LAPORAN PRAKTIK KERJA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL SEMARANG – SOLO TAHAP II RUAS BAWEN – SOLO, JEMBATAN TUNTANG PAKET 3.1 : BAWEN – POLOSIRI Disusun oleh : Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2016 Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Dalam pekerjaan pemasangan RC plate mengalami kendala saat cuaca hujan karena berbahaya ketika mengerjakan dikondisi hujan diatas ketinggian ±40 m sehingga pekerjaan ini diminta untuk cepat menyelesaikan atau pun terhambat karena cuaca pekerja di minta mengejar target di hari berikutnya. 3.2. ALAT-ALAT BERAT Dalam pelaksanaan suatu proyek peran alat berat sangat besar untuk membantu proses pekerjaan dilapangan. Dalam mengoprasikan alat berat diperlukan pula operator yang handal dalam mengendalikannya. 3.2.1. Truk mixer Truk mixer merupakan kendaraan penganggkut beton cair dari baching plant menuju lokasi proyek serta menjaga keadaan beton cair sesuai dengan mutu rencana. Setiap truck mixer terdiri dari satu pengemudi, dan semua intruksi berdasarkan pelaksana pada lokasi yang akan dicor. Pekerjaan ini dikerjakan oleh PT. Varia Usaha dengan jumlah armada sebanyak lima truck mixer yang beroperasi setiap harinya didalam proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo seksi 3.1. Truk mixer PT. Varia Usaha memiliki Spesifikasi sebagai berikut : Tipe : Hyne Tahun pembuatan : 2010 Kapasitas Produksi : 20m3/ jam Jumlah Unit : 5 Unit Status : Sewa (PT. Varian Usaha) 58 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Pekerjaan : Seluruh Pekerjaan Cor (Pile, Pile Cap, Pilar, Box Culvet, Abutment, Peer Head, Back wall, dll) Manajemen Alat : Penggunaan truck mixer diatur untuk bekerja secara bergantian dan berulang dengan satuan rate (Putar). Penggunaan truck mixer juga diatur pekerjaan mampu pengecoran mengerjakan sekaligus dua dengan membagi armada menjadi dua tim, ketika salah pekerjaan selesai maka tim tersebut akan membantu menyelesaikan pekerjaan yang masih berjalan. Kendala : -Keadaan jalan yang buruk (Tanah berlumpur) - Lembur di hari berikutnya - Perijinan rute Penyelesaian : - Beberapa jalan diberi Land Concrete dengan menggunakan bambu sebagai tulangan - Membagi tim menjadi 3 truk dan 2 truk dan melembur di hari berikutnya - Membuat rute yang tidak menggagu warga seperti melintasi perkebunan. Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. 59 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Gambar.3. 41. Truk mixer ketika dalam batching plant Sumber : Data pribadi 3.2.2. Batching plant Batching plant merupakan tempat pengolahan produk PT. Varia Usaha yang mengolah bahan material menjadi satu campuran beton cair yang telah didesain kekuatannya dan karakteristiknya, proyek ini menggunakan mutu K-400. Proses kerja dari batching plan dapat dijelaskan melalui alur berikut : Stok pile – cool bin – timbangan material – pan mixertruck mixer. Proses tersebut menghasilkan 5 m3 ready mix selama 10 menit. Dari stok pile buldozer mengarahkan material pasir dan agregat 2 mm yang semuanya berasal dari muntilan diarahkan menuju cool bin dan diangkut ketimbangan material, lalu di campur dalam pan mixer. Dalam berlangsungnya seluruh proses 60 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri tersebut di tangani oleh satu pelaksana satu pengawas dan operator baching plan. Baching Plant milik PT Varia Usaha terletak kurang lebih 1 km dari basecamp hingga lokasi proyek sehingga memudahkan manajemen pekerjaan pengecoran. Baching Plant PT. Varia Usaha memiliki Spesifikasi Sebagai berikut : Tipe : WGS Tahun pembuatan : 2010 Kapasitas Produksi : 60 m3/ jam Jumlah Unit : 1 Unit Status : Sewa (PT. Varian Usaha) Pekerjaan : Ready Mix Manajemen Alat : Penggunaan baching plant diatur untuk diatur untuk bekerja sesuai volume pekerjaan per harinya, Penggunaan Baching Plant juga diatur mampu mengerjakan dalam sekali waktu semua pencampuran ready mix, bertujuan agar penggunaan bahan bakar lebih hemat dan alat menjadi awet. Kendala : -Kendala cuaca hujan sehingga proses bias dihentikan sebelum pengecoran selesai. Penyelesaian : -Melembur di hari berikutnya. Jadwal Kerja : Terlampir Dalam kurva S. 61 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Gambar.3. 42. Batching plant dalam lokasi proyek Sumber : Data pribadi 3.2.3. Truck concrete pump Truck concrete pump merupakan alat berat yang digunakan untuk menyalurkan beton cair ketempat yang tinggi atau sulit di jangkau. Dalam proyek PT. Tugu Beton ini sebagai penyedia jasa Truck concrete pump. Truck concrete pump milik PT. Tugu Beton berjumlah satu unit yang selalu stand by di dalam lokasi proyek. Tahap yang dilakukan dalam pengoprasian truck concrete pump adalah dengan menyeting nivo betujuan untuk membuat concrete pump mampu bekerja dengan baik, bahkan bila posisi tidak rata atau sedikit miring tidak dapat dioperasikan. Penyetingan nivo dilakukan menggunakan tuas-tuas di samping truk sejumlah lima tuas yang bertujuan untuk mengendalikan masing-masing kaki hidrolik pada truck. 62 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Gambar.3. 43. nivo pada truck Sumber : Data pribadi Gambar.3. 16. Tuas-tuas kontrol kaki Sumber : Data pribadi 63 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Gambar.3. 17. Remote pengendali boom Sumber : Data pribadi Pengoprasian boom menggunakan remote bertombol yang di operasikan oleh operator yang memiliki cukup pengalaman menggunakan concrete pump. Pelaksana pengecoran berkerja sama dengan operator concrete pump untuk mengaarahkan boom, pada pangkal boom pekerja pula menopang dan membantu mengarahkan boom. 64 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Gambar.3. 18. Pekerja menopang dan mengarahkan boom Sumber : Data pribadi Truck concrete pump PT. Tugu Beton memiliki spesifikasi sebagai berikut : Tipe : IHI Tahun pembuatan : 2009 Kapasitas Produksi : 50 m3 / Jam Jumlah Unit : 1 Unit Status : Sewa (PT. Tugu Beton) Pekerjaan : Memompa ready mix ketempat yang sulit dijangkau atau tinggi Manajemen Alat : Penggunaan truck concrete pump dalam proyek berjalan dengan baik, sebab ketika pengecoran dilaksanakan di dua tempat dalam waktu bersamaan penggunaan truck concrete pump dibantu oleh pengecoran dengan sistem buckhet sehingga penggunaan truck concrete 65 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri pump lebih diarahkan pengecoran di tempat sulit sesuai jadwal yang telah direncanakan, penggunaan truck concrete pump diatur mengerjakan dalam sekali waktu kegiatan pengecoran. Kendala : -Alat sering tersumbat -Boom dan silt boom seling bocor dan pecah -Sulitnya medan dalam proyek. Penyelesaian : -Diakukan pembersihan alat dan memberi air ketika pengecoran Gambar.3. 19. concrete pump truk Sumber : Data pribadi -Penggantian silt boom dan boom yang pecah -Perbaikan jalan menuju lokasi proyek Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. 66 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 3.2.4. Concrete pump (Kodok) Jangkau dari concrete pump truck dirasa terbatas ketika struktur sudah mencapai ketinggian 35 m keatas, penggunaan buchket pun dirasa kurang efektif ketika pekerjaan pengecoran pier head yang memiliki volume yang cukup besar, dengan adanya kondisi tersebut concrete pump tipe kodok dapat berguna dengan baik dan tepat karena boom yang dirangkai dapat mencapai ketinggian yang diingginkan. Gambar.3. 20. Concrete pum tipe kodo Sumber : Data pribadi Concrete pump memiliki spesifikasi sebagai berikut : Tipe : HBT6013132E Tahun pembuatan : 2016 Kapasitas Produksi : 50 m3 / Jam Jumlah Unit : 1 Unit Status : Sewa (PT. Tugu Beton) Pekerjaan : Memompa ready mix 67 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Manajemen Alat : Penggunaan untuk pengerjaan pier head dengan cara bergiliran karena pekerjaan perancah pier head pun dilaksanakan bergantian. Kendala : -boom yang tersumbat Penyelesaian : -Pembersihan secara rutin dan penggantian boom yang pecah. Jadwal Kerja 3.2.5. : Terlampir dalam kurva S. Bucket Buchket merupakan alat bantu dalam kegiatan pengecoran yang digunakan untuk menyalurkan beton cair ketempat yang tinggi atau sulit di jangkau menggunakan bantuan tower crane. Gambar.3. 21. Bucket dalam proyek Sumber : Data pribadi Buchket milik PT. Adhi Karya berjumlah dua unit yang selalu stand by di dalam lokasi proyek. Buchket memiliki Spesifikasi Sebagai berikut : 68 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Tipe : Buatan Sendiri Tahun pembuatan : 2016 Kapasitas Produksi: 1 m3 Jumlah Unit : 2 Unit Status : Milik Sendiri Pekerjaan : Menjangkau lokasi pengecoran yang sulit dengan dibantu tower crane. Manajemen Alat : Pengangkutan menggunakan tower crane, dalam pekerjaan pengecoran dilaksanakan oleh empat orang dengan pembagian satu pekerja berada di gondola buchket dua orang mengarahkan corong truck mixer satu orang menekan tombol truck mixer agar beton cair keluar. Kendala : -Corong tersumbat -Kesulitan penggunaan ketika hujan karena tidak diberi tutup. Penyelesaian : -Pembersihan secara rutin dan penggantian selang -siberi penutup pada atas bucket atau penghentian pengecoran. Jadwal Kerja 3.2.6. : Terlampir dalam kurva S. Concrete vibrator Concrete vibrator merupakan alat yang berguna untuk meratakan penyebaran ready mix, vibrator yang digunakan dalam proyek ini menggunakan tenaga listrik. Dalam pelaksanaan 69 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri vibrator di pegang oleh pekerja dan diarahkan kebagian pengecoran yang sulit untuk dipenuhi oleh ready mix. Tipe : Mikasa M TR 100 Tahun Pembuatan : 2011 Kapasitas : 3 HP Jumlah :8 Status : Milik Sendiri Pekerjaan : Meratakan penyebaran ready mix. Manajemen Alat : menggunakan 3 hingga 4 alat dalam sekali proses pengecoran. Kendala : -Tempat yang tinggi sulit untuk menggunakan listrik -Kesulitan penggunaan ketika hujan Penyelesaian : -Menggunakan kabel yang menjangkau tempat tertinggi -Diberi penutup pada atas kolom Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. Gambar.3. 22. Selang dan pangkal vibrato Sumber : Data pribadi 70 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 3.2.7. Excavator Merupakan alat dalam pekerjaan tanah yang berguna untuk menggali dan menimbun tanah. Dalam pekerjaan tanah pelaksana mengarahkan operator excavator untuk memangkas bagian yang cukup tinggi untuk ditimbun ke tempat yang lebih redah atau memindahkannya dengan diakut oleh dump truck. Tipe : Komatsu Tahun Pembuatan : 2009-2014 Kapasitas : 0,8 m3 Jumlah :2 Status : Sewa Pekerjaan : Menggali dan menimbun tanah Manajemen Alat : Digunakan pada pekerjaan P3 dalam pekerjaan menimbun pilar dan pekerjaan abutment 2. Kendala : -Kesulitan penggunaan ketika hujan Penyelesaian : -Pekerjaan diberhentikan dan dilanjutkan dihari berikutnya Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. Gambar.3. 23. Pengurugan P3 menggunakan excavator Sumber : Data pribadi 71 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 3.2.8. Buldozer Buldozer merupakan alat yang berguna meratakan permukaan tanah, agar permukaan memiliki elevasi yang sesuai dengan rencana. Dalam proyek ini seksi 3.1 zona tiga Buldozer berkerja pada P3 dan abutment, untuk meratakkan tanah timbunan yang berada pada abutment, pada P3 buldozer juga membantu meratakan tanah timbunan guna meninggikan permukaan sepadan sungai. Tipe : Komatsu Tahun Pembuatan : 2009 – 2014 Kapasitas : 7 ton Jumlah :1 Status : Sewa Pekerjaan : Meratakan permukaan tanah Manajemen Alat : Digunakan pada pekerjaan Abutment dalam pekerjaan dan P3 Kendala : -Kesulitan penggunaan ketika hujan Penyelesaian : -Pekerjaan diberhentikan dan dilanjutkan dihari berikutnya Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. 72 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Gambar.3. 24. Dozer menuju P3 Sumber : Data pribadi 3.2.9. Vibrator roller Vibrator roller merupakan alat berat yang erat dalam mengerjakan pekerjaan tanah, tujuan penggunaan alat ini untuk mendapatkan permukaan tanah yang rata mendekati sempurna. Pekerjaan menggunakan vibrator roller berada pada abutment. Tipe : HAMN Tahun Pembuatan : 2009 – 2014 Kapasitas : 7 ton Jumlah :1 Status : Sewa Pekerjaan : Memadatkan Tanah Timbunan Manajemen Alat : Digunakan pada pekerjaan Abutment yang dikerjakan secara bergantian Kendala : -Kesulitan penggunaan ketika hujan 73 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Penyelesaian : -Pekerjaan diberhentikan dan dilanjutkan dihari berikutnya Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. Gambar.3. 25. Vibrator roller saat memadatkan timbunan material A2 Sumber : Data pribadi 3.2.10. Water tank truck Watertank dalam proyek ini sangat berguna dalam memenuhi kebutuhan air bersih, dalam proyek ini watertank mengelilingi lokasi proyek dan mengurangin debu yang di timbulkan oleh proyek. Tipe : Mitsubishi Tahun Pembuatan : 2011 Kapasitas : 5000 liter Jumlah :1 Status : Sewa 74 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Pekerjaan : Membantu kebutuhan air dalam pengecoran, pemadatan tanah dan membersihkan jalan proyek dari debu Manajemen Alat : digunakan setiap hari dengan rolling disekitar proyek Kendala : -Melewati jalan proyek yang buruk karena hujan Penyelesaian : -Memperbaiki jalan di lingkungan proyek dengan LC. Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. Gambar.3. 26. Water tank sedang memberi air untuk proses pengecoran footing P1 Sumber : Data pribadi 3.2.11. Dumptruk Dumptruk merupakan alat angkut material dalam proyek, material yang banyak diangkut oleh dump truck berupa tanah galian. Dalam pelaksanaan dumptruk mengangkut dalam satuan 75 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri rate. Rate adalah satu putaran dari lokasi awal kembali kelokasi awal. Tipe : Nissan, Hino, Mitsubishi dan Dyana H T Tahun Pembuatan : 2009 – 2014 Kapasitas : 7 Ton Jumlah :5 Status : Sewa Pekerjaan : Mengangkut material Manajemen Alat : Digunakan pada pekerjaan abutment dan P3 Kendala : -Kesulitan penggunaan ketika jalan buruk akibat hujan Penyelesaian : -Pekerjaan diberhentikan dan dilanjutkan dihari berikutnya Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. Gambar.3. 27. Dump truck kapasitas 7 ton Sumber : Data pribadi 76 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 3.2.12. Boring machine Boring machine merupakan yang berguna untuk mengebor tanah dalam keperluan pembuatan pile, penggunaan boring machine digunakan ketika menemui tanah yang cukup keras. Pekerjaan pengeboran dibantu dengan kucuran air yang membantu melunakan permukaan tanah yang akan dibor. Dalam pelaksanaannya pekerjaan menggunakan metode double core borel yaitu menggunakan dua mata bor, karena keadaan tanah cukup keras. Dalam pelaksanaan penyaksian langsung tidak dilakukan menyebabkan infomasi yang didapat hanya sesuai data yang ada. Tipe : Sany / SR-180 Tahun Pembuatan : 2011 Kapasitas : Dia. 120 cm Jumlah :1 Status : Sewa Pekerjaan : Mengebor lubang pile Manajemen Alat : Digunakan secara bergantian Kendala : -Kesulitan penggunaan hujan Penyelesaian : -Pekerjaan diberhentikan dan dilanjutkan dihari berikutnya Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. 77 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Gambar.3. 28. Boring machine Sumber : Data pribadi 3.2.13. Lounching girder Lounching girder merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan balok girder, dalam proyek ini girder terbuat dari rangkaian portal. PT. Jatra sejahtera membuat tiga segmen portal sepanjang 65 m, yang pertama bertujuan untuk pemberat bagian depan, untuk bagian tengah merupakan lounching girder utama dan untuk segmen ketiga merupakan pemberat bagian belakang.Metode yang digunakan dalam lounching ini adalah metode couter weight. 78 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Gambar.3. 29. Proses setting portal Sumber : Data pribadi Untuk meluncurkan girder launcher menggunakan rel dengan alat penggerak berupa troli elektrik darat, tujuan troli ini untuk mengantarkan girder menuju portal hoist dan dilanjutkan dengan troli kedua yaitu troli eletrik hoist yang berada pada portal untuk menggantung dan menggerakan girder menuju tumpuan yang direncanakan. Masing-masing troli terdiri dari sepasang troli, yaitu bagian depan dan bagian belakang, troli ini menggunakan gear yang bertingkat di dalammya, bertujuan untuk meringankan gaya yang sangat besar dari girder sehingga pergerakan dari troli ini dinilai lamban namun kecepat tersebut sudah maksimal Persiapan awal yang dilakukan untuk penyetingan portal dengan menyambung rangkaian-rangkaian yang semulanya terpisah karna keperluan ekspedisi, sehingga pada pekerjaan awal pekerja menyiapkan portal dengan menggunakan las dan bleder menggunakan bahan plat, IWF, H beam dan honey beam yang dirangkai menjadi sebuah portal. Setelah melakukan 79 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri penyambungan dan pemotongan pekerjaan dilanjutkan dengan penyetingan mur penghubung. Gambar.3. 30. Setting plat troli elektrik darat Sumber : Data pribadi Setelah seluruh pekerjaan setting portal hoist selesai pekerjaan dilanjutkan dengan menyeting elektrik. Pertama pengecheckan rantai dan gear serta pemberian pelumas, setelah itu dilanjutkan dengan penyetingan kabel elektrikal. Gambar.3. 31. Setting mur pada sambunagn portal hoist dengan portal counter Sumber : Data pribadi 80 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Pekerjaan terakhir untuk tahap persiapan launcher adalah penyetingan rel dan memberi dudukan untuk rel. terdapat dua rel dalam sistem lounching ini, yang pertama rel mampu mengerakan girder dengan arah maju atau mundur, lalu untuk pergerakan kedua rel mampu menggerakkan girder kekanan ataupun kekiri. Dalam penyetingan rel hanya melakukan pengelasa untuk membenarkan rel serta memberi tumpuan agar datar dan kemiringan sesuai dengan rencana super elevasi. Tipe : Fabrikasi Tahun Pembuatan : 2014 dan 2015 Kapasitas : 140 ton Jumlah :1 Status : Sewa (PT. Jatra Sejahtera) Pekerjaan : lounching girder (meletakan girder) Manajemen Alat : Digunakan secara bertahap dari A2 menuju A1 Kendala : -Kesulitan penggunaan karena cuaca hujan -kemampuan alat yang tidak bisa dipaksa untuk dipercepat Penyelesaian : -Pekerjaan diberhentikan dan dilanjutkan dihari berikutnya Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. 81 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Gambar.3. 32. Proses peluncuran girder Sumber : Data pribadi 3.2.14. Jack Hidrolik Penggunaan jack hidrolik digunakan untuk melakukan stressing pada straind. Stressing dilakukan sekaligus dalam satu tendon. Masing-masing tendon terdiri dari 17 straind untuk tendon 2,3, dan 4 lalu 19 strand untuk tendon 1. Jack hidraulik bergantung pada angkur, lalu straind beri wedges setelah itu kabel straind dimasukkan seluruhnya kedalam jack hidraulik sesuai lubang dan diberi wedges lagi. Lalu dilakukan stressing untuk mencapai 75% nilai elongasi. Pembacaan menggunakan alat pumping dengan daya listrik 380 volt dengan nilai toleransi 7% dari elongasi rencana. Urutan untuk stressing dimulai dari tendon 2-1-3-4, untuk tendon 2 dan 1 dilakukan stressing dengan persentase 100% mencapai target stressing untuk tendon 3 dan 4 dilakukan dua tahap yang pertama 75% lalu ditambah 25% , proses tersebut dilakukan agar tendon tidak 82 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri rusak karena ketika stressing dilakukan dengan presetase 100% pada kedua tendo tersebut membuat straind mengkat girder. Gambar.3. 33. Proses pekerja memasukan straind Sumber : Data pribadi Dalam pekerjaan stressing terdapat empat pekerja, masing-masing bertugas untuk enjadi operator pumping, dan tiga lainnya untuk menyeting angkur dan jack hidraulik. Tipe : ZB4-500 Tahun Pembuatan : 2010 Kapasitas : Mpa Jumlah :3 Status : Sewa Pekerjaan : stressing strand Manajemen Alat : digunakan bergantian tiap tendon Kendala : -Kesulitan penggunaan karena cuaca hujan Penyelesaian : -Pekerjaan diberhentikan dan dilanjutkan dihari berikutnya 83 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. Gambar.3. 34. Wedges dipasang disetiap tendon Sumber : Data pribadi 84 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Gambar.3. 35. Semakin menuju ketengah tendon semakin menyatu Sumber : Data pribadi Gambar.3. 36. Prosses Stressing Sumber : Data pribadi 85 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 3.2.15. Tower crane Tower crane berguna untuk memindahkan barang berat dari satu tempat ketempat lain yang dikehendaki sejauh jangkauan lengan crane dengan berat maksimal 5 ton, serta tower crane mampu mengangkat benda menuju ketinggian yang diinginkan setinggi 60 m dengan penambahan tinggi pertahap dengan metode sambung menggunakan belt. Tipe : EM K70-20 (K50/50) dan ZC 6517 Tahun Pembuatan : 2010 dan 2011 Kapasitas : 5 ton dan 1,7 ton Jumlah :3 Status : Sewa Pekerjaan : Memindahkan peralatan berat Manajemen Alat : Digunakan sesuai panjang lengan crane secara bergantian Kendala : -Kesulitan penggunaan karena cuaca hujan Penyelesaian : -Pekerjaan diberhentikan dan dilanjutkan dihari berikutnya Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. 86 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Gambar.3. 37. Tower crane P1 Sumber : Data pribadi 3.2.16. Service crane 35 ton Service crane 35 ton merupakan crane yang bias berjalan dan tidak tertanam seperti tower crane, namun alat ini tidak mampu menjangkau kemampuan yang cukup tinggi. Alat ini digunakan untuk memindahkan girder dan portal lounching. Tipe : Kobelco , Sumitomo dan Hitachi Tahun Pembuatan : 1988 Kapasitas : 35 ton Jumlah :2 Status : Sewa Pekerjaan : Memindahkan peralatan material berat (girder) Manajemen Alat : Digunakan sesuai panjang lengan crane secara bergantian Kendala : -Kesulitan penggunaan karena cuaca hujan Penyelesaian : -Pekerjaan diberhentikan dan dilanjutkan dihari berikutnya Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S 87 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Gambar.3. 38. Proses pengangkatan girder Sumber : Data pribadi Gambar.3. 39. Service crane jatra sejahtera Sumber : Data pribadi 88 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 3.2.17. Tandem roller Alat untuk memadatkan timbunan atau tanah yang akan diratakan sehingga tanah atau timbunan menjadi padat. Dengan menciprsti permukaan tanah dengan air dan digilas berulang. Tipe : Sakai W M770 Tahun Pembuatan : 2010 Kapasitas : 10-12 ton Jumlah :1 Status : Sewa Pekerjaan : Meratakan permukaan tanah yang sudah di padatkan Manajemen Alat : digunakan bergantian untuk memadatkan tanah pada abutment Kendala : -Kesulitan penggunaan karena cuaca hujan Penyelesaian : -Pekerjaan diberhentikan dan dilanjutkan dihari berikutnya Jadwal Kerja : Terlampir. Gambar.3. 40. Tandem Roller Sumber : Data pribadi 89 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 3.2.18. Genset Genset merupakan pemsok listrik dalam proyek, setiap pagi sekitar pukul 08.00 wib seorang operator genset selalu menghidupkan dan mengecheck keadaan genset di proyek dan mematikannya menjelang sore. Gambar.3. 41. Genset pada P2 Sumber : Data pribadi Tipe : Mitsubishi Tahun Pembuatan : 2010 Kapasitas : 300 KVA Jumlah :2 Status : Sewa Pekerjaan : Menyediakan pasokan listrik proyek Manajemen Alat : Digunakan setiap hari dari pukul 08.00 WIB hingga 17.00 WIB dengan pengecualian hingga lembur Kendala :- Penyelesaian :- Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. 90 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 3.2.19. Bar bender Bar bender berada pada tempat pabrikasi besi dalam proyek terdapat sebuah bar bender yang setiap harinya digunakan untuk menekuk besi sesuai rencana. Tipe : TAKEDA B42 Tahun Pembuatan : 2010 Kapasitas : 42 mm Jumlah :1 Status : Milik PT. Adhi Karya Pekerjaan : Membengkokkan besi Manajemen Alat : Memproduksi besi sesuai target perhari Kendala :- Penyelesaian :- Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. Gambar.3. 42. Bar bender Sumber : Data pribadi 91 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 3.2.20. Bar cutter Bar cutter berada pada tempat pabrikasi besi dalam proyek terdapat sebuah bar cutter yang setiap harinya digunakan untuk memototng besi sesuai rencana. Tipe : TOYO C43 Tahun Pembuatan : 2010 Kapasitas : 43 mm Jumlah :1 Status : Milik PT. Adhi Karya Pekerjaan : Memotong besi Manajemen Alat : Memproduksi besi sesuai target perhari Kendala :- Penyelesaian :- Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. Gambar.3. 43. Bar Cutter Sumber : Data pribadi 92 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 3.2.21. Total statio / Theodolit Total Statio/theodolite merupakan alat ukur sudut dan jarak. Untuk total dilengkapi dengan processor sehingga bisa menghitung jarak datar, koordinat, dan beda tinggi secara langsung tanpa perhitungan. Namun untuk theodolit masih perlu menghitung menggunakan rumus. Tipe : Topcon TL-6G Tahun Pembuatan : 2011 Kapasitas : 6’’ to 30’’ (0,002g to 0,01g) Jumlah :2 Status : Milik PT. Adhi Karya Pekerjaan : Mengukur Elevasi Manajemen Alat : Mengecheck elevasi dan menghitung volume pekerjaan (QS) Kendala :- Penyelesaian :- Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. Gambar.3. 44. Proses pemeriksaan volume Sumber : Data pribadi 93 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 3.2.22. Waterpass Alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun horizontal. Tipe : Topcon TL-6G Tahun Pembuatan : 2011 Kapasitas : 0’’ to 360’’ (0g to 400g) Jumlah :2 Status : Milik PT. Adhi Karya Pekerjaan : Mengukur Elevasi Manajemen Alat : Mengecheck beda tinggi dan menghitung volume pekerjaan (QS) Kendala :- Penyelesaian :- Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. 94 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Gambar.3. 45. Waterpass Sumber : Data pribadi 3.2.23. Stemper Temper digunakan untuk memadatkan tanah dengan luasan yang kecil dengan kendali langsung oleh pekerja. Temper pada proyek ini digunakan untuk pemadatan tanah abutment bagian samping. Penggunaan temper menggunakan tenaga listrik. Gambar.3. 74. proses pemadatan stemper Sumber : Data pribadi 95 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Tipe : Tahun Pembuatan : 2011 Kapasitas : Jumlah :1 Status : Milik PT. Adhi Karya Pekerjaan : Memadatkan tanah Manajemen Alat : berfokus pada pekerjaan stemper pada tanah bagian samping abutment secara berangsur hingga seluruh bagian terpadatkan. 3.2.24. Kendala : cuaca ketik hujan Penyelesaian :- Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. Las dan bleder Las merupakan alat untuk mempersatukan besi menjadi sebuah rangkaian pasangan las adalah bleder merupakan pemotong besi atau rangkaian besi yang telah direkatkan. Las menggunakan litrik yang di rubah menjadi energi panas, sedangkan untuk bleder menggunakan energi gas. 96 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Gambar.3. 46. Tabung blader berisi gas Sumber : Data pribadi Gambar.3. 47. Set alat las Sumber : Data pribadi 97 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Gambar.3. 48. Alat las Sumber : Data pribadi Tipe :- Tahun Pembuatan : Kapasitas :- Jumlah :2 Status : Milik PT. Puja Perkasa dan PT. Jatra Sejahtera Pekerjaan : Memotong dan menyambungkan logam Manajemen Alat : untuk las dan bleder milik PT. Puja perkasa berfokus untuk pekerjaan pengelasan perancah pier head, namun untuk milik PT. Jatra sejahtera difokuskan bertujuan untuk setting portal hois. Kendala : cuaca ketik hujan Penyelesaian :- Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. 98 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 3.2.25. Scafolding Scafolding merupakan rangkaian pipa dengan penyambung berupakan jack, terdapat dua macam jack yang digunakan yaitu jack pass dan jack u. Gambar.3. 49. Rangkaian scafolding guna penyangga bekisting Sumber : Data pribadi Gambar.3. 50. Perancah pata P1 Sumber : Data pribadi 99 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Status : Milik PT. Adhi Karya Pekerjaan : menyangga bekisting Manajemen Alat : dikerjakan bekisting bergantian kolom, serta untuk pada menyangga pekerjaan bekisting pier head P1 sebagai bagian dari metode menggunakan shoring. Kendala : cuaca ketik hujan Penyelesaian :- Jadwal Kerja : Terlampir dalam kurva S. 3.3. BAHAN-BAHAN 3.3.1. Tulangan Tulangan dalam bangunan berupa baja atau besi adalah salah satu material dalam bangunan yang memiliki peranan penting dalam struktur & konstruksi, sebagai struktur utama atau sebagai penguat struktur beton bertulang. Dalam proyek ini seluruh besi berjenis ulir memiliki sirip yang lebih mampu mengatasi gaya tarik. Pada pekerjaan jembatan besi tulangan yang digunakan adalah besi dengan diameter Ø 16, 19, 22, 25, 29, 32. Gambar.3. 51. Tulangan yang di gunakan dala proyek Sumber : Data pribadi 100 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 3.3.2. Ready mix Gambar.3. 52. Ready mix saat diambil sampel Sumber : Data pribadi Merupakan campuran agregat, semen dan air dengan komposisi yang telah di tentukan oleh proses mix desain. Tujuan mix desain adalah mencapai kekuatan beton yang diinginkan. Dalam proyek ini mix desain diuji dalam bentuk silinder dan diwajibkan mencapai kekuatan mutu E (239,34 kg/cm 2), C (239,34 kg/cm2), (B2 338,69 kg/cm2) dan BB (414,25 kg/cm2). 3.3.3. Pasir Pasir dalam proyek ini diambil dari muntilan karena sudah terbukti berkualitas baik. Pasir adalah bahan material butiran. Pasir memiliki warna sesuai dengan asal pembentukannya. Pasir juga penting untuk bahan bangunan bila dicampur Semen. 101 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Gambar.3. 53. Pasir muntilan dalam lokasi baching plan Sumber : Data pribadi 3.3.4. Agregat Agregat adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, atau mineral. Agregat dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat misalnya pasir, kerikil, batu pecah yang untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan. Agregat yang digunakan dalam proyek ini berasal dari muntilan dengan diameter kerikil sebesar 20 mm – 30 mm. Gambar.3. 54. Agregat dari muntilan Sumber : Data pribadi 102 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 3.3.5. Semen Semen merupakan bahan pengikat agregat dalam beton, semen dalam proyek ini menggunakan PPC dari semen gresik. Gambar.3. 55. satu sak semen PPC gresik Sumber : Data pribadi 3.3.6. Air Air Dalam proyek ini berasal dari sungai tuntang yang disedot menggunakan pompa dan kebutuhan air bersih menggunakan sumur yang berada dalam base camp PT. Adhi Karya. Gambar.3. 56. Water tang di isi menggunakan air sungai tuntang Sumber : Data pribadi 103 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 3.4. PENGENDALIAN PROYEK Pengendalian proyek merupakan upaya untuk mengendali dan mengontrol proyek agar berjalan sesuai rencana. Dalam pelaksanaan bentuk pengendalian berupa pengendalian terhadap mutu, biaya dan waktu. Dalam proyek progress sampai tahap pekerjaan struktur dari footing hingga pekerjaan lounching girder, Pengendalian mutu berupa Spesifikasi teknis (Pabrikan, RKS), Metode Pelaksanaan (Pabrikan, RKS), Gambar Kerja (DED) dan Hasil Tes bahan dari Laboratorium, untuk pengendalian biaya pengendalian berupa informasi sumber Dana Proyek yang valid, Progres pembayaran yang telah dilakukan dalam suatu pekerjaan (kontrak) sesuai dengan yang direncanakan, Tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk Kontrak local, Pengendalian biaya atas setiap item pekerjaan yang ada didalam Bill of Quantity, Tahapantahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk Kontrak Internasional dan Pengendalian biaya atas rencana disburse / penyerapan dalam kontrak, sedangkan untuk pengendalian waktu dalam bentuk penyusunan jadwal pekerjaan yang disusun kedalam kurva S. 3.4.1. Pengendalian mutu Pengendalian mutu bertujuan untuk menjaga mutu agar kontruksi yang terbangun berkualitas baik. Berikut merupakan bentuk-bentuk pengendalian mutu yang dilakukan di proyek pembangunan tol semarang-solo : 1. Spesifikasi teknis (Pabrikan, RKS). 2. Metode Pelaksanaan (Pabrikan, RKS). 3. Gambar Kerja. 4. Hasil Tes bahan dari Laboratorium. 104 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri a. Uji kuat tekan Dalam pengujian ini mengunakan mutu E (239,34 kg/cm2), C (239,34 kg/cm2), (B2 338,69 kg/cm2) dan BB (414,25 kg/cm2). Penggunaan mutu beton dengan mutu E digunakan untuk RC plate, Land Concrete, untuk mutu C digunakan untuk Reinforced Concrete Pipe, Abutment, Dinding Retaining Wall, Bottom Slab, mutu B2 digunakan untuk bore pile dan untuk mutu BB untuk bahan kolom. Untuk target umur pengujian untuk struktur yang berada dibawah menggunakan target umur 28 hari jika untuk struktur yang berada di ketinggian menggunakan target umur 7 hari. Gambar.3. 57. Benda uji kuat tekan beton Sumber : Data pribadi 105 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri b. Slump tes Slump tes dilakukan setiap kali pengecoran dengan batas toleransi keruntuhan ± 2 cm. pengukuran slump tes langsung diambil dari ready mix yang berasal dari truk mixer. 3.4.2. Pengendalian biaya Pengendalian biaya bertujuan agar pengeluaran tidak terjadi pembengkakan karena pengunaan bahan, alat dan jumlah pekerja yang berlebih dan tidak efisien. Dalam proyek pembangunan tol Semarang – Solo kontrak yang digunakan adalah kontrak Unit Price, kontrak ini merupakan kontrak berdasar pada pengukuran kembali sesuai dengan pengukuran kembali saat pelaksanaan, untuk volume dalam perencanaan berupa volume rencana dan bias berubah sesuai kondisi lapangan. Berikut bentuk pengendalian yang dilakukan di dalam proyek : 1. Sumber Dana Proyek. 2. Progres pembayaran yang telah dilakukan dalam suatu pekerjaan (kontrak) sesuai dengan yang direncanakan. 3. Tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk Kontrak lokal. 4. Pengendalian biaya atas setiap item pekerjaan yang ada didalam Bill of Quantity. 5. Tahapan-tahapan/angsuran pembayaran yang dilakukan untuk Kontrak Internasional. 6. Pengendalian biaya atas rencana disburse / penyerapan dalam kontrak. a. Pengawas memperhatikan pembobotan masing-masing item pekerjaan. 106 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri b. Pengawas mengetahui prosentase dari masing-masing item pekerjaan yang telah diselesaikan c. Pengawas mengetahui jumlah biaya yang harus dibayarkan dalam setiap progres pekerjaan.. 3.4.3. Pengendalian waktu Pengendalian waktu bertujan agar waktu pelaksaan pekerjaan kontruksi tidak melebihi batas waktu yang telah ditentukan, serta mampu membuat pekerja mapu bekerja dengan efisien, karena bertambahnya waktu tentunya akan menambah biaya. Berikut merupakan bentuk pengendalian waktu : Penjadwalan dan penyusunan Kurva S Pembuatan kurva S dilakukan dalam tahap awal bertujuan agar pekerjaan dapat terarah. Dalam perjalanannya kontraktor juga membuat kurva S untuk mengatasi pekerjaan-pekerjaan yang mengalami kekurangan sehingga dilakukan penyusunan- ulang menyesuaikan keadaan lapangan agar pekerjaan mencapai target yang di kehendaki. Pengendalian Waktu dengan Jaringan Kerja dilakukan melalui rangkaian kegiatan (Network Planning) yang saling berkaitan yang menuju target yang telah ditentukan dengan sarana dan waktu yang terbatas. Pengawas pekerjaan memahami kegiatan-kegiatan pekerjaan rencana yang urutan pelaksanaan sudah dibuat oleh kontraktor, sedemikian rupa sehingga proyek bisa terlaksana sesuai dengan rancangannya (desain), dalam waktu yang telah ditetapkan, mutu sesuai standar dan biaya yang sudah direncanakan. 107 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 3.5. PENGAMATAN-PENGAMATAN DILAPANGAN Suatu proyek memiliki kondisi yang berbeda-beda yang menjadi pembeda sebuah proyek dengan proyek lainnya walaupun memiliki kesamaan dalam jenis pekerjaan, misal proyek pembangunan Jembatan Tuntang dengan proyek pembangunan proyek jembatan lainnya. Dalam pelaksanaan kontraktor akan mengalami kesulitankesulitan di titik tertentu dalam lokasi proyek tanpa terduga, sehingga kontraktor dituntut mampu menyelesaikan kesulitan tersebut dengan effisien. Selain kesulitan dalam suatu proyek pemilik proyek juga akan menerima resiko dengan menghadapi penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan pekerja atau penyedia jasa. Berikut merupakan bentuk-bentuk kesulitan dan penyimpangan yang terjadi di dalam proyek. 3.5.1. Kesulitan-kesulitan dalam proyek 1. Kesulitan untuk menuju lokasi proyek karena kondisi jalur yang buruk dan pekerjaan yang dilakukan ketika kondisi hujan Jalur proyek yang masih dominan dalam kondisi tanah ternilai buruk karena jalur tersebut akan sangat berdebu saat siang hari yang terik dan akan sangat becek dan licin ketika hujan. Selain jalur yang masih dalam bentuk tanah, alat berat pula kesulitan menuju proyek karena masih menumpang dengan jalur warga, dan terdapat jalan yang cukup sulit sehingga terdapat satu truk mixer yang jatuh kejurang dan hampir menimpa rumah warga. Pada saat pelaksanaan proyek cuaca yang tiba-tiba berubah menjadi mendung dan dilanjutkan dengan hujan sangat kerap terjadi, sehingga pekerja mengalami kesulitan dalam bekerja seperti truk yang sulit di kendalikan saat posisi hujan sehingga sering terjadi penutupan jalur oleh pekerja untuk menjaga keamanan dan keselamatan mereka. 108 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri Solusi yang dilakukan oleh kontraktor adalah membuat jalur melalui kebun warga yang disewa sementara dan melapisi beberapa titik jalur menuju proyek dengan LC. 2. Rusaknya Sill dan tersumbatnya Concrete Pump Proyek pembangunan tol semarang solo seksi 3.1 memiliki sebuah truk concrete pump yang digunakan sepenuhnya untuk semua kegiatan pengencoran yang mampu dijangkaunya sehingga alat ini dinilai sangat efisien selain alat ini memiliki boom yang paling panjang sepanjang 33 m. Namun karena intensitas yang cukup tinggi dan boom sering terhantam agregat sehingga boom mengalami bocor dibagian badan boom atau pun bagian karet penghubung (sill) sehingga terkadang penutup sementara kebocoran mengalami kerembesan. Selain pecahnya boom, tersumbatnya boom membuat pekerjaan proyrk mrnjadi tertuda dan harus diberhentikan beberapa saat. Kesulita-kesulitan ini memang tidak terlalu banyak namun cukup terasa kehadirannya. 3. Sulitnya akses untuk mengapai abutment dua karena masih berbentuk jalur yang licin dan miring Abutmen dua erda di posisi yang cuckup tinggi sehinga pembuatan jalur menjadi sangat miring di tambahlagi jalur tersebut masih dalam bentuk tanah, sehingga banyak truk mixer dan dump truk yang tidak kuat menanjak serta terdapat mahasiswa yang sedang kerja praktek terpleset saat menuruni jalur tersebut. Solusi yang dilakukan kontraktor dengan membuat LC dengan tulangan bamboo serta memberi plat-plat besi. 109 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 4. Genangan air di P3 Genangan di P3 terjadi karena rendahnya elevasi footing, sehingga ketika hujan atau sungai meluap mengalir dan menggenangi lokasi tersebut, ditambah pula rembesanrembesan yang menambah volume air genangan sehingga pekerja kesulitan dalam pengencoran footing dan melanjut kekolom peir. Dalam menangi kondisi tersebut kontraktor menimbum footing sehingga elevasi tanah berada diatas talud sungai dam membuat bronjong dipinggir talud. 3.5.2. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi didalam proyek 1. Penambahan air ketika menyalurkan ready mix menggunakan concrete pump Kadar air dalam ready mix sudah memiliki tingkat yang telah disesuaikan dengan rencana mutu beton yang akan di dapat maka penambahan air tidak diperlukan lagi, penambahan air mampu membuat mutu beton menurun dan menimbulkan retak-retak ketika air menguap dan mencoba keluar dari beton yang mulai mengeras. Dalam kegiatan pengecoran kontruksi sering terlihat operator concrete pump mengucurkan air dari truk mixer, yang seharusnya air tersebut digunakan untuk mencuci mixer setelah usai membawa ready mix agar tidak merekat di mixer dan membuat alat rusak. Dalam keterangannya operator melakukan hal tersebut karena kawatir boom akan tersumbat dan rusak. Pengawas telah mencoba untuk memperingati operator namun operator tetap membandel, sehingga ketika tidak dalam pengawasan penuh penyimpangan ini tetap dilakukan. 110 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 2. Kurang memperhatikan tinggi jatuh ready mix yang disalurkan oleh boom concrete pump Perlunya memperhatikan tinggi jatuh beton adalah hal yang penting karena ketika hal tersebut tidak diperhatikan akan mengurangi mutu beton karena agregat tidak rata memenuhi beton sehingga mampu menurunkan kuatt tekan beton dititik-titik tertentu. Pekerjaan pengecoran dilakukan menggunakan boom yang diameternya cukup besar sehingga sulit menerobos rangkaian besi yang sudah terpasang dengan renggang yang cukup rapat, dibeberapa kegiatan pengecoran kontraktor menggunakan penyalur tambahan agar tinggi jatuh dari ready mix terjaga namun terdapat pula pekkerjaan yang tidak menggunakan penambahan boom seperti pengcoran di footing P1. 3. Membawa keluarga ke proyek menggunakan fasilitas proyek Lokasi proyek merupakan tempat yang cukup berbahaya karena resiko akan terjadi kecelakanan tentunya lebih tinggi. Terdapat kejadian yang cukup mengkhawtirkan ketika operator truk mixer ketika sedang melakukan proses pengecoran membawa satu keluarga kecilnya tanpa menggunakan perlengkapan keamanan kedalam cabin truk sedangkan kaca depan truk dalam keadaan rusak parah. 4. Terdapat pengawas yang tidak menggunakan rompi dan helem pengaman Berikut merupakan contoh yang tidak baik karena seorang pengawas dengan jabatan yang cukup tinggi di bandi pengawas lainnya meninjau proyek tanpa mengunakan rompi dan helm proyek dan dilakukan berulang walaupun K3 telah menegur 111 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 5. Pekerja tidak menggunakan rompi dan keamanan yang aman ketika menaiki tempat yang tinggi Hampir seluruh pekerja di proyek ini tidak menggunakan perlegkapan keamanan, seperti penggunaan rompi, sarung tangan dan sepatu keamanan. Kondisi yang cukup mengkhawatirkan pula terlihat ketika pekerja sedang berada di ketinggian sekitar ±40 m bahkan lebih dengan kondisi yang cukup sempit melakukan ekerjaan tampa pengaman. Perlengkapan keamanan yang digunakan pekerja hanya dalam bentuk penggunaan helm dan sepatu penutup tanpa fitur khusus keamanan. 6. Diagfragma yang tidak sesuai dengan girder Diafrgama adalah bagian dari struktur bawah, tujuan diafragma adalah mempersatukan girder, namun metode yang digunakan untuk mendapatkan diafragma dengan metode precast malah menjadikan pekerjaan menjadi bertambah, karena kehadiaran precast diafragma dilapangan dengan ukuran yang tidak sesuai mengharuskan pekerja untuk menyesuaikan ukuran dengan membobok bagian binggir diafragma dan akhirnya mengubah mutu dari kekuatan rencana difragma. 7. Hujan yang terlalu sering Di lokasi proyek hujan sering dirasakan. Ketika waktu mulai menjelang sore hujan dengan deras langsung mengguyur lokasi proyek yang menyebabkan pekerja tidak mampu berlindung di tempat yang aman, kebanyakan pekerja yang sedang mengerjakan pilar tertahan diatas pilar hingga hujan reda atau memaksa turu perlahan. 112 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri BAB IV PENUTUP 5.1. KESIMPULAN 1. Terdapat 25 alat yang digunakan selalu dalam pekerjaan pembangunan jembatan. 2. Dalam pembangunan jembatan terdapat alat yang bernama launcher yang berguna untuk menempatkan girder ditumpuan. 3. Dalam pembangunan jembatan tol yang melintasi sungai tuntang pekerjaan tanah tidak begitu dominan, kegiatan dominan berupa pembuatan struktur. 4. Dalam pekerjaan lounching girder waktu yang di butuhkan sekitar 1,5 jam hingga 2 jam, untuk menempatkan girder dan setting launcher sehingga sehari dapat ditargetkan 4-5 girder terpasang pada pier head. 5. Dalam pekerjaan pier head menggunakan metode soring, yaitu menggunakan penumpu pada bekisting untuk menahan beban ready mix sampai menjadi beton. 6. Penumpu metode soring berupa scafolding yang di modifikasi dengan beberapa profil baja seperti canal c dan H beam yang direkatkan dengan bantuan las. 7. Alat yang selalu bekerja tiap harinya dari pukul 08.00 – 17.00 wib adalah genset dan tower crane. 8. Kondisi lapangan yang baik seperti jalan dan tempat bekerja membuat kinerja alat serta pekerja lebih baik. 9. Perawatan rutin dan pengisian bahan bakar di setiap harinya selalu dilakukan untuk semua alat berat. 10. Terdapat laporan rutin mengenai kondisi alat dan perawatan yang telah dilakukan. 11. Pekerja mampu dan baik dalam pengoprasian alat-alat berat. 12. Sikap operator yang tidak baik membuat pekerjaan menjadi tertunda. 113 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri 13. Hampir seluruh pekerja tidak menggunakan perlengkapan keselamatan kerja. 14. Terdapat beberapa bengawas yang tidak memakai perlengkapan keselamatan kerja. 5.2. SARAN 1. Disarankan untuk mengontrol selalu ketertiban pekerja dalam mengoprasikan alat berat. 2. Disarankan untuk lebih megoptimalkan jalan menuju proyek dan keadaan lokasi kerja agar pekerja dapat bekerja lebih cepat. 3. Disarankan untuk pekerja, pelaksana dan pengawas lebih tertib dalam pemakaian perlengkapan keselamatan kerja dan bersikap dilokasi proyek. 114 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Tahap II Ruas Bawen – Solo, Jembatan Tuntang Paket 3.1 : Bawen – Polosiri DAFTAR PUSTAKA Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun2004 Tentang Jalan. JASA MARGA.INVESTOR SUMMIT & CAPITAL MARKET EXPO 2014. 2014.-. 115 Denis Bramedio Herlambang 13.12.0068 Universitas Katolik Soegijapranata Semarang