Uploaded by User63368

content

advertisement
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/ atau keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan dan untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan. Berdasarkan definisi tersebut maka tenaga kesehatan
berwenang untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai bidang
keahliannya, namun dalam penyelenggaraanny setiap tenaga kesehatan wajib
memiliki izin dari pemerintah, sehingga masyarakat sebagai pengguna jasa akan
mendapatkan pelayanan yang aman, terjamin serta masyarakat maupun tenaga
kesehatan sendiri juga terlindungi dari hukum.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013
Tentang
Perubahan
atas
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
HK.02.02/Menkes/148/I/2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
disebutkan bahwa perawat dapat menjalankan praktik pada fasilitas pelayanan
kesehatan yang meliputi fasilitas pelayanan kesehatan di luar praktik mandiri
dan/atau praktik mandiri. Berdasarkan Permenkes tersebut maka perawat secara
legal dapat menjalankan praktik mandiri, sehingga Permenkes tersebut dapat
dijadikan pedoman dalam pelaksanaannya dan merupakan wujud perlindungan
hukum dalam pelaksanaan praktik mandiri perawat.
Dalam pendidikan keperawatan, terdapat Skill Station yang mengajarkan
tindakan-tindakan dalam memberikan asuhan keperawatan maupun tindakan
medis, misalnya hechting luka, tindakan pemberian obat, maupun sirkumsisi.
Tindakan-tindakan tersebut merupakan tindakan invasif yang hanya dapat
dilakukan perawat atas delegasi dokter, sehingga tanpa adanya pendelegasian
perawat tidak berwenang memberikan/melakukan meskipun secara keterampilan
perawat mahir melakukannya.
UU NO. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan Pasal 28 menjelaskan bahwa
Praktik keperawatan harus didasarkan pada kode etik, standar pelayanan, standar
profesi, dan standar prosedur operasional. Praktik keperawatan sebagaimana
2
dimaksud didasarkan pada prinsip kebutuhan pelayanan kesehatan dan/atau
keperawatan masyarakat dalam suatu wilayah.
Tindakan pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh Pemerintah Daerah
dengan mengikutsertakan organisasi profesi (PPNI). Melalui tindakan tersebut
diharapkan pelaksanaan penyelenggaraan praktik mandiri sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang telah diatur, perawat menjalankan praktik sesuai dengan
kewenangan yang dimiliki karena jika perawat melakukan tindakan diluar
kewenangannya maka akan mempunyai konsekuensi hukum, selain itu tindakan
tersebut diarahkan untuk meningkatkan mutu pelayanan, keselamatan pasien dan
melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan yang dapat menimbulkan
bahaya bagi kesehatan. Tindakan pembinaan dan pengawasan juga dapat
digunakan sebagai sarana evaluasi pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui
kendala-kendala dalam pelaksanaannya.
Mensikapi fenomena demikian maka peraturan kebijaksanaan berkaitan
dengan kewenangan bebas dari pemerintah (freies ermessen) mutlak diperlukan
melalui pelaksanaan pembinaan dan pengawasan praktik mandiri perawat oleh
pemerintah dengan mengikutsertakan organisasi profesi.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan umum
1.2.2
Tujuan Khusus
1.3 Manfaat
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Keperawatan
2.1.1 Pengertian Perawat
Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang (seorang profesional)
yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai jenjang pelayanan keperawatan.
Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang didefinisikan
sebagai fungsi profesional keperawatan. Fungsi profesional yaitu membantu
mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang bersifat segera. Itu merupakan
tanggung jawab perawat untuk mengetahui kebutuhan pasien dan membantu
memenuhinya. Dalam teorinya tentang disiplin proses keperawatan mengandung
elemen dasar, yaitu perilaku pasien, reaksi perawat dan tindakan perawatan yang
dirancang untuk kebaikan pasien (Suwignyo, 2007).
Menurut UU No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan pasal 1 ayat 2,
perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di
dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
2.1.2 Pengertian Keperawatan
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan
kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang
mengalamí gangguan fisik, psikis, dan sosial agar dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa
meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan
melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu
(Nursalam, 2008). Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan
kiat
keperawatan,
berbentuk
pelayanan
bio-psiko-sosial-spriritual
yang
komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. (Kusnanto,
2003).
4
Menurut UU Keperawatan No. 38 tahun 2014 pasal 1 ayat 1, keperawatan
adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
2.2 Peran dan Fungsi Perawat
2.2.1 Peran perawat
Peran Perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana dapat
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar
profesi keperawatan yang bersifat konstan.
Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989 adalah:
1. Pemberi asuhan keperawatan
Memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan
melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan, dari yang sederhana sampai dengan kompleks
2. Advokat pasien / klien
Menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien- mempertahankan dan
melindungi hak-hak pasien.
3. Pendidik / Edukator
Membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan,
gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi
perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan
4. Koordinator
Mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan
dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah
serta sesuai dengan kebutuhan klien
5. Kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain berupaya
5
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi
atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya
6. Konsultan
Tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat
untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap
informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan
7. Peneliti
Mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan
terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan
Peran perawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983:
1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan
Memberikan asuhan keperawatan baik langsung maupun tidak langsung
dengan metode proses keperawatan
2. Pendidik dalam Keperawatan
Mendidik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat serta tenaga
kesehatan yang berada di bawah tanggung jawabnya.
3. Pengelola pelayanan Keperawatan
Mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan sesuai dengan
manajemen keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan
4. Peneliti
dan
Pengembang
pelayanan
Keperawatan
Mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode
penelitian, serta memanfaatkan hasil penelitian untuk meningkatkan mutu
asuhan atau pelayanan dan pendidikan keperawatan
2.2.2
Fungsi perawat
Fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya.
Fungsi tersebut dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Fungsi Perawat :
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan
keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis
6
(pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit, pemenhuan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas,
dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan,
pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri
dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan
atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan
tugas yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis
kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber sifat saling
ketergantungan di antara tam satu dengan lainya fungsa ini dapat terjadi
apa bila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian
pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderaita
yang mempunyai penyskit kompleks keadaan ini tidak dapat diatasi
dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainya, seperti
dokter dalam memberikan tanda pengobatan bekerjasama dengan perawat
dalam pemantauan reaksi obat yang telah di berikan.
2.3 Tugas dan Wewenang Perawat
2.3.1 Tugas perawat
Berdasarkan UU No.38 tahun 2014 tentang Keperawatan pasal 29, dalam
menyelenggarakan praktik keperawatan, perawat bertugas sebagai:
a. Pemberi asuhan keperawatan;
b. Penyuluh dan konselor bagi klien;
c. Pengelola pelayanan keperawatan;
d. Peneliti keperawatan;
e. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
f. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
7
Tugas perawat tersebut dapat dilakukan bersama maupun sendiri-sendiri.
Pelaksanaan tugas perawat harus dilaksanakan secara bertanggungjawab dan
akuntabel.
2.3.2 Wewenang perawat
Berdasarkan UU No.38 tahun 2014 tantang Keperawatan pasal 30
dijelaskan bahwa: Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan
Keperawatan di bidang upaya kesehatan perorangan, perawat berwenang:
a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik;
b. Menetapkan diagnosis keperawatan;
c. Merencanakan tindakan keperawatan;
d. Melaksanakan tindakan keperawatan;
e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan;
f. Melakukan rujukan;
g. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompetensi;
h. Memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter;
i. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; dan
j. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep
tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan di bidang upaya
kesehatan masyarakat, perawat berwenang:
a. Melakukan pengkajian keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat keluarga
dan kelompok masyarakat;
b. Menetapkan permasalahan keperawatan kesehatan masyarakat;
c. Membantu penemuan kasus penyakit;
d. Merencanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat;
e. Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat;
f. Melakukan rujukan kasus;
g. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesehatan masyarakat;
h. Melakukan pemberdayaan masyarakat;
i. Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat;
8
j. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat;
k. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling;
l. Mengelola kasus; dan
m. Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan alternatif.
Dalam menjalankan tugas sebagai penyuluh dan konselor bagi klien, perawat
berwenang:
a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik di tingkat individu dan
keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat;
b. Melakukan pemberdayaan masyarakat;
c. Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat;
d. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat; dan
e. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola pelayanan keperawatan, perawat
berwenang:
a. Melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan;
b. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelayanan keperawatan; dan
c. Mengelola kasus.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai peneliti keperawatan, perawat berwenang:
a. Melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika;
b.Menggunakan sumber daya pada fasilitas pelayanan kesehatan atas izin
pimpinan; dan
c. Menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2.3.3 Pelimpahan tugas dan wewenang
Berdasarkan UU No.38 tahun 2014 tentang Keperawatan pasal 32, bahwa
pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang hanya dapat diberikan
secara tertulis oleh tenaga medis kepada perawat untuk melakukan sesuatu
tindakan medis dan melakukan evaluasi pelaksanaannya. Pelimpahan wewenang
9
tersebut dapat dilakukan secara delegatif atau mandat. Pelimpahan wewenang
secara delegatif untuk melakukan sesuatu tindakan medis diberikan oleh tenaga
medis kepada Perawat dengan disertai pelimpahan tanggung jawab. Pelimpahan
wewenang secara delegatif sebagaimana dimaksud hanya dapat diberikan kepada
Perawat profesi atau Perawat vokasi terlatih yang memiliki kompetensi yang
diperlukan. Pelimpahan wewenang secara mandat diberikan oleh tenaga medis
kepada Perawat untuk melakukan sesuatu tindakan medis di bawah pengawasan.
Tanggung jawab atas tindakan medis pada pelimpahan wewenang mandat
sebagaimana dimaksud berada pada pemberi pelimpahan wewenang.
Dalam melaksanakan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang Perawat
berwenang:
a. Melakukan tindakan medis yang sesuai dengan kompetensinya atas pelimpahan
wewenang delegatif tenaga medis;
b. Melakukan tindakan medis di bawah pengawasan atas pelimpahan wewenang
mandat; dan
c. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan program Pemerintah.
Berdasarkan UU No.38 tahun 2014 tentang Keperawatan pasal 33, pelaksanaan
tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu merupakan penugasan pemerintah yang
dilaksanakan pada keadaan tidak adanya tenaga medis dan/atau tenaga
kefarmasian di suatu wilayah tempat perawat bertugas. Keadaan tidak adanya
tenaga medis dan/atau tenaga kefarmasian di suatu wilayah tempat perawat
bertugas ditetapkan oleh kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
menyelenggarakan
urusan
pemerintahan
di
bidang
kesehatan
setempat.
Pelaksanaan tugas pada keadaan keterbatasan tertentu dilaksanakan dengan
memperhatikan kompetensi perawat. Dalam melaksanakan tugas pada keadaan
keterbatasan tertentu Perawat berwenang:
a. Melakukan pengobatan untuk penyakit umum dalam hal tidak terdapat tenaga
medis;
b. Merujuk pasien sesuai dengan ketentuan pada sistem rujukan; dan
c. Melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam hal tidak terdapat
tenaga kefarmasian.
10
2.4 Praktik Mandiri Perawat
UU NO. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 32 ayat 4 menjelaskan
bahwa “Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmukedokteran
dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakanoleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Pada UU NO. 36 Tahun 2009
tentang Keehatan Pasal 63 ayat 3 dijelaskan bahwa pengendalian, pengobatan,
dan/atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan
keamanannya.
UU NO. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan Pasal 63 ayat 4 menjelaskan
bahwa pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmukedokteran
atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan olehtenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
Dalam PERMENKES RI No. Hk.02.02/Menkes/148/2010 TentangPraktik
Keperawatan dijelaskan bahwa praktik keperawatan adalah tindakan mandiri
perawat Profesional melalui kerjasamayang bersifat kolaborasi dengan klien dan
tenagakesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan yang dilandasi dengan
keilmuan khusus, pengambilan keputusan dan keterampilan perawat berdasarkan
aplikasi ilmu sesuai lingkupkewenangan dan tanggungjawab”. Praktik Mandiri
adalah praktik perawat swasta yang dilakukan secaraperorangan atau secara
berkelompok”.
Praktik keperawatan mandiri profesoinal adalah Ilmu dan teori pendekatan
ilmiah pemecahan masalah dilakukan oleh seorang yg memiliki; keahlian dan
kewenangan tertentu dan dilakukan secara mandiri yang berlandaskan kode etik,
standar profesi dan perundang-undangan. Model atau bentuk praktik mandiri
antara lain praktik di Rumah Sakit, praktik di rumah (Home Care), praktik
berkelompok (Nursing Home), praktik perorangan (Individual Practice).
PPNI Menetapkan Tindakan Keperawatan yang dimaksud dalam
PerMenKes No. HK.02.02/Menkes/148/2010 Pasal 8 antara lain:
Kebutuhan individu:
1) Memenuhi kebutuhan oksigen
11
2) Memenuhi kebutuhan nutrisi
3) Memenuhi kebutuhan integritas jaringan
4) Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
5) Memenuhi kebutuhan eliminasi; BAB dan BAK
6) Memenuhi kebutuhan kebersihan diri
7) Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
8) Memenuhi kebutuhan obat-obatan
9) Memenuhi kebutuhan sirkulasi
10) Memenuhi kebutuhan rasa nyaman, aman
11) Memenuhi kebutuhan manajemen nyeri
12) Memenuhi kebutuhan aktivitas dan exercise
13) Memenuhi kebutuhan psikososial/spiritual dan interaksi
14) Memenuhi kebutuhan perasaan kehilangan,
15) Memenuhi kebutuhan seksual dan
16) Memenuhi kebutuhan lingkungan sehat lingkungan
17) Memenuhi kebutuhan ibu hamil, melahirkan dan post partum
18) Memenuhi kebutuhan bayi baru lahir
19) Memenuhi kebutuhan PUS
20) Memenuhi kebutuhan remaja putri
21) Memenuhi kebutuhan Pra nikah
22) Memenuhi kebutuhan menopause
Kebutuhan keperawatan keluarga, kelompok dan masyarakat:
1) Memenuhi kebutuhan Keperawatan Keluarga
2) Memenuhi kebutuhan Keperawatan Kelompok dan Masyarakat
Kebutuhan intervensi keperawatan komplementer:
1) Mind body intervention : Yoga, Thai Chi, Musik, Meditasi, Hypnoterapi
2) Biological based therapy : Herbal, Terapi Diit, Food Suplement, Aromaterapi
3) Manipulative & body based method : Acupressure, Acupuncture, Reflexology,
Massage
4) Energy therapy : Healing touch, Reiki, Holistic medicine, Bioresonansi
12
Dalam peraturan Menteri Kesehatan No.17 tahun 2013 tentang perubahan
atas peraturan Menteri Kesehatan nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang
Izin dan penyelenggaraan praktik perawat dijelaskan bahwa perawat dapat
menjalankan praktik keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Fasilitas
pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud meliputi fasilitas pelayanan
kesehatan di luar praktik mandiri dan/atau praktik mandiri. Perawat yang
menjalankan praktik mandiri berpendidikan minimal Diploma III (D III)
Keperawatan.
UU NO. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan Pasal 28 menjelaskan
bahwa praktik keperawatan dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan dan
tempat
lainnya
sesuai
dengan
Klien
sasarannya.
Praktik
Keperawatan
sebagaimana dimaksud terdiri atas:
a. Praktik Keperawatan mandiri; dan
b. Praktik Keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Praktik keperawatan harus didasarkan pada kode etik, standar pelayanan, standar
profesi, dan standar prosedur operasional. Praktik keperawatan sebagaimana
dimaksud didasarkan pada prinsip kebutuhan pelayanan kesehatan dan/atau
keperawatan masyarakat dalam suatu wilayah.
13
BAB 3
PEMBAHASAN
14
BAB 4
SIMPULAN DAN SARAN
1.1 SIMPULAN
4.2 SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
.
Download