FASE-FASE PIRAMIDA PENDUDUK DI INDONESIA Mata Kuliah : Dasar Kependudukan Mohammad Ainul Maruf, SKM, MA (Pop&RHR) Disusun Oleh: ANNISA APRIANI (20201010170018) LAILA HASANAH (20201010170016) METI BRIENDHA SHENA AZELIA SIGIT (20201010170011) FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2020 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam catatannya, banyak penduduk di dunia pada 2019 berjumlah 7,7 miliar jiwa, dimana jumlah tersebut meningkat sejumlah 1,08% dari tahun 2018 yang sebanyak 7,6 miliar jiwa (Worldometers). Dalam 10 tahun kebelakang, banyaknya penduduk dunia mengalami peningkatan yang dapat dibilang cukup stabil dengan rata-rata pertumbuhan penduduknya 1-1,2% per tahun. Walaupun banyaknya jumlah penduduk di dunia dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan, catatan laju pertumbuhan penduduk dunia menggambarkan fase yang pergerakannya tidak cepat atau melambat. Tahun 2050 digambarkan laju kenaikan jumlah penduduk dunia hanya 0,53%. Populasi di dunia saat ini dengan jumlah 7,8 miliar (September 2020) menurut perkiraan PBB terbaru yang diuraikan oleh Worldometer, tumbuh sekitar 1,05% per tahun (turun dari 1,08% pada 2019, 1,10% pada 2018, dan 1,12% pada 2017). Peningkatan populasi rata-rata saat ini diperkirakan mencapai 81 juta orang per tahun. Berdasarkan catatan data kependudukan pada tahun 2020, banyaknya jumlah penduduk Indonesia per tanggal 30 Juni sebanyak 268.583.016 jiwa, dan 135.821.768 jiwa adalah penduduk laki-laki. Dimana banyaknya angka tersebut mengalami peningkatan 0,71% dibanding pada tahun 2019, yakni 134.858.411 jiwa. Pada catatan kependudukan yang sama tercatat sebanyak 132.761.248 jiwa adalah penduduk perempuan. Sama hal nya, dimana banyaknya angka tersebut mengalami peningkatan 0,82% dibanding pada tahun 2019, yaitu 131.676.425 jiwa. Pada tahun ini (2020) total kenaikan jumlah penduduk sebesar 0,77%. Selain berfokus pada jumlah penduduk yang ada, ada beberapa hal yang harus diketahui sebagai proyeksi parameter kependudukan, yakni beragam struktur umur penduduk, jumlah angka kelahiran total, dan jumlah angka harapan hidup penduduk. Maka dari itu, untuk bahan perencanaan pembangunan penting dilakukan penelitian maupun penataan yang berkaitan dengan gambaran penduduk. 1.2 Tujuan Tulisan ini dibuat untuk mengetahui bagaimana bentuk piramida penduduk Indonesia dari masa ke masa, hal-hal yang melatar belakangi perubahan piramida penduduk di Indonesia dan peran dari pemerintah dalam membuat perencanaan pembangunan yang tepat agar kehidupan masyarakat sejahtera di fase piramida penduduk yang dialami oleh bangsa Indonesia. BAB II LANDASAN TEORI Piramida penduduk dapat dikatakan sebagai grafik yang menampilkan gambaran data penduduk berdasarkan jenis kelamin, umur, status sosial, pekerjaan, hingga tempat tinggal penduduk tersebut. Masing-masing negara tentunya memiliki permasalahan. Dapat meliputi angka kelahiran ataupun angka kematian karena keduanya sangat erat dengan kependudukan. 1. Piramida Penduduk Berdasarkan Jenisnya Piramida penduduk memiliki beberapa jenis, masing-masing jenis piramida memiliki karakteristik penduduknya. Jenis-jenis piramida penduduk : Expansive Stationer Constructive Lonceng Bell Sarang Tawon 2. Fungsi dan Manfaat Piramida Penduduk Fungsi dari piramida penduduk yaitu mendapatkan banyak informasi saat melihat piramida penduduk di suatu daerah tertentu seperti melihat banyaknya jumlah penduduk perempuan ataupun laki-laki dan dapat mengetahui banyaknya penduduk berdasarkan pengelompokan dari segi umur. Fungsi lainnya yaitu : Melakukan dan membuat berbagai kebijakan bagi pemerintah untuk meningkatkan kualitas masyarakat Memberikan gambaran kondisi kependudukan di suatu daerah tertentu Memberikan data juga fakta yang akurat tentang jumlah penduduk Berperan penting dalam rencana pembangunan Mempermudah dalam mempelajari jumlah penduduk di suatu daerah tertentu 3. Faktor Piramida Penduduk di Indonesia Faktor-faktor yang mempengaruhi piramida penduduk di Indonesia : Fertilitas Mortalitas Migrasi 4. Sensus Penduduk Indonesia Indonesia mengadakan sensus penduduk pertama kali pada tahun 1815. Dalam kurun waktu 115 tahun (1815-1930) Indonesia telah melaksanakan sensus penduduk sebanyak 10 kali. Pada periode tahun 1905, 1920 dan 1930 dalam pelaksanaannya dinilai cukup baik. Dan pada sensus penduduk 1930 dinilai kualitas data cukup baik serta digunakan sebagai referensi untuk dapat menganalisa kependudukan di Indonesia. Sensus penduduk dilakukan sebanyak enam kali setelah indonesia merdeka. 1. Pada bulan Oktober 1961 2. Pada 20 September hingga 04 Oktober 1971 3. Pada 20 Oktober hingga 30 Oktober 1980 4. Pada 15 September hingga 31 Oktober 1990 5. Pada 01 – 30 Juni 2000 6. Pada 01 Mei hingga 30 Juni 2010 7. Pada 15 Februari hingga 31 Maret 2020 Dalam pelaksanaannya, cakupan wilayahnya terdapat perbedaan : 1. Tahun 1961 Tahun ini adalah tahun pertama pelaksanaan sensus penduduk namun terdapat beberapa daerah yang belum tergabung dengan negara Indonesia yaitu Irian Jaya juga Timor-Timur. 2. Tahun 1971 Pada tahun ini, Irian Jaya telah bergabung dengan Indonesia. Pada bagian komunikasi dan trasportasi pun mengalami perkembangan. 3. Tahun 1980 Di tahun ini Provinsi Timor-Timur telah bergabung di Indonesia serta cakupan wilayahnya menjadi semakin luas karena seluruh Provinsi Irian Jaya termasuk desa ataupun kota menjadi cakupan wilayahnya. 4. Tahun 1990 Pada daerah yang terpencil, pulau kecil, suku terasing di daerah TimorTimur dan Irian Jaya sudah dapat dilakukan pencacahan. 5. Tahun 2000 Di tahun ini Provinsi Timor-Timur memilih untuk terpisah dengan Indonesia. Adanya permasalahan yang timbul dalam cakupan wilayah sehingga perlu adanya revisi wilayah di Indonesia. 6. Tahun 2010 Pada tahun ini Indonesia lebih memfokuskan untuk kemajuan infrastruktur. Lalu cakupan wilayahnya pun menggunakan data. 7. Tahun 2020 Pada tahun ini, negara Indonesia fokus untuk meningkatkan infratrusktur untuk lokasi-lokasi yang terbilang tertinggal dan sensus penduduk pada tahun 2020 ini memanfaatkan kemajuan teknologi. Dengan di adakannya sensus, maka pemerintah memiliki data penduduk dari hasil sensus tersebut. Data kependudukan ini sangat berguna untuk berbagai aspek. Data tersebut dapat digunakan untuk membuat perencanaan pembangunan, membuat kebijakan dan hal lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan data sensus penduduk dapat digunakan untuk melihat data diantaranya : 1. Bonus Demografi I Hal ini dapat terjadi dikarenakan terdapat perubahan struktur penduduk. Penduduk pada usia produktif lebih banyak, tenaga kerja pun akan lebih banyak. 2. Bonus Demografi II Akumulasi aset yang meningkat karena dihasilkan oleh penduduk usia kerja mengahasilkan pengaruh yang positif pada pertumbuhan ekonomi apabila diinvestasikan pada aktivitas produktif. 3. Penduduk Lansia Kemungkinan besar lansia yang berpendidikan rendah akan menjadi beban karena produktivitas yang rendah. Lansia yang aktif belum tentu mandiri dan untuk memenuhi kebutuhan hidup lansia terpaksa bekerja bukan karena mereka aktif. Dengan adanya data kependudukan maka data tersebut dapat menjadi acuan untuk pembuatan piramida penduduk. Penggunaan piramida akan memudahkan mengenal juga memahami karakteristik penduduk suatu wilayah menurut jenis kelamin. Adapun fungsi piramida penduduk yaitu : 1. Menunjukkan kondisi umum suatu penduduk di suatu daerah tertentu 2. Dapat mengatahui jumlah perbandingan antara laki-laki dan perempuan 3. Untuk meramalkan bagaimana kondisi penduduk di masa mendatang. BAB III PEMBAHASAN Pendataan sensus penduduk dilaksanakan setiap 5 sampai 10 tahun sekali sesuai kebutuhan yang diinginkan. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2020 dari data BPS yang ditemukan bedasarkan sensus penduduk menunjukkan peningkatan jumlah setiap 5 tahun sekali. Bahkan BPS sudah memprediksi jumlah penduduk pada tahun 2020. Jumlah penduduk Indonesia, tercatat pada tahun 2015 sebanyak 238.518.000 jiwa, diprediksikan pada sekitaran tahun 2020 akan mengalami peningkatan cukup banyak yaitu sebanyak 271.066.000 jiwa. Kementerian Dalam Negeri atau KEMENDAGRI melalui Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) mengeluarkan data-data terkait penduduk Indonesia Semester satu pada tahun 2020. Dari data tersebut kependudukan pada Semester satu tahun 2020 dengan jumlah penduduk Indonesia pada 30 Juni sebanyak 268.583.016 jiwa. Diketahui bahwa dari data siaran pers Dukcapil Kemendagri, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 135.821.768 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki, dimana jumlah tersebut telah mengalami kenaikan sebanyak 0,71% dibandingkan dengan tahun 2019, yaitu 134.858.411 jiwa. Dimana pada data sensus penduduk tersebut dimanfaatkan untuk melihat data-data pada perubahan struktur penduduk yang mengakibatkan perubahan pola konsumsi & produksi, dan juga pengaruh positif pada pertumbuhan ekonomi apabila dilihat dari akumulasi aset yang diinvestasikan pada aktivitas produktif oleh negara, dan produktivitas penduduk pada usia lansia. Berdasarkan data pada hasil Sensus Penduduk tahun 2010 inilah, maka pada tanggal 28 Januari 2014 pemerintah Indonesia meluncurkan perkiraan atau gambaran penduduk Indonesia dan juga provinsi sampai pada tahun 2035. Publikasi pada proyeksi perkiraan penduduk ini merupakan kerja sama yang telah dilaksanakan oleh beberapa instansi atau badan yaitu Badan Pusat Statistik, United Nations Population Fund (UNFPA), Bappenas, dan juga para pakar demografi di Indonesia. Data mengenai jumlah proyeksi penduduk di Indonesia bukanlah data yang mudah untuk dapat dihasilkan. Proyeksi atau perkiraan penduduk ini akan menggunakan data dasar dari data pada Sensus Penduduk di Tahun 2010. Diperlukan juga asumsi yang tepat dari elemen-elemen terkait kependudukan untuk dapat menghasilkan data proyeksi penduduk. Asumsi-asumsi yang dapat melandasi proyeksi penduduk di Indonesia pada tahun 2010-2035 yang diterbitkan atas kerja sama antara Bappenas, BPS, dan juga UNPF ini didasarkan pada laju pertumbuhan penduduk di Indonesia, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Gambar 3.1 Piramida penduduk Indonesia pada tahun 2010 Piramida penduduk Indonesia tahun pada 2010 termasuk dalam tipe ekspansif, hal tersebut dapat dilihat dari gambar di atas, dimana sebagian besar penduduk Indonesia berada pada bagian kelompok umur muda yang cukup tinggi mengartikan bahwa angka kelahiran cukup tinggi. Pada bagian atas piramida meruncing dengan gambaran bagian tengah yang cembung hal tersebut berarti bahwa angka kematian menurun. Berbeda dengan piramida pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun tahun 1971 sampai 2010 penduduk Indonesia telah banyak mengalami perubahan pada struktur umur. Bentuk piramida pada tahun 1971 yaitu melebar di bagian bawah sehingga lebih runcing di bagian atas dan seiring waktu berjalan bentuk piramida mengalami perubahan pada bagian tengah cenderung cembung yang menandakan penduduk muda semakin berkurang dan jumlah penduduk dewasa bertambah. Bagian atas dari piramida yang melebar berarti penduduk usia lanjut semakin banyak. Perubahan struktur umur pada gambaran piramida sangat dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, kematian dan migrasi penduduk. Tingginya tingkat kelahiran akan menggambarkan bentuk piramida yang lebar pada bagian bawah sedangkan meruncingnya bagian atas berarti tingginya tingkat kematian. Bentuk piramida yang cembung pada bagian tengah dan mengalami pelebaran dibagian atas berarti semakin menurunnya tingkat kelahiran dan tingkat kematian. Gambar 3.2 Piramida penduduk Indonesia pada tahun 1971, 1980, 1990 dan 2000 Penduduk Indonesia pada 1971 mencapai 119.208.229 jiwa. Jumlah penduduk Provinsi Jawa Timur pada tahun itu memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu sebanyak 25.516.999 jiwa dan pada Provinsi Bengkulu jumlah penduduk merupakan provinsi tersedikit dengan jumlah 519.316 jiwa. Sehingga bila dibandingkan dengan hasil pada sensus penduduk sebelumnya, umur median penduduk cenderung banyak pada usia muda dan lebih sedikit pada usia lanjut. Indonesia mempunyai kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan kategori piramida, penduduk Indonesia pada tahun 1971 sampai 1980 termasuk dalam kategori muda atau ekspansif dan pada tahun 1990-2010 meningkat ke kategori usia dewasa atau menengah dan mulai mengarah pada bentuk piramida stasioner. Ada pula sumber lain yang mengatakan bahwa bentuk piramida penduduk yang tidak bergerak merupakan bentuk piramida yang memiliki angka kelahiran yang rendah dengan jumlah angka kematian yang rendah pula. Maka populasinya akan terlihat stabil dari waktu ke waktu. Di tahun 2015, Piramida penduduk Indonesia dengan cepat menjadi stasioner yang menunjukkan bahwa ia akan mencapai populasi puncak pada generasi berikutnya. Gambar 3.3 2 Piramida penduduk Indonesia pada tahun 2015 Gambar 3.3 Penduduk Indonesia Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (2017) Piramida penduduk Indonesia pada tahun 2017 termasuk jenis piramida tipe stasioner. Hal ini terlihat dari bentuk piramida yang mengalami pelebaran pada bagian bawah dan terlihat cembung pada bagian tengah yang merupakan penduduk pada usia dewasa mengalami peningkatan, sementara pada bagian atas mengalami penurunan yang merupakan penduduk usia tua terlihat gambar piramida yang meruncing dengan jumlah penduduk di usia 0-4 tahun adalah penduduk yang terbanyak, dari gambar tersebut dapat kita simpulkan bahwa jumlah penduduk usia muda dapat dikatakan lebih besar dan berarti angka kelahiran tinggi dan tingkat kematian pada bayi rendah. Beberapa negara yang memiliki bentuk piramida stasioner merupakan negara dengan kecenderungan tingkat kelahiran dan kematian yang begitu rendah. Karakteristik piramida ini biasanya dengan tingkat umur median dangat tinggi dan beban tanggungan yang sangat rendah terutama pada kelompok kelompok usia lanjut. Data dari Badan Pusat Statistik atau BPS menunjukkan jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2017 sebanyak 262,594,708 jiwa. Angka tersebut merupakan penduduk laki-laki sebanyak 131,5 juta jiwa dan jumlah penduduk wanita 130,3 juta jiwa. Berdasarkan hal tersebut, rasio penduduk di Negara Indonesia menurut jenis kelamin yaitu sebanyak 101, yang artinya adalah di antara 100 perempuan dinegara tersebut terdapat 101 jumlah laki-laki. Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia pada periode 2010 sampai 2017 sebesar 1,34%, lebih rendah dari pada periode 2000 sampai tahun 2010 yang mencapai 1,49. Sementara untuk rasio ketergantungan penduduk pada tahun 2017 sebesar 48,1 turun dari posisi pada tahun 2016 sebesar 51,3. Yang berarti, setiap 100 penduduk pada usia produktif menanggung beban untuk penduduk usia non produktif sebanyak 48 sampai 49 orang. Oleh karena itulah pemerintah membuat perencanaan pada sektor pembangunan yang tepat agar kehidupan masyarakat dapat sejahtera di fase piramida Indonesia saat ini. Hal tersebut berpengaruh dengan di berikannya jaminan atau asuransi kesehatan seperti BPJS, sehingga meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pada rakyat melalui pemberian pelayanan kesehatan yang baik dan berkelanjutan, dapat meningkatkan harga barang yang pada awalnya tidak berpengaruh baik terhadap kesehatan masyarakat itu sendiri sehingga dapat memberikan manfaat, dan melakukan langkah preventive check yaitu dengan menunda usia pada perkawinan dan mulai membatasi jumlah anak. BAB IV PENUTUP Piramida penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor penting seperti tingkat mortalitas, fertilitas dan perbandingan antara migrasi penduduk masuk dengan yang keluar. Berdasarkan kegunaannya, piramida penduduk merupakan suatu cara untuk melihat produktivitas penduduk didalam suatu wilayah melalui dua indikator yaitu umur dan jenis kelamin. Berdasarkan bentuknya, penduduk ditunjukan pada bentuk dasar piramida, sedangkan untuk bagian kanan dan kiri menunjukan banyaknya penduduk laki-laki dan perempuan menurut umur masing-masing jenis kelamin. Piramida penduduk memiliki fungsi mulai dari lingkup terkecil sampai lingkup terbesar seperti mempelajari data jumlah penduduk secara real dalam cakupan masyarakat sekitar sampai dengan perencanaan pembangunan daerah dan/atau negara diikuti penyusunan regulasi pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Indonesia sebagai negara piramida ekspansif dimana piramida tersebut yang akan terbentuk jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda yang berarti Indonesia adalah suatu wilayah yang berada dalam keadaan tumbuh. Jumlah penduduk yang terus berkembang,menyebabkan timbulnya kelemahan potensial karena laju pertumbuhan yang cenderung tinggi. Thomas Robert Malthus (1766) menyatakan bahwa terdapat tidak kesesuaian rasio antara pertumbuhan penduduk dengan sumber daya yang tersedia. Jumlah penduduk yang bertumbuh tidak diikuti oleh tumbuhnya sumber daya yang dapat menyebabkan krisis materil, krisis pangan maupun krisis moral (kriminalitas) dalam jangka panjang. Upaya menghindari kecemasan akan terjadinya ketidaksesuaian rasio yang terlalu jauh, pemerintah sudah mengeluarkan program keluarga berencana (KB) untuk menekan laju pertambahan penduduk seperti di Indonesia dan Tiongkok. Pertumbuhan dari sektor pertanian sebagai sumber pangan pun harus ditingkatkan kembali untuk meminimalisir angka impor sebagai upaya menyesuaikan antara jumlah penduduk dengan sumber daya yang tersedia. DAFTAR PUSTAKA 1. 3D Geography. 2019. Population Pyramids https://www.3dgeography.co.uk/population-pyramids diakses pada tanggal 28 September 2020 2. Databooks. 2017. “Piramida Penduduk Indonesia Masuk Tipe Ekspansif” https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/12/03/piramida-penduduk-indonesiamasuk-tipe-ekspansive diakses pada tanggal 23 September 2020 3. Gischa, Serafica. 2020. “Jumlah Penduduk Indonesia 2020” https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/08/060000069/jumlah-pendudukindonesia-2020. diakses pada tanggal 22 September 2020 4. Gischa, Serafica. 2020. “Pengertian Sensus Penduduk dan Data Sensus Indonesia” https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/04/140000869/pengertian-sensuspenduduk-dan-data-sensus-indonesia diakses pada tanggal 28 September 2020 5. Heryanah. 2015. Ageing Population Dan Bonus Demografi Kedua di Indonesia. Jurnal Populasi Vol. 23 No. 2 tahun 2015. Sukabumi: Badan Pusat Statistik 6. Kusnandar, Viva Budy. 2020. “Inilah Proyeksi Jumlah Penduduk Indonesia 2020. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/01/02/inilah-proyeksi-jumlahpenduduk-indonesia-2020 diakses pada tanggal 23 September 2020 7. Nugraheny, Dian Erika. 2020. “Data Kependudukan 2020: Penduduk Indonesia 268.583.016 Jiwa”. https://nasional.kompas.com/read/2020/08/12/15261351/data- kependudukan-2020-penduduk-indonesia-268583016-jiwa?page=all diakses pada tanggal 22 September 2020 8. Pieris, Karen Winsley Dinly. 2015. “Ketahanan dan Krisis Pangan dalam Perspektif Malthus, Depedensi dan Gender (Women in Development)” Jurnal Hubungan Internasional Tahun VIII, No.1 Jan – Jun 2015. Surabaya: Departemen Hubungan InternasionaI Universitas Airlangga. 9. Salamadian. 2018. “PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA : Pengertian, Fungsi, Jenis dan Gambarnya”, https://salamadian.com/pengertian-piramida-penduduk-indonesia/ (diakses pada tanggal 22 September 2020) 10. “Piramida Penduduk”, Belajargiat.id. terbit 30 April 2020. 22 September 2020. https://belajargiat.id/piramida-penduduk 11. “Piramida Penduduk”, Dukcapil Prov. DKI Jakarta. 8 Oktober 2018. 22 September 2020.https://kependudukancapil.jakarta.go.id/pages/?page=index&a=4&b=14&id=360 12. “Pengertian Piramida Penduduk”. Pendidikan.co.id. 20 Juli 2020. 22 September 2020. https://pendidikan.co.id/pengertian-piramida-penduduk/