Uploaded by User65162

TM 2 FIX

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN FISIOLOGIS
PADA NY. M UMUR 21 TAHUN G1P0A0 USIA HAMIL 19+4 MINGGU
DENGAN KEHAMILAN FISIOLOGIS TRIMESTER II
DI PUSKESMAS GEMAWANG
DISUSUN OLEH:
ISNA NUR ROHMAH
P1337424515011
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MAGELANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan salah satu fase terpenting bagi wanita. Rata-rata, kehamilan
normal akan berlangsung selama 40 minggu atau kurang lebih 275 hari. Waktu kehamilan
tersebut dibagi menjadi 3 trimester dimana tiap trimester berlangsung hampir 3 bulan lamanya.
Trimester 1 berlangsung selama 12 minggu, trimester 2 berlangsung selama 15 minggu dan
trimester 3 berlangsung selama 13 minggu.
Di Indonesia tercatat ibu hamil 5.263.057 jiwa dengan jumlah puskesmas sebanyak 9.754
puskesmas di seluruh Indonesia dengan rasio 1,15 puskesmas per 30.000 penduduk. Dengan
demikian, rasio puskesmas terhadap 30.000 penduduk sudah mencapai rasio ideal 1:30.000
penduduk, namun penyebarannya masih belum merata. Keberadaan puskesmas secara ideal
harus didukung dengan aksesibilitas yang baik. Hal ini tentu saja sangat berkaitan dengan
aspek geografis dan kemudahan sarana dan prasarana transportasi. Dalam mendukung
penjangkauan terhadap masyarakat di wilayah kerjanya, puskesmas juga sudah menerapkan
konsep satelit dengan menyediakan puskesmas pembantu. (Ditjen Kesehatan Masyarakat,
Kemenkes RI, 2016) Di Indonesia tercatat jumlah ibu hamil yaitu 5.354.594 jiwa dan
khususnya di provinsi Jawa Tengah berjumlah 193.791 jiwa.
Angka kematian ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) merupakan indikator
yang digunakan untuk mengukur status kesehatan ibu pada suatu wilayah. Kematian ibu adalah
kamatian selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah kehamilan akibat semua sebab
yang terkait dengan atau diperberat oleh kehamilan atau penangananya, tetapi bukan
disebabkan oleh kecelakaan atau cedera.
World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat 216 kematian ibu setiap
100.000 kelahiran hidup akibat komplikasi kehamilan dan persalinan tahun 2015. Jumlah total
kematian ibu diperkirakan mencapai 303.000 kematian di seluruh dunia. MMR di negara
berkembang mencapai 239/100.000 kelahiran hidup, 20 kali lebih tinggi dibandingkan negara
maju. Negara berkembang menyumbang sekitar 90 % atau 302.000 dari seluruh total kematian
ibu yang diperkirakan terjadi pada tahun 2015. Indonesia termasuk salah satu negara
berkembang sebagai penyumbang tertinggi angka kematian ibu di dunia.
WHO memperkirakan di Indonesia terdapat sebesar 126 kematian ibu setiap 100.000
kelahiran hidup dengan jumlah total kematian ibu sebesar 6400 pada tahun 2015. Angka ini
sudah terjadi penurunan dari angka kematian ibu menurut SDKI 2012 yaitu sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan Umum:
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan kehamilan trimester dua fisiologis dengan
pendokumentasian SOAP dengan benar.
Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan pemeriksaan kehamilan trimester
kedua.
2. Menambah pengetahuan mengenai hal hal yang berhubungan dengan masa kehamilan
trimester dua.
3. Memenuhi salah satu tugas asuhan kebidanan praktik klinik fisiologis dalam hal kehamilan
trimester dua fisiologis.
C. MANFAAT PENULISAN
Memberikan motivasi kepada petugas kesehatan untuk selalu memberikan pelayanan yang
professional dan sebagai deteksi dini dengan adanya penyulit kehamilan yang mungkin dialami
klien.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TINJAUAN TEORI MEDIS
1. DEFINISI KEHAMILAN
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. (Prawirohardjo, 2010 : 213)
Definisi kehamilan trimester dua:
Kehamilan dengan usia 12-28 minggu (Prawirohardjo, 2010)
Kehamilan dengan usia kehamilan 14-28 minggu (Chris Tanto, dkk, 2014)
Kehamilan dengan usia kehamilan 12-28 minggu (Mochtar, 1998)
a. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan
membentuk zigot. Proses konsepsi dapat berlangsung seperti uraian dibawah ini.
Keseluruhan proses tersebut merupakan matarantai fertilisasi atau konsepsi.
(Manuaba, 2012, p. 77-79)
b. Fertilisasi
1) Fertilisasi berlangsung di ampula tuba
2) Apabila sebuah sperma berhasil menembus membran yang mengelilingi ovum,
baik sperma maupun ovum akan berada dalam membran dan membran tidak lagi
dapat ditembus oleh sperma lain disebut reaksi sona.
3) Nucleus-nukleus akan menyatu dan kromosom bergabung sehingga dicapai jumlah
yang diploid (46), dengan demikian konsepsi berlangsung sehingga terbentuklah
zigo.
4) Replikasi sel mitosis yang disebut pembelahan yaitu dari zigot blastomer 
morula blastomer  blastosis. Pembentukan blastosis menandai diferensiasi
utama pertama embrio. (Jannah, 2012, p. 51)
c. Nidasi/implantasi
Dengan masuknya iti spermatozoa ke dalam sitoplasma, ”vitelus” membangkitkan
kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan “metafase”. Proses
pemecahan dan pematangan mengikuti bentuk anafase dan “telofase” sehingga
pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid
aling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu dalam pasangan
pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita. (Manuaba, 2012, p. 79-82)
2. KETIDAKNYAMANAN PADA KEHAMILAN TRIMESTER II
Ketidaknyamanan
Fisiologi
Cara mengatasi
Konstipasi
Relaksasi pada usus halus a. Tingkatkan intake cairan dan
sehingga
penyerapan
serat dalam diet, misalnya
makanan menjadi lebih
buah, sayuran, minum air
maksimal,relaksasi
juga
hangat
terjadi pada usus besar b. Istrahat cukup
sehingga penyerapan air c. Senam haml
menjadi lebih lama.
d. Buang air besar secara teratur
dan segera setelah ada
dorongan
e. Hindari
minyak
mineral
lubrican, perangsang saline,
hiperosmosis, dan castor oil
Sering BAK
Peningkatan
sensitvitas
kandung kemih dan pada
tahap selanjutnya merupakan
akibat
kompresi
pada
kandung
kemih.
Pada
trimester kedua kandung
kemih tertarik keatas keluar
dari panggul sejati kearah
abdomen
Edema umum
Terjadi gangguan sirkulasi
darah akibat pembesaran dan
penekanan uterus terutama
pada vena pelvis ketika
duduk dan vena cava inferior
ketika
berbaring,
peningkatan
penyerapan
kapiler
a. KIE tentang penyeba sering
BAK
b. Kosongkan kandung kemih
ketika ada dorongan
c. Perbanyak minum pada siang
hari
d. Jangan kurangi minum di
malam
hari
kecuali
mengganggu
tidur
dan
mengalami kelelahan
e. Hindari minum kopi atau teh
sebagai diuresis
f. Tidak memerlukan pengobatan
farmakologis
a. Hindari posisi tegak lurus
dalam waktu yang lama
b. Istirahat
dengan
posisi
berbaring miring dan kaki
agak ditinggikan
c. Hindari kaos kaki atau
stocking yang ketatolahraga
atau senam hami
d. Hindari sandal atau sepatu hak
tinggi
(Hani, 2010, p. 55 dan 58-59)
3. FISIOLOGI PADA KEHAMILAN NORMAL
a. Perubahan pada alat genital
1) Uterus
Besar uterus sampai aterm dapat mencapai 1000 kali besarnya sebelum hamil,
beratnya mencapai 30 kali, dan kapasitas isinya kurang lebih adalah 5 liter. Uterus
yang membesar ini memberikan penekanan- penekanan terhadap alat-alat
sekitarnya sehingga memberikan pula keluhan-keluhan gastrointestinal, respirasi,
kardiovaskular dan sistem urinaria. Aliran darah ke uterus naik 60 kali, menjadi
kira-kira 600 ml/menit (kira-kira 10% cardiac output)
2) Serviks
Banyak wanita mengeluh mengeluh keputihan selama kehamilan. Bila tidak disertai
rasa gatal/panas, biasanya ini hanya disebabkan oelh sekresi serviks yang
meningkat sebagai akibat stimulasi estrogen. Pengobatan pada umumnya tidak
perlu.
3) Ovarium
Korpus luteum mengalami regresi pada minggu ke 8. Selanjutnya ovarium menjadi
inaktif karena hormon-hormon pituitaria ditekan oleh estrogen dan progesteron
plasenta.
b. Perubahan pada payudara
Payudara tumbuh membesar karena poliferasi asini maupun duktus laktiferus.
Pertumbuhan mammae dipacu oleh estrogen dan prolaktin. Pada kulit timbul striae dan
beberapa vena tampak membesar, muncul di permukaan. Areola dan pilla lebih
hiperpigmentasi. Pada beberapa bulan kehamilan, dari papila dapat keluar kolostrum
bila dilakukan masase ringan. Laktasi sendiri baru terjadi beberapa hari setelah
persalinan.
c. Perubahan pada sistema endokrin
Perubahan-perubahan hormonal selama kehamilan terutama akibat produksi estrogen
dan progeteron plasenta dan juga hormon-hormon yang dikeluarkan oleh janin.
1) Estrogen
Produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada akhir kehamilan.
Kadarnya kira-kira 100 kali sebelum hamil.
2) Progesteron
Produksi progesteron bahkan lebih banyak dibanding estrogen. Pada kahir
kehamilan produksinya kira-kira 250 mg/hari. Progesteron menyebabkan tonus otot
polos menurundan juga diuresis
3) Hormon Chorionic Gonadotropin
Hormon ini dapat terdeteksi beberapa hari setelah perubahan dan merupakan dasar
tes kehamilan. Puncak sekresinya terjadi kurang lebih 60 hari setelah konsepsi.
Fungsi utamnya adalah mempertahankan korpus luteum.
4) Hormon Placental Lactogen
Produksi hormon ini terus naikan pada saat aterm mencapai 2 gram/hari. Efeknya
mirip dengan hormon pertumbuhan. Ia juga bersifat diabetogenik sehingga
kebutuhan insulin wanita hamil meningkat.
5) Pituitary Gonadotropin
FSH dan LH berada dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan karena ditekan
oleh estrogen dan progesteron plasenta.
6) Prolaktin
Produksinya terus meningkat sampai aterm, sebagai akibat kenaikan sekrei
estrogen. Sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen di tingkat target organ.
7) Growth Hormon (STH)
Produksinya sangat rendah karena mungkin ditekan HPL.
8) TSH, ACTH,dan MSH
Hormon-hormon ini tidak banyak dipengaruhi oleh kehamilan.
9) Tiroksin
Kelenjar tiroid mengalami hipoertrofi dan produksi T4 meningkat. Namun T4
bebas relatif tetap karena Thyroid binding globulin meninggi, yang merupakan
akibat tingginya estrogen.
10) Aldosteron, Renin, dan Angiostensin
Hormon ini naik, yang menyebabkan naiknya volume intravaskular.
11) Insulin
Produksi insullin meningkat sebagai akibat estrogen, progesteron dan HPL.
12) Parathormon
Hormon ini relatif tidak dipengaruhi oleh kehamilan.
d. Perubahan pada sistem kardiovaskular
Perubahan sistema kardiovaskular selama kehamilan memberikan banyak implikasi
terhadap manajemen penyakit jantung pada wanita hamil. Perubahan tersebut
mempengaruhi manajemen persalinan dan perawatan selama dan setelah kehamilan.
Perubahan dasar pada sistema kardiovaskular adalah :
1) Volume darah
2) Cardiac output
3) Penurunan hambatan vaskular sistemik selama kehamilan
4) Redistribusi aliran darah
5) Perubahan hemodinamik saat persalinan
6) Perubahan hemodinamik setelah persalinan
e. Perubahan sistema respiratorius
Oleh karena cadangan pulmo meningkat(selama latihan,ventilasi menit dapat meningkat
1000% tetapi cardiac output hanya meningkat 300%), pasien dengan penyakit paru
jarang mengalami pemburukan penyakit selama kehamilan.
f. Perubahan sitema urinaria
Kecepatan glomerolus dan aliran darah renal meningkat sampai 50%, sebagai akibat
kenaikan cardiac output. Dapat pula terjadi sedikit hidronefrosis/hidroureter, mungkin
karena menurunnya tonus otot atau karena tekanan uterus. Frekuensi kencing
bertambah karena tekanan uterus membesar. Bisa juga terjadi stress incontinence
karena perubahan posisi angulus vesikouretralis sebagi akibat naiknya kandung
kencing.
g. Perubahan pada sistema gastrointestinal
Perasaan tidak enak di ulu hati disebabkan oleh perubahan posisi lambung dan aliran
balik asam lambung ke esofagus bagian bawah. Produksi asam lambung menurun. Pada
trimester 1 sering terjadi nausea dan muntah karena pengaruh HCG. Penderita sering
meludah dan tidak enak makan. Hemoroid sering terjadi karena tekaan venosa dibagian
bawah tubuh. Konstipoasi terjadi karena pengaruh progesteron.
h. Perubahan muskuluskeletal
Uterus yang membesar akan memperbesar derajat lordosis sehingga seringg
menyebabkan sakit pinggang. Bila wanita mengalami defisiensi kalsium, dapat terjadi
demineralisasi tulang dan/gigi. Sendi-sendi panggul menjadi lebih mobile.
i. Perubahan metabolisme
Karbohidrat, kehamilan bersifat diabetogenik sehingga diabetes yang tadinya belum
muncul, tidak jarang menjadi manifes selama kehamilan. HPL melawan kerja insulin
ehingga dibutuhkan lebih banyak insulin. Pada wanita sehat gula darah puasa sedikit
turun. Estroge, progesteron dan kortisol diduga juga mempunyai efek diabetik. Dalam
plasenta didapatkan juga insulinase,tetapi ternyata kecepatan degradasi insulin invivo
pada wanita hamil tidak berbeda dengan wanita yang tidak hamil. Pada wanita sehat
dalam kehamilan sering dijumpai glukosuria karena naiknya kecepatan filtrasi
glomerulus dan menurunya reabsorbsi oleh tubulus.
j. Perubahan asam basa
Wanita hamil mengalami hiperventilasi sehingga timbul alkalosis respirasi, yang
disebabkan oleh penurunan p CO2 darah yang dapat dikompensasi oleh bikarbonat
plasma.
k. Perubahan berat badan ibu hamil bertambah
Kenaikan berat rata-rata selama masa hamil adalah 12,5 kg. Dari jumlah ini, 9 kg
merupakan berat janin, plasenta, cairan amnion, hipertrofi uterus, peningkatan volume
darah maternal. Kenaikan berat sisanya merupakan peningkatan cadangan lemak
maternal. Variabel yang mempengaruhi kenaikan berat meliputi usia, paritas,
pendapatan, pendidikan ibu, ras, an latar belakang etnik. Kenaikan berat badan sebelum
hamil, pengguaan energi, persiapan laktasi, dan gestasi multiple.
4. KEBUTUHAN NUTRISI IBU HAMIL
Pentingnya pemenuhan nutrisi ibu hamil sangat penting untuk pertumbuhan janin
dan ibu, menyiapkan cadangan zat gizi untuk ib dan bayi, dan menjaga kesejahteraan yang
optimum.
Prinsip pemenuhan nutrisi ibu hamil yaitu fizi seimbang dimana mengadung semua
zat gizi yang diperlukan dengan jumlah yang sesuai kebutuhan.
Kecukupan energy selama kehamilan yaitu tambahan energy sekitar 285-300
kalori/hari (2-3 piring dengan menu bervariasi) terutama pada trimester 2 dan 3, dan
komposisi gizi seimbang yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
a. Karbohidrat. Manfaat sebagai sumber energy yang dapat diperoleh dari sumber
makanan gandum, beras, kentang, singkong, ubu jalar, jagung, kacang-kacangan, dan
gula.
b. Protein. Manfaat membantu dalam memperbesar dan menguatkan uterus, kelenjar susu
dan jaringan lain, mendukung saat kehamilan dan mempersiapkan saat menyusui.
Sumber daging sapi, ayam, ikan, atau makanan laut, telur, susu, tempe, kacang-kacanga.
c. Serat. Manfaat mempermudah ekskresi dan meningkatkan ekkuatan otot serta
penambahan cairan tubuh. Sumber sayur dan buah.
d. Vitamin yaitu jenis vitamin A, B, C, dan D. Serta jenis mineral yaitu kalsium, fosfor,
Fe, Zinc, dan Asam folat.
e. Cairan. Manfaat untuk mecegah dehidrasi dan mencegah konstipasi. Kebutuhan cairan
2,5 – 3 liter per hari.
Permasalahan yang mungkin terjadi akibat kekurangan nutrisi pada janin yaitu lahir
premature, lahir meninggal, gangguan pertumbuhan intrauterine, pertumbuhan volume
otak, bayi lahir selamat tetapi ada hambatan pertumbuhan setelah kelahiran.
5. TANDA BAHAYA KEHAMILAN
a. Perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda
sering dikaitkan dengan abortus, miscarriage, dan early pregnancy. Perdarahan yang
terjadi pada usia yang lebih tua terutama trimester III disebut perdarahan antepartum.
(Prawirohardjo, 2010)
b. Bengkak. Bengkak bisa menunjukkan masalah serius jika muncul di muka atau tangan,
tidak hilang setelah istirahat, dan disertai keluhan fisik lain. Dapat merupakan tanda
anemia, gagal jantung, atau pre eklamsia. (Marmi, 2011, p. 225)
c. Air ketuban pecah sebelum waktunya. Penyebab terbesar persalinan premature adalah
KPD. Insiden KPD 10% mendekati dari semua persalinan dan 4% pada usia hamil
kurang 34 minggu. (Marmi, 2011, p. 223)
d. Nyeri perut bagian bawah. Nyeri perut yang tidak berhubungan dengan persalinan
normal adalah normal. Nyeri abdomen yang menunjukkan masalah yang mengancam
jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang meskipun telah istirahat. Hal ini bisa
apendisitis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang pelvic, persalinan preterm,
gastritis, penyakit kantong empedu, solusio plasenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi
lain.
e. Hipertensi gravidarum. Berarti bahwa wanita telah menderita hipertensi sebelum hamil
atau disebut pre eklamsi tidak murni. Hipertensi dalam kehamilan sering dijumpai
dalam klinis, yang terpenting adalah menegakkan diagnosis seawal mungkin. Hipertensi
dalam kehamilan menururt WHO: tekanan systole < 140 atau tekanan diastole < 90
mmHg. Kenaikan tekanan sistolik <15 mmHg dibandingkan tekanan darah sebelum
hamil atau pada trimester pertama kehamilan. (Marmi, 2011, p .217-219)
f. Muntah terus menerus. Pengaruh estrogen dan progesterone terjadi pengeluaran asam
lambung berlebihan. (Marmi, 2011, p. 101)
g. Gerak janin tidak teraba. Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktivitas
berlebihan, sehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat
kontraksi berlebihan/ kepala sudah masuk panggul. Gerakan bayi < 3 kali dalam 3 jam
merupakan tanda berkurangnya gerakan janin. (Marmi, 2011, p. 225)
6. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JANIN TRIMESTER II
a. Umur 20-24 minggu
1) Sebagian besar organ mulai dapat berfungsi
2) Periode tidur dan aktivitas
3) Berespon terhadap suara
b.
4) Kulit berwarna merah dan berkerut
Umur 24-28 minggu
1) Dapat hidup jika lahir
2) Kelopak mata kembali terbuka
3) Pergerakan pernapasan. (Hani,2010, p. 68-69)
B. TINJAUAN TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN
1. PENGKAJIAN
Anamnesis adalah pengakjian dalam rangka mendapatkan data tentang pasien melalui
pengajuan pertanyaan-pertanyaan. (Sulistyawati, 2010, p. 166)
Tanggal : Untuk mengetahui kapan dilakukan pengkajian.
Jam
: Untuk mengetahui waktu dilakukan pengkajian.
Tempat : Untuk mengetahui tempat dimana dilakukan pengkajian.
(Norma, 2013, p. 5)
2. IDENTITAS PASIEN
a. Nama
Untuk identifikasi (mengenal) penderita. (Hani, 2010, p. 87)
b. Umur
Umur juga hal yang penting karena ikut menentukan prognosis kehamilan. Kalau umur
terlalu lanjut atau terlalu muda,maka persalinan lebih banyak resikonya. (Hani, 2010, p.
87)
c. Agama
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien
sehingga memudahkan bidan melakukan pendekatan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan. (Norma, 2013, p. 5)
d. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektualnya, karena tingkat pendidikan mempengaruhi
sikap perilaku seseorang. (Norma, 2013, p. 5)
e. Pekerjaan
Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi penderita agar nasehat yang diberikan
sesuai. Dan untuk mengetahui pekerjaan ibu mengganggu kehamilan atau tidak.
(Norma, 2013, p. 5-6)
f. SukuBangsa
Dengan mengetahui suku bangsa maka bidan dapat mendukung dan memelihara
keyakinan yang meningkatkan adaptasi fisik dan emosinya terhadap kehamilan.
(Norma, 2013, p. 5)
g. Alamat
Untuk mengetahui dimana ibu menetap, mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama,
meudahkan menghubungi keluarga, petunjuk saat kunjungan rumah. (Norma ,2013, p.
6)
3. DATA SUBYEKTIF
Adalah data yang didapatkan dari hasil wawancara (anamnesa) langsung kepada klien dan
keluarga dan tim kesehatan lainnya, data subyektif ini mencakup semua. Semua keluhan ini
dari klien terhadap masalah kesehatan yang lain. Dalam hasil anamnesa terhadap klien
tentang masalah yang dialami meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Alasan Datang
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik, yang diungkapkan dengan kata-katanya
sendiri. (Hani, 2010, p. 87)
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan yang pernah diderita ibu, sedang diderita ibu serta penyakit yang
diderita oleh keluarga termasuk penyakit yang menular dan menurun. Untuk
mengetahui apakah penyakit yang diderita oleh ibu saat hamil yang mempengaruhi
kehamilan. Misalnya hipertensi, jantung, diabetes melitus. (Norma, 2013, p. 7)
1) Sistem Kardiovaskular
a) Penyakit Jantung
Perubahan fisiologis normal pada masa hamil meningkatkan curah jantung wanita
hingga mencapai 40 persen melebihi curah jantungnya ketika tidak hamil saat ia
berada pada keadaan istirahat. Peningkatan ini terjadi pada awal kehamilan dan
mencapai puncaknya pada usia kehamilan 20 hingga 24 minggu. Peningkatan curah
jantung selama kehamilan, persalinan, dan pelahiran akan meningkatkan resiko
dekompensasi jantung pada wanita yang mempunyai riwayat penyakit jantung.
(Varney, 2007, p. 628)
b) Hipertensi
Wanita hipertensi yang dinyatakan hamil perlu mendiskusikan dengan dokter nya
tentang pengobatan mana yang aman digunakan selama mengandung. Selain itu,
wanita dengan hipertensi yang sudah ada sebelumnya mengalami peningkatan resiko
terjadinya preeclampsia selama kehamilan. ( Varney, 2007, p. 130).
c) Anemia
Anemia disefinisikan sebagai penurunan jumlah sel darah merah atau penurunan
konsentrasi hemoglobin di dalam sirkulasi darah. Definisi anemia yang diterima
secara umum adalah kadar Hb kurang dari 12,0 gram per 100 mililiter (12
gram/desiliter) untuk wanita tidak hamil dan kurang dari 10,0 gram per 100 mililiter
(10 gram/desiliter) untuk wanita hamil. (Varney, 2007, p. 623)
d) Penyakit Von Willbrand
Penyakit genetik ini merupakan penyebab peningkatan resiko perdarahan pada
wanita. Selama kehamilan, resiko perdarahan pascapartum meningkat. (Varney,
2007, p. 628)
2) Sistem Pernafasan
Asma, wanita yang memiliki riwayat asma berat sebelum hamil tebukti akan terus
mengalaminya dan menjadi semakin buruk selama masa hamil. Asma dihubungkan
dengan peningkatan angka kematian perinatal, hiperemesis gravidaru, pelahiran
preterm, hipertensi kronis, preeklamsia, bayi berat lahir rendah, dan perdarahan
pervaginam.(Varney, 2007, p. 630)
3) Sistem Endokrin
Diabetes Melitus, faktor resiko utama diabetes maternal ini adalah berat badan
berlebih, peningkatan berat badan, dan kurangnya aktivitas fisik. Jelas hal ini
menjadi pertimbangan bagi semua bidan dalam menganjurkan pola hidup sehat
kepada wanita. Diabetes juga merupakan permasalahan yang terus meningkat pada
wanita usia subur. Oleh sebab itu, penapisan diabetes harus dilakukan pada semua
wanita hamil. (Varney, 2007, p. 635)
4) Sistem Urogenital
Infeksi Saluran Kemih, infeksi saluran kemih merupakan komplikasi medic utama
pada wanita hamil. Sekitar 15% wanita, mengalami paling sedikit satu kali serangan
akut infeksi saluran kemih selama hidupnya. Akibat infeksi ini dapat dapat
mengakibatkan masalah pada ibu dan janin. ISK berkaitan dengan kejadian anemia,
hipertensi, kelahiran premature dan BBLR. (Saifuddin, 2009, p. 243)
5) Sistem Reproduksi
Kista ovarium, kista ovarium dalam kehamilan dapat menyebabkan nyeri perut oleh
karena putaran tangkai, pecah atau perdarahan. (Saifuddin, 2009, p. 269)
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga pernah menderita penyakit menurun dan
riwayat penyakit menular seperti hipertensi, asma dan riwayat kembar. (Norma, 2013, p.
7)
d. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Haid
Anamnesis haid memberikan kesan tentang faal alat reproduksi/kandungan meliputi
hal-hal berikut ini.
a) Umur menarche
b) Frekuensi, jarak/siklus jika normal
c) Lamanya
d) Jumlah darah yang keluar
e) Karakteristik darah (misal bergumpal)
f) Dismenorhea. (Hani, 2010, p. 89)
2) Riwayat Kehamilan Sekarang
Idealnya setiap bumil mau memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang
kurangnya satu bulan. Imunisasi TT diberikan sekurang-kurangnya 2 kali dengan
interval minimal 4 minggu, kecuali bila sbelumnya ibu pernah mendapat TT 2 kali
pada kehamilan yang lalu atau pada canlon pengantin. Maka TT cukup diberikan 1
kali saja (TT boster). Pemberian TT pada ibu hamil tidak membahayakan walaupun
diberikan pada kehamilan muda. (Nita Norma, 2013, p. 7)
3) Riwayat Kehamilan Persalinan dan Nifas yang Lalu
Kehamilan, komplikasi pada kehamilan sebelumnya, yang menjadi faktor resiko
untuk kehamilan selanjutnya. (Sinclair, 2010, p. 1)
e. Riwayat Perkawinan
1) Nikah atau tidak
2) Berapa kali menikah
3) Berapa lama menikah
Kalau orang hamil yang sudah lama menikah, nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan (anak mahal). (Hani, 2010, p. 87)
f. Riwayat KB
KB terakhir yang digunakan jika pada kehamilan perlu juga ditanyakan rencana KB
setelah melahirkan. (Hani, 2010, p. 90)
g. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1) Pola Eliminasi
Berkaitan dengan adaptasi gastroinstestinal sehingga menurunkan tonus dan motiliti
lambung dan usus terjadi reabsorbsi zat makanan peristaltik usus lebih lambat
sehingga menyebabkan konstipasi.
Penekanan kandung kemih karena pengaruh Hormon estrogen dan progesteron
sehingga menyebabkan sering buang air kecil. Terjadi pengeluaran keringat.
(Rukiyah, 2009, p. 105-106)
2) Pola Aktivitas
Berhubungan dengan system muskuloskeletal : persendian sakro-iliaka, sakro
koksigia dan pubik yang akan meyebabkan adanya keretakan, pusat graviasi berubah
sehingga postur tubuh berubah, terjadi perubahan postur tubuh menjadi lordosi
fisiologis. Penekanan pada ligamen dan pelvic, cara berbaring, duduk, berjalan,
berdiri dihindari jangan sampai mengakibatkan injuri karena jatuh. (Rukiyah, 2009, p.
107). Wanita hamil boleh bekerja, tetapi jangan terlampau berat. (Rukiyah, 2009, p.
106)
3) Pola Istirahat dan Tidur
Berhubungan dengan kebutuhan kalori pada masa kehamilan, mandi air hangat
sebelum tidur, tidur dalam posisi miring ke kiri, letakkan beberapa bantal untuk
menyangga, pada ibu hamil sebaiknya banyak menggunakan waktu luangnya untuk
banyak istirahat atau tidur walau bukan tidur betulan hanya baringkan badan untuk
memperbaiki sirkulasi darah. (Rukiyah, 2009, p. 106)
4) Pola hygiene
Baju hamil yang praktis selama enam bulan kehamilan menggunakan baju biasa yang
longgar, pilihlah bahan yang tidak panas dan mudah menyerap keringat, bagian dada
harus longgar karena payudara akan membesar, bagian pinggang harus longgar kalau
perlu terdapat tali untuk menyesuaikan perut yang terus membesar. (Rukiyah, 2009,
p. 104)
4. DATA OBYEKTIF
a. PemeriksaanFisik
Berat badan wanita dan penghitungan kadar glukosa dan protein di dalam urine harus
diperiksa. Beri selimut dan bantu wanita melepas pakaian. Lakukan pemeriksaan fisik,
termasuk juga hal berikut.
1) Ukur Tekanan Darah.
Jika wanita cemas, atau jika tekanan darah tinggi, tekanan darah dapat diukur pada
akhir pemeriksaan fisik
2) Payudara.
Inspeksi dengan tangan dipinggang, disamping tubuh, diatas kepala, melingkar.
Palpasi nodus di aksila, payudara(termasuk ekor spence), dan puting(perah).
Ajarkan pemeriksaan payudara mandiri. Perhatikan perubahan kulit dan payudara
pada masa hamil termasuk hiperpigmentasi puting dan areola, vena yang menonjol,
mammary souffle (murmur yang normal pada kehamilan) pada payudara, serta nyeri
tekan dan nodularitas jaringan payudara.
3) Abdomen.
Inspeksi untuk melihat kontur, kesimetrisan, hernia, distensi, denyut yang abnormal,
jaringan parut, line nigra dan striae. Auskultasi untuk mendengar bising usus
diseluruh kuadran. Perkusi area abdomen, perhatikan kandung kemih, hati, limpa
(iga ke10 pada saat inspirasi dalam), dan udara di dalam lambung. Palpasi setiap
kuadran dengan ringan kemudian hati, limpa, ginjal dan aorta dengan palpasi dalam.
Perhatikan apakah rigiditas, tahanan, nyeri tekan atau massa.
Setelah 12 minggu, ukur tinggi fundus uteri dan auskultasi denyut jantung janin
(DJJ), perhatikan lokasi. Setelah 20 minggu, tentukan posisi janin dengan
menggunakan perasat leopold untuk menentukan lokasi DJJ dengan fetoskop untuk
mengonfirmasi tanggal, perhatikan kondisi uterus apakah lembut, lunak, mudah
dirangsang atau berkonraksi. Obeservasi adanya gerakan nonverteks, keadaan ini
harus ditangani. Pada usia cukup bulan, perkiraan janin.
4) Perasat Leopold
Pengkajian variasi janin, presentasi, posisi dan letak dilakukan setelah tinggi fundus
uteri diukur (kontraksi dapat terstimulasi oleh perasat, yang dapat mengubah tinggi
fundus). Kandung kemih wanita harus kosong untuk keakuratan dan kenyamanan.
Tinggi Fundus
Usia
kehamilan
Dalam cm
Menggunakan Penunjuk badan
12 minggu
Teraba di atas simpisis pubis
16 minggu
Di tengah antara simpisis pubis
dan umbilikus
20 minggu
20 cm (±2 cm)
Pada umbilicus
22-27
minggu
28 minggu
Usia kehamilan dalam
minggu = cm (±2 cm)
28 cm (± 2 cm)
Di tengah, antara umbilicus
dan prosesussifoideus
29-35
Usia kehamilan dalam
minggu
minggu = cm (±2cm)
36 minggu
36 minggu (±2 cm)
Pada prosesussifoideus.
(Rukiyah,2009, p. 33)
a) Perasat pertama
: tentukan tinggi fundus uteri
b) Perasat kedua
: palpasi sisi-sisi uterus untuk menentukan lokasi bagian-bagian
kecil dan punggung. Tentukan letak janin dan orientasi dalam hubungannya dengan
pelvis ibu
c) Prasat ketiga (prasat pawlik) : lutut wanita sedikit dibengkokan, pegang bagian bawah
abdomen antara ibu jari dan jari tengah unuk menentukan bagian presentasi
d) Prasat keempat
: dengan lutut wanita tetap bengkok, tekan jari-jari kedua tangan
di abdomen bawah, mengarah ke arah pelvis. Tekan di bagian tengah, upayakan
menggerakan jari-jari anda di depan bagian presentasi. Jika anda bisa artinya bagian
presentasi tidak turun. Jika kepala merupakan bagian presentasi dan jika turun, jari-jari
anda aan meraba benda bundar keras di satu atau kedua sisi (Sinclair, 2010, p. 6-7)
b. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan haemoglobin
Pemeriksaan haemoglobin adalah pengambilan darah melalui jaringan perifer, untuk
mengetahui kadar hemoglobin dalam darah. Tujuan dilakukan pemeriksaan
haemoglobin pemriksaan Hb secara rutin selama kehamilan merupakan kegiatan rutin
untuk mendeteksi anemia, namun ada kecenderungan bahwa kegiatan ini tidak
dilakukan secara optimal selama kehamilan. Hasil pemriksaan Hb sahli dapat
diklasifikasikan sebagi berikut Hb 11 gr% dikatakan tidak anemia, 9-10 gr% anemia
ringan, 7-8 gr% anemia sedang,<7 gr% anemia berat. (Rukiyah, 2009, p. 160)
2) Pemriksaan protein urine
Pemeriksaan protein dalam urine ini bertujuan untuk mengetahui komplikasi adanya
preeklamsi pada ibu hamil yang sering kali menyebabkan masalah dalam kehamilan
maupun persalinan dan terkadang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi
bila tidak segera diantisipasi. Pemeriksaan protein urine adalah pemeriksaan protein
dengan menggunakan asam asetat 5 % dan apoabila setelah dipanaskan urine menjadi
keruh berarti ada protein di dalam urine
Standar kadar kekeruhan protein urine adalah :
a) Negatif : urine jernih
b) Positif 1 : ada kekeruhan
c) Positif 2 : kekeruhan mudah dilihat dan ada endapan
d) Positif 3 : urine lebih keruh dan endapan yang lebih jelas
e) Positif 4 : urine sangat keruh dan disertai endapan yang menggumpal.
(Rukiyah,2009, p. 161-162)
3) Pemeriksaan urine reduksi
Pemeriksaan urine reduksi bertujuan untuk melihat adanya glukosa dalam urine.
Urine normal biasanya tidak mengandung gkukosa. Dalam kasus tertentu urine
mengandung glukosa seperti pada ibu yang mempunyai riwayat penyakit DM
Cara membaca hasil pemeriksaan urine reduksi :
Negatif
: hijau/biru
+1
: hijau/kuning
+2
: kuning kehijauan
+3
: jingga
+3 >2%
: merah bata. (Rukiyah,2009, p. 162-163)
5. ASSESMENT
a. Diagnosa kebidanan
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang
spesifik. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang
diidentifikasi oleh bian sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai
diagnosi. (Hani, 2010, p. 97)
b. Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari
hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis. (Hani, 2010, p. 99)
c. Diagnosa potensial
Pada langakah ini, kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial
berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan, dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan
bersiap-siapo mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi.
Langkah ini penting dalam melakukan asuhan yang aman. (Hani, 2010, p. 100)
d. Identifikasi kebutuhan segera
Pada langkah ini, bidan menetapkan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi,
dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Selain itu, juga
mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengn anggota tim kesehatan yang lain sesuai
dengan kondisi klien.(Hani, 2010, p. 101)
6. PLANNING
a. Menyusun rencana asuhan menyeluruh (intervensi)
Dalam menyusun rencana asuhan pada wanita hamil, sebenarnya harus disesuaikan
dengan hasil temuan dalam pengkajian data agar tepat sasaran. Tetapi secara umum
dapat dilakukan hal-hal di bawah ini :
1) Jelaskan pada klien dan keluarga tentang keadaan wanita hamil, baik normal maupun
tidak normal
2) Beri KIE tentang cara hidup yang baik dalamkehamilan
3) Beri KIE tentang kecukupan istirahat bagi wanita hamil
4) Beri penjelasan tentang makanan yang diperlukan dalam kehamilan
5) Beri penjelasan tentang peningkatan menjaga kebersihan
6) Pada suami juga beri penjelasan untuk hidup yang harmonis, menjaga fisik dan mental
wanita hamil
7) Lakukan pemeriksaan laboratorium yang spesifik terhadap keluhan
8) Rencanakan tindakan sesuai dengan kebutuhan spesifik individu
b. Pelaksanaan rencana asuhan
Pada langkah ini, dilakukan pelaksanaan asuhan langsung secara efisien dan aman. Pada
langkah ke 6 ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke
5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencaaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan, sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim lainnya. Walau bidan tidak melkukan
sendiri, ia tetap memikul tanggunng jawab untuk melaksanakan rancana asuhannya (misal
memastikan lanngkah tersebut benar-benar terlaksana). Meskipun bidan berkolaborasi
dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, bidan tetap
bertanggung jawab dalam manajemen asuhan klien untuk terlaksananya rencana asuhan
bersama. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya, serta meningkatkan
mutu dan asuhan klien. Kaji ulang apakah semua rencana asuhan telah dilaksanakan.
c. Mengevaluasi
Pada langkah 7 ini dilakukan keefektifan asuhan yang telah diberikan. Hal yang
mengevaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan
masalah yang telah diidentfikasi. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar-benar efektif dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana
tersebut efektif, sedangkan sebagian lain belum efektif. Megingat proses manajemen
asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan, maka perlu menngulang
kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif, serta melakukan penyesuaian pada
rencana asuhan tersebut. Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan
pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang memengaruhi tindakan, serta
berorientasi pada proses klinis. Oleh karena proses manajemen tersebut di dalam situasi
klinis dan ua langkah terakhir bergantung pada klien dan situasi klinis, maka tidak mungin
proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja. (Hani, 2010, p. 103)
7. EVALUASI
Pada langkah 7 ini dilakukan keefektifan asuhan yang telah diberikan. Hal yang
mengevaluasi meliputi apakah kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosis dan
masa;ah yang telah diidentfikasi. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar-benar efektif dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana
tersebut efektif, sedangkan sebagian lain belum efektif. Megingat proses manajemen
asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan, maka perlu menngulang
kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif, serta melakukan penyesuaian pada
rencana asuhan tersebut. Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan
pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang memengaruhi tindakan, serta
berorientasi pada proses klinis. Oleh karena proses manajemen tersebut di dalam situasi
klinis dan ua langkah terakhir bergantung pada klien dan situasi klinis, maka tidak mungin
proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja. (Hani, 2010, p. 103)
Temanggung,
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
Mahasiswa
Arfiana, S.Kep, Ns, S.Tr. Keb, M.Kes
Isna Nur Rohmah
Januari 2018
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pada tanggal 23November 2017 pukul 08.15 WIB telah dilakukan pemeriksaan kehamilan
pada Ny. M di Puskesmas Gemawang. Hasil dari pemeriksaan umum menunjukkan bahwa Ny. M
dalam keadaan sehat dan pemeriksaan kebidanan menunjukkan palpasi perut teraba ballottement
dengan tinggi fundus uteri pada 3 jari di bawahh pusat. Berdasarkan seluruh pengkajian dan
pemeriksaan yang telah dilakukan diperoleh suatu diagnosa kebidanan yaitu Ny. M umur 21 tahun
G1P0A0 usia hamil 19+4 minggu teraba perut ballottement dengan kehamilan fisiologis trimester
II.
B. SARAN
Bagi tenaga kesehatan:
- Senantiasa memberikan asuhan sayang ibu agar ibu merasa nyaman dalam melakukan
pemeriksaan.
- Meningkatkan pemberian konseling pada ibu yang melakukan kunjungan ANC.
Bagi Ibu:
- Melakukan kunjungan ANC sesuai anjuran yang diberikan bidan atau petugas kesehatan lain
- Mengikuti konseling atau nasihat yang telah diberikan ketika kunjungan ANC.
DAFTAR PUSTAKA
Chris Tanto, dkk. (2014). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
Hani,Ummi,dkk. (2010). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.
Jannah, N. (2012). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta : C.V Andi Offset
Manuaba, I. A. C. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC
Marmi. (2011). Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakata: Pustaka Pelajar
Mochtar, R. (1998) . Sinopsis Obstetri Fisiologis, Obstetri Patologis. Edisi 2. Jakarta: EGC
Norma, N. (2013). Asuhan kebidanan patologi. Yogyakarta: Nuha Medika
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Rukiyah, A.Y. (2009). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media
Saifuddin, A. B. (2009). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka.
Sinclair, Costance. (2010). Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC
Sulistyawati, A. (2010). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Varney, H, dkk. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Download