Uploaded by User69467

Esai keagamaan

advertisement
Sabtu, 23 Juli 2016
Menjadi Manusia Berilmu yang Taat Agama
Sebagai muslim kita diperintahkan oleh Allah untuk menuntut ilmu. Hal ini langsung Allah sebutkan dalam
Qur’an sebagaimana ketika Nabi Muhammad diperintahkan Allah untuk membaca surah Al Alaq ayat 1-5 sebagai
wahyu pertama Allah yang turun ke bumi.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran qolam (pena).
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq: 1-5).
Padahal pada masa itu Nabi Muhammad belum dapat membaca. Untuk memahami wahyu Allah pertama itulah
Nabi Muhammad dipaksa harus dapat membaca. Belajar. Itu kunci agar Nabi Muhammad dapat mengatasi
masalah buta aksara. Nabi Muhammad pun dibimbing oleh Malaikat Jibril hingga dapat membaca.
Dalam kehidupan masa kini, kehidupan kita tak bisa lepas dari ilmu. Dalam Islam pun muslim
diperintahkan oleh Allah untuk menuntut ilmu seperti halnya yang dilakukan Nabi Muhammad yaitu belajar
membaca atas perintah Allah. Banyak ayat-ayat suci Allah yang menyebutkan akan pentingnya menuntut ilmu itu
sendiri bagi umat muslim. Beberapa ayat Al-Qur’an yang memerintahkan untuk manusia menuntut ilmu adalah
seperti ayat berikut,
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan
keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang
berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [Ali Imraan : 18].
Selain ayat tersebu, ayat 11 surah Al-Mujadalah juga menjelaskan tentang menuntut ilmu.
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat (Q.s. al-Mujadalah : 11)”.
Ayat dari surah Al-Mujadalah tersebut salah satunya yang memerintahkan umat islam untuk menuntut ilmu.
Dari ayat 11 surah Al-Mujadalah tersebut dapat diartikan bahwa orang berilmu memiliki posisi tersendiri di sisi
Allah.
Ilmu ada dimana-mana. Ilmu bisa didapat dari apa saja. Kita sebagai manusia modern pun pasti pernah
mengalami proses menimba ilmu. Entah mereka yang masih kecil yang kini sedang mulai mengenyam ilmu
melalui bangku sekolah dasar maupun bapak-ibu yang sedang sibuk mengejar gelar-gelar doktoralnya.
Manusia masa kini yang terpelajar oleh karena ilmu yang mereka miliki, tetap diharuskan untuk merendah
walau setinggi apa ilmu yang ia miliki. Masa ini, masa dimana pendidikan merupakan hal yang wajib dienyam
oleh setiap orang, diharapkan dapat benar-benar mencetak manusia terdidik dan berilmu, manusia yang cerdas
yang dapat membangun masa depan dunia yang tenteram dan gemilang. Masa ini kita dapat dengan mudahnya
menemukan sekolah yang kini sangat banyak jumlahnya, universitas yang ada di mana-mana, serta buku yang tak
terkira adanya mendukung proses mencari ilmu menjadi lebih mudah. Tidak seperti masa dahulu ketika masa
penjajahan, hanya segelintir orang seperti orang-orang dari keturunan ningrat saja yang dapat merasakan rasanya
mengenyam ilmu. Sedangkan rakyat biasa dilarang menuntut ilmu saat itu.
Kini ilmu dapat dimiliki oleh siapa saja. Semua orang boleh menuntut ilmu, bahkan di beberapa negara
seperti Indonesia pendidikan itu diwajibkan. Namun, apakah cukup hanya dengan ilmu akan melahirkan orangorang terpelajar calon pemimpin masa depan? Tidak merupakan jawaban yang tepat dari pertanyaan ini.
Orang berilmu namun tidak diiringi dengan perilaku baik tidak akan ada gunanya. Bahkan orang berilmu
yang tidak berakhlak dapat menjadi penjahat yang sangat berbahaya. Henry Howard Holmes contohnya. Ia adalah
orang jenius lulusan sekolah medis di Michigan University. Namun kepandaiannya tidak ia gunakan untuk
kebaikan. Ilmu yang dimilikinya disalahgunakan dalam kejahatan. Kepandaiannya itu digunakan untuk membunuh
orang dan menggunakan jasad orang tersebut untuk bereksperimen. Tak segan-segan Henry telah membunuh 200
orang demi tujuan tidak manusiawinya.
Selain Henry, sosok diktator terkenal yang bernama Adolf Hitler yang merupakan pemimpin Jerman yang
banyak melakukan hal kejam dalam masa Perang Dunia II dahulu. Hitler membunuh jutaan orang Yahudi. Ia
notabene merupakan orang yang jenius, namun ia malah merusak dunia dengan kekejamannya.
Kasus-kasus mengerikan ini menunjukkan bahwa orang memiliki ilmu itu belum tidak cukup. Masih ada
hal yang penting yang harus dimiliki oleh orang berilmu disamping ilmu itu sendiri. Hal penting yang harus orang
miliki selain ilmu ini adalah akhlak.
Darimana akhlak itu didapatkan dan bagaimana akhlak dapat melengkapi orang berilmu untuk menjadi
orang berguna? Orang berakhlak berarti orang itu memiliki keimanan dalam dirinya. Ia memiliki pegangan dalam
hidupnya dan ia mempercayai adanya dosa ketika ia berlaku salah. Orang beriman ini memiliki taqwa kepada
pencipta-Nya. Dalam Islam hal ini banyak disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa kita sebagai makhluk ciptaan Allah
diharuskan bertaqwa dan beriman kepada Allah.
Kita manusia harus ingat bahwa sejatinya kita diciptakan untuk mematuhi perintah Sang Pencipta.
Mematuhi dalam hal ini berarti kita bertaqwa kepada-Nya, melaksanakan perintah-Nya, serta menjauhi laranganlarangan-Nya. Surah An-Nisaa’: 1 yang memiliki arti “Wahai manusia! Bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan
dari keduanya Allah memperkembang-biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah
yang dengan Nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah
selalu menjaga dan mengawasimu.” Ayat dari surah An Nisaa’ ayat 1 mengingatkan kita bahwa kita harus
bertaqwa pada Sang Pencipta kita bagaimanapun sibuknya kita menuntut ilmu saat ini, kita tak boleh lupa dengan
siapa yang menciptakan kita dan tidak pula lupa untuk beriman dan bertaqwa pada-Nya.
Tauladan Nabi Muhammad yang taat dan patuh terhadap perintah Tuhannya merupakan contoh sosok baik
yang bertaqwa dan beriman yang sangat baik. Beliau, seperti yang telah disebutkan, belajar untuk dapat membaca
melalui wahyu pertama yang turun karena itu merupakan perintah dari Yang Kuasa. Beliau patuh, beliau tunduk,
dan berusaha hingga dapat menggapai tujuannya, yaitu dapat membaca dan menulis. Maka sejak itu, Rasulullah
pun memberi perhatian dan penjelasan akan pentingnya memiliki ilmu pada para sahabanya.Pada suatu waktu,
Rasululloh bersabda,“Barangsiapa yang menapaki suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan
memudahkan baginya jalan ke Surga. [ H.R. Ibnu Majah & Abu Dawud ].
Tokoh ilmuwan dalam Islam pun dapat menjadi tauladan yang baik, yang bisa kita temui pada tokoh spsrti
Abu Musa Jabir bin Hayyan / Jabir Ibnu Hayyan / Gebert (721-815) yang merupakan penemu ilmu kimia. Dia
adalah seorang tokoh Islam yang mempelajari dan mengembangkan dunia Islam yang pertama. Bidang keahlian
lain dimana dia mengadakan peneltian adalah bidang Logika, Filosofi, Kedokteran, Fisika, Mekanika, dan
sebagainya.
Selain Abu Hayyan, Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi / El-Zahwari / Az Zahra / Abulcasis
(Zahra, Kordoba, Spanyol / 936-1013) merupakan seorang peneliti bidang Al-Tasrif, kedokteran, gigi, kelahiran
anak, bedah, obat-obatan. Ia adalah salah satu pakar di bidang kedokteran pada masa Islam abad Pertengahan.
Karya terkenalnya adalah Al-Tasrif, kumpulan praktik kedokteran yang terdiri atas 30 jilid. Ia juga membuat alat
bedah/pembedahan , teknik dan jenis pengoperasian, pengembangan ilmu kedokteran.
Dua tokoh Islam yaitu Abu Hayyan dan Abul Qasim tersebut dapat menjadi contoh pribadi yang baik
sebagai pemeluk agama Islam yang juga sebagai ilmuwan dan ahli dalam agamanya. Ia beriman, dan bertaqwa
pada Allah. Serta yang terpenting ia adalah sosok berilmu. Jadi ia merupakan contoh baik dari orang yang
menguasai ilmu agama serta menguasai ilmu pengetahuan. Tokoh- tokoh inilah yang cocok menjadi inspirasi bagi
mahasiswa saat ini. Mahasiswa yang baik bukan hanya dalam bidang ilmu pengetahuan saja; namun ia juga
merupakan mahasiswa yang baik dalam bidang agamanya, yang notabene agama merupakan tonggak penting
pedoman yang sebenarnya dalam menghadapi hidup di dunia ini. Apalagi kita sebagai orang yang terdidik, kita
harus benar-benar sadar dengan berperilaku baik sebagai orang yang berilmu dan menjadi manusia yang berguna
bagi sesama dengan menerapkan ilmu yang kita miliki sesuai dengan bidang masing-masing seperti contoh para
sahabat Rasul tersebut.
Banyak sekali cobaan dalam kehidupan modern ini ketika kita sedang sibuk akan jadwal sekolah atau
kuliah yang begitu padat akan berbagai agenda. Dalam kesibukan kita menuntut ilmu itu kita tetap harus
melaksanakan kewajiban kita sebagai umat yang beriman yaitu dengan melaksanakan perintah-Nya yaitu
melaksanakan solat, puasa,serta beberapa perintah-Nya. Orang berilmu yang baik akan tetap taat dan patuh pada
agamanya. Dalam hal-hal baru di kehidupannya, tidak akan membuatnya lalai dan lupa. Ia tidak akan lupa akan
apa yang menjadi tujuannya yang sebenarnya. Ia akan menjadi orang berilmu yang berguna bagi sesama dan
berguna bagi dirinya karena ia adalah orang berilmu yang berakhlak mulia karena keimanan dan ketaqwaanya
pada Allah SWT.
Sumber: Al Qur’an: Al Alaq 1-5, Ali Imraan: 18, Q.s. al-Mujadalah : 11, An Nisaa’ ayat 1, dan Hadist: [ H.R. Ibnu
Majah & Abu Dawud ].
Laman :
“Menuntut Ilmu Jalan Menuju Surga”. Diakses pada 24 Juli 2016. https://almanhaj.or.id/2307-menuntut-ilmujalan-menuju-surga.html,
“4 Ayat AlQuran tentang Menuntut Ilmu”. Diakses pada 24 Juli 2016. http://www.nuqtoh.com/4-ayat-alqurantentang-menuntut-ilmu/,
“100 Ilmuwan Muslim”. Diakses pada 24 Juli 2016. https://islamislogic.wordpress.com/100-ilmuwan-muslim/
Download