Program Literasi Sekolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan reflektif. Rendahnya keterampilan tersebut membuktikan bahwa proses pendidikan belum mengembangkan kompetensi dan minat peserta didik terhadap pengetahuan. Praktik pendidikan yang dilaksanakan di sekolah selama ini juga memperlihatkan bahwa sekolah belum berfungsi sebagai organisasi pembelajaran yang menjadikan semua warganya sebagai pembelajar sepanjang hayat. Gerakan Literasi Sekolah memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015. Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik. Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen agar dampak keberadaan Gerakan Literasi Sekolah dapat diketahui dan terus-menerus dikembangkan. Gerakan Literasi Sekolah diharapkan mampu menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam kehidupan. Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Berdasarkan hal tersebut, SMA Negeri 2 Rupat mengembangkan gerakan literasi sekolah (GLS) yang melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 1 Program Literasi Sekolah Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dikembangkan berdasarkan sembilan agenda prioritas (Nawacita) yang terkait dengan tugas dan fungsi Kemendikbud, khususnya Nawacita nomor 5, 6, 8, dan 9. Butir Nawacita yang dimaksudkan adalah (5) meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya; (8) melakukan revolusi karakter bangsa; (9) memperteguh kebinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Empat butir Nawacita tersebut terkait erat dengan komponen literasi sebagai modal pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas, produktif dan berdaya saing, berkarakter, serta nasionalis. B. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 38 Ayat 2 dan Pasal 51 Ayat 1; 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan; 5. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengolahan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 6. Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan; 7. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti; 8. Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Pendidikan; 9. Permendikbud Nomor 19 Tahun 2016 tentang Program Indonesia Pintar. C. Tujuan dan Sasaran Tujuan 1. Tujuan Umum: Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. 2. Tujuan Khusus: Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat. 2 Program Literasi Sekolah Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca. Sasaran Adapun sasaran yang ingin kami capai dalam bidang Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri 2 Rupat adalah sebagaimana berikut : a) Sebelum pembelajaran di mulai atau setiap hari seluruh siswa diminta membaca buku, melakukan refleksi (masa hening) selama 15 s.d 20 menit b) Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajaran. c) Peserta didik dapat diminta membawa bukunya sendiri dari rumah. d) Buku yang dibaca/dibacakan adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan kesenangannya. e) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini tidak diikuti oleh tugas-tugas yang bersifat tagihan/penilaian. f) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh diskusi informal tentang buku yang dibaca/dibacakan. Meskipun begitu, tanggapan peserta didik bersifat opsional dan tidak dinilai. g) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini berlangsung dalam suasana yang santai, tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun melalui pengaturan tempat duduk, pencahayaan yang cukupterang dan nyaman untuk membaca, posterposter tentang pentingnya membaca. h) Dalam kegiatan membaca dalam hati, guru sebagai pendidik juga ikut membaca buku selama 15 menit. D. Ruang Lingkup Adapun ruang lingkup pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 2 Rupat ini berisi penjelasan pelaksanaan kegiatan literasi yang terbagi menjadi tiga tahap, yakni: pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran. 1. Lingkungan fisik sekolah (ketersediaan fasilitas, sarana prasarana literasi); 2. Lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif semua warga sekolah) dalam melaksanakan kegiatan literasi di SMA Negeri 2 Rupat; 3. Lingkungan akademik (adanya program literasi yang nyata dan bisa dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah). 3 Program Literasi Sekolah E. Sasaran Program Kerja Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri 2 Rupat ini ditujukan bagi guru sebagai pendidik dan pustakawan sebagai tenaga kependidikan untuk membantu mereka melaksanakan kegiatan literasi di SMA Negeri 2 Rupat, selain itu, kepala sekolah perlu mengetahui isi panduan ini guna memfasilitasi guru dan pustakawan untuk menjalankan peran mereka dalam kegiatan literasi sekolah. F. Moto Juang, Visi Misi SMA Negeri 2 Rupat Moto Juang BERDAYA IT-KOMPUTER : Berarti Program Peningkatan Mutu SMA Negeri 2 Rupat Berdasarkan Nilai Religius, Ilmu Teknologi dan Komputer, Yang Berkembang Secara Inovatif Dalam Mewujudkan Peserta Didik Cerdas Dan Kompetitif. Visi Tercapainya Prestasi Siswa SMA Negeri 2 Rupat Berkompetensi Amat Baik Melalui Proses Pembelajaran “PROGRESIF”. Misi (SAPTA KARYA INOVATIF) 1) Membangun Kultur Budaya Sekolah Berkarakter Religius 2) Menetapkan Regulasi Sekolah Sesuai Dengan Azas Hukum, Politik Dan Sosial Etik. 3) Mengembangkan Kebutuhan Sarana Prasaran Sekolahberstandar Nasional. 4) Memfasilitasi Integritas Personal Di dalam Sistem Sekolah Yang Informatif 5) Meningkatkan Kualitas Personal Yang Religius, Maju, Mandiri Dan Sejahtera 6) Meningkatkan Proses Operasional dan Kurikulum Sekolah Secara Efektif dan Efisien. 7) Mensosialisasikan Prestasi Hasil Pendidikan Menjadi Milik Publik 4 Program Literasi Sekolah BAB II ORGANISASI Organisasi Gerakan Literasi Sekolah 1. Penanggung Jawab : SUHAIRI, S.Pd.I ( Kepala Sekolah ) 2. Wakil Penanggung Jawab : SAMSUDIN, Ama.Pd ( Wakil Kepala Sekolah ) 3. Penasehat : ARIFIN, M.Z ( Komite Sekolah ) 4. Wakil Penasehat : EPENDI, S.Pd. (Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan) 5. Koordinator Umum : SUGIYANTI, S.Pd.I (Kepala Perpustakaan) 6. Wakil Koordinator Umum : RONI ALISA,S.Pd. (Koordinator GLS) 7. Sekretaris Umum : KADRI. (Tata Usaha) 8. Koordinator Kelas X IPA : NADIA KURNIATI, S. Fil. (Guru) 9. Koordinator Kelas X IPS : SUGIYANTI, S.Pd.I. (Guru) 10. Koordinator Kelas XI IPA : SAMIAH, S.Pd (Guru) 11. Koordinator Kelas XI IPS : IIS BADARIYAH ANITASARI, S.Pd (Guru) 12. Koordinator Kelas XII IPA : SITI MARYANA, S.E.I (Guru) 13. Koordinator Kelas XII IPS : ELIZAR, S.Pd (Guru) 5 Program Literasi Sekolah BAB III DESKRIPSI PROGRAM A. Program Kerja Gerakan Literasi Sekolah Program kerja Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 2 Rupat diharapkan mampu menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam kehidupan. Adapun program kerja Gerakan Literasi Sekolah (GLS) untuk tahun pelajaran 2016/2017 ini adalah sebagaimana berikut : PEMBIASAAN PENGEMBANGAN 15 menit membaca 15 menit membaca Jurnal membaca Harian Jam membaca mandiri Penataan sarana Literasi untuk kegiatan kurikuler/ kokurikuler (bila Menciptakan lingkungan memungkinkan) kaya teks Memilih buku bacaan Menanggapi bacaan secara lisan dan tulisan Penilaian non-akademik Pemanfaatan berbagai graphic organizers untuk portofolio membaca Pengembangan lingkungan fisik, sosial dan afektif PEMBELAJARAN 15 menit membaca Pemanfaatan berbagai strategi literasi dalam pembelajaran lintas disiplin Pemanfaatan berbagai organizers untuk pemahaman dan produksi berbagai jenis teks Penilaian akademik Pengembangan lingkungan fisik, sosial, afektif, dan akademik Tabel 1. Program Kerja Gerakan Literasi Sekolah SMAN 2 Rupat B. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan dalam Best Practice di bidang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dilakukan berdasarkan hasil sosialisasi, ditetapkan melalui kesepakatan, yaitu : Orang tua/wali peserta didik yang mengantar dan menjemput putra-putrinya diperbolehkan hanya sampai pintu gerbang, Orang tua/wali peserta didik diperkenankan memasuki halaman sekolah jika ada keperluan yang penting, 6 Program Literasi Sekolah Peserta didik bersalaman dengan guru dengan mengucapkan salam ketika sampai di pintu gerbang. Nilai sopan santun pada siswa-siswi SMA Negeri 2 Rupat, dikembangkan melalui kegiatan pembiasaan mengucapkan salam kepada Bapak/ibu guru, sementara untuk mengembangkan nilai kemandirian orang tua mengantar anak hanya sampai pintu gerbang. Dalam rangka pengembangan peserta didik secara optimal dalam Gerakan Literasi Sekolah (GLS), berbagai kegiatan diprogramkan dalam kalender akademik di SMA Negeri 2 Rupat meliputi tahapan pembiasaan membaca untuk kesenangan, yakni membaca dalam hati dan membacakan nyaring oleh guru. Secara umum, kedua kegiatan membaca memiliki tujuan, antara lain: Meningkatkan rasa cinta baca di luar jam pelajaran; Meningkatkan kemampuan memahami bacaan; Meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik; dan Menumbuhkembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan. Adapun kegiatan sebelum pembelajaran dimulai peserta didik berbaris di depan kelas untuk menyanyikan lagu Indonesia raya dan lagu wajib nasional dan dilanjutkan dengan tahapan pembiasaan membaca untuk kesenangan, yakni ; 1. Membaca dalam hati buku nonpelajaran 15 s.d. 20 menit sebelum jam pelajaran di mulai, Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini berlangsung dalam suasana yang santai, tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun melalui pengaturan tempat duduk, pencahayaan yang cukup terang dan nyaman untuk membaca, poster-poster tentang pentingnya membaca dan dilakukan setiap 1 minggu sekali. TAHAP KEGIATAN MEMBACA Sebelum Membaca a) Meminta peserta didik untuk memilih buku yang ingin dibaca dari sudut baca kelas. b) Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih buku sesuai dengan minat dan kesenangannya. c) Memberikan penjelasan bahwa peserta didik akan membaca buku tersebut sampai selesai dalam kurun waktu tertentu, bergantung ketebalan buku. d) Peserta didik boleh memilih buku lain bila isi buku dianggap kurang menarik atau terlalu sulit. 7 Program Literasi Sekolah TAHAP MEMBACA KEGIATAN e) Peserta didik boleh memilih tempat yang disukainya untuk membaca. Saat Membaca Peserta didik dan guru bersama-sama membaca buku masingmasing dengan tenang selama 15 menit. Setelah Membaca a) Peserta didik mencatat judul dan pengarang buku, serta jumlah halaman yang dibaca di jurnal membaca harian. b) Guru mengingatkan peserta didik untuk melanjutkan membaca buku yang sama di pertemuan berikutnya. c) Peserta didik mengembalikan buku ke rak Sudut Baca Kelas. d) Guru memulai/melanjutkan kembali pelajaran di hari itu. e) Untuk memberikan motivasi kepada peserta didik tentang membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan, secara berkala guru dapat bercerita singkat tentang isi buku yang telah dibaca guru dan menyampaikan mengapa suka dengan buku itu. f) Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta didik, sesekali guru dapat bertanya kepada mereka tentang buku yang dibaca. Tabel 2. Langkah-langkah Membaca dalam Hati C. Jurnal Pelaksanaan Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat diprediksi. Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis saling beririsan antar tahap perkembangan. Memahami tahap perkembangan literasi peserta didik dapat membantu sekolah untuk memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi yang tepat sesuai kebutuhan perkembangan mereka. Oleh karena itu setiap tahapan dalam membaca dibuat jurnal sebagai berikut : 8 Program Literasi Sekolah JURNAL MEMBACA HARIAN SMA NEGERI 2 RUPAT Nama Kelas : ................................................ : ................................................ HARI/TANGGAL JUDUL/ PENGARANG HALAMAN YANG DIBACA MINGGU KE BERAPA Tabel 3. Jurnal Membaca Harian Dengan adanya Jurnal membaca harian diharapkan dapat membantu peserta didik dan guru untuk memantau jenis dan jumlah buku yang dibaca untuk kegiatan membaca 15 menit, terutama membaca dalam hati. Peserta didik mengisi sendiri jurnal hariannya, dengan menyebutkan judul buku, pengarang, genre, dan jumlah halaman yang dibaca, serta informasi lain yang dikehendaki. Jurnal membaca dapat berupa buku, kartu, atau selembar kertas dalam portofolio kegiatan membaca. Guru dapat memeriksa jurnal membaca secara berkala, misalnya 1-2 minggu sekali. 9 Program Literasi Sekolah Adapun jurnal secara berkala peserta didik membaca setiap hari di SMA Negeri 2 Rupat sebagai berikut : JURNAL MEMBACA SECARA BERKALA SMA NEGERI 2 RUPAT Nama Kelas : ................................................ : ................................................ JUDUL JUDUL/ PENGARANG GENRE KOMENTAR SAYA Tabel 4. Jurnal Membaca Secara Berkala Dari kegiatan literasi SMA Negeri 2 Rupat dapat melakukan evaluasi diri untuk mengukur ketercapaian pelaksanaan literasi tahap pembiasaan di SMA Negeri 2 Rupat. Berikut ini adalah beberapa indikator yang dapat digunakan untuk rujukan SMA Negeri 2 Rupat untuk meningkatkan kegiatan literasinya dari tahap pembiasaan ke tahap pengembangan. No INDIKATOR 1 Ada kegiatan 15 menit membaca (membaca dalam hati, BELUM SUDAH 10 Program Literasi Sekolah membacakan nyaring) yang dilakukan setiap hari (di awal, tengah, atau menjelang akhir pelajaran). 2 3 Kegiatan 15 menit membaca telah berjalan selama minimal 1 semester. Peserta didik memiliki jurnal membaca harian Guru, kepala sekolah, dan/atau tenaga kependidikan menjadi 4 model dalam kegiatan 15 menit membaca dengan ikut membaca selama kegiatan berlangsung. 5 6 7 Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan area baca yang nyaman dengan koleksi buku nonpelajaran Ada poster-poster kampanye membaca di kelas, koridor, dan/atau area lain di sekolah Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap kelas Kebun sekolah, kantin, dan UKS menjadi lingkungan yang 8 bersih, sehat dan kaya teks. Terdapat poster-poster tentang pembiasaan hidup bersih, sehat, dan indah Sekolah berupaya melibatkan publik (orang tua, alumni, dan 9 elemen masyarakat) untuk mengembangkan kegiatan literasi sekolah 10 Kepala sekolah dan jajarannya berkomitmen melaksanakan dan mendukung gerakan literasi sekolah Tabel 5. Indikator Ketercapaian GLS Tahap Pembiasaan di SMA Negeri 2 Rupat D. Komponen Literasi Komponen literasi informasi terdiri atas literasi dini, literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Dalam konteks Indonesia, literasi dini diperlukan sebagai dasar pemerolehan berliterasi tahap selanjutnya. a. Literasi Dini [Early Literacy (Clay, 2001)], yaitu kemampuan untuk menyimak, memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah. Pengalaman peserta 11 Program Literasi Sekolah b. c. d. e. f. didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi fondasi perkembangan literasi dasar. Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi. Literasi Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah. Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya. Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam prak- tiknya, juga pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat. Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan kepatutan. Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen agar dampak keberadaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 2 Rupat dapat diketahui dan terus-menerus dikembangkan. Gerakan Literasi Sekolah diharapkan mampu 12 Program Literasi Sekolah menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam kehidupan. 13 Program Literasi Sekolah BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian yang telah dipapar tiap Bab, maka kami mengambil kesimpulan sebagaimana berikut : Dengan adanya Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 2 Rupat ini diharapkan dapat memberikan fondasi dan petunjuk praktis untuk memahami bagaimana sebaiknya gerakan literasi dilaksanakan di SMA Negeri 2 Rupat Program ini terbuka untuk dikembangkan secara kreatif dan inovatif oleh warga SMA Negeri 2 Rupat agar Gerakan Literasi Sekolah dapat mencapai hasil yang diharapkan. Dan dapat memberikan informasi yang jelas kepada semua pihak, khususnya warga SMA Negeri 2 Rupat untuk untuk ikut berperan aktif dalam menyukseskan GLS. B. Saran Kami mohon kepada semua pihak agar membantu pelaksanaan program ini, karena pendidikan budi pekerti bukanlah tugas sekolah semata, melainkan tugas kita bersama. Tanpa kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ini tak akan terlaksana dengan maksimal, akhirnya kami hanya merencanakan, namun Allah jualah yang menentukannya. 14