Candi Hindu di Indonesia 1. Candi Prambanan – Sleman, Yogyakarta Sumber gambar: Pixabay Dikenal juga dengan nama Candi Roro Jonggrand, kompleks Candi Prambanan adalah kompleks Candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 Masehi. Berdasarkan prasasti Siwagrha, diketahui bahwa candi ini mulai dibangun sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, pada masa kerajaan Medang Mataram. Dari prasasti ini juga diceritakan bahwa Candi Prambanan dibangun sebagai persembahan kepada Trimurti (tiga dewa utama dalam Hindu), yakni Brahma, Wisnu, dan Siwa. Sempat terlantar dan kehilangan identitas sejarah, rakyat setempat menciptakan mulai menciptakan legenda asal-mula dari keberadaan candicandi di komplek ini dan lahirlah legenda rakyat Roro Jongrang. 2. Candi Dieng – Wonosobo, Jawa Tengah Sumber gambar: Wikimedia Berada di pegunungan Dieng, Candi Dieng merupakan Candi Hindu beraliran Siwa yang diperkirakan dibangun pada akhir abad ke-8 hingga awal abad ke9. Memiliki luas mencapai sekitar 1.8 x 0.8 km2, kompleks Candi Dieng dibagi dalam 3 kelompok dan 1 candi yang berdiri sendiri yang namanya diadopsi dari tokoh dalam kisah dalam Kitab Mahabarata, yakni kelompok Arjuna, kelompok Gatotkaca, kelompok Dwarawati dan Candi Bima. 3. Candi Gedong Songo – Semarang, Jawa Tengah Sumber gambar: Wikimedia Ditemukan oleh Raffles pada 1804, Candi Gedong Songo merupakan Candi Hindu peninggalan dari Wangsa Syailendra pada abad ke-9, tepatnya 927 masehi. Kompleks Candi yang terdisi dari 9 Candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini berada di ketinggian sekitar 1200 m di atas permukaan laut. 4. Candi Jago – Malang, Jawa Timur Sumber gambar: Wikimedia Berdasar informasi dari kitab Negarakertagama dan Pararaton, Candi Jago memiliki nama asli Jajaghu yang berarti ‘keagungan’ yang pembangunannya dilakukan untuk penghormatan Raja Sri Jaya Wisnuwardhana, Raja Singasari penganut agama Syiwa Buddha, aliran peraduan antara ajaran Hindu dan Buddha. Pada candi yang dibangun menggunakan batuan andesit ini, Toppers bisa menemukan relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di candi ini. 5. Candi Arca Gupolo – Sleman, Yogyakarta Sumber gambar: Tribunnews Tak seperti candi-candi Hindu sebelumnya, Arca Gupolo merupakan situs peninggalan beraliran Hindu yang terdiri dari kumpulan 7 arca. Nama Gupolo sendiri diberikan oleh penduduk sekitar kepada patung Agastya yang merupakan salah satu arca yang ada dalam situs ini. Di dekat situs ini juga terdapat mata air jernih yang tak pernah kering meski musim kemarau panjang. 6. Candi Sukuh – Karanganyar, Jawa Tengah Sumber gambar: Wikimedia Sekilas Candi bercorak Hindu satu ini terlihat seperti Piramid. Selain bentuknya yang unik, candi ini cukup menarik perhatian karena penggambaran alat-alat kelamin manusia secara eksplisit bisa ditemukan pada relief dan arca pada Candi Sukuh. Pada tahun 1995, situs Candi Sukus diusulkan ke UNESCO sebagai salah satu situs warisan dunia. 7. Candi Cetho – Karanganyar, Jawa Tengah Sumber gambar: Wikimedia Candi bercorak Hindu di Indonesia selanjutnya adalah Candi Cetho, yang diduga dibangun pada akhir era kerajaan Majapahit. Kompleks Candi ini nggak hanya menjadi lokasi ziarah umat Hindu tetapi juga menjadi area pemujaan. Para penganut kepercayaan Kejawen juga kerap menjadikan Candi Cetho sebagai lokasi pertapaan. 8. Candi Penataran – Blitar, Jawa Timur Sumber gambar: Wikimedia Candi Penataran merupakan kompleks Candi Hindu terbesar di Jawa Timur yang telah ada sejak masa kerajaan Kediri. Menilik informasi dari prasasti Palah, Candi ini diduga dibangun pada 1194 oleh Raja Çrnga (Syrenggra) yang bergelar Sri Maharaja Sri Sarweqwara Triwikramawataranindita Çrengalancana Digwijayottungadewa dengan nama Candi Palah. Awalnya candi ini juga dibangun sebagai tempat upacara pemujaan untuk menolak mara bahaya dari Gunung Kelud yang kala itu kerap meletus. 9. Candi Cangkuang – Garut, Jawa Barat Sumber gambar: Wikimedia Satu-satunya candi yang bisa Toppers temukan di tataran tanah Sunda adalah Candi Cangkuang. Selain arca dewa Siwa yang menunjukkan bahwa Candi ini bercorak Hindu, di komplek Candi juga terdapat makam Arief Muhammad yang dikatakan merupakan leluhur dari penduduk setempat. 10. Candi Gunung Sari – Magelang, Jawa Tengah Sumber gambar: Wikimedia Candi beraliran Hindu Siwa ini merupakan tempat ditemukannya prasasti Canggal. Candi Gunung Sari diduga merupakan peninggalan abad ke-6 hingga ke-8 yang membuatnya menjadi candi tertua di tanah Jawa, lebih tua dari Candi Borobudur dan Candi Prambanan. 11. Candi Gunung Wukir – Magelang, Jawa Tengah Sumber gambar: Wikimedia Nama Candi Hindu satu ini diambil dari lokasinya yang berada di Bukit Wukir. Namun, Candi Gunung Wukir juga dikenal dengan nama Candi Cangkal atau Shiwalingga. Candi ini didirikan pada tahun 732 masehi, di masa Raja Sanjaya dari zaman Kerajaan Mataram Kuno. 12. Candi Sambisari – Sleman, Yogyakarta Sumber gambar: Wikimedia Didirikan pada abad ke-9 pada masa pemerintahan Raja Rakai Garung pada zaman Kerajaan Mataram Kuno, candi ini tak sengaja ditemukan pada tahun 1966 oleh seorang petani di Desa Sambisari. Pada saat ditemukan, posisi Candi Sambisari terletak 6,5 meter di bawah permukaan tanah. Diduga kuat hal ini dikarenakan timbunan lahar dari Gunung Merapi yang meletus ]pada awal abad ke-11 yang bisa terlihat dari banyaknya batu material volkanik di sekitar Candi Sambisari 13. Candi Borobudur – Magelang, Jawa Tengah Sumber gambar: Pixabay Membahas Candi bercorak Buddha, tentu daftar ini takkan lengkap tanpa menyebut Candi Borobudur. Terbentuk dari stupa-stupa, Candi Borobudur dibangun pada abad ke-8 Masehi oleh penganut Buddha Mahayana. Luas dan kemegahan dari Candi Borobudur menjadikannya sebagai monumen dan kuil Buddha terbesar di Dunia. Hingga kini Candi Borobudur masih digunakan sebagai tempat melakukan peribadatan umat Buddha, terutama pada saat peringatan hari Trisuci Waisak. 14. Candi Kalasan – Sleman, Yogyakarta Sumber gambar: Wikimedia Terdiri dari 52 stupa, Candi Kalasan merupakan Candi bercorak Buddha yang dibangun sebagai penghormatan kepada Bodhisattva wanita, Tarabhawana. Candi ini juga merupakan bukti kependudukan Wangsa Syailendra, penguasa Sriwijaya di Sumatera atas tanah Jawa. 15. Candi Mendut – Magelang, Jawa Tengah Sumber gambar: Wikimedia Candi Mendut merupakan Candi Buddha yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Indra dari Dinasti Syailendra. Di dalam bangunan Candi Mendut, terdapat tiga arca Buddha berukuran besar, yaitu Dhyani Buddha Wairocana dengan sikap tangan (mudra) dharmacakramudr, dan diapit oleh arca Awalokiteśwara (Padmapāņi) pada sisi kiri dan arca Wajrapāņi pada sisi kanan. 16. Candi Pawon – Magelang, Jawa Tengah Sumber gambar: Wikimedia Candi Pawon adalah candi bercorak Buddha yang berada di antara Candi Borobudur dan Candi Mendut dan keberadaannya sangat terkait erat. Hal ini bisa dilihat dari posisi geografisnya yang lurus dan juga pahatan relief yang senada. Menurut Casparis, Candi Pawon merupakan tempat penimpanan abu jenazah Raja Indra (782 – 812 M), ayah Raja Samarrattungga dari Dinasti Syailendra. Bahkan, menurut sebagian orang, nama “Pawon” bisa jadi berasal dari kata pawuan yang berarti tempat menyimpan abu. 17. Candi Brahu – Mojokerto, Jawa Timur Sumber gambar: BPPD Mojokerto Berlokasi di situs Trowulan yang merupakan ibukota Kerajaan Majapahit, Candi Brahu merupakan Candi Buddha yang terbuat dari bata merah. Menilik dari prasasti yang ditulis oleh mpu Sendok, Candi bercorak Buddha ini merupakan tempat pembakaran abu para Raja-raja, meski pada penelitian lebih lanjut tak ditemukan bekas abu mayat dalam bilik Candi ini. 18. Candi Banyunibo – Sleman, Yogyakarta Sumber gambar: Wikimedia Dibangun pada abad ke-9 di masa Kerajaan Mataran Kuno, Candi Banyunibo merupakan bangunan suci umat Buddha pada masa itu yang memiliki arti tetesan air. Berdasarkan puing-puing, bisa diduga jika disekitar Candi Banyunibo masih terdapat beberapa candi pendamping lainnya. 19. Candi Muara Takus – Kampar, Riau Sumber gambar: Go Sumatra Tak ada yang tahu pasti kapan pastinya kompleks Candi Muara Takus ini dibangun, namun keberadaan Candi ini dipercaya ada pada masa keemasan dari Kerajaan Sriwijaya. Hal ini membuat banyak peneliti menganggap lokasi candi ini sebagai salah satu pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya kala itu. Berbeda dengan kebanyakan Candi Buddha di pulau Jawa yang terbuat dari Andesit, Candi ini terbuat dari batu pasir, batu sungai dan batu bata. 20. Candi Muaro Jambi – Muaro Jambi, Jambi Sumber gambar: Wikimedia Kompleks Candi Muaro Jambi merupakan kompleks Candi Hindu-Buddha yang terbesar di Asia Tenggara, dan dipercaya merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu. Di dalam kompleks Candi Muaro Jambi terdapat sembilan bangunan yang telah dipugar, dan diluar itu masih banyak potensi bangunan-bangunan kuno lainnya. 21. Candi Bahal – Padang Lawas, Sumatera Utara Sumber gambar: Wikimedia Diduga berasal dari abad ke-11, Candi Bahal merupakan Candi Buddha yang juga dikenal dengan nama Biaro Bahal dan Candi Portibi. Kompleks Candi ini merupakan kompleks candi terluas di Sumatera Utara yang dibagi menjadi tiga kelompok, yakni Bahal I, Bahal II, dan Bahal III. Kehadiran Candi ini kerap dikaitkan dengan keberadaan dari Kerajaan Pannai. 22. Candi Jabung – Probolinggo, Jawa Timur Sumber gambar: Wikimedia Candi Jabung adalah salah satu peninggalan dari Kerajaan Majapahit yang dibangun pada 1354 Masehi. Berdasarkan kitab Pararaton, Candi ini diperkirakan dibangun sebagai makam Bhra Gundul salah seorang keluarga Raja. Candi bercorak Buddha ini identik dengan warna merah karena material utamanya yang merupakan bata merah. 23. Candi Plaosan – Klaten, Jawa Tengah Sumber gambar: Wikimedia Candi Plaosan adalah kompleks candi yang terletak di Dukuh Plaosan yang terdiri dari Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Seringkali keberadaan dua Candi utama ini dinamakan sebagai Candi Kembar. Bentuk-bentu stupa serta keberadaan arca Buddha menunjukkan bahwa Candi ini merupakan peninggalan ajaran Buddhisme di Nusantara. 24. Candi Sewu Sumber gambar: Flickr Candi Sewu adalah kompleks candi Buddha terbesar di Indonesia setelah Candi Borobudur. Dibangun pada abad ke-8, usia Candi ini diperkirakan lebih tua dari Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Nama Candi Sewu sendiri berarti seribu Candi, meski pada kenyataannya hanya ditemukan 249 candi dalam komplek ini.