Uploaded by kanvasghi

2ND SCENARIO blok 17

advertisement
2ND SCENARIO
HOW TO DESIGN A GOOD RESEARCH?
A final-year dentistry student sees most of his grandmother’s teeth are still healthy and
strong. Even though his grandmother is 75 years old. His grandmother had a habit of chewing betel
leaves every morning and evening. This student then read some literature but hadn’t found any
relationship between the habit of chewing betel leaves with oral health. The student was interested
in making research with dental health and the habis of betel leaves chewing as its variables.
The student thinks about how to get the appropriate population and sample and considers
what research design is best.
Keyword: variable, research design, population and sample
LO
1. Mention and explain the kind of research designs!
2. How to determine the sample size?
1. Mention and explain the kind of research designs!
a. Sekaran (2003) mengungkapkan pengertian desain penelitian sebagai suatu rencana penelaahan
atau penelitian secara ilmiah dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian atau identifikasi
masalah.
Sebagaimana halnya sebuah rencana atau rancangan, maka desain penelitian yang dibuat oleh
seorang peneliti dapat merupakan pilihan-pilihan yang menentukan kegiatan penelitian tersebut.
Misalkan, peneliti dalam merencanakan sebuah penelitian dapat saja mempunyai rancangan dengan
komposisi sebagai berikut: jenis penelitiannya survey, metode pengambilan datanya wawancara,
alat analisisnya chi-square.
Atau mempunyai rancangan dengan komposisi sebagai berikut: jenis penelitiannnya eksperimental,
metode pengambilan datanya menggunakan kuesioner, alat analisisnya adalah uji t.
Beberapa hal yang biasanya dikemukakan dalam desain penelitian yaitu adalah: tujuan penelitian,
unit analisis, fokus analisis, metode pengumpulan data, dimensi waktu dan kausalitas atau non
kausalitas, dan lain sebagainya.

Desain Penelitian Berdasarkan Tujuan
Hal yang pertama yang harus ditetapkan oleh peneliti dalam merencanakan penelitiannya adalah
mentukan terlebih dahulu tujuan penelitiannya. Secara umum, tujuan atau jenis penelitian dapat
berupa exploratory, explanatory, atau descriptive. Sehingga hal pertama yang harus ditetpakan oleh
si peneliti adalah apakah dia akan melakukan penelitian exploratory, descriptive atau explanatory.
1.
Eksplanatory dilakukan ketika peneliti menghadapi hal-hal sebagai berikut:
a.
Bertujuan menghubungkan atau menjelaskan antara dua variabel, misalkan penelitian
yang bertema “hubungan antara motivasi dengan loyalitas karyawan”.
b.
Bertujuan membuktikan hipotesis atau menguji sebuah teori, misalkan menguji teori
motivasi Herzberg melalui tema penelitian “pengaruh gaji dan suasana kerja terhadap motivasi”
2.
Eksploratory dilakukan ketika peneliti menghadapi hal-hal sebagai berikut:
a.
Tidak banyak informasi mengenai situasi yang hendak ditelaah. Misalnya “pengaruh
wanita karir terhadap anak-anak nakal”
b.
Memerlukan in-depth interview atau variabel yang diteliti belum dikenal luas. Karena
umumnya penelitian eksploratory adalah penelitian yang bertujuan mengembangkan teori dan
belum ada teori sebelumnya. Maka penelitian ini biasanya tidak ada pedoman dalam menelaah
variabel yang diteliti, sehingga memerlukan in-depth interview.
c.
Cenderung tidak terstruktur, karena tujuannya adalah memunculkan hipotesis untuk
penelitian lebih lanjut.
d.
3.
Relatif lebih ketat dibandingkan deskriptif dan eksplanatory.
Deskriptif dilakukan ketika peneliti menghadapi hal-hal sebagai berikut:
a.
Ketika peneliti hanya ingin menggambarkan satu fenomena saja.
b.
Ketika peneliti tidak menguji teori atau hipotesis.
c. Cenderung tidak terstruktur karena tujuannya adalah hanya menggambarkan suatu
fenomena saja.
 Desain Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu
Peneliti seringkali harus berhadapan dengan pilihan penelitian yang menyangkut dimensi waktu.
Misalkan ketika peneliti tersebut melakukan penelitian eksperimental. Dalam penelitian
eksperimental, peneliti umumnya melakukan pengukuran terhadap objek yang sama lebih dari satu
kali, oleh karenanya peneliti tersebut harus memperhatiakan dimensi waktu yang terlibat dalam
penelitiannya tersebut.
Penelitian yang melakukan pengukuran berulang pada waktu yang berbeda dinamakan penelitian
longitudinal, sedangkan penelitian yang dilakukan satu kali pengukuran saja pada waktu yang sama
dinamakan sebagai penelitian cross section.
 Desain Penelitian Berdasarkan Jenis Investigasi
Jenis investigasi adalah hal yang hendak dijelaskan oleh peneliti dalam sebuah penelitian. Jenis
investigasi dapan dibagi menjadi dua kategori, yaitu investigasi kausal dan investigasi non kausal
(Sekaran, 2003).
Penelitian yang berdesain kausal adalah ketika peneliti bermaksud menjelaskan penyebab suatu
masalah. Penelitian yang berdesain non-kausal, (Sekaran, 2003) mengungkapkan penelitian ini
sebagai penelitian korelasional. Yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan beberapa variabel
penting yang saling terkait dengan masalah.
 Desain Penelitian Berdasarkan Cakupan Penelitian
Cakupan penelitian adalah menyangkut keluasan atau kedalaman peneliti dalam menganalisis
masalah yang diteliti. Terdapat dua jenis desain penelitian jika ditinjau dari cakupan penelitian yaitu
statistical studies dan case studies.
Suatu peneltian dianggap berdesain statistical studies yaitu peneliti melakukan penelitian yang
melebar tapi tidak terlalu mendalam, dalam penelitian ini peneliti berusaha menangkap karakteristik
sampel secara enferensial, dan hipotesis umumnya diuji secara kuantitatif.
Penelitian case studies adalah penelitian yang lebih menekan pada kedalaman analisis (full
contextual analysis) terhadap beberapa kejadian (fewer event).
 Desain Penelitian Berdasarkan Lingkungan
Bedasarkan lingkungan, penelitian dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu penelitian yang dilakukan di
lapangan dan penelitian yang dilakukan di dalam laboratorium.
Penelitian yang berdesain lingkungan lapangan adalah ketika peneliti melakukanya dalam kondisi
yang sebenarnya. Misalkan penelitian “pengaruh merokok terhadap kanker” dilakukan oleh peneliti
terhadap responden yang memang sehari-harinya merokok, dan dilakukan tanpa mempengaruhi
perokok terlebih dahulu, jadi dilakukan salam kondisi yang tidak sebenarnya (manipulated).
Creswell, John W., 2014, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixedmethods
Approaches, New Delhi: SAGE Publications Asia-Pacific.
2. How to determine the sample size?
Teknik sampling adalah suatu cara untuk menentukan banyaknya sampel dan pemilihan calon
anggota sampel, sehingga setiap sampel yang terpilih dalam penelitian dapat mewakili populasinya
(representatif) baik dari aspek jumlah maupun dari aspek karakteristik yang dimiliki populasi.
Teknik sampling dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Non-probability Sampling
Non-probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Sampel Kuota
Sampel Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri- ciri
tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Contoh Sampling Kuota, akan melakukan penelitian
tentangKaries Gigi, jumlah sampel yang ditentukan 500 orang, jika pengumpulan data belum
memenuhi kuota 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai.

Sampel Insidental
Sampel Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
secara kebetulan atau insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Sampel Purposive
Sampel Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Contoh Sampel
Purposive, akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya
adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk Penelitian Kualitatif atau
penelitian yang tidak melakukan generalisasi.

Sampel Jenuh (Sensus)
Sampel Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau
penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.

Sampel Bola Salju (Snowball Sampling)
Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan
sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel
ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang
dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya.
Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.
2. Probabilitas Sampling
Ada empat macam teknik pengambilan sampel yang termasuk dalam teknik pengambilan sampel
dengan probabilitas sampling.

Sampel Acak
Ada beberapa nama untuk menyebutkan teknik pemilihan sampling ini. Nama tersebut termasuk di
antaranya: random sampling atau teknik acak. Apa pun namanya teknik ini sangat populer dan
banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoritis,
semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih
menjadi sampel.
Teknik memilih secara acak dapat dilakukan baik dengan manual atau tradisional maupun dengan
menggunakan tabel random.
a. Cara Trandisional
Cara tradisional ini dapat dilihat dalam kumpulan ibu-ibu ketika arisan.
tentukan jumlah populasi yang dapat ditemui; daftar semua anggota dalam populasi, masukkan
dalam kotak yang telah diberi lubang penarikan; kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang
pengeluaran yang telah dibuat; nomor anggota yang keluar adalah mereka yang ditunjuk sebagai
sampel penelitian; lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan dapat dicapai.
b. Menggunakan Tabel Acak
Pada cara kedua ini, proses pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan tabel yang dihasilkan
oleh komputer dan telah diakui manfaatnya dalam teori penelitian. Tabel tersebut umumnya terdiri
dari kolom dan angka lima digit yang telah secara acak dihasilkan oleh komputer.

Teknik Stratifikasi
Dalam penelitian pendidikan maupun penelitian sosial lainnya, sering kali ditemui kondisi populasi
yang ada terdiri dari beberapa lapisan atau kelompok individual dengan karakteristik berbeda. Di
sekolah, misalnya ada kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga. Mereka juga dapat dibedakan menurut
jenis kelamin responden menjadi kelompok laki-laki dan kelompok perempuan.

Teknik Klaster
Teknik klaster merupakan teknik memilih sampel lainnya dengan menggunakan prinsip probabilitas.
Teknik ini mempunyai sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan kedua teknik yang telah dibahas
di atas. Teknik klaster atau Cluster Sampling ini memilih sampel bukan didasarkan pada individual,
tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang secara alami berkumpul
bersama. Teknik klaster sering digunakan oleh para peneliti di lapangan yang wilayahnya mungkin
luas. Dengan menggunakan teknik klaster ini, mereka lebih dapat menghemat biaya dan tenaga
dalam menemui responden yang menjadi subjek atau objek penelitian. Memilih sampel dengan
menggunakan teknik klaster ini mempunyai beberapa langkah seperti berikut. Identifikasi populasi
yang hendak digunakan dalam studi.

Teknik Sistematis
Teknik memilih sampel yang keempat adalah teknik sistematis atau systematic sampling. Teknik
pemilihan ini menggunakan prinsip proporsional. Caranya ialah dengan menentukan pilihan sampel
pada setiap 1/k, di mana k adalah suatu angka pembagi yang telah ditentukan misalnya 5,6 atau 10.
Lecture Notes Week 8: Sampling Design and Sampling Procedure (BINUS University).
Zikmund, Babin, Carr, and Griffin. 2009. Business Research Methods. Thomson South-Western.
Download