Kebijakan Pemanfaatan Hutan pada Hutan Lindung DIREKTORAT KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DIREKTORAT JENDERAL PDASHL Palembang, Januari 2018 Hutan lindung Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi SDA hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. (UU 41/99) Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. (UU 41/99) Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung dilakukan untuk MENCEGAH terjadinya EROSI, SEDIMENTASI, dan MENJAGA fungsi HIDROLOGIS TANAH untuk MENJAMIN ketersediaan unsur HARA TANAH, AIR TANAH, dan AIR PERMUKAAN (Keppres 32/1990) Beberapa aturan terkait Pemanfaatan Hutan di Hutan Lindung • PP Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 3 Tahun 2008 • Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.22/MenhutII/2012 tentang Pedoman Kegiatan Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan Wisata Alam pada Hutan Lindung • PERMENLHK NO.P.49/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2017 TENTANG KERJASAMA PEMANFAATAN HUTAN PADA KPH PP 6 tahun 2007 jo PP 3 tahun 2008 Jenis Pemanfaatan hutan pada Hutan Lindung : Pemanfaatan Pemungutan Jasa Lingkungan Kawasan HHBK Budidaya: o Tanaman obat o Tanaman hias o Jamur o Lebah o Hijauan makanan ternak Penangkaran Satwa liar Rehabilitasi satwa Pemanfaatan hutan pada Hutan Lindung Kawasan Jasa Lingkungan Pemungutan HHBK Rotan Madu Getah Buah Jamur Sarang burung walet Bambu Pemanfaatan hutan pada Hutan Lindung Kawasan Jasa Lingkungan Pemungutan HHBK Pemanfaatan Aliran Air Pemanfaatan Air Wisata Alam Perlindungan KEHATI Penyelamatan & Perlindungan Lingkungan Penyerapan/penyimpanan Carbon Batasan pemanfaatan Hutan Lindung (PP 6/2007 jo PP 3/2008) Pemanfaatan kawasan Fungsi utama tdk berkurang, berubah, hilang Pengolahan tanah Pemanfaatan jasa lingkungan Fungsi utama tidak berkurang, berubah, hilang terbatas. Tdk berdampak negatif biofisik dan sosek Tdk menggunakan peralatan mekanis & alat berat Tdk mengubah bentang alam Tidak mengubah bentang alam Tidak merusak keseimbangan unsur lingkungan. Pemungutan HHBK Hasil reboisasi dan/atau tersedia alami Tidak merusak lingkungan Fungsi utama tdk berkurang, berubah, hilang Dilakukan masyarakat sekitar hutan Tdk melebihi produktivitas lestarinya Tdk memungut jenis HH yang dilindungi Kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi I Bidang Tata Lingkungan Asdep Kajian Dampak Lingkungan dalam Rangka Pengusahaan Pariwisata Alam di Kawasan Pelestarian Alam PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NO. P.22/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN USAHA PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN Teguh Primiantoro, MES WISATA Erik ALAM PADAS.Hut., HUTAN LINDUNG KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM DIREKTORAT PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN KAWASAN KONSERVASI DAN HUTAN LINDUNG Ruang Lingkup 1 Usaha Pemanfaatan Wisata Alam: a. - 3 Desain Tapak disusun SKPD/KPH setempat dan disahkan Gubernur/Walikota sesuai kewenangannya 2 Areal Usaha: Dalam blok Pemanfaatan HL Maksimal luasan 10 % b. Jenis Usaha: Jasa Wisata Alam Sarana Wisata Alam Areal usaha yg diberikan sesuai Desain Tapak dan Rencana Pengelolaan HL 9 Jenis – jenis Usaha Apa Yang Bisa Diusahakan? Diberikan pada kawasan hutan yang belum dibebani Izin Pemanfaatan Hutan/Pemungutan Hasil Hutan/Penggunaan Kawasan Hutan 2 1 Pasal 9 Usaha Sarana Wisata Alam: a. wisata tirta; b. akomodasi; c. transportasi; dan/atau d. wisata petualangan. Pasal 12 Gubernur/Bupati / Walikota a. b. Badan Usaha; Koperasi; Usaha Jasa Wisata Alam: a. jasa informasi pariwisata; b. jasa pramuwisata; c. jasa transportasi; d. jasa perjalanan wisata; e. jasa cinderamata; dan/atau f. jasa makanan dan minuman Kepala SKPD/KPH a. b. c. Perorangan; Badan Usaha; Koperasi; Pasal 10 Pemohon Persyaratan Administrasi Perorangan: a. KTP b. NPWP; c. Sertifikasi Keahlian; d. Rekomendasi Forum /Paguyuban; Badan Usaha: a. Akte; b. SIUP; c. NPWP; d. Kepemilikan Modal/Ref. Bank; e. Profil Perusahaan; f. RKU Jasa 10 HK tidak sesuai persyaratan kembali ke Pemohon SKPD /KPH Kehutanan Prop/ Kabupaten/Kota 10 HK SPP IUPJL-PJWA 14 HK LUNAS BAYAR 10 HK IUPJLWA-PJWA Di HL Pasal 10 s/d 11 10 HK tidak sesuai persyaratan kembali ke Pemohon Pemohon Penilaian 10 HK Persyaratan Administrasi: a. Akte Pendirian b. SIUP; c. NPWP; d. S.Ket. Kepemilikan modal atau referensi bank; e. profil perusahaan; dan f. proposal/rencana RKU sarana yang akan dilakukan. Gubernur/ Walikota/Bupati 5 HK Persetujuan Prinsip Persyaratan Teknis: Pertimbangan Teknis: a. SKPD/KPH kehutanan di provinsi /kabupaten/kota; b. SKPD yang urusan kepariwisataan di provinsi/kabupaten/kota; c. Kepala Balai Besar/Balai Konservasi Sumber Daya Alam setempat. 10 HK Sesuai Hasil Ke SKPD KPH Prop/Kab/ Kota 1 Tahun IUPJLWA-PSWA Kewajiban: 1. Peta Kerja RKU 2. RPPA 3. Tata Batas 4. UKL/UPL 5. IIPJLWA-PSWA KPH Prop/Kab/Kota 30 HK SKPD Pariwisata Prop/Kab/Kota Pasal 12 s/d 15 BB/BKSDA Kewajiban IUPJLWA-PJWA/PSWA IUPJLWA-PJWA a. membayar pungutan hasil usaha penyediaan jasa wisata alam kecuali bagi perorangan; b. menjaga kelestarian fungsi hutan; c. melaksanakan pengamanan terhadap kawasan beserta potensinya bagi setiap pengunjung yang menggunakan jasanya; d. menjaga kebersihan lingkungan; e. merehabilitasi kerusakan yang ditimbulkan akibat dari pelaksanaan kegiatan usahanya, kecuali bagi perorangan; f. menyampaikan laporan kegiatan usahanya kepada pemberi IUPJWA, kecuali bagi perorangan. IUPJLWA-PSWA a. merealisasikan kegiatan pembangunan sarana wisata alam paling lambat 6 (enam) bulan setelah izin usaha penyediaan sarana wisata alam diterbitkan; b. menjaga kelestarian fungsi hutan; c. membayar PHUPJLWA sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; d. melaksanakan pengamanan kawasan dan potensinya serta pengamanan pengunjung pada areal izin usaha penyediaan sarana wisata alam bekerja sama dengan pengelola kawasan; e. menjaga kebersihan lingkungan tempat usaha termasuk pengelolaan limbah dan sampah; f. merehabilitasi kerusakan yang terjadi akibat kegiatan izin usaha penyediaan sarana wisata alam; g. memberi akses kepada petugas pemerintah yang ditunjuk untuk melakukan pemantauan, pengawasan, evaluasi dan pembinaan kegiatan izin usaha penyediaan sarana wisata alam; h. memelihara aset negara bagi pemegang izin yang memanfaatkan sarana milik pemerintah; i. melibatkan tenaga ahli di bidang konservasi alam dan pariwisata alam, serta masyarakat setempat di dalam melaksanakan kegiatan izin usaha penyediaan sarana wisata alam sesuai izin yang diberikan; j. membuat laporan kegiatan usaha penyediaan sarana wisata alam secara periodik kepada gubernur atau bupati/walikota sesuai kewenangan; k. menyusun dan menyerahkan rencana karya lima tahunan dan rencana karya tahunan. Jangka waktu Perijinan IUPJLWA-PJWA/PSWA : IUPJLWA-PJWA: IUPJLWA-PSWA: Perorangan 2 Tahun Badan Usaha 5 Tahun 35 Tahun Perpanjangan 2 Tahun, dst Perpanjangan 3 Tahun Perpanjangan 20 Tahun Pasal 19 Hasil Evaluasi Kegiatan Pengusahaan Pasal 20 Hasil Evaluasi Kegiatan Pengusahaan Ketentaun Berakhirnya Ijin: 3 2 1 Jangka waktunya berakhir dan tidak diperpanjang lagi Ijin Dicabut Ijin Dikembalikan oleh Pemegang Ijin 4 5 Berakhirnya IUPJLWA-PJWA 6 Pemegang izin perorangan meninggal dunia Badan usaha atau koperasi sebagai pemegang izin bubar Badan usaha pemegang izin dinyatakan pailit Pasal 21 KEMNTERIAN KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM DIREKTORAT PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN KAWASAN KONSERVASI DAN HUTAN LINDUNG Pembinaan, Pengawasan Dan Evaluasi : 1. Pembinaan terhadap pemengang IUPJLWA dilakukan oleh : a. Direktur Jenderal. b. Gubernur atau bupati/walikota sesuai kewenangan. c. Kepala SKPD/KPH yang membidangi kehutanan setempat sesuai kewenangan. (Pasal 35) 2. Pengawasan sebagaimana dilakukan oleh: a. kepala SKPD/KPH yang membidangi kehutanan setempat untuk kegiatan sarana pariwisata alam; b. kepala Seksi SKPD/KPH yang membidangi kehutanan setempat untuk kegiatan jasa wisata alam. (Pasal 36) 3. Evaluasi terhadap pemengang IUPJLWA dilaksanakan oleh : a. Kepala Balai Besar/Balai Konservasi Sumber Daya Alam setempat; dan b. Kepala SKPD/KPH yang membidangi kehutanan setempat sesuai kewenangannya. (Pasal 37) KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM DIREKTORAT PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN KAWASAN KONSERVASI DAN HUTAN LINDUNG KERJASAMA PEMNFAATAN HUTAN PADA KPHL PERMENLHK NO.P.49/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2017 TENTANG KERJASAMA PEMANFAATAN HUTAN PADA KPH DIREKTORAT KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PERMENLHK NO.P.49/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2017 TENTANG KERJASAMA PEMANFAATAN HUTAN PADA KPH Pemanfaatan Kawasan (budidaya tanaman obat, tanaman hias, jamur lebah, hijauan makanan ternak, rehabilitasi dan penangkaran satwa) HUTAN LINDUNG Pemanfaatan Jasa Lingkungan (Pemanfaatan aliran air, pemanfaatan air, wisata alam, perlindungan kehati, penyelamatan dan perlindungan lingkungan, penyerapan/ penyimpanan karbon, panas bumi) (agroforestry) Pemungutan HHBK (berdasarkan potensi) JENIS-JENIS KERJASAMA Pemanfaatan Kawasan (budidaya tanaman obat, tanaman hias, jamur lebah, ulat sutera, sarang burung walet, hijauan dan penangkaran satwa) HUTAN PRODUKSI (agroforestry, silvopastura, silvofisherry) Pemanfaatan Jasa Lingkungan (Pemanfaatan aliran air, pemanfaatan air, wisata alam, perlindungan kehati, penyelamatan dan perlindungan lingkungan, penyerapan/ penyimpanan karbon, panas bumi) Pemungutan Hasil Hutan Kayu dan HHBK HH Kayu (hasil tanaman/budidaya, yang telah menjadi aset KPH) HH Bukan Kayu (rotan, sagu, nipah bambu, getah, kulit kayu, daun, buah/biji, gaharu) PRINSIP, PEDOMAN dan SYARAT KERJASAMA PRINSIP PEDOMAN Kedaulata n Negara Akuntabili tas 1 Kerakyata n 2 3 Kebersam aan Keadilan PRINSIP KERJASA MA • PIAPS • Peta Indikatif Arahan Pemanfaatan Kawasan Hutan pada Hutan SYARAT Kebersam aan 1 Mempunyai RPHJP dan RPHJPd yang telah disahkan 2 Telah menerapkan PPK-BLUD atau pola pengelolaan keuangan lainnya Kemanfaa tan Kelestaria n • RPHJP Keterpad uan Belum PPK BLUD, pendapatan disetor ke kas Daerah setelah PNBP dilunasi Sudah PPK BLUD, pendapatan disetor ke kas PPK BLUD PERMENLHK NO.P.49/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2017 TENTANG KERJASAMA PEMANFAATAN HUTAN PADA KPH BUMDe s, (1.000 Koperasi Setempat UMKM (2.000 Ha) (2.000 Ha) (5.000 Ha) Ha) Kelompok Masyarak at Setempat BUMD BUMN PELAKU (20.000 Ha) BUMSI Perorang an (20.000 Ha) BUMD, BUMN, BUMSI : HARUS melibatkan masyarakat (penyertaan saham, tenaga kerja, kontrak segmen kegiatan) 20 JANGKA WAKTU KERJASAMA Pemanfaatan Kawasan Maksimal 10 Thn Pemanfaatan Jasa Lingkungan Pemanfaatan HHBK Pemungutan HHK dan HHBK HL / HP Maksimal 20 Thn Pemanfaatan HHK Dapat diperpanjang setelah dievaluasi PROSEDUR KERJASAMA KPH / UPT Kemenlhk Fasilitasi penyusunan proposal Mengajukan proposal Pemohon BUM Des / Kop) Permohonan kerjasama ditolak Diajukan kepada Kadis Provinsi tembusan Kepala KPHL/KPHP Proposal tidak layak Proposal layak Penyiapan & penandatangan Naskah Perjanjian Kerjasama oleh dinas & mitra PROSEDUR KERJASAMA (lanjutan …) Pemohon UMKM / BUMD Pengajuan proposal Diajukan Kepada Gubernur tembusan Kadis Prov, Kepala KPHL/KPHP Permohonan kerjasama ditolak Pemohon BUMN / BUMSI Pengajuan proposal Proposal layak Penyiapan & penandatangan Naskah Perjanjian Kerjasama oleh Gubernur & mitra (Proposal tidak layak) Diajukan kepada Menteri tembusan Gubernur u.p Kadis Prov, Kepala KPHL/KPHP Permohonan kerjasama ditolak Penilaian proposal oleh Tim Penilai yang dibentuk Dinas Penilaian proposal oleh Tim Penilai yang dibentuk Direktur Jenderal (Proposal tidak layak) Proposal layak Penyiapan & penandatangan Naskah Perjanjian Kerjasama oleh Dirjen a.n. Menteri sesuai kewenangannya & mitra Isi Proposal Kerjasama Muatan Naskah Perjanjian Kerjasama • • • • • • • Identitas para pihak Maksud dan tujuan Rencana kegiatan Pola bagi hasil Jangka waktu kerjasama Hak dan kewajiban para pihak Sumber Pendanaan •Judul perjanjian •Waktu penandatanganan kerjasama •Identitas pengelola KPH dan pemohon •Dasar perjanjian •Maksud dan tujuan •Persyaratan •Ruang lingkup dan pola atau skema kerjasama •Peta lokasi dan luas areal yang dikerjasamakan •Jenis kegiatan •Hak dan kewajiban •Jangka waktu •Sistem bagi hasil yang proporsional berdasarkan hasil kesepakatan •Pendanaan operasionalisasi pemanfaatan hutan •Mekanisme pelaporan •Wanprestasi •Perpanjangan dan pengakhiran kerjasama •Penyelesaian seketa Terima Kasih