Large Scale Production and Commercialization of Proteins from Recombinant Microorganisms Linawati Hardjito, PhD Biology Chemistry Genetics Engineering Statistics Economics Process & Products Development Natural Products Biotechnology Biodiversity Pharmaceuticals Biomedical probes Nutraceuticals Cosmetics Food/Feed Industrial Chemicals Pollution Control Bioremediation Biofiltration Bioleaching Bioabsorption Aquaculture related product Bioprocess Engineering Bioreactor 2000 L Bioproses proses yang memanfaatkan organisme (khususnya mikroorganisme) untuk mengasilkan produk & proses yang bermanfaat untuk kemidupan manusia dan lingkungannya Sub-disiplin bioteknologi yang berperan merubah penemuan bioteknologi menjadi produk/proses Contoh: • • • • • Produksi rekombinan enzim amilase dengan Saccharomyces cerevisiae dan Pichia pastoris Produksi rekombinan selulase, lipase dengan Escherichia coli Produksi penisilin dengan Penicillium sp Bioremeidasi tanah terkontaminasi minyak bumi Produksi biopigmen pycoerythrin dengan mikroalga Porphyrodium cruentum Biology Chemistry Genetics Engineering Statistics Economics Process & Products Development Natural Products Biotechnology Marine Biodiversity Pharmaceuticals Biomedical probes Nutraceuticals Cosmetics Food/Feed Industrial Chemicals Pollution Control Bioremediation Biofiltration Bioleaching Bioabsorption Aquaculture related product Perbaikan genetik Mutasi Rekayasa genetika Oganisme/ekstrak terpilih Fraksinasi Pemurnian Karakterisasi Struktur elucidasi Pengembangan & Optimasi bioproses Pemilihan media (C,N, mineral,dll) Pemilihan kondisi lingungan fisik & kimia (t,pH,salinas,cahaya,oksigen) Proses terpilih Pengembangan budidaya Down stream processing •Pemanenan •pemurnian Formulasi produk product Basic research Molecular biology High value added product Bioprocess Engineering Bioprocess engineering is the discipline that puts biotechnology to work Sifat Unggul Bioprocess Kondisi reaksi yang ringan/ramah lingkungan Temperatur & tekanan ruang Reaksi bersifat sangat spesifik dan efektif Enzim/mikroorganisme mengkatalisis reaksi tertentu Reaksi yang kompleks dapat diupayakan menjadi satu kesatuan Beberapa enzim/mikroorganisme bekerja bersamasama Menggunakan sumberdaya terbarukan Penerapan rekayasa genetika menungkinan untuk meningkatan produktiftas Sifat lemah bioproses Campuran produk yang kompleks : mikroba, produk, sisa nutrien Mudah terjadi kontaminasi Perlu sterilisasi dan penjagaan kondisi aseptik Variabilitas dan ketidakstabilan Mutasi alami Mikroorganisme (enzim) tidak bisa bekerja pada kondisi yang sangat bervariatif Produk bioproses Berdasarkan volume produksi dan nilai jual Volume besar nilai rendah Volume besar nilai menengah Volume kecil nilai tinggi Berdasarkan letak produk Intraselular Ekstraselular Berdasarkan peran dalam metabolisme Metabolit primer Metabolit sekunder Berdasarkan waktu produksi Growth associated Non-growth associated Konsentrasi sel (g/L, OD600nm, jumlah sel/mL) Waktu (jam,hari) sel Growth associated (metabolit primer Non Growth associated (metabolit sekunder) Kebutuhan pengembangan bioproses mikroorganisme nutrien ( sumber karbon, nitrogen, mineral, vitamin, oksigen, dll) Makronutrien Mikronutrien Kondisi lingkungan yang sesuai (pH, salinitas, temperatur, tekanan) Bioreaktor (tempat kultivasi ) Penggolongan bioproses Berdasarkan kebutuhan oksigen Aerobik & anaerobik Berdasarkan kandungan air dalam campuran substrat : padat & cair Berdasarkan moda operasi : batch, fedbatch, continuous Berdasarkan letak pertumbuhan sel : tersuspensi & tertambat Bioreaktor dan moda operasi bioreaktor : bejana, tabung, reaktor yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme Jenis bioreaktor & metode kultivasi Batch (curah) : tidak ada penambahan nutrien dan pemanenan produk atau pembuangan limbah selama proses kecuali udara (oksigen) untuk proses aerobik Fed-batch (curah umpan) : ada penambahan nutrien selama proses tapi tidak ada pemanenan sampai /pembuangan limbah selesai Continuous (sinambung) : ada penambahan nutrien dan pemanenan /pembuangan limbah selama proses Bioreaktor Batch proses Fin =0 Fout =0 F = kecepatan penambahan nutrien (medium) (ml/jam, L/jam) In = masuk, out =keluar Fin= Fout = 0 Keuntungan Sederhana Relatif murah dibandingkan proses lainnya Proses cepat Kelemahan Produk inhibisi Substrat inhibisi Fed-batch (curah umpan) Sel & substrat Fin = F ml/jam Sel (X) Fout =0 Substrat (S) Vt waktu Vo Keuntungan Produksi sel pada konsentrasi yang tinggi (high cell density) Mengurangi substrat inhibisi Kelemahan Produk inhibisi Continuous (sinambung) Sel & substrat Fin = F ml/jam Fout =F Sel (X) Produk (P) Substrat (S) Vt =vo waktu Keuntungan Mengurangi inhibisi produk Mengurangi inhibisi substrat Sistem pada kondisi steady state : bagus untuk menentukan parameter kinetik Kelemahan Waktu operasi lama Kemungkinan kontaminasi kompleks Monitoring pertumbuhan dan pembentukan produk Pertumbuhan sel Berat kering (g/L, mg/mL) Kekeruhan ( optical density) : spektrofotometer Jumlah sel (hemositometer & mikroskop) Sisa substrat (nutrisi) : g/L, mg/mL Pembentukan produk : g/L, unit/mL Kondisi lingkungan : pH, T, salinitas, Dissolved Oxygen Kinetika Pertumbuhan dan pembentukan produk Specific growth rate (µ): perrcepatan pertumbuhan µ mengikuti persamaan Monod atau Michaelis Menten max K s S S Untuk proses batch (curah) Nutrisi tersedia berlebih (diberikan pada saat awal proses) Nilai Ks kecil µ mendekati µ max Yield (Y) Yx/s : sel yang dihasilkan per substrat yang dikonsumsi (g sel/ g substrat), Δx/ Δs Yp/s : produk yang dihasilkan per substrat yang dikonsumsi (g produk/ g substrat), Δp/Δs =Yp/x : produk yang dihasilkan per sel yang tersedia (g produk/ g sel), Δp/ ΔX Kinetika pada proses batch dX X dt dX dt X ln X t ln X o t 1 dX X dt x t t t dx X 0 X t 0dt Xt t ln Xo ln X t ln X 0 t ln X t ln X 0 t dX X dt dS X dt Yx / s Ln Xt µ Ln Xo T =waktu dP Y p / x X dt Contoh penentuan µ Waktu kultivasi (jam) 0 2 4 6 8 10 12 Sumber karbon laktat (1 g/L) Sumber karbon laktat (3g/L) Konsentrasi sel (g/L) 0.049 0.106 0.305 0.62 1.14 1.23 1.248 0.042 0.197 0.279 0.628 1.032 1.398 1.722 laktat (1 g/L) 1.4 Sel (g/L) 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0 2 4 6 8 10 12 14 Waktu (jam) laktat (1 g/L) 1 ln X 0 -1 -2 -3 0 5 10 y = 0.403x - 2.971 R2 = 0.9911 -4 Waktu (jam ) 15 laktat (3 g/L) 1 ln X 0 -1 -2 -3 0 5 10 y = 0.3781x - 2.8135 R2 = 0.9418 -4 Waktu (jam ) 15 Kinetika pada proses continuous (sinambung) dX F X X dt V dX X DX dt dS D( Si S ) X dt Yx / s dP Yp / x X DP dt F= feed rate (kecepatan umpan, ml/Jam, l/jam V= volume bioreaktor (ml, L, m3) F/V = D : dilutaion rate, nilai konstan D= µ X: Sel (g/L) T ; waktu kultivasi (jam, hari) S: Substrat (g/L) P : produk (g/L) Sel & substrat Pada kondisi steady state Sel (X) dx/dt= 0 Substrat (S) ds/dt=0 waktu dX X DX 0, D dt max K s S D S DK s S max S DK s DS max S DK s max D S DK s S max D Sel & substrat Pada kondisi steady state dx/dt= 0 Sel (X) Substrat (S) dS D( Si S ) X dt Yx / s D( Si S ) Yx / s dS 0 dt X D X Yx / s ( S i S ) Sel & substrat D( Si S ) Pada kondisi steady state Yx / s X D X Yx / s ( S i S ) Sel (X) dx/dt= 0 Substrat (S) dP Yp / x X DP dt P Yp / x X dP 0, D dt Sel & substrat Sel (X) Produk (P) Substrat (S) waktu Produktifitas bioreaktor sinambung Sel (X) = X. D (g/L.jam) Sisa substrat (S) = S.D (g/L.jam) Produk (P) = P.D (g/L.jam) X Yx / s ( Si S DK s S max D X P Yp / x Penentuan nilai Ks D (1/jam) µmax ½ µmax Ks S (g/L) Contoh kasus Suatu bioproses yang memanfaatkan mikroalga (Chlorella sp) digunakan untuk mengolah limbah industri pupuk yang mengnadung ammonium 200 mg/L dengan volume limbah yang dihasilkan adalah 75 m3/jam. Peraturan pemerintah mengharuskan kadar ammonium dalam air buangan maksimum 5 mg/L. Bila dari hasil percobaan di laboraorium diperoleh data kinetika sebagai berikut : Yx/s =0.1 g sel/g NH4+ dan µmax = 0.5/hari Tentukan : Berapa ukuran kolam (biorekator) yang harus dibuat supaya tidak terjadi kematian mikroalga (wash out) Berapa konsentrasi mikroalga yang dihasilkan dalam bioreaktor Berapa produktifitas mikroalga yang diperoleh Bila mikroalga mengnadung vitamin B1 dengan kadar 0.1 ug/gram sel, berapa produktifitas vitamin B1 yang dihasilkan Berikut adalah data hasil percobaan di laboratorium untuk pertumbuhan mikroalga Chlorella sp. Waktu Kepadatan sel (hari) Sel/mL 1 2.5 x 105 2 3.5 x 105 3 7.5 x 105 4 2.15 x 106 5 4.90 x 106 6 5.90 x 106 7 6.05 x 106 8 5.55 x 106 Bila mikroalga tersebut akan digunakan untuk mengolah air dari kolam budidaya yang mengandung kadar ammonium 15 mg/L. Bila air tersebut akan diresirkulasi ke kolam dengan persyaratan bahwa kadar ammonium tidak boleh lebih dari 0.1 mg/L dengan kolam pengolah air yang tersedia memilki kapasitas 1000 m3. 1.Tentukan berapa flow rate yang diperbolehkan agar air yang dihasilkan dari unit pengolah memenuhi persyaratan yang diinginkan 2. Hasil percobaan laboratorium menunjukkan bahwa dari 1 gram ammonium dihasilkan 0.3 g biomasa 3. Berapa maksimum specific growth rate yang dimiliki mikroalga ? Komersialisasi Demand oriented Technologically feasible Economically feasible Investment, Payback Period, IRR, B/C Social and environmentally feasible