Uploaded by prisiliasampe7

MR 1

advertisement
MORNING REPORT
Selasa, 25 Agustus 2020
KASUS TRAUMA
I.
Identitas Pasien

Nama
: Tn. SR

Usia
: 18 tahun

Jenis Kelamin
: laki-laki

Alamat
: PASSO

Agama
: Kristen Protestan

Pengantar
:-
PRIMARY SURVEY
A
B
C
D
E
• Clear without Collar Brace
• RR : 28x/menit  O2 nasal kanul 3 lpm
• TD: 90/70 mmHg, HR : 120x/menit  resusitasi cairan (tanda syok) RL
• GCS E4V5M6
• Jejas hipokondrium dextra
SECONDARY SURVEY
Mekanisme Trauma :
Pasien datang ke IGD RS dengan kesadaran penuh. Dengan keluhan nyeri perut sebelah kanan.
Keluhan dirasakan ± 4 jam SMRS yang diakibatkan oleh kecelakaan. Pasien membawa motor
sendiri tanpa boncengan di sisi kanan jalan ingin mendahului kendaraan didepannya, namun dari
arah belakang ada pengendaran lain yang menabrak. Sehingga pasien terjatuh ke tepi kanan jalan
dan membentur pembatas jalan. Pasien mengaku bahwa saat mengendarai motor pasien
mengunakan helm. Perdarahan aktif (-), mual (-), muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-), pingsan
(-).





Allergic
Medications
Past Illness
Last Meals
Event/Environment
:::: ± 5 jam yang lalu
: Jalan Raya
PEMERIKSAAN FISIK
• Kepala
• Leher
• Thoraks
 Inspeksi
 Auskultasi
 Palpasi
 Perkusi
• Abdomen
 Inspeksi
 Auskultasi
 Palpasi
 Perkusi
• Genitalia
• Ekstremitas
: Normocephalia, conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil
isokor 3 mm, refleks cahaya (+/+), othorea (-/-), rhinorea (-/-).
: Pembesaran kelenjar getah bening (-)
: Pengembangan dada simetris kedua lapang paru
: Paru = bunyi napas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-).
Jantung = BJ I/II reguler
: Nyeri tekan (-), krepitasi (-/-)
: Sonor
: Perut tampak datar, jejas hipokondrium dextra (+)
: BU (+)
: Nyeri tekan (+)
: Timpani pada semua kuadran
: Jejas (-)
: Akral dingin
STATUS LOKALIS
•
•
•
Look:
Jejas hipokondrium dextra
Feel:
Nyeri tekan (+)
Move:
Pergerakan aktif dan pasif terbatas, nyeri (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
•
Laboratorium

Hb : 8 mg/dL
Diagnosa Kerja
Penatalaksanaan





 Syok Hipovolemik
 Trauma Tumpul Abdomen
Planning
 CT Scan
 Transfusi PRC 2 Kolf
 Konsul dr. Sp.B
O2 Nasal kanul 3 lpm
IVFD RL 20 tpm
Inj. Ceftriaxon 2 x 1 g/IV
Inj. Ketorolac 3 x 1 amp/IV
Kateter No 18
TRAUMA TUMPUL
ABDOMEN
ANATOMI ABDOMEN
Cont’d …
Definisi
• Trauma yang menyebabkan terjadinya kerusakan
organ abdomen yang dapat menyebabkan perubahan
fisiologi sehingga terjadi gangguan metabolisme,
kelainan imunologi dan gangguan faal berbagai organ.
Sjamsuhidajat R, Karnadihardja W, Prasetyono TOH, Rudiman R. Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed. 3. Jakarta: EGC; 2010.
KLASIFIKASI
Trauma Tumpul
• Trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga peritoneum.
• Disebabkan oleh jatuh, pukulan, benturan, ledakan, deselerasi,
kompresi.
Trauma Tembus
• Trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam rongga peritoneum.
• Luka tembus pada abdomen disebabkan oleh tusukan benda tajam
atau luka tembak.
Sjamsuhidajat R, Karnadihardja W, Prasetyono TOH, Rudiman R. Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed. 3. Jakarta: EGC; 2010.
Cont’d
Trauma pada organ padat
• Hepar dan lien dengan gejala utama perdarahan
Trauma pada organ berongga
• Gaster, usus dengan gejala utama adalah peritonitis
dan perforasi
Sjamsuhidajat R, Karnadihardja W, Prasetyono TOH, Rudiman R. Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed. 3. Jakarta: EGC; 2010.
Sjamsuhidajat R, Karnadihardja
W, Prasetyono TOH, Rudiman R.
Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Ed. 3. Jakarta: EGC; 2010.
PATOFISIOLOGI
Kekuatan Kompresi
Kekuatan Deselerasi
(perlambatan)
Dapat ditemukan pada pukulan secara
langsung atau kompresi yang melawan
benda yang memfiksasi organ tersebut
Peregangan dan memotong (shearing) secara
linier bagian organ yang relatif terfiksir dengan
bagian yang bergerak bebas.
Menyebabkan robekan dan timbulnya
hematoma subskapular dari organ visera
yang padat
Kekuatan memotong secara longitudinal  ruptur
Perubahan bentuk pada organ berongga
 peningkatan tekanan intraluminal
sementara  robekan
Robeknya hepar sepanjang ligamentum teres dan
trauma lapisan intima dari arteri renalis
DIAGNOSIS dan MANAJEMEN
Primary Survey
Airway
Breathing
Circulation
Disability
Exposure/Environment
Secondary Survey
•
•
Pemeriksaan head to toe. Yaitu anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
Tidak boleh dimulai sampai Primary Survey selesai, upaya resusitasi berhasil, dan fungsi vital ke arah normal.
American College of Surgeons Committe on Trauma. ATLS. Ed. 9. Jakarta: IKABI; 2014
Cont’d…
Inspeksi
•
•
•
•
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
Pemeriksaan penunjang yang rutin dilakukan dalam manajemen pasien trauma tumpul abdomen adalah :
Laboratorium, X-Rays Abdomen, Focused Assessment Sonography in Trauma (FAST), Diagnostic Peritoneal
Lavage (DPL), CT scan.
Pemeriksaan dilakukan tergantung pada stabilitas hemodinamik pasien dan prediksi tingkat keparahan
cedera. Pasien trauma tumpul abdomen dengan hemodinamik stabil dapat dievaluasi dengan Ultrasonografi
(USG) abdomen, atau CT scan.
Pasien trauma tumpul dengan ketidakstabilan hemodinamik harus dievaluasi dengan USG di ruang resusitasi
jika tersedia, atau dengan lavage peritoneum untuk menyingkirkan cedera intra-abdomen
American College of Surgeons Committe on Trauma. ATLS. Ed. 9. Jakarta: IKABI; 2014
Focused Assessment Sonography in Trauma (FAST)
•
•
•
Salah satu alat untuk mendeteksi
perdarahan secara cepat
Pada
FAST,
teknologi
ultrasound
digunakan untuk mendeteksi adanya
hemoperitoneum
Keuntungannya, karena dapat dilakukan
dengan cepat, noninvasif, akurat dan
tidak mahal, pemeriksaan ini dapat
dilakukan berulang kali
American College of Surgeons Committe on Trauma. ATLS. Ed. 9. Jakarta: IKABI; 2014
Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL)
•
•
•
Suatu
pemeriksaan
cepat
untuk
menidentifikasi perdarahan
DPL juga diindikasikan pada pasien trauma
tumpul dengan hemodinamik normal, bila
ultrasound atau CT Scan tidak tersedia
Adanya darah, isi usus, serat sayuran, atau
empedu pada cairan lavage pada pasien
dengan hemodinamik abnormal, merupakan
indikasi untuk laparatomi
American College of Surgeons Committe on Trauma. ATLS. Ed. 9. Jakarta: IKABI; 2014
Feliciano DV, Rozyki GS. Evaluation of Abominal Trauma. American College of Surgeons; 2007.
SYOK
HIPOVOLEMIK
DEFINISI
Kegagalan perfusi dan suplai oksigen disebabkan oleh hilangnya sirkulasi
volume intravaskular.
Hemoragik
• Trauma, perdarahan gastrointestinal, dll
NonHemoragik
• Diare, dehidrasi, muntah, luka bakar, diabetes
atau penggunaan diuretik kuat, sepsis berat,
pankreatitis akut atau peritonitis purulenta difus
Sjamsuhidajat R, Karnadihardja W, Prasetyono TOH, Rudiman R. Editors. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed. 3. Jakarta: EGC; 2010.
PATOFISIOLOGI
Silbernagl S, Lang S. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC; 2006.
TANDA dan GEJALA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Akral dingin
Dryness (bibir, mulat, lidah kering)
Pucat
Suhu tubuh menurun
Turgor kulit buruk
CRT lama
STADIUM SYOK
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.. Ed 4. Jakarta: FKUI; 2006.
PENATALAKSANAAN
Pinsip dasar penanganan syok hipovolemik adalah untuk menghentikan perdarahan dan
mengganti cairan yang hilang.
1.
Assesment ABCDE
2.
Distensi Lambung – Dekompresi
3.
Katerisasi Urin
4.
Jalur akses vena
5.
Resusitasi Cairan
•
•
Larutan elektrolit isotonis : RL
Dosis : Dewasa 1-2 L
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.. Ed 4. Jakarta: FKUI; 2006.
THANKS
Do you have any questions?
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
Download