa yang tidak konsisten. Hal itu terjadi karena perkebunan kopi di daerah Dataran Tinggi Gayo memiliki ketinggian yang berbeda, serta cara budidaya yang beragam. Kalau kopi yang ditanami di areal yang berbeda, dengan ketinggian yang berbeda, serta varietas yang beragam, maka memungkinkan karakteristik kualitas fisik dan cita rasa juga akan berbeda pula. Dengan melihat keunggulan yang dimiliki Kopi Gayo tersebut, kami memilih produk Kopi Gayo yang akan menjadi produk ekspor 1.2. Rumusan Masalah 1. Apa produk komoditas ekspor (Kopi Gayo)? 2. Bagaimana proses produksi Kopi Gayo? 3. Apa keunggulan Kopi Gayo? 4. Apa negara tujuan ekspor? 5. Apa alasan diterima oleh Pihak Importir? 6. Bagaimana penetapan harga produk untuk Lokal dan Ekspor? 7. Bagaimana kerjasama dengan Bank untuk Tujuan Ekspor? 8. Apa produk pesaing di negara Importir? 1.3. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui produk komoditas ekspor (Kopi Gayo) 2. Mengetahui bagaimana proses produksi Kopi Gayo 3. Mengetahui keunggulan Kopi Gayo 4. Mengetahui negara tujuan ekspor 5. Mengetahui alasan diterima oleh Pihak Importir 6. Mengetahui bagaimana penetapan harga produk untuk Lokal dan Ekspor 7. Mengetahui bagaimana kerjasama dengan Bank untuk Tujuan Ekspor 8. Mengetahui produk pesaing di negara Importir 2 1.4. Manfaat Penulisan 1. Bagi Mahasiswa a. Menambah wawasan mahasiswa mengenai produk komoditas ekspor yang cocok dipilih untuk perdagangan b. Menciptakan proses berpikir kreatif dan inovatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang ada saat pelaksanaan ekspor impor 2. Bagi Pembaca Lain a. Sebagai bahan bacaan tambahan mengenai perdagangan ekspor impor terutama Kopi Gayo dan semua yang terkait di dalamnya b. Sebagai referensi yang bermanfaat terkait produk komoditas Kopi Gayo yang dipilih sebagai produk yang diekspor ke negara tujuan ekspor 3 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1. Produk Komoditas Ekspor (Kopi Gayo) Kopi gayo merupakan varietas kopi arabika yang menjadi salah satu komoditi unggulan yang berasal dari Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah, Indonesia. Perkebunan di Gayo, Aceh Tengah rata-rata berada pada ketinggian 1.000 hingga 1.200 mdpl. Lokasinya berada di sekitar kota Takengon dan dekat dengan Danau Tawar. Mayoritas suku yang tinggal di daerah ini adalah orang-orang Gayo. Perkebunan di daerah ini dikelola oleh perorangan dan budidaya tanamannya dilakukan di tempat teduh (shade grown coffee). Biji yang dihasilkan adalah biji jenis arabika yang memang cocok ditanam di sini. Komoditi perkebunan ini kemudian menjelma menjadi "soko guru" alias penopang utama perekonomian di daerah dengan topografi pegunungan berhawa sejuk ini. Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) terbesar bagi daerah ini dihasilkan produk kopi arabika yang saat ini sudah banyak dikenal oleh konsumen manca negara baik di daratan Eropa, Amerika maupun Asia. Karakter rasa kopi gayo yang kuat, tingkat keasaman yang rendah dengan sedikit rasa rempah (spice), membuatnya sangat digemari, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Karakter yang clean membuatnya laku sebagai campuran house blend. Ciri khas Kopi Arabika Gayo adalah cenderung memiliki rasa yang tidak konsisten. Hal itu terjadi karena perkebunan kopi di daerah Dataran Tinggi Gayo memiliki ketinggian yang berbeda, serta cara budidaya yang beragam. Kalau kopi yang ditanami di areal yang berbeda, dengan ketinggian yang berbeda, serta varietas yang beragam, maka memungkinkan karakteristik kualitas fisik dan cita rasa juga akan berbeda pula 2.1.1 Proses Produksi Kopi Gayo A. Panen dan Paska Panen Panen kopi adalah suatu kegiatan pengambilan buah-buah kopi yang merah dari tangkainya atau dalam bahasa Gayo disebut” mungutip”, sedangkan pasca panen adalah serangkaian kegiatan yang meliputi sortasi atau pembersihan, pengupasan, fermentasi, pencucian, pengeringan, pengemasan dan transportasi dari produksi kopi. Cara melakukan pemanenan kopi merupakan salah satu penentu kualitas kopi yang dihasilkan, buah kopi yang dipetik hanya buah merah saja, hindari pemetikan buah yang masih hijau atau kuning. Kematangan buah kopi selain dapat dilihat dari warna yang merah menyala, juga dapat dirasakan dari lunak atau kerasnya daging buah. Buah yang merah mempunyai daging buah yang lunak dan berlendir serta mengandung senyawa gula sehingga terasa manis, sementara buah muda mempunyai daging buah sedikit keras, tidak berlendir dan tidak manis karena senyawa gula belum terbentuk dengan sempurna. Panen kopi di dataran tinggi Gayo biasanya telah dimulai sejak bulan September dan berakhir pada bulan Mai atau Juni, ini tergantung pada ketinggian tempat, teknik budidaya dan varietas kopi yang digunakan. B. Sortasi Buah Setelah kopi dipanen, buah kopi yang salah petik muda, kuning dan terserang hama, penyakit harus diambil dan dipisahkan, karena buah-buah ini 4 sangat berpengaruh terhadap citarasa kopi yang jelek. Sementara untuk memisahkan buah kopi yang terserang hama, penyakit umumnya dilakukan dengan cara merendam buah kopi kedalam air, dan mengambil buah kopi yang terapung C. Pengupasan Kulit Buah (Pulping) Pengupasan kulit buah atau pulping bertujuan untuk memisahkan kulit gelondong kopi dengan gabah yang masih berlendir. Buah kopi bersifat higroskopis, yaitu menyerap dan melepaskan air, oleh karena itu buah kopi yang sudah dipetik harus di pulping pada hari itu juga, jika tidak dilakukan buah kopi gelondong merah akan busuk, busuknya buah ini akan diserap oleh biji kopi dan cita rasa akan cacat (fermented). D. Fermentasi Fermentasi bertujuan untuk meluruhkan lapisan lendir yang menempel erat pada kulit tanduk biji kopi, sehingga memudahkan dalam proses selanjutnya, yaitu pencucian. Lama fermentasi umumnya selama 12 jam. E. Pencucian Setelah kopi difermentasi selama satu malam, maka selanjutnya dilakukan pencucian sampai bersih, biji kopi bersih ditandai dari warna dan rasa yang kesat. Selama pencucian berlangsung, biji-biji yang terapung harus diambil dan dipisahkan dari biji yang bernas. Biji yang terapung akan menambah biji cacat atau triage. F. Penjemuran (Drying) Setelah pencucian, biji kopi langsung dijemur dengan menggunakan lantai jemur berupa para-para, atau lantai semen atau terpal atau goni yang bersih, hindari penjemuran di atas tanah, karena dapat menyebabkan cacat citarasa. G. Pengupasan Kulit Tanduk (Hulling) Kopi gabah yang sudah kering air, lalu dihulling, yaitu proses pemisahan kulit tanduk dari biji kopi yang hasilnya disebut kopi labu (wet bean). Biji kopi ini dijemur lagi diterik matahari hingga mencapai kadar air 12-13 % (standar eksport). H. Sortasi Kopi gabah yang sudah kering air, lalu dihulling, yaitu proses pemisahan kulit tanduk dari biji kopi yang hasilnya disebut kopi labu (wet bean). Biji kopi ini dijemur lagi diterik matahari hingga mencapai kadar air 12-13 % (standar eksport). I. Pengolahan Produk Sekunder Secara umum kopi arabika di ekspor ke manca negara adalah dalam bentuk biji kopi (green bean), hanya dalam jumlah sedikit saja diproses menjadi biji kopi sangrai (roasting) dan kopi bubuk. Proses ini sering disebut Pengolahan Produk Sekunder. Tahapan prosesnya adalah sebagai berikut: 1) Biji Kopi Biji kopi merupakan bahan baku untuk minuman, artinya harus melalui mulut dan tenggorokan hingga masuk kebahagian perut, jadi sudah seharusnya dijaga aspek mutu (fisik, kimiawi, kontaminasi dengan benda lain dan kebersihan) harus mendapat pengawasan yang ketat karena menyangkut 5 citarasa, kesehatan konsumen dan efisiensi produksi. Dari segi citarasa dan aroma, seduhan kopi akan sangat baik, jika biji kopi yang digunakan telah diolah secara baik 2) Penyangraian (Roasting) Kunci dari proses produksi kopi bubuk adalah penyangraian. Proses sangrai diawali dengan penguapan air, secara kimiawi proses ini ditandai dengan evolusi gas CO2 dalam jumlah banyak dari ruang sangrai, Sedangkan secara fisik ditandai dengan perubahan warna biji kopi yang semula berwarna kehijauan menjadi kecoklatan. 3) Tingkat Sangrai Waktu penyangraian bervariasi antara 7 – 30 menit tergantung pada suhu dan tingkat sangrai yang diinginkan. Tingkat suhu sangrai adalah sebagai berikut: Suhu 190°C - 195°C untuk tingkat sangrai ringan (warna coklat muda), Suhu 200°C - 205°C untuk tingkat sangrai medium (warna coklat agak gelap), dan suhu di atas 205°C untuk tingkat sangrai gelap (warna coklat tua cenderung agak hitam). 4) Penghalusan biji kopi sangrai (Grinder) Biji kopi yang sudah disangrai selanjutnya dihaluskan dengan alat penghalus (grinder) sampai diperoleh butiran kopi butiran kopi bubuk dengan tingkat ke halusan tertentu. Butiran kopi bubuk mempunyai luas permukaan yang sangat besar sehingga senyawa pembentuk citarasa dan senyawa penyegar mudah larut saat diseduh dengan air panas. 5) Pengemasan Biji kopi sangrai atau kopi bubuk dikemas dalam Kertas karton bergelombang, karton yang terdiri atas bagian bergelombang yang kedua sisinya ditutup dengan lembaran karton yang direkatkan. Bagian ini disebut liner. Keunggulannya yaitu karena konstruksi gelombang tersebut, karton bergelombang single dan double memiliki sifat yang kaku sehingga bisa digunakan untuk keperluan transportasi yang menjadikan karton ini dapat meredam getaran atau tekanan dalam kemasan. Lapisan dalam kemasan tersebut ada aluminium foil . tak lupa juga kemasan tersebut dipres, dengan tujuan agar kesegaran, aroma dan citarasa akan terjaga dengan baik. Pemetikan Buah Sortasi Buah Manual Sortasi dengan Air Sortasi dengan Air Fermentasi Penggilingan Buah Merah Buah Merah Baik Buah Jelek (Mengapung) Pengeringan Kopi Gabah Basah Huller (Gabah Kering air k.a 40%) Pencucian 6 Pengeringan Kopi Labu Pengemasan Sortasi Biji 2.1.2 Keunggulan Kopi Gayo Kopi Gayo sendiri sudah dikenal baik didalam negeri maupun luar negeri, maka tidak diragukan lagi perihal keunggulan produk tersebut. Keunggulan dari Kopi Gayo sendiri sudah diketahui secara umum, baik secara rasa maupun cara pengolahannya. Berikut salah satu keunggulan dari kopi gayo : - - - Merupakan salah satu Varietas kopi terbaik yang ada di Indonesia Dikutip dalam CNN Indonesia, berdasarkan review internasional, kopi Gayo memiliki rasa yang unik dibandingkan jenis kopi arabika yang ada. Di samping dikenal dengan rasanya yang unik, enak, dan tidak terlalu pahit, baunya pun wangi. Kesempurnaan rasa dan aromanya itulah yang membuat kopi Gayo menjadi salah satu kopi terbaik dan termahal di dunia. Kopi organic yang memiliki rasa dan aroma yang khas Menurut data dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), satusatunya Provinsi yang telah meng-ekspor kopi organik adalah Aceh ( khususnya Dataran Tinggi Gayo ) . Premium yang diperoleh oleh kopi organik berkisar antara 50 - 70,5 persen, yang merupakan persentasi tertinggi dari seluruh penghasil kopi dunia. Hal ini tentu akan membuat kopi organik yang dihasilan petani Gayo akan semakin dikenal di dunia dan harganya di pasaran dunia akan tetap tinggi. Di tanam di tempat yang mendukung. yaitu pada bukit dengan ketinggian diatas 1000 mdpl Pengelolaan basah yang dilakukan oleh para petani kopi gayo. Cara pengelolaan basah ini sangatlah unik, sehingga cita rasa kopi gayo memiliki rasa yang unik Praktik pertanian yang memperhatikan tuntutan konsumen, dan juga ditanam dengan sistem pertanian organik Disamping itu juga kopi gayo mempunyai keunggulan dari varietas kopi lainnya, salah satu keunggulainnya yaitu o Pertama yaitu terkait varietas kopi yang ditanam oleh petani yang mampu menghasilkan kopi dengan kualitas terbaik. Petani di dataran tinggi Gayo kini lebih sering menanam kopi dengan varietas Gayo 1 dan Gayo 2 serta P88. Ketiga jenis varietas itu sudah diakui sebagai varietas unggul kopi yang ada di Indonesia. o Kedua yakni terkait iklim serta jenis tanah yang ada di wilayah dataran tinggi tersebut yang memiliki tanah berbukit Bukit dengan ketinggian diatas 1000 mdpl. Hal ini tentu saja akan mendukung proses produksi kopi organik ini. Tidak heran apabila cita rasa yang dihasilkan sangat khas dan enak. 7 o Ketiga yaitu terkait dengan pengolahan basah yang dilakukan oleh para petani kopi Gayo. Cara pengolahan basah ini sangatlah unik. Dan hal ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kopi organik ini memiliki citarasa terbaik. o Keempat yaitu terkait praktik pertanian yang telah dilakukan oleh petani pada umumnya sudah sesuai dengan tuntutan konsumen. Kopi Gayo ditanam dengan sistem pertanian organik yang benar-benar diperhatikan dari berbagai aspek. Dengan alasan ini tidak heran apabila kopi Gayo ini lebih unggul dibandingkan dengan kopi yang lainnya bahkan menjadi laris di pasar internasional. 2.1.3 Negara Tujuan Ekspor Negara tujuan ekspor dari kopi gayo terbilang cukup banyak, kebanyakan negara yang menjadi tujuan kopi gayo berada di benua eropa dan Amerika contohnya yaitu Italia, Spanyol, Belgia dan Jerman. Di tengah tekanan pandemi corona kopi arabika Gayo Aceh masih diminati di pasar Amerika dan Eropa. Meski pada awal pandemi, ekspor kopi gayo sempat terhadang, kini para pemain mengaku sudah mulai kembali masuk ke pasar luar negeri.Walau beberapa negara di kawasan Eropa masih belum membuka kran impor kopi gayo Aceh seperti Inggris dan Prancis. Kedepan kami terus berkomunikasi dengan buyer-buyer di Eropa untuk dapat mengirimkan kopi gayo tersebut. 2.1.4 Alasan diterima oleh Pihak Importir Kopi gayo sendiri memiliki banyak kelebihan khususnya pada rasa dan cara pemrosesannya yang organic sehingga kopi gayo layak menjadi salah satu kopi terbaik yang ada di dunia. Keunggulan tersebut tentunya menjadi poin plus terhadap penjualan kopi gayo khusunya pada pihak eksportir yang rata-rata menyukai cita rasa yang khas dan ke alamian kopi tersebut. Pengakuan kopi arabika Gayo sebagai kopi arabika terbaik pernah datang dari Specialty Coffee Assosiation of Eorope (SCAE), asosiasi kopi special yang konsen terhadap standar kualitas kopi dunia di daratan Eropa. Ketika Ketua SCAE Collin Smith beserta rombongannya yang berasal dari berbagai negara Eropa mengunjungi dataran tinggi Gayo beberapa tahun yang lalu, mereka menyatakan bahwa masyarakat Eropa sudah lama mengenal dan menikmati kopi arabika Gayo yang memiliki cita rasa yang khas dan proses pembuatannya yang masih organik 2.2. Penetapan Harga Produk untuk Lokal dan Ekspor Penetapan harga dari produk kopi gayo sendiri terdapat 2 harga, harga untuk dalam negeri dan luar negeri. Harga dalam negeri sendiri seharga Rp. 290.000 per kilonya, harga tersebut diambil karena dirasa harga di angka 290ribu merupakan harga pasaran yang dapat terjangkau di Indonesia. Beberapa produk lain juga memang ada di harga kisaran 290an, dimana memang ‘harga’ masih jadi patokan atau salah satu indikator seberapa laku produk di negara Indonesia ini. Kemudian untuk harga luar negeri khususnya di Amerika perkilo dikenai harga Rp. 485.000, Karena di Amerika atau negara tujuan ekspor kopi gayo, pola konsumtif masyarakatnya yang membuat kadang kualitas jadi patokan utama disini. Dengan kualitas yang kita miliki kami yakin dengan harga yang naik hampir 50% dari sebelumnya, produk ini tetap bakal bisa bersaing. 2.3. Kerjasama dengan Bank untuk Tujuan Ekspor 8 2.4. Produk Pesaing di Negara Importir Indonesia merupakan negara eksportir kopi terbesar ke empat dunia setelah brazil, vietnam dan kolombia. Berdasarkan data produktivitas kopi Nusantara masih kalah jauh dengan 3 negara kompetitor, padahal dari luasan lahan Indonesia masih di atas Vietnam dan Kolombia. Salah satu indikator adalah modernisasi alsintan (alat mesin pertanian) yang digunakan. Berikut penjelasan ketiga negara tersebut menjadi pesaing produk Kopi Gayo : 1) 2) 3) Brazil Negara ini telah menjadi penghasil kopi terbesar yang ada di dunia, bahkan sudah mendominasi pasar ekspor sejak 1830-an. Hingga saat ini pun angka ekspor Brasil sudah mencapai 30 persen dari jumlah perdagangan kopi global dan angka ini cukup besar jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Sekitar 80 persen kopi yang dihasilkan di Brasil merupakan jenis Arabika. Tak heran jika Brasil menjadi negara penghasil kopi Arabika terbesar yang ada di dunia. Kopi Arabika dari Brasil memiliki cita rasa dan aroma yang unik serta khas. Total produksi kopi Brasil dapat mencapai sekitar lebih dari 2,5 juta ton setiap tahunnya. Tak hanya kopi Arabika saja, tapi negara ini juga menghasilkan kopi Robusta.Salah satu produk kopi uggulan negara Brazil yaitu Kopi Cerrado Vietnam Produk kopi unggulan dari negara Vietnam yaitu kopi robusta, disamping itu juga kopi Vietnam sudah menjangkau berbagai daerah di setiap negara khusunya di Indonesia yang mana sekarang coffeshop ataupun café sudah menjual kopi tersebut. Cara penyajian kopi ini adalah dengan menambahkan susu kental manis beserta es batu. Kopi ini populer karena dapat membuat peminumnya tidak mengantuk hingga berjam-jam. Ekspor kopi Vietnam dapat mencapai lebih dari 1,6 juta ton setiap tahunnya. Kolombia Petani-petani kopi yang berada di Kolumbia benar-benar memerhatikan dengan baik hasil kopinya. Tak heran jika cita rasa kopi yang dihasilkan tetap terjaga dengan baik. Bahkan, beberapa wilayah perkebunan kopi yang ada di Kolumbia, seperti Quindio, Tolima, Antioquia Caldas, Risaralda, dan Valle del Cauca ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan dunia. Tercatat, sekitar 800 ribu ton jumlah ekspor kopi yang dilakukan Kolumbia. 9 BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran 3.2.1 Bagi Mahasiswa Bagi mahasiswa yang mendapatkan mata kuliah Ekspor Impor (Praktikum) supaya lebih bisa belajar dari setiap pengalaman dan informasi yang ada. Lebih memahami segala yang berhubungan dengan produk komoditas yang cocok untuk diekspor ke negara tujuan, seperti keunggulannya mengapa memilih produk untuk diekspor, serta memahami semua proses transaksinya dalam kegiatan ekspor, seperti bank yang dipilih untuk melakukan pembayaran, serta cara produk mempertahankan dari produk pesaing dalam negara ekspor. 3.2.2 Bagi Pembaca Lain Bagi pembaca lain supaya mendapatkan wawasan dan pengetahuan mengenai Ekspor Impor dan seluk beluknya mengenai produk yang sesuai ketika di ekspor ke negara tujuan ekspor. 10 LAMPIRAN Tambahin gambar kopinya sama proses produksinya Gambar 1 (Logo Produk Komoditas Ekspor Kopi Gayo) Gambar 2 (Packaging Produk Kopi Gayo) 11 Gambar 3 (Amazon Payment Bank yg digunakan saat Transaksi) Gambar 4 (Payoneer Bank yg digunakan saat Transaksi) Gambar 4 (Paypal Bank yg digunakan saat Transaksi) 12