Uploaded by User69226

BAB V

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
ANALISA PERANCANGAN AGROWISATA KOPI DI
KLEDUNG KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN
PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGI
Analisa perancangan merupakan analisa untuk memperoleh konsep – konsep
yang dapat dijadikan dasar perancangan Agrowisata Kopi di Kledung Kabupaten
Temanggung. Analisa ini meliputi analisa peruangan, analisa site terpilih, analisa
pengolahan bentuk bangunan, analisa sirkulasi dan tata lansekap, analisa struktur,
dan analisa utilitas yang keseluruhannya menitik beratkan pada prinsip arsitektur
ekologi yang tidak merusak dan menjaga kelestarian sumber daya alam yang ada.
5.1. ANALISA PERUANGAN
5.1.1. Analisa Kebutuhan Ruang
Analisa kebutuhan ruang bertujuan untuk mendapatkan macam – macam
ruang yang nantinya akan ada dalam Agrowisata Kopi di Kledung berdasarkan
perencanaan kegiatan yang telah dijelaskan pada bab IV dan pelaku dari
masing – masing kegiatan.
Tabel V – 1. Tabel kebutuhan ruang
KELOMPOK KEGIATAN
MACAM
KEGIATAN
ZONA PENERIMA
Parkir
Masuk dan
menunggu
Pengunjung
Mencari Informasi
PELAKU
Membeli tiket
Metabolisme
Memberikan
informasi kepada
pengunjung
Pengelola
(pegawai)
Melayani
administrasi
pengunjung
ZONA EDUKASI : COFFEE TOUR
Mengunjungi kebun
Kegiatan Wisata Edukasi :
Pengunjung
commit tokopi
user
Coffee Tour
Memanen buah kopi
Kegiatan Penerima
KEBUTUHAN
RUANG
Area Parkir
Hall/Lobby
Front
desk/Resepsonis
Loket
Lavatory
Front
desk/Resepsonis
Loket
Kebun Kopi
(Shelter)
91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mengunjungi/Belajar
proses
persemaian
dan
pembibitan
tanaman kopi
Melihat proses
produksi kopi
Mengikuti
seminar/penyuluhan
tentang tanaman kopi
Pengelola
(pegawai,
staff bidang
budidaya
tanaman, dan
penyakit/ham
a tanaman,
dan staff
pengolahan
kopi)
Kegiatan
Wisata
Rekreasi
Menikmati secangkir
Kopi
Metabolisme
Memandu
pengunjung
Melakukan proses
produksi biji kopi
Memberikan edukasi
tentang tanaman kopi
Menyajikan
secangkir kopi
kepada pengunjung
ZONA REKREASI DAN AKOMODASI
Mencari Informasi
Check in
Penghuni
Istirahat
Menginap
Kegiatan rekreasi dan
relaksasi
commit toMemberikan
user
Pengelola
Area penyemaian
dan pembibitan
Ruang
Pengelupasan
kulit buah
(pulping),
fermentasi biji
kopi, dan
pencucian biji
kopi
Ruang
Pengeringan
(drying) biji kopi
Ruang
pengelupasan kulit
tanduk (hulling)
dan Ruang
sortasi/pemisahan
biji kopi sesuai
ukuran (grading)
Ruang Roasting
biji kopi,
Pembubukkan biji
kopi, dan
Pengemasan kopi
Ruang
Pertemuan/Semina
r/Gedung
Serbaguna
Cafe
Lavatory
Kebun Kopi
Ruang – ruang
proses produksi
biji kopi
Area perkebunan
kopi
Ruang
Pertemuan/Semina
r
Cafe
Ruang Informasi
Lobby cottage
Unit Cottage
Unit Cottage dan
outdoor
Ruang Informasi
92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(pegawai)
Makan/Min
um
Belanja
Menikmati
Pemandanga
n, Bermain
dan
bersantai
informasi kepada
pengunjung
Melayani
administrasi
pengunjung
Memesan
Pengunjung/P Makan/minum
enghuni
Membayar
Metabolisme
Melayani pembeli
Mempersiapan
Pengelola
makanan dan
(pegawai)
minuman
Melayani
pembayaran
Melihat – lihat aneka
Pengunjung/P olahan kopi dan
sovenir
enghuni
Membayar
Melayani
pengunjung/penghuni
Pengelola
(pegawai)
Melayani
pembayaran
Melihat
Pemandangan dan
Pengunjung/P
Bersantai
enghuni
Bermain
Metabolisme
Melayani pengunjung
Pengelola
Mengawasi
(pegawai)
keselamatan
pengunjung
ZONA PENGELOLA
Bekerja mengepalai
Pengelolaan
Direktur
Rapat
Metabolisme
Kegiatan Pengelola
Manager dan
Staff
Bekerja sesuai bidang
masing - masing
commit to user
Lobby cottage
Ruang Makan
Ruang Makan
Kasir
Lavatory
Ruang Makan
Dapur
Kasir
Shop area
Kasir
Shop area
Kasir
Taman Istirahat
Playground area
Lavatory
Playground area
Ruang
Pengawasan
Ruang Direktur
Ruang Rapat
Lavatory
R. Manager dan
Staff Bidang
Budidaya
Tanaman, dan
Penyakit/Hama
Tanaman
R. Manager dan
Staff Bidang
Pengolahan Kopi
R. Manager dan
Staff Bidang
Rekreasi
R. Manager dan
Staff Bidang
Administrasi,
Keuangan, dan
Pemasaran
93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rapat
Istirahat
Metabolisme
Persiapan/Menyimpa
n barang
Bekerja melayani
Pengunjung/
Penghuni dan
membantu
Pegawai
direktur/sekertaris/ma
nager dan staff
Rapat
Istirahat
Metabolisme
ZONA SERVICE DAN MAINTENANCE
Petugas
Menyimpan barang
Kesehatan/Ke
selamatan
Bekerja (Memeriksa)
Kerja
Metabolisme
Menyimpan barang
Mengawasi
Petugas
Keamanan
Keamanan
Menjaga Keamanan
Metabolisme
Menyimpan barang
dan alat
Petugas
Bekerja dan
Kegiatan Service dan
Kebersihan
Membuang Sampah
Maintenance
Melayani Penghuni
Metabolisme
Menyimpan barang
dan alat
Petugas
Pelayanan
Teknis
Pengunjung
Mengatur mekanikal
elektrikal, mengolah
limbah dan
melakukan perawatan
saranan utilitas
Metabolisme
Beribadah
Metabolisme
R. Manager dan
Staff Bidang HRD
dan Personalia
Ruang Rapat
Pantry
Lavatory
Loker
Semua Area
Ruang Rapat
Pantry
Lavatory
Gudang/Ruang
Peralatan
Ruang P3K
Lavatory
Loker
Semua Area dan
Ruang CCTV
Pos Keamanan
Lavatory
Gudang
Loker
Semua area dan
Tempat Sampah
Ruang Laundry
Lavatory
Gudang
Loker
Ruang Resevoir
Ruang Genset
Ruang
Maintenance
Pengolahan
Limbah
Lavatory
Mushola
Lavatory
5.1.2. Analisa Pola Kegiatan
Analisa
pola
kegiatan
merupakan analisa
yang bertujuan untuk
mendapatkan pola kegiatan masing – masing pelaku berdasarkan macam –
commit to user
macam kegiatan yang terdapat pada analisa kebutuhan ruang.
94
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.1.2.a. Pola Kegiatan Pengunjung
Kegiatan Edukasi (Coffee
Tour) :
 Mengunjungi kebun kopi
 Memanen buah kopi
 Mengunjungi/belajar proses
penyemaian&pembibitan
kopi
 Melihat proses produksi
kopi
 Menikmati secangkir kopi
Memilih
Kegiatan
Mencari
Informasi
Datang
Parkir




 Ibadah
 Istirahat
 Metabolisme
Kegiatan Rekreasi dan Akomodasi :
Menginap
Makan/Minum
Menikmati Pemandangan
Bermain, dan Bersantai
Menginap/Pulang
Gambar V – 1. Skema pola kegiatan pengunjung
5.1.2.b. Pola Kegiatan Pengelola
Datang
Parkir
Direktur : Bekerja mengepalai
pengelolaan
Manager/Staff : Bekerja sesuai
bidang masing-masing.
Pegawai : Bekerja mengolah biji
kopi, melayani Pengunjung/
Penghuni dan membantu
direktur/manager dan staff




Ibadah
Makan
Istirahat
Metabolisme
Rapat
Pulang
Gambar V – 2. Skema pola kegiatan pengelola
5.1.2.c. Pola Kegiatan Service dan Maintenance
Datang
Persiapan
Kegiatan Keselamatan
Kerja
Parkir
Kegiatan Keamanan
Kegiatan Kebersihan




Ibadah
Makan
Istirahat
Metabolisme
Kegiatan Pelayanan Teknis
Pulang
Gambar V – 3. Skema pola Kegiatan service&maintenance
commit to user
95
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.1.3. Analisa Pola Hubungan Ruang
Analisa pola hubungan ruang bertujuan untuk mengetahui hubungan
keterkaitan antara ruang – ruang berdasarkan analisa kebutuhan ruang dan pola
kegiatan.
5.1.3.a. Pola Hubungan Ruang Makro
B
A
C
E
Keterangan:
Berhubungan
dekat
Berhubungan
jauh
D
Gambar V – 4. Gambar pola hubungan ruang makro
5.1.3.b. Pola Hubungan Ruang Mikro

Keterangan:
Berhubungan
dekat
Berhubungan
jauh
Zona Penerima
A
B
C
D
E
Gambar V – 5. Skema pola hubungan ruang zona penerima (Mikro)

Zona Edukasi : Coffee Tour
E
F
C
D
B
I
G
A
H
Gambar V – 6. Skema pola hubungan ruang zona edukasi : Coffee Tour (Mikro)
commit to user
96
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
Zona Rekreasi dan Akomodasi
B
A
D
C
Keterangan:
Berhubungan
dekat
Berhubungan
jauh
E
Gambar V – 7. Skema pola hubungan ruang zona rekrasi dan akomodasi
(Mikro)

Zona Pengelola
Keterangan:
Berhubungan
dekat
Berhubungan
jauh
G
F
E
H
D
A
L
C
K
B
I
J
Gambar V – 8. Skema pola hubungan ruang zona pengelola (Mikro)

Zona Sevice & Maintenance
Keterangan:
Berhubungan
dekat
Berhubungan
jauh
F
C
G
E
D
H
A
I
B
Gambar V – 9. Skema pola hubungan ruang zona service&maintenance (Mikro)
commit to user
97
5.1.4. Analisa Persyaratan Ruang
Analisa persyaratan ruang bertujuan untuk mengetahui kualitas ruang berkaitan dengan kebutuhan akan view, pencahayaan
alami&buatan, penghawaan, kebisingan dan persyaratan khusus lainnya
Tabel V – 2. Tabel persyaratan ruang
PERSYARATAN RUANG
NAMA RUANG
Parkir Pegawai
Parkir Pengunjung
Lobby/Hall
SIFAT
RUAN
G
Loket Tiket
Publik
Publik
Publik
Semi
Publik
Publik
Perkebunan kopi (Shelter)
Publik
Front Desk/Resepsonis
PENCAHAYA
PENG KEBI
AN
VIEW
HAW SING
ALA
BUA
AAN
AN
MI
TAN
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+ +
+ +
+ +
+ +
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
ZONA PENERIMA
LAIN - LAIN
Memiliki rute jelas dan mudah untuk masuk dan
keluar
Menjadi point of interest untuk memasuki lokasi
Mudah dijangkau dari hall dan area parkir pengunjung
ZONA EDUKASI : COFFEE TOUR
-
98
Area persemaian dan
pembibitan kopi
Semi
Publik
Bedengan untuk persemaian dan pembibitan
membujur arah utara – selatan, serta di tutupi atap
paraner/sarlon/daun rumbia
Ruang Pulping,
Fermentasi, dan Pencucian
Biji
Publik
Memiliki sanitas air bersih dan pembuangan air kotor
yang baik
Ruang Drying Biji
Publik
Lantai jemur dibuat miring lebih kurang 5-7%, hindari
penjemran langsung di atas tanah/aspal
Ruang Hulling, dan
Granding
Publik
Memiliki gudang penyimpanan biji kopi dengan
landasan lantai kayu (10cm), suhu optimum 20-25%,
dan kelembapan 70%
Publik
Memiliki tingkat kebersihan yang tinggi
Ruang Roasting,
Pembubukan, dan
Pengemasan
Ruang
Pertemuan/Seminar/Gedu
ng Serbaguna
Café
Lavatory
Publik
_
Publik
Private
_
_
Area Playground
Taman Istirahat
Shop Area
Restoran
Cottage
Publik
Publik
Publik
Publik
Private
ZONA REKREASI DAN AKOMODASI
_
_
_
_
_
ZONA PENGELOLA
Ruang Rapat
Ruang Direktur
Semi
Publik
Private
_
_
99
R. Manager dan Staff
Budidaya Penyakit/Hama
Tanaman
Private
_
R. Manager dan Staff
Bidang Pengolahan Kopi
Private
_
Private
_
Private
_
Private
_
Service
Private
Service
Private
_
_
_
_
R. Manager dan Staff
Bidang Rekreasi
R. Manager dan Staff
Administrasi, Keuangan,
dan Pemasaran
R. Manager dan Staff
HRD dan Personalia
Pantry
Loker
Gudang
Lavatory
ZONA SERVICE&MAINTENANCE
Ruang P3K
Pos Keamanan
Ruang CCTV
Ruang Genset
Ruang Resevoir
Pengolahan Limbah
Ruang Laundry
Mushola
Service
Service
Service
Service
Service
Service
Service
Publik
_
_
_
_
_
_
_
_
100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.1.5. Analisa Besaran Ruang
Analisa besaran ruang bertujuan untuk mendapatkan luasan ruang yang
sesuai untuk menampung kegiatan Agrowisata Kopi di Kledung berdasarkan
pertimbangan, yaitu :

Jenis Kegiatan yang diwadahi

Kapasitas Pengguna

Kebutuhan Flow ruang sebagai sirkulasi
5- 10%
: Standard flow gerak minimum
20%
: Kebutuhan keleluasaan gerak
30%
: Tuntutan kenyamanan fisik
40%
: Tuntutan kenyamanan psikologis
50%
: Tuntutan persyaratan spesifik kegiatan
60%
: Keterlibatan terhadap servis kegiatan
70 – 100%
: Keterkaitan dengan banyak kegiatan
Sumber : Data Arsitek
Sedangkan penghitungan besaran ruang menggunakan beberapa acuan
standar ruangan, yaitu :

Neufert, Architect’s Data (NAD) dan Time Sarver Standard (TSS)

Penggunaan Hasil Studi Banding dan Preseden (SB), untuk menentukan
luas ruang yang memiliki spesifikasi karakteristik ruang yang hampir sama

Perhitungan asumsi untuk menentukan ruang yang belum di tetapkan
standarnya
commit to user
101
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.1.5.a. Zona Penerima
Tabel V – 3. Tabel besaran ruang zona penerima
FLOW
LUASAN
(m2 )
60%x100=60
1 motor = 2.3x1 = 2.3 m2 , 56 motor =
2.3x56= 128.8 m2
30%
167.44
1 mobil = 5x2.5= 12.5 m2, 5mobil =5 x
12.5= 62.5m2
60%
100
60%
168
60%
1000
30%
301.6
30%
6.22
30%
6.22
80%
157.5
NAMA RUANG
Parkir Pegawai :
Asumsi jumlah
pegawai 100, asumsi
60% membawa
kendaraan pribadi,
40% berjalan kaki
Parkir Pengunjung :
Asumsi jumlah
pengunjung pada high
season 246 orang/hari
60% membawa
kendara pribadi, 10%
tidak membawa
kendaraan, 30%
menggunakan bus.
Perbandingan
penggunaan kendaraan
sepeda motor dengan
mobil 2:1
Loket tiket
Front desk/Resepsonis
Hall/Lobby
PERHITUNGAN
Kapasitas Bus 25 orang,
30%x246 = 73.8, 73.8:25 =
2.952 = 3 bus
1 bus = 7.79x2.25= 17.5275 m2
, 6 bus = 6 x 17.5= 105 m2 =
105 m2
60% x 246 =147.6, 147.6x1/3 =
49.2 = 50 mobil
Bus
Mobil
1 mobil = 5x2.5= 12.5 m2, 50
mobil =50 x 12.5= 625 m2
60% x 246 = 147.6, 147.6x2/3=
98.4 = 100 motor
Motor
1 motor = 2.3x1 = 2.3 m2 , 100
motor = 2.3x100=232 m2
1 orang = 1 x 0.875= 0.875 m2(NAD) x 3
orang = 2.625 m2
meja conter = 0.6x1.2= 0.72 m2 x 3 unit =
2.16 m2
Total = 2.625 m2 + 2.16 m2 = 4.785 m2
1 orang = 1 x 0.875= 0.875 m2(NAD) x 3
orang = 2.625 m2
meja conter = 0.6x1.2= 0.72 m2 x 3 unit =
2.16 m2
Total = 2.625 m2 + 2.16 m2 = 4.785 m2
1 orang = 1 x 0.875= 0.875 m2 (NAD)
Kapasitas Hall diasumsikan 100 orang =
100 x0.875 m2 = 87.5 m2
TOTAL LUAS
1906.98
commit to user
102
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.1.5.b Zona Edukasi : Coffee Tour
Tabel V – 4. Tabel besaran ruang zona edukasi : Coffee Tour
NAMA RUANG
Shelter Perkebunan kopi
PERHITUNGAN
FLOW
LUASAN
(m2 )
1 orang = 1 x 0.875=
0.875 m2 (NAD)
Kapasitas Shelter
diasumsikan 10 orang =
0.875x10 = 8.75 m2
Asumsi 5 shelter = 8.75 x
5 = 43.75 m2
80%
78.75
30%
702
50%
87.5025
20%
120
Persemaian = Ukuran
1 bedengan
0.8x6=4.8m2(SB),
asumsi ada 50
Area
bedengan 4.8x50 =
Persemaian
Luas
240 m2
dan
Total=240+300=540m2
Pembibitan = Ukuran
Pembibitan
1 bedengan
1.2x5=6m2(SB),
asumsi ada 50
bedengan 6x50=300m2
2 bak
sortasi/penerimaan
untuk 2 pulper =
1 orang = 1 x 0.875=
2.4x1.2 = 2.88 m2 , 2
0.875 m2 (NAD)
bak sortasi= 2.88x2 =
5.76m2 (SB)
Kapasitas ruang
1 alat pupler=
diasumsikan 21 orang (10
2
0.9x0.8= 0.72 m , 2
Ruang
pengunjung,1 pemandu,
Pengelupasa alat pulper= 0.72x2=
dan 10 pegawai) =
2
n kulit buah 1.44 m (SB)
21x0.875 =18.375 m2
(pulping),
luas yang dibutuhkan
fermentasi
Kolam fermentasi =
untuk peralatan:
biji kopi,
2.4x2.65= 6.36m2 (SB) 5.76+1.44+6.36 +5.4=
dan
18.96m2
pencucian
Kolam pencucian=
biji kopi
2.4x2.25= 5.4 m2 (SB)
Penyimpanan
Sementara = 3x3.9=
Luas total =
11.7m2 (SB)
18.375+18.96+11.7+5.4+
3.9= 58.335 m2
Lavatory = 1.8x3 =
2
5.4 m
Janitor =1.3 x 3= 3.9
m2 (SB)
Ruang Pengeringan (drying) biji kopi 100 m2 (asumsi)
commit to user
103
perpustakaan.uns.ac.id
Ruang
pengelupasa
n kulit
tanduk
(hulling)
dan
sortasi/pemi
sahan biji
kopi sesuai
ukuran
(grading)
Ruang
roasting biji
kopi,
pembubukk
an biji kopi,
pengemasan
kopi
digilib.uns.ac.id
1 alat huller =
1.1x0.69= 0.759 m2 ,2
alat huller = 0.759x2=
1.518 m2 (SB)
1 meja untuk sortasi =
0.6x0.8= 0.48 m2 (SB)
, 16 meja=0.48x16=
7.68 m2
Gudang Penyimpanan
Sementara = 24.5 m2
(asumsi)
Pembuangan kulit
tanduk = 4x2 =8 m2
(asumsi)
1 alat roasting =
1.15x0.64=0.736 m2, 2
alat roaster =0.736x2=
1.472m2 (SB)
Area roasting
tradisional = 6 m2
1 alat pembubukkan=
1.8x0.71=1.278 m2, 2
pembubukkan
=1.278x2 = 2.556m2
(SB)
1 alat pengemasan
kopi
=0.9x0.6=0.54m2, 3
alat pengemasan kopi
=0.54x3 =1.62 m2
(SB)
Gudang penyimpanan
= 28 m2
Ruang pertemuan/seminar
Café
1 orang = 1 x 0.875=
0.875 m2 (NAD)
Kapasitas ruang
diasumsikan 29 orang (10
pengunjung,1 pemandu,
dan 18 pegawai)
=29x0.875 =25.375 m2
Luas yang dibutuhkan
untuk peralatan =
1.518+7.68= 9.198 m2
50%
100.6095
50%
87.0345
50%
170.625
Luas total =
25.375+9.198+24.5+8=6
7.073
1 orang = 1 x 0.875=
0.875 m2 (NAD)
Kapasitas ruang
diasumsikan 21 orang (10
pengunjung,1 pemandu,
dan 10 pegawai) =
21x0.875 =18.375m2
Luas yang dibutuhkan
untuk peralatan =
1.472+2.556+1.62 =
5.648m2
Luas total
=18.375+5.648+6
+28=58.023m2
1 orang = 1 x 0.875=
0.875 m2 (NAD)
Kapasitas ruang
diasumsikan 130 orang =
0.875x130 = 113.75 m2
Kasir = standar 0.875
m2/orang, meja
counter =
1.2x0.6=0.72m2
Luas Total =
,total=0.875+0.72=1.5 1.595+6.11+48+12+22=8
95 m2
9.705 m2
Coffee bar=
2.6x2.35=6.11 m2
commit to user
(NAD)
40%
125.587
104
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ruang minum
kapasitas 24 org =
5x3.2=16m2 (NAD),
ruang minum
kapasitas 72
orang=16x3=48 m2
Dapur = 12 m2 (SB)
Lavatory = kapasitas 3
orang = 10m2
Difabel kapasitas 1
org = 2x2=4m2
Area cuci tangan =
2x4= 8 m2
Total = 10+4+8=22m2
Total Luas
1472.1085
5.1.5.c Zona Rekreasi dan Akomodasi
Tabel V – 5. Tabel besaran ruang zona rekreasi dan akomodasi
NAMA RUANG
Cottage
Restoran
satu single cottage
38.5m2 (analisis
penulis), asumsi 6
single cottage
=6x38.5=231m2
satu family cottage 76
m2 (analisis penulis),
asumsi 6 family
cottage=6x76=456 m2
Ruang makan
kapasitas 240 org =
2(10.2x9.2)=187.68
m2 =
Dapur = 5x6 = 30 m2
(asumsi)
Lavatory = kapasitas 4
orang= 3.5x5=17.5m2,
Difabel kapasitas 1
org =2x2= 4m2
Total =
17.5+4=21.5m2
PERHITUNGAN
FLOW
Luas total =
231+456=687 m2
Luas total =
187.68+30+21.5=
239.18m2
Area Belanja
104m2 (asumsi)
2
Taman Istirahat (gazebo) =7.065 m x
49.455 m2
7= 49.455 m2
Area Playground
50.24m2
commitLUAS
to user
TOTAL
LUASAN
(m2 )
687
50%
358.77
104
49.455
50.24
1249.465
105
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.1.5.d Zona Pengelola
Tabel V – 6. Tabel besaran ruang zona pengelola
NAMA RUANG
Ruang Rapat
PERHITUNGAN
1 orang = 1 x 0.875=
0.875 m2 (NAD)
Kapasitas ruang
diasumsikan 15 orang =
0.875x15 = 13.125 m2
3.5x7=24.5m2 (TSS)
Ruang Direktur
R Manager
modul ruang kerja 1
dan Staff
org(NAD) =
Bidang
1.56x1.63=2.5428 m2,
Budidaya
kapasitas 3
Tanaman,
orang=2.5428x3=7.628
dan
4m2
penyakit/Ha
ruang istirahat
ma
asumsi=6m2
Tanaman
modul ruang kerja 1
org(NAD) =
R. Manager 1.56x1.63=2.5428 m2,
kapasitas 3
dan Staff
Pengolahan orang=2.5428x3=7.628
4m2
Kopi
ruang istirahat
asumsi=6m2
modul ruang kerja 1
org(NAD) =
R. Manager 1.56x1.63=2.5428 m2,
kapasitas 3
dan Staff
orang=2.5428x3=7.628
bidang
4m2
rekreasi
ruang istirahat
asumsi=6m2
modul ruang kerja 1
R. Manager
org(NAD) =
dan Staff
1.56x1.63=2.5428 m2,
bidang
kapasitas 3
administrasi,
orang=2.5428x3=7.628
keuangan,
4m2
dan
ruang istirahat
pemasaran
asumsi=6m2
R. Manager modul r. kerja 1
dan Staff
org(NAD)=
Bidang
1.56x1.63=2.543 m2,
HRD dan
kapasitas 3
commit2 to
Personalia
org=2.543x3=7.6284m
FLOW
LUASAN
(m2 )
80%
23.625
24.5
Luas Total =
7.6284+6=13.6284m2
50%
20.4426
Luas Total =
7.6284+6=13.6284m2
50%
20.4426
Luas Total =
7.6284+6=13.6284m2
50%
20.4426
Luas Total =
7.6284+6=13.6284m2
50%
20.4426
Luas Total =
7.6284+6=13.6284m2
50%
20.4426
user
106
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ruang istirahat
asumsi=6m2
Pantry
3x3.5=10.5 m2
Loker
Gudang
4x5=20 m2 (asumsi)
2 loker (wanita dan lakilaki) = 10.5x2=21 m2
5x3.5=17.5m2 (asumsi)
20
30%
17.5
Lavatory = kapasitas 6
orang, Wanita(3org) =
Luas total lavatory =
3.5x2.5=8.75m2,
8.75+8.75=17.5
Pria(3org)=
3.5x2.5=8.75m2,
TOTAL LUAS
Lavatory
27.3
17.5
232.638
5.1.5.e Zona Service & Maintenance
Tabel V – 7. Tabel besaran ruang zona service&maintenance
NAMA RUANG
Ruang P3K
Ruang CCTV
Pos Keamanan
Ruang Laundry
Ruang Resevoir
Ruang Genset
PERHITUNGAN
3x7=21m2 (asumsi)
4.5x7= 31.5m2 (asumsi)
1 pos keamanan =
2.25x2=4.5 m2
(asumsi), 2 pos
keamanan = 2x4.5m2
5x5=25m2 (NAD)
5x4 = 20 m2 (NAD)
5x4=20m2 (SB)
asumsi 3 genset =
3x20=60 m2
6x5=30 m2 (asumsi)
Pengolahan Limbah
praying space 1 orang =
1.2x0.8=0.96m2 , asumsi
kapasitas 45=0.96x45= 43.2
m2
tempat
Luas Total =
wudhu=2(2.25x1.95)=8.775
Mushola
43.2+8.775+11.7=64.2
m2
85 m2
Lavatory = kapasitas 4
orang, Wanita(2org)
=3x1.95 =5.85 m2,
Pria(2org)= 3x1.95 =5.85 m2
Total =5.85+5.85=11.7m2
TOTAL LUAS
FLOW
LUASAN
(m2 )
21
31.5
9
30%
32.5
20
60
30
63.675
267.675
commit to user
107
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.1.5.f Rekapitulasi besaran ruang seluruh zona
Tabel V – 8. Tabel Rekapitulasi besaran ruang seluruh zona
NO
NAMA KEGIATAN
1
Zona Penerima
2
Zona Edukasi : Coffee Tour
3
Zona Rekreasi dan Akomodasi
4
Zona Pengelola
5
Zona Service&Maintenance
Sirkulasi 50%
RTH 30%
TOTAL LUAS KESELURUHAN
LUASAN (m2 )
1906.98
1472.1085
1249.465
232.638
267.675
2564.43325
1538.65995
9231.9597
5.2. ANALISA TAPAK TERPILIH
5.2.1. Analisa Pemilihan Tapak
Lokasi tapak ditentukan berdasarkan potensi perkebunan dan sentra
produksi kopi yang telah dijelaskan pada bab III, yaitu berada di Desa Tlahap,
Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung.
5.2.1.a. Pemilihan tapak dan Dasar Pertimbangan
Dari lokasi tersebut diperoleh dua alternatif tapak untuk dijadikan
tapak terbangun, dan akan dipilih yang paling memenuhi persyaratan
berdasarkan pertimbangan, yaitu:

Dekat/Berada di area perkebunan kopi

Mudah dijangkau dari JL. Parakan – Wonosobo

Merupakan peruntukkan Kawasan Budidaya

Memiliki kemiringan lereng yang landai

Memiliki view Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing

Strategis (mudah dijangkau) dari objek wisata disekitarnya
commit to user
108
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
 Merupakan area perkebunan tembakau Alternatif 1
dan kopi (dominasi tembakau)
 Berjarak ± 500 m dari JL. Parakan Wonosobo
 Memiliki kemiringan lereng yang landai
(8-15%)
 Merupakan
peruntukkan
kawasan
budidaya
 Memiliki view Gunung Sindoro dan
Gunung Sumbing
 Dekat dengan objek wisata lainnya
ke Parakan
Jalan Desa
U
Jalan
Setapak
JL. Parakan - Wonosobo
ke Wonosobo
Alternatif 2
 Merupakan area perkebunan kopi dan
tembakau (dominasi kopi)
 Berjarak ± 1500 m dari JL. Parakan –
Wonosobo
 Merupakan peruntukkan kawasan
budidaya
 Memiliki kemiringan lereng yang
miring (15-25%)
 Memiliki view Gunung Sindoro dan
Gunung Sumbing
 Dekat dengan objek wisata lainnya
Gambar V – 10. Analisa alternatif tapak terbangun
5.2.1.b. Pembobotan Tapak Terpilih
Pembobotan berdasarkan data yang ada pada lokasi tapak di lapangan,
dengan rentang nilai 1 – 3, dimana nilai 1 = kurang, 2 = cukup, dan 3 =
baik. Hasil pembobotan dengan jumlah tertinggi akan menjadi tapak
terpilih untuk bangunan Agrowisata Kopi.
commit to user
109
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel V – 9. Tabel Perbandingan Alternatif Tapak
NO
Dasar Pertimbangan
1
2
3
4
Dekat dengan areal perkebunan kopi
Mudah dijangkau dari JL. Parakan – Wonosobo
Merupakan peruntukkan kawasan budidaya
Memiliki kemiringan lereng yang landai
Memiliki view Gunung Sindoro dan Gunung
Sumbing
Strategis (mudah dijangkau) dari objek wisata
disekitarnya
TOTAL
5
6
Alternat
if site 1
2
3
3
2
3
Alternat
if site 2
3
1
3
1
3
3
2
16
13
5.2.1.c. Tapak Terpilih
Berdasarkan hasi dari pembobotan pada pembahasan sebelumnya,
maka tapak terpilih adalah alternatif tapak 1. Tapak terpilih merupakan
lahan perkebunan kopi dan tembakau yang didominasi tembakau, sehingga
tidak memberikan dampak yang besar bagi pengurangan luas perkebunan
kopi serta hasil komoditi kopi. Batas – batas dari tapak yang terpilih
adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan perkebunan kopi dan tembakau

Sebelah Timur berbatasan dengan jalan desa

Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan desa

Sebelah Barat berbatasan dengan perkebunan kopi dan tembakau
Sedangkan luas keseluruhan tapak adalah 27.373,49 m2 dan keliling
tapak adalah 1079.0508 m. Sehingga berdasarkan rekapitulasi besaran
ruang, bangunan yang akan dibangun adalah 33.73 % dari luasan tapak
terpilih.
commit
to Ukuran
user tapak terpilih
Gambar
V – 11.
110
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jembatan Kecil
Perkebunan Tembakau
Perkebunan Kopi
Pola Tlahap
Sungai Kecil
Perkebunan Kopi
Pola Tlahap
Perkebunan Kopi Pola
Tlahap&Tembakau
Perkebunan Kopi
Pola Tlahap
Perkebunan Kopi
Pola Tlahap
Jalan Setapak
U
Perkebunan Tembakau
Jalan Desa
Perkebunan Tembakau
Gambar V – 12. Gambaran eksisting tapak dan sekitar tapak
5.2.2. Analisa Pengolahan Tapak
5.2.2.a. Analisa Pencapaian
Analisa pencapaian bertujuan untuk mendapatkan akses ke dalam
tapak yang dibagi menjadi tiga akses, yaitu main entrance 1 (ME1) yang
merupakan akses utama ke dalam tapak bagi pengguna kendaraan
bermotor, main entrance 2 (ME2) akses utama ke dalam tapak bagi
pejalan kaki, dan side entrance (SE) yang merupakan akses tambahan ke
dalam tapak untuk kegiatan pengelola, service dan maintenance, dan
loading-unloading.
Analisa
pencapaian
ditentukan
berdasarkan
pertimbangan kemudahan akses dari JL. Parakan – Wonosobo yang
commit to user
111
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan jalan utama, kondisi eksisting tapak, keamanan, kebutuhan,
dan kenyamanan pengguna.
Jalan Desa di sisi timur
yang landai
Jalan Desa di sisi timur
yang menurun
Jalan Desa di sisi timur
yang landai
Jalan Setapak
ke Parakan
ke Areal Perkebunan
ke Areal
Perkebunan &
Wisata alam
posong
U
ke Wonosobo
Jalan di sisi selatan yang
landai
Pertigaan jalan
Jalan di sisi selatan
Jalan utama Parakan Wonosobo
JL. Parakan – Wonosobo merupakan jalan kolektor yang menghubungkan
Temanggung dan Wonosobo via Parakan. Dengan kondisi jalan dua arah,
cukup ramai, dan memiliki lebar ± 8m
Jalan desa di sisi selatan site merupakan jalan desa yang terhubung langsung
dengan JL. Parakan – Wonosobo. Dengan kondisi jalan yang landai, sudah ada
perkerasan dan memiliki lebar ± 4m
Jalan desa di sisi timur site merupakan jalan desa yang tidak terhubung
langsung dengan JL. Parakan – Wonosobo. Dengan kondisi jalan yang
berkontur, sudah ada perkerasan sebagian dan memiliki lebar ± 3.5m
Jalan setapak merupakan jalan yang terhubung langsung dengan JL. Parakan –
Wonosobo. Dengan kondisi jalan berupa tanah, dan lebar ± 1.5m
Gambar V – 13. Gambaran eksisting jalan di sekitar tapak
commit to user
112
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kondisi eksisting tapak memiliki dua akses pencapaian dari jalan
kolektor Parakan – Wonosobo, yaitu jalan desa di sisi selatan dan timur
tapak yang dapat dilalui kendaraan bermotor dengan lebar masing masing ± 4 dan 3,5 m, dan jalan setapak di sisi timur tapak yang dapat
dilalui pejalan kaki dengan lebar ± 1,5 m.
Melihat kondisi eksisting tapak serta pertimbangan kemudahan akses
dari JL. Parakan – Wonosobo, keamanan, kebutuhan, dan kenyamanan
masing – masing pengguna, maka didapatkan tiga akses masuk ke dalam
stapak, yaitu :

Main entrance 1 (ME 1) IN&OUT, diperuntukkan bagi pengguna
kendaraan bermotor yang ditempatkan di bagian selatan tapak dengan
jarak yang cukup dari pertigaan ± 5m untuk menghindari terjadinya
crossing. Penempatan ini didukung kondisi jalan yang tehubung
langsung dengan JL. Parakan – Wonosobo, sudah diperkeras,
cenderung landai, lebih lebar dan memungkinkan untuk dilakukan
pelebaran.

Main entrance 2 (ME 2) IN&OUT, diperuntukkan bagi penggunan
pejalan kaki yang ditempatkan di bagian timur tapak berdekatan
dengan jalan setapak yang terhubung langsung dengan JL. Parakan –
Wonosobo
dan
Penempatan
ini
memungkinkan
berdasarkan
dilakukan
perkerasan
jalan.
pertimbangan
kemudahan
akses,
kenyamanan, dan keamanan pengguna pejalan kaki.

Side entrance (SE) IN&OUT, yang diperuntukkan bagi keperluan
kegiatan pengelolaan, service yang ditempatkan di bagian timur atas
tapak yang cukup jauh dari ME agar kegiatan yang berlangsung tidak
saling terganggu dan sirkulasi loading-unloading yang ditempatkan di
dekat area pengolahan kopi untuk memudahkan kegiatan loadingunloading kopi.
commit to user
113
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ke Areal Perkebunan
U
SE
ke Areal
Perkebunan &
Wisata Alam
Posong
ME 2
ke JL. Parakan Wonosobo
ME 1
ke JL. Parakan Wonosobo
Gambar V – 14. Main entrance (ME) dan Side Entrance (SE) hasil analisa
5.2.2.b. Analisa View dan Orientasi
Analisa View dan Orientasi bertujuan untuk mendapatkan orientasi
tapak serta pen-zoning-an dari analisa view from site dan view to site.
Analisa ini ditentukan dengan pertimbangan potensi view yang menarik,
jalan yang dilalui pengguna, dan letak main entrance.

View from site
Berdasarkan kondisi eksisting pada tapak terdapat empat view from
site, yaitu :
 View arah utara tapak merupakan view yang menarik, yaitu berupa
perkebunan kopi pola tlahap, dan sebagian Gunung Sumbing dan
Sindoro. Pada area ini view from site dapat dimanfaatkan seperlunya
dan menempatakan zona kegiatan yang tidak terlalu membutuhkan
view pada area ini.
 View arah timur tapak merupakan view yang sangat menarik, yaitu
berupa jalan desa, perkebunan kopi pola tlahap, tembakau, dan
keseluruhan Gunung Sumbing. Pada area ini view from site harus
dioptimalkan secara maksimal dengan desain bangunan yang
memungkinkan view from site yang ada untuk terekspos secara visual
dengan maksimal dan menempatkan zona kegiatan yang membutuhkan
view pada area ini.
commit to user
114
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
 View arah selatan tapak merupakan view yang menarik, yaitu
berupa jalan desa, perkebunan kopi pola tlahap, tembakau, dan
sebagian Gunung Sumbing. Pada area ini view from site dapat
dimanfaatkan seperlunya dan menempatakan zona kegiatan yang tidak
terlalu membutuhkan view pada area ini.
 View arah barat tapak merupakan view yang sangat menarik, yaitu
berupa perkebunan kopi pola tlahap, tembakau, dan keseluruhan
Gunung Sindoro. Pada area ini view from site harus dioptimalkan
secara maksimal dengan desain bangunan yang memungkinkan view
from site yang ada untuk terekspos secara visual dengan maksimal dan
menempatkan zona kegiatan yang membutuhkan view pada area ini.
U
View menarik berupa kebun kopi pola
tlahap dan sebagian Gunung Sindoro
dan Sumbing
View sangat menarik berupa
jalan desa, kebun kopi pola
tlahap, tembakau, dan Gunung
Sumbing
View sangat menarik berupa
kebun kopi pola tlahap,
tembakau, dan Gunung
Sindoro
View menarik berupa jalan desa, kebun
kopi pola tlahap, tembakau dan sebagian
Gambar V – 6. Analisa View
dari site
(sumber : Analisa P
Gunung
Sumbing
Gambar V – 15. Gambaran eksisting view from site
commit to user
115
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
View to site
Berdasarkan kondisi eksisting pada site terdapat tiga view to site,
yaitu :
 View site dari arah timur yang berpotensi sebagai view to site,
karena dapat terlihat dari jalan yang dilalui pengguna pejalan kaki dan
terdapatnya main entrance 2. Pada area ini view to site dapat
dioptimalkan dengan desain bangunan yang menarik.
 View site dari arah tenggara yang sangat berpotensi sebagai view to
site, karena merupakan titik pertama yang dapat terlihat dari pengguna
kendaraan bermotor sebelum memasuki site. Pada area ini view to site
dapat dioptimalkan dengan sebuah desain landmark yang atraktif dan
representatif.
 View site dari arah selatan yang sangat berpotensi sebagai view to
site, karena dapat terlihat dari jalan yang dilalui pengguna kendaraan
bermotor dan terdapatnya main entrance 1. Pada area ini view to site
dapat dioptimalkan dengan desain bangunan yang menarik.
U
1
2
View site dari pertigaan
jalan,
yang
sangat
berpotensi untuk diolah
sebagai view to site.
3
View site dari jalan desa di
sisi selatan yang berpotensi
untuk diolah sebagai view
to site.
1
3
View site yang berkontur
dari jalan desa di sisi barat
site dan jalan setapak yang
berpotensi untuk diolah
sebagai view to site.
2
Gambar V – 16. Gambaran eksisting view to site
commit to user
116
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan analisa view from site dan view to site dan pertimbangan
yang telah dijelaskan sebelumnya didapatkan hasil analisa, yaitu :Anali

Orientasi utama menghadap ke arah timur dan selatan yaitu jalan desa
di sisi selatan tapak, timur tapak dan jalan setapak. Penentuan ini
berdasarkan pertimbangan potensi view to site dari ketiga jalan
tersebut, jalan di sisi selatan dan jalan setapak yang merupakan
pencapaian utama, serta letak main entrance 1&2 yang berada di sisi
selatan dan timur site. Pada area ini akan di rancang dengan desain
bangunan dan tata lansekap yang menarik.

Area barat dan timur tapak diperuntukkan bagi zona dengan kegiatan
yang membutuhkan view, seperti zona edukasi dan rekreasi. Zona ini
didesain dengan bangunan yang mengoptimalkan bukaan sebagai
respon terhadap potensi view from site.

Area utara site diperuntukkan bagi zona dengan kegiatan yang tidak
terlalu
membutuhkan
view,
yaitu
zona epengelola
dan
zona
service&maintenance.
U
Tidak membutuhkan
rancangan desain yang
menarik.
Dirancang dengan desain
bangunan yang
memaksimalkan bukaan
dan tata lansekap yang
menarik terlihat dari
arah jalan.
Dirancang dengan
desain yang memiliki
bukaan yang maksimal
Dirancang dengan
desain bangunan dan
tata lansekap yang
menarik terlihat dari
arah jalan.
Gambar V –17. Hasil analisa view dan orientasi
commit to user
117
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.2.2.c. Analisa Kebisingan
Analisa kebisingan bertujuan untuk mendapatkan sumber kebisingan
di lingkungan sekitar tapak, yang nantinya dapat digunakan untuk
pertimbangan perletakkan zona dalam tapak.
U
Noise
Noise
Sedang
Rendah
Noise
Tinggi
Gambar V – 18. Analisa kebisingan
Tapak merupakan kawasan yang cukup tenang karena berada di areal
perkebunan kopi dan tembakau warga. Jarak tapak dengan pemukiman
warga yang terletak di sebelah timur tapak cukup jauh ± 125 m dan
dibatasi dengan areal perkebunan dengan vegetasi yang mampu mereduksi
suara bising. Sedangkan di selatan site dan timur tapak terdapat jalan desa
yang dilalui kendaraan bermotor yang merupakan sumber kebisingan.
Jalan desa di sisi selatan memiliki tingkat kebisingan tertinggi karena
merupakan pencapaian utama ke objek wisata alam posong, sehingga lebih
sering dilalui kendaraan bermotor.
Berdasarkan analisa sumber kebisingan di lingkungan site didapatkan
hasil analisa, yaitu :

Area dalam tapak yang memiliki tingkat noise tinggi diperuntukkan
bagi zona penerima.

Area dalam tapak yang memiliki tingkat noise sedang diperuntukkan
bagi zona pengelola dan zona service&maintenance.

Area dalam tapak yang memiliki tingkat noise rendah diperuntukkan
commit to user
bagi zona edukasi dan zona rekreasi.
118
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
Menambah vegetasi di area tapak yang berbatasan dengan jalan desa
untuk mereduksi suara bising yang bersumber dari kendaraan
bermotor.
Zona Rekreasi dan
akomodasi
Zona Service &
Maintenance
Zona Edukasi
Zona Penerima
Zona Pengelola
Vegetasi yang tidak
terlalu tinggi di
bagian selatan site
untuk mereduksi
suara bising
Vegetasi yang tidak
terlalu tinggi di bagian
timur site untuk
mereduksi suara bising
U
Gambar V – 19. Hasil analisa kebisingan
5.2.2.d. Analisa Klimatologis
Analisa Klimatologis merupakan analisa yang dilakukan berdasarkan
pergerakkan angin, matahari, dan curah hujan yang ada di dalam tapak.
Analisa ini merupakan analisa yang penting dilakukan dalam perancangan
dengan pendekatan arsitektur ekologi, karena hasil dari analisa ini
nantinya dijadikan dasar pertimbangan dalam menentukan perletakkan
zona, analisa pengolahan bentuk bangunan, analisa lansekap, dan analisa
struktur yang responsif terhadap iklim.
Analisa klimatologis ini dilakukan dengan beberapa pertimbangan,
yaitu :

Kebutuhan akan pencahayaan dan penghawaaan alami setiap zona

Arah angin

Arah sinar matahari, efek silau, dan panas matahari

Curah hujan
Kecamatan Kledung memiliki iklim tropis sama halnya seperti
commit to user
kecamatan lain di Indonesia. Rata – rata curah hujan di kecamatan
119
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kledung adalah 20,7 – 27,7 dan >34,8 mm/h, dengan curah hujan tertinggi
di bulan maret dan curah hujan terendah di bulan September. Suhu rata –
rata kecamatan Kledung adalah 25OC dengan kelembaban yaitu antara
66,3 % - 69,43 %(rata-rata 68,69%).
Dari survei yang telah dilakukan didapatkan data pergerakkan angin
dan matahari, yaitu :

Angin yang berhembus pada siang hari berasal dari kontur terendah ke
puncak gunung, sedangkan angin yang berhembus pada malam hari
berasal dari puncak gunung ke arah kontur terendah.

Pada pagi hari pukul 05:15 ketika matahari terbit hingga terbenam
pukul 17.43 site terus menerus terkena cukup cahaya matahari tanpa
dibayangi oleh bayangan bangunan karena tapak yang berada di areal
perkebunan dan cukup jauh dari pemukiman penduduk.
Pada malam hari angin
bertiup dari arah barat
site (puncak gunung)
U
Matahari terbit pukul
05.15, cahaya yang
datang dari arah ini
merupakan cahaya
positif (baik untuk
kesehatan) dan tidak
menyilaukan
Matahari terbenam
pukul 17.43, cahaya
yang datang dari arah
ini merupakan cahaya
yang panas dan
menyilaukan
Pada siang hari angin
bertiup dari arah timur
site (kontur yang rendah)
Gambar V – 20. Analisa pergerakkan angin dan matahari
Berdasarkan analisa klimatologis dan pertimbangan yang telah
dijelaskan sebelumnya didapatkan hasil, yaitu:

Respon terhadap pergerakkan matahari
commit to user
120
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
 Area timur tapak diperuntukkan bagi zona yang membutuhkan
intensitas pencahayaan alami yang tinggi seperti zona edukasi
dimana di dalamnya terdapat kegiatan penyemaian dan pembibitan
tanaman kopi, serta pengeringan biji kopi yang membutuhkan
intensitas pencahayaan alami yang tinggi.
 Pada area timur dan barat tapak massa bangunan didesain dengan
bukaan yang maksimal (jendela/skylight) untuk memaksimalkan
pencahayaan alami.
 Memanfaatkan elemen vegetasi/pepohonan yang banyak terdapat
di lokasi seperti pohon cemara dan kopi, serta light shelves, dan
secondary skin sebagai barier dari radiasi panas dan silau matahari
dari arah barat.

Respon terhadap pergerakkan angin
 Massa bangunan akan didesain dengan bentuk aerodinamis dengan
jarak yang cukup antar bangunan sehingga dapat menjamin
pergerakkan udara di dalam site.
 Menerapkan ventilasi silang pada desain bangunan untuk
memaksimalkan penghawaan alami.
 Menerapkan konsep struktur rumah panggung untuk melancarkan
pergerakkan udara didalam site agar tidak tertahan oleh bangunan
dan sebagai respon terhadap site yang berkontur.
 Memanfaatkan elemen vegetasi/pepohonan yang banyak terdapat
di lokasi seperti pohon cemara, kopi, dan tanaman lainnya untuk
menyegarkan, menyalurkan aliran udara dan mereduksi kecepatan
angin dari arah barat dan timur.

Respon terhadap curah hujan dilakukan dengan menerapkan desain
atap dengan kemiringan yang cukup agar air hujan dapat mengalir
dengan baik ke talang yang kemudian dapat dimanfaatkan kembali
dan memiliki teritisan untuk menghindari terjadinya tampias.
commit to user
121
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
 Massa bangunan
didesain dengan
bukaan yang
maksimal dengan
secondary skin/light
shelves untuk
mereduksi efek
radiasi panas dan
silau matahari sore
 Memanfaatkan
penataan vegetasi
untuk mereduksi dan
menyalurkan angin
dari arah barat
U
 Zona edukasi
 Massa bangunan
didesain dengan
bukaan maksimal
 Memanfaatkan
penataan vegetasi
untuk mereduksi
dan menyalurkan
angin dari arah
timur
Gambar V – 21. Hasil Analisa Klimatologis
5.2.2.e. Analisa pen-zoning-an akhir
Analisa pen-zoning-an akhir bertujuan untuk mendapatkan penataan
zona dalam tapak berdasarkan pertimbangan hasil dari analisa pencapaian,
view&orientasi, kebisingan, dan klimatologis. Pen-zoning-an dalam site
akan dibagi menjadi 5 zona sesuai sesuai dengan kebutuhan masing –
masing zona.
Berdasarkan analisa pencapaian, view&orientasi, kebisingan, dan
klimatologis didapatkan hasil pen-zoning-an, yaitu :

Zona penerima diletakkan di bagian selatan tapak. Perletakkan ini
berdasarkan hasil dari analisa pencapaian dimana main entrance (ME)
bagi pengguna kendaraan bermotor maupun pejalan kaki berada di
bagian selatan site.

Zona edukasi diletakkan di bagian tengah tapak, dikarenakan beberapa
kegiatan di zona wisata edukasi memerlukan view yang sangat
menarik dan intensitas pencahayaan alami yang tinggi. Dan untuk
mengurangi tingkat kebisingan dari kendaraan bermotor akan
ditambahkan vegetasi. commit to user
122
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
Zona rekreasi dan akomodasi diletakkan di bagian barat tapak
dikarenakan beberapa kegiatan di zona rekreasi memerlukan view
yang sangat menarik dan tingkat kebisingan yang rendah.

Zona pengelola diletakkan di bagian utara tapak yang berbatasan
langsung dengan jalan desa. Perletakkan ini berdasarkan hasil dari
analisa pencapaian dimana side entrance berada di bagian utara site,
sehingga memudahkan berlangsungnya kegiatan.

Zona service&maintenance diletakkan di timur tapak bersebelahan
dengan zona pengelola dan dekat dengan zona wisata edukasi serta
zona wisata rekreasi, agar kegiatan service&maintenance dapat
berlangsung dengan baik.
U
Zona Edukasi
(Coffee Tour)
Zona Pengelola
Zona Service dan
Maintenance
Zona Rekreasi
dan Akomodasi
Kombinasi cemara dan
vegetasi yang tidak terlalu
tinggi di bagian timur site
untuk mereduksi suara
bising
Zona Penerima
Gambar V – 22. Pen-zoning-an akhir dalam site
5.3. ANALISA PENGOLAHAN BENTUK BANGUNAN
5.3.1. Analisa Permassaan
Analisa permasaan bertujuan untuk mendapatkan jumlah massa yang akan
diterapkan dalam kawasan Agrowisata Kopi. Analisa ini dilakukan berdasarkan
beberapa pertimbangan, yaitu :
commit to user
123
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id

Hasil dari analisa pen-zoning-an akhir

Kebutuhan masing – masing kegiatan terhadap view, dan pencahayaan
serta penghawaan alami.

Kondisi tapak yang berkontur
Berdasarkan pertimbangan tersebut jumlah massa yang akan diterapkan
dalam kawasan Agrowisata Kopi adalah massa jamak, hal ini dikarenakan
setiap kegiatan membutuhkan view, pencahayaan, pengahawaan alami, dan
tingkat kebisingan yang berbeda intensitasnya. Selain itu, penerapan massa
jamak ini merupakan salah satu respon terhadap kondisi site yang berkontur
untuk mengurangi terjadinya cut and fill yang berlebihan.
5.3.2. Analisa Gubahan Massa
Analisa gubahan massa bertujuan untuk mendapatkan pola gubahan massa
yang akan digunakan pada bangunan – bangunan dalam kawasan Agrowisata
Kopi di Kledung. Analisa ini dilakukan berdasarkan pertimbangan fungsi
bangunan, bentuk – bentuk yang terdapat di sekitar site, dan hasil dari analisa
klimatogis.
Agrowisata Kopi yang akan dirancang merupakan objek wisata yang
berada di sekitar lereng Gunung Sindoro dan Sumbing yang merupakan icon
Kabupaten Temanggung serta berada di areal perkebunan kopi. Karena kondisi
tersebut maka Agrowisata Kopi ini
identik dengan bentuk gunung, dan
tanaman kopi. Bentuk – bentuk tersebut nantinya akan digunakan dalam
beberapa massa bangunan agar selaras dengan alam sekitar dan dapat
menggambarkan
karakter
Agrowisata
Kopi
di
Kledung
Kabupaten
Temanggung.
Gambar V – 23. Bentuk -bentuk yang terdapat di sekitar site
Sumber : Dokumentasi Penulis,2015 dan
commit to user
https://www.pinterest.com/pin/453948837413390406/
124
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan karakteristik masing – masing bentuk dasar dan beberapa
pertimbangan yang telah dijelaskan sebelumnya maka bentuk dasar yang akan
digunakan pada perancangan massa bangunan, yaitu :

Bentuk dasar lingkaran yang menghasilkan bentuk solid kerucut dan tabung
dengan karakter, ekspresif, visual yang kuat, dan dinamis

Bentuk dasar bujursangkar yang menghasilkan bentuk solid kubus yang
efisien dalam pemakaian ruang dan pengembangan bentuk yang relatif
mudah.
Gambar V – 24. Bentuk solid kerucut,tabung, dan kubus yang akan digunakan pada
perancangan massa bangunan
Sumber : Francis D.K. Ching. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, 1996
Keseluruhan bentuk solid tersebut akan mengalami transformasi baik
berupa transformasi dimensional, subtraktif, maupun aditif sesuai dengan
kebutuhan, sehingga menghasilkan bangunan yang fungsional, selaras dengan
bentuk di lingkungan sekitar dan memiliki respon terhadap iklim yang sesuai
dengan prinsip arsitektur ekologi.
Gambar V – 25. Bentuk bangunan penerima mengadaptasi bentuk gunung yang
mengalami transformasi bentuk agar tidak monoton dan responsif terhadap iklim.
Gambar V – 26. Bentuk bangunan pengeringan biji kopi yang ditransformasikan agar
mempercepat pemanasan dan memiliki respon terhadap iklim (pergerakkan angin)
commit to user
125
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V – 27. Bentuk bangunan pengolahan kopi yang ditransformasikan agar
menarik namun tetap sesuai dengan fungsinya
Gambar V – 28. Bentuk bangunan single cottage yang merupakan perpaduan bentuk
tabung dan kerucut
Gambar V – 29. Bentuk bangunan family cottage yang ditransformasikan agar memiliki
respon terhadap iklim dan menarik
5.3.3. Analisa Pencahayaan
Analisa pencahayaan bertujuan untuk mendapatkan sistem pencahayaan
yang baik, sesuai kebutuhan pada setiap massa bangunan dalam kawasan
Agrowisata Kopi di Kledung. Pencahayaan yang baik merupakan pencahayaan
yang sesuai kebutuhan dengan distribusi cahaya ruangan yang cukup merata
dan tidak menimbulkan kontras yang mengganggu. Analisa pencahayaan ini
dilakukan berdasarkan pertimbangan yang keseluruhannya mengacu pada
prinsip arsitektur ekologi, dengan memanfaatkan secara optimal pencahayaan
alami pada siang - sore hari dan pencahayaan buatan yang hemat energi pada
malam hari sebagai usaha untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi
listrik.

Pencahayaan alami
Merupakan pencahayaan yang bersumber dari cahaya matahari berupa
cahaya matahari langsung, pantulan permukaan bawah, dan pantulan
bangunan sekitar. Pencahayaan alami ini dalam bangunan didapatkan
melalui bukaan – bukaan, yaitu:
commit to user
126
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
 Bukaan horizontal merupakan bukaan yang berada di bagian dinding
bangunan berupa jendela. Untuk mendapatkan cahaya efektif pada
bangunan diperlukan titik ukur tertentu. Pada perancangan bangunan
umumnya menghindari perhitungan yan terlalu rumit, maka ditetapkan
standar praktis luasan jendela yaitu 10%-20% dari luasan dinding untuk
dapat memanfaatkan cahaya dengan baik dan membatasi panas yang
masuk ke dalam ruangan.
 Bukaan vertikal merupakan bukaan yang berada di bagian atap berupa
skylight, clerestory, monitor, dan sawtooth. Bukaan vertikal ini mampu
memberikan intensitas cahaya yang lebih besar, namun cukup sulit
untuk membuat pembayangan.

Pencahayaan buatan
Merupakan pencahayaan yang bersumber dari lampu. Terdapat beberapa
jenis lampu yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pencahayaan malam
hari dalam kawasan Agrowisata Kopi, yaitu :
 Lampu Pijar pada umunya hanya dapat bertahan selama 1000 jam dan
membutuhkan energi listrik yang lebih banyak dibandingkan dengan
jenis – jenis lampu lainnya.
 Flouresecene/TL mampu bertahan lebih lama dibandingkan dengan
lampu pijar, yaitu sekitar 10.000 jam, sehingga lampu ini lebih hemat
energi dibandingkan dengan lampu pijar.
 LED merupakan lampu yang hemat enegi dibandingkan kedua lampu
diatas. Lampu ini memiliki ketahanan hingga 25.000 jam.
Berdasarkan pertimbangan dan penjelasan mengenai pencahayaan yang
telah dijelaskan diatas, maka sistem pencahayaan massa bangunan dalam
Agrowisata Kopi di Kledung akan menerapkan beberapa sistem pencahayaan,
yaitu:

Pencahayaan alami, berupa skylight dan jendela yang dimaksimalkan pada
sisi timur untuk memperoleh cahaya matahari pagi yang baik, dan
penggunaan skylight dan jendala dengan secondary skin/lightshelves untuk
commit to user
meminimalisir efek panas dan silau dari cahaya matahari sore.
127
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V – 30. Bukaan horizontal dengan lightselves dan secondary skin untuk
mengalangi radiasi panas matahari.
Sumber : https://www.pinterest.com/pin/426505027181740146/

Pencahayaan buatan, berupa penggunaan lampu LED yang hemat energi.
Penggunaan lampu ini pada massa bangunan hanya digunakan pada malah
hari. Sedangkan untuk siang hari hanya digunakan pada daerah yang
membutuhkan intensitas pencahayaan buatan yang tinggi, seperti massa
bangunan pengolahan kopi.
5.3.4. Analisa Penghawaan
Analisa penghawaan bertujuan untuk mendapatkan sistem penghawaan
yang stabil di dalam setiap massa bangunan dalam kawasan Agrowisata Kopi
di Kledung. Analisa ini dilakukan berdasarkan pertimbangan kenyamanan
setiap pengguna dalam massa bangunan, dan hasil dari analisa klimatologis
yang keseluruhannya mengacu pada prinsip arsitektur ekologis.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, kawasan Agrowisata Kopi di Kledung
akan memaksimalkan laju angin seperti yang telah dijelaskan pada analisa
klimatologis sebagai penghawaan alami dalam massa bangunan. Laju angin
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penghawaan alami dalam massa bangunan
dengan beberapa macam sistem, yaitu :

Penerapan struktur rumah panggung yang menjamin terjadinya cross
ventilation yang paling efisien

Penerapan massa bangunan berbentuk melengkung untuk mempermudah
laju pergerakkan angin dalam tapak
commit to user
128
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
Penerapan ventilasi silang pada massa bangunan untuk melancarkan
sirkulasi udara dalam massa bangunan
Gambar V – 31. Penerapan rumah panggung dan ventilasi silang pada massa bangunan
Sumber: Frick H, FX. Bambang Suskiyatno, (1998), Dasar-Dasar Eko-Arsitektur,
Penerbit Kanisius, Yogyakarta
5.3.5. Analisa Pola Tata Massa
Analisa pola tata massa bertujuan untuk mendapatkan pola tata massa
bangunan yang sesuai dalam kawasan Agrowisata Kopi di Kledung Kabupaten
Temanggung. Analisa pola tata massa dilakukan berdasarkan beberapa
pertimbangan, yaitu :

Kondisi site yang berkontur sebagai respon terhadap site

Hasil dari analisa pen-zoning-an

Kebutuhan masing – masing massa bangunan terhadap view, pecahayaan
alami, penghawaan alami, dan kebisingan

Pola kegiatan dan pola hubungan ruang yang telah dijelaskan sebelumnya
Berdasarkan
pertimbangan
tersebut
maka
massa
dalam
kawasan
Agrowisata akan ditata menyebar menyesuaikan kondisi site yang berkontur
dan kebutuhan masing – masing massa bangunan, dengan jarak yang cukup
untuk menjamin pergerakkan udara di dalam site.
commit to user
129
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Shelter berada di
tengah – tengah
kebun kopi
Bangunan Pengelola
dekat dengan SE
Mini Pabrik diletakkan di area
timur berjauhan dengan cottage
krn merupakan sumber
kebisingan dalam site
Massa bangunan
cottage diletakkan di
area yang memiliki
view menarik dan jauh
dari kebisingan
Bangunan Penerima
dekat dengan ME
Gambar V – 32. Tata massa kawasan Agrowisat Kopi di Kledung Kabupaten
Temanggung
5.3.6. Analisa Material Bangunan
Analisa material bangunan bertujuan untuk mendapatkan penggunaan
elemen material yang sesuai dengan kebutuhan dalam perancangan Agrowisata
Kopi di Kledung Kabupaten Temanggung berdasarkan prinsip arsitektur
ekologis. Analisa material bangunan ini dilakukan dengan beberapa
pertimbangan yang sesuai kebutuhan masing – masing massa bangunan dan
mengacu pada prinsip arsitektur ekologi, pertimbangan tersebut yaitu :

Pemilihan material yang sesuai dengan potensi daerah setempat sehingga
menghemat energi dalam proses pengangkutan, mudah diterapkan,
seimbang dengan iklim setempat dan sesuai dengan tingkat keahlian
tukang-tukang setempat.

Pemilihan material yang dapat dibudidayakan kembali (regenerative),
digunakan kembali (reuse), dan mengalami perubahan sederhana.

Pamilihan material yang sesuai dengan kebutuhan masing – masing massa
bangunan.
commit to user
130
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka elemen material yang akan
digunakan dalam perancangan Agrowisata Kopi di Kledung Kabupaten
Temanggung, yaitu :

Bambu
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di
batangnya. Bambu adalah tanaman dengan laju pertumbuhan sekitar 3–
10 cm (1.2–3.9 in) per hari, sehingga bambu merupakan tanaman yang
mudah dibudidayakan kembali (regenerative).
Di Kabupaten Temanggung terdapat banyak potensi tanaman bambu,
dimana jenis yang paling banyak ditemui adalah jenis bambu petung, dan
bambu wulung. Potensi tanaman bambu ini sudah dimanfaatkan oleh
masyarakat Temanggung sebagai bahan konstruksi (tiang penyangga
bangunan/rangka atap), kerajinan, dan anyaman keranjang.
Gambar V – 33. Tanaman bambu yang terdapat di Kecamatan Kandangan, Temanggung
Sumber : Video Spedagi Bamboo Bike di akses dari
https:/youtube.com/watch?v=wRTjZN76NwE
Gambar V – 34. Penerapan bambu sebagai kontruksi pada bangunan untuk istirahat di
sekitar perkebunan Kecamatan Kledung
Sumber :Dokumentasi Penulis, 2015
commit to user
131
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V – 35. Penerapan bambu sebagai bahan anyaman keranjang di Kecamatan
Kandangan, Temanggung Kecamatan Kledung
Sumber : Video Spedagi Bamboo Bike diakses dari
https:/youtube.com/watch?v=BFQ9khK6rjl dan
https:/youtube.com/watch?v=wRTjZN76Nwe

Kayu jati
Kayu jati merupakan salah satu jenis kayu yang tersedia di Kabupaen
Temanggung. Kayu ini merupakan kayu yang memiliki karakterisitik serat
dan tekstur yang indah. Selain itu kayu ini termasuk dalam kayu dengan
kelas awet I, II, dan kelas kuat I,II, serta terbukti tahan terhadap jamur,
rayap, dan serangga. Karakteristik tersebut membuat kayu ini menjadi
pilihan utama masyarakat sebagai material bangunan terutama material
struktur utama.

Batu bata
Kabupaten Temanggung memiliki deposit tanah liat yang cukup tersedia
sebagai bahan baku utama batu bata dan genteng, sehingga banyak
masyarakat yang mendirikan industri – industri pembuatan batu bata dan
genteng tanah liat. Batu bata yang diproduksi meliputi batu bata biasa dan
batu bata ekspose.
Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah
merahan. Pemanfaatan batu bata sebagai bahan penutup dinding merupakan
suatu pemanfaatan yang ekologis karena batu bata merupakan material
yang mudah disederhanakan, mampu menyerap panas matahari dan
meredam suara hujan dengan baik(sesuai dengan iklim setempat), dan
mudah untuk ditemukan.
commit to user
132
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V – 36. Industri pembuatan batu bata masyarakat di kabupaten Temanggung
Sumber : https://temanggungcity.wordpress.com/ dan http://www.bmtkarisma.com/ceritaperajin-genteng-medono-kebumen-pringsurat/

Batu kali
Kledung merupakan daerah yang berada di lereng gunung, sehingga batu
kali merupakan sumber daya alam yang banyak tersedia di daerah ini.
Masyarakat sekitar sejak dahulu sudah memanfaatkan batu kali ini untuk
membuat jalan trasah,pondasi untuk menahan tanah (talut), dan dinding
bangunan.
Pemanfaatan batu kali sebagai jalan trasah merupakan suatu pemanfaatan
material yang ekologis karena di antara celah – celah batu yang ditata
terdapat banyak tanah yang mampu meyerap air, dan jika terjadi kerusakan
tidak membutuhkan material baru karena cukup dibongkar dan ditata
kembali. Sedangkan sebagai pondasi untuk menahan tanah batu gunung
merupakan sebuah teknologi lokal yang telah diterapkan sejak lama oleh
masyarakat, sehingga sudah teruji kekuatan dan ketahanannya.
Gambar V – 37. Pemanfaatan batu kali sebagai jalan trasah di Kecamatan Kledung
Sumber :Dokumentasi Penulis, 2015
Gambar V – 38. Pemanfaatan batu kali sebagai pondasi untuk menahan tanah yang
berkontur di Kecamatan Kledung, dan sebagai dinding bangunan
commit to user
Sumber :Dokumentasi Penulis, 2015
133
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
Batang dan ranting kopi
Perkebunan kopi menghasilkan limbah batang dan ranting kopi. Limbah
batang kopi dihasilkan dari peremajaan tanaman kopi yang sudah tua
berumur diatas 15 tahun. Sedangkan ranting kopi dihasilkan dari
pemotongan rutin cabang kopi. Selama ini ranting kopi hanya dimanfaatkan
oleh masyarakat sekitar sebagai bahan kayu bakar dan untuk batang kopi
hasil peremajaan beberapa kalangan sudah memanfaatkannya sebagai
meubel perabot rumah tangga. Kecamatan Kledung memiliki banyak
perkebunan Kopi, sehingga banyak menghasilkan batang dan ranting kopi
yang dapat dimanfaatkan.
Gambar V – 39. Pemanfaatan batang kopi sebagai meubel perabot rumah tangga dan
ranting kopi sebagai kayu bakar
Sumber : http://lintasgayo.co/wp-content/uploads/2015/09/fr.jpg dan
http://www.cendananews.com/2015/11/kayu-bakar-masih-diminati-masyarakat.html

Polycarbonate
Polycarbonate adalah suatu kelompok polimer termoplastik, mudah
dibentuk dengan menggunakan panas. Salah satu bentuk tersebut adalah
atap yang dapat dimanfaatkan sebagai atap kanopi, carpot, dan green house.

Paranet
Paranet merupakan atap yang tebuat dari jaring berwana hitam yang
berfungsi sebagai penghalang cahaya matahari, paranet ini biasanya
dimanfaatkan dalam sebagai pernaungan tempat penyemaian atau
pembibitan tanaman

Lantai tegel
Lantai tegel merupakan lantai yang terbuat dari campuran bahan semen dan
pasir beton. Lantai tegel tidak memerlukan bahan khusus untuk
pemasangannya, dapat memberikan kesan sejuk pada ruangan, dan
memiliki pori – pori sehingga
tidaktomudah
commit
user pecah jika terkena panas.
134
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Perancangan massa bangunan dalam kawasan Agrowisata Kopi di Kledung
ini akan menerapkan beberapa elemen bangunan yang telah dijelaskan
sebelumnya. Penerpan ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan masing – masing
massa bangunan serta mengacu pada prinsip arsitektur ekologis.

Bahan material penutup atap
 Sirap bambu terbuat dari bilah bambu dengan panjang sesuai ruas
bambu yang digunakan. Atap sirap ini akan diterapkan pada massa
bangunan penerima, seminar, café, cottage, restoran, mini pabrik, dan
kantor
pengelola.
Pemilihan
material
ini
dikarenakan
bambu
merupakan material yang sesuai dengan potensi, dan iklim setempat.
Selain itu atap ini dapat dipasang pada atap dengan sudut yang hampir
mendekati vertikal, karena beberapa massa bangunan memiliki
kemiringan atap yang hampir mendekati vertikal.
Gambar V – 40. Atap sirap bambu
Sumber:https://books.google.co.id/books?id=L8c4eO0VHeMC&pg=PA91&lpg=PA9
1&dq=atap+sirap+bambu&source=bl&ots=1c0cVyeXs0&sig=S07rdIN2onX5gbbpxh
w_d7HD5l8&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
Gambar V – 41. Pengaplikasian atap sirap bambu pada bangunan
Sumber : https://www.facebook.com/KomunitasCintaBambu/
commit to user
135
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
 Polycarbonate sebagai material penutup atap pada massa bangunan
pengeringan biji kopi. Pemilihan material ini dikarenakan bahan ini
mampu menyerap panas dan menciptakan temperatur udara yang cukup
tinggi pada malam hari.
Gambar V – 42. Atap polycarbonate
Sumber: https://www.pinterest.com/pin/374221050264339877/
 Paranet sebagai material penutup atap pada bangunan penyemaian dan
pembibitan tanaman kopi sehingga dapat mengontrol jumlah intensitas
cahaya matahari yang dibutuhkan oleh tanaman.
Gambar V – 43. Atap paranet
Sumber : http://www.paranet99.com/

Bahan material dinding
Bahan material dinding akan menerapkan kombinasi batu kali dan batu bata
ekspose yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Kedua bahan
material ini merupakan salah satu potensi lokal sehingga mampu
menonjolkan karakteristik daerah sekitar. Kombinasi material ini akan
diterapkan pada seluruh massa bangunan dalam kawasan Agrowisata Kopi.
Gambar V – 44. Penerapan kombinas batu alam dan batu bata sebagai elemen dinding
Sumber
: Dokumentasi
commit
to user Penulis, 2015
136
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
Bahan material penutup lantai
Bahan material penutup lantai pada massa bangunan dalam kawasan
Agrowisata Kopi ini akan menerapkan lantai tegel yang dapat memberikan
kesan sejuk pada ruangan, dan memiliki pori – pori sehingga tidak mudah
pecah jika terkena panas. Selain itu penerapan lantai tegel ini nantinya akan
dikombinasikan dengan lantai dari kayu yang merupakan potensi daerah
setempat.
Gambar V – 45. Lantai tegel dan lantai kayu
Sumber : http://ruangtamu.net/wp-content/uploads/2015/11/Lantai-tegel-kuno-belumdipoles.jpg dan http://hargaparket.com/category/harga-lantai-kayu/

Bahan material estetika.
Bahan material estetika merupakan bahan material yang memanfaatkan
limbah kopi seperti batang dan ranting kopi sebagai elemen eksterior dan
interior untuk menonjolkan karakter Agrowisata Kopi.
Gambar V – 46. Ranting dan batang pohon sebagai elemen estetika pada eksterior
dan interior
Sumber : https://www.pinterest.com/
commit to user
137
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5.4. ANALISA SIRKULASI DAN TATA LANSEKAP
5.4.1. Analisa Sirkulasi
Analisa sirkulasi bertujuan untuk mendapatkan pola/sistem sirkulasi dalam
site yang diperuntukkan bagi pejalan kaki maupun kendaraan bermotor.
5.4.1.a. Sirkulasi Kendaraan
Analisa sirkulasi kendaraan bertujuan untuk menentukan area parkir
dan sistem parkir pada Agrowisata Kopi dengan mempertimbangkan
kondisi eksisting site yang berkontur, dan hasil dari analisa pencapaian.
Area parkir pada Agrowisata kopi akan diletakkan di bagian utara dan
selatan site sesuai dengan hasil analisa pencapaian, dimana main entrance
berada di bagian utara site dan side entrance berada di bagian selatan site.
Tabel V – 10. Tabel pola penataan parkir
Pola Penataan Parkir
Parkir paralel
Keterangan
 Sirkulasi keluar masuk sulit
 Daya tampung kendaraan sedikit
Parkir sudut 300
 Efisien diterapkan di area parkir
 Sirkulasi keluar- masuk parkir mudah
 Daerah intensif
Parkir sudut 450




Parkir sudut 600
 Efisien diterapkan di area parkir
 Sirkulasi keluar- masuk cukup baik
 Sering digunakan pada wilayah dengan tempat
parkir sempit
Parkir sudut 900
 Arah balik yang kuat dari kendaraan yang
penting
 Digunakan pada keadaan tempat yang sangat
sempit dibanding dengan tempat parkir
Efisien diterapkan di area parkir
Sirkulasi keluar- masuk baik
Daerah dan tempat parkir relatif sempit
Jenis yang umum digunakan
Sumber : Neufert, Ernst. Data Arsitek Edisi 33 Jilid 2, 2002
commit to user
138
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan pola penataan parkir di atas dengan mempertimbangkan
kondisi eksisting site yang berkontur maka pola penataan parkir yang akan
diterapkan adalah parkir sudut 900 yang saling berhadapan dan 450. Pola
penataan parkir ini dipilih untuk memudahkan pengguna kendaraan dalam
memarkirkan kendaraannya dan menghemat tempat parkir yang nantinya
secara tidak langsung dapat mengurangi cut and fill.
5.4.1.b. Sirkulasi pejalan kaki
Analisa sirkulasi manusia bertujuan untuk menentukan sistem sirkulasi
bagi
pejalan
kaki
dalam
kawasan
Agrowisata
Kopi
dengan
mempertimbangkan hasil analisa tata massa dan kebutuhan masing –
masing pengguna (pejalan kaki).
Tabel V – 11. Tabel Alternatif Sistem Sirkulasi
Tipe Sistem Sirkulasi
Sistem Linear
Keterangan
Jalur lurus yang dapat menjadi elemen
pengatur utama bagi serangkaian
ruang.
Sistem Radial
Jalur – jalur linear yang memanjang
dari atau berakhir di sebuah titik pusat
bersama.
Sistem Spiral
Jalur tunggal yang menerus berawal
dari sebuah titik pusat, bergerak,
melingkar, dan semakin lama semakin
jauh darinya.
Dua jalur sejajar yang berpotongan
pada interval – interval regular dan
menciptakan area ruang berbentuk
bujur sangkar atau persegi panjang.
Sistem Grid
Sistem Jaringan
Jalur – jalur yang menghubungkan
titik – titik yang terbentuk di dalam
ruang
Sumber : Francis D.K. Ching. Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan, 1996
commit to user
139
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan sistem pola sirkulasi di atas dengan mempertimbangkan
pola tata massa yang menyebar dalam site maka sistem sirkulasi yang akan
diterapkan adalah sistem jaringan. Dimana sirkulasi sistem jaringan dapat
menguhubungkan masing – masing massa yang menyebar dengan
fleksibel, santai, dan tidak kaku. Dalam pola sirkulasi ini nantinya akan
terdapat tangga dan ramp untuk menghubungkan kontur yang berbeda.
Gambar V – 47. Tangga dan ramp yang terdapat di Kampung Gajah Bandung
Sumber :Dokumentasi Penulis, 2015
5.4.2. Analisa Tata Lansekap
Analisa tata lansekap bertujuan untuk mendapatkan tata lansekap yang
terdiri dari elemen lunak (softscape), elemen keras (hardscape), dan street
furniture yang sesuai dengan kebutuhan dalam perancangan Agrowisata Kopi
di Kledung Kabupaten Temanggung berdasarkan prinsip arsitektur ekologis.
Analisa
ini
dilakukan
berdasarkan
beberapa
pertimbangan
yang
keseluruhannya mengacu pada prinsip arsitektur ekologi, pertimbangan
tersebut yaitu:

Mempertahankan kondisi lahan yang berkontur

Keberadaan sungai kecil yang melalui site

Potensi vegetasi yang ada di dalam dan sekitar site

View di luar dan dalam site
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka didapatkan hasil tata lansekap
yang terdiri dari elemen lunak (softscape),elemen keras (hardscape), dan street
furniture yang akan diterapkan, yaitu :

Memanfaatkan potensi vegetasi yang ada dalam site terutama pohon kopi,
commit baru
to user
cemara, dan menambah vegetasi
yang terdapat di sekitar site, yang
140
perpustakaan.uns.ac.id
ditata
berdasarkan
digilib.uns.ac.id
fungsinya
untuk
tanaman
hias,
groundcover,
mengarahkan angin (penghawaan alami), dan barier dari panas matahari.
Potensi Pohon
cemara di kiri
dan kanan sungai
yang dapat
dimanfaatkan
Potensi
Tanaman Kopi
yang dapat
dimanfaatkan
Gambar V – 48. Potensi tanaman kopi dan pohon cemara dalam site yang akan
dimanfaatkan secara maksimal
Sumber :Analisa Penulis, 2015
Gambar V – 49. Potensi tanaman hias yang terdapat di sekitar site
Sumber :Dokumentasi Penulis, 2015

Memperbaiki kondisi sungai kecil yang masih banyak terdapat sampah dan
menata daerah resapan di sekitarnya, sehingga pada saat musim hujan air
dapat mengalir dengan lancar.
Gambar V – 50. Kondisi sungai kecil yang melalui site yang membutuhkan perbaikan
Sumber :Dokumentasi Penulis, 2015
commit to user
141
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
Menggunakan material batu kali yang disusun sebagai perkerasan sirkulasi
di dalam site.
Gambar V – 51. Perkerasan sirkulasi batu kali
Sumber : https://www.pinterest.com/

Menggunakan material kayu sebagai signage (petunjuk arah), tempat
duduk, lampu, dan tempat sampah
Gambar V – 52. Elemen street furniture berupa bangku, lampu taman, dan signage
Sumber : https://www.pinterest.com/
5.5. ANALISA STRUKTUR
Analisa struktur bertujuan untuk mendapatkan sistem struktur stabil yang akan
diterapkan pada bangunan di kawasan Agrowisata Kopi. Sistem struktur ini dibagi
menjadi tiga sistem utama, yaitu sub structure, super structure, dan upper
structure.
Agrowisata kopi yang direncanakan merupakan kawasan agrowisata yang
commit to
user bangunan yang direncanakan
menerapkan prinsip arsitektur ekologis,
sehingga
142
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
harus peka terhadap kondisi site yang berkontur. Kondisi site tersebut
membutuhkan adanya solusi untuk menghindari terjadinya cut and fill yang
berlebihan. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah struktur rumah
panggung. Penerapan struktur rumah panggung selain dapat menghindari
terjadinya cut and fill yang berlebihan juga dapat memaksimalkan penyerapan air
ke dalam tanah yang nantinya bermanfaat terhadap keberlangsungan kawasan
Kledung sebagai kawasan yang memberikan perlindungan di bawahnya (sebagai
daerah resapan air) dan kawasan lindung geologi. Struktur rumah panggung ini
akan diterapkan pada beberapa massa bangunan di kawasan Agrowisata Kopi.
Gambar V – 53. Bangunan dengan struktru rumah panggung
Sumber : https://www.pinterest.com/pin/313563192779392815/ dan http://1.bp.blogspot.com/GZU2_l64Utw/U13nPHFqcRI/AAAAAAAAAU0/WpzzNwjOYzo/s1600/1.jpg
Berdasarkan prinsip arsitektur ekologis yang telah dijelaskan, pemilihan
ketiga sistem struktur ini akan dilakukan dengan beberapa pertimbangan, yaitu :

Kesesuaian dengan daya dukung tanah pada lahan site yang berkontur

Kesesuaian dengan hasil analisa pengolahan bentuk bangunan dan ketinggian
bangunan yang direncanakan

Kesesuaian dengan potensi material setempat

Kesesuaian dengan struktur rumah panggung

Kemudahan pemasangan saat konstruksi
5.5.1. Sub structure
Sub structure merupakan bagian struktur yang berhubungan dengan tanah
secara langsung dan mempunyai sistem kerja meneruskan beban dari upper
structure ke dalam tanah.
commit to user
143
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel V – 12. Tabel jenis pondasi
Pondasi Dalam
Pondasi Setempat (titik)
Pondasi Menerus
 Merupakan
pondasi  Merupakan pondasi yang  Pondasi
yang
dipasang di bawah kolom dipasang di bawah
yang
memiliki
utama memiliki kedalaman seluruh
panjang
kedalaman lebih dari 6
1,5 – 4 m
dinding
bangunan
meter dari permukaan
 Jenis pondasi ini antara lain pada kondisi tanah
tana asli
baik
dan
pondasi setempat beton, yang
 Jenis pondasi ini antara
pondasi foot plat, pondasi memiliki kedalaman
lain : pondasi tiang
setempat kayu, pondasi antara 0.8 – 1.2
pancang, pondasi sumur
dari
setempat batu kali, pondasi meter
bor.
setempat batu gunung, dan permukaan tanah asli
 Biasanya
digunakan
pondasi sumuran
 Jenis pondasi ini
pada bangunan high  Biasanya digunakan pada antara lain pondasi
rise
bangunan bertingkat antara 2 batu kali, pondasi
batu
bata,
dan
hingga 4 lantai
pondasi beton
Sumber : Kuliah RSBG 3,2013
Bangunan yang direncanakan pada kawasan Agrowisata Kopi merupakan
bangunan massa jamak dengan ketinggian maksimal 2 lantai dan terletak di
kondisi tanah keras yang dangkal. Berdasarkan kondisi tersebut, dari ketiga
jenis pondasi yang telah dijelaskan sebelumnya maka pondasi yang sesuai
adalah pondasi setempat. Selain sesuai, penggunaan pondasi tersebut juga
dapat memperkecil pengaruh terhadap lingkungan karena tidak perlu menggali
tanah terlalu dalam untuk pemasangannya.
Pada lahan yang berkontur penerapan pondasi setempat sangat tepat karena
jika terjadi goncangan dan pergerakkan tanah maka pondasi tersebut akan
bergerak mandiri tanpa mempengaruhi pondasi yang lain, sehingga tidak
mengakibatkan patahan pada struktur pondasi.
Selain menerapkan pondasi setempat, pada kawasan Agrowisata Kopi yang
akan direncanakan juga akan menerapkan tembok penahan tanah(talut) yang
dibuat dari bahan batu kali untuk menstabilkan kondisi tanah pada daerah yang
berkontur sebagai perlindungan terhadap tanah longsor.
5.5.2. Super structure
Supper structure merupakan struktur yang terletak di atas sub structure
yang terdiri dari balok, kolom, dan dinding.
commit to user
144
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel V – 13. Tabel Jenis Super Structure
Struktur Rangka
 Memadukan
antara
kolom (unsur vertikal),
dan
balok
(unsur
horizontal)
 Mudah
pelaksanaanya
dan dapat diterapkan pada
berbagai jenis bangunan
 Dapat
dikombinasikan
dengan struktur yang lain
Shear Wall System
Core Wall
 Memiliki keterbatasan  Berfungsi sebagai inti
tinggi bangunan
bangunan
 Mudah
dalam  Memiliki
kekakuan
pelaksanaan
dan
dalam menahan angin
relatif lebih ekonomis
dan
gaya
yang
diakibatkan oleh gempa
 Dapat dikembangkan
menjadi core wall
 Pelaksanaan yang relatif
lebih lama
Sumber : Kuliah RSBG 3,2013
Bangunan yang direncanakan berada di daerah tropis sehingga diutamakan
penggunaan bahan bangunan dan konstruksi yang ringan dan terbuka untuk
memaksimalkan
pemanfaatan
pencahayaan,
penghawaan
alami,
dan
mendukung struktur rumah panggung yang akan diterapkan pada beberapa
massa bangunan. Berdasarkan kondisi tersebut struktur rangka dengan balok
dan kolom merupakan struktur yang tepat untuk diterapkan. Struktur tersebut
memiliki karakterisik cukup ringan, fleksibel dalam pembagian ruang,
pembuatan bukaan, dan mampu menahan gema serta getaran. Struktur rangka
yang akan digunakan adalah struktru rangka kayu jati, dan beton. Sedangkan
material elemen dinding yang akan digunakan adalah material batu bata, dan
batu kali yang merupakan potensi daerah setempat.
5.5.3. Upper structure
Upper structure merupakan struktur paling atas dari suatu bangunan.
Terdapat beberapa alternatif struktur atap yang dapat diterapkan pada
bangunan, yaitu:

Struktur rangka baja

Struktur beton bertulang

Struktur rangka kayu/bambu
Beberapa
massa
bangunan
di
dalam
kawasan Agrowisata
Kopi
membutuhkan bentang yang cukup luas untuk mewadahi aktivitas dan
menerapkan struktur rumah panggung oleh karena itu dibutuhkan struktur atap
yang kuat dan ringan. Salah satu
struktur
atap yang kuat dan ringan yang dapat
commit
to user
145
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diterapkan pada bangunan di kawasan Agrowisata Kopi adalah struktur rangka
atap dari material beton dan kayu. Penerapan struktur atap yang ringan juga
mendukung struktur rumah panggung yang akan diterapkan pada beberapa
massa bangunan.
Sedangkan untuk material penutup atap yang akan digunakan merupakan
material penutup atap yang ringan, sesuai dengan kondisi iklim setempat,
potensi setempat, dan sesuai dengan fungsi masing – masing bangunan.
5.6. ANALISA UTILITAS
5.6.1. Analisa Sistem Jaringan Air Bersih
Analisa sistem jaringan air bersih merupakan analisa yang dilakukan untuk
mendapatkan sistem pengadaan air bersih pada kawasan dan massa bangunan
di Agrowisata Kopi Kledung. Analisa ini dilakukan berdasarkan pertimbangan
ketersediaan air bersih dalam kawasan.
Lokasi site terpilih berada di kawasan yang belum dijangkau oleh PDAM
sehingga masyarakat sekitar masih menggunakan sumur pompa untuk
mendapatkan air bersih. Berdasarkan kondisi tersebut maka pengadaan air
bersih pada kawasan dan massa bangunan di Agrowisata Kopi akan
menggunakan sumur pompa kemudian ditampung ke dalam bak tampung air
yang di letakkan di daerah barat site yang memiliki kontur tertinggi dalam site,
sehingga pendistribusian air akan menggunakan sistem gravitasi (mengalir dari
tempat tinggi ke tempat rendah). Dari bak tampung tersebut air akan
didistribusikan ke kawasan langsung.
SUMUR
POMPA
BAK
PENAMPUNGAN
Distribusi
Gambar V – 54. Skema sistem Jaringan Air Bersih
5.6.2. Analisa Sistem Jaringan Air Kotor dan Drainase Air Hujan
Analisa sistem jaringan air kotor dan drainase air hujan merupakan analisa
yang dilakukan untuk mendapatkan sistem pembuangan, pengelolaan air kotor,
dan drainase air hujan dalam kawasan Agrowisata Kopi Kledung. Analisa ini
commit to user
dilakukan dengan dengan pertimbangan
terjaganya sumber air di dalam tanah
146
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan sistem pengelolaan yang tidak mengganggu kesehatan, lingkungan,
penciuman, dan visual.
5.6.2.a. Analisa sistem jaringan air kotor

Air kotor berupa kotoran metabolisme dari setiap bangunan lavatory
yang terdapat dalam kawasan, dan lavatory yang terdapat dalam setiap
bangunan cottage. Air kotor ini akan dialirkan keluar bangunan
melalui pipa- pipa menuju ke bak air kotor yang terdapat dalam setiap
zona. Kemudian dari bak tersebut air kotor akan dialirkan menuju bak
control, bak lemak, dan septictank yang kemudian dialirkan menuju
sumur resapan yang teradapat di daerah timur site (kontur terendah
dalam site). Di sekitar site tidak terdapat riol kota sehingga semua
pembuangan akhir disalurkan ke peresapan. Jika suatu saat septictank
penuh, dapat disediakan mobil tinja.

Air kotor (grey water) berupa pembuangan air bekas mandi dan cuci
akan dialirkan ke sistem pengolahan air limbah melalui pipa saluran
pembuangan. Selanjutnya air tersebut disalurkan ke kolam yang berisi
tanaman perumpung, pandan air, pakis air, dan kangkung. Di bawah
kolam tersebut masih ada lapisan ijuk, dan kerikil pasir sebagai
penjernih alami. Selanjutnya air serapan yang telah bersih akan
ditampung dalam sebuah kolam berisi ikan sebagai indikator jernih
dan sehatnya air. Setelah itu air dapat digunakan untuk menyiram
tanaman,flushing toilet, dan air untuk hydrant.
GREY
WATER
KOLAM
PENGOLAHAN
POMPA
Distribusi
Gambar V – 55. Skema sistem jaringan air kotor (grey water)
5.6.2.b. Drainase air hujan
Drainase air hujan merupakan pengelolaan air hujan dari atap setiap
bangunan dan site dalam kawasan Agrowisata Kopi. Pengelolaan drainase
air hujan dari atap setiap bangunan akan disalurkan melalui talang untuk
commit to
user
diserapkan ke tanah. Sedangkan
pengelolaan
drainase air hujan dari site
147
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diresapkan ke tanah melalui lahan yang tidak tertutup bangunan, dan
diresapkan ke tanah melalui lubang – lubang biopori yang terdapat di
sekitar site agar sumber air di dalam tanah tetap terjaga.
AIR HUJAN
DARI SITE
RUANG
TERBUKA HIJAU
LUBANG
BIOPORI
Gambar V – 56. Skema sistem drainase air hujan
5.6.3. Analisa Limbah Kopi
Analisa limbah kopi merupakan analisa limbah yang dihasilkan dari proses
pengolahan kopi berupa limbah cair dan limbah padat (kulit buah kopi dan
kulit kering kopi). Analisa ini dilakukan dengan dengan pertimbangan
pemanfaaatan kembali limbah kopi untuk mengurangi pencemaran lingkungan
sekitar.

Limbah cair yang mengandung tingkat keasaman tinggi berupa air bekas
pencucian dan fermentasi kopi akan disalurkan dari bak pencucian dan
fermentasi ke bak pengolahan biogas. Selanjutnya gas hasil pengolahan ini
akan didistribusikan sebagai alternatif pengganti bahan bakar dalam
kawasan Agrowisata Kopi.
BAK PENCUCIAN
& FERMENTASI
BAK PENGOLAHAN
BIOGAS
Distribusi
Gambar V – 57. Skema sistem pengolahan limbah cair kopi

Limbah kulit buah kopi akan ditampung pada penampungan sementara
yang diletakkan di dekat massa bangunan pengolahan kopi. Kemudian
limbah ini akan dimanfaatkan sebagai bahan baku amelioran tanah alami
yang berfungsi untuk meningkatkan daya dukung tanah yang nantinya
bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman kopi. Amelioran ini dibuat dari kulit
kopi segar (90% b/b) yang telah dicampur dengan 10% (b/b) bubuk bahan
mineral berupa 50% zeolit dan 50% fosfat alam, diproses dengan cara
commitpasta.
to user
penghalusan sampai membentuk
148
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
Limbah kulit kopi kering akan ditampung pada penampungan sementara
yang berbeda dengan penampungan sementara limbah kulit buah yang
diletakkan di dekat massa bangunan pengolahan kopi. Limbah ini nantinya
dapat diolah sebagai pengganti briket batu bara.
5.6.4. Analisa Sistem Jaringan Listrik
Analisa sistem jaringan listrik merupakan analisa yang dilakukan untuk
memperoleh sistem jaringan listrik yang digunakan di kawasan Agrowisata
Kopi Kledung. Analisa ini dilakukan berdasarkan pertimbangan keamanan bagi
pengguna dan lingkungan sekitar.
Sumber jaringan listrik utama dalam kawasan Agrowisata Kopi Kledung
adalah jaringan listrik yang berasal dari PLN yang didukung oleh genset.
Apabila terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik dari PLN, maka akan
diganti dengan menggunakan sistem standby emergency power (SEB) dari
genset. Selain itu diterapkan pula solar lamp sebagai alternatif penerangan di
malam hari dalam kawasan.
5.6.4.a. Instalasi untuk penerangan
Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh jaringan
penerangan, yaitu :

Penerangan bangunan menggunakan listrik yang didistribusikan dari
PLN/Genset.

Penerangan kawasan yang merupakan penerangan menggunakan solar
lamp yang mampu menangkap energi matahari dan menyimpan energi
tersebut dalam baterai kemudian menggunakan nya sebagi penerangan
di malam hari.
5.6.4.b. Instalasi untuk power
Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat - alat elektronik,
pompa, dan sebagainya.
commit to user
149
perpustakaan.uns.ac.id
GENSET
digilib.uns.ac.id
PLN
METERAN
PANEL
TRAFO
CONVERTER
BATERAI
SEKRING
Distribusi
Gambar V – 58. Mekanisme panel listrik dari sumber PLN
5.6.5. Analisa Sistem Pembuangan Sampah
Analisa sistem pembuangan sampah merupakan analisa yang dilakukan
untuk memperoleh sistem pembuangan sampah yang efektif pada bangunan
dan kawasan Agrowisata Kopi sehingga tidak mencemari lingkungan.

Tempat pembuangan sampah dibedakan menjadi sampah organik dan
anorganik yang akan diletakkan dalam setiap massa bangunan dan jalur
sirkulasi. Setiap hari sampah – sampah tersebut akan diangkut dengan truk
sampah menuju TPA untuk sampah anorganik sedangkan sampah organik
akan diolah menjadi kompos yang berguna untuk pemupukan perkebunan
kopi.
SAMPAH
ORGANIK
SAMPAH
ANORGANIK
TEMPAT SAMPAH
ORGANIK
TEMPAT SAMPAH
ANORGANIK
PENGOLAHAN
KOMPOS
TRUK
SAMPAH
TPA
Gambar V – 59. Skema sistem pengolahan sampah

Sampah dedaunan yang berasal dari tanaman di kawasan Agrowisata Kopi
akan dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam lubang biopori yang tersebar
dalam kawasan yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai kompos untuk
menyuburkan tanaman.
5.6.6. Analisa Sistem Jaringan Kebakaran
Analisa sistem jaringan kebakaran merupakan analisa yang dilakukan untuk
memperoleh sistem penanggulangan dari bahaya kebakaran pada bangunan
dalam kawasan Agrowisata Kopi Kledung. Analisa ini dilakukan berdasarkan
commit to user
150
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertimbangan keamanan pengguna, kemudahan penggunaan alat, dan
kecepatan evakuasi.
Terdapat tiga sistem penanggulangan kebakaran yang dapat digunakan
dalam bangunan, yaitu:

Penanggulangan kebakaran dengan pendeteksian menggunakan smoke/heat
detector yang terhubung dengan fire alarm junction box. Di setiap detector
dilengkapi sensor untuk mengetahui adanya bahaya kebakaran, sehingga
ketika smoke/heat detector mendeteksi adanya asap dan panas akan secara
otomatis membunyikan alarm dan mengaktifkan sprinkler.

Penanggulangan kebakaran dengan cara pemadaman dengan menempatkan
alat pemadaman kebakaran seperti APAR (Alat Pemadaman Api Ringan),
hydrant indoor, dan hydrant outdoor yang diletakkan di tempat yang
strategis.

Penanggulangan kebakaran dengan cara evakuasi pengguna bangunan saat
terjadi kebakaran melalui jalur – jalur evakuasi yang jelas.
Berdasarkan pertimbangan dan dari tiga sistem penanggulangan maka
terdapat dua sistem penanggulangan yang akan diterapkan dalam Agrowisata
Kopi, yaitu:

Penanggulangan kebakaran dengan cara pemadaman dengan menempatkan
APAR ditempat yang strategis (mudah dilihat dan dijangkau) pada setiap
massa bangunan terutama pada bangunan pengolahan kopi yang memiliki
resiko kebakaran tinggi. Selain itu juga akan ditempatkan hydrant indoor
dan hydrant outdoor.

Penanggulangan kebakaran dengan cara merencanakan jalur-jalur evakuasi
yang jelas.
5.6.7. Analisa Sistem Keamanan
Analisa sistem keamanan merupakan analisa yang dilakukan untuk
mendapatkan sistem keamanan dalam kawasan Agrowisata Kopi. Terdapat
beberapa sistem keamanan yang dapat diterapkan, yaitu :
commit to user
151
perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id
CCTV (Closed Circuit Television)
CCTV merupakan alat yang dapat digunakan untuk memonitor keadaan
dan kegiatan dalam suatu kawasan/bangunan. CCTV dapat bekerja selama
24 jam atau sesuai kebutuhan dan dapat menanyangkan ulang setiap
gambar pada posisi waktu yang diinginkan.Peralatan untuk CCTV berupa
kamera, monitor televisi, kabel coaxial, timelaps video recorder, dan ruang
kontrol yang dilengkapi monitor-monitor yang diletakkan pada tempat yang
tersembunyi dan tidak mudah diketahui. Terdapat tiga jenis kamera CCTV
yang dapat diterapkan pada bangunan/kawasan, yaitu:
 Kamera CCTV berdasarkan jenis output berupa kamera CCTV analog
yang mengirimkan continous streaming video melalui kabel coaxial
dan kamera CCTV digital yang mengirimkan discrete streaming video
melalui kabel UTP. Kamera CCTV Digital umumnya dilengkapi
dengan IP Address. Dengan adanya IP, kamera bisa dapat langsung di
akses melalui jaringan LAN/WAN tanpa harus menggunakan
tambahan converter.
 Kamera CCTV berdasarkan lokasi penempatan berupa indoor camera
yang ditempatkan di dalam bangunan, umunya berupa Dome (Ceiling)
Camera, Standard Box Camera, dan outdoor camera yang ditempatkan
di luar bangunan dan memiliki casing yang dapat melindungi kamera
terhadap hujan, debu, maupun temperatur yang extreme. Umumnya
berupa Bullets camera yang telah dilengkapi dengan Infra Red Led
(Infra Red Kamera).
 Kamera CCTV berdasarkan mekanisme kontrol berupa Motorized
Camera CCTV yang dilengkapi dengan motor untuk menggerakan
sudut pandang ataupun fokus secara remote, dan Fixed Camera CCTV
yang sudut pandang dan fokusnya harus di atur secara manual pada
saat instalasi.
commit to user
152
Download