BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Alokasi pembiayaan kesehatan Dinas Kesehatan meningkat sebesar 12,68% dari Rp. 8.328.868.550, menjadi Rp. 9.385.297.000, pada tahun 2014. 2. Sebagian besar anggaran kesehatan dikelola oleh Dinas Kesehatan sebesar 47%-55%, dan dikelola oleh puskesmas sebesar 12%-19% dari total anggaran pembiayaan program promotif dan preventif di Kota Mojokerto. 3. Sebagian besar anggaran dibelanjakan pada kegiatan program pencegahan dan pengendalian penyakit, promosi dan penyuluhan kesehatan, dan penyuluhan individu. 4. Alokasi anggaran yang dipergunakan untuk program promotif dan preventif bersumber dari APBD sebesar 17% dari total APBD Dinas Kesehatan, dan sebesar 1,3% dari total APBD Kota Mojokerto. 5. Alokasi anggaran kesehatan program promotif dan program preventif sejalan dengan prioritas program kesehatan dengan didukung oleh kebijakan walikota. B. Saran 1. Diharapkan, ada peningkatan komitmen dan keterlibatan Pemerintah Daerah setelah melihat hasil penelitian ini untuk meningkatkan alokasi anggaran kesehatan dengan cara menggali sumber pembiayaan kesehatan melalui mekanisme APBD dari berbagai pajak dan bantuan donor atau hibah baik dari dalam maupun luar negeri. 2. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM perencana agar memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam melaksanakan penyusunan perencanaan anggaran melalui pendidikan dan pelatihan. Hal tersebut terutama pada pengelola dana BOK, karena anggaran tersebut penggunaannya dipergunakan untuk program promotif dan program preventif. 78 79 3. Menetapkan pendirian UPT yang bersifat promotif, preventif dan pemenuhan sumber daya kesehatan serta pemenuhan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan program tersebut, seperti : sarana bertanya yang menjangkau masyarakat, kegiatan pusbindu, sarana olah raga dll. 4. Kerja sama antar lintas sektor mengenai alokasi anggaran kesehatan terkait dengan proses perencanaan, agar mau mengalokasikan anggaran kesehatan yang cukup, mengingat permasalahan kesehatan saat ini bukanlah tanggung jawab dinas kesehatan semata. 5. Pembiayaan kesehatan hendaknya betul-betul dimanfaatkan untuk mencukupi anggaran program-program prioritas seperti KIA, gizi, imunisasi, kesehatan lingkungan, TB, promosi kesehatan, dan malaria, yang dari hasil perhitungan DHA menunjukkan alokasi dana yang sangat kecil.