Uploaded by User70370

92820433-Bioreaktor

advertisement
Bioreaktor
Pengertian Bioreaktor
Bioreaktor adalah sebuah wadah untuk melakukan proses kimia yang melibatkan
organisme atau substansi biokimia aktif yang diambil dari makhluk hidup. Biasanya bioreaktor
berbentuk silinder, berkisar dari beberapa liter sampai meter kubik, dan dibuat dari
bahan stainless steel.
Merancang bioreaktor adalah perkara rekayasa yang lumayan rumit. Mikroba atau sel
hanya mau bereproduksi dengan baik bila kondisi lingkungan optimal. Untuk mencapainya, gas
dalam bioreaktor, seperti oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida; aliran; temperatur; pH; serta
kecepatan adukan harus terkendali.
Jenis-Jenis Bioreaktor
Berdasarkan pemasukan nutrisinya kedalam bioreaktor, ada tiga jenis bioreaktor, yaitu
bioreaktor kontinu, semikontinu, dan diskontinu.
1. Bioreaktor Kontinu
Pada bioreaktor kontinu, pemberian nutrisi dan pengeluaran sejumlah fraksi dari
volume kultur total terjadi secara terus menerus. Dengan metode kontinu memungkinan
organisme tumbuh pada kondisi setimbang (steady state), dimana pertumbuhan terjadi pada laju
konstan dan lingkungan stabil. Faktor seperti pH dan konsentrasi nutrisi dan produk metabolit
yang tidak terelakkan berubah selama siklus pertumbuhan pada suatu diskontinu dapat dijaga
konstan dalam kultur kontinu.
Dalam suatu bioreaktor kontinu, medium steril dimasukkan kedalam biorekator dengan
laju aliran yang konstan, dan kultur yang keluar dari bioreaktor terjadi dengan laju yang sama,
sehingga volume kultur di dalam reaktor konstan. Dengan pencampuran yang efisien, medium
yang masuk tersebut menyebar secara cepat dan merata pada seluruh bagian rekator. Contoh
dari biorektor kontinu yaitu Reaktor Tangki diaduk Kontinu (RTDK).
Udara steril dimasukkan pada dasar reaktor melalui pipa terbuka atau penyemprot
udara. Suattu batang vertical dilengkapi dengan pengarah dengan satu atau lebih impeler.
Impeler biasanya dipasang di sepanjang batang pada interval jarak sama dengan diameter
reaktor untuk menghindari tipe pergerakan melingkar. Peranan impeler adalah untuk
menimbulkan agitasi dalam bioreaktor untuk mempermudah aerasi. Fungsi utama agitasi adalah
untuk mensuspensikan dan meratakan nutrisi dalam medium, untuk memberikan hara termasuk
oksigen- bagi sel, dan untuk memindahkan panas.
2. Bioreaktor Diskontinu
Pada bioreaktor diskontinu, inokulen dan nutrisi yang akan diperlukan bagi
pertumbuhan dicampur dalam suatu bejana tertutup pada kondisi suhu, pH, dan pencampuran
optimum. Sistem ini adalah tertutup, kecuali untuk organism aerobik dimana suplai udara kontinu
dialirkan kedalam bioreaktor. Pada bioreaktor diskontinu, laju pertumbuhan dan laju pertumbuhan
spesifik jarang konstan. Hal ini menunjukkan adanya perubahan karakteristik nutrisi dari sistem.
Salah satu contoh dari bioreaktor diskontinu adalah Bioreaktor Lumpur Buangan
Teraktivasi. Bioreaktor ini digunakan secara luas untuk pengolahan secara oksidasi air buangan
dan sampah industri lain. Prosesnya difungsikan untuk meningkatkan pemasukan udara,
sehingga bahan organic massa dapat didegradasi secara optimum. Bioreaktor ini sangat besar,
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
sehingga untuk mempermudah pencampuran dan penyebaran oksigen diperlukan sejumlah besar
agitator pada kebanyakan pabrik pengolahan air buangan skala kota.
3. Bioreaktor semikontinu
Bioreaktor semikontinu adalah suatu bentuk kultivasi dimana medium atau substratnya
ditambahkan secara kontinu atau berurutan ke dalam tumpukan diskontinu awal tanpa
mengeluarkan sesuatu dari sistem. Produk yang dihasilkan dari sistem seperti ini dapat melebihi
produk yang dihasilkan dari kultur diskontinu. Pendekatan ini secara luas diterapkan dalam
industry misalanya dalam produksi ragi yang dibutuhkan untuk pembuatan roti.
Contoh bioreaktor semikontinu yaitu digestor atau bioreaktor anaerobik, tetapi bioreaktor ini
dapat pula dioperasikan secara kontinu. Pengunaan sistem ini pada pengolahan air buangan
padat, misalnya lumpur buangan (sludge) yang diperoleh dari pengolahan buangan perkotaan,
akan memberikan stabilisasi air buangan yang efisien dan produksi metan yang tinggi. Dalam
sistem ini Lumpur buangan dicampur dengan mikroorganisme anaerobic pada suhu 30° C dan
waktu retensi hidrolik. Untuk air buangan berkekuatan sedang dari industri makanan dan
fermentasi, teknik operasi yang dapat menahan biomassa mikroba lebih lama dalam sistem
operasi kontinu sudah ditemukan. Maka waktu retensi zat padat tidak dapat digabung dengan
waktu retensi cairan sehingga konsentrasi mikroba yang tinggi dapat terjadi pada digester (atau
pada bioreaktor tersebut), yang memberikan laju degradasi yang tinggi. Bagi air buangan yang
sangat encer, misalnya buangan kota, waktu retensi zat padat yang sangat panjang diperlukan.
Teknik diskontinu merupakan teknik yang paling dominan digunakan dalam industri,
dominasi sistem bioreaktor semikontinu dan diskontinu dalam industri disebabkan oleh beberapa
alasan berikut.
Pada waktu tertentu, produk bioteknologi mungkin dibutuhkan dalam jumlah yang relatif sedikit.
Kebutuhan pasar mungkin bersifat musiman.
Masa berlaku produk tertentu pendek (tidak tahan lama).
Konsentrasi produk yang tinggi.
Beberapa produk tertentu hanya dihasilkan pada fase setimbang dari siklus pertumbuhan.
Ketidakstabilan beberapa galur produksi memerlukan pembaharuan secara teratur.
Proses kontinu, secara teknis masih menunjukkan berbagai kesulitan.
Desain Bioreaktor dan Proses Pengendalian Bioreaktor
Bioreaktor adalah sistem tertutup dari sistem biologis untuk suatu proses bioteknologi.
Bioreaktor memberikan lingkungan yang tetap bagi optimasi pertumbuhan organisme dan
aktivitas metabolisme. Bioreaktor ini hendaknya mencegah kontaminasi produksi dari lingkungan
pada kultur sambil mencegah pelepasan kultur ke lingkungan. Selain itu, bioreaktor tersebut
sebaiknya memiliki instrumentasi untuk pemeriksaan agar pengawasan proses yang optimum.
Kriteria dasar desain bioreaktor yaitu sebagai berikut:
Karakterisrtik mikrobiologi dan biokimia dari sistem sel (mikroba, mamalia, tumbuhan)
Karakteristik hidrodinamik bioreaktor
Karakteristik massa dan panas bioreaktor
Kinetika pertumbuhan sel dan pembentukan produk
Karakteristik stabilitas genetic dari sistem sel
Desain peralatan yang aseptis
Pengawasan lingkungan bioreaktor
Implikasi desain bioreaktor pada pemisahan produk menghilir
Modal dan biaya operasi bioreaktor
10. Potensi dan pengembangan desain bioreaktor
Bahan konstruksi bioreaktor hendaknya tidak beracun, mampu menahan tekanan uap
dan tahan terhadap korosi kimia dan elektrolitik. Bioreaktor industri biasanya dibuat dari bahan
yang dilapisi dengan baja tahan karat. Bioreaktor ada dalam berbagai bentuk dan ukuran.
Perbandingan tingginya terhadap diameter atau rasio aspek merupakan parameter yang penting.
Produk-produk yang dihasilkan berdasarkan ukuran dari bioreaktor tersebut dapat dilihat pada
table dibawah ini.
1.
2.
a.
b.
No
1.
2.
3.
Ukuran fermentor
1-20.000
40-80.000
100-150.000
4.
Lebih dari 450.000
Produk
Enzim diagnostic, substansi biologi molekuler
Enzim dan antibiotic
Penisilin, antibiotic aminoglikosida, protease,
amylase, transformasi steroid, asam amino
Asam amino, asam glutamat
Strategi Perancangan Bioreaktor:
Kinerja bioreaktor ditentukan:
Kinetika reaksi biokimiawi
Fenomena perpindahan massa
Analisis kinerja bioreaktor:
Pengaruh ukuran atau skala bioreaktor terhadap pola pencampuran, pengaliran, perpindahan
massa dan panas
Pengaruh laju alir massa yang berbeda dan perpindahan yang berinteraksi dengan kinetika
biokatalisis
Deskripsi Bioreaktor
Skala waktu nisbi
Skala panjang nisbi
Kunci analisis bioreaktor:
a. Identifikasi skala waktu dan panjang: dapat dianalisis dalam skala lebih kecil atau lebih besar
daripada ciri proses itu sendiri, pembandingan skala digunakan secara berulang
b. Metode untuk menciri suatu proses reaksi dan perpindahan
c. Kemampuan menyelesaikan suatu model matematik berdasar deskripsi suatu bioreaktor
a.
b.
c.
Fenomena Perpindahan Penentu Rancang Bangun Bioreaktor
Kinetika bioproses tergantung pengubahan yang dilakukan oleh enzim/sel makhluk hidup.
Waktu reaksi atau volume bioreaktor tergantung pada laju reaksi.
Laju reaksi dan volume serta rancangan dasar bioreaktor ditentukan oleh perpindahan
momentum dan massa.
Spektrum Skala Waktu
Spektrum Skala Panjang
Perpindahan Momentum
a. Adanya perubahan viskositas media selama bioproses
b. Adanya perubahan konsentrasi media selama bioproses
c. Adanya pertumbuhan makhluk hidup
Media
Air
Sakarosa 40%
Minyak kedelai
Gliserol
Tetes tebu
Viskositas pada suhu 200C
1
6
62
1500
6500
Sifat Reologi Media Fermentasi
Faktor yang mempengaruhi Reologi Media
a.
b.
a.
b.
a.
b.
c.
d.
e.
Perpindahan Massa
Sebagian besar bioproses terjadi dalam fasa cair, migrasi molekul dalam cairan relatif lamban.
Perpindahan massa penting apabila bioproses melibatkan beberapa fasa (cair-gas-padat), dan
apabila suatu molekul melewati membran alami/sintetik.
Perpindahan massa pada antar muka:
Terjadi pada sistem heterogen terdiri atas beberapa fasa (padatan, cairan, gas atau dua cairan
tidak saling melarut)
Perpindahan terjadi dari fasa pertama menuju antar muka, kemudian dari antar muka menuju fasa
kedua
Perpindahan Antar Fasa
Perpindahan gas-cairan:
Difusi dari gas ke antar muka gas-cairan
Pergerakan melalui antar muka gas-cairan
Difusi zat terlarut melalui daerah cairan yang tidak tercampur dengan gelembung ke dalam
daerah cairan yang tercampur baik
Perpindahan zat terlarut melalui daerah cairan ke daerah cairan kedua yang tidak tercampur di
sekeliling sel
Perpindahan melalui daerah cairan kedua yang tidak tercampur yang berhubungan dengan sel
makhluk hidup
f.
Perpindahan secara difusi ke dalam flok selular, atau partikel tanah, dan perpindahan melewati
dinding sel menuju sisi reaktif intraseluler
Perpindahan Oksigen dari Gelembung Udara ke Bagian Dalam Sel
a.
b.
c.
Perpindahan Oksigen:
Perpindahan dari gas ke antar muka gas-cairan
Pelewatan daerah antar muka (interface)
Perpindahan dari antar muka gascairan ke dalam fasa cairan
Perpindahan massa antar fasa
Agitasi Dalam Bioreaktor
Jenis agitator: impeler/turbin pisau pipih, pedal, heliks/baling-baling (propeler)
TENAGA
AGITASI:
a. Tidak beraerasi, zalir Newton/non-Newton
b. Beraerasi, zalir Newton/non-Newton
Pertumbuhan Mikrobia Dalam Bioreaktor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.
a.
b.
c.
Pertumbuhan mikrobia adalah peningkatan semua komponen sel, sehingga
menghasilkan peningkatan ukuran sel dan jumlah sel (kecuali mikrobia yang berbentuk filamen)
akan menyebabkan peningkatan jumlah individu di dalam populasi.
Pertumbuhan mikrobia dalam bioreaktor terjadi secara pertumbuhan individu sel dan
pertumbuhan populasi pertumbuhan individu sel meliputi peningkatan substansi dan komponen
sel, peningkatan ukuran sel serta pembelahan sel. Sedang pertumbuhan populasi meliputi
peningkatan jumlah akibat pembelahan sel dan peningkatan aktivitas sel yang melibatkan sintesa
enzim.
Dalam pertumbuhan mikrobia juga terlibat proses metabolik yaitu mulai dari transport
nutrien dari medium ke dalam sel, konversi bahan nutrient menjadi energi dan konstituen sel,
replikasi kromosom, peningkatan ukuran, dan massa sel serta pembelahan sel secara biner yang
terjadi pula pewarisan genetik (genom turunan) ke sel anakan.
Kinetika pertumbuhan mikrobia dalam sistem diskontinu, kontinu, dan semikontinu,
studi kinetika pertumbuhan dan fermentasi diperlukan sebagai dasar untuk memahami setiap
proses fermentasi. Kinetika pertumbuhan mikrobia terutama menguraikan tentang kecepatan
produksi sel (biomassa) dan pengaruh lingkungan terhadap kecepatannya. Pengamatan
pertumbuhan mikrobia tidak cukup untuk mengetahui apakah biakan tumbuh atau tidak
(Pengamatan kuantitatif) tetapi juga diperlukan pengamatan yang bersifat kualitatif dari studi
kinetika pertumbuhan.
Pengukuran pertumbuhan secara kuantitatif disajikan dalam bentuk kurva yang
menunjukkan hubungan antara waktu dan jumlah biomassa. Data pengamatan pertumbuhan
mikrobia perlu diamati parameter-parameter seperti:
Kecepatan pertumbuhan (specific growth rate)
Waktu mengganda (doubling time)
Hasil pertumbuhan (growth yield)
Kemampuan metabolisme (metabolik quosient)
Affinitas substrat
Jumlah maksimum biomassa
Kinetika untuk pertumbuhan mikrobia pembentuk koloni, filament maupun imobilisasi sel
memiliki kinetika pertumbuhan yang lebih kompleks.
Pertumbuhan untuk mikrobia yaitu peningkatan semua komponen di dalam sel sehingga
menghasilkan suatu peningkatan ukuran sel dan pembelahan sel (kecuali mikrobia yang
membentuk filamen) sehingga terjadi peningkatan jumlah individu di dalam populasi.
Pertumbuhan mikrobia di dalam bioreaktor:
Pertumbuhan individu sel;
Peningkatan substansi dan komponen sel
Peningkatan ukuran sel
Pembelahan sel
2.
a.
b.
1.
2.
a.
b.
c.
1.
2.
3.
4.
5.
Pertumbuhan populasi
Peningkatan jumlah akibat pembelahan sel
Peningkatan aktivitas sel yang melibatkan sintesis enzim
Reproduksi sel bakteri:
Pembelahan biner: proses pembelahan sel menjadi dua sel anakan yang mempunyai ukuran
yang sama.
Melibatkan 3 proses:
Peningkatan ukuran sel (pemanjangan sel) : memerlukan pertumbuhan dinding sel, yaitu untuk
menutup permukaan pada sisi tertentu.
Replika DNA : indikasi pertumbuhan awal pada sel bakteri.
Pembelahan sel : diawali dengan invaginasi lapisan di bagian tengah sel Hampir semua bakteri
menerima DNA.
Proses metabolik yang terlibat dalam pertumbuhan yaitu:
Transfortasi nutrient dari medium ke dalam sel
Konversi bahan nutrient sehingga menjadi tenaga dan konstituen sel
Replikasi sel kromosom
Pengukuran ukuran dan massa
Pembelahansel secara biner yang dibarengi dengan pewarisan genetic ke sel anakan
Bioreaktor
Bioreaktor atau dikenal juga dengan nama fermentor adalah sebuah peralatan atau sistem yang
mampu
menyediakan
sebuah lingkungan
terjadinya reaksi biokimia dari
[2]
biologis
bahan mentah menjadi
yang
bahan
dapat menunjang
dikehendaki.[1]
yang
Reaksi biokimia yang terjadi di dalam bioreaktor melibatkan organisme atau komponen biokimia
aktif (enzim) yang berasal dari organisme tertentu,
baik secara aerobik maupun anaerobik.[1]
[2]
digunakan
Sementara
itu,
agensia
biologis
yang
dapat
berada
dalam
[2]
keadaan tersuspensi atau terimobilisasi. Contoh reaktor yang menggunakan agensia terimobilisasi
adalah bioreaktor dengan unggun atau bioreaktor membran.
Komponen
Komponen
utama
bioreaktor
terdiri
atas tangki, sparger, impeller, saringan halus
atau baffle dan sensor untuk mengontrol parameter. Tanki berfungsi untuk menampung campuran
substrat, sel mikroorganisme, serta produk. Volume tanki skala laboratorium berkisar antara 1 – 30 L,
sedangkan untuk skala industri dapat mencapai lebih dari 1 000 L. Sparger terletak di bagian bawah
bioreaktor
dan
berperan
untuk
memompa udara,
dan
mencegah
pembentukan gelembung oksigen. Impeller berperan dalam agitasi dengan mengaduk campuran
substrat dan sel.] Impeller digerakkan oleh rotor. Baffle juga berperan untuk mencegah terjadinya
efek pusaran air akibat agitasi yang dapat mengganggu agitasi yang seharusnya. Sensor berperan
untuk mengontrol lingkungan dalam bioreaktor. Kontrol fisika meliputi sensor suhu, tekanan,
agitasi, foam, dan kecepatan aliran. Sedangkan, kontrol kimia meliputi sensor pH, kadar oksigen, dan
perubahan komposisi medium.
Perancangan
Struktur suatu bioreaktor.
Bioreaktor biasanya terbuat dari bahan stainless steel karena bahan tersebut tidak bereaksi dengan
bahan-bahan yang berada dalam bioreaktor sehingga tidak menggangu proses biokimia yang terjadi.
[1]
Selain itu, bahan tersebut juga anti karat dan tahan panas.[1] Bioreaktor harus dapat menciptakan
lingkungan yang optimum bagi mikroorganisme ataupun reaksi yang diinginkan maka diperlukan
pengontrolan. Parameter yang biasa dikontrol pada bioreaktor adalah suhu, pH, substrat
(sumber karbon dan nitrogen), aerasi, dan agitasi.
Perancangan bioreaktor adalah suatu pekerjaan teknik yang cukup kompleks. Pada keadaan
optimum, mikroorganisme atau enzim dapat melakukan aktivitasnya dengan sangat baik. Keadaan
yang memengaruhi kinerja agensia biologis terutama temperatur dan pH. Untuk bioreaktor dengan
menggunakan mikroorganisme, kebutuhan untuk hidup seperti oksigen, nitrogen, fosfat,
dan mineral lainnya perlu diperhatikan. Pada bioreaktor yang agensia biologisnya berada dalam
keadaan tersuspensi, sistem pengadukan perlu diperhatikan agar cairan di dalam bioreaktor
tercampur merata (homogen). Seluruh parameter ini harus dimonitor dan dijaga agar kinerja agensia
biologis tetap optimum.
Untuk bioreaktor skala laboratorium yang berukuran 1,5-2,5 L umumnya terbuat dari bahan kaca
atau borosilikat, namun untuk skala industri, umunya digunakan bahan baja tahan karat (stainless
steel) yang tahan karat.[5] Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kontaminasi senyawametal pada
saat fermentasi terjadi di dalamnya.[5] Bahan baja yang mengandung < 4% kromium disebut juga baja
ringan, sedangkan bila kadar kromium di dalamnya >4% maka disebut stainless steel. Bioreaktor
yang umum digunakan terbuat dari bahan baja 316 yang mengandung 18%kromium, 2-
2,5% molibdenum, dan 10% nikell.[5] Bahan yang dipilih harus bersifat non-toksik dan tahan terhadap
sterilisasi berulang-ulang menggunakan uap tekanan tinggi.[5] Untuk mencegah kontaminasi, bagian
atas biorektor dapat ditambahkan dengan segel aseptis (aseptic seal) yang terbuat dari
campuran metal-kaca atau metal-metal, seperti O-ring dan gasket.[6] Untuk meratakan media di
dalam bioreaktor digunakan alat pengaduk yang disebut agitator atau impeler.[6]Sementara itu, untuk
asupan udara dari luar ke dalam sistem biorektor digunakan sistem aerasi yang berupa sparger.
[6]
Untuk bioreaktor aerob, biasanya digunakan kombinasi sparger-agitator sehingga pertumbuhan
mikrooganisme dapat berlangsung dengan baik.[6]
Pada bagian dalam bioreaktor, dipasang suatu sekat yang disebut baffle untuk mecegah vorteks dan
meningkatkan efisiensi aerasi.[7] Baffle ini merupakan metal dengan ukuran 1/10 diameter bioreaktor
dan menempel secara radial di dindingnya.[7] Bagian lain yang harus dimiliki oleh suatu bioreaktor
adalah kondensor untuk mengeluarkan hasil kondensasi saat terjadi sterilisasi dan filter(0,2 μm)
untuk menyaring udara yang masuk dan keluar tangki.[7] Untuk proses inokulasi kultur, pengambilan
sampel, dan pemanenan, diperlukan adanya saluran khusus dan pengambilannya harus dilakukan
dengan hati-hati dan aseptis agar tidak terjadi kontaminasi.[8] Untuk menjaga kondisi dalam bioreaktor
agar tetap terkontrol, digunakan sensor pH, suhu, anti-buih, dan oksigen terlarut (DO).[8] Apabila
kondisi di dalam sel mengalami perubahan, sensor akan memperingatkan dan harus dilakukan
perlakuan tertentu untuk mempertahankan kondisi di dalam bioreaktor.[8] Misalkan terjadi perubahan
pH maka harus ditambahkan larutan asam atau basa untuk menjaga kestabilan pH.[8] Penambahan
zat ini dapat dilakukan secara manual namun juga dapat dilakukan secara otomatis menggunakan
bantuan pompa peristaltik.[8] Selain asam dan basa, pompa peristaltik juga membantu
penambahan anti-buih dan substrat ke dalam bioreaktor.[8]
Jenis-jenis
Berdasarkan tingkat aseptis maka sistem bioreaktor terbagi menjadi 2, yaitu bioreaktor sistem non
aseptis (untuk pengolahan limbah) dan bioreaktor sistem aseptis (untuk produksi sel dan
produksimetabolit).[1] Untuk bioreaktor sistem aseptis diperlukan sterilisasi bioreaktor pada suhu dan
tekanan yang tinggi.[1] Sedangkan, berdasarkan pemberian substrat maka sistem fermentasi dalam
bioreaktor terbagi menjadi tiga, yaitu batch fermentation, continuous batch fermentation, dan fed
batch fermentation.[9] Pada batch fermentation, makanan hanya diberikan satu kali saja kemudian
produk dipanen.[9] Pada continous batch fermentation, makanan diberikan terus menerus.[9] Pada fed
batch fermentation, makanan diberikan kemudian produk dipanen, makanan yang baru diberikan
sebelum makanan pertama yang diberikan habis.[9] Lalu, bila kita melihat sistem aerasinya, bioreaktor
dibagi menjadi bioreaktor stirred tank, bubble column, dan loop airlift.[9] Prinsip stirred tank bioreactor
adalah menghasilkan aerasi dengan menggunakan agitasi mekanis, yaitu dengan impeller.
Pada bubble column bioreactor, udara dalam bentuk gelembung dimasukkan ke media
melaluisparger untuk aerasi. Sedangkan, pada loop airlift bioreactor, udara dan media disirkulasi
bersamaan melalui kolom yang dimasukkan ke dalam kolom lain.[3][10
Produksi skala besar
Untuk melakukan produksi skala besar menggunakan bioreaktor dibutuhkan proses peningkatan
skala (scale up).[3] Parameter kinetik merupakan acuan dalam peningkatan skala bioreaktor.
[3]
Parameter kinetik dalam bioreaktor ialah pengaturan suhu, pH, aerasi, agitasi, dan agen antifoam.
[3]
Pengaturan suhu dalam bioreaktor dilakukan dengan cara pemompaan air dingin ke bagian jaket
bioreaktor.[3] Pengaturan pH dilakukan dengan cara pemberian asam seperti HCl dan basa seperti
NaOH.[3] Agitasi dalam bioreaktor dibutuhkan untuk homogenisasi isi bioreaktor dan aerasi dalam
bioreaktor.[3] Jika organisme dalam bioreaktor bersifat aerob maka udara (oksigen) harus dimasukkan
ke dalam bioreaktor.[3] Udara dalam bioreaktor dimasukkan melalui sparger yang berada di bawah.
[3]
Dalam proses aerasi dan agitasi kadang-kadang dihasilkan foam yang dapat mengganggu reaksi
biokimia dalam bioreaktor.[1] Oleh karena itu, dibutuhkan agen antifoam untuk mencegah
terjadinya foam.[1] Agen antifoam yang umunya dipakai dapat berupa minyak sawit ataupun tween.[1]
Aplikasi
Awalnya bioreaktor hanya digunakan untuk memproduksi ragi, ekstrak khamir, cuka, dan alkohol.
[11]
Namun, alat ini telah digunakan secara luas untuk menghasilkan berbagai macam produk dari
makhluk hidup seperti antibiotik, berbagai jenis enzim, protein sel tunggal, asam amino, dan
senyawa metabolit sekunder lainnya.[11] Selain itu, suatu senyawa juga dapat dimodifikasi dengan
bantuanmikroorganisme sehingga menghasilkan senyawa hasil transformasi yang berguna bagi
manusia.[11] Pengolahan limbah buangan industri ataupun rumah tangga pun sudah dapat
menggunakan bioreaktor untuk memperoleh hasil buangan yang lebih ramah lingkungan. [12]
Destilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses
ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap
pada titik didihnya. Bahan yang akan didestilasikan pada drum pemasakan tidak boleh penuh,
melainkan harus menyediakan sedikitnya 10% ruang kosong dari kapasitas penuh drum
pemasakan pada drum pemasakan (Kister, 1992).
Universitas Sumatera UtaraDestilator adalah alat yang digunakan dalam proses produksi
bioetanol. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, alat ini bekerja berdasarkan perbedaan
titik didih (air dan etanol).
Macam-Macam Destilasi :
1. Distilasi Sederhana, prinsipnya memisahkan dua atau lebih komponen cairan berdasarkan
perbedaan titik didih yang jauh berbeda.
2. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat), sama prinsipnya dengan distilasi sederhana, hanya distilasi
bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan
dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan.
3. Distilasi Azeotrop : memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen
yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah
ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Distilasi Kering : memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya.
Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.
5. Distilasi Vakum: memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, motede yang
digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm, sehingga
titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya
tidak perlu terlalu tinggi (Van Winkel, 1967).
Download