Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

advertisement
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitan PTK
kolaborasi, dimana peneliti melakukan penelitian melalui kerja sama antara
peneliti dengan guru kelas IV di SD Negeri Bawen 3 Kecamata Bawen Kabupaten
Semarang. Sebagai tahap awal peneliti menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk mengajar, kemudian guru kelas yang mengajarkan pada saat
pelaksanaan penelitian. Untuk observer, dapat dilakukan oleh guru yang
lain/teman sejawat.
Proses penelitian tindakan kelas berbentuk siklus yang akan direncanakan
dalam 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan dan setiap kali
pertemuan
masing-masing 70 menit. Setiap siklus memuat satu Kompetensi
Dasar (KD) dan dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Olah karena itu, siklus II
materi ajarnya berbeda dari materi ajar siklus I.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Bawen 3 bertempat di Desa
Berokan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Penelitian ini dilaksanakan
pada semester II tahun pelajaran 2012/2013. Waktu penelitian 2 siklus, setiap
silus terdiri dari 3x pertemuan dengan karakteristik siswa yang tingkat
pemahaman terhadap materi yang diajarkan masih rendah, tingkat keaktifan siswa
yang rendah, dan hasil belajar siswa yang masih di bawah KKM.
3.3 Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas IV SDN Bawen 3
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013 yang
berjumlah 38 siswa, terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
Karakteristik siswa kelas IV SD Negeri Bawen 3 berumur antara 9 sampai 11
tahun. Orang tua siswa sebagian besar bekerja sebagai petani dan buruh pabrik.
34
3.4 Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada bulan FebruariMei 2013. Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 bulan yang
dimulai dari observasi awal, penyusunan proposal, penyusunan instrumen seperti
RPP, lembar evaluasi dan media atau peralatan yang diperlukan, pengumpulan
data, analisis data dan penyusunan laporan hasil penelitian
3.5 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:3) variabel adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sedangkan
menurut Duwi Prayitno (2010:8) variabel adalah suatu konsep yang beragam atau
bervariasi.
Dalam penelitian tindakakan kelas ini ada dua variabel yang terdiri dari
variabel bebas dan variabel terikat. Variabel-variabel tersebut antara lain:
3.5.1 Variabel bebas (X)
Menurut Sugiyono (2010:61) variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab dari perubahanya atau timbulnya variabel
dependen atau terikat. Variabel bebas dalam penelitian adalah penerapan model
pembelajaran Make a Match. Dikatakan bebas karena dalam pembelajaran, model
pembelajaran Make a Match akan mempengaruhi hasil belajar dan minat dalam
diri siswa.
3.5.2 Variabel terikat (Y)
Menurut Sugiyono (2010:61) variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar dan minat siswa.
3.6
Prosedur Penelitian
Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus yang
terdiri dari 3 kali pertemuan dan tiap pertemuan 70 menit. Suharsimi Arikunto
(2010:137) model yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
model Kemmis & Mc Taggart. Dalam model ini terdapat empat tahap rencana
35
tindakan, meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting), dan pengamatan
(observing), dan refleksi (reflecting). Model penelitian tindakan kelas sesuai
dengan pendapat Kemmis & Mc Taggart akan disajikan berikut ini.
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan &
Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Refleksi
Pelaksanaan &
Pengamatan
?
Gambar 1
Bagan Prosedur Penelitian
a. Perencanaan (planning) merupakan kegiatan menyusun rancangan tindakan.
Kegiatan ini dilakukan untuk persiapan pelaksanaan penelitian. Perencanaan
dilaksanakan oleh peneliti sebelum tahap pelaksanaan tindakan diterapkan.
Kegiatan dalam tahap ini seperti: penyusunan skenario pembelajaran,
pembuatan instrument pengamatan, pembuatan lembar kerja siswa,
menyiapkan media media gambar, dan penyusunan asesmen.
b. Pelaksanaan tindakan (acting), yaitu implementasi atau penerapan isi
rancangan. Hal yang perlu dingat pada tahap 2 ini pelaksana harus ingat dan
taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan. Dalam penelitian ini
tindakan yang diterapkan adalah model kooperatif tipe STAD dengan
membentuk kelompok heterogen dan guru kelas sebagai pelaksana tindakan.
36
c. Observasi (observing), yaitu kegiatan mengamati dampak atas tindakan
yang dilakukan. Kegiatan observasi ini dilakukan pada saaat tindakan
diterapkan dalam kelas, sehingga tindakan dan pengamatan berlangsung
dalam waktu yang sama. Dalam tindakan ini guru kelas sebagai pelaksana
tindakan dan kegiatan pengamatan dilakukan oleh guru lain/teman sejawat.
Kegiatan ini dilakukan dengan cara pengamatan terhadap apa yang terjadi
ketika tindakan berlangsung.
d. Refleksi (reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi
atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai dampak yang
telah dirancang. Apakah tindakan yang diterapkan mampu mencapai
perubahan atau mengatasi masalah secara signifikan. Dalam kegiatan ini,
setelah guru pelaksana selesai melakukan tindakan kemudian berhadapan
dengan peneliti, pengamat dan subjek peneliti (dalam hai ini siswa-siswa
yang diajar) untuk bersama-sama mendiskusikan implementasi tindakan.
Pada refleksi ini adanya perbaikan tindakan dalam bentuk replanning dapat
dilakukan guna memperbaiki kekurangan pertemuan berikutnya sedangkan
kelebihan tetap dipertahankan.
Untuk lebih memperjelas rincian prosedur tindakan yang akan dilaksanakan
terdiri atas 2 siklus dengan 3 kali pertemuan tiap sikulsnya.
3.6.1 Perencanaa Tindakan Lanjutan
Siklus I
Perencanaan (planning)
Dalam perencanaan terdapat tiga tahap yaitu:
1) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RRP ini disusun
dengan penekanan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai.
2) Membuat pasangan kartu soal/jawaban yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
3) Membuat
lembar
observasi
untuk
melihat
bagaimana
suasana
pembelajaran ketika menggunakan model pembelajaran kooperatif tpe
Make a Match.
37
4) Menyusun
Asesmen
untuk
mengetahui
seberapa
besar
tujuan
pembelajaran itu dicapai, maka asesmen pembelajaran dilakukan. Bentuk
asesmen yang diberikan dalam bentuk soal evaluasi. Evaluasi yang
diberikan bertujuan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa
setelah proses belajar mengajar berlangsung.
3.6.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti. Tindakan yang dilakukan
minimal dua siklus. Jika pada siklus kedua hasil yang diharapkan sudah sesuai
(tuntas) maka tidak perlu dilakukan tindakan/pembelajaran pada siklus
berikutnya. Masing-masing siklus terdiri dari tiga pertemuan. Pelaksanaan
tindakan ini dilakukan setelah perencanaan tersusun matang.
Tindakan yang dilakukan pada siklus I (3 kali pertemuan) adalah sebagai
berikut:
A. Kegiatan Awal
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran dengan bertanya, “sudah siap untuk belajar hari ini?” dan
memeriksa sikap duduk siswa dalam menerima pelajaran, memeriksa
buku pelajaran dan alat tulis yang diperlukan.
2) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi IPA tentan.
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai.
4) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
RPP.
B. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
a) melibatkan peserta didik mencari informasi tentang topik atau tema
materi IPA dengan mengamati gambar.
b) guru memberikan informasi kepada siswa tentang materi IPA yang
akan dipelajari, dengan mengamati media gambar, hal ini bertujuan
38
agar siswa tertarik dan berminat untuk mengikuti pembelajaran
dengan aktif.
c) menyampaikan materi pelajaran IPA menggunakan media yang nyata
seperti media gambar agar mudah dipahami siswa.
2) Elaborasi
a) Menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan digunakan dalam
permainan.
b) Membagi siswa dalam beberapa kelompok besar.
c) Membagikan kartu soal dan jawaban secara acak kepada siswa.
d) Siswa yang mendapatkan kartu dan jawaban disuruh maju untuk
mencari pasangannya
e) Siswa yang berhasil mendapatkan pasangan diberi reward atau
penghargaan.
3) Konfirmasi
a) Memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja siswa.
b) Memberikan motivasi kepada siswa supaya lebih berminat dalam
mengikuti pembelajaran selanjutnya
C. Kegiatan penutup
1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan kuis seperti
terlampir, (siswa diharapkan bekerja secara individu).
2) Guru melakukan refleksi berupa pertanyaan “apakah pelajaran hari ini
menyenangkan?mengapa? apa yang kalian peroleh dari pelajaran hari
ini?”.
3) Melakukan evaluasi akhir pertemuan.
3.6.3 .Observasi
Observasi dilakukan oleh teman sejawat atau guru lain untuk mengamati
kegiatan pembelajaran terhadap siswa dan guru dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dalam mata pelajaran IPA. Observer
menggunakan lembar observasi untuk mencatat penerapan model pembelajaran
39
Make a Match dan minat siswa dalam pembelajaran. Pengamatan dilakukan
bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran.
3.6.4 Refleksi
Kegiatan refleksi Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk memahami
dan memaknai segala sesuatu yang berkaitan dengan proses dan hasil yang
diperoleh akibat tindakan yang dilakukan pada siklus I. Pada tahap ini dilakukan
analisis terhadap temuan-temuan yang berkaitan dengan hambatan dan
kekurangan yang dijumpai selama siklus I yang dilakukan tiga kali pertemuan.
Kelebihan tetap dipertahankan, sedangkan kekurangan akan diperbaiki pada siklus
selanjutnya.
Tindakan Pada Siklus II
Siklus II dirancang apabila siklus I belum berhasil, pada tahap ini pada
dasarnya sama dengan siklus I, hanya saja tindakannya diperbaiki dan
disempurnakan sesuai hasil analisis dan refleksi siklus pertama. Jika pada siklus
ini telah didapatkan adanya peningkatan, maka penelitian akan dihentikan, namun
jika belum terlihat adanya peningkatan maka akan dilakukan dilakukan
perencanaan III guna melaksanakan siklus III.
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
tes dan non tes.
3.7.1 Teknik Tes
Menurut Arikunto (2002:127) tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok. Dalam
penelitian ini teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes dalam
penelitian ini dilaksanakan pada akhir pembelajaran setiap siklus. Bentuk
instrument ini berupa lembar evaluasi pada akhir pembelajaran. Adapun kisi-kisi
soal siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
40
Tabel 2
Kisi-Kisi Instrumen Evaluasi Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Memahami
Mendiskripsikan
Menjelaskan perubahan
perubahan
berbagai
lingkungan fisik terhadap darata,
lingkungan
penyebab
Mengidentifikasi terjadinya
fisik dan
perubahan
hujan, angin, cahaya matahari,
pengaruhnya
lingkungan fisik
dan gelombang air laut
terhadap
(angin, hujan,
Menyebutkan faktor-faktor
11, 12,
daratan
cahaya
penyebab perubahan lingkungan
13,14,15,16,17,18,19,20
matahari, dan
fisik (angin, hujan, cahaya
gelombang laut)
matahari, dan gelombang laut),
Indikator
Nomor Item Soal
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,9,10
Menyebutkan contoh-contoh
perubahan lingkungan fisik
(angin, hujan, cahaya matahari,
dan gelombang air laut).
Menjelaskan akibat yang
21,22,23,24,25,26,27,28,29,30,
ditimbulkan oleh hujan, angin,
cahaya, matahari, dan
gelombang air laut,
Menyebutkan akibat pengaruh
yang ditimbulkan oleh
perubahan lingkungan fisik dan
pengaruhnya terhadap daratan
(abrasi,banjir,kemarau,angin
topan,kebakaran hutan).
Menjelaskan cara mencegah
31,32,33,34,35,36,37,38,39,40
terjadinya perubahan lingkungan
fisik, Menyebutkan cara-cara
mengatasi kerusakan
lingkungan.
Jumlah soal
40
41
Tabel 3
Kisi-Kisi Instrumen Evaluasi Siklus II
Standar
Kompetensi
Memahami
hubungan antara
sumber daya alam
dengan lingkungan,
teknologi dan
masyarakat
Kompetensi Dasar
Menjelaskan
hubungan antara
sumber daya alam
dengan lingkungan
Indikator
 menjelaskan
SDA,
 menjelaskan
SDA yang dapat
diperbaharui
 menjelaskan
SDA yang tidak
dapat
diperbaharui,
 menyebutkan
macam-macam
SDA
 menyebutkan
contoh SDA,
 menyebutkan
manfaat SDA
bagi manusia
 menyebutkan
hasil SDA
 dampak
pengambilan
SDA bagi
lingkungan
Nomor item
soal
1,2,3,4,5,
6,7,8,9,10
11,12,13,14
,15,
16,17,18,19
,20,
21,22,23,24
,25,
26,27,28,29
,30,
31,32,33,34
,35,
36,37,38,39
,40.
3.7.2 Teknik Non Tes
3.7.2.1 Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap
suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 2006:156).
Dalam observasi penelitian ini digunakan untuk mengamati keaktifan siswa.
42
Tabel 4
Kisi-Kisi Minat Siswa
No
1.
Indikator
Keaktifan siswa
dalam pembelajaran
Aspek yang Diamati
Soal
 Siswa aktif menjawab pertanyaan
dari guru
 Siswa berani menyampaikan
pendapat
1
2
2.
Membuat catatan
tentang materi
pembelajaran
 Siswa mau mencatat materi yang
dijelaskan oleh guru
3
3.
Mau mengajukan
pertanyaan kepada
guru tentang materi
yang kurang jelas
 Siswa mau mengajukan
pertanyaan kepada guru ketika
ada materi yang belum dipahami
4
4.
Perhatian siswa
 Siswa mengikuti pembelajaran
dengan perasaan senang dan
antusias
 Siswa tertarik terhadap materi
yang disampaikan guru
 Siswa mendengarkan penjelasan
dari guru dengan sungguhsungguh.
 Siswa tidak ramai sendiri dengan
teman sebangku.
5
 Siswa mau mengeluarkan
pendapat ketika berdiskusi
9
terhadap pelajaran
yang meliputi senang
dalam pembelajaran
5.
Dapat berdiskusi
dengan teman
6
7
8
43
Tabel 5
Kisi-kisi Tindakan Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
Berbantuan Media Gambar
Aspek
Melakukan kegiatan
awal pembelajaran
Indikator
Guru memeriksa kesiapan belajar siswa
Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari
Guru melakukan apersepsi dalam pembelajaran
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai
Melakukan kegiatan inti pembelajaran
Kegiatan Eksplorasi
Elaborasi
Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan
menggunakan media gambar
Guru menggunakan media gambar yang menarik
dalam pembelajaran
Guru menggunakan media gambar yang mudah
dipahami
Guru menjelaskan kegiatan siswa menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok
kecil secara heterogen
Guru membimbing siswa dalam diskusi kelompok
dengan menggunakan model pembelajaran Make a
Match
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
berdiskusi memahami materi pelajaran yang sudah
diberikan guru
Guru membagikan kartu soal dan jawaban kepada
siswa
Sisiswa yang mendapatkan kartu dan jawaban
disuruh maju untuk mencari pasangannya.
Siswa yang berhasil mendapatkan pasangannya
mendapatkan reward
Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja
siswa
No
Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Konfirmasi
Melakukan kegiatan
akhir pembelajaran
Jumlah Item
Siswa mencatat hal-hal penting tentang materi yang
dijelaskan oleh guru
Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih
berminat dalam mengikuti pembelajaran.
Guru bersama siswa menarik kesimpulan
pembelajaran
Guru melakukan refleksi diakhir pembelajaran
Guru melakukan evaluasi terhadap peningkatan
hasil belajar melalui tes
16
17
18
19
20
20
44
3.7.2.2 Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku surat, notulen rapat, surat kabar,
majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:206). Dokumentasi
dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui daftar siswa dan nilai awal IPA
sebelum dilakukan penelitian. Dari data tersebut dapat diketahui kemampuan awal
siswa sehingga dapat digunakan sebagai perbandingan setelah penelitian
dilakukan
3.8 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen berbentuk tes
dan non tes. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Sebelum dibagikan kepada peserta didik,
terlebih dahulu soal evaluasi tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang
valid. Uji coba ini dilakukan di sekolah lain pada tingkatan kelas yang sama.
Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang ingin
diukur.
Adapun validitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran relative
konsisten jika dikenakan pada suatu objek. Instrumen dikatakan valid artinya
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan
setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya
sendiri (corrected item to total correlation).
r < 0,20
: Tidak ada validitas
0,20 ≤ r < 0,40 : Validitas rendah
0,40≤ r < 0,60 : Validitas sedang
0,60≤ r <0,80 : Validitas tinggi
0,80≤ r < 1,00 : Validitas sempurna
Suatu tes dikatakan reliabel apabila soal-soal tersebut menunjukkan hasilhasil yang mantap. Antara validitas dengan reliabelnya suatu soal berhubungan
erat, yaitu untuk memenuhi syarat reliabilitas, suatu soal harus valid dulu. Untuk
45
menguji reliabilitas instrument dilakukan analisis factorial dengan konstruk satu
faktor untuk setiap perangkat dengan merujuk teori koefisien reliabilitas alpha
dari Cronbach. Menurut Sekaran (priyatno, 2010:98) kriteria untuk menentukan
tingkat reliabilitas instrument sebagai berikut:
≤ 0,7
: Tidak dapat diterima
0,7 < a ≤ 0,8
: Dapat diterima
0,8 < a ≤ 0,9
: Reliabilitas bagus
> 0,9
: Reliabilitas memuaskan
Hasil uji validitas dan reliabilitas instrument tes siklus I untuk lebih
jelasnya lihat lampiran. Berikut adalah hasil kisi-kisi instrumen evaluasi siklus I
setelah di uji validitas dan reliabilitas dapat diketahui item valid dan item tidak
valid.
46
Tabel 6
Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Siklus I setelah di uji Validitas dan Reliabilitas
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Tidak
Indikator
Item Valid
Valid
Memahami
Mendiskripsikan
Menjelaskan perubahan
4,6,7,8,
1, 2, 3, 5,9,
perubahan
berbagai
lingkungan fisik terhadap darata,
10
lingkungan
penyebab
Mengidentifikasi terjadinya
fisik dan
perubahan
hujan, angin, cahaya matahari,
pengaruhnya
lingkungan fisik
dan gelombang air laut
terhadap
(angin, hujan,
Menyebutkan faktor-faktor
12,15,1
11,13,14,1
daratan
cahaya
penyebab perubahan lingkungan
7,19,
6,18,
matahari, dan
fisik (angin, hujan, cahaya
20
gelombang laut)
matahari, dan gelombang laut),
Menyebutkan contoh-contoh
perubahan lingkungan fisik
(angin, hujan, cahaya matahari,
dan gelombang air laut).
Menjelaskan akibat yang
21,22,2
24,26,27,
ditimbulkan oleh hujan, angin,
3,25,
28,29,
cahaya, matahari, dan gelombang
30
air laut, Menyebutkan akibat
pengaruh yang ditimbulkan oleh
perubahan lingkungan fisik dan
pengaruhnya terhadap daratan
(abrasi,banjir,kemarau,angin
topan,kebakaran hutan).
Menjelaskan cara mencegah
31,32,33,3
terjadinya perubahan lingkungan
4,35,36,37,
fisik, Menyebutkan cara-cara
38,39,40
mengatasi kerusakan lingkungan.
Jumlah soal
15
25
47
Tabel 7
Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Siklus II setelah di uji Validitas dan Reliabilitas
Standar Kompetensi
Memahami hubungan
antara sumber daya
alam dengan
lingkungan, teknologi
dan masyarakat
Kompetensi
Dasar
Menjelaskan
hubungan
antara sumber
daya alam
dengan
lingkungan
Jumlah Soal
Indikator
 menjelaskan SDA,
 menjelaskan SDA
yang dapat
diperbaharui
 menjelaskan SDA
yang tidak dapat
diperbaharui,
 menyebutkan
macam-macam SDA
 menyebutkan contoh
SDA,
 menyebutkan
manfaat SDA bagi
manusia
 menyebutkan hasil
SDA
 dampak pengambilan
SDA bagi
lingkungan
Tidak
Valid
1,2,3,5
9,
Valid
4,
6,7,8,1
0
12, 15,
11,13,14
16,17,1
9,20,
18,
24
21,22,2
3,25,
33,34,35
26,27,2
8,29,30
,
36,40
31,32 ,
37,38,3
9,
15
25
3.9 Indikator Kerja
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian ini, dapat dilihat dengan
indikator sebagai berikut:
1. Meningkatnya hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Bawen 3
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang tahun ajaran 2012/2013 setelah
melakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match berbantuan media gambar yang ditandai rata-rata nilai
hasil sesuai dengan KKM yaitu 70 dan rata-rata siswa yang mendapatkan
nilai tersebut adalah 80%.
48
2. Adanya peningkatan minat siswa pada proses pembelajaran IPA pada
siswa kelas IV SD Negeri Bawen 3 Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang tahun ajaran 2012/2013 setelah melakukan tindakan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada
kategori baik yang mencapai 85%.
Download