MAKALAH PROMKES UPAYA-UPAYA KESEHATAN Oleh : Nyoman Lili Restiadewi P07120219005 Komang Suhesti Aprilia P07120219006 Putu Diah Purnama Dewi P07120219007 Gusti Ayu Putu Yuni Arianti P07120219008 Komang Triana Yulia Dewi P07120219018 Ni Ketut Juliawati P07120219035 Tjok Istri Agung Dwi Laksmi P. P07120219031 I Gusti Ayu Made Lina Adhiutami P07120219037 Ni Luh Putu Sulistya Naswari P07120219050 POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN KEPERAWATAN 2020 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Upaya-Upaya Kesehatan” Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata promosi kesehatan yang sudah membimbing kami dalam mata kuliah ini. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dan dapat menambah wawasan mengenai materi tentang Konsep Bioteknologi dan Aplikasi Bioteknologi Dalam Bidang Kesehatan. Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Denpasar, 4 Agustus 2020 Penulis i DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1 1.2 Rumusan masalah ....................................................................................................................... 1 1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 1 BAB II UPAYA-UPAYA KESEHATAN .................................................................................................. 2 2.1 Promotif ............................................................................................................................................. 2 2.2 Preventif ............................................................................................................................................. 3 2.3 Kuratif................................................................................................................................................ 8 2.4 Rehabilitatif ..................................................................................................................................... 12 BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 14 3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 15 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 2 Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Upaya kesehatan ini sangat mempengaruhi berbagai aspek dalam masyarakat kedepannya 3 Pembangunan kesehatan ke depan diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan preventif, di samping peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat, utamanya penduduk miskin. Peningkatan kesehatan masyarakat, meliputi upaya pencegahan penyakit menular ataupun tidak menular, dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi, perilaku, dan kewaspadaan dini. Pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi dapat dilakukan dengan berdasarkan tingkat pencegahan sebagai upaya promotif dan preventif. 1.2 Rumusan masalah 1.2.1 bagaimana penerapan promotif dalam upaya-upaya kesehatan? 1.2.2 Bagaimana Upaya Preventif dalam pencegahan penyakit? 1.2.3 Bagaimana Bentuk upaya kuratif oleh tenaga kesehatan? 1.2.4 Bagaimana Upaya Rehabilitatif ? 1.3 Tujuan 1.3.1 Bagi Mahasiswa Membantu mahasiswa untuk memahami berbagai upaya kesehatan guna mencegah penyebaran penyakit, mengurangi risiko penyebaran penyakit dan mengurangi dampak penyakit di masyarakat 1.3.2 Bagi Masyarakat Menanamkan pola hidup sehat dari berbagai aspek sehingga masyarakat memahami berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tingkat kesehatan 1 BAB II UPAYA-UPAYA KESEHATAN 2.1 Promotif a. Pengertian Promotif Istilah promotif diartikan sebagai "peningkatan", hal tersebut tidak terlepas dari asal mula digunakannya istilah promotif itu sendiri. Promotif atau promosi kesehatan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris promotion of health. Istilah ini muncul dari terjemahan lima tingkatan pencegahan (five levels of prevention) yang dijelaskan dalam buku yang berjudul "Preventive Medicine For The Doctor In His Community" karangan dari H.R. Leavell dan E.G. Clark. Promotion of health yang terjemahan aslinya adalah promosi kesehatan, merupakan tingkatan pencegahan pertama, yang oleh para ahli Kesehatan Masyarakat di Indonesia diartikan sebagai peningkatan kesehatan. Hal ini dikarenakan makna yang terkandung di dalam istilah promotion of health tersebut adalah meningkatkan kesehatan seseorang, yaitu dengan melaui asupan gizi seimbang, olah raga teratur, dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat, tidak terserang penyakit. o Hubungan antara istilah peningkatan kesehatan dan istilah promosi kesehatan dijelaskan oleh H.R. Leavell dan E.G. Clark dalam bukunya disebutkan, selain melalui peningkatan gizi, peningkatan kesehatan juga dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada individu dan masyarakat o Pendidikan kesehatan adalah suatu kegiatan untuk membantu indivudu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan atau perilakunya, untuk mencapai kesehatan secara optimal. Sedangkan WHO (World Health Organization) yang merupakan organisasi kesehatan dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merumuskan promosi kesehatan sebagai perluasan makna dari pendidikan kesehatan, sebagai berikut. Promosi kesehatan adalah proses untuk kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya. b. Upaya Promotif Kesehatan : Perubahan perilaku individu dan orrganisasi masyarakat. 2 Perubahan sikap. Praktik kesehatan. Memperbaiki lingkungan. c. Tempat Untuk Promotif Kesehatan Keluarga. Sekolah. Tempat kerja. Tempat umum. Tempat pelayanan kesehatan ( Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit, dan Praktek Swasta ). d. Bentuk Upaya Promotif Kesehatan Bagi Individu Komunikasi, Informasi, dan Edukasi ( KIE ). Dinamika Kelompok. Pengorganisasian masyarakat. Pengembangan Kesehatan Masyarakat desa ( PKM ). Pendidikan. 2.2 Preventif a. Pengertian Preventif Istilah preventif diartikan sebagai "pencegahan". Yang dimaksud dengan preventif kesehatan atau upaya kesehatan preventif adalah suatu upaya melakukan berbagai tindakan untuk menghindari terjadinya berbagai masalah kesehatan yang mengancam diri kita sendiri maupun orang lain di masa yang akan datang. Usaha pencegahan suatu penyakit lebih baik dari pada mengobati, hal ini dikarenakan usaha pencegahan suatu penyakit akan memunculkan hasil yang lebih baik dan biaya yang lebih murah. Pelayanan kesehatan preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit. Upaya Pencegahan (Preventive) Menurut Leavel and Clark, Usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit. Leavell dan clark dalam bukunya “Preventive Medicine for the doctor in his community”. Usaha-usaha pencegahan itu adalah : A. Masa sebelum sakit 1. Mempertinggi nilai kesehatan (Health promotion) 3 2. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific protection). B. Pada masa sakit 1. Mengenal dan mengetahui jenis pada tingkat awal,serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera. (Early diagnosis and treatment). 2. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit (Disability limitation). 3. Rehabilitasi (Rehabilitation). b. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkatan (five levels of prevention) dari Leavel and Clark, sebagai berikut: 1. Promosi kesehatan ( health promotion) Dalam tingkat ini dilakukan pendidikan kesehatan, misalnya dalam peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan seperti penyediaan air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran, air limbah, hygiene perorangan, rekreasi, sex education, persiapan memasuki kehidupan pra nikah dan persiapan menopause. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya. Beberapa usaha di antaranya : - Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitasnya. - Perbaikan hygien dan sanitasi lingkungan,seperti : penyediaan air rumah tangga yang baik,perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan sebagainya. - Pendidikan kesehatan kepada masyarakat - Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik. 2. Perlindungan khusus (specific protection) Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus, pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di Negara-negara berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai perlindungan terhadap penyakit pada dirinya maupun anakanaknya masih rendah. Selain itu pendidikan kesehatan diperlukan sebagai pencegahan terjadinya kecelakaan baik ditempat-tempat umum maupun tempat kerja. Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS, penggunaan sarung tangan dan masker saat bekerja sebagai tenaga kesehatan Beberapa usaha lain di antaranya : 4 - Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu. - Isolasi penderitaan penyakit menular . - Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat kerja. 3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment) Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di masyarakat. Bahkan kadangkadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatn yang layak. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sangat diperlukan dalam tahap ini. Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara mendeteksi dini penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui kelainan maka segera dilakukan pemeriksaan diagnostic untuk memastikan diagnosa seperti pemeriksaan biopsy, USG atau mamografi atau kolposcopy Tujuan utama dari usaha ini adalah : Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera. Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit. Beberapa usaha deteksi dini di antaranya : o Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan : misalnya pemeriksaan darah,roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera memberikan pengobatan o Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya isolasi,desinfeksi dan sebagainya. o Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga kesehatannya,melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan. Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan : 5 o Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit,bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat. o Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar. o Penderitaan si sakit menjadi lebih lama. o Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar. 4. Pembatasan cacat (disability limitation) Oleh karena kurangnyaa pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini. Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi menjegah terjadinya infertilitas. 5. Rehabilitasi (rehabilitation) Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat, untuk memeulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengetian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak akan segan melakukan latihanlatihan yang dianjurkan. Disamping itu oorang yang cacat stelah sembuh dari penyakit, kadangkadang malu untik kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan kesehatan pada masyarakat. Pusat-pusat rehabilitasi bagi korban kekerasan, rehabilitasi PSK, dan korban narkoba. Rehabilitasi ini terdiri atas : Rehabilitasi fisik yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-maksimalnya. Misalnya,seseorang yang karena kecelakaan,patah kakinya perlu mendapatkan rehabilitasi dari kaki yang patah ini sama dengan kaki yang sesungguhnya. Rehabilitasi mental 6 yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental. Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelumm kembali ke dalam masyarakat. Rehabilitasi sosial vokasional yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatn dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya. Rehabilitasi aesthesis usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan misalnya : penggunaan mata palsu. Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat,memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keadaan mereka (fisik,mentaldan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuaian dirinya dalam masyarakat,dalam keadaannya yang sekarang. Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah pancasila yang berdasarkan unsur kemanusiaan yang sekarang ini. Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat,bukan hanya berdasarkan belas kasihan sematamata,melainkan juga berdasarkan hak azasinya sebagai manusia. Usaha pencegahan dan kejadian penyakit Bila seseorang seseorang jatuh sakit; dengan pengobatan akan terjadi tiga kemungkinan yaitu : a. Sembuh sempurna. b. Sembuh dengan cacat c. Tidak sembuh lagi (meninggal) yang terbaik yaitu bila terjadi kesembuhan secar sempurna seandainya terjadi kecacatan, maka alat tubuh yang cacat ini akan tetap dimilikinya dan seringkali merupakan beban (penderitaan) untuk selama-lamanya. Bila alat-alat mobil rusak,kit adapt membeli yang baru untuk menggantinya,dan ia akan berfungsi lagi dengan baik,seolah-olah mobil tersebut dalam keadaan baru kembali. Lain halnya dengan alat tubuh manusia, bila rusak (sakit) kita hanya berusaha untuk 7 memperbaikinya (mengobatinya)dengan segala daya, dan tetap memakainya lagi, walaupun perbaikannya tidak mencapai kesempurnaan (cacat). Penggantian dengan alat buatan (prothese),tidak akan menjadi sebaik seperti asalnya. Karena itu sangatlah bijaksana, bila kita selalu serprinsip lebih baik mencegah timbulnya penyakit dari pada mengobati maupun merehabilitasinya 2.3 Kuratif a. Pengertian Kuratif Istilah kuratiff diartikan sebagai "penyembuhan". Yang dimaksud dengan kuratif kesehatan atau upaya kesehatan kuratif adalah suatu upaya kesehatan yang dilakukan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan. Upaya kesehatan kuratif juga dapat diartikan sebagai usaha medis yang dilakukan untuk menyembuhkan atau mengurangi rasa sakit yang diderita seseorang. Termasuk dalam tindakan ini adalah mengenal dan mengetahui jenis penyakit pada tingkat awal serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin Tujuan utama dari usaha pengobatan (kuratif) adalah pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera. Upaya kuratif cenderung bersifat reaktif, maksudnya upaya kesehatan kuratif umumnya dilakukan setelah adanya suatu penyakit atau setelah masalah datang. Upaya kesehatan kuratif ini juga cenderung hanya melihat dan menangani penderita penyakit lebih kepada sistem biologis-nya saja. Dengan kata lain penderita hanya dilihat secara parsial, padahal sebagai manusia seutuhnya, kesehatan seseorang tidak hanya sebatas pada sistem biologis saja tetapi meliputi juga kesehatan psikologis dan sosial. b. Upaya Kuratif Upaya kuratif dalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien) terutama penyakit kronis sperti asma, DM, TBC, rematik, hipertensi dan sebagainya. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan. Upaya kuratif pada umumnya dilakukan terhadap sasaran secara 8 individual, kontak terhadap sasaran (pasien) pada umumnya hanya sekali saja. Jarak antara petugas kesehatan (dokter, perawat, bidan, dan sebagainya) dengan pasien atau sasaran cenderung jauh. Upaya kuratif cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini pada umumnya hanya menunggu masalah datang. Seperti misalnya Dokter yang menunggu pasien datang di Puskesmas atau tempat praktek. Kalau tidak ada pasien datang, berarti tidak ada masalah, maka selesailah tugas mereka, bahwa masalah kesehatan adalah adanya penyakit. Upaya kuratif cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih kepada sistem biologis manusia atau pasien hanya dilihat secara parsial, padahal manusia terdiri dari kesehatan bio-psikologis dan sosial, yang terlihat antara aspek satu dengan yang lainnya. Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah “Health program for survival”. Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan kesehatan. Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum maupun penyakit akibat kerja. Terapi PAK dengan terapi kasual/utama & terapi simtomatis. 1. Bayi Mandiri: a. Pemberian vitamin K b. Obat tetes mata. Kolaborasi: a. Pengobatan pada kasus asfiksia berat b. Pengobatan mata pada kasus bayi dengan ibu yang menderita gonore c. Pengobatan pada kasus perdarahan intracranial d. Pengobatan path kasus hipoglikemia e. Pengobatan Dada penyakit-penyakit infeksi lainnya seperti ISPA. diare dll. Contoh: Pada kasus bayi yang menderita gonoblenorhoe (ibu menderita gonore) dilakukan kolaborasi untuk pemberian terapi pengobatan antibiotika. 2. Balita Mandiri: a. Pengobatan diare tanpa dehidrasi. b. Balita dengan kasus BGM. Kolaborasi: a. Pengobatan path kasus ISPA 9 b. Pengobatan Dada kasus cacmgan c. Pengobatan pada kasus gizi buruk d. Pengobatan pada penyakit-penyakit mfeksi lainnya. Contoh : Pada kasus diare dengan dehidrasi, selain rehidrasi, pemenuhan nutrisi dilakukan kolaborasi untuk pemberian therapi obat antibiotika. 3. Remaja Mandiri: a. Pengobatan path kasus dismenorhoe b. Pengobatan ~ada kasus anemia ringan. c. Pada remaja korban perkosaan dengan ruftur pada serviks atau mukosa d. vagina dilakukan tindakan hecting Kolaborasi: a. Pengobatan path kasus anemia berat. b. Pengobatan pada kasus plour arbus Contoh : Pada kasus dismenorhoe dilakukan kolaborasi untuk pemberian therapi hormonal. 4. PUS/WUS Mandiri: a. Pengobatan pada efek samping alat kontrasepsi Kolaborasi: a. Pengobatan pada kasus Penyakit Menular Seksual b. Pengobatan pada kasus radang panggul ( PRP) Contoh : Pada kasus radang panggul dilakukan kolaborasi untuk pemberian terapi obat antibiotika dan symptomatic. e. 5. Ibu hamil Mandiri: a. Pengobatan pada kasus hiperemesis tmgkat I dan tmgkat II. b. Pengobatan pada kasus anemia ringan. Kolaborasi: a. Pengobatan pada kasus hiperemesis tmgkat Ill. b. Pengobatan path abortus inleksiousus c. Pengobatan pada kasus anemia berat. 10 d. Pengobatan pada kasus APB e. Pengobatan pada kehamilan dengan penyakit yang menyertai seperti jantung DM dll Contoh : Pada kasus ibu hamil dengan anemia ringan diberikan obat tambah darah (Fe) dan nutrisi yang adekuat. f. 6. Ibu Bersalin Mandiri: a. Manajemen Aktif Kala III b. Pengobatan path kasus atonia uteri. c. Ibu bersalin dengan ruftur pada serviks mukosa vagina/perineum dilakukan tindakan hecting. Kolaborasi: a. Pengobatan pada kasus inersia uteri b. Pengobatan path kasus perdarahan ( HPP primer). Contoh : Pada Manajemen Aktif Kala III diberikan injeksi oksitosin 10 U. g. 7. Ibu Nifas Mandiri: a. Pengobatan pada sub involusi Kolaborasi: a. Pengobatan pada mastitis b. Pengobatan pada HPP sekunder c. Pengobatan pada kasus vaginitis d. Pengobatan path kasus abses payudara Contoh : Pada mastitis selain perawatan yang adekuat, dilakukan kolaborasi untuk pemberian therapi obat antibiotika (Kloksasillin atau Eritromysin). 8. Klimakteriuml Menopause Kolaborasi: a. Terafi Sulih Hormon (TSH) Contoh upaya kuratif dalam pelayanan kebidanan: b. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis c. Perawatan payudara yang mengalami masalah, seperti : mastitis dan bendungan ASI d. Perawatan tali pusat terkendali pada bayi baru lahir e. Perawatan bayi, balita dan anak sakit dirumah f. Pemberian vitamin E yang merupakan upaya pengobatan penyakit tertentu 11 g. Pemeriksaan dan pengobatan yang tepat pada ibuhamil yang sakit h. Melakukan rujukan bila diperlukan i. Penatalaksanan dini terhadap komplikasi dalam kehamilan, misalnya pada ibu hamil dengan anemia bidan dapat memberikan tablet Fe sebagai penatalaksanaan dininya. j. Pengobatan pada ibu nifas yang mengalami komplikasi seperti pengobtan ibu nifas yang mengalami infeksi. 2.4 Rehabilitatif a. Pengertian Rehabilitatif Istilah rehabilitatif diartikan sebagai "pemulihan". Yang dimaksud dengan rehabilitatif kesehatan atau upaya kesehatan rehabilitatif adalah suatu upaya maupun rangkaian kegiatan yang ditujukan kepada bekas penderita (pasien yang sudah tidak menderita penyakit) agar dapat berinteraksi secara normal dalam lingkungan sosial. Usaha rehabilitatif ini memerlukan bantuan dan pengertian dari seluruh anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keadaan mereka (bekas penderita), sehingga memudahkan mereka (bekas penderita) dalam proses penyesuaian dirinya dalam masyarakat dengan kondisinya yang sekarang ini. Pelayanan kesehatan rehabilitatif, yaitu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. b. Rehabilitasi bagi bekas penderita terdiri dari hal berikut. Rehabilitasi fisik, yaitu agar penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya. Rehabilitasi mental, yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan sosial secara memuaskan. Rehabilitasi sosial vokasional, yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan atau jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Rehabilitasi aesthetis, yaitu usaha yang dilakukan untuk mengembalikan rasa keindahan dari bagian anggota tubuh, walaupun fungsinya tidak bekerja seperti anggota tubuh aslinya. 12 Yang dimaksud dengan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sebagai pendekatan pelayanan kesehatan tersebut di atas, dijelaskan dalam ketentuan Pasal 1 angka 12 sampai dengan angka 15 Undang-Undang Nomor : 36 Tahun 2009, yaitu sebagai berikut. Pelayanan kesehatan promotif, yaitu suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. Pelayanan kesehatan preventif, yaitu suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit. Pelayanan kesehatan kuratif, yaitu suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga seoptimal mungkin. Pelayanan kesehatan rehabilitatif, yaitu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Contoh upaya rehabilitatif yaitu: 1. Promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan kondisi/mencegah kecacatan 2. Sasarannya kelompok orang yang baru sembuh dari penyakit 3. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan kecacatan (tertiary prevention) 13 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Berbagai upaya kesehatan yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kesehatan msayarakat serta guna mencegah penularan penyakit. Upaya tersebut dapat meliputi tindakan promotif, preventif, kuratif serta rehabilitative 14 DAFTAR PUSTAKA Lela.2019. Upaya Promotif dan ventif Prehttps://www.academia.edu/39610770/MAKALAH_Upaya_promotif_dan_PREVEN TIF_MENURUT_LEAVEL_DAN_CLARK Hendry. 2012. Upaya Rehabilitasi Kesehatan http://www.jdentistry.ui.ac.id/index./JDI/article/download/777/682 Mayasari,Deasy.2020. Arti Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif dalam Dunia Kesehatan.Tersedia pada https://www.timesindonesia.co.id/read/news/271500/artipromotif-preventif-kuratif-dan-rehabilitatif-dalam-dunia-kesehatan.Diakses pada tanggal 2 Agustus 2020 Rahma,Alex.2014.Makalah Upaya Promkes.Tersedia pada https://www.academia.edu/10082175/Makalah_Upaya_promkes.Diakses pada tanggal 2 Agustus 2020 Anonim.2020. Pengertian Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif Dalam Duna Kesehatan. Tersedia Pada https://www.google.com/amp/s/amp.timesindonesia.co.id/read/news/271500/artipromotif-preventif-kuratif-dan-rehabilitatif-dalam-dunia-kesehatan Diakses pada tanggal 2 Agustus 2020 Anonim.2020.Pengertian Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif Dalam Dunia Kesehatan. Tersedia pada https://slideplayer.info/slide/2422496/ 15