RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) Windi guswirno hedi (D1031171020) Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengertian fungsi serta jenis-jenis Ruang Terbuka Hijau yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat khususnya di perkotaan. Penjelasan tentang perencanaan Ruang Terbuka Hijau tentunya berkaitan dengan masyarakat yang akan menjurus pada partisipasi masyarakat agar menjadi perancangan yang ideal. Key Word: Ruang Terbuka Hijau (RTH), definisi, fungsi, jenis, perancangan Pendahuluan Isu tentang permasalahan ekologi saat ini sering sekali diperbincangkan terkait dengan permasalahan perkotaan mengenai tata ruang hijau di dalamnya. Jumlah penduduk semakin meningkat dengan lahan yang terbatas serta kebutuhan masyarakat terhadap kesehatan secara fisik maupun mental yang semakin tinggi, membawa pemahan bahwa sebuah kawasan perkotaan membutuhkan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 mengenai Penataan Ruang menentukan bahwasannya wilayah perkotaan senantiasa menyediakan lahan sebanyak 31% untuk ruang terbuka hijau (RTH) yang dialokasikan sebanyak 20% untuk ruang terbuka public dan 10% ruang privat. Ruang terbuka hijau (RTH) begitu penting baik dari segi social, ekonomi, maupun lingkungan dan menjaga ekosistem perkotaan, seperti keasrian, kebersihan udara, suhu perkotaan dan banyak kesehatan lingkungan yang dapat dirasakan. Namun hal ini tidak begitu diperhatikan baik dari masyarakat sendiri maupun pemerintah kota, sehingga dapat berdampak pada menurunnya kualitas dan kuantitas lingkungan disekitar perkotaan. Konsep Ruang Terbuka Hijau 1) Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi) guna mendukung manfaat langsung dan/atau tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut. 2) Fungsi RTH berfungsi ekologis, yaitu menjamin keberlanjutan suatu wilayah kota secara fisik, harus merupakan satu bentuk RTH yang berlokasi, berukuran, dan berbentuk pasti dalam suatu wilayah kota. RTH untuk perlindungan sumberdaya penyangga kehidupan manusia dan untuk membangun jejaring habitat hidupan liar. fungsi-fungsi lainnya (sosial, ekonomi, arsitektural) merupakan RTH pendukung dan penambah nilai kualitas lingkungan dan budaya kota tersebut, sehingga dapat berlokasi dan berbentuk sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya, seperti untuk keindahan, rekreasi, dan pendukung arsitektur kota. 3) Jenis Menurut Permendagri Nomor 1 Tahun 2007, jenis Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan terdiri dari : Taman kota, Taman wisata alam, Taman rekreasi, Taman lingkungan perumahan dan permukiman, Taman lingkungan perkantoran dan gedung komersial, Taman hutan raya, Hutan kota, Hutan lindung, Bentang alam (seperti gunung, bukit, lereng dan lembah), Cagar alam, Kebun raya, Kebun binatang, Pemakaman umum, Lapangan olahraga, Lapangan upacara, Parkir terbuka, Lahan pertanian perkotaan, Jalur dibawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET), Sempadan (sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa), Jalur pengaman (jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian), Kawasan dan jalur hijau, Daerah penyangga (buffer zone) lapangan udara, dan Taman atap (garden roof). Perancangan Ideal Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tentunya ada beberapa isu yang dapat ditemukan pada kasus perancangan Ruang Terbuka Hijau (RTH), yaitu tidak optimalnya penggunaan RTH, lemahnya kelembagaab pengelola RTH, Lemahnya peran masyarakat yang terkait, seta keterbatasan lahan perkotaan untuk peruntukan RTH. Sehingga langkah-langkah yang dapat diambil adalah sebagai berikut: Penyusunan kebutuhan luas minimal/ideal RTH sesuai tipologi kota Penyusunan indikator dan tolak ukur keberhasilan RTH suatu kota Rekomendasi penggunaan jenis-jenis vegetasi endemik sesuai dengan fungsi yang diinginkan Revisi dan penyusunan payung hukum dan perundangan (UU, PP, dll) Revisi dan penyusunan RDTR, RTRTH, UDGL, dll Penyusunan Pedoman Umum : Pembangunan RTH, Pengelolaan RTH Penyusunan mekanisme insentif dan disinsentif Pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat Pencanangan Gerakan Bangun RTH: Satu pohon, satu jiwa Penyuluhan dan pendidikan melalui berbagai media Perlombaan antar kota, antar wilayah, antar subwilayah untuk meningkatkan apresiasi dan partisipasi RTH contoh untuk tiap fungsi dan subwilayah Peningkatan fungsi lahan terbuka kota menjadi RTH Peningkatan luas RTH privat Yang menjadi poin penting disini agar menjadi perancangan RTH yang ideal yaitu, harus ada partisipasi masyarakat maupun pemerintah secara aktif terhadap isu ini, dimana kepentingan masyarakat terpenuhi dan dari segi peraturan dapat diikuti dengan baik. Dimana masyarakat dan pemerintah menjaga RTH yang sudah dibangun dan memberikan ide-ide yang positif terhadap rancangan Ruang Terbuka Hijau. DAFTAR PUSTAKA Permendagri Nomor 1,2007. Tentang jenis Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan Undang-Undang Nomor 26 , 2007. Mengenai Penataan Ruang. Dep PU/RTH wilayah perkotaan, 2012. Ruang Terbuka Hijau Wilayah Perkotaan. Bogor