Uploaded by User63884

Isi GLS

advertisement
Program Literasi Sekolah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan tuntutan keterampilan
membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi secara analitis, kritis, dan
reflektif. Rendahnya keterampilan tersebut membuktikan bahwa proses pendidikan belum
mengembangkan kompetensi dan minat peserta didik terhadap pengetahuan. Praktik
pendidikan yang dilaksanakan di sekolah selama ini juga memperlihatkan bahwa sekolah
belum berfungsi sebagai organisasi pembelajaran yang menjadikan semua warganya sebagai
pembelajar sepanjang hayat.
Gerakan Literasi Sekolah memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti sebagaimana
dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015.
Salah satu kegiatan di dalam gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit membaca buku
nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan
minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengetahuan dapat
dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti, berupa kearifan lokal,
nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.
Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen agar
dampak keberadaan Gerakan Literasi Sekolah dapat diketahui dan terus-menerus
dikembangkan. Gerakan Literasi Sekolah diharapkan mampu menggerakkan warga sekolah,
pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan
menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam kehidupan. Literasi lebih dari sekadar
membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber
pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori.
Berdasarkan hal tersebut, SMA Negeri 2 Rupat mengembangkan gerakan literasi
sekolah (GLS) yang melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga
kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik),
akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang dapat
merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku kepentingan di bawah
koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
1
Program Literasi Sekolah
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dikembangkan berdasarkan sembilan agenda prioritas
(Nawacita) yang terkait dengan tugas dan fungsi Kemendikbud, khususnya Nawacita nomor
5, 6, 8, dan 9. Butir Nawacita yang dimaksudkan adalah (5) meningkatkan kualitas hidup
manusia dan masyarakat Indonesia; (6) meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di
pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
Asia lainnya; (8) melakukan revolusi karakter bangsa; (9) memperteguh kebinekaan dan
memperkuat restorasi sosial Indonesia. Empat butir Nawacita tersebut terkait erat dengan
komponen literasi sebagai modal pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas,
produktif dan berdaya saing, berkarakter, serta nasionalis.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 38
Ayat 2 dan Pasal 51 Ayat 1;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan;
5. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengolahan Pendidikan oleh
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
6. Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;
7. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
8. Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak
Kekerasan di Lingkungan Pendidikan;
9. Permendikbud Nomor 19 Tahun 2016 tentang Program Indonesia Pintar.
C. Tujuan dan Sasaran
 Tujuan
1. Tujuan Umum:
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem
literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
2. Tujuan Khusus:
 Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
 Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
2
Program Literasi Sekolah
 Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah agar
warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
 Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan
dan mewadahi berbagai strategi membaca.
 Sasaran
Adapun sasaran yang ingin kami capai dalam bidang Gerakan Literasi Sekolah di SMA
Negeri 2 Rupat adalah sebagaimana berikut :
a) Sebelum pembelajaran di mulai atau setiap hari seluruh siswa diminta membaca buku,
melakukan refleksi (masa hening) selama 15 s.d 20 menit
b) Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajaran.
c) Peserta didik dapat diminta membawa bukunya sendiri dari rumah.
d) Buku yang dibaca/dibacakan adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan
kesenangannya.
e) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini tidak diikuti oleh tugas-tugas yang
bersifat tagihan/penilaian.
f) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh diskusi informal
tentang buku yang dibaca/dibacakan. Meskipun begitu, tanggapan peserta didik
bersifat opsional dan tidak dinilai.
g) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini berlangsung dalam suasana yang
santai, tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun melalui pengaturan
tempat duduk, pencahayaan yang cukupterang dan nyaman untuk membaca, posterposter tentang pentingnya membaca.
h) Dalam kegiatan membaca dalam hati, guru sebagai pendidik juga ikut membaca buku
selama 15 menit.
D. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 2
Rupat ini berisi penjelasan pelaksanaan kegiatan literasi yang terbagi menjadi tiga tahap,
yakni: pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran.
1. Lingkungan fisik sekolah (ketersediaan fasilitas, sarana prasarana literasi);
2. Lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif semua warga sekolah)
dalam melaksanakan kegiatan literasi di SMA Negeri 2 Rupat;
3. Lingkungan akademik (adanya program literasi yang nyata dan bisa dilaksanakan oleh
seluruh warga sekolah).
3
Program Literasi Sekolah
E. Sasaran
Program Kerja Gerakan Literasi Sekolah di SMA Negeri 2 Rupat ini ditujukan bagi guru
sebagai pendidik dan pustakawan sebagai tenaga kependidikan untuk membantu mereka
melaksanakan kegiatan literasi di SMA Negeri 2 Rupat, selain itu, kepala sekolah perlu
mengetahui isi panduan ini guna memfasilitasi guru dan pustakawan untuk menjalankan peran
mereka dalam kegiatan literasi sekolah.
F. Moto Juang, Visi Misi SMA Negeri 2 Rupat
 Moto Juang
BERDAYA IT-KOMPUTER :
Berarti Program Peningkatan Mutu SMA Negeri 2 Rupat Berdasarkan Nilai Religius, Ilmu
Teknologi dan Komputer, Yang Berkembang Secara Inovatif Dalam Mewujudkan Peserta
Didik Cerdas Dan Kompetitif.
 Visi
Tercapainya Prestasi Siswa SMA Negeri 2 Rupat Berkompetensi Amat Baik Melalui
Proses Pembelajaran “PROGRESIF”.
 Misi
(SAPTA KARYA INOVATIF)
1) Membangun Kultur Budaya Sekolah Berkarakter Religius
2) Menetapkan Regulasi Sekolah Sesuai Dengan Azas Hukum, Politik Dan Sosial Etik.
3) Mengembangkan Kebutuhan Sarana Prasaran Sekolahberstandar Nasional.
4) Memfasilitasi Integritas Personal Di dalam Sistem Sekolah Yang Informatif
5) Meningkatkan Kualitas Personal Yang Religius, Maju, Mandiri Dan Sejahtera
6) Meningkatkan Proses Operasional dan Kurikulum Sekolah Secara Efektif dan Efisien.
7) Mensosialisasikan Prestasi Hasil Pendidikan Menjadi Milik Publik
4
Program Literasi Sekolah
BAB II
ORGANISASI
Organisasi Gerakan Literasi Sekolah
1.
Penanggung Jawab
: SUHAIRI, S.Pd.I
( Kepala Sekolah )
2.
Wakil Penanggung Jawab
: SAMSUDIN, Ama.Pd
( Wakil Kepala Sekolah )
3.
Penasehat
: ARIFIN, M.Z
( Komite Sekolah )
4.
Wakil Penasehat
: EPENDI, S.Pd.
(Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan)
5.
Koordinator Umum
: SUGIYANTI, S.Pd.I
(Kepala Perpustakaan)
6.
Wakil Koordinator Umum
: RONI ALISA,S.Pd.
(Koordinator GLS)
7.
Sekretaris Umum
: KADRI.
(Tata Usaha)
8.
Koordinator Kelas X IPA
: NADIA KURNIATI, S. Fil.
(Guru)
9.
Koordinator Kelas X IPS
: SUGIYANTI, S.Pd.I.
(Guru)
10. Koordinator Kelas XI IPA
: SAMIAH, S.Pd
(Guru)
11. Koordinator Kelas XI IPS
: IIS BADARIYAH ANITASARI, S.Pd
(Guru)
12. Koordinator Kelas XII IPA
: SITI MARYANA, S.E.I
(Guru)
13. Koordinator Kelas XII IPS
: ELIZAR, S.Pd
(Guru)
5
Program Literasi Sekolah
BAB III
DESKRIPSI PROGRAM
A. Program Kerja Gerakan Literasi Sekolah
Program kerja Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 2 Rupat diharapkan
mampu menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk
bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting
dalam kehidupan. Adapun program kerja Gerakan Literasi Sekolah (GLS) untuk tahun
pelajaran 2016/2017 ini adalah sebagaimana berikut :
PEMBIASAAN
PENGEMBANGAN
 15 menit membaca
 15 menit membaca
 Jurnal membaca Harian  Jam membaca mandiri
 Penataan sarana Literasi
untuk kegiatan kurikuler/
kokurikuler (bila
 Menciptakan lingkungan
memungkinkan)
kaya teks
 Memilih buku bacaan
 Menanggapi bacaan secara
lisan dan tulisan
 Penilaian non-akademik
 Pemanfaatan berbagai
graphic organizers untuk
portofolio membaca
 Pengembangan lingkungan
fisik, sosial dan afektif
PEMBELAJARAN
 15 menit membaca
 Pemanfaatan berbagai
strategi literasi dalam
pembelajaran lintas disiplin
 Pemanfaatan berbagai
organizers untuk
pemahaman dan produksi
berbagai jenis teks
 Penilaian akademik
 Pengembangan lingkungan
fisik, sosial, afektif, dan
akademik
Tabel 1. Program Kerja Gerakan Literasi Sekolah SMAN 2 Rupat
B. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dalam Best Practice di bidang Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang
dilakukan berdasarkan hasil sosialisasi, ditetapkan melalui kesepakatan, yaitu :
Orang tua/wali peserta didik yang mengantar dan menjemput putra-putrinya
diperbolehkan hanya sampai pintu gerbang,
Orang tua/wali peserta didik diperkenankan memasuki halaman sekolah jika ada
keperluan yang penting,
6
Program Literasi Sekolah
Peserta didik bersalaman dengan guru dengan mengucapkan salam ketika sampai di
pintu gerbang.
Nilai sopan santun pada siswa-siswi SMA Negeri 2 Rupat, dikembangkan melalui
kegiatan pembiasaan mengucapkan salam kepada Bapak/ibu guru, sementara untuk
mengembangkan nilai kemandirian orang tua mengantar anak hanya sampai pintu
gerbang.
Dalam rangka pengembangan peserta didik secara optimal dalam Gerakan Literasi
Sekolah (GLS), berbagai kegiatan diprogramkan dalam kalender akademik di SMA Negeri 2
Rupat meliputi tahapan pembiasaan membaca untuk kesenangan, yakni membaca dalam hati
dan membacakan nyaring oleh guru. Secara umum, kedua kegiatan membaca memiliki
tujuan, antara lain:
Meningkatkan rasa cinta baca di luar jam pelajaran;
Meningkatkan kemampuan memahami bacaan;
Meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik; dan
Menumbuhkembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan.
Adapun kegiatan sebelum pembelajaran dimulai peserta didik berbaris di depan kelas
untuk menyanyikan lagu Indonesia raya dan lagu wajib nasional dan dilanjutkan dengan
tahapan pembiasaan membaca untuk kesenangan, yakni ;
1. Membaca dalam hati buku nonpelajaran 15 s.d. 20 menit sebelum jam pelajaran di
mulai, Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini berlangsung dalam
suasana yang santai, tenang, dan menyenangkan. Suasana ini dapat dibangun
melalui pengaturan tempat duduk, pencahayaan yang cukup terang dan nyaman
untuk membaca, poster-poster tentang pentingnya membaca dan dilakukan setiap 1
minggu sekali.
TAHAP
KEGIATAN
MEMBACA
Sebelum Membaca a) Meminta peserta didik untuk memilih buku yang ingin
dibaca dari sudut baca kelas.
b) Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk
memilih buku sesuai dengan minat dan kesenangannya.
c) Memberikan penjelasan bahwa peserta didik akan
membaca buku tersebut sampai selesai dalam kurun waktu
tertentu, bergantung ketebalan buku.
d) Peserta didik boleh memilih buku lain bila isi buku
dianggap kurang menarik atau terlalu sulit.
7
Program Literasi Sekolah
TAHAP
MEMBACA
KEGIATAN
e) Peserta didik boleh memilih tempat yang disukainya untuk
membaca.
Saat Membaca
Peserta didik dan guru bersama-sama membaca buku masingmasing dengan tenang selama 15 menit.
Setelah Membaca
a) Peserta didik mencatat judul dan pengarang buku, serta
jumlah halaman yang dibaca di jurnal membaca harian.
b) Guru mengingatkan peserta didik untuk melanjutkan
membaca buku yang sama di pertemuan berikutnya.
c) Peserta didik mengembalikan buku ke rak Sudut Baca
Kelas.
d) Guru memulai/melanjutkan kembali pelajaran di hari itu.
e) Untuk memberikan motivasi kepada peserta didik tentang
membaca sebagai kegiatan yang menyenangkan, secara
berkala guru dapat bercerita singkat tentang isi buku yang
telah dibaca guru dan menyampaikan mengapa suka
dengan buku itu.
f) Sebagai bentuk apresiasi kepada peserta didik, sesekali
guru dapat bertanya kepada mereka tentang buku yang
dibaca.
Tabel 2. Langkah-langkah Membaca dalam Hati
C. Jurnal Pelaksanaan
Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang dapat diprediksi.
Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis saling beririsan antar tahap
perkembangan. Memahami tahap perkembangan literasi peserta didik dapat membantu
sekolah untuk memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi yang tepat sesuai
kebutuhan perkembangan mereka. Oleh karena itu setiap tahapan dalam membaca dibuat
jurnal sebagai berikut :
8
Program Literasi Sekolah
JURNAL MEMBACA HARIAN
SMA NEGERI 2 RUPAT
Nama
Kelas
: ................................................
: ................................................
HARI/TANGGAL
JUDUL/
PENGARANG
HALAMAN YANG
DIBACA
MINGGU KE
BERAPA
Tabel 3. Jurnal Membaca Harian
Dengan adanya Jurnal membaca harian diharapkan dapat membantu peserta didik dan
guru untuk memantau jenis dan jumlah buku yang dibaca untuk kegiatan membaca 15 menit,
terutama membaca dalam hati.
Peserta didik mengisi sendiri jurnal hariannya, dengan menyebutkan judul buku,
pengarang, genre, dan jumlah halaman yang dibaca, serta informasi lain yang dikehendaki.
Jurnal membaca dapat berupa buku, kartu, atau selembar kertas dalam portofolio kegiatan
membaca. Guru dapat memeriksa jurnal membaca secara berkala, misalnya 1-2 minggu
sekali.
9
Program Literasi Sekolah
Adapun jurnal secara berkala peserta didik membaca setiap hari di SMA Negeri 2 Rupat
sebagai berikut :
JURNAL MEMBACA SECARA BERKALA
SMA NEGERI 2 RUPAT
Nama
Kelas
: ................................................
: ................................................
JUDUL
JUDUL/
PENGARANG
GENRE
KOMENTAR SAYA
Tabel 4. Jurnal Membaca Secara Berkala
Dari kegiatan literasi SMA Negeri 2 Rupat dapat melakukan evaluasi diri untuk
mengukur ketercapaian pelaksanaan literasi tahap pembiasaan di SMA Negeri 2 Rupat.
Berikut ini adalah beberapa indikator yang dapat digunakan untuk rujukan SMA Negeri
2 Rupat untuk meningkatkan kegiatan literasinya dari tahap pembiasaan ke tahap
pengembangan.
No
INDIKATOR
1
Ada kegiatan 15 menit membaca (membaca dalam hati,
BELUM SUDAH

10
Program Literasi Sekolah
membacakan nyaring) yang dilakukan setiap hari (di awal,
tengah, atau menjelang akhir pelajaran).
2
3
Kegiatan 15 menit membaca telah berjalan selama minimal 1

semester.
Peserta didik memiliki jurnal membaca harian

Guru, kepala sekolah, dan/atau tenaga kependidikan menjadi
4

model dalam kegiatan 15 menit membaca dengan ikut
membaca selama kegiatan berlangsung.
5
6
7
Ada perpustakaan, sudut baca di tiap kelas, dan area baca yang

nyaman dengan koleksi buku nonpelajaran
Ada poster-poster kampanye membaca di kelas, koridor,

dan/atau area lain di sekolah

Ada bahan kaya teks yang terpampang di tiap kelas
Kebun sekolah, kantin, dan UKS menjadi lingkungan yang
8
bersih, sehat dan kaya teks. Terdapat poster-poster tentang

pembiasaan hidup bersih, sehat, dan indah
Sekolah berupaya melibatkan publik (orang tua, alumni, dan
9
elemen masyarakat) untuk mengembangkan kegiatan literasi

sekolah
10
Kepala sekolah dan jajarannya berkomitmen melaksanakan dan
mendukung gerakan literasi sekolah

Tabel 5. Indikator Ketercapaian GLS Tahap Pembiasaan di
SMA Negeri 2 Rupat
D. Komponen Literasi
Komponen literasi informasi terdiri atas literasi dini, literasi dasar, literasi perpustakaan,
literasi media, literasi teknologi, dan literasi visual. Dalam konteks Indonesia, literasi dini
diperlukan sebagai dasar pemerolehan berliterasi tahap selanjutnya.
a. Literasi Dini [Early Literacy (Clay, 2001)], yaitu kemampuan untuk menyimak,
memahami bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah. Pengalaman peserta
11
Program Literasi Sekolah
b.
c.
d.
e.
f.
didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi fondasi perkembangan literasi
dasar.
Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan kemampuan analisis
untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan informasi (perceiving),
mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi (drawing) berdasarkan pemahaman
dan pengambilan kesimpulan pribadi.
Literasi Perpustakaan (Library Literacy), antara lain, memberikan pemahaman cara
membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal,
memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan
dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan,
hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan
sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.
Literasi Media (Media Literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk
media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio, media televisi),
media digital (media internet), dan memahami tujuan penggunaannya.
Literasi Teknologi (Technology Literacy), yaitu kemampuan memahami kelengkapan
yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti lunak (software), serta
etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, kemampuan dalam
memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet.
Dalam prak- tiknya, juga pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang
di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan
mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan
membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman
yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat.
Literasi Visual (Visual Literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media
dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan
memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan bermartabat. Tafsir
terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun
digital (perpaduan ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan baik.
Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu
disaring berdasarkan etika dan kepatutan.
Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen agar
dampak keberadaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 2 Rupat dapat diketahui
dan
terus-menerus
dikembangkan.
Gerakan
Literasi
Sekolah
diharapkan
mampu
12
Program Literasi Sekolah
menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-sama
memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam
kehidupan.
13
Program Literasi Sekolah
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dipapar tiap Bab, maka kami mengambil kesimpulan
sebagaimana berikut :
Dengan adanya Gerakan Literasi Sekolah (GLS) di SMA Negeri 2 Rupat ini diharapkan
dapat memberikan fondasi dan petunjuk praktis untuk memahami bagaimana sebaiknya
gerakan literasi dilaksanakan di SMA Negeri 2 Rupat
Program ini terbuka untuk dikembangkan secara kreatif dan inovatif oleh warga SMA
Negeri 2 Rupat agar Gerakan Literasi Sekolah dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Dan dapat memberikan informasi yang jelas kepada semua pihak, khususnya warga SMA
Negeri 2 Rupat untuk untuk ikut berperan aktif dalam menyukseskan GLS.
B. Saran
Kami mohon kepada semua pihak agar membantu pelaksanaan program ini, karena
pendidikan budi pekerti bukanlah tugas sekolah semata, melainkan tugas kita bersama.
Tanpa kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak program Gerakan Literasi Sekolah
(GLS) ini tak akan terlaksana dengan maksimal, akhirnya kami hanya merencanakan, namun
Allah jualah yang menentukannya.
14
Download