Uploaded by User68049

print

advertisement
Nama : Zulfahri Simanullang
Kelas : Pend, fisika B 2016
KEWIRAUSAHAAN
Theresia Deka Putri
Pada usianya yang masih belia, wanita ini sangat berkeinginan membawa usahanya menjadi
terpandang di Indonesia. Harapan seperti Thereisa Deka Putri, 24, tentu saja menjadi
keinginan siapapun yang bisnisnya tengah berkembang.
Bisakah Anda bayangkan seorang gadis belia mampu menghasilkan omzet sekitar Rp1 miliar
per tahun? Reputasi itulah yang diperlihatkan Putri ketika menekuni usaha industri minuman
alami kopi dan teh.
Padahal, usia usahanya masih tergolong baru, didirikan pada 2007 saat usianya masih kurang
lebih 20 tahun, namun ternyata dorongan jiwa wirausaha yang dimilikinya mampu
memberikan kesuksesan melalui komoditas kopi luwak lanang.
Kopi luwak saat ini memang menjadi sangat favorit bagi konsumen yang berkantong tebal.
Gaya hidup yang terus berkembang menjadi salah satu pemicu keberhasilan Putri
menjalankan usahanya.
Dia lalu mencari produk khusus dari setiap biji kopi yang dimakan hewan luwak, yakni biji
kopi yang dikonsumsi luwak lanang. Maka, jadilah kopi luwak lanang olahan Putri menjadi
kopi spesial yang belum pernah diekploitasi pengusaha kopi luwak lainnya.
Impian Putri sangat mungkin direalisasi, karena saat ini produknya telah melanglang buana
ke Taiwan, Jepang maupun Korea Selatan, setelah dikenal secara luas di
Indonesia.Pemasaran ke luar negeri masih dalam skala kecil.
Kondisi seperti apa yang membuat usahanya sukses, tidak lain karena kerja keras untuk
memasarkan langsung komoditasnya. Dibantu sekitar 15 karyawan, UD Karya Semesta kini
terus menggeliat menuju skala usaha lebih mapan.
Beberapa penghargaan telah diterimanya seperti:

Wirausaha Muda Mandiri tahun 2012
-Pemuda Pelopor Gresik bidang kewirausahaan

Penghargaan dari KEMENPORA

Narasumber Kick Andy Show
Andalannya ketika memulai usaha hanya sepeda motor dan tas punggung di belakang. Dia
memasarkan produk-produknya secara langsung kepada konsumen. Sasaran awalnya adalah
dari warung ke warung.
Selanjutnya mengarah pada kelompok masyarakat serta instansi pemerintah maupun swasta
di Gresik hingga Surabaya. Saat menawarkan produk itu ke instansi pemerintah itulah
menjadi titik balik kesuksesannya.
Victor Giovan Raihan
Victor Giovan Raihan, pelajar 18 tahun ini, semula hanya iseng-iseng saja membuat
minuman yang memadukan teh dan susu fermentasi ini. Hasilnya, minuman olahannya
ternyata memiliki banyak penggemar.
Modal awalnya Rp 3 juta dengan meminjam dari orangtua sekitar 2010. Saat ini per outlet
paling apes menghasilkan Rp 2 juta per bulan. Outlet lain yang ramai bisa lebih dari itu, aku
pemilik merek Teh Kempot ini.
Ide menamai Teh Kempot berasal dari cara orang minum teh kemasan dengan sedotan, jika
teh terasa enak dan hampir habis pasti orang akan terus menyedot hingga bentuk pipinya
kempot.
Sulung dua bersaudara yang bersekolah di SMA Negeri 1 Kepanjen ini memiliki 10 outlet
yang dikelola sendiri dan 17 outlet yang dikelola oleh mitranya.
Bermitra dengannya cukup bayar Rp 3,5 juta dan akan mendapatkan 1 paket booth (gerobak),
alat masak dan 100 cup (gelas kemasan) pertama. Dua mitra diantaranya ada di Jakarta dan
Palembang, lainnya tersebar di Kota Malang.
Victor sebelumnya lebih dulu mengelola bisnis bakso, ketimbang teh yoghurt. Outlet
baksonya baru ada lima, kesemuanya ada di Malang.
Tahun ini, ia berencana nambah lima outlet. Bisnis yang dikelolanya ini belakangan
berkembang ke minuman. Alasannya sederhana, kalau orang makan bakso pasti butuh
minum.
Saya coba beli daun teh setengah matang dari pemasok, saya kelola sendiri lalu saya mix
dengan yoghurt (susu fermentasi). Ada rasa lemon tea, stoberi, dan cokelat, ujar pria yang
bermukim di Jl Panji II Kepanjen ini.
Per kemasan atau segelas teh yoghurt ukuran 250 ml dijual seharga Rp 2.000-2.500. Jumlah
karyawan yang bekerja padanya kini tak kurang dari 50 orang, termasuk untuk outlet bakso
dan teh yoghurt.
Setiap harinya, ia bisa menghabiskan 20 kg daun teh kering untuk diproduksi atau menjadi 70
gelas. Gula yang dibutuhkan 4 kg per outlet per hari. Sedangkan kebutuhan daging untuk
bakso sekitar 20 kg per hari.
Usaha bakso tetap akan jadi core business saya karena omzetnya besar. Kalau teh hanya
sampingan. Ke depan, saya akan tambah mitra di kota-kota besar, seperti Surabaya dan
Sidoarjo, lanjut Victor.
Ia mengaku, jalan yang ia tempuh dari hasil kerja kerasnya kini membawa keberuntungan
yang luar biasa di usianya yang masih belia.
Saya tidak tahu jika dulu saya mengikuti anjuran ayah untuk sekolah di kepolisian apa
omzetnya akan sebesar ini. Keluarga besar saya semua di jalur angkatan bersenjata. Tapi
saya tidak minat mengikuti jejak tersebut,yakinnya.
Untuk perluasan usaha, Victor masih enggan mengajukan kredit kemana-mana. Pakai modal
pribadi dan pinjam orangtua masih memungkinkan.
Toh bapak saya dapat fasilitas kredit dari bank, yakni kredit kepolisian. Saya pinjam dari
situ juga, pungkasnya.
2. Analisis Karakter Pengusaha Sukses
Dari kedua profil tersebut, karakter yang dapat saya ambil adalah kegigihan dan
ketekunn dalam menjalani bisnis kecil yang memiliki sumber pemasukan yang sangat
melimpah. Dari karakter tersebut keberanian dalam mengambil keputusan dan mengelola
usaha sangat kuat, dengan prinsip berkembang dan maju, beberapa karakter yang dapat saya
lihat
1. Komitmen
2. Perkecil ego
3. Percaya diri
4. Tahan banting dan tidak cengeng
5. Selalu mau belajar
6. Memiliki kemauan yang keras
3. wirausaha yang ingin dibuat
Wirausaha yang ingin saya buat yang masih saya rancang adalah bentuk bimbingan
belajar untuk anak pedesaan yang belum terjangkau oleh bimbingan belajar yang telah ada,
karna minat belajar anak didesa sangat minim, dan mengangkat kreativitas bangsa melalui
pendidikan, dengan membangun sumber dana dari usaha cafe ala desa, dengan harga
terjangkau, sehingga bimbel dan usaha saya bisa berjalan
Download