Uploaded by User70211

PTK picture and picture BAB I - V

advertisement
1
BABI I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan
dan
kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya
melalui pengajaran, pelatihan, atau peneliatian. Pendidikan sering terjadi dibawah
bimbingan orang lain tetapi memungkin kan juga secara otodidak. Kata
pendidikan berasal dari bahasa latin yaitu ducare berarti menuntun, mengarahkan
atau memimpin.
Berdasarkan pada amanat Undang-undang Dasar 1945, maka pengertian
pendidikan di Sekolah Dasar merupakan upaya untuk mencerdaskan dan
mencetak kehidupan bangsa yang bertaqwa, cinta dan bangga terhdap bangsa dan
negara, terampil, kretaif, berbudi pekerti yang santun serta mampu menyelesaikan
permasalahan dilingkungannya. Pendidikan di sekolah dasar merupakan
pendidikan anak berusia antara 7 sampai dengan 13 tahun sebagai pendidikan di
tingkat dasar yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi,
karakterisktik, sosial dan budaya didalam masyarakat.
Peranan pendidikan dianggap penting untuk menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Adanya kemajuan dalam bidang pendidikan merupakan
dorongan dalam melakukan berbagai inovasi pendidikan agar tercapai tujuan
seperti yang diharapkan. Pendidikan bertujuan menumbuhkan kembangkan
potensi manusia agar menjadi manusia yang dewasa, beradab, dan normal. Potensi
itu merupakan benih ( bawaan ) sejak dilahirkan.
Agar tujuan pendidikan bisa tercapai dengan maksimal tentunya guru
sebagai pendidik akan terus menerus dituntut untuk selalu mengembangkan
metode pembelajaran agar segala kesulitan dalam pembelajaran dapat dipecahkan
yaitu meningkatkan hasil belajar siswa. Guru dengan sadar merencanakan
kegiatan pengajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya
guna kepentingan pengajaran. Pada dasarnya semua guru menginginkan
2
komptensi tercapai dalam setiap pembelajaran, sehingga guru dituntut agar selalu
menggunakan metode pembelajaran yang dapat merangsang minat dan keaktifan
siswa dalammengikuti proses belajar mengajar,
hal ini dilakukan untuk
memperoleh hasil belajar yang lebih baik (mengalami peningkatan).
IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam ) merupakan sala satu mata pelajaran yang
menduduki peranan penting dalam bidang pendidikan karena pada dasarnya
pelajaran IPA lah yang membawa manusia lebih dekat dengan lingkungan sekitar
/ alam sekitar. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam terutama dalam
materi pokok Sistem Pencernaan Hewan dan Manusia, proses pembelajaran masih
sangat rendah dimana hanya 2 sampai 5 orang dari 23 siswa yang mau bertanya,
memberikan tanggapan atas penjelasan yang diberikan guru. Dalam pelaksanaan
proses
pembelajaran
guru
tersebut
masih
menggunakan
pembelajaran
konvensional, guru berceramah dan memberikan tugas. Tetapi yang ditemukan
siswa hanya duduk, mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan guru,
yang menyebabkan siswa cenderung menjadi pasif. Sehingga siswa beranggapan
bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran yang membosankan
dan tidak menyenangkan sehingga siswa kurang mampu memahaminya. Tidak
jarang guru memarahi siswa karena siswa mengantuk pada saat proses belajar
mengajar. Keadaan seperti ini tidak merangsang siswa untuk terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran dikarenakan siswa kurang termotivasi untuk
mengikuti proses belajar mengajar.
Demikian halnya yang terjadi di SDN 26 Bilah Barat. Berdasarkan
observasi yang telah dilakukan maka ditemukan hasil belajar IPA tergolong
rendah, berdasarkan hasil ulangan dan ujian yang dicapai siswa kelas V untuk
mata pelajaran IPA nilai terendah adalah 50 dengan kategori sangat rendah dan
nilai tertinggi adalah 80, dari 23 siswa dengan 10 siswa yang tuntas dengan
ketuntasan 43,47% dan 13 siswa yang tidak tuntas dengan presentase ketidak
tuntasan 56,52%, sehingga dikategorikan hasil belajar IPA siswa masih rendah.
Hal ini mengindikasikan tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah
ditetapkan yakni 68 dan ketuntasan klsikan 80% dari jumlah siswa.
3
Berdasarkan latar belakang inilah penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Pokok
Sistem Pencernaan Hewan dan Manusia dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Picture And Picture di SDN 26 Bilah Barat Kabupaten
Labuhanbatu Tahun Pembelajaran 2019/2020”
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah
penelitian ini adalah :
a. Mengapa guru dalam pembelajaran selalu menggunakan metode
konvensional/ metode tradisonal?
b. Bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar Ilmu Pengetahuan
Alam siswa kelas V SDN 26 Bilah Barat ?
c. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
siswa kelas V SDN 26 Bilah Barat ?
d. Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Alam antar siklus ?
2. Analisis Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah diatas makan analisis masalah dalam
penelitian ini adalah :
a. Guru dalam pembelajaran masih menggunakan Metode Konvensional/
metode tradisional yang cenderung membuat siswa merasa bosan.
b. Guru dalam pembelajaran ini harus mencari solusi dalam memperbaiki
metode pembelajarannya agar pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ini
disenangi oleh siswa.
c. Guru harus menggunakan alat peraga dan media pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan.
4
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah :
Dalam memecahkan masalah penulis melakukan pembelajaran dengan
menggunakan model Pembelajaran Picture And Picture tentang Sistem
Pencernaan Hewan dan Manusia dimana langkah dasar dalam melakukan
pembelajaran ini adalah guru menyampaikan inti materi pelajaran maka siswa
boleh mendiskusikan materi tersebut dengan teman kelompoknya didampingi
guru sebagai pimpinan diskusi, setelah itu masing masing kelompok memberitahu
hasil diskusi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas,maka yang
menjadi rumusan masalah adalah: Apakah penerapan model Pembelajaran Picture
And Picture dapat meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Pokok Sistem
Pencernaan Hewan dan Manusia di Kelas V SDN 26 Bilah Barat Kecamatan
Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun Pembelajaran 2019/2020 ?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah di atas menjadi tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut : Untuk mengetahui peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pokok
Sistem Pencernaan Hewan dan Manusia Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Picture And Picture di Kelas V SDN 26 Bilah Barat Kecamatan
Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun Pembelajaran 2019/2020
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dengan dilaksanakannya penelitian ini maka diharapkan memberikan
manfaat sebagai berikut :
5
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai
penerapan Model pembelajaran Picture And Picture dalam upaya
meningkatkan aktivitas hasil belajar IPA.
2. Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah khususnya dalam
pembelajaran IPA dengan Model Pembelajaran Picture And Picture
untuk meningkatkan pengetahuan siswa dan mutu pendidikan.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar dan Proses Pembelajaran
1. Belajar
Menurut Surya (1981) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan. Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa
pada
prinsipnya,
belajar
adalah
perubahan
dari
diri
seseorang.
Dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua
aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan
perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar.
Menurut Slameto ( 2003 ) pengertian secara psikologis, belajar merupakan
suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan –
perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Dari pendapat
ini kata ” perubahan ” berarti bahwa seseorang yang telah mengalami belajar akan
berubah tingkah laku, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun
dalam sikapnya, karena hal ini merupakan interaksi diri mereka sendiri dengan
lingkungannya.
Menurut Aunurrahman ( 2010 ) belajar merupakan suatu proses yang
dilakukan individu dengan lingkungannya melalui pengalaman atau latihan untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru.
Menurut Imron ( 1996 ) belajar juga dapat diartikan mengumpulkan
sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari orang yang lebih tahu
atau yang sekarang ini disebut dengan guru.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu usaha untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan atau
pengalaman sehingga dapat menimbukan perubahan tingkah laku, kecakapan,
7
potensi ke arah yang lebih baik. Belajar juga bisa dikatakan sebagai suatu proses
perubahan tingkah laku melalui pendidikan. Perubahan itu secara berangsur –
angsur di mulai dari sesuatu yang tidak di kenal. Lama kelamaan bisa mengenal.
Disamping itu dikatakan belajar apabila ia dapat melakukan sesuatu yang baik
dilakukannya sebelum dia belajar atau apabila kelakuannya berubah, sehingga lain
cara menghadapi situasi dari sebelumnya.
2. Proses Belajar
Secara umum pengertian pembelajaran adalah upaya yang dilakukan
untuk membantu seseorang atau sekelompok orang sedemikian rupa dengan
maksud supaya di samping tercipta proses belajar juga sekaligus supaya proses
belajar menjadi lebih efesien dan efektif. Itulah sebabnya Darsono, 2000: 24
mengemukakan bahwa pengertian pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu
kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta
didik berubah ke arah yang lebih baik.
Menurut Udin S. Winataputra (2007) pengertian pembelajaran adalah
kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi dan meningkatkan
intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik. Sedangkan menurut Rudi
dan Cepi ( 2008 ) pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang
melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belaja.
Adapun pengertian pembelajaran menurut UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Berdasarkan beberapa pengertian atau definisi pembelajaran di atas
dapat diidentifikasi bahwa pembelajaran memiliki ciri-ciri: 1) Merupakan upaya
sadar dan disengaja; 2) Pembelajaran harus membuat siswa belajar; 3) Tujuan
harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan; 4) Pelaksanaannya
terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasil
8
B. Tujuan Belajar dan Pembelajaran
a. Tujuan Belajar
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa
siswa telah melakukan tugas belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan tercapai oleh siswa.
tujuan belajar adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan
tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar.
Tujuan belajar terdiri dari tiga komponen yaitu:
1. Tingkah laku terminal
Komponen tujuan belajar yang menentukan tingkah laku siswa setelah
belajar. Tingkah laku ini adalah bagian dari tujuan yang menunjukkan bagian dari
tujuan yang menunjukkan pada hasil yang diharapkan dalam belajar, apa yang
dapat dikerjakan / dilakukan oleh siswa atau siswi untuk menunjukkan bahwa dia
telah mencapai tujuan.
2. Kondisi Tes
Komponen kondisi tes tujuan belajar menentukan situasi dimana siswa
ditunutut untuk mempertunjukkan tingkah laku terminal. Kondisi-kondisi tersebut
perlu disiapkan oleh guru, karena sering terjadi ulangan/ujian yang diberikan oleh
guru tidak sesuai dengan materi pelajaran yang telah disampaikan sebelumnya.
Peristiwa ini terjadi karena kelalaian guru yang tidak memiliki konsep yang jelas
tentang cara menilai hasil belajar siswa sebelum melaksanakan pembelajaran.
3. Standar ( Ukuran ) Perilaku
Menuru Oemar Hamalik ( 2007 ) Komponen standar ukuran perilaku ini
merupakan suatu pernyataan tentang ukuran yang digunakan untuk membuat
pertimbangan mengenai perilaku siswa. Suatu ukuran menentukan tingkat
minimal perilaku yang dapat diterima sebagai bukti, bahwa siswa telah mencapai
tujuan.
Ukuran
perilaku
merupakan
keberhasilan pada tingkah laku terminal.
.
kriteria
untuk
mempertimbangkan
9
b. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada hakekatnya adalah rumusan tentang perilaku
hasil belajar ( kognitif, psikomotor, dan afektif ) yang diharapkan untuk dimiliki
(dikuasai) oleh si pelajar setelah si pelajar mengalami proses belajar dalam jangka
waktu tertentu.
C. Hakikat Pembelajaran IPA
a. Pembelajaran IPA
Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis untuk menguasai kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan dan
memiliki sikap ilmiah. Hal ini tentu saja berimplikasi terhadap kegiatan
pembelajaran IPA. IPA dan pembelajaran IPA tidak hanya sekedar pengetahuan
yang bersifat ilmiah saja, melainkan terdapat muatan IPA, keterampilan proses
dan dimensi yang terfokus pada karakteristik sikap dan watak ilmiah. (BSNP,
2006)
Berbagai permasalahan dalam implementasi pendidikan IPA yang sesuai
dengan hakikatnya sangat kompleks, karena itu pemikiran-pemikiran masih terus
disumbangkan untuk memecahkan permasalahan itu. Pendidikan IPA dihadapkan
dengan permasalahan diantaranya perangkat pembelajaran IPA yang mampu
mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu melalui tema tertentu, antar konsep
dalam satu mata pelajaran dengan konsep mata pelajaran lain, konsep dalam mata
pelajaran sehingga guru dan peserta didik memiliki bekal kompetensi dari
berbagai disiplin ilmu. Permasalahan mendasar adalah pembelajaran IPA belum
berorientasi pada keterampilan proses sains seutuhnya sehingga kemampuan
berpikir dan kemampuan berinkuiri belum optimal. Konsekuensi dari produk
pembelajaran tersebut adalah menurunnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
Hal ini akan membentuk generasi konsumeristis dan tidak berdaya saing global.
Keterampilan berinkuiri peserta didik perlu dikembangkan karena
karakteristik pembelajaran IPA harus dilakukan dengan inkuiri ilmiah. Hal ini
10
dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran terpadu yang menekankan
pada keterampilan proses dan produk.
Kenyataannya pembelajaran IPA di lapangan juga ditemukan Depdiknas (2008)
menyatakan bahwa kecenderungan pembelajaran IPA di Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. Pembelajaran hanya berorientasi pada hasil tes/ujian, pengalaman belajar
yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi pada tercapainya
standar kompetensi dan kompetensi dasar,
2. Pembelajaran bersifat teacher centered, guru hanya meyampaikan IPA
sebagai produk dan pseserta didik menghafal informasi faktual,
3. Peserta didik hanya mempelajari IPA pada domain kognitif yang terendah,
peserta didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya,
cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum
menyentuh domain afektif dan psikomotor, alasan
yang sering
dikemukakan guru adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar
dan jumlah peserta didik disetiap kelas terlalu banyak,
4. Evaluasi yang dilakukan hanya berorientasi pada produk yang berkaitan
dengan domain kognitif.
Oleh karena itu, seorang guru perlu dibekali kemampuan pedagogi,
kompetensi mengenai hakikat dan nilai-nilai IPA, serta pengetahuan integrasi IPA
dalam tataran disiplin itu sendiri maupun relasinya dengan berbagai disiplin ilmu.
b. Nilai-nilai IPA
Nilai-nilai IPA adalah sesuatu yang dianggap berharga yang terdapat
dalam IPA dan menjadi tujuan yang akan dicapai. Nilai-nilai yang dimaksud
adalah nilai-nilai nonkebendaan berupa nilai praktis, intelektual, sosial-budayaekonomi-politik, pendidikan dan juga nilai keagamaan (Trianto, 2008).
a.
Nilai praktis
Penerapan dari penemuan-penemuan IPA telah melahirkan teknologi yang
secara langsung dapat dimanfaatkan masyarakat. Teknologi tersebut membantu
pula mengembangkan penemuan-penemuan baru yang secara tidak langsung juga
11
bermanfaat bagi kehidupan. Dengan demikian, sains mempunyai nilai praktis
yaitu sesuatu yang bermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari. Contoh:
penemuan listrik oleh Michael Faraday yang diterapkan dalam teknologi hingga
melahirkan alat-alat listrik yang bermanfaat bagi kehidupan.
b.
Nilai intelektual
Metode ilmiah yang digunakan dalam IPA banyak dimanfaatkan manusia
untuk memecahkan masalah baik alamiah maupun sosial, ekonomi dan
sebagainya. Metode ilmiah telah melatih keterampilan, ketekunan dan melatih
mengambil keputusan dengan mempertimbangkan yang rasional dan menuntut
sikap-sikap ilmiah bagi penggunanya. Keberhasilan memecahkan masalah
tersebut akan memberikan kepuasan intelektual. Dengan demikian, metode ilmiah
telah memberikan kepuasan intelektual dan inilah yang dimaksud dengan nilai
intelektual.
c.
Nilai sosial-budaya-ekonomi-politik
IPA mempunyai nilai-nilai sosial-budaya-ekonomi-politik berarti IPA dan
teknologi suatu bangsa menyebabkan bangsa tersebut memperoleh kedudukan
yang kuat dalam percaturan sosial-ekonomi-politik internasional. Contoh: negaranegara maju seperti USA dan Uni Eropa merasa sadar dan bangga terhadap
kemampuan atau potensi bangsanya dalam bidang sosial-politik dan mengklaim
diri mereka sebagai negara adidaya. Jepang, dengan kemampuan teknologi
produksi merupakan negara yang memiliki stabilitas tinggi dalam bidang sosial
masyarakat maupun ekonomi yang mampu menguasai pangsa pasar dunia. Selain
itu, Jepang juga dikenal sebagai negara yang mampu memadukan antara teknologi
dengan budaya lokal (tradisi) sehingga budaya tradisi tersebut tetap eksis bahkan
dikenal di seluruh dunia.
d. Nilai kependidikan
Perkembangan IPA dan teknologi serta penerapan psikologi belajar pada
pelajaran IPA menjadikan IPA bukan hanya sebagai suatu pelajaran melainkan
12
juga sebagai alat pendidikan. Artinya, pelajaran IPA dan pelajaran lainnya
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Nilai-nilai tersebut antara lain:
1) Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut
metode ilmiah.
2) Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan dan
mempergunakan peralatan untuk memecahkan masalah.
3) Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah.
4) Dengan demikian, IPA memiliki nilai-nilai kependidikan karena dapat
menjadi alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
e.
Nilai keagamaan
Seorang ilmuan yang beragama akan lebih tebal keimanannya, karena
selain didukung dogma-dogma agama juga ditunjang oleh alam pikiran dari
pengamatan terhadap fenomena-fenomena alam sebagai manifestasi kebesaran
Tuhan. Charles Townes peraih nobel 1964 mengatakan bahwa banyak orang yang
merasakan bahwa pastilah ada sesuatu yang Mahapintar dibalik kehebatan hukum
alam. Hal yang sama dikatakan oleh John Polkinghorne, ahli fisika yang sekarang
menjadi pendakwah Gereja Anglikan yang mengatakan bahwa
jika anda
menyadari bahwa hukum alam telah melahirkan jagad raya yang begitu teratur
maka hal itu pastilah tidak terjadi semata-mata karena kebetulan tetapi pasti ada
tujuan dibalik itu semua.
Dengan demikian, jelas bahwa IPA mempunyai nilai keagamaan yang
sejalan dengan pandangan agama sehingga Albert Einstein mengatakan bahwa
sains tanpa agama adalah buta dan agama tanpa sains adalah lumpuh.
D. Materi Pokok Sistem Pencernaan Hewan dan Manusia
a. Fungsi Sistem Pencernaan pada Manusia
Sistem pencernaan manusia berfungsi untuk mencerna makanan/
menghaluskan makanan hingga menjadi sari-sari makanan yang dapat diserap
13
oleh tubuh menggunakan alat-alat / organ pencernaan yang dilakukan secara
mekanik maupun kimia.
b. Proses pencernaan makanan pada manusia.
Pencernaan : proses melumatkan makanan yang semula kasar menjadi
halus.
1. Pencernaan Mekanik : pencernaan dikunyah serta dilumatkan oleh gigi dan
lidah di dalam mulut.
2. Pencernaan Kimiawi : makanan atau sari makanan bercampur dengan
enzim.
Proses : Mulut – Kerongkongan – Lambung – usus halus – usus besar anus.
Gambar 2.1 Sistem Pencernaan Manusia
Organ Pencernaan
Mulut: ada gigi, lidah, enzim amylase / ptyalin
Enzim .amilase : mengubah zat tepung jadi zat gula
14
Kerongkongan/Esofagus: saluran penghubung rongga mulut dengan
lambung . Terdapat gerak peristaltic yaitu memijit dan mendorong ke satu
arah.
Lambung (di sebelah kiri atas rongga perut) proses 3-4 jam.
Terdapat
1, HCL/asam klorida : membunuh kuman dan mengasamkan makanan.
2, Enzim Pepsin : protein menjadi pepton.
3, Enzim Renin : mengendapkan protein susu menjadi kasein.
Usus halus : terjadi pencernaan kimiawi dan penyerapan sari-sari makanan
oleh jonjot-jonjot usus (vili) :
Usus besar/kolon : pembusukan sisa makanan dan penyerapan air. Disini
terdapat bakteri E-coli.
Anus / rectum: lubang tempat keluarnya feses.
c. Fungsi Sistem Pencernaan pada Hewan :
Sistem pencernaan pada hewan pada dasarnya memiliki fungsi yang sama
dengan manusia yaitu untuk mencerna makanan / menghaluskan makanan hingga
menjadi sari-sari makanan yang dapat diserap oleh tubuh menggunakan alat-alat /
organ pencernaan yang dilakukan secara mekanik maupun kimia.
d. Sistem Pencernaan pada Hewan Pemamah Biak :
Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti sapi, domba, dan
kerbau disebut hewan memamah biak / ruminansia. Saluran pencernaannya terdiri
atas mulut, kerongkongan, perut besar (rumen), perut jala (retikulum), perut kitab
(omasum), perut masam (abomasum), usus halus, usus besar, rektum, anus.
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing organ pencernaan hewan
pemamah biak:
15
Mulut : Di dalam rongga mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah.
Hewan memamah biak tidak memiliki gigi seri atas dan gigi taring. Namun
gigi gerahamnya lebih banyak dibandingkan gigi manusia.
Gigi
seri
digunakan
untuk
menjepit
dan
memotong
makanan.
Gigi geraham digunakan untuk menggilas makanan.
Didalam mulut terdapat enzim selulase yang berfungsi untuk mengubah
selulosa menjadi glukosa.
Kerongkongan :
Hewan memamah biak memiliki kerongkongan yang sangat pendek, lebar
dan berdinding tipis.
Perut besar (rumen) : Rumen digunakan sebagai tempat penyimpanan
makanan yang masih kasar yang berasal dari kerongkongan. Di rumen
terjadi pencernaan protein dan proses fermentasi oleh enzim selulase.Perut
jala (retikulum) : Pada retikulum makanan dicerna secara mekanis dan
kimiawi dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan (bolus).
Perut Kitab (Omasum) : Pada omasum makanan yang telah dicerna untuk
kedua kali akan dicerna secara mekanis dan kimiawi.
Perut masam (Abomasum) : Merupakan lambung yang sebenarnya,
didalamnya makanan dicerna secara kimiawi oleh enzim-enzim.
Usus Halus : Berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan dan
mengedarkannya ke seluruh tubuh.
Usus Besar : Merupakan tempat terbentuknya feses dari sisa-sisa makanan
yang tidak diserap.
16
Rektum dan anus : Usus berakhir dengan rektum dan kemudian sisa-sisa
makanan akan dikeluarkan melalui anus.
Gambar 2.2 Sistem Pencernaan Hewan
Mekanisme pencernaan pada ruminansia :
Pencernaan dimulai dari mulut. Di mulut makanan dicampur dengan air
liur. Makanan yang masih kasar ditelan melalui kerongkongan. Kemudian
makanan yang ditelan, disimpan sementara di rumen, kemudian masuk ke dalam
retikulum. Di dalam retikulum makanan dicerna secara kimiawi dan dibentuk
menjadi gumpalan kecil kemudian dikeluarkan kembali ke mulut untuk di mamah
kembali. Makanan yang sudah dimamah ditelan lagi dan masuk ke omasum untuk
digiling dan kemudian dilanjutkan ke abomasum yang. Setelah itu makanan akan
menuju usus halus untuk diserap sari-sari makanannya dan diedarkan ke seluruh
tubuh. Kemudian pada akhirnya makanan akan menuju ke usus besar, bermuara
ke rektum dan dikeluarkan melalui anus.
E. Model Pembelajaran
a. Pegertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang
meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan
17
guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak
langsung dalam proses belajar mengajar.
Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang
digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi peserta didik, dan
memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran atau setting
lainnya.
Fungsi Model Pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi pengajar dan
para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
model yang akan digunakan dalam pembelajaran menentukan perangkat yang
dipakai dalam pembelajaran tersebut.
Istilah model Pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada
strategi, metode, atau prosedur. Model pembelajaran mempunyai empat ciri
khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri tersebut
antara lain:
1. Rasional
teoritik
yang logis,
disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya;
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai);
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil;
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai (Kadir dan Nur, 2009:0)
b. Model Pembelajaran Picture And Picture
a. Pengertian Model Pembelajaran Picture And Picture
Metode picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan
gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran ini
mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambargambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum
18
proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik
dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carta dalam ukuran besar.
Model pembelajaran Picture And Picture merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Picture And Picture ini dapat
digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan tentunya dengan kemasan dan
kreatifitas guru. Sejak di populerkan sekitar tahun 2002, model pembelajaran ini
mulai menyebar di kalangan guru di Indonesia. Dengan menggunakan model
pembelajaran tertentu, maka pembelajaran menjadi menyenangkan. Selama ini
hanya guru sebagai aktor di depan kelas, dan seolah-olah gurulah sebagai satusatunya sumber belajar.
Model pembelajaran Picture And Picture merupakan sebuah model
dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan
sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan
alat bantu atau media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran
dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun
pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam
hati, serta dapat diingat kembali.
Pembelajaran
ini
memiliki
ciri
Aktif,
Inovatif,
Kreatif,
dan
Menyenangkan. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang
baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan Kreatif, setiap
pembelajarnya
harus
menimbulkan
minat
kepada
peserta
didik
untuk
menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan
menggunakan metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang
diperoleh dari proses pembelajaran.
Gambar yang baik digunakan dalam pembelajaran adalah gambar yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, terdapat tiga syarat yang
harus dipenuhi.
1. Harus otentik
Gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan situasi seperti melihat
benda sebenarnya.
19
2. Sederhana
Komposisi hendaknya cukup jelas dalam menunjukkkan poin-poin pokok
yang terdapat pada gambar.
3. Memiliki Nilai Seni
Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni.
Menurut Johnson & Johnson, prinsip dasar dalam model pembelajaran
kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut:
 Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
 Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua
anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
 Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung
jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
 Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
 Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya.
Langkah-langkah Pembelajaran Picture and picture.
Adapun Langkah langkah pembelajaran picture and picture adalah sebagai
berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai .
Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang
menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan
demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus
dikuasainya. disamping itu guru juga harus menyampaikan indikatorindikator ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah
ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini
guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam
20
proses pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat
memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini
belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian
materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi
yang dipelajari.
3. Guru menunjukan / memperlihatkan gambar-gambar kegiatan yang
berkaitan dengan materi.
4. Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang
ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture atau gambar kita
akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami
materi yang diajarkan. Dalam perkembangakan selanjutnya sebagai guru
dapat memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau
demontrasi yang kegiatan tertentu.
5. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang /
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
6. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan
secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah
satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus
menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada
diminta oleh siswa untuk diurutan, dibuat, atau dimodifikasi.
7. Guru menanyakan alasan / dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
8. Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau
tuntutan KD dengan indikator yang akan dicapai. Ajaklah sebanyakbanyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu sehingga
proses diskusi dalam PBM semakin menarik.
9. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep /
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
10. Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan
penekanan-penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain
untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa
21
mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan
indikator yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai
indikator yang telah ditetapkan.
11. Kesimpulan / rangkuman
12. Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan
sebagai penguatan materi pelajaran.
b. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Picture and Picture
Dalam setiap model pembelajaran tentu ada kelebihan dan
kekurangannya, kelebihan dan kekurangan model pembelajaran picture
and picture adalah:
-
Kelebihan model pembelajaran picture and picture
1. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat
terlebih dahulu.
2. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan
gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.
3. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh
guru untuk menganalisa gambar yang ada.
4. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan
alasan siswa mengurutkan gambar.
5. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung
gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.
-
Kekurangan model pembelajaran picture and picture
1. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai
dengan materi pelajaran.
2. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompetensi siswa yang dimiliki.
3. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar
sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.
22
4. Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan
gambar-gambar yang diinginkan
c. Kelebihan dan Kekurangan model Pembelajaran Picturte And Picture
Menurut Para Ahli
Menurut Istarani (2011: 8) kelebihan model pembelajaran picture and
picture adalah sebagai berikut:

Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat
terlebih dahulu.

Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan
gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.

Dengan menganalisa gambar, dapat mengembangkan daya nalar siswa
untuk berfikir logis.

Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa sebab guru menanyakan alasan
siswa mengurutkan gambar.

Pembelajaran lebih berkesan sebab siswa dapat mengamati langsung
gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.
Adapun kekurangan model pembelajaran picture and picture menurut
Istarani (2011: 9) diantaranya:

Sulit menemukan gambar yang bagus dan berkualitas sesuai kompetensi
dari materi yang akan diajarkan.

Memerlukan waktu yang lama dalam pembelajarannya.

Jika guru kurang ahli dalam mengelola kelas, ada kekhawatiran kelas akan
kacau dan tidak kondusif.

Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, biaya yang cukup memadai.
23
F. Karakteristik Peserta Didik
a. Karakteristik Peserta Didik
Istilah karakter membuat banyak orang menyamakannya dengan kata sifat,
watak, akhlak, atau tabiat. Kenyataannya tak selalu bisa dimaknai seperti itu. Kita
perlu mempelajari pengertian karakter menurut para ahli agar memahami
perbedaannya. Menurut Doni Kusuma, karakter adalah ciri, karakteristik, gaya,
atau sifat diri dari seseorang yang bersumber dari bentukan yang diterima dari
lingkungannya. Berdasarkan pendapat tersebut karakter peserta didik turut
dibentuk dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Beberapa ahli mengatakan
karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors),
motivasi (motivations), dan keterampilan (skills).
Dari pendapat para ahli
tersebut dapat kita simpulkan bahwa karakter adalah ciri, sifat diri, akhlak atau
budi pekerti, kepribadian dari seseorang yang dalam hal ini adalah peserta didik.
Menurut Eysenck 1964 (dalam Buchori 1982) menyatakan tipe
kepribadian dibagi menjadi tiga, yaitu:

Kepribadian Ekstrovert: dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat,
menikmati kegembiraan, aktif bicara, impulsif, menyenangkan spontan,
ramah, sering ambil bagian dalam aktivitas sosial.

Kepribadian Introvert: dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri,
mempunyai kontrol diri yang baik.

Neurosis: dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan
kadang-kadang disertai dengan simptom fisik seperti keringat, pucat,
dan gugup.
Menurut Mahmud 1990 (dalam Suadianto 2009) menyatakan Kepribadian
terbagi menjadi dua belas kepribadian, yang meliputi kepribadian sebagai berikut:

Mudah menyesuaikan diri, baik hati, ramah, hangat VS dingin.

Bebas, cerdas, dapat dipercaya VS bodoh, tidak sungguh-sungguh, tidak
kreatif.
24

Emosi stabil, realistis, gigih VS emosi mudah berubah, suka menghindar
(evasive), neurotik.

Dominat, menonjolkan diri VS suka mengalah, menyerah.

Riang, tenang, mudah bergaul, banyak bicara VS mudah berkobar,
tertekan, menyendiri, sedih.

Sensitif, simpatik, lembut hati VS keras hati, kaku, tidak emosional.

Berbudaya, estetik VS kasar, tidak berbudaya.

Berhati-hati, tahan menderita, bertanggung jawab VS emosional,
tergantung, impulsif, tidak bertanggung jawab.

Petualang, bebas, baik hati VS hati-hati, pendiam, menarik diri.

Penuh energi, tekun, cepat, bersemangat VS pelamun, lamban, malas,
mudah lelah.

Tenang, toleran VS tidak tenang, mudah tersinggung.

Ramah, dapat dipercaya VS curiga, bermusuhan.
b. Peserta Didik Pada Mata Pelajaran IPA
Tujuan utama pembelajaran IPA adalah agar siswa memahami konsepkonsep IPA secara sederhana dan mampu menggunakan metode ilmiah, bersikap
ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dengan lebih
menyadari kebesaran dan kekuasaan pencipta alam (Depdiknas, 1997:2).
Pembelajaran IPA memiliki fungsi yang fundamental dalam menimbulkan
serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Agar
tujuan tersebut dapat tercapai, maka IPA perlu diajarkan dengan cara yang tepat
dan dapat melibatkan siswa secara aktif yaitu melalui proses dan sikap ilmiah.
Mutu pembelajaran IPA perlu ditingkatkan secara berkelanjutan untuk
mengimbangi perkembangan tehnologi.
Pada kenyataanya, sebagian besar siswa di setiap jenjang pendidikan
menganggap IPA merupakan pelajaran yang cukup sulit. Hal ini terbukti dari nilai
mata pelajaran IPA pada tes formatif maupun tes sumatif sebagian siswa
mendapat nilai dibawah rata-rata. Salah satu penyebabnya adalah pengalaman
mengikuti pelajaran IPA yang tidak menarik. Faktor lain yang mempengaruhi
25
keberhasilan belajar adalah minat. Dengan adanya minat, siswa akan didorong
untuk belajar lebih giat lagi karena merasa bahwa sesuatu yang dipelajari
bermakna bagi dirinya.
Minat merupakan sikap keterkaitan atau sepenuhnya terlibat dalam suatu
kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan tersebut. Kurangnya minatbelajar
siswa terhadap mata pelajaran IPA akan menghambat proses pembelajaran dan
mengakibatkan rendahnya hasil belajar (Joko Sudarsono, 2003:38).
26
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDN 26 Bilah Barat
kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Tahun Pembelajaran 2019/2020
yang berjumlah 23 siswa terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan
dengan usia rata- rata 10 tahun.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 26 Bilah Barat Kecamatan Bilah Barat
Kabupaten Labuhanbatu Tahun Pembelajaran 2019/2020.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pembelajaran
2019/2020. Untuk lebih jelasnya pembagian waktu kegiatan penelitian ini dapat
diperinci seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
TEMPAT
NO.
1.
2.
3.
PELAKSANAAN
WAKTU
SDN. 26 Bilah
Selasa,
Barat
15-10-2019
SDN. 26 Bilah
Selasa,
Barat
22-10-2019
SDN. 26 Bilah
Selasa,
Barat
29-11-2019
KELAS SIKLUS
V
Pra
siklus
MATA
PELAJARAN
IPA
V
Siklus I
IPA
V
Siklus II
IPA
27
4. Pihak yang Membantu
Penelitian
ini
didukung oleh Ibu Rita Purnama, S.Pd, M.Pd selaku
Supervisor I dan Arisandi, S.Pd selaku Supervisor II, serta Kepala Sekolah SDN
26 Bilah Barat .
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran.
1. Pra Siklus
Hasil observasi awal yang dilakukan menunjukkan rendahnya hasil belajar
IPA dan kurangnya aktivitas siswa dalam belajar. Proses pembelajaran IPA yang
dilakukan guru cenderung bersifat tradisional dengan hanya menggunakan metode
ceramah dan pemberian tugas serta tugas-tugas yang diberikan guru juga tidak
dapat diselesaikan siswa dengan baik
a. Perencanaan Pra Siklus
Pada tahap ini guru menyusun perencanaan tindakan, antara lain:
-
Menyusun rencana pembelajaran dalam bentuk RPP terdiri dari standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, langkah
pembelajaran menggunakan
-
demonstrasi dan tanya jawab.
Menentukan masalah-masalah tentang materi perubahan benda benda yang
akan diberikan kepada siswa untuk dipecahkan sebagai awal pembelajaran.
-
Menyusun format lembar observasi yang akan digunakan selama proses
tindakan tentang aktivitas siswa dan kegiatan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
-
Menyusun tes untuk mengukur hasil belajar siswa pada materi perubahan
pada benda setelah dilakukan tindakan siklus I.
b. Tindakan Pra Siklus
Pada
tahap
ini,
kegiatan
yang
dilakukan
adalah
melaksanakan
pembelajaran sesuai rencana yang telah disusun, antara lain:
1) Menjelaskan
diharapkan.
indikator
pencapaian
hasil
belajar
yang
28
2) Memotivasi siswa dengan memberikan penjelasan tentang proses
pembelajaran yang akan dilakukan.
3) Melaksanakan proses pembelajaran dengan metode demonstrasi,antara
lain:
-
Membimbing siswa membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5
orang tiap kelompok.
-
Menjelaskan pokok-pokok materi Sistem pencernaan hewan dan manusia
yang akan dipelajari.
-
Memberikan beberapa pertanyaan
terkait
materi Sistem pencernaan
hewan dan manusia.
-
Meminta siswa untuk menyelesaikan masalah yang telah diberikan dan
berdiskusi dan bertanya jawab di dalam kelompoknya masing-masing.
-
Mengarahkan atau membimbing
kelompok
yang
berada dalam
kesulitan.
-
Mengarahkan dan mengamati siswa dalam menyimpulkan hasil dari
kegiatan demonstrasi.
-
Meminta beberapa perwakilan kelompok untuk melakukan demonstrasi,
sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan atau pertanyaan.
-
Menuntun siswa-siswa untuk saling menghargai pendapat dan pertanyaan
dari teman-temannya. (Guru bertindak sebagai moderator dan fasilitator)
-
Menganalisis hasil-hasil kerja siswa, kelompok siswa yang hasil kerja baik
diberikan pujian sedangkan kelompok siswa yang hasil kerjanya kurang
baik akan dijelaskan atau diberikan jawaban-jawaban yang benar dan
memotivasi mereka untuk lebih giat belajar.
4) Memberikan penilaian apa adanya kepada siswa selama proses
pembelajaran di dalam kelas berlangsung.
5) Membimbing siswa untuk merangkum materi pelajaran yang telah
dipelajari dan memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan
penalaran dalam menyelesaikan soal-soal.
6) Memberikan tugas mandiri atau PR.
29
c. Observasi Pra Siklus
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran untuk mengetahui
aktivitas siswa dan kesesuaian tindakan yang dilakukan guru dengan rencana
yang telah disusun. Pada tahap observasi ini yang menjadi pengamat adalah
guru teman sejawat selaku mitra
kolaborasi, menggunakan lembar observasi
yang telah disiapkan.
d. Refleksi Pra Siklus
Refleksi dilakukan untuk menganalisis dan memberikan makna terhadap
data yang diperoleh, memperjelas data yang diperoleh dan mengambil
kesimpulan dari tindakan yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan oleh guru
dibantu guru mitra kolaborasi untuk menganalisis kekurangan atau kelemahan
dari proses pembelajaran yang dilakukan dan hasil refleksi digunakan sebagai
dasar untuk menentukan perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya.
2.
Siklus I
Untuk mengetahui permasalahan yang ada, maka dilakukan tes awal.
Berdasarkan tes awal yang dilakukan, diperoleh beberapa kesulitan yang dihadapi
siswa dalam menyelesaikan soal-soal.
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Tahap Prencanaanyaitu:
(1)
Menyusun Rencana Program Pengajaran (RPP) yang berisikan
langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Picture And Picture.
(2)
Menyiapkan materi pelajaran,
(3)
Menyusun soal LKS (instrumen).
b. Tahap PelaksanaanTindakan PKP , yaitu :
(1)
Menjelaskan materi pelajaran tentang Sistem Pencernaan Hewan
dan Manusia sesuai dengan skenario pembelajaran,
(2)
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
tugas yang telah kerjakan,
mempersiapkan
30
(3)
Diakhiri pembelajaran oleh guru bersama siswa menyimpulkan
materi pelajaran dan memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan
rumah.
c. Tahapan Pengamatan / Observasi yaitu;
(1)
Dalam pelajaran, masih ada siswa yang kurang memperhatikan
pelajaran,
(2)
Siswa tidak dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu,
(3)
Pemahaman siswa terhadap materi masih kurang.
d. Tahap Refleksi yaitu;
(1)
Awal pembelajaran
yang baik dapat
meningkatkan semangat
belajar,
(2)
Menggunakan alat peraga berupa gambar, benda sebagai contoh
pembelajaran untuk mempermudah pemahan materi pembelajaran.
2. Perbaikan Siklus II
a. Tahap Perencanaan Perbaikan Pembelajaran yaitu ;
a.
Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran,
b.
Menyiapkan alat peraga,
c.
Menggunakan model pembelajaran Picture And Picture
d.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,
e.
Membuat soal evaluasi.
b. Tahap Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran yaitu;
(1)
Memberikan motivasi kepada siswa yang belum memahami materi
pelajaran,
(2)
Menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan alat peraga
untuk melakukan demonstrasi dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya jawab baik dengan guru ataupun kepada
teman-temannya,
(3)
Memberikan lembar kerja dari pengamatan demontrasi yang
dilakukan dalam kelompok belajarnya,
31
(4)
Siswa dan guru melakukan atau menyimpulkan dari materi pokok
Sistem Pencernaan Hewan dan Manusia,
(5)
Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk
mengukur kemampuan daya serap setelah akhir proses kegiatan
mengajar sebagai tes akhir belajar.
c. Tahap Pengamatan yaitu;
(1)
Memberikan penguatan kepada siswa yang dapat menyelesaikan
tugas,
(2)
Memberikan pujian kepada siswa yang
dapat mengenai materi
Sistem Pencernaan Hewan dan Manusia,
d.
(3)
Siswa semakin aktif dan termotifasi dalam belajar,
(4)
Sudah melakukan tanya jawab dengan guru dan siswa.
Tahap Refleksi yaitu;
(1)
Menganalisis data untuk menemukan keberhasilan pelaksanaan
perbaikan pembelajaran
(2)
Menggunakan alat peraga gambar dapat meningkatkan motivasi
belajar dan hasil belajar.
Skema Alur Penelitian
Identifikasi Masalah
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Aksi/Tindakan
Observasi
Perencanaan
Ulang
Refleksi
Aksi/Tindakan
Siklus II
Observasi
Apabila permasalahan belum
terselesaikan
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya.
Gambar. 3.1 Prosedur Pelaksanaan Pemantapan Kemampuan Profesi (PKP)
32
C. Teknik Analisa Data
Secara umum prosedur pembelajaran menurut langkah-langkah penelitian
PKP dilakukan dalam 3 siklus dan tiap siklusnya terdiri atas 4 tahapan, yaitu
tahap perencanaa, pelaksanaan tindakan, observasi dan tahap refleksi. Kegiatan
yang akan dilaksanakan pada tiap tahapan tindakan kelas, sebagai berikut:
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan tes
hasil belajar dan format lembar observasi.
1. Tes Hasil Belajar
Tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA pada aspek
kognitif sebanyak 20 soal pada materi Sistem Pencernaan Hewan dan Manusia
dalam bentuk pilihan berganda. Tes dalam bentuk pilihan berganda ini dipilih
karena tes ini dianggap tes yang baik dan paling banyak digunakan dalam tes
standar. Bentuk tes ini juga dipilih karena dalam pemeriksaan dan penskoran
tes lebih cepat dan mudah dilakukan dengan menggunakan kunci jawaban
yang telah ada serta jawaban benar atau kesalahan jawaban siswa dapat
dengan mudah dihitung. Penskoran soal dalam bentuk pilihan berganda
dilakukan dengan ketentuan jika setiap jawaban yang benar akan diberi skor 1
(satu) dan jawaban salah diberi skor 0 (nol). Soal tes yang telah disusun
diberikan kepada siswa pada akhir pertemuan siklus I maupun siklus II setelah
materi dipelajari.
2. Observasi
Selain tes hasil belajar digunakan lembar observasi untuk mengetahui
kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah disusun. Lembar observasi
terdiri dari:
a. Lembar observasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
b. Lembar observasi kegiatan guru selama proses pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah.
33
b. Teknik Analisis Data
Hasil belajar siswa dianalisis berdasarkan tingkat penguasaan atau nilai
yang diperoleh siswa dan ketuntasan belajar siswa, sebagai berikut:
1. Rata-rata Nilai Klasikal
Rata-rata nilai seluruh siswa secara klasikal dihitung dengan cara sebagai
berikut:
X 
X
n
Keterangan:
X
: Rata-rata nilai kelas
X
: Jumlah nilai seluruh siswa
n
: Jumlah seluruh siswa
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan untuk meningkatkan hasil
pembelajaran IPA pada materi pokok Sistem Pencernaah Hewan dan Manusia
dengan menggunakan model pembelajaran Picture And Picture pada siswa kelas
V SDN 26 Bilah Barat Tahun Pembelajaran 2019/2020. Proses pembelajaran
dilaksanakan sebanyak tiga tahap atau tiga siklus, yaitu pra siklus, Siklus I dan
Siklus II.
1. Deskripsi Data Pra Siklus
Sebelum melakukan perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan di
SDN 26 Bilah Barat , diawali dengan kegiatan observasi awal kelas V ternyata
hasil observasi awal diketahui bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan
selama ini dikelas V SDN 26 Bilah Barat mengunakan metode pembelajaran
konvensional yaitu dengan metode ceramah dimana guru menerangkan pelajaran
didepan dan siswa hanya sebatas mendengarkan, mencatat dan mengerjakan soal
yang diberikan saja.
Untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi Sistem
Pencernaan Hewan dan Manusia
dari tes awal ini dapat dijadikan sebagai
pedoman atau tolak ukur dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Pra tindakan dilaksanakan pada hari selasa taggal 15 Oktober 2019. Tahap
pra tindakan dilaksanakan untuk memperoleh data awal mengenai hasil
pembelajaran IPA pada materi pokok Sistem Pencernaan Hewan dan Manusia
sebelum dilakukan tindakan. Data yang diperoleh tahap pra tindakan ini melalui
observasi dan pre test.
Adapun data-data kondisi awal dari tes yang disajikan dalam tabel sebagai
berikut :
35
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Kelas V (Pra Siklus)
Ketuntasan
Tidak
NO
1
NAMA SISWA
KKM
Nilai
Albian Pratama
68
50
Ananda Taufiqurrahman
68
2
Hsb
3
Annisa Irda Saputri
4
Tuntas Tuntas
-
TT
TT
55
-
68
70
T
-
Ari Dwi Andika Zega
68
75
T
-
5
Dania Rantika
68
55
-
TT
6
Daniar Rantika
68
55
-
TT
7
Esra Rotua Laia
68
70
T
-
8
Evan Adliansyah
68
60
-
TT
9
Faaiz Mulia Pane
68
55
-
TT
10
Fasya Purna Anggara
68
55
-
TT
11
Hesti Mutiara Hanum
68
80
T
-
12
Intan Adelia Pitri Hasibuan
68
65
-
TT
13
Melati Putri
68
80
T
-
14
Mhd Fahri Permana
68
70
T
-
15
Muhammad Aditiyah S.
68
65
-
TT
16
Naila Salsabila Hsb
68
75
T
-
17
Nino Alvino
68
75
T
-
18
Nur Aisah
68
76
T
-
19
Rayhan Arya
68
55
-
TT
20
Riko Mikola
68
60
-
TT
21
Riski Alpiansyah Pahutar
68
50
-
TT
22
Risvika Adil Fitri
68
65
-
TT
36
23
Syafira Rahmadani Panjaitan
68
55
Jumlah
1471
Rata – Rata
63,96
Presentase Ketuntasan
43,48%
Presentase Tidak Tuntas
56,52%
Tuntas (T)
10
Tidak Tuntas (TT)
13
Nilai Tertinggi
80
Nilai Terendah
50
-
TT
Dari hasil data pra siklus di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa tidak
tuntas lebih banyak dibandingkan siswa yang tuntas. Dari jumlah 23 siswa, 10
siswa yang berhasil mencapai KKM dan 13 siswa belum mancapai KKM
sehingga presentase ketuntasan yang diperoleh sebesar 43,48%. Nilai rata rata
yang diperoleh siswa kelas V pada mata pelajaran IPA materi pokok sistem
pencernaan hewan dan manusia yaitu 63,96 masih belum mecapai KKM yang
ditentukan oleh sekolah. Nilai rata-rata harus mencapai 68 dengan ketutasan
klasikal 80%. Melihat hasil data diatas perlu adaya tindakan perbaikan dalam
pembelajaran melalui model pembelajaran Picture And Picture.
60,00%
43,48%
56,52%
40,00%
20,00%
0,00%
Presentase Ketuntasan
Presentase Tidak Tuntas
Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus
37
2. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Tahap Siklus I dilaksaakan sebagai tindakan perbaikan dari pra siklus yang
dilakukan. Perbaikan pembelajaran yang dilakukan untuk mengingkatkan hasil
pembelajaran IPA pada materi Sistem Pencernaan Hewan dan Manusia dengan
menggunakan model pembelajaran Picture And Picture.
a. Perecanaan
Proses perecanaan yang dilakukan meliputi menyusun rencana perbaikan
pembelajaran pra siklus, identifikasi masalah dengan penerapan mengunakan
model pembelajaran Picture And Picture, mempersiapkan konsep materi yang
akan dijadikan bahan pembelajaran kompetensi dasar, mendeskripsikan Sistem
Pencernaan Hewan dan Manusia. Menentukan skenario pembelajaran picture And
Picture, dan mempersiapkan soal soal yang dijadikan bahan evaluasi.
b. Pelaksanaan
Sklus I dilaksanakan pada hari selasa tanggal 22 Oktober 2019
menggunnakan model pembelajaran Picture And Picture. Kegiatan yang
dilakukan pada siklus I yaitu kegiatan Pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.
Proses pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran Picture And Picture
menjelaskan materi pembelajaran siswa, mengadakan tanya jawab tentang hal-hal
yang belum dipahami siswa, menyimpulkan materi pembelajaran yang dilakukan
oleh siswa dengan bimbingan guru serta mengadakan evaluasi akhir terhadap
materi pelajaran yang disampaikan.
c. Observasi
Setelah dilakukan pengamatan dalam proses pembelajaran masih
ditemukan kendala atau masalah yang tidak sesuai dengan perencanaan.Siswa
masih belum berperan aktif terhadap pembelajaran dan guru harus lebih
menyiapkan pembelajaran. Selanjutnya guru peneliti mengoreksi hasil pekerjaan
siswa. Dari hasil tes didapat data yang berupa angka-angka mengenai jumlah skor
yang diperoleh masing masing siswa.
Adapun nilai yang diperoleh siswa pada siklus I dapat disajikan dalam
tabel sebagai berikut :
38
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Kelas V (Siklus I)
Ketuntasan
NO
NAMA SISWA
KKM
Nilai
Tuntas
Tidak
Tuntas
1
Albian Pratama
68
60
-
TT
2
Ananda Taufiqurrahman Hsb
68
70
T
-
3
Annisa Irda Saputri
68
70
T
-
4
Ari Dwi Andika Zega
68
75
T
-
5
Dania Rantika
68
80
T
-
6
Daniar Rantika
68
70
T
-
7
Esra Rotua Laia
68
75
T
-
8
Evan Adliansyah
68
70
T
-
9
Faaiz Mulia Pane
68
65
-
TT
10
Fasya Purna Anggara
68
75
T
-
11
Hesti Mutiara Hanum
68
85
T
-
12
Intan Adelia Pitri Hasibuan
68
70
T
-
13
Melati Putri
68
85
T
-
14
Mhd Fahri Permana
68
70
T
-
15
Muhammad Aditiyah S.
68
65
-
TT
16
Naila Salsabila Hsb
68
75
T
-
17
Nino Alvino
68
80
T
-
18
Nur Aisah
68
75
T
-
19
Rayhan Arya
68
80
T
-
20
Riko Mikola
68
80
T
-
21
Riski Alpiansyah Pahutar
68
65
-
TT
22
Risvika Adil Fitri
68
60
-
TT
23
Syafira Rahmadani Panjaitan
68
60
-
TT
Jumlah
1660
Rata – Rata
72,17
39
Presentase Ketuntasan
73,91%
Presentase Tidak Tuntas
26,09%
Tuntas (T)
17
Tidak Tuntas (TT)
6
Nilai Tertinggi
85
Nilai Terendah
60
Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I, sudah dapat diketahui diatas
ketuntasan hasil belajar siswa sudah mencapai KKM yakni 68. Nilai rata-rata
yang didapat pada siklus I adalah 72,17 siswa yang tuntas 17 siswa dari 23 orang
siswa dan siswa yang tidak tuntas berjumlah 6 orang, sehingga presentase siswa
yang tuntas adalah sebesar 73,91% dan tidak tuntas sebesar 26,09%. Nilai
tertinggi 85 dan terendah 60, namun belum mencapai ketuntasan klasikal 80%.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa
dalam pemahaman pembelajaran IPA dengan materi Sistem Pencernaan Hewan
dan Manusia. dengan menggunakan pembelajaran Picture And Picture perlu
dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada Siklus II
73,91%
80,00%
60,00%
40,00%
26,09%
20,00%
0,00%
Presentase Ketuntasan
Presentase Tidak Tuntas
Gambar 4.2 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
40
3. Hasil Belajar Pada Siklus II
a. Perencanaan
Pelaksanaan Siklus II berdasarkan atas hasil observasi dan refleksi Siklus I
yang belum memenuhi indikator keberhasilan Pembelajaran. Dengan Siklus II
diharapkan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I dapat diperbaiki di
Siklus II. Peneliti membuat rencana perbaikan pembelajaran terlebih dahulu.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian Siklus II dilaksanakan pada hari
Selasa tanggal 29 Oktober 2019 dan proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Picture And Picture, kegiatan yang dilakukan peneliti pada Siklus II
yaitu kegiatan Pendahuluan, Kegiatan inti dan Kegiatan Penutup. Dan pada sesi
terakhir
siswa
melakukan
evaluasi,
lalu
membuat
kesimpulan
tentang
pembelajaran IPA dengan materi pokok Sistem Pencernaan Hewan dan Manusia.
c. Observasi
Setelah dilakukan pengamatan dalam proses pembelajaran, selanjutnya
guru peneliti mengoreksi hasil pekerjaan siswa. Dari hasil test didapat data yang
berupa angka-angka mengenai jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa.
Adapun nilai yag diperoleh siswa pada Siklus II apat disajikan dalam tabel
berikut ini :
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Kelas V (Siklus II)
Ketuntasan
NO
NAMA SISWA
KKM
Nilai
Tuntas
Tidak
Tuntas
1
Albian Pratama
68
65
-
TT
2
Ananda Taufiqurrahman Hsb
68
80
T
-
3
Annisa Irda Saputri
68
75
T
-
4
Ari Dwi Andika Zega
68
75
T
-
5
Dania Rantika
68
85
T
-
6
Daniar Rantika
68
70
T
-
41
7
Esra Rotua Laia
68
70
T
-
8
Evan Adliansyah
68
75
T
-
9
Faaiz Mulia Pane
68
80
T
-
10
Fasya Purna Anggara
68
75
T
-
11
Hesti Mutiara Hanum
68
85
T
-
12
Intan Adelia Pitri Hasibuan
68
70
T
-
13
Melati Putri
68
80
T
-
14
Mhd Fahri Permana
68
70
T
-
15
Muhammad Aditiyah S.
68
80
T
-
16
Naila Salsabila Hsb
68
80
T
-
17
Nino Alvino
68
80
T
-
18
Nur Aisah
68
70
T
-
19
Rayhan Arya
68
75
T
-
20
Riko Mikola
68
70
T
-
21
Riski Alpiansyah Pahutar
68
65
-
TT
22
Risvika Adil Fitri
68
80
T
-
23
Syafira Rahmadani Panjaitan
68
95
T
-
Jumlah
1750
Rata – Rata
76,09
Presentase Ketuntasan
91,30%
Presentase Tidak Tuntas
8,70%
Tuntas (T)
21
Tidak Tuntas (TT)
2
Nilai Tertinggi
95
Nilai Terendah
65
42
Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus II, sudah dapat diketahui bahwa
ketuntasan hasil belajar siswa sudah mencapai KKM yakni 68. Nilai rata-rata
yang didapat pada siklus II adalah 76,09 siswa yang tuntas 21 siswa dari 23 orang
siswa dan siswa yang tidak tuntas berjumlah 2 orang, sehingga presentase
siswa yang tuntas adalah sebesar 91,30% dan tidak tuntas sebesar 8,70%. Nilai
tertinggi 95 dan terendah 65, dengan demikian Sudah memenuhi ketuntasan
klasikal 80%.
91,30%
100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
8,70%
20,00%
0,00%
Presentase
Ketuntasan
Presentase Tidak
Tuntas
Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II
Dari data diatas diperoleh rekapitulasi hasil perbaikan pembelajaran IPA
dari mulai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II sebagi berikut :
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Perbaikan Pembelajaran IPA
Tes Hasil Pembelajaran
No
Tindakan
KKM
Rata Rata
Tuntas
Tidak
Tuntas
1
Pra Siklus
68
63,96
43,48%
56,52%
2
Siklus I
68
72,17
73,91%
26,09%
3
Siklus II
68
76,09
91,30%
8,70%
43
100,00%
91,30%
73,91%
80,00%
60,00%
56,52%
43,48%
40,00%
26,09%
20,00%
8,70%
0,00%
PRASIKLUS
TUNTAS
SIKLUS I
TIDAK TUNTAS
SIKLUS II
Gambar 4.4 Grafik Hasil Rekapitulasi Perbaikan Pembelajaran IPA
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Pembahasan Pra Siklus
Pra siklus yang dilaksanakan hari Selasa tanggal 15 Oktober 2019.
Ternyata pada hasil observasi awal diketahui bahwa proses pembelajaran
yang dilaksanakan selama ini di kelas V SDN 26 Bilah Barat pada
pembelajaran
IPA
masih
menggunakan
metode
pembelajaran
konvensional yaitu dengan metode ceramah dimana guru menerangkan
pelajaran didepan kelas siswa hanya sebatas mendengarkan, mencatat, dan
mengerjakan soal yang diberikan saja.
Tahap pra siklus dilaksanakan untuk memperoleh data awal
mengenai hasil belajar sebelum dilakukan tindakan. Data yang diperoleh
pada tahap pra tindakan ini melalui observasi dan pre test. Peneliti
kemudian mengoreksi hasil pekerjaan siswa. Dari hasil test nilai yang
didapat oleh masing-masing siswa nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah
63,96 dengan jumlah 23 siswa, yang tuntas 10 siswa (43,48%). Sedangkan
siswa yang tidak tuntas 13 siswa (56,52%).
44
Berdasarkan data di atas ketuntasan belajar siswa secara klasikal
masih rendah,maka selanjutnya dilakukan perbaikan pada siklus I dengan
menggunakan model pembelajaran Picture And Picture.
2. Pembahasan Siklus I
Perbaikan pembelajaran pada Siklus I dilaksanakan pada hari
selasa tanggal 22 Oktober 2019. Setelah diperoleh gambaran tentang
keadaankelas seperti perhatian, sikap siswa saat mengikuti pelajaran, cara
guru menyampaikan pelajaran dan sumber belajar yang digunakan,
keadaan tersebut di jadikan acuan dalam mengajarkan materi pokok sistem
pencernaan hewan dan manusia dengan menggunakan model pembelajaran
Picture And Picture pada Siklus I.
Peneliti menyusun rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk
meningkatkan hasil belajar IPA pada materi pokok sistem pencernaan
hewan dan manusia. Pada tahap awal dengan mempersiapkan materi
pokok Sistem Pencernaan Hewan dan Manusia yang akan dijadikan bahan
pembelajaran kompetensi dasar dan menentukan skenario pembelajaran
yang dimulai dari Kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiaran
penutup.
Pada pembelajaran awal guru menyampaikan salam, berdoa,
absesnsi siswa dan mempersiapkan sarana pembelajaran. Kemudian guru
menyampaikan indikator, tujuan pembelajaran, memberikan apersesi dan
memberikan motivasi.
Guru menyediakan sarana berupa gambar sistem pencernaan
kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran dan tindakan yang diberikan.
Tanya jawab sebagai apersepsi (warming up) penyampaian materi,
mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap
sistem pencernaan dan setiap siswa mencatatnya. Setelah selesai
pemabahasan materi, guru membimbing siswa untuk membahas dan
menyimpulkan sendiri.
45
Guru menjelaskan materi pokok Sistem Pencernaan Hewan dan
Manusia menggunakan model pembelajaran Picture And Picture. Guru
memberikan contoh mencocokan gambar sistem pencernaan sesuai dengan
nama sistem pencernaan terebut dengan benar. Siswa secara bergiliran
maju kedepan untuk mencocok kan gambar Sistem Pencernaan Hewan dan
Manusia sesuai dengan nama Sistem Pencernaan tersebut. Siswa
mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara mandiri. Waktu yang
diberikan hanya 15 menit. Setelah semua siswa selesai mengerjakan LKS,
guru dan siswa membahas secara bersama-sama.
Guru menugaskan kembali konsep-konsep penting yang harus
dikuasi siswa. Di akhir siklus dilakukan test kemampuan hasil belajar
untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dari 23 orang siswa, yang
tuntas 17 siswa (73,91%) dan yang tidak tuntas 6 siswa (26,09%). Hasil
observasi pertemuan pertama menunjukan bahwa kegiatan refleksi,
penilaian telah terlaksana dengan baik, akan tetapi siswa belum mandiri
sepenuhnya.
Berdasarkan
data
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
kemampuan siswa dalam pemahaman pembelajaran IPA materi Sistem
Pencernaan
Hewan
dan
Manusia
dengan
menggunakan
model
pembelajaran Picture And Picture tergolong belum tuntas dan perlu
dilaksanakan perbaikan pembelajaran pada Siklus II.
3. Pembahasan Siklus II
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari selasa
tanggal 29 Oktober 2019 Peneliti menyusun rencana tindakan yang akan
dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi Sistem
Pencernaan Hewan dan Manusia pada tahap awal dengan mempersiapkan
materi pokok Sistem Pencernaan Hewan dan Manusia yang akan dijadikan
bahan pembelajaran yang dimulai dari tindakan kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup.
46
Guru menyediakan sarana berupa gambar Sistem Pencernaan
Hewan dan Manusia kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran dan
tindakan yang diberikan. Tanya jawab sebagai apersepsi (warming up)
penyampaian
materi,
mengajukan
pertanyaan
untuk
mengetahui
pengetahuan siswa terhadap sistem pencernaan dan setiap siswa
mencatatnya. Setelah selesai pemabahasan materi, guru membimbing
siswa untuk membahas dan menyimpulkan sendiri.
Guru menjelaskan materi pokok Sistem Pencernaan Hewan dan
Manusia dengan menggunakan model pembelajaran Picture And Picture.
Guru memberikan contoh mencocokan gambar Sistem Pencernaan Hewan
dan Manusia sesuai dengan nama sistem pencernaan terebut dengan benar.
Siswa secara bergiliran maju kedepan untuk mencocok kan gambar sistem
pencernaan hewan dan manusia sesuai dengan nama sistem pencernaan
tersebut. Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru secara
mandiri. Waktu yang diberikanhanya 15 menit. Setelah semua siswa
selesai mengerjakan LKS, guru dan siswa membahas secara bersamasama.
Guru menugaskan kembali konsep-konsep penting yang harus
dikuasi siswa. Di akhir siklus dilakukan test kemampuan hasil belajar
untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II hasil belajar siswa
meningkat, dimana siswa secara langsung aktif dan tertarik dengan model
yang diberikan dari 23 orang siswa yang tuntas 21 orang siswa (91,30%)
dengan nilai rata-rata 76,09.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
siswa dalam pemahaman pembelajaran IPA dengan Sistem Pencernaan
Hewan dan Manusia dengan menggunakan model pembelajaran Picture
And Picture mengalami peningkatan dari Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
sudah mencapai target yang diharapkan.
47
BAB V
SIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Dari hasil penelitian perbaikan pembelajaran IPA kelas V SDN 26 Bilah
Barat. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Picture And
Picture diketahui dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pokok Sistem
Pencernaan Hewan dan Manusia dengan perbandingan hasil Pra Siklus, Siklus I
dan Siklus II.
Dari hasil data Pra Siklus di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa
yang tuntas dari 23 orang siswa 10 siswa atau 43,48% yang berhasil mencapai
KKM. 13 siswa atau 56,52% belum mencapai KKM. Nilai rata-rata yang
diperoleh siswa kelas V pada mata pelajran IPA materi pokok Sistem Pencernaan
Hewan dan Manusia yaitu 63,96
Pada Siklus I, sudah dapat diketahui ketuntasan hasil belajar siswa sudah
mencapai KKM yakni 68. Nilai rata-rata pada Siklus I adalah 72,17 Siswa yang
tuntas 17 siswa atau 73,91% dan yang tidak tuntas 6 siswa atau 26,09%
Pada siklus II hasil belajar siswa meningkat, dimana siswa secara langsung
aktif dan tertarik dengan model yang diberikan dari 23 orang siswa yang tuntas
21 siswa atau 91,30% dan yang tidak tuntas 2 siswa atau 8,70% dengan nilai ratarata 76,09. Untuk menindak lanjuti siswa yang tidak tuntas dilakukan tindakan
remedial.
Penerapan model pembelajaran Picture And Picture pada pembelajaran
IPA meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok Sistem Pencernaan
Hewan dan Manusia.
B. Saran dan Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diberikan saran – saran sebagai berikut.
1. Bagi guru kelas
48
Hendaknya terus berusaha dalam menyiapkan metode pembelajaran yang
kreatif dan inovatif supaya pembelajaran lebih bervariasi dan tidak
monoton menggunakan paradigma lama sehingga anak tidak bosan .
2. Bagi siswa
Untuk selalu fokus dalam mengikuti pelajaran , selain itu siswa juga harus
aktif dalam mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran karena
dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi yang di
sampaikan
3. Untuk Sekolah
Model pembelajaran Picture And Picture dapat digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar IPA pada materi pokok Sistem Pencernaan
Hewan dan Manusia Kepala sekolah dapat menyarankan guru IPA untuk
menggunakan model pembelajaran Picture And Picture sehingga hasil
belajar meningkat.
49
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Darsono, Max. 2000. Belajar dan pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Imron, Ali., 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya
I.G.A.K.Wardani.2019.Penelitian Tindakan kelas . Universitas Terbuka
I.G.A.K.Wardani.2019.Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka
Istarani, 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam Menentukan
Model Pembelajaran). Medan : Media Persada
http://sadiman2007.blogspot.com/2010/02/model-pembelajaran-picture-and-picture.html
Oemar, Hamalik. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Rudi, S., & Cepi, R. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP
UPI.
Sardiman. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Surya, M. 1981. Pengantar Psikologi Pendidikan. Bandung: FIP-IKIP Bandung
Udin S. Winataputra. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas
Terbuka
Download