komunikasi dan presentasi dalam pendidikan dan pelatihan

advertisement
KOMUNIKASI DAN PRESENTASI
DALAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
IRENE NUSANTI
Widyaiswara PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta
[email protected]
Abstrak
Komunikasi dan presentasi merupakan dua hal penting bagi keberhasilan suatu pendidikan dan
pelatihan. Artikel tentang komunikasi dan presentasi ini bertujuan untuk membahas
pengembangan komunikasi dan presentasi yang efektif dalam pendidikan dan pelatihan.
Pembahasan terhadap komunikasi
menggambarkan bahwa ada beberapa jenis komunikasi
yang dapat dilakukan untuk mengurangi permasalahan terkait komunikasi dalam suatu
pendidikan dan pelatihan. Pembahasan terhadap presentasi menggambarkan bahwa diperlukan
keterampilan connecting untuk membuat sebuah presentasi dalam pendidikan dan pelatihan lebih
berhasil. Sedangkan pembahasan terhadap pengembangan komunikasi dan presentasi
menggambarkan bahwa perlu rambu-rambu untuk merancang dan melaksanakan suatu presentasi
dalam pendidikan dan pelatihan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dan
presentasi yang dirancang dengan baik dan sesuai rambu-rambu dapat membantu keberhasilan
pelaksanaan sebuah pendidikan dan pelatihan.
Kata Kunci: komunikasi, presentasi, pendidikan dan pelatihan
A. Pendahuluan
Pada dasarnya orang hidup selalu melakukan komunikasi. Demikian pula dalam pendidikan dan
pelatihan, transfer suatu ilmu terjadi melalui sebuah komunikasi. Komunikasi yang efektif
menyebabkan pesan yang disampaikan sampai ke tujuan sesuai dengan harapan. Sebaliknya,
komunikasi yang tidak efektif dapat menimbulkan kebingungan dan bahkan kesalahfahaman.
Pesan yang disampaikan mungkin sangat sederhana, tetapi jika tidak disampaikan secara benar,
maka yang sederhana sekalipun bisa tidak sampai dan memungkinkan untuk terjadinya suatu
masalah yang tidak sederhana. Dari pengalaman sehari-hari sering dijumpai adanya suatu
perselisihan besar yang berawal dari suatu masalah sederhana, yang sebenarnya tidak akan
terjadi jika proses komunikasi berjalan lancar. Mengingat komunikasi dapat menunjang
keberhasilan seseorang, untuk itu dalam diklat Peningkatan Kompetensi PTK Seni Budaya dan
1
Keterampilan Training of Trainer (TOT) jenjang SMP, Komunikasi dan Presentasi menjadi salah
satu materi yang diharapkan dapat menunjang peserta diklat lebih berhasil kelak pada saat
menjadi trainer dalam suatu kegiatan TOT.
B. Komunikasi dan Presentasi
Sebelum membahas lebih lanjut tentang pentingnya komunikasi dalam suatu presentasi, perlu
dicermati definisi komunikasi dan presentasi berikut, serta aspek-aspek yang terdapat di
dalamnya.
1. Definisi Komunikasi dan Presentasi
a. Definisi Komunikasi
Mufid (2005) dalam bukunya Komunikasi dan Regulasi Penyiaran mengatakan:
Communication means that information is passed from one place to another (Komunikasi adalah
informasi yang disampaikan dari satu tempat ke tempat lain).
Sedangkan menurut Marpaung (2002) komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan media dan cara penyampaian informasi
yang dipahami oleh kedua pihak, serta saling memiliki kesamaan arti lewat transmisi pesan
secara simbolik.
Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa komunikasi adalah suatu proses
penyampaian informasi melalui prosedur dan media tertentu dengan maksud untuk
mempengaruhi orang lain.
b. Definisi Presentasi
Definisi presentasi menurut kamus Oxford adalah a way in which something is presented, yaitu
suatu cara untuk mempresentasikan sesuatu. Dalam hal ini, cara dan sesuatu merupakan dua
aspek penting yang harus diperhatikan untuk membuat supaya sebuah presentasi berhasil. Cara
di sini harus mengarah pada suatu yang efektif dan efisien, sedangkan sesuatu menunjuk pada
suatu materi presentasi yang sesuai dengan ‘audience’ yang akan dihadapi.
1) Proses Komunikasi
Model Komunikasi menurut Berlo (Mufid, 2005) dapat dilihat pada bagan berikut.
Source
Message
Channel
Receiver
2
Pada dasarnya setiap bentuk komunikasi yang dilakukan oleh setiap orang melalui proses di atas.
Sedangkan menurut Marpaung (2002) proses komunikasi di atas dilengkapi dengan penyandian
pesan dan pengertian pesan, seperti terlihat dalam gambar berikut.
2) Komunikasi, Presentasi, dan Permasalahan
Jeary, et al. (2005) mengatakan bahwa: ‘Life is a Series of Presentations’ (hidup merupakan
serangkaian presentasi). Jadi, hidup yang dijalani seseorang sebenarnya merupakan kegiatan
presentasi yang setiap saat diamati oleh orang lain. Sedangkan Sulianto (2009) dalam bukunya
Sukses Berpresentasi mengatakan bahwa pada saat seseorang mendengarkan presentasi, yang
dapat diperoleh dari suatu presentasi adalah tidak hanya isi presentasi, tetapi lebih dari itu si
penyaji juga merupakan suatu hal yang dapat dipelajari oleh audience. Lebih lanjut Sulianto
mengatakan bahwa pada saat melakukan presentasi, sebenarnya si penyaji secara tidak langsung
juga sedang mempresentasikan dirinya sendiri. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh
Jeary et.al. (2005) bahwa setiap saat sebenarnya kita secara tidak langsung menyajikan ‘siapa
kita’ kepada orang lain. Meskipun presentasi diharapkan mengenai sasaran dan menarik target
sasaran, akan tetapi dalam upaya membuat presentasinya menarik sangat penting bagi seorang
penyaji untuk tetap menjadi diri sendiri. Ketika seorang penyaji melihat penyaji lain yang
menarik, ada kecenderungan bagi orang tersebut untuk meniru. Meniru gaya orang lain secara
total sama saja dengan memaksakan diri menjadi orang lain. Jika hal ini dilakukan, maka hasil
yang didapat bukannya sebuah presentasi yang menarik, melainkan justru menjadi suatu
presentasi yang aneh. Karena apa yang ditiru mungkin tidak cocok dengan karakter dan sifat
yang meniru.
3
Maxwell (2010) dalam bukunya Everyone Communicates, Few connect mengatakan bahwa
berbicara adalah mudah dan setiap hari pada dasarnya setiap orang selalu berbicara. Tetapi yang
menjadi permasalahan adalah bagaimana caranya agar apa yang dikatakan dapat dimengerti.
Dengan kata lain Maxwell menegaskan bagaimana komunikasi dengan orang yang diajar dapat
dimengerti, tidak sekedar didengarkan. Komunikasi salah satunya adalah menyangkut berbicara.
Menurut Maxwell, rahasia keberhasilan dalam berkomunikasi terletak pada apa yang disebut
sebagai connecting. Connecting merupakan kemampuan untuk mengenal dan berhubungan dengan
orang lain dan kemudian mempengaruhinya dalam arti positif. Pertanyaan yang kemudian
muncul adalah mungkinkah pengaruh positif bisa diberikan, jika kebiasaan dari penyaji adalah
berpikir negatif, berkata negatif, dan bertindak negatif? Berikut adalah beberapa prinsip dan halhal praktis tentang connecting menurut Maxwell (2010).
a) Prinsip-prinsip Connecting

Connecting increases your influence in every situation
Connecting yang dilakukan dapat meningkatkan pengaruh seseorang dalam setiap situasi
yang dihadapi.

Connecting is all about others
Connecting adalah lebih berbicara tentang yang menjadi kepentingan orang lain, bukan
diri sendiri.

Connecting goes beyond words
Connecting memerlukan tindakan nyata, tidak sekedar sesuatu yang hanya diucapkan
dengan kata-kata.

Connecting always requires energy
Untuk dapat melakukan connecting dengan baik dibutuhkan tenaga dalam menghadapi
berbagai macam orang.

Connecting is more skill than natural talent
Connecting lebih merupakan suatu keterampilan, bukan bakat. Dengan demikian, setiap
orang pada dasarnya bisa mempelajari connecting sehingga keberhasilan dapat
ditingkatkan.
b) Beberapa hal untuk melatih keterampilan connecting

Connect on common ground
4
Hal pertama yang dapat membuat connecting terjadi adalah mencari kesamaan untuk halhal yang bersifat umum, misalnya untuk materi diklat komunikasi dan presentasi penatar
dan petatar dapat mencari kesamaan tentang pengertian komunikasi. Sebaliknya, jika
dalam suatu diklat masing-masing mencoba mengungkapkan perbedaan maka connecting
tidak akan terjadi.

Keep difficult work simple
Pengertian keep difficult work simple adalah menyederhanakan suatu pekerjaan yang
sulit. Misalnya, untuk mempermudah penyampaian suatu konsep dapat digunakan
ilustrasi, analogi, dst,

Create an experience everyone enjoys
Connecting dapat terjadi apabila pihak-pihak yang terlibat dalam suatu komunikasi
merasakan manfaat positif atau masing-masing pihak berusaha untuk menciptakan suatu
pengalaman yang dapat dinikmati oleh pihak lain.

Inspire people
Setiap pihak yang terlibat dalam komunikasi dapat saling menjadi sumber inspirasi

Live what they communicate
Pengikat lainnya supaya komunikasi yang dilakukan dapat menjadi connect adalah tidak
sekedar mengatakan apa yang perlu untuk dikatakan, tetapi sudah melakukan apa yang
dikatakan.
2. Komunikasi dan Presentasi dalam Pembelajaran
Marpaung (2002) membagi empat arah komunikasi dalam dunia pendidikan dan pelatihan, yaitu
a. Downward Communication
Dalam hal ini adalah komunikasi yang dilakukan oleh seorang penatar ketika menyajikan
suatu materi kepada petatar sebagai penerima materi
b. Upward Communication
Merupakan komunikasi yang tercipta karena penatar memberikan kesempatan kepada petatar
untuk melakukan klarifikasi terhadap hal-hal yang kurang jelas dengan cara bertanya
c. Lateral Communication
Komunikasi yang dilakukan diantara para peserta untuk mencapai hasil pembelajaran yang
maksimal
5
d. Outward Communication
Komunikasi dari penatar atau petatar dengan pihak luar terkait dengan pengembangan ilmu
yang didapat selama pendidikan dan pelatihan.
3. Permasalahan
Beberapa contoh permasalahan yang umum terjadi dalam suatu pendidikan dan pelatihan, dan
selanjutnya dapat menjadi bahan pertimbangan dalam merencanakan suatu presentasi.
a. Materi yang disampaikan terlalu sulit atau terlalu mudah. Jika terlalu sulit, petatar cenderung
menjadi malas dan patah semangat. Sebaliknya, jika terlalu mudah, petatar cenderung tidak
memperhatikan apa yang dijelaskan oleh penatar.
b. Suasana dan pengaturan kelas kurang mendukung kegiatan belajar mengajar, misalnya:
ruangan terlalu sempit sehingga penyaji/ penatar kurang nyaman dalam melakukan presentasi
c. Ada rasa terpaksa dalam diri penatar dan petatar ketika melakukan kegiatan belajar mengajar,
misalnya: penatar belum terlalu siap karena jadwal mengajar disodorkan secara mendadak.
d. Kemampuan peserta diklat lebih tinggi atau lebih rendah dari yang dikehendaki
e. dll
4. Rambu-Rambu Komunikasi untuk Presentasi dalam Pendidikan dan Pelatihan
Komunikasi dan presentasi yang dibicarakan dalam artikel ini dibatasi pada komunikasi dalam
pendidikan dan pelatihan. Secara khusus, bagaimana komunikasi yang dilakukan dalam suatu
presentasi mata diklat dapat berjalan secara efektif, efisien, dan mencapai hasil sesuai yang
direncanakan. Beberapa hal berikut dapat dijadikan rambu-rambu untuk merancang dan
melakukan suatu persiapan kegiatan presentasi dalam diklat.
a. Komposisi Presentasi
Supaya kegiatan pembelajaran menjadi efektif, presentasi yang disajikan harus memperhatikan
urut-urutan penyajian. Secara umum komposisi presentasi menurut Sulianta (2009) adalah
sebagai berikut.
1) Pembuka
Pemberian salam, perkenalan diri, pengenalan materi, waktu yang tersedia, penyampaian
tujuan
2) Flavor (bumbu)
Hal-hal yang dapat membuat peserta aktif dan tertarik dengan apa yang disajikan
6
3) Isi
Informasi yang disajikan menunjang tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya, seberapa
banyak informasi yang harus disampaikan dengan mengingat waktu yang tersedia. Untuk
membuat penyajian lebih menarik, gambar dan warna adalah salah satu jawabannya.
4) Transisi
Untuk melakukan perpindahan dari satu bagian ke bagian lain hendaknya dilakukan secara
jelas, misalnya transisi dari pendahuluan ke isi bisa diantar dengan mengatakan: ‘Mari kita
lihat point penting lainnya.’
5) Penutup
Kesimpulan, ucapan terima kasih, dan juga pemberian kesempatan kepada peserta untuk
bertanya.
b. Body Language
Setelah suatu presentasi disiapkan dengan memperhatikan komposisi di atas, tidak berarti bahwa
presentasi yang akan dilakukan pasti berhasil. Ada beberapa hal yang dapat menentukan
keberhasilan, salah satunya yaitu komunikasi non-verbal atau biasa dikenal dengan istilah body
language. Body language biasanya digunakan oleh penatar untuk memperjelas penyajian.
Menurut Mehrabian, kesuksesan presentasi, yang merupakan salah satu bentuk komunikasi,
bukan ditentukan oleh kemampuan bahasa lisan/tulisan, tetapi oleh komunikasi gerak non-verbal
selama penyajian. Meskipun komunikasi gerak non-verbal merupakan kunci kesuksesan, pilihlah
untuk melakukan gerakan yang natural. Disamping itu, hindari untuk mengulangi gerak yang
sama berkali-kali. Pengulangan gerak yang sama secara berkali-kali akan menarik perhatian
peserta yang pada akhirnya justru akan mengganggu konsentrasi mereka. Bagi peserta diklat
yang mengantuk, hal ini bisa menjadi objek iseng yang dihitung frekuensi kemunculannya.
Mehrabian mendapatkan bahwa keberhasilan dalam komunikasi 7% terjadi melalui bahasa lisan,
38% melalui nada bicara, sedangkan persentase terbesar adalah melalui bahasa tubuh, yaitu
sebesar 55%. Dalam melakukan presentasi, selain harus menguasai gerak non-verbal diri sendiri,
penatar hendaknya juga dapat menangkap gerak non-verbal yang dilakukan oleh petatar dan
mengantisipasi maksud dari gerakan tersebut. Berikut adalah beberapa gerak non-verbal dari
peserta menurut Marpaung (2002).
7
1) Gerakan menolak/rejection gesture: kaki bersilang, bersandar ke meja, menggosok hidung,
mata dan telinga. Gerakan ini mengisyaratkan bahwa petatar tidak setuju dengan apa yang
disajikan
2) Cooperation gesture: duduk di sisi kursi, membuka kancing jas mengisyaratkan bahwa
petatar tertarik dengan apa yang disajikan
3) Confidence gesture: berdiri tegak, tidak terlalu sering mengedipkan mata mengisyaratkan
keyakinan akan apa yang disajikan
4) Frustration gesture: bunyi jari, menggaruk bagian belakang leher mengisyaratkan ada sedikit
rasa frustrasi
5) Boredom gesture: mengetuk kaki di lantai, bermain dengan pena, tangan menyangga kepala
mengisyaratkan kebosanan akan isi sajian.
c. Menghadirkan ‘diri seutuhnya’ secara fisik dan mental
Ketika seorang penyaji menyajikan suatu materi, hal yang sangat perlu untuk dilakukan adalah
bahwa penyaji tersebut mampu menghadirkan diri secara utuh, yang meliputi antara lain
1) Secara fisik: pakaian, cara penyampaian, suara
2) Secara mental: menunjukkan antusiasme, percaya diri, dan berkarisma
C. Good Value dan Mental Model untuk menunjang Komunikasi dalam Presentasi
Bagian terakhir dari artikel ini yang tidak kalah penting adalah learning is centered on good
value (Tee, 2005), yaitu: pembelajaran harus difokuskan pada hal-hal yang memiliki nilai positif.
Hal ini berarti bahwa apa pun yang disampaikan oleh penatar dan cara yang digunakan untuk
menyampaikan pesan harus mengandung good value. Termasuk di dalamnya joke-joke yang
dipakai untuk menyegarkan suasana hendaklah joke-joke yang positif. Jangan sampai penatar
menggunakan popular thinking untuk membela diri dengan mengatakan bahwa joke-joke negatif
sudah biasa digunakan dalam berbagai pelatihan, sekedar untuk menghindari kejenuhan peserta.
Penatar hendaknya memegang prinsip bahwa hal yang popular dilakukan belum tentu hal yang
seharusnya dilakukan atau hal yang benar (Maxwell, 2009). Jika seorang penatar benar-benar
berniat untuk menyampaikan sesuatu yang memiliki nilai positif, maka ia harus siap untuk
menjadi tidak popular (Maxwell, 2009), salah satunya dengan menghindari joke-joke yang tidak
mengandung good value.
8
Hal kedua yang perlu diketahui oleh seorang penatar pada waktu menyajikan suatu materi adalah
mental model peserta. Tee (2005) mengatakan bahwa: ‘sometimes teachers concentrate so much
on the teaching process that they neglect to check the mental models that actually form in the
minds of their students.’ Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa jika mental model peserta
diklat negatif, maka sebaik apa pun penatar mencoba untuk menyajikan materi, maka komentar
yang didapat dari peserta dengan mental model negatif adalah komentar negatif. Hal ini
disebabkan oleh mental model negatif yang mungkin sudah terbentuk sekian lama dalam diri
peserta. Dengan mengetahui konsep mental model, penatar tidak mudah frustrasi ketika
mendengar atau membaca komentar yang kurang menyenangkan, sebagai akibat dari mental
model negatif yang dimiliki oleh petatar tertentu.
D. Penutup
Perencanaan sebuah presentasi dalam suatu diklat merupakan hal yang sangat penting untuk
dilakukan. Meskipun demikian, keberhasilannya bergantung pada kedua belah pihak, pihak
pemberi informasi dalam hal ini penatar dan pihak penerima informasi atau petatar. Usaha
maksimal yang dilakukan oleh penatar akan memberikan hasil yang diharapkan oleh kedua belah
pihak jika pihak penerima juga memberikan tanggapan yang positif pula. Faktor mental model
negatif, baik dari penatar maupun petatar, dapat menjadi salah satu penyebab kurang berhasilnya
suatu presentasi dalam diklat. Mengingat presentasi merupakan hal yang dapat ikut menentukan
efektivitas penyerapan suatu materi diklat, untuk itulah materi komunikasi dan presentasi
dijadikan salah satu materi diklat untuk Diklat Peningkatan Kompetensi PTK Seni Budaya dan
Keterampilan Training of Trainer (TOT) Jenjang SMP.
REFERENSI
Feri Sulianta. 2009. Sukses Berpresentasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Jeary, Tony; Dower, Kim; Fishman, J.E. 2005. Life is a Series of Presentation,
diakses Juni 2010, http://www.amazon.com/Life-Is-Series-Presentations-Influence
Marpaung dan Giri Saptoaji. 2002. Komunikasi dan Presentasi Efektif dalam Pengajaran:
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Maxwell, John. 2009. How Successful People Think. New York: Hatchette Group
9
Maxwell, John. 2010. Everyone Communicate, Few Connect (http://search.barnesandnoble.com,
downloaded, June 02, 2010)
Mehrabian, Albert. Dr. Presentation Skills: Mehrabian’s Communication Study
http://changingminds.org/explanations/behaviors/body_language/mehrabian.htm
Milly R. Sonneman.2002. Mahir Berbahasa Visual. Bandung: Mizan Media Utama
Muhamad Mufid, M.Si. 2005. Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. Jakarta: Kencana.
Tee, Ng Pak. 2005. The Learning School. Singapore: Prentice Hall
_______
. 1989. Oxford Advanced Learner’s Dictionary. Oxford: Oxford University Press.
BIODATA
Nama
NIP
Pangkat/ Gol
Jabatan
Unit Kerja
:IRENE NUSANTI
:196107151986032001
:Pembina Tk I/ IVb
:Widyaiswara Madya
: PPPPTK Seni Budaya
10
Download