Uploaded by riyanti33

PERPADUAN BEBERAPA MODEL PEMBELAJARAN

advertisement
PERPADUAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (ELEARNING), CONTEKSTUAL TEACHING & LEARNING (CTL), DAN PROBLEM
BASED LEARNING(PBL),
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Model & Strategi Pembelajaran
Dosen Pengampu:
Prof. Drs. Ahmad Suriansyah, M. Pd, Ph. D/ Amberansyah, M.Pd.
Disusun Oleh:
WINDA AYU RIANTI
1710125120072
(6F PGSD)
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada
kami hingga dapat menyelesaikan
penyusunan makalah
yang berjudul
“Perpaduan Antara Model Pembelajaran Berbasis Web (e-learning), Contextual
Teaching & Learning, dan Pembelajaran Berbasis Masalah”
Saya juga berterima kasih kepada Prof. Drs. Ahmad Suriansyah, M. Pd, Ph.
D/ Amberansyah, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah, sudah memberikan
tugas ini kepada kami.
Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat
bantuan dari berbagai pihak untuk memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang terlibat.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan serta
pengetahuan tentang perpaduan berbagai macam model pembelajaran seperti
model pembelajaran berbasis web (e-learning), contextual teaching & learning
(CTL) dan pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL)
menjadi perbaduan model pembelajaran yang akan membantu guru dalam
mengajar.
Terlepas dari semua itu kami menyadari ada banyak kekurangan dalam
makalah ini baik itu dari segi kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu,kami
menerima dengan tangan terbuka semua saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki segala kekurangan makalah ini.
Banjarmasin, Mei 2020
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C.
Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2
D.
Manfaat Penulisan ................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
A.
Pengertian Model Pembelajaran............................................................................ 4
1.
Model Pembelajaran Berbasis Web (e-learning) .............................................. 4
2.
Model Contekstual Teaching & Learning (CTL)............................................... 5
3.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL).. 6
B.
Langkah-langkah Model Pembelajaran................................................................. 7
1.
Model Pembelajaran Berbasis Web (e-learning) .............................................. 7
2.
Model Contextual Teaching Learning (CTL) .................................................... 8
3.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL).. 9
C.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran ................................................. 9
1.
Model Pembelajaran Berbasis Web (e-learning) .............................................. 9
2.
Model Contekstual Teaching Learning (CTL)................................................. 10
3.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL) 11
ii
D.
Langkah-langkah Perpaduan Ketiga Model Pembelajaran ................................. 12
E.
Kelebihan dan Kekurangan Perpaduan Ketiga Model Pembelajaran ................. 13
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 15
A.
Kesimpulan.......................................................................................................... 15
B.
Saran .................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan kunci yang sangat penting dalam usaha keberhasilan
suatu Pendidikan. Sedangkan Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting
bagi kehidupan manusia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tercapainya kualitas Pendidikan yang baik dapat dipengaruhi oleh kualitas
pembelajaran yang dilakukan siswa. Sebuah pembelajaran yang baik d apat
dilihat dari aktivitas belajar peserta didik dalam mengikuti sebuah
pembelajaran.
Perubahan cara pandang terhadap peserta didik sebagai objek menjadi
subjek dalam proses pembelajaran manjadi titik tolak banyak ditemukannya
pendekatan
pembelajaran
yang
inovatif.
Melalui
penerapan
model
pembelajaran yang menarik dan bervariasi akan menimbulkan minat dan
motivasi peserta didik dalam belajar. Seperti yang sudah kita ketahui
kebanyakan dalam proses pembelajaran guru memegang peran yang dominan
dan cenderung kegiatan belajar hanya berpusat pada guru saja.
Namun demikian, dilihat dari situasi yang terjadi saat ini, tentunya
pembelajaran yang berpusat hanya pada guru saja dan kegiatan belajar yang
selalu di kelas tidak dapat di terapkan dikarenakan pengaruh dari pandemi virus
corona yang terjadi di Indonesia. Kegiatan belajar di rumah yang di canangkan
oleh pemerintah guna memutus penyebaran virus Covid -19 di seluruh negeri
membuat kita sebagai guru harus lebih kreatif lagi dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran jarak jauh.
Selain itu, Berbagai macam model pembelajaran dapat digunakan dalam
mengelola sebuah kegiatan pengajaran dapat menjadi solusi bagi guru, tentunya
sekarang terdapat banyak macam jenis model yang di kembangkan oleh para
ahli untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Berdasarkan latar belakang dari permasalah tersebut, kali ini penyusun
akan mencoba memberikan variasi pada penggunaan mod el pembelajaran yang
1
cocok dalam situasi belajar peserta didik saat ini. Yaitu dengan memadukan
model pembelajaran berbasis web (e-learning), contekstual teaching & learning
(CTL), dan Pembelajaran Berbasis masalah atau Problem Based Learning
(PBL). Tentunya di harapkan dalam perpaduan ketiga model tersebut dapat
membantu guru dalam menerapkan pembelajaran yang menarik dan dapat
digunakan dalam situsi yang terjadi saat ini, agar Pendidikan Indonesia tetap
berjalan dengan semestinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model pembelajaran berbasis web (e-learning), contekstual
teaching & learning (CTL), dan model Problem Based Learning (PBL)?
2. Bagaimana Langkah-langkah dari setiap model pembelajaran berbasis web
(e-learning), contekstual teaching & learning (CTL), dan model Problem
Based Learning (PBL)?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan setiap model pembelajaran?
4. Bagaimana Langkah-langkah perpaduan antara ketiga model
pembelajaran?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan yang ada pada perpaduan ketiga model
pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran berbasis web (elearning), contekstual teaching & learning (CTL), dan model Problem
Based Learning (PBL).
2. Untuk mengatahui Langkah-langkah dari setiap model pembelajaran
berbasis web (e-learning), contekstual teaching & learning (CTL), dan
model Problem Based Learning (PBL).
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap model pembelajaran.
4. Untuk mengetahui Langkah-langkah dari perpaduan antara ketiga model
pembelajaran.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada perpaduan
ketiga model.
2
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan penulisan makalah, maka diharapkan makalah ini
mempunyai manfaat dalam Pendidikan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang cara
menghubungkan
atau menggabungkan
tiga model dalam sebuah
pembelajaran.
2. Bagi pendidik dan calon pendidik
Dapat menambah pengetahuan dan sumangan pemikiran tentang
bagaimana menyampaikan pembelajaran yang menarik dan bervariasi
dengan menggabungkan beberapa model pembelajaran.
3. Bagi peserta didik
Peserta didik sebagai subjek dalam penulisan makalah ini, diharapkan dapat
memperoleh dan merasakan kegiatan pembelajar yang aktif dan menyenangkan
melalui penggabungan beberapa model pembelajaran, serta dapat tertarik dalam
seluruh kegiatan belajar-mengajar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Berbasis Web (e-learning)
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era
globalisasi saat ini tidak dapat dihindarkan lagi pengaruhnya terhadap dunia
pendidikan. Selain itu perkembangan teknologi informasi juga mendorong
berbagai Lembaga Pendidikan memanfaatkan system e-learning untuk
meningkatkan efektivitas dan fleksibelitas pembelajaran.
Pembelajaran berbasis web yang popular dengan sebutan Web Based
Education (WBE) atau dapat disebut juga dengan e-learning dapat
didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia pembelajaran
untuk sebuah proses Pendidikan. Secara sederhana pembelajaran berbasis
web dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran yang dilakukan dengan
memanfaatkan tekonologi internet.
Pembelajaran elektronik (e-Learning) merupakan pembelajaran
yang memanfaatkan jaringan Internet sebagai metode penyampaian,
Interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar
lainnya. Seiring kemajuan teknologi dan perubahan tren serta gaya hidup
manusia yang cenderung bergerak secara dinamis (mobile), kebutuhan akan
proses belajar jarak jauh atau yang biasa disebut dengan tele-edukasi
semakin meningkat pula.
Internet mempermudah para pemakainya untuk mendapatkan
informasi-informasi di dunia cyber, Lembaga milik pemerintah dan institusi
Pendidikan. Berikut adalah hal-hal yang dapat difasilitasi oleh adanya
internet, yaitu Discovery (penemuan), meliputi browsing dan pencarian
informasi-informasi
tertentu; Communication
(komunikasi),
internet
menyediakan jaringan komunikasi yang cepat dan murah mulai daripesanpesan yang berupa bulletin sampai dengan pertukaran komunikasi yang
bersifat kompleks antar atau inter organisasi. 3) Collaboration (kolaborasi),
4
seiring
dengan semakin meningkatnya komunikasi dan kolaborasi
antarmedia elektronik, baik itu antar individu maupun antar kelompok.
Karena internet merupakan sumber informasi utama dan pengetahuan
bagi peserta didik, menurut Nurdyansyah dan Fahyuni (2016:140) melalui
teknologi kita dapat melakukan beberapa ha, diantaranya yaitu:
1) Penelusuran dan pencarian bahan Pustaka.
2) Membangun program Artficial Intelligence (kecerdasan buatan) untuk
memodelkan sebuah rencana pembelajaran.
3) Memberi kemudahan untuk mengakses apa yang disebut dengan virtual
classroom ataupun virtual university.
Google Classroom sebagai aplikasi belajar berbasis e-learning
Google classroom merupakan sebuah aplikasi pembelajaran yang
dikeluarkan oleh google untuk kegiatan pembelajaran berbasis daring.
Penggunaan aplikasi google classroom akan memudahkan guru dalam
mengelola sebuah pembelajaran dan menyampaikan informasi secara akurat
dan tepat kepada peserta didik dimana saja dan kapan saja.
2. Model Contekstual Teaching & Learning (CTL)
Model pembelajaran kontekstual (contekstual teaching and learning)
merupakan proses pembelajaran yang holistic dan bertujuan membantu
siswa untuk memahami makna materi ajar dan mengaitkannya dengan
konteks kehidupan mereka sehari-hari.
Adapun pengertian CTL menurut Elaine B. Johnson dalam Rusman
(2011) mengatahan bahwa pembelajaran kontekstual adalah sebuah system
yang merangsang otak untuk Menyusun pola-pola yang mewujudkan makna
dan menghubungkan muatan akademis dengan konteks kehidupan seharihari peserta didik. Sedangkan Warsiti (2011) menyatakan model
pembelajaran
CTL
menerapkan
prinsip
belajar
bermakna
yang
mengutamakan proses belajar, sehingga siswa diberikan motivasi untuk
menemukan pengetahuan sendiri dan bukan hanya melalu transfer
pengetahuan dari guru.
5
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah usaha
untuk membuat peserta didik aktif dalam mengasah kemampuan diri mereka
dengan mengaitkan pengetahuan dengan dunia nyata atau kehidupan
mereka sehari-hari.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning
(PBL)
Pada saat ini, guru dituntut dapat memilih model pembelajaran yang
dapat membaca semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam
pengalaman belajarnya. Salah satu alternative model pembelajaran yang
memungkinkan mampu mengembangkan keterampilan berpikir peserta
didik (penalaran, komunikasi, dan koneksi) dalam memecahkan masalah
adalah dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM).
Pendidikan pada abad ke-21 berhubungan dengan permasalahan baru
yang ada di dunia nyata. Model PBM berkaitan dengan penggunaan
intelegensi dari dalam diri individu yang berada dalam sebuah kelompok
orang, atau lingkungan untuk memecahkan masalah yang bermakna,
relevan,
dan kontekstual.
Pembelajaran
berbasis
masalah
adalah
seperangkat model mengajar yang menggunakan masalah sebagai focus
untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, materi dan
pengetahuan.
Menurut Paul Eggen & Don Kauchak (2012) pelajaran
dan
pembelajaran berbasis masalah memiliki tiga karakteristik, yaitu: Pertama,
Pelajaran berfokus pada pemecahan masalah. Kedua, tanggung jawab untuk
memecahkan masalah bertumpu pada peserta didik. Ketiga, guru
mendukung proses saat siswa mengerjakan masalah.
Jadi, Pembelajaran berbasis masalah merupakan pendekatan yang
efektif untuk pembelajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini
membantu peserta didik untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam
benaknya dan Menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia social
dan sekitarnya.
6
B. Langkah-langkah Model Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Berbasis Web (e-learning)
Menurut Rusman (2011) Terdapat dua Langkah yang harus dilakukan
dalam menggunaan model pembelajaran berbasis web yaitu;
a.
Menenetukan terlebih dahulu tipe pembelajaran yang akan disampaikan.
Analisis kebutuhan dilakukan pada Langkah ini, untuk menentukan ranah
mana yang akan di sentuh dalam proses pembelajaran ini, apakah
kognitif, psikomotorik atau afektif.
b. Dari pemilihan proses pembelajaran adalah memilih tipe pembelajaran
berbasis web yang paling tepat sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai. Untuk mulai memilih tipe pembelajaran berbasis web mana yang
paling tepat, pertama tentukan ranah pembelajaran yang palinh
mempresentasikan tujuan,yaitu kognitif, psikomotor, atau afektif.
Pada kegiatan pembelajaran berbasis web yang cocok pada anak sekolah
dasar adalah menggunakan aplikasi google classroom. Google Classroom
merupakan sebuah aplikasi yang di desain untuk tempat pengguna yaitu
pengajar, siswa, wali dan administrator. Selain itu google classroom dapat
digunakan untuk membuat dan mengelola kelas, tugas, nilai, serta
memberikan masukan secara langsung. Peserta didik dapat memantau materi
dan tugas kelas, dapat berbagi materi dan berinteraksi dalam kelas dan
men`girim tugas yang di berikan oleh guru.
Inovasi penggunaan model pembelajaran berbasis web pada aplikasi
google classroom membantu guru dan peserta didik dalam mengurangi
kegiatan aktivitas mereka di luar rumah guna memutus penyebaran COVID19.
Akses yang cepat bisa digunakan dimana saja dan kapanpun dengan
menginstal App google classroom lewat playstore Berikut Langkah-langkah
dalam mengaplikasikan google classroom sebagai model pembelajaran
berbasis web, diantaranya:
1) Buka website google kemudian masuk pada laman google classroom.
7
2) Pastikan Anda memiliki akun google Apps for Education. Kunjungi
classroom.google.com dan masuk. Pilih apakah Anda seorang gutu atau
siswa, lalu buat kelas atau gabung ke kelas.
3) Jika Anda administrator Google Apps, anda dapat menemukan informasi
lebih lajut tentang cara mengaaktifkan dan menonaktifkan layanan di
Akses ke Kelas.
4) Guru dapat menambahkan siswa secara langsung atau berbagi kode
dengan kelasnya untuk bergabung. Namun, yang perlu diperhatikan
sebelum menggunakan google classroom guru sudah memberitahukan
kepada siswa bahwa guru akan menerapkan pembelajaran berbasis
daring (online) dengan syarat setiap siswa harus memiliki email pribadi
dengan menggunakan nama lengkap pemiliknya. Pemberitahuan ini bisa
disampaikan sebelum sekolah di liburkan atau melalui Via WhatsApp.
5) Guru memberikan tugas mandiri atau melemparkan forum diskusi
melalui laman tugas atau laman diskusi pada google classroom
kemudian semua materi kelas disimpan secara otomatis pada folder di
google drive.
6) Selain memberikan tugas, guru juga dapat menyampaikan pengumuman
atau informasi terkait dengan mata pelajaran yang akan dipelajari oleh
siswa Ketika di rumah pada laman tersebut. Peserta didik dapat bertanya
dengan guru atupun kepada siswa lainnya dalam kelas tersebut berkaitan
dengan informasi yang di sampaikan oleh guru.
7) Peserta didik dapat melacak setiap tugas yang hamper mendekati batas
waktu
pengumpulan di laman tugas, dan mulai mengerjakannya cukup dengan
sekali klik.
8) Guru juga dapat melihat atau mengetahui dengan cepat siapa saja yang
belum menyelesaikan tugas, serta memberikan masukan dan nilai
langsung di kelas.
2. Model Contextual Teaching Learning (CTL)
Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan CTL, guru
harus membuat desain/skenario pembelajaran sebagai pedoman umum dan
sekaligus sebagai alat kontrol dalam pelaksanaannya. Pada intinya
8
pengembangan komponen CTL tersebut dalam pembelajaran dapat
dilakukan melalui Langkah-langkah berikut:
1) Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar
lebih bermakna, apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan
sendiri, dan mengkonstrusi pengetahuan dan keterampilan baru peserta
didik
2) Melaksanakan kegiatan inkuiri untuk semua topik yang diajarkan.
3) Mengembangkan sifat ingin tahu melalui pertanyaan-pertanyaan.
4) Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok
berdiskusi, tanya jawab, dan lain sebagainya.
5) Menghadirkan contoh pembelajaran melalui ilustrasi, model, bahkan
media yang sebenarnya.
6) Membiasakan anak melakukan refleksi setiap kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
7) Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang
sebenarnya pada setiap siswa.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning
(PBL)
Secara langkah-langkah Umum pembelajaran berbasis masalah ini adalah:
1) Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas (Pemaparan
Konsep dan Materi).
2) Merumuskan masalah.
3) Menganalisis masalah.
4) Menata gagasan secara sistematis.
5) Memformulasikan tujuan pembelajaran.
6) Mencari informasi tambahan dari sumberlain.
7) Mensintesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan
membuat laporan.
8) Mempresentasikan/memamerkan hasil laporan.
C. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
1. Model Pembelajaran Berbasis Web (e-learning)
Kelebihan pembelajaran berbasis web antara lain:
9
a) Memungkinkan setiap orang dimanapun, kapanpun, untuk mempelajari
apapun.
b) Pengguna e-learning dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan
sesuai Langkah yang diinginkannya karena bersifat individual.
c) Kemampuan untuk membuat atau berbagi tautan (link), sehingga
peserta didik maupun guru dapat mengakses informasi dari berbagai
sumber, baik di dalam maupun luar lingkungan belajar.
d) Sangat potensial sebagai sumber belajar bagi peserta didik yang tidak
memiliki cukup waktu untuk belajar.
e) Dapat mendorong peserta didik untuk lebih aktif dan mandiri di dalam
belajar.
f) Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan untuk
memperkaya materi yang dibutuhkan.
g) Isi dan materi pelajaran dapat di update dengan mudah.
Adapun kelemahan model pembelajaran berbasis web antara lain adalah
sebagai berikut:
a) Keberhasilan pembelajaran berbasis web bergantung pada kemandirian
dan motivasi belajar peserta didik.
b) Akses untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan web
seringkali menjadi masalah bagi peserta didik.
c) Siswa akan merasa bosan dan jenuh jika mereka tidak bisa mengakses
informasi, karena tidak terdapatnya peralatan yang mendukung.
d) Diperlukan panduan bagi siswa dalam penggunaan web dan mencari
informasi yang relevan.
e) Dengan menggunakan pembelajaran berbasis web, siswa terkadang
merasa terisolasi, terutama jika terdapat keterbatasan dalam fasilitas.
2. Model Contekstual Teaching Learning (CTL)
Kelebihan pembelajaran CTL adalah:
a) Pemahaman siswa terhadap konsep materi pelajaran sebagai konsep
yang mereka temukan sendiri oleh siswa yang diterapkan dan dipelajari
dikehidupan sehari-hari.
10
b) Pembelajaran lebih bermakna dan rill, artinya siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalamab belajar di sekolah dengan
kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi akan berfungsi secara
fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat
dalam memori siswa, sehingga tidak mudah dilupakan.
c) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan
konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran
konstruktivisme, dimana seorang siswa diharapkan belajar melalui
“mengalami” bukan “menghapal”.
Adapun kelemahan dari Contextual Teaching and Learning yaitu:
a) Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam CTL, guru tidak
lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola
kelas dalam menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru bagi
siswa. Kemampuan belajar siswa akan dipengaruhi oleh tingkat
perkembangan dan keluasaan pengalaman yang dimilikinya.
b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar menyadari dan
dengan sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk
belajar. Namun, dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian
dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran
sesuai dengan apa yang diterapkan.
3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning
(PBL)
Berikut beberapa kelebihan yang didapatkan dalam menerapkan model
PBL adalah sebagai berikut:
a) Pemecahan masalah sangatlah efektif digunakan untuk memahami isi
pelajaran.
b) Pemecahahan masalah akan mendobrak dan menantang kemampuan
siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru
bagi siswa.
c) Pemecahan masalah menjadikan aktivitas pembelajaran siswa lebih
meningkat.
11
d) Pemecahan masalah dapat membantu siswa mengetahui bagaimana
menstransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam
kehidupan nyata.
e) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan.
f) Siswa menjadi lebih peka terhadap permasalahan yang terjadi di
lingkungan sekitarnya.
Selain memiliki kelebihan, model PBL juga memiliki beberapa kekurangan,
yaitu:
a) Kesulitan memecahkan persoalan membuat siswa tidak memiliki minat
atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah tersebut bisa
dipecahkan.
b) Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan persiapan agar model
pembelajaran ini cukup lama.
c) Jika tidak diberikan pemahaman dan alasan yang tepat kenapa meraka
harus berupaya untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari,
maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
D. Langkah-langkah Perpaduan Ketiga Model Pembelajaran
1. Dalam menggunakan google classroom juga dapat di akses oleh orang tua
siswa, jadi siswa tidak diharuskan memiliki posel sendiri karena dapat
melalui HP orang tua atau orang terdekat.
2. Buka website google kemudian masuk pada laman google classroom.
3. Guru memberikan tugas mandiri atau melemparkan forum diskusi melalui
laman tugas atau laman diskusi pada google classroom kemudian semua
materi kelas disimpan secara otomatis pada folder di google drive.
4. Guru mengirimkan link yang bisa saja berisi tentang sebuah masalah yang
harus dipelajari siswa pada Aplikasi google classroom.
5. Guru menyajikan tugas untuk memahami permasalahan yang harus
dikaji/diselesaikan oleh siswa berdasarkan (link) yang dikirimkan.
12
6. Guru memberikan kesempatan kepada Siswa untuk meninjau masalah yang
diberikan secara kritis dari berbagai sudut pandang mereka.
7. Guru memberikan kesempatan untuk siswa bertanya mengenai tugas yang
diberikan atau hal yang belum mereka pahami pada ruang chat kelas pada
google classroom.
8. Penyelesaian masalah dapat diperoleh melalui mengamati keadaan sekitar
atau situasi yang terjadi saat ini.
9. Siswa diajak untuk memahami masalah yang diberikan guru kepada mereka
lalu menghubungkan dengan pengalaman mereka ataupun kehidupan nyata.
10. Setelah mengumpulkan berbagai jawaban ataupun informasi yang didapat
dari melihat keadaan sekitar siswa, mereka dapat membuat sebuah
kesimpulan tentang materi/masalah yang mereka bahas.
11. Kemudian siswa di ajak berdiskusi dalam ruang obrolan yang ada pada
google classroom mengenai pendapat mereka mengenai masalah yang di
sajikan.
12. Siswa dapat menyajikan hasil yang mereka temukan dari mengkaji
permasalah tersebut.atau menggambarkan hasil temuan mereka atau
pemahaman mereka terhadap masalah yang mereka kaji.
13. Siswa dapat menampilkan jawaban mereka (dapat berupa video, bentuk
word, atau catatan)
14. Pengumpulan tugas dapat di sesuaikan dengan tingkat kesulitan tugas yang
guru berikan, artinya guru dapat mengatur jadwal pengumpulan tugas pada
google classroom.
15. Penilaian
dapat
langsung
diberikan
kepada
siswa
yang
sudah
mengumpulkan tugas mereka dan juga dapat memberi masukan mengenai
tugas yang mereka kumpulkan di google classroom.
16. Pemberian masukan dapat secara pribadi ataupun untuk banyak pengguna.
E. Kelebihan dan Kekurangan Perpaduan Ketiga Model Pembelajaran
Kelebihan dari perpaduan ketiga model pembeljaran ini adalah sebagai berikut:
1. Memudahkan para guru dan siswa dalam mengejar pembelajaran yang
tertinggal akibat sekolah di liburkan, sangat potensial sebagai sumber
belajar bagi peserta didik yang tidak memiliki cukup waktu untuk belajar.
13
2. Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan untuk
memperkaya materi yang dibutuhkan dan pemecahan masalah merupakan
Teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
3. Melalui pemecahan masalah dan menghubungkan pembelajaran pada
kehidupan nyata dapat memperlihatkan kepada siswa bahawa setiap mata
pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus
dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru saja.
Sedangkan perpaduan dari ketiga model ini juga memiliki beberapa kekurangan
yaitu diantaranya:
1. Akses untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan web seringkali
menjadi masalah bagi peserta didik. Misalnya ada masalah pada koneksi
atau tidak memiliki perangkat yang mendukung.
2. Siswa yang cenderung pasif akan kesulitan dalam mengikuti pembelajaran
karena tidak tahu cara dalam memecahkan masalah yang diberikan.
3. Karena pembelajaran yang dilakukan berbasis web, guru tidak dapat
mengawasi siswa secara langsung dalam belajar dan cenderung akan
memakan waktu lama karena bisa saja perhatian mereka teralihkan oleh hal
yang lain Ketika menggunakan handpone.
4. Kebanyakan siswa menganggap bahwa belajar di rumah adalah liburan bagi
mereka, artinya mereka berpikir tidak perlu mengerjakan tugas yang
diberikan.
5. Untuk daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh internet dan siswa yang
kurang mampu mungkin metode pembelajaran ini tidak akan cocok
dilaksanakan oleh guru.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perpaduan model pembelajaran berbasis web (e-learning), Pembelajaran
Kontekstual (Contextual Teaching and Lerning) dan Pembelajaran berbasis
masalah (Problem Based Learning) merupakan pendekatan yang efektif untuk
pembelajaran proses berpikir tingkat tinggi dan memudahkan guru dan siswa
dalam melakukan kegiatan belajar mengajar dimana saja dan dalam situasi
apapun (contohnya pada masa pandemic saat ini).
Pembelajaran ini membantu peserta didik untuk memproses informasi yang
sudah jadi dalam benaknya dan Menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang
dunia sosial dan sekitarnya. Konsep belajar ketiga model ini membantu guru
mengaitkan antara materi yang akan diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong
siswa untuk
berpikir kritis dalam menghubungkan
pengetahuann yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka
sehari-hari serta membantu siswa dalam memanfaatkan teknologi informasi
dengan baik.
B. Saran
Dalam menggunakan ketiga model pembelajaran ini, sebaiknya guru
benar-benar memahami karakteristik dan keadaan setiap siswa agar tidak ada
siswa yang merasa di tinggalkan karena tidak dapat mengikuti pembelajaran.
Selain itu, pembelajaran ini akan membantu guru dalam mengelola kelas
jarak jauh dan melatih siswa untuk berpikir kritis serta dapat memberikan
mereka pembelajaran yang bermakna karena dengan mengamati langsung.
Penyusun juga mengharapkan guru dapat dengan bijak menggunakan
perpaduan ketiga model ini dalam kegiatan pembelajaran agar materi
tersampaikan dengan baik dan tujuan pembelajaran berjalan dengan semestinya.
15
DAFTAR PUSTAKA
REFERENCES
Daryanto. (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya.
Eggen, P., & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks.
Hamruni. (2012). Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.
Nurdyansyah, & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran Sesuai
Kurikulum 2013. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.
Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran. Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Rusmansyah. (2010). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Trianto. (2012). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Prenata Media Group.
Warsiti. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) Upaya
meningkatkan Kualitas Pembelajaran Konsep Dasar IPA 1 pada Mahasiswa
Program S1 PGSD Kampus Kebumen FKIP. Begawan Jurna Pendidikan, 02.
Wijayanti, & Sugiman. (2013). Keefektifan Pendekatan CTL dan Problem Solving
dari prestasi belajar matematika dan religius siswa. Jurnal Pendidikan
Matematika, 213-223. Dipetik Mei 3, 2020, dari
http://dx.doi.org/10.21831/pg.v8i2.8951
16
Download