SISTEM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH Hancurnya Perbankan Nasional • pemberian kredit kepada sektor-sektor yang beresiko tinggi dan lebih berpihak kepada konglomerat ketimbang usaha kecil, sehinga tidak memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit (prinsip 5C) • pemberian kredit yang berlebihan dan terkonsentrasi pada pihak-pihak terkait dan kelompok usaha tertentu, sehingga melanggar Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) • lemahnya manajemen bank dan intervensi pemilik yang berlebihan terhadap operasional bank yang mengarah pada kecenderungan untuk melakukan berbagai penyimpangan dan pelanggaran (moral hazard) • lemahnya pengawasan bank Restrukturisasi Perbankan • dilakukan langkah pengembalian kepercayaan masyarakat terhadap perbankan melalui pelaksanaan program penjaminan pemerintah baik untuk bank umum maupun bank perkreditan rakyat (Keputusan Menteri Keuangan No. 179/KMK.017/2000, tentang Syarat, Tatacara dan Ketentuan Pelaksanaan Jaminan Pemerintah Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum) • dilakukan langkah perbaikan struktur permodalan bank, langkah kebijakan dilakukan melalui program rekapitalisasi bank umum. Secara spesifik, program rekapitalisasi ini dilakukan untuk meningkatkan permodalan bank sehingga memenuhi ketentuan Capital Adequacy Ratio (CAR) sekurang-kurangnya 4%. Dalam program rekapitalisasi tersebut, pemerintah melakukan penyertaan modal pada bank-bank melalui penerbitan obligasi sehingga sebagian besar kepemilikan bank-bank tersebut berada di tangan pemerintah. Mega Skandal Restrukturisasi Perbankan • program rekapitalisasi perbankan, pemerintah telah mengucurkan dana sedikitnya Rp. 320 trilyun yang disebut Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) • terdiri dari: Rp. 144,4 trilyun yang diterima 48 bank umum swasta nasional Rp. 175 trilyun yang diterima bank BUMN Penyimpangan Dana BLBI • Dari Rp 144,5 trilyun dana BLBI yang disalurkan ke 48 bank ditemukan penyimpangan penggunaan dana BLBI senilai Rp 84,5 trilyun. Penyimpangan yang dilakukan adalah dana BLBI tersebut bukan digunakan untuk mengatsi rush, tetapi digunakan untuk transaksi valas dan disalurkan kepada perusahaan dalam satiap kelompok usaha. • Hasil audit investigatif BPK terbaru (diserahkan ke DPR pertengahan 2001) juga menemukan bahwa jaminan yang diserahkan bank-bank penerima BLBI ternyata hanya bernilai Rp. 12,53 trilyun atau kurang dari 10% jika dibandingkan dengan dana BLBI sebesar Rp. 144,5 trilyun • Yang lebih mencengangkan, sebesar Rp. 22,5 trilyun di antara BLBI yang menyimpang itu digunakan untuk membiayai kontrak derivatif alias spekulasi valas. Pembelian dollar AS besar-besaran tahun 1998 yang menghancurkan nilai rupiah hingga level Rp. 16.000 per dollar AS, antara lain dipicu oleh tindak spekulasi ini. Daftar Bank Penerima BLBI (dalam miliar Rp) NO NAMA BANK JUMLAH BLBI % PENANGGUNG JAWAB 1 Bank Dagang Nasional Indonesia 1) 37.039,76 25,63 Sjamsul Nursalim 2 Bank Central Asia (BCA) 2) 26.596,28 18,40 Sadono Salim 3 Bank Danamon 2) 23.188,38 15,99 Usman Atmadjaja 4 Bank Umum Nasional 1) 12.067,95 8,35 Mohammad Ongko 5 Bank Indonesia Raya 3) 4.018,24 2,78 Atang Latief 6 Bank Harapan Sentosa 4) 3.866,18 2,67 Hendra Rahardja 7 Bank Nusa Nasional 2) 3.020,32 2,09 - 8 Bank Tiara Asia 2) 2.909,24 2,01 - 9 Bank Modern 1) 2.557,69 1,77 Samadikun Hartono 10 Bank Pesona (d/h Bank Utama) 3) 2.334,89 1,62 Sigit Harjojudanto 11 Bank Pacific 4) 2.133,37 1,48 Hendrik Willem Teori 12 Bank Asia Pacific 3) 2.054,97 1,42 Thomas Suyatno 13 Bank PDFCI 2) 1.995,00 1,38 - 14 Bank Pelita 1) 1.989,83 1,38 Hashim S. Djojohadikusumo 15 Bank PSP 3) 1.938,95 1,34 Slamet S. Gondokusumo Hasan, Kaharudin Lanjutan 16 Sejahtera Bank Umum 4) 1.687,35 1,17 Hasudungan Tampubolon 17 Bank Surya 1) 1.653,75 1,14 H. Sudwikatmono 18 Bank Central Dagang 3) 1.403,49 0,97 Sam Handojo 19 Bank Papan 3) 928,91 0,64 Hashim S. Djojohadikusumo 20 Bank Ficorinvest 3) 917,85 0,64 Deddy Nurjaman 21 South East Asia Bank 899,40 0,62 Tidjan Ananto 22 Bank Subentra 1) 860,85 0,60 Benny Suherman 23 Bank Panaesaan 681,08 0,47 HR Rembert 24 Bank Sewu 3) 642,25 0,44 Dasuki Angkosubroto 25 Bank Centris 1) 629,63 0,44 Hubertus Setyawan 26 Bank Dewa Rutji 3) 609,41 0,42 Rudolf Kasendra 27 Bank Astria Raya 4) 578,92 0,40 Henry Liem 28 Bank Istimarat 1) 520,23 0,36 Hashim S. Djojohadikusumo 29 Bank Industri 4) 511,47 0,35 Hashim S. Djojohadikusumo 30 Bank Dagang Industri 3) 481,55 0,33 Prof. DR. Sukamdani SG 31 Bank Intan 3) 401,55 0,28 Fadel Muhammad 32 Bank Umum Servitia 3) 361,98 0,25 Rijanto Sastroatmodjo 33 Bank Mataram Dhanaarta 4) 336,76 0,23 Sri Sultan HB X 34 Bank Aken 3) 301,32 0,21 Indra Haryono SE 35 Bank Guna Internasional 251,06 0,17 Letjend TNI (Purn) Sutopo Yuwono Lanjutan 36 Bank UPPINDO 3) 242,95 0,17 Miranda S Gultom 37 Bank Lautan Berlian 3) 240,82 0,17 Ulung Bursa 38 Bank Tata Internasional 3) 221,23 0,15 Ny. Susilawati Wijaya NG 39 Bank Hokindo 1) 214,23 0,15 Hokianto 40 Bank Jakarta 4) 210,99 0,15 H. Probosutedjo 41 Bank Anrico 4) 210,08 0,15 Prof. Harun Alrasyid Zain 42 Bank Kosagraha Semesta 4) 201,81 0,14 Setiawan Chandra 43 Bank Citrahasta Manunggal 4) 201,80 0,14 Suyono Sukarno 44 Bank Danahutama 3) 184,82 0,13 Sofjan Wanandri 45 Bank Deka 1) 152,91 0,11 Dewanto Kurniawan 46 Bank Dwipa Semesta 4) 110,11 0,08 Dr. Yoga Sugomo 47 Bank Baja Internasional 3) 35,77 0,02 Riyanto 48 Bank Umum Majapahit Jaya 4) 8,55 0,01 Roy E. Tirtadji 144.535,98 100,00 TOTAL Keterrangan : 1 : Bank Beku Operasi 2 : Bank Take Over (BTO) 3 : Bank Beku Kegiatan Usaha (BBKU) 4 : Bank Dalam Likuidasi (BDL) BANK PENANGGUK REKAP DARI UANG RAKYAT/APBN (September 2002) – dlm Trilyun Rp Nama Bank 1.Bank Mandiri 2. Bank BNI 3.BCA 4.BRI 5.BII 6.Danamon 7.BTN 8.Bank Permata 9.Bank Niaga 10. Bank Lippo Jumlah Obligasi Laba/rugid Sumbangan i Neraca Bunga obligs APBN :10 % 155,5 54,7 53,6 28,4 23,3 20,0 14,2 11,6 6,7 5,7 2,8 2,1 2,19 1,5 0,03 0,72 0,25 ---0,09 0,14 15,55 5,47 5,36 2,84 2,33 2,00 1,42 1,16 0,67 0,57 373,7 9,857 37,375 Kondisi Sesungguhnya RUGI RUGI RUGI RUGI RUGI RUGI RUGI RUGI RUGI RUGI 1. Membayar Bunga SBI 17% x Rp. 500 T = 85 T (s/d 2002) 2 Membayar Bunga Obligasi = 60,1 T DEFISIT APBN = Rp 54 T ( 2002 ), Rp 45 T (2003) Rp 35 T (2004), 26 T (2005) Solusi Negara : 1. Menghutang ke IMF 2. Menaikkan BBM, Listrik, Telepon, dll 3. Jual Asset Negara Strategis Rp 145,1 Trilyun “Dampak Riba / Bunga” 1. Menzalimi dan semakin menyengsarakan rakyat Indonesia secara signifikan. 2. Memperbesar hutang Negara mencapai Rp. 2000 trilyun (Jika kita mampu membayar Rp 2 T Setahun), maka hutang RI baru lunas 1000 Tahun 3. Menaikkan harga – harga barang / jasa strategis ; BBM, listrik, Telephon dan barang – barang lainnya. 4. Menggadaikan Negara dengan penjualan asset strategis ke pihak asing (BCA,Danamon, Indosat,Perkebunan, BBM, dsb. ASSET SELURUH BANK DI INDONESIA = 1065 T DANA MASYARAKAT (TABUNGAN, DEPOSITO) = 800-an T 2002 LDR 44 % Seharusnya dana masyarakat disalurkan, tapi sebagian besar ditempatkan di SBI. Negara wajib membayar bunganya dalam jumlah besar, puluhan trilyun LDR Bank Nasional rata-rata 44 % LDR Bank Swasta Raksasa = 15% LDR Bank Syariah = 115% BANDINGKAN !!! Bank Riba Swasta:Bank Islam Bagaikan siang dan malam atau langit dan Bumi ASSET SELURUH BANK DI INDONESIA = 1135 T DANA MASYARAKAT (TABUNGAN, DEPOSITO) = 800-an T 2004 • • • • • LDR 59 % Seharusnya dana masyarakat disalurkan, tapi sebagian besar ditempatkan di SBI. Negara wajib membayar bunganya dalam jumlah besar, puluhan trilyun LDR Bank Nasional rata-rata 59 % LDR Bank Swasta Raksasa = 15% LDR Bank Syariah = 103 % Banyak dana Bank yang ditempatkan di SBI menjadi beban pemerintah dan pemicu inflasi APBN MENJADI DEFISIT DISEBABKAN BUNGA OBLIGASI REKAP BANK KONVENSIONAL APBN MENJADI SURPLUS TANPA BEBAN BUNGA APBN 2000 2001 2002 -16.13 -40.48 -57 T Bunga Obligas i rekap 31,24 58.20 Tanpa Bunga Obl.rkp +15,11 +17,72 Defisit 2003 2004 2005 Total 36.67 -24.42 -16.90 -158.18 62.26 46.36 41.28 38.84 278.17 58,69 +9.69 16.86 +21,94 +119,99 Bunga Obligasi Rekap lebih Besar dari Pembiayaan Pembangunan (DALAM TRILIUN RUPIAH) APBN 2000 Biaya Pemba ngunan Bunga Obligasi Rekap 2001 2002 2003 2004 Total 8.84 21.37 25.60 48.84 50.50 155.15 31.24 58.20 62.26 46.36 41.28 239.33 Perbankan Ribawi, menikam Perbankan Indonesia karena tahun 2003, Bank Indonesia mengalami Defisit karena Suku Bunga SBI lebih besar dari Pendapatan BI Perbankan Ribawi, diselamatkan negara melalui program Rekapitalisasi RATUSAN TRILIUN Dana tabungan yang dihimpun Perbankan Ribawi, hanya disalurkan sebesar 62.79% per November 2005. Sejak tahun 1998-2004 LDR Bank Ribawi antara 30 sd 59 %. Perbankan Ribawi hanya mau menikmati tapi tidak mau ikut membina Perekonomian Indonesia. Pemerintah sangat terbebani dengan program rekapitalisasi dan BLBI, APBN terkuras Fakta Indonesia • • • • • • • • • Utang luar Negeri Utang dalam Negeri Sumbangan APBN (dana rakyat) utk BK Suku Bunga masih tinggi Inflasi masih tinggi Nilai Tukar yang fluktuatif Sektor riil masih terhambat (LDR 61%,) Pengangguran Tinggi Kemiskinan Masih menggurita Islamic Bank Bank Islam █ BANK yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, serta tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an & As-Sunnah MANAJER INVESTASI (mengelola investasi dana nasabah) FUNGSI & PERAN KEGIATAN SOSIAL (mengelola zakat maupun dana sosial lainnya) BANK SYARIAH (Accounting & Auditing Organization for Islamic Financial Institution) Penyedia Jasa Keuangan & Lalu Lintas Pembanyaran Catatan: Hubungan Bank Islam dengan Nasabahnya, adalah hubungan kemitraan. Operation must be based on Al-Qur’an & As-Sunnah ISLAMIC BANK It is part of broader concept of Islamic Economics. It is the introduction of The Value System & Ethics Of Islam into the economic sphere Islamic Banking Prohibition of • Monopoly • • • • Gharar / Speculation Riba / Interest or Usury Overspending & wastage Maisyir / Gambling The Product Concept of Islamic Bank Perbedaan bunga dan Bagi Hasil 1 Penentuan bunga dibuat tanpa berpedoman pada untung rugi Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada waktu akad dgn berpedoman pada untung rugi 2 Besarnya persentase (bunga) ditentukan Besarnya bagi hasil berdasarkan sebelumnya berdasarkan jumlah uang keuntungan, sesuai dgn rasio yang yang dipinjamkan disepakati 3 Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah keuntungan meningkat Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan pendapatan 4 Jika terjadi kerugian, ditanggung si Peminjam saja, berdasarkan pembayaran bunga tetap yang dijanjikan Jika terjadi kerugian ditanggung kedua belah pihak 5 Besarnya bunga yang harus dibayar si peminjam pasti diterima bank Keberhasilan usaha menjadi perhatian bersama 6 Umumnya Agama (terutama Islam) Mengecamnya Tidak ada yang Meragukan Sistem Bagi Hasil 7 Berlawanan dgn Surah Luqman : 34 Melaksanakan Surah Luqman : 34 Bagi Hasil (Sirkah) Titipan (al Wadi’ah) (Profit & Loss Sharing) Jual-Beli (al Bai’) Sale & Purchase Depository Bank Syariah Mekanisme Operasional Jasa (Ujroh) Fee-based Service (Prinsip & Piranti Keuangannya) Sewa Pinjaman (al-Qard) Soft & Benevolent Loan (Ijarah) Lease Mekanisme Operasional Bank Islam Menggunakan Piranti-piranti Keuangan Berdasarkan Prinsip-prinsip: Bagi Hasil (sirkah) Profit & Loss Sharing 1. Musyarakah (Joint Venture Profit Sharing) 2. Mudharabah (Trustee Profit Sharing) Jual-Beli (al Bai’) Sale & Purchase • Bai’ al Murabahah (Deferred Payment Sale) • Bai’ as Salam (In-front Payment Sale) • Bai’ al Istishna’ (Purchase by Order or Manufacture) •Dan lain-lain Sewa (Ijarah) Lease • Sewa (al-Ijarah) Pinjaman (al-Qard) Soft & Benevolent Loan • al-Qard al Hasan Operating Lease • Sewa-Beli (Ijarah wa Iqtina’) Financing Lease (Sebagai aqd tathawwui yaitu akad saling membantu / bukan transaksi komersial) Jasa (Ujroh) Fee-based Service • ar-Rahn (Mortgage) • al-Wakalah (Deputyship) • al-Kafalah (Guaranty) • al-Hawalah (Transfer Service) • Ju’alah Exp.:Bank Reference • Sharf Exp.: Moneychanger Titipan (al Wadi’ah) Depository 1. Wadi’ah yad al-Amanah (Trustee Depository) 2. Wadi’ah yad adhDhamanah (Guarantee Depository) 2(Two) Approaches of Resources & Uses of Fund of Islamic Bank SUMBER & PENGGUNAAN DANA (Pool of Funds Approach) Sumber Wadiah Dana Mudharabah Mutlaqah Musyaraqah Mudharabah Muqayadah Dana Pool Primary Reserve Murabaha Secondary Reserve Salam PenggunaanQard Dana Istishna’ Musyarakah Ijarah Mudharabah aktiva tetap Sepecial Project SUMBER & PENGGUNAAN DANA (Assets Allocation Approach) Sumber Wadiah Dana 1,2,3,4,5,6,7 Mudharabah Mudharabah Musyaraqah Mutlaqah Muqayyadah 2,4,5,6,7 Primary Reserve Penggunaan Dana 4,5,6,7 2,4,5,6,7,8,9,10 1 10 Aktiva Tetap Secondary Reserve 2 Qard Murabahah Salam 9 3 8 4 5 7 6 Musyarakah Murabaha Ijarah (Waiqtina) Istishna’ Permasalahan Utama PERBANKAN SYARIAH Permasalahan Utama 4. 1. 7. Belum Lengkapnya Regulasi, Infrastruktur & Institusi Pendukung Kerangka Pengaturan perbankan syariah yang belum lengkap & sesuai dengan keunikan karakteristik perbankan syariah 2. Perlu Mengadopsi ‘Best Practice & International Standard’. Agar dpt berkompetisi di era Globalisasi. 5. Jaringan Kantor yang terbatas yang membatasi akses perbankan syariah terhadap nasabah potensial Kinerja Keuangan & Kualitas Pelayanan Perlu ditingkatkan secara berkesinambungan 3. Pengetahuan & Pemahaman Masyarakat Relatif Rendah. Padahal potensi pasar Relatif besar 6. Dominasi Pembiayaan Non-PLS. Sehingga belum mencerminkan hakekat Bank Syariah Fakta • Masyarakat Memerlukan Kehadiran Bank Syariah Namun Pemahaman Tentang Perbankan Syariah Masih Rendah. TABEL HASIL SURVEY PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI BANK SYARIAH Provinsi (% Penduduk Muslim) Bunga Bertentangan Dengan Ajaran Agama Paham Produk & Manfaat Bank Syariah Jawa Barat (98%) 62 % 6% Jawa Tengah & DIY (96%) 48 % 16 % Jawa Timur (97%) 31 % 10 % Source: BPS census 1990, public survey in W. Java, Central Java, Yogyakarta, E. Java, W. Sumatra, & Jambi, conducted in 2000-2001 by BI, IPB, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, Universitas Andalas, & Universitas Jambi. SEJARAH BANK ISLAM DI DUNIA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Philipine Amanah Bank (1973) Islamic Bank of Sudan (1975) Bank Islam Dubai ( 1975) Islamic Bank of Eqypt (1977) Kuwait Finance House (1977) Faisal Islamic Bank, Mesir (1978) Islamic Finance House Luxemburg (1978) Bahrain Islamic Bank (1979) Islamic Bank Pakistan (1979) Faisal Finance Swiss (1980) Faisal of Islamic Bank Al-Kibris, Cyprus (1983) Bank Islam Malaysia Berhad (1983) Dar Mal al-Islami, Turki (1984) Bank Islam Iran (1984) Ar-Rajhi Bank Saudi Arabia (1985) BANK SYARI’AH DI LUAR NEGERI Denmark Luxemburg Kanada Amerika Serikat United Kingdom Swtzerland Swiss Australia Rusia Bahama Caymand Island Cyprus Afrika Selatan India Virgin Island Srilangka Philipina Mauritania Ghuinea Nigeria Tunisia BANK SYARI’AH DI LUAR NEGERI Jibouti Turki Senegal Libia Malaysia Brunei Pakistan Sudan Dubai Albania Bangladesh Yaman Abu Dahbi Lebanon Bahrain Iraq Iran Qatar Yordania Mesir Saudi Arabia City Bank Bank terbesar di AS Buka Unit-unit Syariah ABN Amro Bank terbesar di EROPA Buka 54 Cabang Syariah HSBC DAN STANDART CHARTER BANK ANZ Investment Mudharaba di Australia, dll BANK ISLAM DI AMERIKA SERIKAT LARIBA BANK 1 Triliun $ US = BANK ANTI RIBA LARIBA 1985 100.000-an Unit rumah Los Angeles Relieble Investment Bankers Association California (Pusat) Alaska Colorado Florida Georgia Indiana Texas Michigan Virginia Oklahama Minnesota Coneccitut Washingon State Oregon Ohio Nevada Nebraska Iowa Kentucky Maryland Massachusetts BANK SYARIAH DI INDONESIA 1992 Berdiri Bank Muamalat 1992-1997 Berdiri 78 BPRS Terjadi Krisis moneter ; 240 bank goncang, 1997 Bank Konvensional Mengalami Negative Spread. Sebagian besar Bank dilikuidasi Seluruh bank BUNGA merugi dan menghentikan kredit, kecuali Bank Syariah. Dengan BLBI, sebagian bank raksasa selamat. Tanpa bantuan dana 400 triliyun lebih, pasti bank riba binasa semuanya Bank muamalat malah sebaliknya : 1. Mengucurkan kredit dalam jumlah besar, 344 M (1999) 2. Bisa bertahan tanpa bantuan / Rekap 1998-2002 Keluar UU No. 10 Tahun 1998. Memberi peluang kepada bank konvensional, untuk menjadi syariah (buka cabang syariah) BSM, IFI, BNI, BRI, Danamon, Bukopin, BPD Jabar, BII, dll. (Pertumbuhan 74% setahun)