Lampiran 1. Berilah masing-masing 2 contoh bahan kimia pada simbol berbahaya! - NaOH. Irritant (Xi). Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Hindari kontak langsung dengan kulit. - H2SO4. Corrosive (C). Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat kulit mengelupas. Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari dari benda-benda yang bersifat logam. 2. Carilah MSDS pada masing-masing bahan kimia yang anda sebutkan pada no.1! - NaOH SIFAT FISIKA dan KIMIA : Keadaan fisik dan penampilan: Solid. (Deliquescent padat) Bau: berbau. Molekul Berat: 40 g / mol Warna: Putih. pH (1% soln / air): [Dasar] 13,5 Titik Didih: 1388 ° C (2530,4 ° F) Melting Point: 323 ° C (613,4 ° F) Spesifik Gravity: 2.13 (Air = 1) Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air. Kelarutan: Mudah larut dalam air dingin. A. PENANGANAN : a. Kontak Mata: Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera. b. Kontak Kulit : Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera c. Kulit Serius : Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera Inhalasi: Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis. d. Serius Terhirup: Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut. B. PERINGATAN: Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis segera. Tertelan: JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul. - H2SO4 SIFAT FISIKA dan KIMIA : Keadaan fisik dan penampilan: Cairan. (Cairan berminyak tebal.) Bau: berbau, namun memiliki bau tersedak ketika panas. Rasa: rasa asam Ditandai. (Strong.) Berat Molekul: 98,08 g / mol Warna: tak berwarna. pH (1% soln / air): Asam. Titik Didih: 270 ° C (518 ° F) - 340 deg. C terurai pada 340 deg. C Melting Point: -35 ° C (-31 ° F) menjadi 10,36 deg. C (93% sampai 100% kemurnian) Spesifik Gravity: 1,84 (Air = 1) Densitas Uap: 3.4 (Air = 1) Properti Dispersi: Lihat kelarutan dalam air. kelarutan: Mudah larut dalam air dingin. Sulfat larut dalam air dengan pembebasan banyak panas. Larut dalam etil alkohol. A. PENANGANAN : a. Kontak Mata: Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera. b. Kontak Kulit : Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin mungkin dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera. c. Kulit Serius : Cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera d. Inhalasi: Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera perhatian medis. e. Serius Terhirup: Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen. Jika korban tidak bernafas, lakukan pernafasan dari mulut ke mulut. B. PERINGATAN: Ini mungkin berbahaya bagi orang yang memberikan bantuan lewat mulut ke mulut (resusitasi) bila bahan dihirup adalah racun, infeksi atau korosif. Cari bantuan medis segera. Tertelan: JANGAN mengusahakan muntah kecuali bila diarahkan berbuat demikian oleh personel medis. Jangan pernah memberikan apapun melalui mulut kepada korban yang sadar. Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau ikat pinggang. Dapatkan bantuan medis jika gejala muncul. 3. Apa fungsi lemari asam dalam laboratorium kimia? Fungsi lemari asam adalah melindungi personil dari bahaya terhirup gas beracun selama proses pengujian, riset mau pun pembelajaran di laboratorium. AJENG SYIFA SA’ADAH 1157040001 KIMIA-A (SEMESTER I) I. Hasil Pengamatan 1.1 Daftar Nama dan Fungsi Alat-Alat Laboratorium Kimia No 1. Nama Alat Pipet volume Fungsi dan Cara Kerja Keterangan Untuk mengambil lartan Pipet ini terbuat dari kaca dengan volume tepat dengan skala/volume sesuai dengan label yang tertentu. tertera pada bagian yang menggelembung (gondok) pada bagian tengah pipet. 2. Gelas kimia Untuk tempat larutan dan Berupa gelas tinggi dapat juga untuk berdiameter besar dengan memanaskan larutan skla di dindingnya. kimia. Terbuat dari kaca atau Masukkan zat kimia yang borosiikat yang tahan 3. berupa cairan atau terhadap panas hingga 20o padatan ke dalam gelas C. Ukurannya mulai dari kimia. 50 mL, 100 mL, dan 2L. Labu Untuk menyimpan dan Terbuat dari bahan gelas Erlenmeyer memansakan larutan, borosilikat. Berupa gelas menampung filtrate hasil yang diameternya semakin penyaringan, ke atas semakin kecil menampung titran pada. dengan skala sepanjang Simpanlah larutan ke dindingnya. Namun, ini dalam labu erlenmeyer bukan alat pengukur. kemudian panaskanlah Ukurannya mulai dari 10 larutan tersebut mL-2L, bedanya dengan gelas kimia adalah Gambar mulutnya sempit. 4. Gelas ukur Untuk mengukur volume Berupa gelas tinggi larutan yang tidak dengan skla di sepanjang memerlukan tingkat dindingnya. Terbuat dari keteitian tinggi dalam kaca plastik yang tidak jumlah tertentu. tahan panas. Ukurannya Perhatikan miniscus pada mulai dari 10 mL-2L saat pengukuran. Masukkan larutan yang akan diukur ke dalam gelas ukur lalu lakukanlah pengukuran larutan tersebut 5. Pipet ukur Untuk mengambil cairan Pipet ini memiliki skla dan dalm volume tertentu terbuat dari kaca atau maupun takaran bebas. plastik Gunakan bulb atau karet penghisap untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan mulut 6. Buret Untuk mengeluarkan Berupa tabung kaca larutan dengan volume bergaris dan memiliki kran tertentu biasanya pada ujung bagian digunakan untuk titrasi. bawahnya. Ukurannya Buret dijepit oleh klem mulai dari 5-10 mL buret agar seimbang dan (mikroburet) dengan skala tidak jatuh agar bisa 0,01 mL dan 25-50 mL melakukan percobaan. dengan skala 0,05 mL. Keluarkan larutan dari Ada yang berwarna putih alam buret dengan cara dan coklat membuka kran yang terdapat di buret 7. Tabung reaksi Sebagai tempat untuk Berupa tabung yang mereaksikan bahan kimia kadang dilengkapi dengan dan untuk melakukan tutup. Terbuat dari kaca reaksi kimia dalam skala borosilikat tahan panas, kecil. Dapat pula terdiri dari berbagai digunakan sebagai wadah ukuran untuk perkembangbiakkan mikroba. Masukkan zat atau larutan yang akan direaksikan ke dalam tabung reaksi 8. Kaca arloji Untuk menutup gelas Terbuat dari kaca bening, kimia saat memanaskan tediri dari berbagai ukuran sampel, tempat saat diameter menimbang bahan kimia dan untuk ngeringkan padatan dalam desikator. Letakkan kaca arloji di atas gelas kimia saat memanaskan sampel 9. Corong Untuk menolong pada Terbuat dari plastik atau saat memasukkan cairan kaca tahan panas dan ke dalam suatu wadah memiliki bentuk seperti dengan mulut sempit, gelas bertangkai terdiri seperti: botol, labu ukur, dari corong dengan buret dan sebagainya. tangkai panjang dan Cara menggunakannya pendek dengan meletakkannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut 10. Cawan penguap Untuk mengendapkan Terbuat dari porselen larutan atau zat yang telah dipanaskan sehingga membentuk kristal atau mengendap 11. Mortar dan Untuk mengahancurkan Terbuat dari poselen, kaca pastle dan mencampurkan atau batu granit padatan Masukkan bahan kimia yang berupa padatan ke dalam mortar lalu hancurkan menggunakan pastle dan padatanpun akan tercampur 12. Spatula Untuk mengambil bahan Berupa sendok panjang kimia yang berbentuk dengan ujung atasnya padatan dan dipakai datar, teruat dari stainless untuk mengaduk larutan steel atau aluminium Ambillah larutan menggunakan spatula lalu masukkan ke dalam gelas kimia dan aduklah larutan menggunakan spatula 13. Batang Digunakan untuk Terbuat dari kaca tahan pengaduk mengaduk cairan di panas dalam gelas kimia dan mendekantir (memisahkan larutan dari padatan). Aduk larutan yanga ada di dalam gelas menggunakan pengaduk 14. Labu ukur Untuk membuat larutan Labu dengan leher yang engan konsentrasi panjang dan bertutup yang tertentu dan teruat dari kaca dan tidak mengencerkan larutan, boleh trekena panas karena menakar zat kimia dalam dapat memuai. Ukuranya bentuk cair pada proses mulai dari 100 mL-2L preparasi larutan. Masukkan larutan ke dalam labu ukur lalu encerkan larutan tersebut dengan menggunakan labu ukur 15. Penjepit tabung Alat ini digunakan untuk Terbuat dari kayu atau reaksi menjepit tabung reaksi bahan yang tidak yang sedang dipanaskan menghantarkan panas. sehingga tabung reaksi tidak langsung bersentuh dengan tangan praktikan. Jepitkan tabung reaksi pada penjepit kayu ketika tabung reaksi dalam keadaan panas 16. Klem buret Klem buret ini berfungsi Klem terbuat dari logam supaya buret seimbang berupa besi dan dilapisi dan tidak jatuh pada saat oleh karet untuk menjaga praktikum titrasi. atau agar buret tiak Jepitkan buret ini terlepas pada sat dijepit. berfungsi supaya buret seimbang dan tidak jatuh pada saat melakukan praktikum titrasi. Jepitkan buret pada klem dan juga jepitkan pada statif agar buret tegak lurus 17. Plat tetes Untuk tempat Terbuat dari porselen atau mereaksikan larutan. batu granit. Bentuknya Plat tetes diletakkan lalu persegi panjang dan teteskan larutan yang memiliki 12 lubang akan direakasikan ke dalam bulatan yang ada dalam plat tetes tersebut, tunggu sampai warnanya berubah 18. Rak tabung Tempat menyimpang Rak terbuat dari kayu yang reaksi tabung reaksi dan bisa berbentuk persegi atau juga untuk menyimpan persegi panjang dan tabung yang sudah terdapat lubang-lubang direaksikan. sebagai tempat meletakkan Simpan tabung reaksi ke tabung reaksi. dalam lubang tabung reaksi 19. Statif Statis berfungsi sebagai Terbuat dari logam berupa tang penyangga untuk besu yang biasanya destilasi, titras dan digunakan sebagai tempat penyaringan. Ha ini atau baang klem dikarenakan tabung buret yang panjang sehingga tidak mungkin untuk dipegang oleh praktikan pada saat akan menitrasi atau destilasi. Jepitkan buret pada klem buret dan juga jepitkan pada statif buret agar buret tegak lurus 20. Kawat kasa Sebagai alas dalam Terbuat dari kawat yang penyebaran panas yang dilapisi dengan asbes berasal dari suatu pembakaran Letakkan kawat kasa di atas kaki tiga lalu panaskan juga pembakar spiritus 1.2 Daftar Nama, Rumus, Ciri Fisik dan Kimia Beberapa Zat Kimia yang Umum No 1. Nama Rumus Ciri Fisik dan Senyawa Kimia Ciri Kimia Asam klorida H2SO4 Simbol Solid (Deliquescent padat). Putih. Berbau. pH 13,5. TD: 1388oC. TL: 323o. Irritant (Xi) Mudah larut dalam air dingin. M: 40 g/mol 2. Natrium NaOH hidroksida Cairan (cairan berminyak tebal). Tak berwarna. Berbau namun memiliki bau yang sedak ketika panas. Rasa asam ditandai (kuat). M: 98,08 g/mol. TD: 270 deg C. TL: -35 deg C. Mudah larut dalam Corrosive (C) air dingin. Sulfat larut dalam air dengan pembebasan minyak panas. Larut dalam etil alkohol 3. Asam klorida HCl Cairan. Tak berwarna namun menyala kuning.Bau pedas. Irritasi (kuat) dan bersifat asam. TD: 105,58 deg C. TL: 25,4 deg C. Tekanan uap: 16 kPa/20 deg C ratarata. Keapadatan uap: 1,.267. larut dalam Corrosive (C) dan Irritant (Xi) air dingin, air panas, dietil eter 4. Litium hidroksida LiOH Padat. Putih. M: 23,95 g/mol. pH 14 (basic). Tidak berasa. TL: 450 deg C. Tak Corrosive (C), Irritant berbau (Xi) dan Toxic (T) 5. Natrium NaCl klorida Solid (bubuk kristal padat). Warna putih Sedikit berbau. M: 58,44 g/mol. pH 7 (netral). TD: 1413 deg C. TL: 801 deg C. Mudah larut dalam air dingin dan panas. Corrosive (C) Larut dalam gliserol dan amonia. Sangat sedikit larut dalam alkohol, tidak larut dalam HCl 6. Asam sianida HCN Cair. Tak berwarna. Berbau almond. M: 27,03 deg C. TL: -14 deg C. Tekanan uap: 620 mmHg/20 deg C. Kepadatan uang: 0,941. Larut dalam air dan alkohol. Toxic (T) Bersifat asam lemah. Ambang bau: 2-5 ppm 7. Kalium iodida KI Cair. Berwarna kuing gelap. Baunya seperti yodium. Tekanan uap 14 mmHg. Kepadatan uap 0,7. TD: 110 deg C. TL: 0 Corrosive (C) deg C. Larut dalam air 8. Asam flourida HF Cair. Berwarna jelas. Berbau tajam. Tidak berasa. pH<2 (asam). TD: 108 deg C. TL: <-36,111 deg C. Tekanan uap 3,3 kPa/20 deg C. Ambang bau: 0,5-3 ppm. Larut Corrosive (C) dalam air dingin dan panas. Dapat larut dalam dietil eter 9. Kalium sianida KCN Padat (kristal atau granular padat). Warna putih. Bau seperti almond. Tidak berasa. M: 65,11 g/mol. pH 11 (basic). TD: 1625 deg C. TL: 634,5 deg C. Larut dalam air Toxic (T) panas dan dingin. Sangat larut dalam etanol 10. Hidrokuinon C6H6O2 Padat. Warna putih kecoklatan. Baunya seperti fenol. Tekanan uap 0,01 mmHg/ 20 Flammable dan deg C. Tingkat penguapan rendah. TD: 245 Corrosive (C) deg C. TL: 103-106 deg C. Larut dalam air 11. Barium BaCO3 karbonat Padat (bubuk padat). Tidak begitu berbau. Hambar (tak berasa). M: 197,34 g/mol. TD: suhu dekomposisi 1300 deg C. TL: 811 deg C. Sangat sedikit larut dalam air Corrosive (C) dingin. Larut dalam larutan encer, klorida, asam nitrat atau asam asetat 12. Kalsium sulfat CaSO4 Padat (kristal, bongkahan, serbuk). Tak berwarna dan putih. Tak berbau. M: 172,17 g/mol. Sangat sedikit larut dalam Corrosive (C) air dingin, larut dalam gliserol. Tidak larut dalam pelarut organik 13. Asam asetat CH3COOH Cair. Tak berwarna. M: 60,05 g/mol. TL: 16,7 deg C. TD: 118,1 deg C. Kelarutan Corrosive (C) dalam air bercampur. Bau menyengat 14. 15. Tembaga (II) (CH3COO)2 Padat . M: 115 deg C. TL: 115 deg C. TD: asetat hidrat Cu terurai Asam iodat HIO3 Padat . M: 175,91 g/mol. TL: terurai 170 deg C. Mudah larut dalam air dingin dan Corrosive (C) Corrosive (C) metanol 1.3 Daftar Simbol Bahaya yang Ada Pada Zat-Zat Kimia No Simbol Bahaya Gambar Kode Huruf Maksud dan Cara Pencegahan Arti : Bahan yang dapat menyebabkan iritasi, gatal-gatal dan dapat menyebabkan 1. Irritant Xi luka bakar pada kulit. Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit. Arti : Bahan yang dapat merusak kesehatan tubuh bila kontak langsung dengan tubuh 2. Harmful Xn atau melalui inhalasi. Tindakan : Jangan dihirup, jangan ditelan dan hindari kontak langsung dengan kulit. Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat menyebabkan sakit serius bahkan kematian 3. Toxic T bila tertelan atau terhirup. Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup, hindari kontak langsung dengan kulit. Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan lebih sangat berbahaya bagi kesehatan 4. Very Toxic T+ yang juga dapat menyebabkan sakit kronis bahkan kematian. Tindakan : Hindari kontak langsung dengan tubuh dan sistem pernapasan. Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal 5. Corrosive C dan dapat membuat kulit mengelupas. Tindakan : Hindari kontak langsung dengan kulit dan hindari dari benda-benda yang bersifat logam. Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala rendah, mudah terbakar dengan api 6. Flammable F bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api. Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang berpotensi mengeluarkan api. Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi atmosferik biasa atau mempunyai titik 7. Highly Flammable nyala rendah (di bawah 21°C) dan mudah F+ terbakar di bawah pengaruh kelembapan. Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka dan loncatan api, serta hindari pengaruh pada kelembaban tertentu. Arti : Bahan yang amat sangat mudah terbakar. Berupa gas dan udara yang 8. Extremely Flammable membentuk suatu campuran yang bersifat F+ mudah meledak di bawah kondisi normal. Tindakan : Jauhkan dari campuran udara dan sumber api. Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya panas atau percikan bunga 9. Explosive E api, gesekan atau benturan. Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Arti : Bahan kimia bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan 10. Oxidizing O menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik dan bahan pereduksi. Tindakan : Hindarkan dari panas dan reduktor. Arti : Bahan kimia yang berbahaya bagi satu atau beberapa komponen lingkungan. Dangerous 11. For teh Environment N Dapat menyebabkan kerusakan ekosistem. Tindakan : Hindari kontak atau bercampur dengan lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup. Arti : Bahan yang mengandung material 12. Radioactive atau kombinasi dari material lain yang dapat memancarkan radiasi secara spontan. Arti : Simbol pengaman yang digunakan 13. Flammable Gas pada tempat penyimpanan material gas yang mudah terbakar. Tindakan : Jauhkan dari panas atau percikan api. Arti : Cairan yang mudah terbakar. 14. Flammable Tindakan : Hindari kontak dengan benda Liquid yang berpotensi mengeluarkan panas atau api. Tindakan : Hindari panas atau bahan 15. Flammable mudah terbakar dan reduktor, serta hindari Solid kontak dengan air apabila bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api. 1.4 Budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Pelaksaan Kesehatan dan Keslamatan Kerja (K3) adalah suatu upaa untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan bebas dari pencemaran lingkungan. Sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun materi bagi praktikan, tetapi juga dapat mengganggu proses praktikum secara menyeluruh. Sebagai seorang praktikan, sebelum melakukan praktikum kita terlebih dahuu harus mengetahui bagaimana pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang dilakukan di laboratorium agar kita dpat melaksanakan praktikum dengan aman dan lancar. Keselamat kerja adalah keselamatan yang berkaitan dngan penggunaan alat-alat laboratorium, bahanbahan yang digunakan pada saat praktikum, proses atau cara kerja yang aman di laboratorium, tempat praktikum dan lingkungan serta cara-cara melakukan praktikum yang akan dilaksanakan. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses yang dibenarkan dan sesuai dengan prosedur yang hasus dilakukan pada saat melakukan praktikum di laboratorium. Tujuan keselamatn kerja sebagai berikut: 1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatanyya dalam melakukan pekerjaan 2. Menjamin keselamatan setiap orang yang ada di tempat kerja 3. Sumber produksi dipeliara dan digunakan secara umum dan efisien. Selain itu, dalam keselamatn kerja juga terdapat kesehatan kerja. Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan faktor potensial yang memperngaruhi kesehatan pekerja (dalam hal ini dosen, mahasiswa, dan karyawan). Bahaya pekerjaan (akibat kerja), seperti halnya masalah kesehatan lingkungan lain bersifat akut atau kronis (sementara atau berkelanjutan) dan efeknya mungkin akan segera terjadi atau perlu waktu lama. Sedangkan kecelaakn merupakan suatu kejadian di luar kemampuan manusia disebabkan oleh kekuatan dari luar, terjadi dalam sekejap dan manimbulkan kerusakan terhadap jasmani maupun rohani. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang terjadi secara acak dan tidak terduga dan terjadi di luar prosedur atau rencana praktikum dan merupakan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi pada saat praktikum sedang berlangsung. Adapun untuk menghindari dan atau meminimalisir terjadinya kecelakaan pada saat praktikum berlangsung, ada hal-hal yang harus diperhatikan pada saat berada di laboratorium, yaitu: 1. Alat pelindung diri (ADP), adalah sutau alat atau pengaman yang berguna untuk melindungi atau meminimalisir kecelakaan yang terjadi. Alat perlindungan diri meliputi: a. Alat pelindung mata (kaca mata). Secara umum perlindungan mata terdiri dari: - Kaca mata pelindung - Goggle - Pelindung wajah b. Alat pelindung pernapasan seperti masker yang telah dilengkapi dengan filter c. Respirator. Beberapa jenis respirator: - Respirator pemurni udara - Respirator dengan pemasok udara d. Alat pelindung telinga e. Alat pelindung badan (jas lab) f. Alat pelindung kaki (sepatu) g. Alat pelindung tangan (sarung tangan) 2. Bahan kimia Hampir semua bahan kimia berbahaya, namun tak perlu merasa takut bekerja dengan bahan kimia bila tahu cara yang tepat untuk menggunakan dan menanggulangi keadaan darurat akibat salah penggunan bahan kimia tersebut. 3. Peralatan kimia Selain bahan kimia, dalam laboratorium juga terdapat peralatan yang terbuat dari gelas. Bahkan gelas tersebut mudah pecah dan dapat melukai tubuh. 4. Langkah-langkah praktis Sebagai asisten di laboratorium yang bertugas membimbing mahasiswa untuk bekerja dengan baik dan aman, maka perlu persiapan sebelumnya. Asisten perlu datang lebih awal untuk memeriksa lokasi dan cara pakai alat bantu Keselamatan Kerja. Selanjutnya asisten harus mengetahui jenis bahan kimia dan alat yang akan digunakan. Biasakan pula mematikan listrik, kran, dan gas pada akhir praktikum. 5. Larangan-larangan saat berada di laboratorium 6. Peralatan P3K, seperti: plester, pembalut berperekat, pembalut steril, perban gulung, perban segitiga, kain kasa, pinset, gunting dan peniti II. Kesimpulan Alat adalah benda yang digunakan oleh para praktikan untuk praktikum di laboratorium, di mana setiap alat memiliki sifat dan fungsi sendiri yang dapat digunakan secara berulang-ulang untuk mereaksikan zat-zat atau senyawa kimia yang memiliki ciri fisik atau ciri kimia serta bahaya (kandungan) dan cara menanggulanginya dengan menggunakan budaya K3. K3 digunakan untuk pencegahan atau penyelematan kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium. Daftar Pustaka www.science-lab.com www.MSDS.com HAM, Mulyono. 2006. Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Bandung: Bumi Aksara Sutrisno, E. T dan Ina S. N. 2012. Penuntun Pratikum Kimia Dasar. Bandung: UNPAS Achmad. H. 1993. Penentuan Dasar Praktikan Kimia. Depdikbud : ITB. Bandung Tranda, Rian. 2012. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium. https//rianrtandra. wordpress.com. Diakses pada 2012/12/05 Kurniasih, Nunung. 2014. Modul Praktikum Kimia Dasar. UIN Bandung