Uploaded by User66402

20.04.1405 bab1 (1)

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Penelitian
1.1.1
Tentang UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)
Usaha Mikro Kecil Menengah atau yang biasa disebut UMKM merupakan
usaha perdagangan yang dikelola oleh perorangan atau juga badan usaha yang dalam
hal ini termasuk juga sebagai kriteria usaha dalam lingkup kecil atau juga mikro.
Peraturan mengenai UMKM sudah dibahas dalam Undang-Undang No 20 Tahun
2008.
Kemudian UMKM itu sendiri mempunyai klasifikasi, yaitu:
1. Livelihood Activities (Lapangan Kerja Baru)
Untuk menjalankan UMKM pastinya akan menghasilkan suatu lapangan pekerjaan
yang baru. Lapangan pekerjaan baru itu memiliki banyak dampak yang positif yaitu
mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia dan juga menambah penghasilan
masyarakat.
2. Mikro Enterprise (Sifat Kewirausahaan)
Sifat kewirausahaan ini sangat penting agar masyarakat tidak terpengaruh dengan
statement tentang menjadi pegawai/karyawan.
3. Small Dinamic Enterprise (Jiwa Enterpreneurship)
Jiwa entrepreneurship ini juga harus dimiliki untuk meraih kesuksesan usaha.
4. First Moving Enterprise (Motivasi Menjadi Usaha Besar)
Pelaku UMKM yang sudah membuka lapangan pekerjaan baru, mempunyai sifat
kewirausahaan dan mempunyai jiwa entrepreneurship pasti akan mempunyai motivasi
untuk menjadikan usahanya sangat besar untuk dapat membangun perekonomian
Indonesia.
UMKM merupakan bentuk usaha yang berbeda-beda, dengan jenis usaha nya.
UMKM ini sendiri mempunyai berbagai macam jenis, jenis ini berfungsi agar mudah
untuk menerima ijin usaha dari pemerintah. Dibawah ini adalah jenis-jenis dari
UMKM:
1. Kuliner
2. Fashion
3. Agribisnis
1
Disetiap usaha yang dibuat pasti memiliki kelebihan dan kekurangan dari usaha
yang telah dibuat, karena tidak ada satupun usaha yang dijalankan akan berjalan mulus
dan tidak mempunyai kekurangan. Kelebihan dan kekurangan dari UMKM yaitu:
1. Kelebihan UMKM
a. Usaha yang dijalankan bisa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat
setempat.
b. Pemilik bisa turun tangan dengan secara langsung dalam menjalankan
usaha.
c. Pemilik usaha bebas bertindak dalam mengambil keputusan.
2. Kekurangan UMKM
a. Sulit untuk mencari karyawan karena jumlah gaji yang ditawarkan tidak
terlalu besar.
b. Sulit untuk mengembangkan usaha dikarenakan jumlah modal yang
dimiliki sangat terbatas.
c. Lemah dalam spesialisasi.
1.2 Latar Belakang
Di era industri 4.0 ini semakin banyak perubahan, yaitu dalam bidang teknologi
maupun dalam bidang ekonomi. Perubahan tersebut membawa dampak bagi
kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi. Melalui pertumbuhan dalam bidang
teknologi dan ekonomi, di sebuah negara dapat mengubah kondisi teknologi dan
perekonomiannya menjadi lebih baik. Perekonomian dikatakan mengalami kenaikan
apabila perekonomian tersebut mengalami peningkatan dalam produk nasional bruto
riil. Didalam bidang teknologi, masyarakat sudah merasakan dampak dari perubahan
teknologi itu sendiri seperti munculnya inovasi-inovasi baru. Karena adanya teknologi
yang muncul, semakin banyak hal yang mudah diakses dalam bidang ekonomi maupun
teknologi.
Salah satu contoh perkembangan pertumbuhan di Indonesia yang berkontribusi
untuk memajukan negara yaitu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM
merupakan salah satu tempat dimana masyarakat bisa mendapatkan kebutuhannya
tersebut. Menurut Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Koperasi UMKM dan Ekonomi
Kreatif Erik Hidayat mengatakan, selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi,
UMKM nasional juga memiliki kontribusi yang sangat penting untuk mengatasi
masalah pengangguran. UMKM terbukti mampu menyerap tenaga kerja. Jumlah
2
UMKM di Indonesia terus mengalami perkembangan dari tahun 2010 hingga tahun
2019.
Kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga merupakan bidang
usaha yang dapat berkembang dan konsisten dalam perekonomian nasional. UMKM
adalah usaha yang sangat menguntungkan bagi para masyarakat yang senang dengan
lapangan pekerjaan yang produktif, terutama di kota-kota besar salah satunya di Kota
Bandung.
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UMKM (2012) menyebutkan
usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berkembang saat ini terbagi
menjadi beberapa kategori yaitu pertanian, perternakan, perikanan, kehutanan, listrik,
gas, air bersih, perdagangan, hotel, restoran, jasa-jasa swasta, dan industry pengolahan
yang salah satunya mencakup industri kreatif. Ekonomi kreatif bisa juga dikenal
dengan istilah industri kreatif ini memulai dibidang perekonomian Indonesia, terutama
di kalangan pengusaha muda, tidak hanya pengusaha yang sudah merintis bisnisnya
sejak lama saja, tetapi pengusaha yang baru memulai bisnisnya pun banyak mengambil
industri kreatif. Sehingga industri kreatif memberikan dampak positif bagi masyarakat
umumnya untuk mengembangkan potensi mereka dibidang industri kreatif ini.
Menurut Howkins (2011) industri kreatif adalah industri yang mempunyai ciri-ciri
keunggulan pada sisi kreativitas dalam menghasilkan atau menciptakan berbagai
desain kreatif yang melekat pada produk barang atau jasa yang dihasilkan. Menurut
Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat statistic (2017) di Indonesia terdapat
berbagai macam sektor yang termasuk ke dalam industri kreatif yang berkembang tiap
tahunnya meningkat seperti halnya kelompok industri kreatif yang dikembangkan
terdiri dari 16 subsektor yaitu.
Tabel 1. 1
Kontribusi Industri Kreatif Menurut Subsektor
No
Sektor
Presentase
1
Kuliner
41,69%
2
Fashion
18,15%
3
Kriya
15,70%
4
Televisi dan Radio
7,78%
5
Penerbitan
6,29%
6
Arsitektur
2,30%
3
7
Aplikasi dan Game Developer
1,77%
8
Periklanan
0,80%
9
Musik
0,47%
10
Fotografi
0,45%
11
Seni Pertunjukan
0,26%
12
Desain Produk
0,24%
13
Seni Rupa
0,22%
14
Desain Interior
0,16%
15
Film
0,16%
16
Desain Komunikasi Visual
0,06%
Sumber : Badan Ekonomi Kreatif dan Badan Pusat Statistik 2015
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia saat ini telah mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari data Kementrian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia mengenai perkembangan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pada tahun 2016-2017.
Tabel 1. 2
Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Tahun 2016-2017
Indikator
Jumlah Tahun
Jumlah Tahun
Perkembangan
2016
2017
Tahun 20162017
Usaha Mikro,
61.651.177
62.922.617
Kecil dan
1.271.440
(2,06%)
Menengah
(UMKM)
Sumber : Kementrian Koperasi dan UMKM tahun 2016-2017
Berdasarkan data terakhir yang dipublikasikan di atas dapat disimpulkan bahwa
pada tahun 2016 terdapat 61.651.177 unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) yang telah di buka, dan pada tahun 2017 terdapat 62.922.617 unit Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang telah di buka. Selisih perkembangan dari
tahun 2016-2017 sebesar 1.271.440, yang artinya dari tahun 2016-2017 unit Usaha
4
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang telah di buka mengalami peningkatan
sebesar 2,06%.
Banyaknya peluang usaha dibidang industri kreatif di daerah Bandung, karena
Bandung pusat gudangnya para pembisnis kreatif dan menjadi salah satu kota di
Indonesia yang ikut serta mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di tingkat
nasional. Maka dari itu, kita harus memanfaatkan peluang untuk membuat strategi
pemasaran. Strategi pemasaran inilah diharapkan dapat memenuhi target untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Strategi pemasaran merupakan keseluruhan program perusahaan dalam
menentukan target pasar dan memuaskan konsumen dengan membangun kombinasi
elemen dari marketing mix; produk, distribusi, promosi, dan harga (Kurtz, 2008).
Untuk dapat menciptakan hubungan, menentukan target pasar dengan konsumen agar
target perusahaan yang ada dapat tercapai maka diperlukan strategi pemasaran untuk
mencapai tujuan perusahaan tersebut.
Proses pengambilan keputusan strategi pemasaran terdiri dari keputusan strategi
pemasaran, proses, metode dan factor kontekstual internal dan eksternal (Jocumsen,
2004). Inovasi perusahaan berada pada titik tertinggi ketika “produk baru diciptakan,
strategi baru diterapkan, ide-ide baru diikuti, dan tercapainya pasar baru.” (Vila dan
Kuster, 2007 hlm. 21-22). Dengan demikian, inovasi tampaknya selaras dengan proses
strategi pemasaran sebagai penciptaan produk baru, penerapan strategi baru, semuanya
berasal dari pembuatan strategi pemasaran (Menon el al, 1999). Selanjutnya, keduanya
berorientasi untuk mendorong dan mengembangkan solusi inovatif yang diwakili oleh
strategi pemasaran kreatif dan kemungkinan baru untuk menghasilkan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan (Dibrell et al., 2014).
Globalisasi memiliki banyak sekali dampak yang signifikan bagi Usaha Mikro
Kecil Menengah, sehingga para pelaku UMKM sudah harus bisa menerapkan
penggunaan teknologi yang tepat di era sekarang agar usaha yang mereka jalankan
bisa sesuai. Maka dari itu, penelitian-penelitian ini menggambarkan strategi
pemasaran melalui era industri 4.0 menjadi keputusan yang tepat untuk memasarkan
produk dan jasa yang dihasilkan oleh pelaku UMKM (Knight, 2000).
Knight (2000) menunjukkan bahwa strategi pemasaran memiliki peran yang
penting bagi perusahaan untuk membantu menerapkan taktik agar menjadi
perusahaan yang sukses. Hasil dari penelitiannya juga menunjukkan bahwa
terdapat hubungan yang kuat antara strategi pemasaran dengan penerapan
5
teknologi dan penerimaan terhadap kondisi global yang sekarang ini sudah memasuki
industri 4.0. Dalam hal bauran pemasaran, meskipun produk yang dijual relatif
sama dengan
yang
dijual
oleh
pesaing
mereka,
tetapi
karena
mereka
mengedepankan nilai tambah dan diferensiasi maka mereka dapat memberikan produk
yang tepat, harga yang layak serta bersaing, pemilihan saluran distribusi yang
sesuai, serta pemilihan media promosi yang efektif bagi para pelanggan mereka
sehingga kepuasan dan loyalitas pelanggan dapat tercapai.
Pada era sekarang yang perkembangannya sudah sangat canggih ini, untuk
melakukan strategi pemasarannya diutamakan mengikuti revolusi industri pada saat
ini. Revolusi industri merupakan perubahan besar terhadap manusia dalam mengolah
sumber daya dan memproduksi barang. Perubahan besar ini tercatat sudah tiga kali,
dan saat ini kita sedang mengalami revolusi industri yang keempat. Setiap perubahan
besar yang sudah terjadi akan selalu diikuti oleh perubahan besar lainnya dalam bidang
ekonomi, politik, bahkan militer dan budaya. Revolusi industri membuat beberapa hal
yang semula begitu sulit, begitu lama, begitu mahal dalam proses produksi mendadak
jadi mudah, cepat, dan murah.
Kita sudah melewati beberapa revolusi industri, revolusi industri yang sedang
terjadi sekarang yaitu Revolusi Industri 4.0. industri 4.0 adalah konsep yang dibuat
oleh pemerintah Jerman yang bermaksud untuk memperkenalkan perubahan
paradigma menuju masa depan digital dalam produksi industri. Konsep “Industri 4.0”
pertama kali digunakan di public dalam pameran industri Hannover Messe di Kota
Hannover, Jerman di tahun 2011.
Semua revolusi yang terjadi pasti menggunakan revolusi sebelumnya sebagai
bahan pembelajaran untuk membuat revolusi yang baru. Contohnya, industri 2.0 tidak
akan muncul selama kita masih mengandalkan otot, angin dan air untuk produksi. Inti
dari industri 3.0 meng-upgrade lini produksi dengan komputer dan robot. Pada industri
4.0 adalah tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan
teknologi siber. Istilah industri 4.0 berasal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi
canggih Pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik.
UMKM memiliki peluang besar untuk memasuki revolusi industri 4.0. karena
UMKM sendiri harus mengetahui, memahami dan juga menguasai untuk
meningkatkan UMKM agar lebih baik, mempunyai inovasi baru dan mendapat banyak
keuntungan. Industri 4.0 ini menjadi penting agar usahanya bisa semakin berkembang
maju dan dengan digitaliasi para pelaku UMKM bisa beroperasi secara efektif dan
6
efisien, serta produknya berkualitas baik dan bernilai harga bersaing.
Pengaruh UMKM adalah pada saat krisis moneter 1997 dengan jatuhnya Rupiah
terhadap Dollar yang tadinya 2.500 Per Dollar berubah menjadi 16.000 Per Dollar, tapi
sektor UMKM malah memberikan kepuasan ekonomi tersendiri di tanah air kita
karena mampu bertahan dalam melawan krisis moneter tersebut.
Revolusi Industri 4.0 sudah berjalan dengan teknologi sebagai peran utamanya,
oleh karena itu pengenalan teknologi bagi pelaku usaha UMKM sudah wajib diketahui
sehingga dengan demikian masa depan UMKM di tanah air kita dapat membawa hal
yang baik bagi perekonomian negeri ini.
Revolusi Industri 4.0 itu sendiri membuat konsep yang berupa digital dalam
memenuhi kebutuhan industri dan perekonomian. Revolusi industri 4.0 ini akan
membawa banyak perubahan dikarenakan banyaknya inovasi-inovasi baru yang
menggunakan digital.Dampak yang diberikan revolusi industri 4.0 adalah
berkurangnya sumber daya manusia karena digantikan dengan mesin. Beberapa
dampak lainnya adalah:
1. Mesin menggantikan orang
2. Orang banyak tinggal di kota
3. Cara produksi pakaian dan kain berubah
4. Sistem ekonomi baru tercipta
5. Industrialisasi menyebabkan masalah baru
Para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bandung
didorong untuk terus mengembangkan usahanya. Terlebih, banyak produk UMKM di
Bandung yang memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Dalam upaya
mengembangkan usahanya tersebut, pelaku UMKM di Bandung diberikan pengertian
tentang strategi pemasaran. UMKM di Bandung membuat program yang dilakukan
dikota dan kabupaten seluruh Jawa barat, pendampingan dilakukan agar kemampuan
penjualan para pelaku UMKM di Bandung meningkat.
Kota Bandung merupakan kota kreatif dengan potensi sumber daya manusia yang
sudah tersebar di seluruh wilayah Kota Bandung. Kota Bandung telah dikenal sebagai
pusat perdagangan tekstil, mode, seni, dan budaya disebut juga “Paris Van Java“. Saat
ini Kota Bandung adalah salah satu kota yang mempunyai daya tarik sangat besar
untuk menarik konsumen terutama konsumen diluar kota Bandung, hal ini mendukung
misi kota Bandung sebagai kota kreatif. Bandung adalah destinasi wisata belanja
favorit di Indonesia dengan banyak factory outlet, distro, butik dan pusat belanja
7
lainnya. Kebutuhan primer seperti sandang, pangan dan papan adalah kebutuhan
primer yang sifatnya wajib untuk dipenuhi. Namun sampai saat ini, kebutuhan seperti
sandang (baju,celana,rok,sepatu dan lain-lain) yang kita kenakan sehari-hari,tidak
hanya sekedar bahan yang digunakan untuk menutup dan melindungi tubuh kita,
melainkan sebagai bentuk dari bagaimana kita ingin memperlihatkan sesuatu untuk
menarik perhatian ataupun dalam bentuk menaikkan kepercayaan diri kita. Seperti
halnya pakaian memiliki peranan yang penting dalam menggambarkan atau
memperkuat identitas seorang individu.
Kementerian Perdagangan Indonesia menyatakan bahwa Industri Kreatif adalah
industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu
untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan
mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Berikut peneliti sajikan
data kontribusi subsektor industri kreatif di kota Bandung pada tahun 2017 sebagai
berikut:
Tabel 1. 3
Kontribusi Industri Kreatif Kota Bandung Tahun 2017
No
Industri Kreatif
Subsektor PDB
Persentase
1
Periklanan
8.305.034.367
7,93%
2
Arsitektur
4.134.446.695
3,95%
3
Pasar barang seni
685.870.805
0,65%
4
Kerajinan
10.170.688.435
10,82%
5
Kuliner
16.080.768.980
15,62%
6
Desain
6.159.598.596
5,88%
7
Fashion
45.803.769.843
43,71%
8
Video, Film, Fotografi
250.431.983
0,24%
9
Permainan interaktif
337.392.321
0,32%
10
Musik
3.824.179.411
3,65%
11
Seni pertunjukan
124.467.644
0,12%
12
Penerbit dan Percetakan
4.283.989.793
4,09%
13
Layanan Komputer dan Piranti
1.040.637.861
0,99%
2.136.827.023
2,03%
Lunak
14
Televisi dan Radio
Sumber : Badan Pusat Statistik
8
Berdasarkan data Tabel 1.3 diatas menunjukan bahwa subsector PDB industri
kreatif kota Bandung yang paling tinggi nilainya ditujukan oleh industri fashion
sebesar 43,71% dikarenakan fashion adalah jenis usaha yang paling dibutuhkan dan
diminati oleh konsumen mulai dari sekarang dan suatu saat nanti karena kita tidak bisa
percaya diri ketika tidak adanya fashion itu sendiri. Maka dari itu fashion menjadi
paling tinggi presentasenya karena banyak dijadikan usaha.
Fashion saat ini sangat berkembang pesat mengikuti perkembangan zaman.
Masyarakat saat ini sudah sangat menyadari akan kebutuhan fashion yang lebih dari
sekedar berpakaian, tapi juga untuk bergaya dan menjadi lebih trendi. Di dalam fashion
itu sendiri terdapat beberapa jenis usaha antara lain pakaian, aksesoris dan juga lifestyle.
Jenis usaha pakaian itu sendiri bisa seperti clothing, butik, factory outlet atau bisa juga
menjadi produsen dari pakaian itu sendiri (pabrik). Sedangkan jenis usaha aksesoris
meliputi perhiasan, tas, sabuk, topi, dan masih banyak lagi lainnya. Dan terakhir untuk
jenis usaha lifestyle seperti salon, barbershop, spa. Berikut adalah tabel yang
menunjukan jumlah unit usaha subsektor fashion di Bandung:
Tabel 1. 4
Jenis Industri Fashion Di Kota Bandung
Jenis Industri
Jumlah Gerai
Pakaian
907 gerai
Sumber: Dinas Koperasi UMKM Kota Bandung
Berdasarkan tabel 1.4, menunjukan bahwa jenis industri fashion di kota bandung
sudah sangat banyak yaitu mencapai 907 gerai UMKM di kota Bandung. Hal ini
menunjukan bahwa perkembangan jenis industri pakaian sangat menguntungkan, hal
ini sudah terbukti karena Bandung itu sendiri sudah dikenal diseluruh masyarakat
Indonesia dengan menjual banyak sekali jenis-jenis pakaian.
Namun UMKM di Indonesia, khususnya dikota Bandung masih kesulitan untuk
menjangkau luas penjualan produknya atau kurangnya channel untuk pendistribusian
barang, UMKM mempunyai keterbatasan pasar dan minat masyarakat yang kecil
karena kurangnya inovasi dan UMKM dikota Bandung kurang menguasai dibidang
teknologi, manajemen, informasi dan strategi pemasaran nya.
Kontribusi sektor UMKM di Indonesia pun masih sangat rendah dibandingkan
dengan negara lain. Salah satu langkah yang akan dijalankan oleh pemerintah adalah
dengan mendorong kegiatan ekspor produk dari UMKM yang ada di Indonesia.
9
Gambar 1. 1
Kontribusi Sektor UMKM Terhadap Ekspor Nasional di Indonesia
Sumber : Yoshino dan Wignaraja (2015)
Berdasarkan gambar di atas menunjukan bahwa kontribusi sektor UMKM
Terhadap Ekspor di Indonesia masih rendah yaitu sebesar 15,80%. Angka tersebut
juga masih terbilang lebih rendah daripada daftar negara yang lainnya. Contohnya
Jerman negara yang paling tinggi kontribusi sektor UMKM nya yaitu sebesar 55,90%.
Salah satu faktor mengapa di Indonesia kontribusi sektor UMKM terhadap ekspor
nasional nya sangat rendah karena masih minim pemanfaatan media digital di era
digital atau industry 4.0 ini.
Di era industri 4.0 ini bisnis harus mengikuti perkembangan zaman agar tetap
survive. Tidak hanya dibidang teknologi nya saja tetapi di perdagangan juga harus siap
menghadapinya. Bagi pengusaha UMKM yang masih menggunakan sistem lama
maka, besar kemungkinan akan ditinggal oleh pesaing yang lain yang sudah
menerapkan sistem yang diterapkan di industry 4.0. berdasarkan riset Wearesosial
Hoot Suite (wearesosial 2019) pengguna sosial media di Indonesia mencapai 150 juta
atau sebesar 56% dari total populasi. Jumlah tersebut naik 20% dari survey
sebelumnya. Sementara pengguna media sosial mobile (gadget) mencapai 130 juta
atau sekitar 48% dari populasi. Data ini dapat dilihat di gambar berikut:
10
Gambar 1. 2
Pengguna Media Sosial di Indonesia
Sumber : wearesosial 2019
Berdasarkan gambar di atas menunjukan bahwa sangat pesat pertumbuhan di
pengguna Telepon dan pengguna internet yang merupakan potensi dari kemajuan
ekonomi di digital nasional. Ini merupakan peluang dan tantangan bagi didunia bisnis
untuk mendapatkan market share atau pangsa pasar pada masing-masing segmen.
Market share merupakan salah satu strategi bisnis yang harus dilakukan oleh setiap
bisnis karena market share juga bisa dijadikan tolak ukur dalam menentukan
keberhasilan bisnis dalam menguasai pasar.
Berdasarkan hasil penelitian Oztamur dan Karakadilar (2014), UKM di
Amerika Serikat dan Turki menunjukan bahwa media sosial saat ini sudah banyak
digunakan sebagai alat dalam strategi pemasaran untuk menciptakan value pada
pelanggan. Knight (2000) menunjukkan bahwa globalisasi memiliki dampak dan
tekanan yang signifikan bagi sektor UMKM sehingga para pelaku UMKM harus dapat
menerapkan penggunaan teknologi yang tepat dan sesuai bagi usaha yang mereka
jalankan. Penelitian ini menggambarkan strategi pemasaran melalui media digital yang
sudah diterapkan oleh industry 4.0 menjadi keputusan yang tepat untuk memasarkan
produk dan jasa yang dihasilkan oleh UMKM di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik
melakukan penelitian terhadap Analisis Strategi Pemasaran UMKM dalam
Menghadapi Industri 4.0.
11
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan dalam penelitian
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan strategi pemasaran UMKM dalam menghadapi Industri
4.0?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan untuk penelitian, maka
dapat menghasilkan tujuan dari penelitian yaitu:
1. Menentukan strategi pemasaran yang tepat bagi UMKM dalam menghadapi
Industri 4.0.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan sebagai berikut:
1. Dari segi akademis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu yang berkaitan dengan
Administrasi Bisnis.
b. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya.
2. Dari segi teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian kuantitatif dalam
bidang Administrasi Bisnis
b. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian mengenai Strategi
Pemasaran sebagai bagian dari Administrasi Bisnis
3. Dari segi praktis
a. Dapat digunakan sebagai bahan kajian bagi perusahaan Usaha Mikro Kecil
Menengah agar mampu menghasilkan strategi pemasaran yang tepat dalam
menghadapi Revolusi Industri 4.0.
Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk mengenali strategi pemasaran untuk
UMKM dalam menghadapi Industri 4.0.
12
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika laporan ini adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Pada bab I berisi mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II Tinjauan Pustaka
Pada Bab II berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan bahasan
permasalahan penelitian sebagai pendukung pemecahan permasalahan, penelitian
terdahulu dan kerangka pemikiran.
BAB III Metodologi Penelitian
Pada Bab III berisi tentang metode penelitian yang terdiri dari karakteristik
penelitian, variabel penelitian, tahapan penelitian, penentuan sampel, jenis dan
sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis data.
BAB IV Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pada Bab IV berisi tentang penjelasan data-data yang diperlukan pada penilitan,
serta cara mengolah data tersebut untuk menjadi hasil analisa untuk penyelesaian
masalah.
BAB V Analisis
Pada bab V berisi terkait pembahasan analisis-analisis yang dapat menyelesaikan
masalah-masalah yang ada pada objek penelitian.
BAB VI Kesimpulan dan Saran
Pada bab VI berisi tentang kesimpulan hasil penelitian sesuai dengan rumusan
masalah yang ada dan terdapat saran dari peneliti kepada objek penelitian.
13
Download