Uploaded by User70042

35-37

advertisement
EKSTRAVASASI:
Ekstravasasi adalah kebocoran obat atau cairan ke jaringan subkutaneous dari vena atau
jaringan vaskular, terutama menimbulkan kerusakan jaringan dan nekrosis kulit.
(Parade dan Prajoko,2019)
Ekstravasasi menggambarkan proses bocornya zat yang diinjeksikan ke dalam pembuluh
darah ke jaringan sekitarnya. Hal ini umumnya disebabkan oleh injeksi agen sitoktosik ke
jaringan sekitarnya atau secara sekunder akibat kebocoran pembuluh darah yang terlibat.
(Thallinger,2016)
Ekstravasasi merupakan problem yang dapat terjadi pada pasien kanker yang mendapat
kemoterapi. Hal ini dapat menimbulkan rasa sakit, ulkus, nekrosis, dan kemungkinan besar
bisa menimbulkan kecacatan permanen. Dengan teknik pemberian kemoterapi yang benar
kejadiannya dapat dihindari sehingga menurunkan risiko ekstravasasi.
(Parade dan Prajoko,2019)
Komplikasi karena infiltrasi dan ekstravasasi
Komplikasi local :
• Phlebitis : Inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia, mekanik maupun
bakteri yang ditandai dengan adanya kemerahan dan hangat di sekitar daerah
insersi/penusukan disertai rasa nyeri dan adanya pembengkakan
• Infiltrasi : terjadi karena cairan intra vena memasuki ruangan subkutan di sekeliling
tempat insersi vena. Ditandai dengan adanya pembengkakan, nyeri, dan
ketidaknyamanan karena penurunan kecepatan aliran infus.
• Thrombosis :Ditandai dengan nyeri, kemerahan, bengkak, pada vena dan aliran
infus berhenti disebabkan oleh injuri sel endotel dinding vena dan perlekatan
platelet
• Necrosis jaringan : Kondisi ini ditandai dengan nyeri yang ekstrim, kebas atau mati
rasa dan kontraksi otot, efek lambat yang muncul adalah paralisis, mati rasa dan
deformitas.
Mubarakh,2013
Keparahan akibat infiltrasi atau ekstravasasi tergantung pada :
• Pemberian obat kemoterapi harus aman dan efektif, manajemen penanganan
dan dokumentasi kejadian ekstravasasi akibat komplikasi kemoterapi. (Cicilia,
Manik,dan Florensa,2014)
• obat kemoterapi tertentu memiliki sifat merusak jaringan dan dapat
menyebabkan ulserasi yang menetap, nyeri dan progresif jika diberikan dengan
tidak benar (Cicilia, Manik,dan Florensa,2014)
• jenis dan ukuran alat/ kanula, lokasi akses vena, kondisi vena, jenis agent, lama
jaringan terkena obat, volume/ jumlah obat kemoterapi yang digunakan dan
kemampuan komunikasi pasien (Dougherty, 2011).
• obat kemoterapi pada vena perifer adalah kondisi vena yang kecil, dan/ atau
rapuh (Boschi & Elena,2012).
• sensasi nyeri yang mungkin muncul atau rasa terbakar yang dirasakan (Boschi &
Elena,2012).
• Unseld M, Thallinger C. ESMO HANDBOOK OF ONCOLOGICAL EMERGENCIES. 2nd
ed. Pulla, Mariano Provencio Medical Oncology Department, Hospital
Universitario Puerta de Hierro, Madrid S, editor. 2016. 58 p.
• Parade, Prajoko.2019. Manajemen Ektravasasi Kemoterapi. JURNAL RESPIRASI vol
5
• Mubarakh, C. (2013). Risk Factors Affecting Extravasation Event Of Peripheral
Intravenous Chemotherapy At Dr Sardjito General Hospital Yogyakarta In 20112013. Departement of Internal Medicine, Faculty of Medicine GMU/Dr. Sardjito
Hospital.
• Cicilia, Manik, M., & Florensa, M. (2014). Faktor risiko dan kejadian ekstravasasi
obat kemoterapi. Nursing Current Journal, 2(2), 46-52
• Dougherty, L and Catherine O. (2011). Advanced practice in the management of
extravasation. Cancer nursing practice. 10 (5) 16 - 22
Download