BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Obyek penelitian ini adalah konsumen pada produk Larissa Skin Care. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari konsumen Larissa Skin Care yang diteliti, tepatnya dari hasil wawancara dengan konsumen perusahaan Larissa Skin Care di Salatiga yang terpilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel menggunkan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dapat dilakukan dengan kriteria-kriteria tertentu berdasarkan tujuan penelitian (Jogiyanto, 2004). Jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 100 responden,yang mengacu pada Arikunto (2010), yang mana sampel minimal untuk penelitian produk adalah 100 responden, dengan kriteria sampel yaitu orang yang pernah menggunakan produk Larissa Skin Care minimal 1 tahun secara rutin dan tidak rutin. 3.2 Satuan Pengamatan dan Satuan Analisis Satuan pengamatan (unit of observation) ialah suatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis (Ihalauw, 2003). Dalam penelitian ini yang menjadi satuan analisis penelitian ini adalah kelompok, yaitu kelompok konsumen Larissa Skin Care. Sedang satuan pengamatanadalah individu, yaitu konsumen Larissa Skin Care dengan penyebaran kuisoner terhadap 100 konsumen. 23 3.4 Teknik Analisis Data Menurut Bogdan dan Taylor (2001), metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dalam penelitan ini yang ingin dijelaskan dan dikupas lebih lanjut adalah menggambarkan faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk dan jasa kecantikan Larissa Skin Care di Salatiga. Pendekatan deskriptif kualitatif diarahkan pada latar dan individu secara menyeluruh, ini berarti bahwa individu tidak boleh di isolasi atau diorganisasikan ke variabel atau hipotesis, namun perlu dipandang sebagai bagian dari suatu keutuhan. Fokusnya adalah penggambaran secara menyeluruh tentang bentuk, fungsi, dan makna. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2002: 3) yang menyatakan ”metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Konsep dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan aras pengukuran ordinal yang memungkinkan responden. Hal untuk memberikan skor untuk setiap jawaban yang tidak dapat dipisahkan dengan pengukuran adalah metode persekalaan yaitu penunjukan angka atau simbol terhadap kategori jawaban dalam instrument penelitian (Supramono, 2000: 59). Metode persekalaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 poin untuk setiap pertanyaan yang diajukan 24 kepada responden yaitu 5 untuk pernyataan Sangat Setuju dan 1 untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju 3.5 Metode Analisis Data Sebelum melangkah ke analisis Klaster akan terlebih dahulu data diuji menggunakan uji faktor yaitu uji validitas dan reliabilitas serta uji konstruk. 3.5.1 Analisis Faktor Uji Validitas Uji ini untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang digunakan sudah memadai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cara meminta pendapat atau penilaian ahli yang berkompeten dengan masalah yang diteliti. Uji validitas menggunakan uji fakktor yaitu uji Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Data dikatakan valid jika memiliki r hitung lebih besar 0.3. Uji Reliabelitas Uji reliabilitas diperlukan untuk menunjuk sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten jika diulangi berapa kali. Uji reliabilitas menggunakan uji f Cronbach's Alpha. Instrumen dikatakan reliable bila memiliki nilai Alpha lebih besar dari 0,6. Uji konstruk adalah memungkinkan terjadi redefinisi variabel jika pengelompokan indikator empiris tidak sesuai dengan pengukuran konsep yang direncanakan. Alat analisis yang digunakan adalah anaisis klaster yaitu jika faktor-faktor tersebut membentuk satu klaster maka hanya ada satu segmen, jika membentuk dua klaster maka ada dua segmen dan seterusnya. Klaster dibentuk oleh skor tertinggi di 25 setiap faktor. Berdasarkan variabel-variabel yang telah dijelaskan sebelumnya maka teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis cluster, yang digunakan untuk mengkombinasikan pengukuran secara keseluruhan kasus yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Menurut maholthra (2010 : 320), analisis cluster dalam pemasaran dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan yaitu segmentansi, memehami tentang perilaku konsumen, Mengidentifikasi peluang produk baru, pemilihan pasar uji dan mengurangi data. 3.5.2 Analisis Klaster Setelah dilakukan analisis faktor langkah selanjutnya yaitu analisis klaster yang mana analisis klaster adalah suatu pengelompokan indikator-indikator empiris untuk menggabungkan variabel-variabel yang telah diolah dalam variabel konstruk. Dalam penelitian ini segmentasi pasar melalui dua tahap yaitu analisis faktor kemudian analisis cluster. Cara mengetahui segmentasi pasar produk dan jasa untuk memenuhi beberapa aturan yaitu dilakukan analisis faktor yang terbentuk empat faktor yaitu karakteristik produk, harga, kualitas produk dan kelengkapan produk serta jasa yaitu kualitas jasa dan pelayanan. Dan kedua faktor yang dipertimbangkan terbentuk satu segmen sasaran target untuk pemasaran dengan karakteristik yang berbeda. Yang mana dalam proses analisis klaster, ketujuh belas faktor yang dipertimbangkan dalam pembelian produk kecantikan ternyata nilai tertinggi di setiap faktor mengelompok menjadi satu klaster. Sedangkan pada pertimbangan jasa dalam 26 proses analisis klaster, kelima belas faktor yang dipertimbangkan ternayata nilai tertinggi juga mengelompok dalam satu klaster, dan terbentuk dalam satu segmen pasar. 27