Uploaded by User23484

KEPEMIMPINAN HENDRYK

advertisement
TUGAS INDIVIDU
MANAJEMEN KEPERAWATAN
(HENDRYK PRIYATNA)
((NIM. 22020119183190 B.19)
KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN
Kepemimpinan dalam keperawatan adalah suatu bentuk manajemen diri yang mampu
mempengaruhi perubahan pada klien, rekan sejawat, rekan interprofesi dan lingkungan keperawatan
ke arah yang lebih baik. Kunci penting dalam meningkatkan efektifitas dalam meningkatkan
kepemimpinan dalam keperawatan yaitu, kemampuan menilai dan memahami situasi / kondisi di
lapangan / lingkungan / klien / sesuatu sebelum kita berikan pengaruh yang positif, karena dengan
memahami dan melakukan penilaian terhadap situasi terlebih dahulu maka akan memudahkan
dalam menganalisis, memprediksi dan menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya. Setelah
mampu menilai, maka dibutuhkan kemampuan berikutnya yaitu kemampuan beradaptasi terhadap
setiap kondisi. Adaptasi ini merupakan metode seleksi dan penyesuaian perilaku kita terhadap
lingkungan tersebut apakah akan diterima dan memberikan pengaruh yang positif. Adaptasi yang
berhasil tentu akan menghasilkan feedback yang baik, namun sebaliknya kesalahan adaptasi akan
memberikan feedback yang tidak diharapkan. Kemampuan ini juga dapat memperkecil jarak kita
terhadap tujuan yang di inginkan, yaitu perubahan ke arah yang lebih baik.
Kemampuan yang penting sebagai finishing atau semakin memoles skill kepemimpinan dalam
keperawatan ini yaitu kepiawaian kita dalam berkomunikasi. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
kemampuan kita dalam berkomunikasi dapat memberikan kontribusi yang besar dalam
meningkatkan pengaruh sosial, kesalahan dalam pemilihan kata-kata baik secara verbal dan non
verbal dapat mempengaruhi penilaian seseorang atau lingkungan terhadap diri kita, maka dari itu
walaupun kita memiliki kemampuan dalam menilai situasi dan adaptasi, tapi tanpa kemampuan
komunikasi, semua itu menjadi kurang maksimal. Oleh sebab itu, kepemimpinan dalam
keperawatan adalah bagaimana cara memanajemen diri untuk mencapai tujuan melalui berbagai
metode yang kita upayakan, bisa melalui pendidikan, pengalaman, sharing dengan senior / guru /
dosen, atau melalui observasi lingkungan, mempelajari artikel ilmiah, dan lain-lain yang pada
intinya yaitu selalu berkembang dan bergerak maju tanpa henti.
Ada banyak teori kepemimpinan dalam keperawatan, satunya adalah teori motivasi, sebagaimana
tertulis dalam “Essentials of Nursing Leadership and Management” edisi ke-5 halaman 6 bab 1
bahwa konsep teori motivasi itu cukup sederhana, dimana kita melakukan hal-hal tertentu untuk
mendapatkan hal yang kita inginkan dan menghindari mengerjakan hal-hal yang tidak kita inginkan.
Namun menurut penulis sendiri teori ini secara aplikatifnya tidak sesederhana itu, karena
kenyataannya peningkatan motivasi sangat berkaitan erat tentang bagaimana seorang pimpinan
yang mampu memberikan stimulus tertentu terhadap bawahan, dimana ini merupakan variabel
utama yang cukup sulit dalam konsep teori motivasi ini, meskipun masa kini banyak yang
menggunakan teori ini dan berusaha menghubungkan antara meningkatkan motivasi pekerja dan
peningkatan produktifitas kerja, seperti memberikan tunjangan tambahan, bonus, dan lain-lain, yang
semuanya itu masih berfokus pada hal materil, padahal seperti yang kita pahami bahwa motivasi itu
merupakan aspek dalam diri yang akan memberikan dorongan kepada seseorang untuk melakukan
sesuatu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani dan Warsito (2018) dalam artikel ilmiah
yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Kepemimpinan dengan Motivasi Perawat dalam Hal
Penugasan dan Pelatihan di Rumah Sakit”, menemukan bahwa gaya kepemimpinan masih banyak
yang tidak berfokus pada motivasi dalam kinerja perawat yang berdampak pada pelayanan
kesehatan. 70% perawat selama 3 tahun terakhir tidak pernah mengikuti pelatihan, 39.8% perawat
masih melakukan tugas kebersihan, 47.4% perawat dan bidan tidak memiliki uraian tugas dan
belum dikembangkannya monitoring evaluasi kinerja perawat dan bidan khususnya mengenai sikap,
keterampilan, kedisiplinan dan motivasi kerjanya. Pada penelitian ini mengambarkan bahwa
pengetahuan seorang pemimpin itu berkaitan erat dengan peningkatan motivasi kerja perawat.
Pemimpin yang selalu update informasi dan pengetahuan tentu akan selalu menilai kinerja
bawahannya dan akan membuat kondisi dimana seorang bawahan harus mau mengembangkan
dirinya, dengan demikian kinerja pemimpin yang baik akan dapat menginspirasi bawahan untuk
berlaku serupa, timbulnya budaya belajar, sharing dan pengembangan diri dimulai dari seorang
pimpinan. Walaupun motivasi itu tidak selalu dan selamanya kita dapatkan dari pimpinan, perawat
harus mampu memotivasi dirinya sendiri untuk menjadi pemimpin, setidaknya memimpin dirinya
sendiri terutama dalam hal merawat pasien.
Kesimpulannya bahwa teori motivasi dalam kepemimpinan merupakan teori yang dapat
diaplikasikan dalam dunia keperawatan, karena motivasi bisa didapatkan tidak hanya dari pemimpin
saja melainkan melalui diri sendiri, yang bisa diawali oleh minat dan keingintahuan terhadap
sesuatu. Pemahaman konsep ini perlu perlu diterapkan dari sejak pendidikan keperawatan, sehingga
dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan karir perawat ke depannya,
seperti misalnya memfokuskan diri di satu bidang yang diminati, sehingga perawat tersebut akan
termotivasi dengan sendirinya untuk mengembangkan diri melalui pelatihan, peningkatan jenjang
pendidikan ataupun aktif melakukan penelitian di bidang yang dikuasainya.
Pada kesempatan ini saya ingin bertanya berhubungan dengan bencana yang sedang kita hadapi
bersama, namun ini masih terkait dengan teori motivasi yang saya utarakan sebelumnya. Perawat
saat ini bersama dengan dokter merupakan garda terdepan dalam menghadapi bencana ini, menurut
pandangan saya motivasi perawat melakukan ini bisa karena adanya semangat “Saving Humanity”
dan mungkin saja ada “keterpaksaan” didalamnya, mungkin terkait tuntutan tempat bertugas dan
tidak ada pilihan lain.
Pertanyaan saya,
Bagaimana sikap seorang pimpinan sebaiknya dalam menyikapi permasalahan ini?
Bagaimana sikap pimpinan bila ada perawat yang mengundurkan diri dalam kondisi tersebut?
Bagaimana sikap seorang perawat dalam menghadapi gaya kepemimpinan pimpinan yang otokratik,
Baik itu sejawat ataupun profesi lain di rumah sakit?
Download