GIZI DALAM SITUASI BENCANA Pertemuan 9 Lastmi Wayansari SISTEMATIKA PENYAJIAN LATAR BELAKANG KEBIJAKAN GIZI DALAM SITUASI BENCANA PEMBELAJARAN RESPON GIZI DALAM SITUASI BENCANA TANTANGAN IMPLEMENTASI GIZI DALAM SITUASI BENCANA BENCANA adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (UU 24/2007) LATAR BELAKANG SITUASI GEOGRAFIS INDONESIA • INDONESIA MEMILIKI RISIKO TINGGI MENGALAMI BENCANA: DILINGKARI OLEH 126 GUNUNG BERAPI AKTIF, DI ATAS 3 LEMPENGAN TECTONIC • DI INDONESIA RATA-RATA TERJADI GEMPA 5X/HARI DENGAN SKALA > 5 SR SITUASI DARURAT MENYEBABKAN RUSAKNYA INFRASTRUKTUR YANG BERDAMPAK PADA TERBATASNYA AKSES DAN JUMLAH PANGAN MENINGKATKAN RISIKO MASALAH GIZI TERUTAMA PADA KELOMPOK RENTAN INDONESIA RAWAN BENCANA BENCANA ALAM Gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor dll BENCANA NON ALAM Gagal teknologi, kebakaran, epidemi dll BENCANA SOSIAL Konflik Sosial, Teror, Bom, dll KAPASITAS KESEHATAN TERGANGGU BENCANA ALAM BENCANA SOSIAL DAMPAK KESEHATAN BENCANA NON ALAM PROGRAM TIDAK DAPAT BERJALAN KRISIS KESEHATAN MEMERLUKAN BANTUAN KESEHATAN DARI LUAR BEBAN LAYANAN MELEBIHI KAPASITAS KERUSAKAN SARPRAS KESEHATAN KEHILANGAN SDM KESEHATAN UU No 24 Th 2007 TENTANG BENCANA •Pemerintah dan Pemerintah daerah bertanggungjawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. •Pengurangan risiko bencana dipadukan dalam program pembangunan •Pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara / Daerah yang memadai •Pengalokasian anggaran penanggulangan bencana dalam bentuk dana siap pakai •Penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana sesuai dengan standar pelayanan minimum UU No 36 Th 2009 TENTANG KESEHATAN •Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya, fasilitas, dan pelaksanaan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan pada bencana UU No. 23 tahun 2013 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH •6 urusan wajib pelayanan dasar yang dilaksanakan berdasarkan SPM pemerintah, dan menjadi prioritas dalam perencanaan dan penganggaran PP No 2 Th 2018 TENTANG SPM Pelaksanaan SPM yang mengatur tentang jenis pelayanan, mutu pelayanan, penerima pelayanan dasar dan strategi penerapan PERMENDAGRI No 100 Th 2018 Mekanisme dan strategi penerapan SPM PERMENKES 4 TAHUN 2019 Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya, fasilitas, dan pelaksanaan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan berkesinambungan pada bencana SENDAI FRAMEWORK FOR DISASTER RISK REDUCTION 2015-2030 PERUBAHAN PARADIGMA DARI TANGGAP DARURAT KE PENGURANGAN RESIKO PENGURANGAN RESIKO BENCANA BENCANA PRA BENCANA MANAJEMEN RESIKO PASKA BENCANA KETERKAITAN DENGAN SPM SPM KABUPATEN / KOTA P P N O 2 TA H U N 2 0 1 8 : KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT PELAYANAN INFORMASI RAWAN BENCANA KELOLA PELAYANAN PENYELAMATAN DAN EVAKUASI KORBAN BENCANA KURANGI PELAYANAN PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN TERHADAP BENCANA RESIKO TINGKATKAN SOSIAL : PERLINDUNGAN DAN JAMINAN SOSIAL PADA SAAT DAN SETELAH TANGGAP DARURAT BENCANA BAGI KORBAN BENCANA KABUPATEN/KOTA KETERKAITAN DENGAN SPM P P N O 2 TA H U N 2 0 1 8 SPM PROVINSI : KESEHATAN KELOLA KURANGI RESIKO - PELAYANAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK TERDAMPAK KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DAN/ATAU BERPOTENSI BENCANA PROVINSI - PELAYANAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK PADA KONDISI KEJADIAN LUAR BIASA PROVINSI TINGKATKAN SOSIAL : PERLINDUNGAN DAN JAMINAN SOSIAL PADA SAAT DAN SETELAH TANGGAP DARURAT BENCANA BAGI KORBAN BENCANA PROVINSI DAMPAK KESEHATAN (TERHADAP KELOMPOK RENTAN) MAMPU DIATASI OLEH KAPASITAS YANG ADA TIDAK MAMPU DIATASI OLEH KAPASITAS YANG ADA DIBANTU DARI LUAR TIDAK MENJADI KRISIS KRISIS KESEHATAN Korban sakit/ Luka / mati Masalah MEDIS Pengungsi Masalah KESMAS Bencana Kerusakan fasilitas pelayanan kesehatan, lingkungan, akses... PENGURANGAN RISIKO BENCANA KLASTER KESEHATAN Untuk menurunkan H (Hazard) tidak mudah karena ancaman geologi, perubahan iklim, degradasi lingkungan tidak mungkin/sulit kita kurangi. Untuk menurunkan V (Vulnerability) tidak mudah dilakukan seperti: demografi, kemiskinan, pendidikan VULNERABILITY INDEKS RESIKO HAZARD CAPACITY Maka peningkatan kapasitas menjadi satu hal yang mungkin dilakukan. PROGRAM DAN KEGIATAN PUSAT KRISIS KESEHATAN PARADIGMA PENGURANGAN RISIKO BIDANG KESEHATAN GLADI/ SIMULASI TTX PENYUSUNAN RENKON BENCANA KOORDINASI YANKES BENCANA RHA & PHRRT EMT PETA RESPON PASKA BENCANA ASISTENSI MANAJEMEN RESIKO PRA BENCANA KOORDINASI PROGRAM SUB KLASTER KESEHATAN KEBIJAKAN GIZI PADA SITUASI BENCAN • Sejak tahun 2014 penanggulangan bencana di Indonesia mengadopsi pendekatan sistem klaster dari penanggulangan bencana internasional. • Pendekatan klaster ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi, keterpaduan, serta efektifitas dan efisiensi dalam respon penanggulangan bencana. • Kementerian Kesehatan, di bawah koordinasi Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan menjadi koordinator klaster kesehatan dan mengkoordinasi sub klaster di bidang kesehatan, salah satunya adalah sub kluster gizi. Struktur Sub Klaster Gizi di tingkat Nasional Menteri Kesehatan Pusat Krisis Kesehatan (PKK) Koordinator Klaster Kesehatan Direktorat Gizi (Koordinator Sub Klaster Gizi) Tim Gizi Siaga Bencana PJ Komponen Dukungan Pemberian Makan Ibu Bayi dan Anak POKJA PJ Komponen Manajemen Gizi Buruk Terintegrasi POKJA PJ Komponen Suplementasi Gizi POKJA Sub Klaster Lainnya - Pelayanan Kesehatan - Pengendalian Penyakit - Kesehatan Lingkungan& penyehatan air dan sanitasi - Logistik kesehatan - Kesehatan Reprodukdi - Kesehatan Jiwa - DVI PJ Komponen Logistik MODUL PELATIH UNTUK PELATIHAN GIZI PADA SITUASI BENCANA Pedoman Klaster Kesehatan Dalam Penanggulangan Bencana Pedoman Penanganan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana SIKLUS IMPLEMENTASI GIZI PADA SITUASI BENCANA • • • • Pada saat Bencana (Rehabilitasi) Memberikan bantuan Makanan Tambahan Rapid Assesment Pada saat Bencana (Kondisi Awal) • • Memperkuat Surveilance Gizi Membangun Persiapan Gizi saat Bencana (Peraturan, program, paket intervensi) Kesiapsiagaan Gizi Bencana Sebelum Bencana • • • • • Melakukan Skrining Gizi Pemberian Paket Gizi Bencana • Pemberian Makan Bayi dan Anak • Pemberian Mikronutrient Koordinasi dan Kolaborasi kegiatan Implementasi PMBA pada situasi Bencana Pengkajan dan Analisis Kebutuhan Penanganan anak gizi buruk Pencegahan Masalah Gizi Mikro Paska Bencana (Saat Rekontruksi) • • • • Monitoring Evaluasi Melakukan Intervensi gizi lanjut Memperkuat Posyandu Penanganan anak gizi buruk PEMBELAJARAN IMPLEMENTASI GIZI PADA SITUASI BENCANA IMPLEMENTASI PMBA-B DAN PANGGGULANGAN GIZI MIKRO DI BENCANA GEMPA LOMBOK Regulasi terkait ASI Eksklusif, Sumplementasi Gizi, Iklan dan Label Pangan khususnya untuk Makanan Bayi sebagai landasan implementasi penanganan gizi pada situasi bencana Pendekatan kearifan lokal digunakan pada kegiatan penanganan gizi pada situasi bencana AKTIVASI SUB KLASTER GIZI PADA RESPON BENCANA TSUNAMI DI PASIGALA, MELIPUTI: - Pendampingan Sub Klaster Gizi Provinsi - Koordinasi dengan sub klaster, sector/klaster terkait - Mapping Sumberdaya - Membuat Dapur MP ASI di beberapa lokasi penyintas - Skrining status gizi pada kelompok rentan - Penanganan Balita Gizi Buruk - Pengelolaan Donasi Susu FOrmula Tim Direktorat Gizi di lokasi bencana Banten TANTANGAN IMPLEMENTASI GIZI PADA SITUASI BENCANA GIZI PADA SITUASI BENCANA MERUPAKAN PROGRAM PRIORITAS GIZI DI TINGKAT ASEAN DIT. GIZI DAN UNICEF MENYELENGGARAKAN PELATIHAN GIZI PADA SITUASI BENCANA DI TINGKAT ASEAN PADA 23 – 29 SEPT 2018 DI YOGYAKARTA RTL UNTUK PROGRAM KERJA ASEAN HEALTH CLUSTER I : - Develop NiE tool kit for action (UNICEF) - Initiating NiE Center of Excellence with Universities - Initiate to develop expert Pool on NiE at RegiOnal Level TANTANGAN 1. Masih kurangnya kapasitas tenaga gizi baik di tingkat pusat/provinsi/kabupaten dalam implementasi gizi bencana 2. Belum terkoordinasi dengan baik terkait system pelaporan pelanggaran Code Internation on Marketing of Breastmilk substitutes 3. Belum adanya pokja teknis khususnya untuk PMBA Bencana dan Manajemen Gizi Buruk Terpadu beranggotakan professional dari lintas sektor dan lintas disiplin ilmu - TERIMA KASIH -THANK YOU-