KELOMPOK 2 KOTA SEMARANG TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI Anggota: 1. 2. 3. 4. 5. Mauliza Fatwa Yusdian Anita Nurdiyanti Yesi Pratiwi Brilian Zulvan E100 E100160184 E100160303 E100160306 TUJUAN Terwujudnya Kota Semarang sebagai pusat perdagangan dan jasa berskala internasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Dasar Penentuan: Visi & Misi, Karakter Kota, Isu Strategis, Kondisi Yang Diinginkan Kriteria: Mengakomodasi fungsi dan peran kota, Sesuai tujuan RTRW Jawa Tengah, Sesuai jangka waktu, Sesuai peraturan perundang-undangan VISI ” Semarang sebagai Kota Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju Masyarakat Sejahtera ” MISI Mewujudkan Kehidupan Masyarakat yang Berbudaya dan Berkualitas Mewujudkan Pemerintahan yang Semakin Handal untuk Meningkatkan Pelayanan Publik. Mewujudkan Kota Metropolitan yang Dinamis dan Berwawasan Lingkungan. Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Berbasis Keunggulan Lokal dan Membangun Iklim Usaha yang Kondusif. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera. Karakter Kota Kota Semarang terdiri atas 16 wilayah kecamatan dan 177 Kelurahan. Topografi Kota terdiri dari derah pantai, dataran rendah, dan perbukitan. Dilintasi oleh sungai-sungai besar ,dan pada musim hujan, Kota Semarang sebagai daerah hilir, seringkali dilanda banjir akibat dari limpasan debit air dari sungai-sungai besar yang melintas tersebut. Luas wilayah Kota Semarang sebesar 373,70 Km2 dengan penggunaan lahannya berupa lahan sawah seluas 39,56 Km2 (10,59%) dan 334,14 Km2 (89,41%) bukan lahan sawah. Sebaran penduduk kota belum merata. Kecamatan Semarang Tengah merupakan wilayah terpadat, sedangkan Kecamatan Mijen merupakan wilayah dengan kepadatan terendah. Dari sisi ekonomi, terdapat 2 sektor yang cukup besar sumbangannya dalam PDRB atas dasar harga berlaku, yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor industri pengolaha. Isu Strategis 1. Geografis Kota Semarang merupakan kota dengan letak geografis yang strategis karena berada di jalur lalu lintas ekonomi di Pulau Jawa. Letak Geografis Kota Letak Bujur – Lintang Batas Wilayah Sebelah Utara 6 0 50 ‘ LS Laut Jawa Sebelah Selatan 7 0 10 ‘ LS Kab. Semarang Sebelah Barat 109 0 50 ‘ BT Kab. Kendal Sebelah Timur 110 0 35 ‘ BT Kab. Demak Semarang Uraian Bandara Ahmad Yani Stasiun Tawang Jalan Arteri Pelabuhan Tanjung Mas Terminal 2. Sosial & Budaya Keanekaragaman etnis penduduk dan agama manciptakan tradisi dan budaya Kota Semarang. Potensi budaya yang dimiliki Kota Semarang berupa arsitektur, kesenian, serta kuliner. Sedangkan budaya kuliner antara lain lumpia, wingko babat dan bandeng, sementara budaya kesenian antara lain warag ngendok, dugderan, event Semawis, dan lain sebagainya. Gereja Bleduk Masjid Agung Jawa Tengah Sam Poo Kong Vihara Buddhagaya Watugong 4. Ekonomi Toleransi dan inklusi sosial masyarakat manjadi tinggi dan mampu mendorong penciptaan nilai tambah dalam mata rantai distribusi dan komersialisasi produk industri kreatif. PENERBITAN SENI RADIO PERTUNJUKAN INDUSTRI KREATIF KERAJINAN TELEVISION TANGAN FOTOGRAFI Kondisi Yang Diinginkan Merangkum arah pembangunan berdasarkan potensi dan karakteristik kota dengan menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Fungsi dan Peran Kota Semarang ◦ Sebagian pusat pemerintahan provinsi yang merupakan perpanjangan dari pemerintah pusat di Propinsi Jawa Tengah dan sebagian pusat pemerintahan kota yang membawahi 16 wilayah kecamatan. ◦ Sebagai pusat pertumbuhan dan pusat aktivitas regional. ◦ Sebagian pusat perdagangan dan jasa komersil dengan skala lokal (kota) hingga internasional. Peran ini didukung oleh jaringan transportasi yang menghubungkan Kota Semarang dengan wilayah dan kota-kota di sekitarnya. ◦ Sebagian pusat atau simpul transportasi dengan skala lokal (kota) hingga internasional. Hal ini didukung dengan adanya pelabuhan laut, pelabuhan udara, dan statiun kereta api dan terminal bus. ◦ Setiap daerah produksi manufaktur dengan skala lokal hingga internasioanal Kota Semarang memiliki dua kawasan industri yang sedang dikembangkan dengan berbagai fasilitas pendukungnya yang berada di kawasan Tugu dan kawasan Terboyo. ◦ Sebagai pusat pelayanann umum terutama sebagai pusat pelayanan pendidikan, olahraga dan rekreasi dengan skala pelayanan lokal terutama untuk pendidikan. Tujuan RTRW Jawa Tengah Terwujudnya ruang Provinsi Jawa Tengah yang lestari dengan memperhatikan pemerataan pembangunan wilayah. Jangka Waktu Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 – 2031 (20 Tahun) Peraturan Perundang-Undangan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ◦ Pasal 2 Asas dan Tujuan : 1. Keseimbangan 2. Keberlanjutan ◦ Pasal 3 Penyelenggaran penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional KEBIJAKAN & STRATEGI Pengembangan Struktur Ruang KEBIJAKAN Dasar Penentuan: Tujuan, Ketentuan perundangan, Karakter Kota, Kapasistas Sumberdaya Kota Kriteria: 1. Mengakomodasi kebijakan penataan ruang wilayah. 2. Dicapai sesuai jangka waktu. 3. Menjawab isu strategis 4. Sesuai peraturan perundang-undangan Pengembangan Pola Ruang Kawasan Strategi STRATEGI Dasar Penentuan: Kebijakan, Ketentuan perundangan, Kapasistas Sumberdaya Kota Kriteria: 1. Berkaitan logis dengan kebijakan penataan ruang wilayah. 2. Sesuai RTRW Jawa Tengah. 3. Dicapai sesuai jangka waktu. 4. Dapat Dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur ruang dan pola ruang 5. Sesuai peraturan perundang-undangan Peningkatan aksesbilitas Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan Pemanfaatan Pusat Pelayanan Pengembangan Struktur Ruang Hierarki sistem pusat pelayanan secara berjenjang Pelayanan pelabuhan laut dan bandar udara sebagai pintu gerbang nasional Kegiatan jasa pertemuan dan jasa pameran Pemanfaatan Pusat Pelayanan Kegiatan wisata alam dan wisata budaya Kegiatan pendidikan menengah kejuruan, akademik, dan perguruan tinggi Pusat perdagangan modern dan tradisional berskala internasional Peningkatan aksesbilitas Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan Pemanfaatan Pusat Pelayanan Pengembangan Struktur Ruang Kapasitas jaringan jalan akses interaksi kegiatan antar pusat pelayanan. Jalan lingkar dalam (inner), tengah (middle), luar (outer), dan jalan radial Integrasi sistem antar moda Peningkatan Aksesbilitas Terminal angkutan umum dan barang regional, dalam kota dan sub terminal Pelayanan moda transportasi Sistem transportasi massal Peningkatan aksesbilitas Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan Pemanfaatan Pusat Pelayanan Pengembangan Struktur Ruang Sarana drainase terpadu Sarana Pengelola an air limbah Kualitas air bersih dan air minum Mendistribusi kan sarana lingkungan disetiap pusat kegiatan Peningkatan Kualitas Dan Jangkauan Pelayanan Sistem pengelolaan sampah berwawasan lingkungan Sistem sarana energi Sistem jaringan telekomunik asi dan informasi Sarana sumberday a air Pengelolaan Kawasan Lindung Pengembangan Kawasan Budidaya Pengembangan Pola Ruang Kebijakan Peningkatan pengelolaan kawasan lindung Pengelolaan Kawasan Lindung Peningkatan dan Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pelestarian kawasan cagar budaya Strategi Peningkatan Pengelolaan Kawasan penguasaan Lindung • Mengatur tanah sesuai peruntukan fungsi lindung • Kawasan kemiringan diatas 40% sebagai kawasan lindung Strategi Pelestarian Kawasan Cagar Budaya • Meningkatkan nilai kawasan berejarah atau arsitektur tinggi • Mengembangkan potensi sosial buadaya bernilai sejarah Strategi • Mempertahankan fungsi dan menata ruang terbuka hijau yang ada • Mengembalikan RTH yang telah beralih fungsi • Meningkatkan RTH di pusat kota • Mengembangkan agroforestry di kawasan pertanian lahan kering. • Inovasi penyedian RTH • Mengembangkan kemitraan dengan swasta dalam penyediaan dan pengelolaan RTH Peningkatan dan Penyedian Ruang Terbuka HIjau Pengelolaan Kawasan Lindung Pengembangan Kawasan Budidaya Pengembangan Pola Ruang Pengaturan pengembanga n kawasan budidaya sesuai daya dukung dan daya tampung Kebijakan Pengembangan Kawasan Budidaya Pengelolaan kawasan pantai Pengembanga n ruang kota yang kompak dan efesien Strategi Pengelolaan Kawasan Budidaya Sesuai Daya Dukung dan Daya Tampung • Mmengarahkan kawasan terbangun kepadatan rendah di kawasan bagian atas. • Mengoptimalkan pengembangan kawasan pusat kota. • Membatasi pengembangan kawasan industri. Strategi Pemanfaatan ruang kota yang kompak dan efesien • Mengembangkan kawasan budidaya terbangun secara vertical di kawasan pusat kota • Mengembangkan ruang kawasan yang kompk dan efesien dengan sistem intensif dan desentif Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Kawasan Pantai • Mengelola dan mengembangkan reklamasi pantai yang mendukung kelestarian dan berkelanjutan • Mengembangkan kolam tampung air dan tanggul pantai • Penghijauan di kawasan pantai Pengembangan Kawasan Daya Dukung Lingkunngan Hidup Pengembangan Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Pengembangan Kawasan Sosial Budaya Kawasan Strategis Strategi Pengembangan Kawasan Pertumbuhan Ekonomi • Kawasan pusat kota sebagai perdagangan dan jasa berskala internasional. • Pemanfaatan kawasan pelabuhan sebagai pintu gerbang manusia dan barang. Strategi Pengembangan Kawasan Daya Dukung Lingkungan Hidup • Sistem pengendalia banjir dan sumber air. • Pemanfaatan kawasan reklamasi dengan memadukan perlindungan lingkungan dan pengembangan kawasan, • Meningkatkan nilai ekonomi dan sosial tanpa mengganggu fungsi kawasan. Strategi Pengembangan Kawasan Sosial Budaya • Memelihara kawasan bangunan bersejarah • Pemanfaatan bangunan dalam rangka pelestarian • Pengembangan kegiatan kepariwisataan