BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian 1.1.1 Tentang UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang biasa disebut UMKM merupakan usaha perdagangan yang dikelola oleh perorangan atau juga badan usaha yang dalam hal ini termasuk juga sebagai kriteria usaha dalam lingkup kecil atau juga mikro. Peraturan mengenai UMKM sudah dibahas dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2008. Kemudian UMKM itu sendiri mempunyai klasifikasi, yaitu: 1. Livelihood Activities (Lapangan Kerja Baru) Untuk menjalankan UMKM pastinya akan menghasilkan suatu lapangan pekerjaan yang baru. Lapangan pekerjaan baru itu memiliki banyak dampak yang positif yaitu mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia dan juga menambah penghasilan masyarakat. 2. Mikro Enterprise (Sifat Kewirausahaan) Sifat kewirausahaan ini sangat penting agar masyarakat tidak terpengaruh dengan statement tentang menjadi pegawai/karyawan. 3. Small Dinamic Enterprise (Jiwa Enterpreneurship) Jiwa entrepreneurship ini juga harus dimiliki untuk meraih kesuksesan usaha. 4. First Moving Enterprise (Motivasi Menjadi Usaha Besar) Pelaku UMKM yang sudah membuka lapangan pekerjaan baru, mempunyai sifat kewirausahaan dan mempunyai jiwa entrepreneurship pasti akan mempunyai motivasi untuk menjadikan usahanya sangat besar untuk dapat membangun perekonomian Indonesia. UMKM merupakan bentuk usaha yang berbeda-beda, dengan jenis usaha nya. UMKM ini sendiri mempunyai berbagai macam jenis, jenis ini berfungsi agar mudah untuk menerima ijin usaha dari pemerintah. Dibawah ini adalah jenis-jenis dari UMKM: 1. Kuliner 2. Fashion 3. Agribisnis 1 Disetiap usaha yang dibuat pasti memiliki kelebihan dan kekurangan dari usaha yang telah dibuat, karena tidak ada satupun usaha yang dijalankan akan berjalan mulus dan tidak mempunyai kekurangan. Kelebihan dan kekurangan dari UMKM yaitu: 1. Kelebihan UMKM a. Usaha yang dijalankan bisa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat. b. Pemilik bisa turun tangan dengan secara langsung dalam menjalankan usaha. c. Pemilik usaha bebas bertindak dalam mengambil keputusan. 2. Kekurangan UMKM a. Sulit untuk mencari karyawan karena jumlah gaji yang ditawarkan tidak terlalu besar. b. Sulit untuk mengembangkan usaha dikarenakan jumlah modal yang dimiliki sangat terbatas. c. Lemah dalam spesialisasi. 1.2 Latar Belakang Di era industri 4.0 ini semakin banyak perubahan, yaitu dalam bidang teknologi maupun dalam bidang ekonomi. Perubahan tersebut membawa dampak bagi kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi. Melalui pertumbuhan dalam bidang teknologi dan ekonomi, di sebuah negara dapat mengubah kondisi teknologi dan perekonomiannya menjadi lebih baik. Perekonomian dikatakan mengalami kenaikan apabila perekonomian tersebut mengalami peningkatan dalam produk nasional bruto riil. Didalam bidang teknologi, masyarakat sudah merasakan dampak dari perubahan teknologi itu sendiri seperti munculnya inovasi-inovasi baru. Karena adanya teknologi yang muncul, semakin banyak hal yang mudah diakses dalam bidang ekonomi maupun teknologi. Salah satu contoh perkembangan pertumbuhan di Indonesia yang berkontribusi untuk memajukan negara yaitu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM merupakan salah satu tempat dimana masyarakat bisa mendapatkan kebutuhannya tersebut. Menurut Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Koperasi UMKM dan Ekonomi Kreatif Erik Hidayat mengatakan, selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi, UMKM nasional juga memiliki kontribusi yang sangat penting untuk mengatasi masalah pengangguran. UMKM terbukti mampu menyerap tenaga kerja. Jumlah 2 UMKM di Indonesia terus mengalami perkembangan dari tahun 2010 hingga tahun 2019. Kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga merupakan bidang usaha yang dapat berkembang dan konsisten dalam perekonomian nasional. UMKM adalah usaha yang sangat menguntungkan bagi para masyarakat yang senang dengan lapangan pekerjaan yang produktif, terutama di kota-kota besar salah satunya di Kota Bandung. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UMKM (2012) menyebutkan usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berkembang saat ini terbagi menjadi beberapa kategori yaitu pertanian, perternakan, perikanan, kehutanan, listrik, gas, air bersih, perdagangan, hotel, restoran, jasa-jasa swasta, dan industry pengolahan yang salah satunya mencakup industri kreatif. Ekonomi kreatif bisa juga dikenal dengan istilah industri kreatif ini memulai dibidang perekonomian Indonesia, terutama di kalangan pengusaha muda, tidak hanya pengusaha yang sudah merintis bisnisnya sejak lama saja, tetapi pengusaha yang baru memulai bisnisnya pun banyak mengambil industri kreatif. Sehingga industri kreatif memberikan dampak positif bagi masyarakat umumnya untuk mengembangkan potensi mereka dibidang industri kreatif ini. Menurut Howkins (2011) industri kreatif adalah industri yang mempunyai ciri-ciri keunggulan pada sisi kreativitas dalam menghasilkan atau menciptakan berbagai desain kreatif yang melekat pada produk barang atau jasa yang dihasilkan. Menurut Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat statistic (2017) di Indonesia terdapat berbagai macam sektor yang termasuk ke dalam industri kreatif yang berkembang tiap tahunnya meningkat seperti halnya kelompok industri kreatif yang dikembangkan terdiri dari 16 subsektor yaitu. Tabel 1. 1 Kontribusi Industri Kreatif Menurut Subsektor No Sektor Presentase 1 Kuliner 41,69% 2 Fashion 18,15% 3 Kriya 15,70% 4 Televisi dan Radio 7,78% 5 Penerbitan 6,29% 6 Arsitektur 2,30% 3 7 Aplikasi dan Game Developer 1,77% 8 Periklanan 0,80% 9 Musik 0,47% 10 Fotografi 0,45% 11 Seni Pertunjukan 0,26% 12 Desain Produk 0,24% 13 Seni Rupa 0,22% 14 Desain Interior 0,16% 15 Film 0,16% 16 Desain Komunikasi Visual 0,06% Sumber : Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik 2015 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari data Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia mengenai perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada tahun 2016-2017. Tabel 1. 2 Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun 2016-2017 Indikator Jumlah Tahun Jumlah Tahun Perkembangan 2016 2017 Tahun 20162017 Usaha Mikro, 61.651.177 62.922.617 Kecil dan 1.271.440 (2,06%) Menengah (UMKM) Sumber : Kementrian Koperasi dan UMKM tahun 2016-2017 Berdasarkan data terakhir yang dipublikasikan di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2016 terdapat 61.651.177 unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang telah di buka, dan pada tahun 2017 terdapat 62.922.617 unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang telah di buka. Selisih perkembangan dari tahun 2016-2017 sebesar 1.271.440, yang artinya dari tahun 2016-2017 unit Usaha 4 Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang telah di buka mengalami peningkatan sebesar 2,06%. Banyaknya peluang usaha dibidang industri kreatif di daerah Bandung, karena Bandung pusat gudangnya para pembisnis kreatif dan menjadi salah satu kota di Indonesia yang ikut serta mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di tingkat nasional. Maka dari itu, kita harus memanfaatkan peluang untuk membuat strategi pemasaran. Strategi pemasaran inilah diharapkan dapat memenuhi target untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi pemasaran merupakan keseluruhan program perusahaan dalam menentukan target pasar dan memuaskan konsumen dengan membangun kombinasi elemen dari marketing mix; produk, distribusi, promosi, dan harga (Kurtz, 2008). Untuk dapat menciptakan hubungan, menentukan target pasar dengan konsumen agar target perusahaan yang ada dapat tercapai maka diperlukan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Proses pengambilan keputusan strategi pemasaran terdiri dari keputusan strategi pemasaran, proses, metode dan factor kontekstual internal dan eksternal (Jocumsen, 2004). Inovasi perusahaan berada pada titik tertinggi ketika “produk baru diciptakan, strategi baru diterapkan, ide-ide baru diikuti, dan tercapainya pasar baru.” (Vila dan Kuster, 2007 hlm. 21-22). Dengan demikian, inovasi tampaknya selaras dengan proses strategi pemasaran sebagai penciptaan produk baru, penerapan strategi baru, semuanya berasal dari pembuatan strategi pemasaran (Menon el al, 1999). Selanjutnya, keduanya berorientasi untuk mendorong dan mengembangkan solusi inovatif yang diwakili oleh strategi pemasaran kreatif dan kemungkinan baru untuk menghasilkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan (Dibrell et al., 2014). Globalisasi memiliki banyak sekali dampak yang signifikan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah, sehingga para pelaku UMKM sudah harus bisa menerapkan penggunaan teknologi yang tepat di era sekarang agar usaha yang mereka jalankan bisa sesuai. Maka dari itu, penelitian-penelitian ini menggambarkan strategi pemasaran melalui era industri 4.0 menjadi keputusan yang tepat untuk memasarkan produk dan jasa yang dihasilkan oleh pelaku UMKM (Knight, 2000). Knight (2000) menunjukkan bahwa strategi pemasaran memiliki peran yang penting bagi perusahaan untuk membantu menerapkan taktik agar menjadi perusahaan yang sukses. Hasil dari penelitiannya juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara strategi pemasaran dengan penerapan 5 teknologi dan penerimaan terhadap kondisi global yang sekarang ini sudah memasuki industri 4.0. Dalam hal bauran pemasaran, meskipun produk yang dijual relatif sama dengan yang dijual oleh pesaing mereka, tetapi karena mereka mengedepankan nilai tambah dan diferensiasi maka mereka dapat memberikan produk yang tepat, harga yang layak serta bersaing, pemilihan saluran distribusi yang sesuai, serta pemilihan media promosi yang efektif bagi para pelanggan mereka sehingga kepuasan dan loyalitas pelanggan dapat tercapai. Pada era sekarang yang perkembangannya sudah sangat canggih ini, untuk melakukan strategi pemasarannya diutamakan mengikuti revolusi industri pada saat ini. Revolusi industri merupakan perubahan besar terhadap manusia dalam mengolah sumber daya dan memproduksi barang. Perubahan besar ini tercatat sudah tiga kali, dan saat ini kita sedang mengalami revolusi industri yang keempat. Setiap perubahan besar yang sudah terjadi akan selalu diikuti oleh perubahan besar lainnya dalam bidang ekonomi, politik, bahkan militer dan budaya. Revolusi industri membuat beberapa hal yang semula begitu sulit, begitu lama, begitu mahal dalam proses produksi mendadak jadi mudah, cepat, dan murah. Kita sudah melewati beberapa revolusi industri, revolusi industri yang sedang terjadi sekarang yaitu Revolusi Industri 4.0. industri 4.0 adalah konsep yang dibuat oleh pemerintah Jerman yang bermaksud untuk memperkenalkan perubahan paradigma menuju masa depan digital dalam produksi industri. Konsep “Industri 4.0” pertama kali digunakan di public dalam pameran industri Hannover Messe di Kota Hannover, Jerman di tahun 2011. Semua revolusi yang terjadi pasti menggunakan revolusi sebelumnya sebagai bahan pembelajaran untuk membuat revolusi yang baru. Contohnya, industri 2.0 tidak akan muncul selama kita masih mengandalkan otot, angin dan air untuk produksi. Inti dari industri 3.0 meng-upgrade lini produksi dengan komputer dan robot. Pada industri 4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi siber. Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih Pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik. UMKM memiliki peluang besar untuk memasuki revolusi industri 4.0. karena UMKM sendiri harus mengetahui, memahami dan juga menguasai untuk meningkatkan UMKM agar lebih baik, mempunyai inovasi baru dan mendapat banyak keuntungan. Industri 4.0 ini menjadi penting agar usahanya bisa semakin berkembang maju dan dengan digitaliasi para pelaku UMKM bisa beroperasi secara efektif dan 6 efisien, serta produknya berkualitas baik dan bernilai harga bersaing. Pengaruh UMKM adalah pada saat krisis moneter 1997 dengan jatuhnya Rupiah terhadap Dollar yang tadinya 2.500 Per Dollar berubah menjadi 16.000 Per Dollar, tapi sektor UMKM malah memberikan kepuasan ekonomi tersendiri di tanah air kita karena mampu bertahan dalam melawan krisis moneter tersebut. Revolusi Industri 4.0 sudah berjalan dengan teknologi sebagai peran utamanya, oleh karena itu pengenalan teknologi bagi pelaku usaha UMKM sudah wajib diketahui sehingga dengan demikian masa depan UMKM di tanah air kita dapat membawa hal yang baik bagi perekonomian negeri ini. Revolusi Industri 4.0 itu sendiri membuat konsep yang berupa digital dalam memenuhi kebutuhan industri dan perekonomian. Revolusi industri 4.0 ini akan membawa banyak perubahan dikarenakan banyaknya inovasi-inovasi baru yang menggunakan digital.Dampak yang diberikan revolusi industri 4.0 adalah berkurangnya sumber daya manusia karena digantikan dengan mesin. Beberapa dampak lainnya adalah: 1. Mesin menggantikan orang 2. Orang banyak tinggal di kota 3. Cara produksi pakaian dan kain berubah 4. Sistem ekonomi baru tercipta 5. Industrialisasi menyebabkan masalah baru Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bandung didorong untuk terus mengembangkan usahanya. Terlebih, banyak produk UMKM di Bandung yang memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Dalam upaya mengembangkan usahanya tersebut, pelaku UMKM di Bandung diberikan pengertian tentang strategi pemasaran. UMKM di Bandung membuat program yang dilakukan dikota dan kabupaten seluruh Jawa barat, pendampingan dilakukan agar kemampuan penjualan para pelaku UMKM di Bandung meningkat. Kota Bandung merupakan kota kreatif dengan potensi sumber daya manusia yang sudah tersebar di seluruh wilayah Kota Bandung. Kota Bandung telah dikenal sebagai pusat perdagangan tekstil, mode, seni, dan budaya disebut juga “Paris Van Java“. Saat ini Kota Bandung adalah salah satu kota yang mempunyai daya tarik sangat besar untuk menarik konsumen terutama konsumen diluar kota Bandung, hal ini mendukung misi kota Bandung sebagai kota kreatif. Bandung adalah destinasi wisata belanja favorit di Indonesia dengan banyak factory outlet, distro, butik dan pusat belanja 7 lainnya. Kebutuhan primer seperti sandang, pangan dan papan adalah kebutuhan primer yang sifatnya wajib untuk dipenuhi. Namun sampai saat ini, kebutuhan seperti sandang (baju,celana,rok,sepatu dan lain-lain) yang kita kenakan sehari-hari,tidak hanya sekedar bahan yang digunakan untuk menutup dan melindungi tubuh kita, melainkan sebagai bentuk dari bagaimana kita ingin memperlihatkan sesuatu untuk menarik perhatian ataupun dalam bentuk menaikkan kepercayaan diri kita. Seperti halnya pakaian memiliki peranan yang penting dalam menggambarkan atau memperkuat identitas seorang individu. Kementerian Perdagangan Indonesia menyatakan bahwa Industri Kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Berikut peneliti sajikan data kontribusi subsektor industri kreatif di kota Bandung pada tahun 2017 sebagai berikut: Tabel 1. 3 Kontribusi Industri Kreatif Kota Bandung Tahun 2017 No Industri Kreatif Subsektor PDB Persentase 1 Periklanan 8.305.034.367 7,93% 2 Arsitektur 4.134.446.695 3,95% 3 Pasar barang seni 685.870.805 0,65% 4 Kerajinan 10.170.688.435 10,82% 5 Kuliner 16.080.768.980 15,62% 6 Desain 6.159.598.596 5,88% 7 Fashion 45.803.769.843 43,71% 8 Video, Film, Fotografi 250.431.983 0,24% 9 Permainan interaktif 337.392.321 0,32% 10 Musik 3.824.179.411 3,65% 11 Seni pertunjukan 124.467.644 0,12% 12 Penerbit dan Percetakan 4.283.989.793 4,09% 13 Layanan Komputer dan Piranti 1.040.637.861 0,99% 2.136.827.023 2,03% Lunak 14 Televisi dan Radio Sumber : Badan Pusat Statistik 8 Berdasarkan data Tabel 1.3 diatas menunjukan bahwa subsector PDB industri kreatif kota Bandung yang paling tinggi nilainya ditujukan oleh industri fashion sebesar 43,71% dikarenakan fashion adalah jenis usaha yang paling dibutuhkan dan diminati oleh konsumen mulai dari sekarang dan suatu saat nanti karena kita tidak bisa percaya diri ketika tidak adanya fashion itu sendiri. Maka dari itu fashion menjadi paling tinggi presentasenya karena banyak dijadikan usaha. Fashion saat ini sangat berkembang pesat mengikuti perkembangan zaman. Masyarakat saat ini sudah sangat menyadari akan kebutuhan fashion yang lebih dari sekedar berpakaian, tapi juga untuk bergaya dan menjadi lebih trendi. Di dalam fashion itu sendiri terdapat beberapa jenis usaha antara lain pakaian, aksesoris dan juga lifestyle. Jenis usaha pakaian itu sendiri bisa seperti clothing, butik, factory outlet atau bisa juga menjadi produsen dari pakaian itu sendiri (pabrik). Sedangkan jenis usaha aksesoris meliputi perhiasan, tas, sabuk, topi, dan masih banyak lagi lainnya. Dan terakhir untuk jenis usaha lifestyle seperti salon, barbershop, spa. Berikut adalah tabel yang menunjukan jumlah unit usaha subsektor fashion di Bandung: Tabel 1. 4 Jenis Industri Fashion Di Kota Bandung Jenis Industri Jumlah Gerai Pakaian 907 gerai Sumber: Dinas Koperasi UMKM Kota Bandung Berdasarkan tabel 1.4, menunjukan bahwa jenis industri fashion di kota bandung sudah sangat banyak yaitu mencapai 907 gerai UMKM di kota Bandung. Hal ini menunjukan bahwa perkembangan jenis industri pakaian sangat menguntungkan, hal ini sudah terbukti karena Bandung itu sendiri sudah dikenal diseluruh masyarakat Indonesia dengan menjual banyak sekali jenis-jenis pakaian. Namun UMKM di Indonesia, khususnya dikota Bandung masih kesulitan untuk menjangkau luas penjualan produknya atau kurangnya channel untuk pendistribusian barang, UMKM mempunyai keterbatasan pasar dan minat masyarakat yang kecil karena kurangnya inovasi dan UMKM dikota Bandung kurang menguasai dibidang teknologi, manajemen, informasi dan strategi pemasaran nya. Kontribusi sektor UMKM di Indonesia pun masih sangat rendah dibandingkan dengan negara lain. Salah satu langkah yang akan dijalankan oleh pemerintah adalah dengan mendorong kegiatan ekspor produk dari UMKM yang ada di Indonesia. 9 Gambar 1. 1 Kontribusi Sektor UMKM Terhadap Ekspor Nasional di Indonesia Sumber : Yoshino dan Wignaraja (2015) Berdasarkan gambar di atas menunjukan bahwa kontribusi sektor UMKM Terhadap Ekspor di Indonesia masih rendah yaitu sebesar 15,80%. Angka tersebut juga masih terbilang lebih rendah daripada daftar negara yang lainnya. Contohnya Jerman negara yang paling tinggi kontribusi sektor UMKM nya yaitu sebesar 55,90%. Salah satu faktor mengapa di Indonesia kontribusi sektor UMKM terhadap ekspor nasional nya sangat rendah karena masih minim pemanfaatan media digital di era digital atau industry 4.0 ini. Di era industri 4.0 ini bisnis harus mengikuti perkembangan zaman agar tetap survive. Tidak hanya dibidang teknologi nya saja tetapi di perdagangan juga harus siap menghadapinya. Bagi pengusaha UMKM yang masih menggunakan sistem lama maka, besar kemungkinan akan ditinggal oleh pesaing yang lain yang sudah menerapkan sistem yang diterapkan di industry 4.0. berdasarkan riset Wearesosial Hoot Suite (wearesosial 2019) pengguna sosial media di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total populasi. Jumlah tersebut naik 20% dari survey sebelumnya. Sementara pengguna media sosial mobile (gadget) mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi. Data ini dapat dilihat di gambar berikut: 10 Gambar 1. 2 Pengguna Media Sosial di Indonesia Sumber : wearesosial 2019 Berdasarkan gambar di atas menunjukan bahwa sangat pesat pertumbuhan di pengguna Telepon dan pengguna internet yang merupakan potensi dari kemajuan ekonomi di digital nasional. Ini merupakan peluang dan tantangan bagi didunia bisnis untuk mendapatkan market share atau pangsa pasar pada masing-masing segmen. Market share merupakan salah satu strategi bisnis yang harus dilakukan oleh setiap bisnis karena market share juga bisa dijadikan tolak ukur dalam menentukan keberhasilan bisnis dalam menguasai pasar. Berdasarkan hasil penelitian Oztamur dan Karakadilar (2014), UKM di Amerika Serikat dan Turki menunjukan bahwa media sosial saat ini sudah banyak digunakan sebagai alat dalam strategi pemasaran untuk menciptakan value pada pelanggan. Knight (2000) menunjukkan bahwa globalisasi memiliki dampak dan tekanan yang signifikan bagi sektor UMKM sehingga para pelaku UMKM harus dapat menerapkan penggunaan teknologi yang tepat dan sesuai bagi usaha yang mereka jalankan. Penelitian ini menggambarkan strategi pemasaran melalui media digital yang sudah diterapkan oleh industry 4.0 menjadi keputusan yang tepat untuk memasarkan produk dan jasa yang dihasilkan oleh UMKM di Indonesia. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian terhadap Analisis Strategi Pemasaran UMKM dalam Menghadapi Industri 4.0. 11 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan strategi pemasaran UMKM dalam menghadapi Industri 4.0? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan untuk penelitian, maka dapat menghasilkan tujuan dari penelitian yaitu: 1. Menentukan strategi pemasaran yang tepat bagi UMKM dalam menghadapi Industri 4.0. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang diharapkan sebagai berikut: 1. Dari segi akademis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu yang berkaitan dengan Administrasi Bisnis. b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Dari segi teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian kuantitatif dalam bidang Administrasi Bisnis b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian mengenai Strategi Pemasaran sebagai bagian dari Administrasi Bisnis 3. Dari segi praktis a. Dapat digunakan sebagai bahan kajian bagi perusahaan Usaha Mikro Kecil Menengah agar mampu menghasilkan strategi pemasaran yang tepat dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk mengenali strategi pemasaran untuk UMKM dalam menghadapi Industri 4.0. 12 1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika laporan ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Pada bab I berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. BAB II Tinjauan Pustaka Pada Bab II berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan bahasan permasalahan penelitian sebagai pendukung pemecahan permasalahan, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran. BAB III Metodologi Penelitian Pada Bab III berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari karakteristik penelitian, variabel penelitian, tahapan penelitian, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data. BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada Bab IV berisi tentang penjelasan data-data yang diperlukan pada penilitan, serta cara mengolah data tersebut untuk menjadi hasil analisa untuk penyelesaian masalah. BAB V Analisis Pada bab V berisi terkait pembahasan analisis-analisis yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada objek penelitian. BAB VI Kesimpulan dan Saran Pada bab VI berisi tentang kesimpulan hasil penelitian sesuai dengan rumusan masalah yang ada dan terdapat saran dari peneliti kepada objek penelitian. 13