Studi Kelayakan bisnis KASUS ASPEK PASAR “PERLUASAN USAHA PT SBE “ 1.SEJARAH PERKEMBANGAN PERUSAHAAN Perusahaan SBE berlokasi di Yogyakarta , didirikan pada bulan Januari 1976, tetapi ijin tetap operasi baru diperoleh pada bulan Oktober 1978. Selama tenggang waktu tersebut perusahaan beroperasi dengan ijin sementara. Produksi percobaan dilakukan sejak berdiri sampai dengan bulan Mei 1977, dan kemudian dilanjutkan dengan produksi komersial sampai sekarang. Perusahaan ini berstatus badan hukum “Perseroan Terbatas” dan merupakan Proyek Penanaman Modal Dalam Negri (PMDN). Produk yang dihasilkan berupa lampu pijar dengan 4 type, yakni : a.Bohlam type MG Frosted/Cleor berwarna bening, tidak begitu terang dan berbentuk bulat. b.Bohlam type PX Cleor berwarna putih bening, berbentuk bulat panjang, c.Bohlam type PX Frosted berwarna putih susu,dan lebih terang , d.Bohlam type G , lampu warna untuk dekorasi. Jumlah produksi lampu pijar dari PT SBE ini sejak tahun 1978 sampai dengan tahun 1982 dari keseluruhan type produk yang dihasilkan secara berturut-turut adalah 0,58 juta buah; 2,84 juta buah; 4,3 juta buah; 6,38 juta buah dan 6,96 juta buah. Kualitas produk yang dihasilkan merupakan salah satu dari dua perusahaan di Indonesia yang menghasilkan produk sejenis yang telah memenuhi standarisasi industri lampu-lampu pijar, sesuai dengan II No : 0195-78, dengan kata lain kualitas produk yang dihasilkan telah cukup memadai. Daerah pemasaran produk ini telah mencakup hampir seluruh Indonesia, dan pendistribusiannya dilakukan sendiri oleh perusahaan ini dibantu oleh satu perusahaan dagang lain yang khusus untuk menyalurkannya , yakni Perusahaan Dagang SBE yang berlokasi di Jakarta. Daerah pemasaran yang dijangkau oleh PT SBE Yogyakarta meliputi daerah Yogyakarta, Denpasar, Menado,Banjarmasin,Samarinda,Surabaya dan Bandung. Sedangkan daerah pemasaran Perusahaan Dagang (PD) SBE Jakarta meliputi daerah Medan, Padang, Bangka,Pekanbaru,Jambi,Lampung, Palembang dan Pontianak. Perkembangan posisi keuangan perusahaan sejak 1980 sampai dengan tahun 1982, dalam bentuk neraca sederhana adalah sebagai berikut : PT SBE NERACA Per 31 DESEMBER 1980, 1981,1982 (Rp) Keterangan AKTIVA : Aktiva lancar Aktiva tetap (Netto) Aktiva Tetap tak Berwujud Aktiva lain-lain TOTAL AKTIVA PASSIVA : Hutang lancar Hutang jangka panjang Moda Saham disetor Laba ditahan TOTAL PASSIVA 1980 1981 1982 666.120.571 921.637.928 1.255.598.367 486.561.744 543.247.073 977..634.150 120.000 1.830.272 1.231.000 1587.935 1.154.632.587 1.466.116.901 2.234.820.957 479.017.656 535.049.881 100.000.000 40.565.050 1.154.632.587 424.155.099 420.129.107 500.000.000 121.632.695 1.466.116.901 962.406.699 615.604.830 500.000.000 156.809.429 2.234.820.957 Pada tahun 1983, perusahaan merencanakan perluasan usaha yang diharapkan dapat mulai beroperasi pada awal tahun 1984, yakni menambah jenis produk yang dihasilkan, berupa lampu tabung, dan untuk keperluan tersebut dikumpulkan data-data yang berkaitan dengan aspek pasar dari rencana perluasan usaha tersebut sebagai berikut ini. Elis Listiana Mulyani Studi Kelayakan bisnis 2.PERKIRAAN KONSUMSI TENAGA LISTRIK UNTUK PENERANGAN Berdasarkan data dari Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) perkiraan konsumsi tenaga listrik di Indonesia yang didasarkan pada pola pengembangan sistem kelistrikan PLN menurut Pan C hingga akhir pelita VI (1999) adalah sebagai berikut : PERKIRAAN KONSUMSI ENERGI LISTRIK, DARI PENYEDIAAN PLN DAN NON PLN HINGGA AKHIR PELITA VI Akhir Pelita (tahun) Konsumsi dari PLN Konsumsi dari Non PLN Jumlah II 1979 4.900 5.600 10.500 Dalam Twh ( jutaan III IV 1984 1989 13.500 33.700 13.700 19.600 27.200 53.300 KWH ) V 1994 72.100 23.300 95.400 VI 1999 139.800 30.900 170.700 Berdasarkan perkiraan Perusahaan umum Listrik negara proporsi konsumsi listrik menurut golongan konsumen adalah 60% untuk sektor industri, 25% untuk sektor rumah tangga, 14% untuk sektor komersial dan umum, serta 13% untuk penerangan jalan. Sehingga jumlah konsumsi menurut golongan konsumen sampai akhir pelita V dapat dilihat pada tabel berikut TABEL KONSUMSI TENAGA LISTRIK MENURUT GOLONGAN KONSUMEN SAMPAI AKHIR PELITA V Golongan konsumen Rumah tangga Industri Komersial/Umum Penerangan jalan Jumlah Konsumsi Tenaga Listrik (Dlm Twh = jutaan KWH ) 1979 1984 1989 1994 3.100 6.000 1.200 200 10.500 7.600 15.800 3.300 500 27.200 14.400 31.400 6.600 900 53.300 25.000 56.800 12.200 1.400 95.400 Dari tabel tersebut diatas ,khusus untuk golongan konsumen selain untuk penerangan jalan,konsumsi tenaga listrik sebagian besar digunakan untuk penerangan dari masingmasing golongan konsumen tersebut. Konsumsi listrik untuk penerangan dari ketiga golongan konsumen, yakni rumah tangga, industri dan komersial/umum adalah sebagai berikut : KONSUMSI TENAGA LISTRIK UNTUK PENERANGAN dari PLN DAN NON PLN TAHUN 1981 – 1991 Tahun 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 Konsumsi Tenaga Listrik ( Dalam Twh = milyar KWH ) Rumah tangga Industri Komersial/umum Jumlah 2,26 0,88 0,57 3,71 2,69 1,06 0,68 4,43 3,20 1,28 0,82 5,30 3,80 1,60 1,0 6,40 4,33 1,82 1,15 7,30 4,80 2,08 1,32 8,20 5,33 2,37 1,52 9,22 5,92 2,70 1,75 10,37 5,60 3,10 2,0 11,70 7,19 3,50 2,26 11,95 7,84 3,96 2,55 14,35 8,55 4,47 2,88 15,90 9,32 5,05 3,25 17,62 10,50 5,70 3,70 19,90 Elis Listiana Mulyani Studi Kelayakan bisnis 3.PERKIRAAN KONSUMSI TENAGA LISTRIK UNTUK LAMPU TABUNG Konsumsi tenaga Listrik untuk lampu tabung ialah besar konsumsi tenaga listrik untuk penerangan yang diserap oleh seluruh pemakaian lampu tabung dalam suatu waktu tertentu. Besarnya perkiraan konsumsi tenaga listrik untuk penerangan yang dibutuhkan oleh seluruh pemakaian lampu tabung dalam suatu periode, ditentukan oleh perbandingan antara konsumsi daya listrik untuk lampu pijar dan konsumsi daya listrik untuk lampu tabung. Menurut hasil perhitungan Gabungan Pengusaha Industri Elektronik dan Alat-alat Listrik Rumah Tangga Indonesia, perbandingan konsumsi daya listrik untuk lampu pijar dan lampu tabung untuk golongan konsumen rumah tangga sama dengan 1 : 0,41 ; untuk industri 1: 4,93 ; untuk komersial/umum 1 : 4,93 Berdasarkan perbandingan antara konsumsi daya listrik lampu pijar dan lampu tabung, perkiraan seluruh tenaga listrik untuk lampu tabung dan perhitungan daya listrik rata-rata untuk satu buah lampu pijar dan satu buah lampu tabung maka dapat diketahui kebutuhan (permintaan) lampu tabung di Indonesia, yakni sebagai berikut : TOTAL PERMINTAAN LAMPU TABUNG DI INDONESIA TAHUN 1981-1994 ( dlm JUTAAN BUAH) Tahun 1981 1982 1983 1984 1985 1986 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 Rumah tangga 3,47 4,31 5,37 6,90 7,83 8,88 10,15 11,57 13,25 14,72 16,41 18,25 20,30 23,51 Industri 3,79 4,62 5,61 7,06 8,04 9,24 10,58 12,14 14,02 15,88 18,06 20,50 23,25 26,36 Komersial/umum 2,50 2,96 3,56 4,42 5,09 5,87 6,81 7,90 9,10 10,34 11,70 13,26 15,06 17,16 Jumlah 9,76 11,86 14,57 18,38 20,96 23,99 31,61 36,36 40,94 46,17 52,01 58,61 67,03 75,64 4.PRODUKSI LAMPU TABUNG DI DALAM NEGRI DAN IMPORT Produksi di dalam negri dan import lampu tabung yang dilakukan sejak tahun 1977-1982 adalah sebagai berikut : PRODUKSI DALAM NEGRI DAN IMPORT LAMPU TABUNG 1977-1982 (ribuan) Tahun Jumlah Produksi 1977 3,366 1978 4,460 1979 4,648 1980 4,964 1981 4,893 1982 4,943 Sumber: Biro Pusat Statistik Jumlah Import 22,641 29,291 9,693 7,894 11,789 8,840 5.KASUS YANG DIAJUKAN Jika PT SBE merencanakan perluasan usaha dengan menambah jenis produk yang dihasilkan berupa lampu tabung untuk penerangan, apakah masih tersedia pasar potensil yang cukup ? Sumber : Studi Kelayakan Proyek (SUAD HUSNAN) Elis Listiana Mulyani