Pedoman Kerja Program 1.Rumah penduduk dengan bangunan permanen 10% semipermanen 80% 10% tidak permanen. 2. Cakupan air bersih 40% dan jakupan jamban 30%. 3. Jumlah sumur sebanyak 405 termasuk MCK. 4. Jumlah Puskesmas pembantu 2 buah dengan Posyandu sebanyak 6 buah. 5. Kepesertaan BPJS sebesar 80% dari semua KK yang ada. 6. Penyakit terbanyak di Puskesmas no 1 adalah ISPA sebagaimana Puskesmas yang lain dan no 2 adalah Penyakit Kulit dan infeksi jaringan bawah kulit sedang di Puskesmas lain umumnya berada di nomer 5 atau 6. 7.Penduduk menganggap penyakit kulit adalah penyakit yang sudah biasa dari sejak dulu. 8. Kebiasaan penduduk mandi kalau habis melaut saja bagi laki laki sedang perempuan umumnya mandi sekali sesudah membereskan ikan. Kesehatan BAB I Lingkungan Ditulis olehmamakreatif Mei 2, 2018 Tulis komentarpada Pedoman Kerja Program Kesehatan Lingkungan PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih di prioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan lingkungan Upaya Kesehatan lingkungan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan lingkungan pada obyek atau sasaran yang diawasi, agar terwujud kualitas lingkungan yang lebih sehat sehingga dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan/ atau bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan lingkungan dan masyarakat yang lebih baik. Penyehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan melalui upaya promotif, preventif, lingkungan kerja, angkutan umum, dan lingkungan lainnya. Terhadap subtansi yaitu air, udara, tanah, limbah padat, cair, gas, kebisingan/ getaran, pencahayaan, habitat vector penyakit, radiasi, kecelakaan, makanan/ minuman dan bahanbahan berbahaya. Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan faktor penentu utama derajat kesehatan masyarakat dalam suatu wilayah, melalui upaya pengawasan dampak kualitas lingkungan yang merupakan proses pengamatan, pencatatatan pengukuran, pendokumentasian secara verbal dan visual menurut prosedur standar tertentu terhadap satu atau beberapa komponen lingkungan dengan menggunakansatu atau beberapa parameter sebagai tolok ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal dan terkendali dalam satu siklus waktu tertentu, yang menekankan kegiatannya pada sumber, ambient ( lingkungan ), pemaparan, dan dampak pada manusia. TUJUAN o TUJUAN UMUM Tujuan dibuatnya pedoman upaya penyehatan lingkungan ini adalah sebagai acuan penanggung jawab upaya, pelaksana, serta puskesmas dalam melaksanakan kegiatan secara optimalsehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan Masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Glagah TUJUAN KHUSUS o Diketahuinya langkah-langkah persiapan perencanaan dalam meningkatan fungsi program Kesehatan Lingkungan o Terbentuknya kerjasama antara pengelola dan pelaksana program o Terciptanya pelaksana program yang baik SASARAN Adapun sasaran penyusunan pedoman ini adalah Rumah Sehat Sarana Air Bersih Sumber air Minum Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan ( TUPM ) Instansi yang dibina Kesehatan Lingkungannya RUANG LINGKUP Lingkup pedoman ini meliputi perencanaan program, pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi program, serta rencana tindak lanjut program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Glagah Pelaksanaan pedoman ini meliputi seluruh kegiatan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Glagah dan jaringannya baik kegiatan dalam gedung maupun luar gedung BATASAN OPERASIONAL o Upaya Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah upaya meningkatkan kualitas lingkungan dan pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan melalui upaya promotif, preventif, penyelidikan , pemantauan, terhadap tempat- tempat umum, lingkungan, permukiman, lingkungan kerja, angkutan umum, dan lingkungan lainnya. Terhadap subtansi yaitu air, udara, tanah, limbah padat, cair, gas, kebisingan/ getaran, TABEL 1 : PROSENTASE RUMAH SEHAT DEFINISI OPERASIONAL Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian d an sarana pembinaan keluarga. Rumah Rumah sehat Rumah yang dibina / diperiksa Jumlah rumah yang ada Jumlah rumah yang dibina/ diperiksa Jumlah Rumah yang Dibina yang Memenu hi Syarat Kesehatan Jumlah Rumah Sehat Catatan : : : : : : : : Rumah yang minimal memenuhi akses air minum, jamban seha t, lantai,ventilasi, dan pencahayaan (Permenkes nomor 829/ Menkes/SK/VlI/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumah an dan Permenkes Nomor 1077/PER/V/MKNkHS/20) tentang p edoman penyehatan udara dalam ruang rumah Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan,yang dibina unt uk menjadi rumah sehat melalui pernantauan dan evaluasi. Jumlah rumah yang ada di wilayah kerja puskesmas Jumlah yang tidak memenuhi syarat kesehatan pada tahun sebelumnya yang dibina pada tahun berjalan di wilayah kerja puskesmas. Jumlah rumah yang telah dilakukan pembinaan dan telah, me menuhi syarat kesehatan Jumlah rumah sehat tahun sebelumnya ditambah rumah sehat hasil pembinaan tahun berjalan Jumlah rumah sehat ≥ jumlah rumah yang ada jumlah rumah y ang dibina /diperiksa Jumlah rumah sehat = jumlah rumah yang ada – (jumlah ruma h yang dibina/diperiksa + jumlah rumah yang dibina yang me menuhi syarat kesehatan tahun berjalan) FORMULA Jumlah rumah yang dibina/diperiksa di suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu X 100 % Jumlah rumah yang ada di wilayah Persentase Rumah y ang dan pada kurun waktu yang sama : Dibina/Diperiksa Jumlah rumah sehat di suatu : Prosentase Rumah S ehat wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu x 100% Jumlah rumah yang ada di wilayah dan pada kurun waktu yang sama TABEL 2 : PERSENTASE KELUARGA MENURUT JENIS SARANA AIR BERSIH YANG DIGUNAKAN Salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik da Air Bersih n biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dala m melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk di aiitaran ya adalah sanitasi (mandi, cuci, dan lain-lain) Sumber Air Bersih Sungai, curah hujan, air permukaan dan air bawah tanah. Akih at ketiadaan air bersih : penyakit diare, kecacingan. dan lam-l ain. Air Kemasan Air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol dan kemasan gelas serta air minum isi ul ang. Air Ledeng Air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehata n sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi b erupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM ,PDAM. atau BPAM, baik dikelola pemerintah maupun swasta. SPT SGL Sumur Pompa Tangan Sumur . PAH Sumur Galian. Keluarga Menurut Je nis Sarana Air Bersih yang Digunakan Penampungan Air Hujan. Jumlah Sumber Air Bersih (SAB) yang memenuhi syarat kesehat an dibagi dengan SAB yang diperiksa periode/waktu tertentu. Catatan Jika 1 (satu KK mengakses lebih dari 1 (satu) sarana, dipilih 1 ( satu) sarana yang digunakan untuk aktifitas sehari-hari. Misalnya : 1 (satu) KK memiliki ledeng dan, SGL yang digunaka n sehari-hari adalah ledeng sedangkan SGL. digunakan sebagai cadangan bila ledeng tidak mengahr. maka KK tersebul dikateg orikan rnengakses ledeng. Jumlah KK yang ada adalah jumlah KK yang ada desa wilayah k erja Puskesmas Glagah. Jumlah KK yang diperiksa adalah jumlah KK. yang diperiksa tah un berjalan di vvilayah kerja Puskesmas. FORMULA Presentase Akses Air Bersih : a = Jumlah KK yang ada b = Jumlah KK diperiksa tahun berjalan c = Jumlah jenis sarana air bersih cl = Jumlah KK yang menggunakan Air kemasan untuk aktivitas sehari-hari. c2= Jumlah KK yang menggunakan Ledeng untuk aktivitas seha ri-hari. c3 = Jumlah KK yang menggunakan SPT untuk aktivitas seharihari. c4 = Jumlah KK yang menggunakan SGL untuk aktivitas seharihari. c5 = Jumlah KK yang menggunakan Mata Air untuk aktivitas se hari-hari. c6 = Jumlah KK yang menggunakan PAH untuk aktivitas seharihari. c7 = Jumlah KK yang menggunakan sarana lainnya yang tidak d isebutkan diatas untuk akitfitas sehari-hari. c = c1+ c2 + c3 + c4 -f- c5 – c6 + c7 Jumlah jenis sarana air bersih di suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu X 100 % Jumlah KK yang ada di wilayah dan pada kurun waktu yang sama TABEL 3: PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM YANG DIGUNAKAN Air Minum : Air Minum yang Berk Air untuk diminum, yaitu tidak berasa. tidak bervitamin. Tida k berbau, dan tidak mengandung logam berat (memenuhi syar atss Fisik, Kimia &Biologi) ualitas : : Air minum yang terlindung meliputi air ledeng (keran, keran u mum, hydrant umum, terminal air, penampungan air hujan (P AH) atau mata air dan sumur terlindung, sumur bor atau sumu r pompa. yang jaraknya minimal 10 m dari pembuangan kotor an, penampungan limbah dan pembuangan sampah. Tidak ler masuk air kemasan, air dari penjual keliling, air yang dijual m elalui tangki,air sumur dan mata air tidak terlindung : . : Air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu pcrusahaan dalam kemasan botol dan kemasan gelas serta air minun isi ul ang. Air Kemasan : Air Ledeng : Sumur Terlindung Keluarga dengan Su mber Air Minum Terl indung Keluarga dengan Su mber Air Bersih Catatan : Air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehata n sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM ,PDAM . atau BPAM, baik dikelola pemerintah maupun swasta Sumur yang lingkar mulutnya dilindungi oleh temhok paling se dikit 0,8 meter di atas tanah dan sedalam 3 meter di bawah t anah dan di sekitar mulut sumur ada lantai semen sejauh 1 m eter dan lingkar mulut sumur. Jumlah SAB yang memenuhi syarat kesehatan dibagi dengan S AB yang diperiksa periode/kurun waktu tertentu. Terdiri dari air kemasan, air isi ulang, leding, dan (sumur bor/ pompa. sumur terlindung, dan mata air terlindung dengan jar ak ke tempat penampungan akhir tinja). 1. Jika 1 (satu) KK mengakses lebih dari 1 (satu) jenis sarana a ir minum, dipilih 1 (satu) sarana air minum yang digunakan un tuk minum sehari-hari. Misalnya : 1 (satu) KK niemiliki ledeng dan SGL, yang digunakan sehari-hari untuk minum adalah lede ng sedangkan SGL digunakan scbagai cadangan bila ledeng tid ak mengalir. maka KK tersebut kita kategorikan mengakses le deng. 2. Jumlah KK diperiksa adalah jumlah KK diperiksa tahun sebe lumnya ditambah tahun berjalan di wilayah kerja Puskesmas. 3. Jumlah sumber air minum keluarga adalah jumlah sumber a irminum keluarga tahun sebelumnya ditambah jumlah sumber air minum keluarga tahun berjalan. 4. Jumlah sumber air minum yang berkualitas (layak) =(ledeng Meteran + ledeng Eceran + Pompa Sumur Terlindung + Mata Ai r Terlindung + Air Hujan). FORMULA a = Jumlah keluarga diperiksa sumber air minumnya b = Sumber air minum keluarga b1 = Air kemasan b2 = Air isi ulang b3 = Ledeng meteran b4 = Ledeng eceran b5 = Pompa b6 = Sumur terlindung Persentase Sumber Air Minum Keluarga Berkualitas b7 = Mata air terlindung : b8 = Air hujan b9 = Sumur tak terlindung b 10 = Mata air tak terlindung b 11 = Air sungai b 12 = Lain-lain c = Jumlah sumber air minum keluarga berkualitas b= bl + b2 + b3 + ……….. b12 c = b3+ b4 + b5 +b6+ b7 + b8 Jumlah sumber air minum keluarga berkualitas di suatu wilayah tertentu pada kurun waktu tertentu X 100 % Jumlah sumber air minum keluarga yang ada di wilayah dan pada kurun waktu yang sama TABEL 4: PERSENTASE KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR DEFINIS1 OPERASIONAL Tempat buang air besar yang konstruksinya memenuhi syaratsyarat kesehatan. antara lain berleher angsa dan menggunaka n tangki septik. Jamban Sehat Tempat Sampah Seh at Pengelolaan Air Lim bah Sehat : : : Tempat pembuangan air limbah keluarga yang konstruksmya memenuhi syarat-syarat kesehatan (ketentuan program). Air li mbah, air kotoran atau air bekas adalah air yang tidak hersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat membahayakan k ehidupan manusia atau hewan. : Jumlah KK yang ada di wilayah kerja Puskesmas. : Jumlah keluarga yang diperiksa pada tahun berjalan di wilaya h kerja Puskesmas. : Jumlah Keluarga Jumlah Keluarga yan g Diperiksa Jumlah Keluarga yan g Memiliki Tempat pembuangan sampah yang konstruksinya memenuhi sy arat-syarat kesehatan (tidak menimbulkan bau, tidak ada lalat dan tidak berserakan). ; Jumlah ( Jamban, sa mpah dan pengelola an limbah sehat ) Jumlah keluarga yang memiliki tahun sebeiumnya ditambah ju mlah keluarga memiliki tahun berjalan. Jumlah (Jamban, Sampah dan : Jumlah sehat tahun sebeiumn ya ditambah jumlah sehat Pengelolaan Air Limbah) Sehat tahu n berjalan. FORMULA a = Jumlah keluarga yang ada. b = Jumlah keluarga diperiksa. c = Jumlah keluarga yg memiliki jamban. c 1 = Jumlah jambah sehat tahun sebelumnya. c2 = Jumlah jambah sehat tahun berjalan. c3 = Jumiah jambah sehat. d = Jumlah keluarga yg memiliki tempat sampah. dl = Jumlah tempat sampah sehat tahun sebelumnya. d2 = Jumlah tempat sampah sehat tahun berjalan. d3 = Jumlah tempat sampah sehat Persentase Jamban Sehat Persentase Tempat S ampah Sehat Persentase Pengelol aan air limbah sehat e = Jumlah keluarga yg memiliki pengelolaan air limbah : el = Jumlah pengelolaan air limbah sehat tahun sebelumnya : e2 = Jumlah pengelolaan air limbah sehat tahun berjalan : e3 = Jumlah pengelolaan air limbah sehat c3 = cl +c2; d3 = dl +d2; e3 = el +e2. jumlah jamban sehat di suatu wilayah pada periode tertentu X 100 % Jumlah keluarga yang rnemiiiki jamban di wilayah dan pada periode yang sama Jumlah tempat sampah sehat di suatu wilayah pada periode tertentu X 100 % Jumlah keluarga yang memiliki tempat sampah di wilayah dan pada periode yang sama Jumlah pengelolaan air limbah sehat di suatu wilayah pada periode tertentu X 100 % Jumlah keluarga yang memiliki pengelolaan air limbah di wilayah pada periode yang sama. TABEL 5: PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT DEFINISI OPERASIONAL Suatu tempat di mana umum (semua orang) dapat masuk ke t empat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik s ecara insidentil maupun terus menerus. Tempat- Tempat Um um Tempat Pengolahan Makanan dan Minum an TUPM Jumlah TUPM yang a da Jumlah TUPM yang d iperiksa TUPM Perorangan atau badan usaha yang menyelenggarakan usah : : : tetap pembuatan dan pengolahan makanan dan minuman untu k dijual atau dipasarkan baik di tempat pengolahan tersebut ma upun : di tempat lain. : : Meliputi hotel,restoran/rumah makan, pasar dan TUPM lainny a. Jumlah TUPM yang ada di wilayah puskesmas. Jumlah TUPM yang diperiksa di wilayah puskesmas. TUPM yang memenuhi syarat kesehatan FORMULA Jumlah TUPM yang memenuhi syarat kesehatan suatu wilayah pada periode tertentu Persentase TUPM se hat : X 100% Jumlah TUPM yang ada di wilayah dan pada periode yang sama TABEL 6: PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA DEFINISI OPERASIONAL Air untuk diminum, yaitu tidak berasa. tidak bervitamin. Tida k berbau, dan tidak mengandung logam berat (memenuhi syar atss Fisik, Kimia &Biologi) Air Minum : Institusi yang Dibina Unit kerja yang dalam memberikan pelayanan/jasa potensial menimbulkan risiko/dampak kesehatan; mencakup RS, Puskes mas, Sekolah, Instalasi pengolahan air minum, perkantoran, in dustri rumah tangga, dan industri keci! seria tempal penampu ngan pengungsi : Intalasi pengolahan air Minum Sarana pelayanan ke sehatan : Instalasi yang telah melaksanakan pengawasan internal dan ek sternal (oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota) sesuai dengan Kepmenkes : : Perkantoran 907/SK/VII/2002 dengan jumlah sampel air yang diperiksa me menuhi persyaratan bakteriologis 95%. dan tidak ada paramet er kimia yang berdampak langsung terhadap kesehatan. : Sarana Pendidikan Sarana Pelayanan Kesehatan yang effluentnya memenuhi baku .mutu limbah cair, mengelola limbah padat dengan baik, terse dia air cukup kuantitas dan kualitas. higiene sanitasi makanan dan minuman, pengendalian vektor serta binatang penggangg u Perkantoran yang mempunyai sarana pengolahan limbah cair, limbah padat dengan baik. tersedia air cukup (kuantitas dan k ualitas). penerangan. ventilasi. pengendalian vektor dan binat ang pengganggu lainnya. Meliputi SD dan sederajat, SMP dan sederajat SMA dan sederaj at Perguruan tinggi. FORMULA Jumlah institusi yang dibina kesehatan lingkungannya di suatu wilayah pada periode tertentu Persentase Institusi dibina Kesehatan Lin gkungannya : X 100 % x 100% Jumlah institusi yang ada di wilayah dan pada periode yang sama pencahayaan, habitat vector, penyakit, radiasi, kecelakaan, makanan/ minuman, dan bahanbahan berbahaya. LANDASAN HUKUM o Peraturan Menteri Kesehatan no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas o Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan o Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota; o Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Tehnis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota; BAB II PENGORGANISASIAN JENIS KEGIATAN Jenis kegiatan Upaya Kesehatan Lingkungan yang dilaksanakan di Puskesmas Glagah adalah N o Upaya Jenis Kegiatan Tujuan A. Dalam Gedung : Tersedianya data program penyeh atan lingkungan dan terpetakann ya penyebaran h asil kegiatan pro gr 1. Pemetaan dan peman tauan sasaran program penyehatan lingkungan 2. Membuat laporan dan umpan balik terhadap li ntas sektor 3. Melakukan pelayanan konseling dibidang peny ehatan lingkungan mela lui program klinik sanita si 1 Pelayana n Kesehat an Lingku ngan 4. Melaksanakan pemicu an sekaligus melakukan pendampingan pasca pe micuan dalam rangka pr ogram Sanitasi Total Be rbasis Masyarakat ( STB M) 5. Melakukan penatalak sanaan manajemen KLB / bencana berbasis ling kungan tingkat Kecamat an B. Luar Gedung 1. Membantu mekanism e penyediaan air dan pe ngelolaan air bersih dan Tersusunnya pela poran dokumen penting lainnya s erta gambaran di daerah Perubahan perila ku masyarakat d an peningkatan a kses terhadap air minum dan sanit asi dasar oleh m asyarakat denga n terlaksananya sanitasi secara t otal Tersedianya air b ersih untuk masy arakat Termonitornya k ondisi hygiene sa nitasi sasaran ke giatan, keluarny a rekomendasi te knis, meningkatk Sasaran Pelaksana Kegiatan Wilker pusk esmas Glaga h Penanggun g jawab up aya Keseha tan Lingku ngan, Pela ksana upay a Kesehata n lingkung an Wilker pusk esmas Glaga h Pasien Yang menderita p enyakit ber basis lingku ngan Komunitas Masyarakat yang masih BAB Sembar angan Desa di Wilk er Puskesma s glagah TTU, TPM di Wilker Pusk esmas Glaga h Penanggun g jawab up aya Kesling Penanggun g Jawab U paya Kesli ng Surveilens Penanggun g jawab U paya Kesli ng Penanggun g Jawab U paya Kesli ng, PJ pro gram UKK PJ upaya K esling sanitasi lingkungan berb asis komunitas masyara ka 2. Melakukan inspeksi s anitasi terhadap Tempa t Pengelolaan Sementar a ( TPS ) sampah dan Te mpat Pengelolaan Akhir ( TPA ) sampah. peruma han, sarana air bersih, t empat – tempat umum, tempat pengelolaan ma kanan, tempat pengelol aan pestisida, sarana sa nitasi dasar, termasuk p embinan pekerja tempa t umum dan industry ke cil dalam mendukung ke sehatan, keselamatan k erja ( K3 ). 3. Melakukan koordinasi lintas program, lintas se ctor dan tingkat kecama tan 4. Melakukan strategi a daptasi sector kesehata n terhadap dampak per ubahan iklim 5. Melakukan pembinan dan monitoring terhada p Puskesmas dan jaring annya 6. Melakukan pembinaa n dalam upaya menurun kan risiko terjadinya an gka kesakitan akibat ko ndisi lingkungan dengan melakukan intervensi ya ng tepat antara lain den gan Pemberantasan Sar an kualitas sanit asi dan terciptan ya kewaspadaan dini. Terbentuk jejari ng dan kerjasam a antara sector t erkait dalam me nangani masalah kesehatan lingku ngan Terlaksananya fu ngsi Puskesmas P embantu, Polind es, dan ponkesde s sesuai dengan t upoksinya Mengurangi temp at perkembangbi akan binatang m enular penyakit/ Vektor ang Nyamuk ( PSN ). NO KEGIATAN 1 INDIKATOR DAN TARGET UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN o Indikator Kinerja TARGET CAPAIAN KESEN-JAN GAN (%) Angka (%) Angka (%) Pengawasan SAB 8809 85 % 7908 89,77 % 4,77 % 2 Sarana SAB yang me menuhi syarat 7908 67 % 6429 81,29 % 14,29 % 3 Jumlah KK yang mem ilikiaksesterhadap SA B 10.509 67 % 8809 83,82 % 16,82 % 4 Pembinaan TPM 139 95 % 95 69,78 % -25,22% 5 TPM yang memenuhi syarat 139 75 % 58 41,72 % -33,28% 6 Pembinaan sanitasi p erumahan & sanitasi dasar 8855 90 % 6634 74,91 % -15,09% 7 Jumlah rumah yang memenuhi syarat kes ehatan 8855 85 % 5966 67,37 % -17,63 % 8 Pembinaan sarana-sa rana TTU 81 90 % 81 100 % 10 % 9 TTU yang memenuhi syarat kesehatan 81 85 % 76 93,82 % 8,82 % 10 Klinik sanitasi 967 50 % 573 59,25 % 9,25 % 11 Jumlah klien yang su dah dapat intervensi /tindak lanjut 573 100 % 4 0,0069% -99,99 % 12 Jumlah KK yang mem 10.509 72 % 7395 70,36 % -1,64 % ilikiaksesterhadapja mban 13 Jumlah desa/keluarg a yang ODF 29 24 % 4 13,79 % -10,21 % 14 JumlahJamban 7395 80 % 6849 92,61% 12,61 % 15 Pelaksanaan kegiata n STBM di Puskesmas 29 47 % 7 24 % -23 % Sumber Data: Data hasil PKP tahun 2014 Puskesmas Glagah Indikator Mutu Indikator mutu upaya kesehatan lingkungan adalah : No. Kegiatan Target 1. Julah desa/ keluarga yang ODF 100 % KUALIFIKASI SDM Upaya Kesehatan Kesling dilaksanakan oleh penanggung jawab upaya Kesling serta pelaksana Upaya Kesehatan Penanggung jawab upaya dan Pelaksanan merupakan tenaga kesehatan yang memiliki persyaratan kompetensi sebagai berikut: No SDM Kompetensi ijazah 1 Penanggung Jawa b Upaya Kesehat D III kesehatan Lingkun gan Kompetensi tambahan No SDM Kompetensi ijazah Kompetensi tambahan an Lingkungan TUGAS DAN KEWENANGAN Penanggung jawab upaya Kesling bertanggung jawab bertugas untuk melaksanakan kegiatan pelayaan Upaya Kesling DISTRIBUSI KETENAGAAN Tenaga upaya Kesling di UPT Pukesmas Glagah sejumlah 1 orang Sanitarian. penanggung jawab Upaya Kesling : 1 orang Pelaksana Kesling di pustu, polindes dan ponkesdes Glagah : 1 orang Jatirenggo : 2 orang Konang : 1 orang Wonorejo : 1 orang Karang Turi : 2 orang Meluwur : 2 orang Wedoro : 1 orang Dukuh Tunggal : 1 orang Panggang : 2 orang Bapuh Bandung : 2 orang Bapuh Baru : 1 orang Karang Agung : 1 orang Duduk Lor : 1 orang Medang : 1 orang Sudangan : 1 orang Mendogo : 2 orang Kentong : 2 orang Wangen : 1 orang Tanggung Prigel : 1 orang Bangkok : 1 orang Mluntur : 1 orang Began : 1 orang Menganti : 2 orang Rayung Gumuk : 1 orang Gempol Pendowo : 2 orang Soko : 1 orang Morocalan : 2 orang Pasi : 1 orang Margoanyar : 1 orang PENGATURAN JADWAL KEGIATAN Jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian disosialisasikan melalui pertemuan lokakarya mini Puskesmas, lokakarya mini lintas sektor, media komunikasi dan distribusi langsung kepada sasaran program. BAB III STANDAR FASILITAS DENAH RUANGAN KESLING Ruangan petugas Upaya Penyehatan Lingkungan Pintu E T A L A S E BED Akupressure Meja Kesling lemari kaca STANDAR FASILITAS Standart fasilitas peralatan klinik sanitasi : No Standar fasilitas Jumlah Kondisi Rii l Kesenjangan 1. Meteran 1 – Belum ada alat 2. Komparator untuk mengukur kadar khlor ( chlormeter ) 1 – Belum ada alat 3. Pengukur cahaya ( luxmeter ) 1 – Belum ada alat 4. Pengukur kelembaban ( higromete r) 1 – Belum ada alat 5. Pipet tetes 3 – Belum ada alat 6. Digital termometer 1 – Belum ada alat 7. Tabung pengukur kekeruhan 1 – Belum ada alat 8. Boks pendingin, tahan dingin 7 har i ( cool box ) 1 – Belum ada alat 9. Botol smaple air bermulut lebar 3 – Belum ada alat 10. Botol sample air berpemberat 3 – Belum ada alat 11. Lampu spiritus isi 120 cc 1 – Belum ada alat 12. Lampu senter 1 – Belum ada alat 13 Pengukur kebisingan ( sound level meter ) 1 – Belum ada alat 14. Water tes kit 1 – Belum ada alat 15. Pengukur PH ( digital PH meter ) 1 – Belum ada alat 16. Dirigen ( wadah sampel ) 1 – Belum ada alat 17. Geolistrik ( alat pemeriksa permuk aan air tanah ) 3 – Belum ada alat 18. Digital chlorin tes kit 3 – Belum ada alat 19. Set cetakan jamban 1 – Belum ada alat 20. APD untuk petugas pengelola limb ah ( sarung tangan panjang ) Sesuai keb utuhan – Belum ada alat 21. Trolly khusus untuk sampah umum – Belum ada alat 22. Perlengkapan pengambil sample m akanan terdiri : 1 – Belum ada alat a. Sabun desinfeksi 1 – Belum ada alat b. Termos es 1 – Belum ada alat c. Tas pembawa sample/ tas lapan gan 1 – Belum ada alat d. Sendok tahan karat 1 – Belum ada alat e. Sarung tangan steril 1 – Belum ada alat f. Kantong plastik steril 1 – Belum ada alat g. Pisau pemotong yang steril 1 – Belum ada alat h. Flysweep net ( fly grill ) 1 – Belum ada alat jumlah 22 jenis BAB IV TATA LAKSANA KEGIATAN UPAYA KESLING Tata Laksana Kegiatan Upaya kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut: PERENCANAAN Perencanaan pelayanan Upaya kesling dibuat oleh penanggung jawab upaya kesling pada awal tahun dengan tahap sebagai berikut: Pengumpulan data dan identifikasi masalah Penanggung jawab upaya kesling mengumpulkan data yang diperlukan untuk perencanaan meliputi data capaian tahun sebelumnya, hasil umpan balik dari masyarakat melalui masukan dari Forum Masyarakat Peduli Puskesmas ( FMPP), pertemuan lintas sektor, keluhan atau pengaduan dari masyarakat baik dari sms maupun kotak saran. Analisis masalah Setelah diidentifikasi dan ditemukan masalah maka kemudian dilakukan analisis oleh penanggung jawab dan pelaksanaan upaya kesling tentang permasalahan, prioritas masalah, penyebab dan pemecahan masalah. Analisis masalah menggunakan diagram tulang ikan . Pemilihan pemecahan masalah menggunakan metode USG.. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Penanggung jawab upaya kemudian menyusun RUK berdasarkan pemecahan masalah untuk tahun berikutnya (H+1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Penanggung jawab upaya keslingmenyusun RPK untuk tahun berjalan (H) berdasarkan alokasi dana yang telah disetujui untuk puskesmas dengan memperhatikan RUK yang telah disusun tahun sebelumnya. Penyusunan RPK dilaksanakan secara bersama-sama melalui pertemuan koordinasi lintas program di Puskesmas PELAKSANAN Berdasarkan RPK yang telah tersusun, penanggung jawab upaya kesling melaksanakan kegiatan melalui tahapan: Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) Penanggung jawab upaya kesling membuat KAK untuk setiap kegiatan yang tercantum dalam RPK ,masing-masing program Penyusunan jadwal kegiatan dan kesepakatan jadwal kegiatan Penanggung jawab upaya kesling menyusun jadwal kegiatan berdasarkan KAK yang telah dibuat. Kegiatan yang melibatkan sasaran program masyarakat seperti kegiatan penyluhan TPM dan pemicuan STBM dibuat jadwal dengan melibatkan sasaran melalui kesepakatan saat pertemuan kader Kegiatan yang melibatkan lintas program disepakati melalui koordinasi lintas program serta pelaksana kegiatan. Untuk kegiatan kunjungan rumah di sepakati dengan sasaran melalui telepon atau sms SOSIALISASI JADWAL KEGIATAN Jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian disosialisasikan melalui pertemuan lokakarya mini Puskesmas, lokakarya mini lintas sektor, pertemuan kader posyandu, media komunikasi dan distribusi langsung kepada sasaran program. PELAKSANAAN KEGIATAN Penanggung jawab upaya kesling melaksanakan kegiatan dengan cara: Mengorganisasi tim pelaksana kegiatan Mempersiapkan kebutuhan logistik kegiatan seperti alat tulis, pengecekan alat kesehatan yang digunakan, pengecekan bahan misalnya stok dan kondisi Melaksanakan koordinasi dengan sasaran program dan lintas program jika ada perubahan jadwal Selesai pelaksanaan kegiatan, penanggung jawab upaya kesling membuat laporan dan mendokumentasikan seluruh hasil kegiatan MONITORING Monitoring pelaksanaan kegiatan dilaksanakan oleh Tim Mutu UKM meliputi: Kesesuaian jadwal Kesesuaian proses pelaksanaan kegiatan Capaian hasil kegiatan dibandingkan dengan target Monitoring dilaksanakan setiap bulan melalui kegiatan audit internal dan dibahas dalam Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dan Lokakarya mini bulanan EVALUASI Setiap akhir kegiatan, penanggung jawab upayakesling membuat evaluasi pelaksanaan kegiatan meliputi: Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana Hambatan dan masalah selama pelaksanaan kegiatan Masukan atau umpan balik dari sasaran program RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) Berdasarkan hasil evaluasi, penanggung jawab upaya membuat RTL untuk perbaikan kegiatan dan penyusunan rencana kegiatan yang akan datang. Laporan kegiatan, hasil evaluasi dan RTL dilaporkan kepada Kepala Puskesmas BAB V LOGISTIK MANAJEMEN LOGISTIK Penanggung jawab upaya merencanakan logistik kebutuhan kegiatan meliputi dan Penanggung jawab upaya bertanggung jawab memenuhi kebutuhan logistik kegiatan meliputi jenis dan jumlah yang diperlukan. Di dalam merencanakan logistik penanggung jawab bisa merencanakan bersama sama dengan pelaksana upaya dan diusulkan pada tim perencana puskesmas. JENIS-JENIS LOGISTIK : Obat-obatan Alat tulis Materi kegiatan : brosur,liflet, lembar balik,handout LCD Makan minum untuk kegiatan kelas BAB VI KESELAMATAN PASIEN KESELAMATAN SASARAN PROGRAM Pelaksanaan pelayanan UKM diselenggarakan dengan senantiasa memperhatikan keselamatan pasien/ sasaran program melalui mekanisme pelaporan sesuai dengan Indeks Keselamatan Pasien (IKP) yang telah ditetapkan. Mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan Risiko yang mungkin terjadi pada sarana pelayanan upaya Kesling adalah: Risiko yang terkait dengan pelayanan pasien Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana Risiko financial Risiko lain (yang lain, misalnya yang terkait dengan penggunaan kendaraan/alat transportasi, misalnya ambulans, vans, sepeda motor dsb) Untuk mencegah terjadinya kasus diatas maka pelayanan puskesmas dalam melaksanakan pelayanannya harus senantiasa memperhatikan Keselamatan pasien (patient safety). Upaya Keselamatan Pasien adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui praktik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis yang optimum. Sasaran Keselamatan Pasien meliputi : Ketepatan identifikasi pasien; Peningkatan komunikasi yang efektif; Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai; Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepatpasien Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; Pengurangan risiko pasien jatuh BAB VII KESELAMATAN KERJA KESELAMATAN KERJA Puskesmas merupakan tempat kerja yang mempunyai resiko kesehatan maupun penyakit akibat kecelakaan kerja. Oleh karena itu petugas puskesmas tersebut mempunyai resiko tinggi karena sering kontak dengan agent penyakit menular, dengan darah dan cairan tubuh maupun tertusuk jarum suntik bekas yang mungkin dapat berperan sebagai transmisi beberapa penyakit seperti hepatitis B, HIV AIDS dan juga potensial sebagai media penularan penyakit yang lain. TUJUAN KESELAMATAN KERJA o Meningkatnya kemampuan tenaga puskesmas memecahkan masalah sekehatan kerja diwilayah kerja puskesmas. Teridentifikasinya permasalahan kesehatan kerja dilingkungan Puskesmas o Teridentifikasi potensi masyarakat diwilayah kerja puskesmas kawasan o Terlaksananya pelayanan kesehatan kerja yang berkualitas. o Terselenggaranya kemitraan dengan para pengandil dalam pelayanan o Terselenggaranya koordinasi lintas program dan lintas sector Strategi Keselamatan Kerja o o o o Melindungi petugas dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan dan lingkungan kerja. Membantu petugas menyesuaikan diri dengan pekerjaannya. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun sosial Pakai APD pada tindakan tertentu : pengumpulan sampah medis dan non medis, pelaksanaan kegiatan kebersihan di puskesmas. PENGELOLAAN KESEHATAN PETUGAS Keselamatan Kerja Petugas Pelaksanaan pelayanan UKM di Puskesmas Glagah diselenggarakan dengan senantiasa memperhatikan keselamatan kerja tenaga kesehatan. PENCATATAN DAN PELAPORAN Semua kejadian yang berkaitan dengan keselamatan kerja di catat dan dilaporkan kepada pimpinan BAB VIII PENGENDALI MUTU PENGENDALI MUTU UPAYA KELING Sasaran mutu ditetapkan berdasarkan standart kinerja/standart pelayanan minimal yang meliputi indikator penyelenggaraan upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan , hak dan kewajiban pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan. TUJUAN PENGENDALI MUTU UPAYA KESLING o Terwujudnya pelayanan berkualitas o Untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di pukesmas o Untuk meningkatkan cakupan pelayanan JENIS KEGIATAN PENGENDALI MUTU KESLING BAB IX PENUTUP Upaya Penyehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan melalui upaya promotif, preventif, lingkungan kerja, angkutan umum, dan lingkungan lainnya. Terhadap subtansi yaitu air, udara, tanah, limbah padat, cair, gas, kebisingan/ getaran, pencahayaan, habitat vector penyakit, radiasi, kecelakaan, makanan/ minuman dan bahan- bahan berbahaya. Tujuan Program Kesehatan kesehatan lingkugan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistemkesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. Adapun kesimpulan dari pedoman ini adalah memperbaiki akses pelayanan kesehatan lingkungan yang optimal secara menyeluruh dan terpadu, meningkatkan derajat kesehatan melalui tata kelola lingkungan yang sehat, menurunkan angka penyakit yang berbasis lingkungan di wilayah kerja puskesmas Glagah. REFERENSI Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2013 tentang Pusat tentang penyelenggaraan pekerjaan tenaga sanitarian Pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan menjadi hal yang penting dan unik supaya menyentuh perasaan , pikiran dan pengetahuan masyarakat. Pemicuan adalah Cara untuk mendorong perubahan perilaku higienis dan saniter individua atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku dan kebiasaan individu atau masyarakat. Dalam proses pemicuan yang dilakukan ada 3 tahap yaitu tahap Pra pemicuan, Pemicuan dan Paska Pemicuan. Pada tahap Pra Pemicuan perlu dipersiapkan adalah melakukan observasi kebiasaan PHBS masyarakat, Persiapan pemicuan, penciptaa suasana yang kondusif sebelum pemiciuan dan persiapan teknis serta logistik. Pada Tahap Pemicuan menurut Konsultan Pemberdayaan Masyarakat Hony Irawan Bertemunya Esensi dengan Sensasi Dari aspek komunikasi, metode pemicuan 5 pilar STBM ini, sejak awal dilakukan dengan menyentuh langsung emosi masyarakat berupa rasa malu, rasa jijik, rasa takut pada penyakit dan rasa takut berdosa serta lainnya. Sensasi yang dimunculkan sebagai contoh adalah dengan meminta masyarakat untuk meminum air mineral yang telah tercemar tinja, misalnya. Atau dengan mengajak peserta melihat tempat-tempat buang air besar sembarangan, dengan tujuan agar yang buang air besar di sana merasa malu sendiri dan kemudian membangun sarana buang air besar yang layak untuk digunakan. Yang lebih ekstrem dari pengalaman Fasilitator STBM masyarakat yang dipicu diajak dialog tentang air yang digunakan untuk keperluan sehari hari misalnya air sungai disamping tempat BAB, juga sikat gigi, mencuci makanan dan sumber air minum lain-lain sampai masyarakat menyadari dan menjawab sendiri bahwa mereka meminum air yang sudah tercemar kotoran manusia. Dengan gaya pemicuan yang dilakukan fasilitator STBM yang disesuaikan dengan kearifkan lokal pada hakekatnya adalah mencuci otak atau membikin sensani rasa jijik, rasa malu, rasa berdosa, pemahaman proses penularan penyakit dari kotoran sampai ke mulut manusia dan rasa bersalah sehingga merubah sensasi menjadi esensi. Esensinya adalah agar masyarakat terhindar dari penyakit akibat perilaku higiene dan sanitasi buruk. Dengan pemahaman esensi yang baik, seorang fasilitator dapat mengembangkan perangkat-perangkat pemicuan berdasarkan situasi dan kearifan tradisi lokal. Puncak dari pemicuan adalah adanya kontrak sosial dari peserta pemicuan untuk merubah perilaku dan terbentuknya natural leader yang akan menjadi kader STBM di desa setempat, sehingga meningkat kebutuhan akan perilaku hidup bersih dan sehat serta meningkatnya kebutuhan sarana sanitasi. Bila melakukan penyuluhan yang konvensional setelah penyuluhan ditinggal sendiri masyarakat apakah masyarakat melakukan perubahan perilaku atau tidak ada perubahan perilaku tidak ambil pusing yang penting targetnya sudah diberikan penyuluhan. Dalam metode Pemicuan STBM tidak demikian setelah pemicuan dan puncaknya membuat kontrak sosial dilanjutkan dengan Paska pemicuan. Kegiatan paska pemicuan meliputi membangun ulang komitmen, monitoring dan evaluasi hasil pemicuan sampai desa tersebut stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai air mengalir dan sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga dan Pengelolaan limbah cair rumah tangga. Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Perlunya Metode Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/07/02/perlunyametode-pemicuan-sanitasi-total-berbasis-masyarakat?page=2. Editor: Elpianur Achmad