BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan suatu ukuran untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran di dalam dunia pendidikan. Harapan sekolah, mayarakat dan orang tua sebagai pelaksana pendidikan untuk mengetahui keberhasilan dalam mendidik adalah dengan melihat dari prestasi belajar yang baik yang telah dicapai siswa. Pencapaian prestasi belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang berasal dari dalam maupun luar individu. Jarwati (2011) mengemukakan bahwa berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan prestasi belajar siswa diantaranya adalah siswa sebagai individu, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sejalan dengan Arikunto (1990) yang mengungkapkan bahwa terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal, diantaranya keluarga, sekolah dan masyarakat merupakan faktor manusia yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Lingkungan keluarga juga sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, sehingga bukan hanya sekolah yang berperan di dalam proses pendidikan siswa, akan tetapi keluarga (orang tua) sebagai manusia pertama yang berinteraksi dengan anak juga turut berperan. Proses interaksi di dalam keluarga antara orang tua dengan anak, seorang anak mengembangkan kemampuan berpikir yang nantinya akan berpengaruh pada kemampuan kognitif anak dalam menghadapi tahap perkembangan selanjutnya (Satiadarma, 2001). Seorang anak tidak terlepas dari pendidikan orang tua dalam lingkungan keluarga. Tanggung jawab orang tua mendidik anak diwujudkan tidak hanya dengan memberikan pengajaran di lingkungan keluarga karena keterbatasan ilmu maupun waktu orang tua untuk mendidik anak. Keadaan tersebut mendorong orang tua mempercayakan sekolah untuk memberikan pendidikan yang terbaik bagi kepentingan anak (Ilyas, 2004). Sekolah pada dasarnya tidak hanya memberikan pendidikan intelektual, tetapi juga pembentukan dan pengembangan pribadi siswa. Sekolah memerlukan bantuan serta dukungan orang tua dan masyarakat demi memaksimalkan pencapaian tujuan pendidikan. Hal tersebut menyatakan bahwa sekolah merupakan lembaga formal yang berfungsi 1 2 sebagai mitra kerja dengan orang tua dan masyarakat dalam membentuk warga masyarakat dan warga negara yang diinginkan (Arikunto, 1990). Sekolah seharusnya juga mempunyai kemampuan untuk mengakomodasikan berbagai tuntutan yang berkembang dalam masyarakat, karena dukungan masyarakat tersebut dibutuhkan oleh sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan dan lembaga sosial akan lebih efektif kegiatannya, jika struktur dan fungsinya sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat pendukungnya. Sekolah akan gagal, jika caracara mengakomodasikan berbagai tuntutan dalam masyarakat itu tidak sejalan dengan tingkat perkembangan masyarakat pendukungnya (Ilyas, 2004). Salah satu bentuk dukungan yang diharapkan oleh sekolah adalah keikutsertaan orang tua menciptakan komunikasi dengan anak-anak mereka. Komunikasi orang tua-anak merupakan salah satu wujud pelaksanaan fungsi-fungsi sekolah. Setiap orang tua membutuhkan komunikasi, ketika melakukan hubungan sosial dengan anaknya. Sesuai dengan pemaparan Cangara (2007) bahwa komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia. Komunikasi berlangsung sejak manusia lahir. Kelompok yang dialami oleh individu yang baru lahir adalah keluarga. Pada hubungan kelompok keluarga yaitu orang tua, pertama kali seorang anak membentuk hubungan dalam rangka pendidikan, pembinaan kepribadian dan pengembangan bakat. Tentunya dalam proses mendidik anak, orang tua membutuhkan komunikasi. Djamarah (2004) mengungkapkan bahwa komunikasi adalah inti dari semua perhubungan. Fungsi komunikasi dalam keluarga paling sedikit terdapat dua fungsi yaitu fungsi komunikasi sosial dan fungsi komunikasi kultural. Fungsi komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, untuk menghindarkan diri dari tekanan dan ketegangan. Fungsi komunikasi kultural sendiri memiliki peranan yang menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya. Fungsi komunikasi memperlihatkan bahwa orang tua perlu memberikan perhatian terhadap pendidikan anak, baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Komunikasi orang tua dengan anak yang berkualitas menjadi suatu hal yang menentukan keberhasilan prestasi anak. Kualitas komunikasi yang baik antara orang tua dengan anaknya 3 dapat mengungkapkan masalah yang sedang dialami anak sehingga orang tua dapat membantu penyelesaian masalah anak serta memahami kebutuhan anak dalam belajar. Pada kenyataannya, sedikit orang tua memahami kebutuhan anak yang berhubungan dengan proses pendidikan anak, sehingga kualitas komunikasi orang tua merupakan suatu hal yang penting dimana orang tua memahami kebutuhan belajar anak untuk mencapai prestasi belajar yang baik (Djamarah, 2004). Kualitas komunikasi yang dijalin antara orang tua dengan anak dapat berupa pemenuhan kebutuhan belajar pada mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Matematika dipandang sebagai mata pelajaran yang sulit bagi siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai ulangan dan tes matematika siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012 Semester 1 yang sebagian besar belum mencapai ketuntasan sehingga guru perlu memberikan remidiasi untuk membantu siswa mencapai target ketuntasan. Guru matematika menyatakan bahwa untuk mencapai nilai ketuntasan 63 yang digunakan untuk mata pelajaran matematika anak masih kesulitan. Contoh nilai Tes Akhir Semester Gasal dari kelas VIII A sebanyak 40 siswa pada mata pelajaran matematika disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai Tes Akhir Semester Gasal Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas VIII A SMP N 2 Tuntang Tahun Ajaran 2011/2012 Kategori Nilai Siswa Frekuensi Siswa (%) Tuntas Tidak Tuntas ≥ 63 1 2,5 < 63 38 95 Jumlah 40 100 Sumber: data nilai guru matematika kelas VIII SMP N 2 Tuntang Tabel 1 menunjukkan bahwa siswa yang nilainya kurang dari kriteria ketuntasan minimal 63 adalah 38 siswa dengan persentase 95%. Hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika sangat kurang baik. Prestasi belajar matematika siswa yang kurang baik dapat ditingkatkan melalui diri siswa sendiri untuk giat belajar, dan dukungan dari orang yang berada disekitarnya. Dukungan tersebut adalah dengan usaha lembaga pendidikan, masyarakat dan orang tua yang bekerja sama menciptakan proses belajar yang baik demi peningkatan prestasi belajar matematika anak. 4 Guru yang mengetahui keadaan orang tua siswa menyatakan bahwa pendidikan anak kurang dipantau oleh orang tua karena kebanyakan orang tua anak yang bersekolah di SMP N 2 Tuntang memiliki kesibukan bekerja di luar daerah. Orang tua yang berada di rumah kurang mempedulikan masalah pendidikan sebab tidak begitu mengetahui arti pendidikan bagi anaknya. Orang tua terkadang hanya berpikiran yang penting anak mereka dapat bersekolah. Hal tersebut menciptakan pandangan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang rendah disebabkan kualitas komunikasi antara orang tua dengan anak yang kurang baik. Hasil penelitian Munawaroh (2008) yaitu, terdapat hubungan positif antara kualitas komunikasi remaja dan orang tua dengan prestasi belajar. Penelitian Natalia (2004) menunjukkan hasil yang serupa mengenai kualitas komunikasi orang tua anak dalam keluarga terhadap prestasi belajar siswa. Hasil penelitian Munawaroh (2008) dan Natalia (2004) menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara kualitas komunikasi dengan prestasi belajar yang berarti semakin tinggi kualitas komunikasi, semakin tinggi prestasi belajar dan sebaliknya, semakin rendah kualitas komunikasi maka semakin rendah prestasi belajar. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumartono (dalam Padmuninghar, 2010) yang menunjukkan bahwa tidak ada korelasi positif dan signifikan antara kualitas komunikasi dengan prestasi belajar. Hal tersebut berarti, semakin tinggi kualitas komunikasi orang tua belum tentu semakin tinggi prestasi belajar dan semakin rendah kualitas komunikasi belum tentu prestasi belajar semakin rendah pula. Keadaan yang terjadi yaitu, siswa yang kualitas komunikasi orang tua dengan anak kurang, ternyata anak berhasil memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Terdapat pula siswa yang orang tuanya memberikan komunikasi yang berkualitas ternyata anak tersebut belum mendapatkan hasil belajar diatas ketuntasan. Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa kualitas komunikasi orang tua, memberikan kontribusi terhadap peningkatan prestasi belajarnya. Berdasarkan permasalahan diatas yang akan diteliti adalah hubungan kualitas komunikasi dengan orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah pokok yang diselidiki adalah “Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara 5 kualitas komunikasi dengan orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP N 2 Tuntang Kabupaten Semarang?” C. Tujuan Penelitian Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas komunikasi dengan orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP N 2 Tuntang Kabupaten Semarang. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat antara lain: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris, memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori atau konsep-konsep baru dan khasanah keilmuan, terutama untuk menambah pengetahuan tentang hubungan kualitas komunikasi dengan orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Digunakan sebagai tolak ukur hasil prestasi dalam belajar sehingga siswa dapat melihat hasil yang telah diraihnya dan untuk dapat lebih meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik. b. Bagi Orang Tua Siswa Memberikan informasi tambahan untuk mengenali memahami kualitas komunikasi orang tua dengan anak. dan c. Lembaga Pendidikan Memberikan informasi mengenai hubungan kualitas komunikasi orang tua dalam peran orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga. d. Bagi Peneliti Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian tentang hubungan kualitas komunikasi orang tua terhadap prestasi belajar matematika siswa, serta dapat memahami peranan disiplin ilmu pendidikan yang diperoleh selama studi di perguruan tinggi.