RISKESDAS 2018 1 Penjelasan Pengisian Kuesioner Individu Blok L.01 – L.03, L.07. Pengukuran Antropometri Pengukuran Antropometri Riskesdas 2018 1.Pengukuran Tinggi/Panjang Badan 2.Penimbangan Berat Badan 3.Pengukuran Lingkar Perut 4.Pengukuran Lingkar Lengan Atas Prosedur Pengukuran Antropometri Pengukuran harus dilakukan oleh 2 orang enumerator : • Orang pertama bertugas mengukur atau menimbang diutamakan berlatar belakang gizi • Orang kedua bertugas mencatat hasil pengukuran atau penimbangan Pembacaan dan penulisan Angka hasil pengukuran (TB/PB) harus sesuai dg angka hasil pembacaan di alat ukur, tidak boleh dibulatkan ke atas atau ke bawah. Contoh Hasil pengukuran : ♥ 69,9 cm tidak boleh dibulatkan 70,0 cm ♥ 64,9 cm tidak boleh dibulatkan 65,0 cm ♥ 115,4 cm tidak boleh dibulatkan 115,5 cm Supervisor (PJT Kab/Kota) harus memperhatikan hasil pengukuran yang dilakukan oleh enumerator kecenderungan akan membulatkan angka di belakang koma ke arah angka “0” atau “5” Angka hasil pengukuran harus langsung diisikan pada kuesioner, tidak boleh ditulis pada kertas atau buku bantu lainnya Pengukuran Tinggi/Panjang Badan BLOK L01a - L01d • Untuk mengetahui tinggi/panjang badan seluruh anggota rumah tangga • Catat dalam satuan sentimeter (cm) dengan 1 digit dibelakang koma • Tidak dilakukan pengukuran tinggi badan jika Responden dalam keadaan sakit keras/tidak dapat berdiri/ada kelainan tulang punggung yang berat (bungkuk). Beri catatan di lembar catatan: alasan tidak diukur dan laporkan kepada Penanggung Jawab Teknis (PJT) Kab/Kota Isikan pada L01a • Jika responden memiliki tinggi >195 cm maka tulis 195 cm Isikan pada L01b. Catat di lembar catatan • Khusus Balita Perhatikan posisi pengukuran TB/PB (Berdiri atau telentang) Isikan pada L01c • Perhatikan kondisi responden pada saat diukur apakah dapat berdiri tegak/telentang lurus atau tidak Isikan pada L01 d Pengukuran Panjang / Tinggi Badan Balita • Pengukuran panjang badan dilakukan secara Telentang pada anak usia < 24 Bulan atau > 24 bulan yang tidak mau atau tidak bisa diukur secara berdiri • Pengukuran tinggi badan dilakukan secara Berdiri pada anak usia ≥ 24 Bulan atau < 24 bulan yang tidak mau atau tidak bisa diukur secara telentang PILIH posisi saat pengukuran (berdiri atau telentang) dan isikan pada kotak isian L01c. Penimbangan Berat Badan Blok L02a-L02c • Untuk mengetahui berat badan seluruh anggota rumah tangga • Catat dalam satuan kilogram (kg) dengan 1 digit dibelakang koma • Jika responden sakit keras sehingga tidak memungkinkan dilakukan penimbangan. Beri catatan di lembar catatan alasan tidak ditimbang dan laporkan kepada PJT Kab/Kota Isikan pada L02a • Jika responden memiliki berat > 150 kg maka tulis 150 kg Isikan di L02b. Catat di lembar catatan • Tanyakan kondisi kesehatan responden saat dilakukan penimbangan Berat Badan Isikan di L02c Pengukuran Lingkar Perut Blok L03a-L03b • Untuk mengetahui prevalensi obesitas abdominal atau obesitas sentral. • Pengukuran Lingkar Perut dilakukan pada ART yang berumur > 15 tahun kecuali perempuan hamil Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) Blok L07a-L07b Untuk mengetahui prevalensi risiko Kurang Energi Kronis (KEK) pada wanita usia subur umur 15 – 49 tahun atau perempuan hamil. Pengukuran Tinggi/Panjang Badan Alat Ukur Multifungsi dengan tinggi maksimum 195 cm dan ketelitian 0,1 cm a. 3 batang ukur (pertama: 0 – 77,0 cm, kedua: 77,1 – 135,0 cm dan ketiga: 135,1 – 195,0 cm a b. Alas alat ukur tinggi badan beserta pengunci c. Alat geser dengan jendela baca c b d. Alat tumpuan yang digunakan saat mengukur tinggi dan panjang badan d e. Panel/bagian yang menempel pada kepala e anak, yang digunakan saat mengukur panjang badan secara berbaring/telentang Pemasangan Alat Ukur Tinggi Badan 1. Pasang batang ukur pertama dengan alas alat ukur. 2. Pasang pengunci pada lubang yang terdapat pada alas alat ukur. 3. Kencangkan dengan memutar pengencang searah jarum jam. 4.Pasang alat geser masukkan alat geser ke batang alat ukur. Posisi kaca baca harus berada pada skala ukur. 5.Pasang batang-batang lainnya sesuai dengan angka yang ditunjukkan pada skala ukur 6.Pasang alat tumpuan pada bagian atas batang ukur, sesuaikan dengan posisi pengunci alat agar batang alat ukur tetap tegak lurus. 7.Alat ukur tinggi badan siap digunakan. 195 cm Batas angka “0” 195 cm Setelah alat ukur tinggi badan terpasang maka lakukan pengecekan sebagai berikut : Cek apakah antar sambungan sudah tersambung dengan baik sehingga tidak ada celah Cek apakah ukuran tinggi badan sudah sesuai (maksimal :195 cm) bisa mengggunakan midline atau kayu atau besi seukuran (150-195 cm) Pengecekan alat ukur tinggi badan dilakukan setiap hari, sesaat sebelum berangkat ke rumah responden Cara Pengukuran Tinggi Badan (Berdiri) • Pasang alat ukur (sesuai petunjuk). • Cari dinding rumah yang rata, lantai yang keras dan datar. Letakkan alat ukur dengan posisi tombol pengunci alas dan bagian “d” menempel dinding. • Lepas alas kaki, penutup kepala/topi/peci, kuncir rambut/sanggul dari responden yang akan diukur. • Responden diminta naik ke alas alat ukur dengan posisi membelakangi alat ukur. • Responden berdiri tegak, pandangan lurus ke depan. titik cuping telinga dengan ujung mata harus membentuk garis imajiner yang tegak lurus terhadap dinding belakang alat ukur (membentuk sudut 90o) batang alat ukur harus berada di tengah tubuh bagian belakang responden, jangan melenceng ke kiri atau ke kanan. • Lima bagian badan menempel di alat ukur. Bila ini tidak mungkin dilakukan, minimal 3 bagian menempel pada alat ukur (PUNGGUNG, PANTAT, DAN BETIS). • Posisi pengukur berada di depan atau kiri responden yang diukur. • Gerakan alat geser sampai menyentuh kepala, jangan terlalu ditekan. Responden berambut keriting tebal gerakkan sampai menyentuh puncak kepala. • Kencangkan panel geser, dengan cara memegang panel geser sambil memutar pengencang tetapi jangan terlalu kencang. Responden dapat diminta untuk turun dari alat ukur. • Baca hasil pengukuran tepat pada garis jendela baca. Jika responden lebih tinggi dari pada pengukur, pengukur dapat mencabut bagian atas batang skala ukur agar tinggi badan dapat dibaca dengan mudah (pengukur tidak perlu naik ke kursi). • Bacakan dengan keras angka hasil pengukuran oleh petugas pengukur. Selanjutnya angka hasil pengukuran disebutkan ulang oleh petugas pencatat. Jika sudah sesuai dengan angka yang dibacakan oleh petugas pengukur maka Angka hasil pengukuran dicatat pada kotak isian Tinggi Badan pada formulir RKD18.IND. Blok L01b. Posisi cuping dan mata membentuk garis imaginer Pembacaan Hasil Pengukuran Baca angka TEPAT pada garis di jendela baca dan cara membaca yang benar adalah garis baca harus tegak lurus dengan posisi mata SALAH posisi mata yang membaca pembaca terlalu rendah dari garis sehingga akan menyebabkan hasil pengukuran cenderung lebih tinggi SALAH posisi mata pembaca terlalu tinggi dari garis sehingga akan menyebabkan hasil pengukuran cenderung lebih rendah Pemasangan Alat Ukur Panjang Badan 1 2 3 Cara Mengukur Panjang Badan (Telentang) • Pasang alat ukur panjang badan sesuai petunjuk • Pilih lantai atau meja yang rata untuk meletakkan alat ukur. Boleh diberikan alas kain yang tipis (tidak boleh terlalu tebal) dan rata karena jika terlalu tebal akan mengganggu pada saat fiksasi alat geser dan validitas pengukuran. • Posisi Panel bagian kepala harus berada di sebelah kiri pengukur. Posisi pembantu pengukur berada di belakang panel bagian kepala. • Lepas alas kaki, penutup kepala/topi/peci, kuncir rambut, pampers dari responden yang akan diukur. Cara Mengukur Panjang Badan (Telentang) • Baringkan anak dengan puncak kepala menempel pada panel. Pembantu pengukur memegang dagu dan pipi anak dari arah belakang panel bagian kepala. Garis imajiner (dari titik cuping telinga ke ujung mata) harus tegak lurus dengan lantai tempat anak dibaringkan. • Pengukur memegang lutut anak agar kaki anak menempel ke lantai/meja. • Gerakkan alat geser (b) kearah telapak kaki anak. Posisi telapak kaki anak rapat & tegak lurus menempel pada alat geser. Lakukan dengan cepat dan segera kencangkan panel geser, anak dapat diangkat dan pengukur dapat membaca hasil pengukuran. • Baca hasil pengukuran panjang badan tepat di garis yang terdapat pada jendela baca dan lakukan secara tegak lurus dengan mata pengukur. • Bacakan dengan keras angka hasil pengukuran oleh petugas pengukur. Selanjutnya angka hasil pengukuran disebutkan ulang oleh petugas pencatat. Jika sudah sesuai dengan angka yang dibacakan oleh petugas pengukur maka Angka hasil pengukuran dicatat pada kotak isian Tinggi Badan pada formulir RKD18.IND. Blok L01b Posisi Pengukuran Panjang Badan Posisi puncak kepala menempel pada panel statis Garis imajiner (dari titik cuping telinga ke ujung mata) tegak lurus dengan lantai tempat anak dibaringkan Posisi cuping dan mata membentuk garis imaginer Posisi kedua telapak kaki tegak lurus saat menempel rapat pada alat geser. Jika tidak memungkinkan kedua telapak kaki anak menempel, maka cukup satu telapak kaki anak yang tegak lurus menempel rapat pada alat geser • Posisi ideal pada saat pengukuran panjang badan • Ibu dapat membantu memegang anak agar anak tidak rewel • Menggerakkan alat geser dan membaca skala harus dilakukan dengan cepat karena anak sering rewel dan bergerak Penimbangan Berat Badan Alat: Ada dua jenis/merek timbangan berat badan digital yang digunakan yaitu 1. Merek AND dengan kapasitas 50 gram-150 kg dan ketelitian 50 gram 2. Merek FamilyDr dengan kapasitas 5 – 150 kg dan ketelitian 100 gram Persiapan: • Keluarkan timbangan dari kotak karton •Pasang baterai pada bagian bawah alat timbang (PERHATIKAN POSISI BATERAI) •Letakan alat timbang pada lantai yang keras dan datar •Responden diminta MEMBUKA ALAS KAKI, JAKET, PAMPERS SERTA MENGELUARKAN ISI KANTONG YANG BERAT SEPERTI KUNCI, HP, dll •Responden disarankan tidak memakai bahan pakaian yang dapat menambah berat badan JEANS atau WOLLS Prosedur Penimbangan menggunakan Timbangan Berat Badan merek AND Kaki-kaki Tombol on/off Baterai Aktifkan alat timbang dengan cara menekan tombol dibagian tengah belakang alat. Tunggu sampai muncul angka 0.00 yang berarti alat timbang sudah siap untuk digunakan. 1. Responden diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di tengah alat timbang, tetapi TIDAK MENUTUPI JENDELA BACA. Responden bersikap tenang (JANGAN BERGERAK-GERAK) dan kepala tidak menunduk (memandang lurus kedepan). 2. Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul,btunggu sampai angka tidak berubah (STATIS) atau muncul huruf “O” maka bacakan dengan keras angka hasil penimbangan oleh petugas penimbang. Angka hasil penimbangan disebutkan ulang oleh petugas pencatat. Jika sama dengan angka yang dibacakan oleh petugas penimbang catat pada kotak isian Berat Badan pada formulir RKD18.IND. Blok L02b. 3. Hasil penimbangan 2 digit di belakang koma Ditulis 1 digit di belakang koma dengan cara pembulatan sebagai berikut : Jika ≥ 00,05 dibulatkan ke atas contoh : (72,05 72,1 kg), (72,35 72,4 kg) Jika < 00,05 dibulatkan ke bawah contoh : (72,04 72,0 kg), (72,34 72,3 kg) 4. Minta responden turun dari alat timbang. Selanjutnya Alat timbang akan OFF secara otomatis. 5. Untuk menimbang responden berikutnya, ulangi prosedur 1 s/d 4. Prosedur Penimbangan Anak Yang Belum Bisa Berdiri Atau Tidak Mau Ditimbang Sendiri 1. Mintalah ibu untuk membuka topi/tutup kepala, jaket, sepatu, kaos kaki atau asesoris yang digunakan IBU maupun ANAK termasuk pampers yang digunakan oleh ANAK 2. Aktifkan alat timbang 3. Timbang ibu dari anak yang akan ditimbang (TANPA ANAK) 4. Perhatikan posisi kaki ibu tepat di tengah alat timbang 5. Catat angka yg terakhir (atau muncul huruf “O” pada bagian kiri atas kaca display) 6. Minta ibu tetap di atas alat timbang dan tunggu sampai alat timbang OFF secara otomatis 7. Hidupkan kembali timbangan kemudian pada saat muncul angka “0,00” maka gendong anak oleh ibu. Angka statis yang terakhir muncul/tertera di timbangan adalah berat badan anak yang ditimbang 8. Selanjutnya bacakan dengan keras angka hasil penimbangan oleh petugas penimbang. Selanjutnya angka hasil penimbangan disebutkan ulang oleh petugas pencatat. Jika sudah sesuai dengan angka yang dibacakan oleh petugas penimbang maka angka hasil penimbangan dicatat pada kotak isian Berat Badan pada formulir RKD18.IND. Blok L02b. Prosedur Penimbangan menggunakan Timbangan Berat Badan merek FamilyDr Aktifkan alat timbang dengan cara menekan tombol dibagian tengah belakang alat. Tunggu sampai muncul angka 0.0 yang berarti alat timbang sudah siap untuk digunakan. Tombol on/off Responden diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di bagian bulatan-bulatan pada alat timbang, tetapi TIDAK MENUTUPI JENDELA BACA. Responden bersikap tenang (JANGAN BERGERAK-GERAK) dan kepala tidak menunduk. Setelah ada bunyi “tit...tit” maka bacakan dengan keras angka hasil penimbangan oleh petugas penimbang. Selanjutnya angka hasil penimbangan disebutkan ulang oleh petugas pencatat. Jika sudah sesuai dengan angka yang dibacakan oleh petugas penimbang maka angka hasil penimbangan dicatat pada kotak isian Berat Badan pada formulir RKD18.IND. Blok L02b. Prosedur Penimbangan Anak Yang Belum Bisa Berdiri Atau Tidak Mau Ditimbang Sendiri CARA PERTAMA 1. Minta ibu untuk membuka topi/tutup kepala, jaket, sepatu, kaos kaki atau asesoris yg digunakan IBU maupun ANAK termasuk popok sekali pakai (diapers) yang digunakan. 2. Aktifkan alat timbang. 3. Timbang ibu. 4. Perhatikan posisi kaki ibu tepat di bagian bulatan-bulatan pada alat timbang 5. Catat angka berat badan ibu yg muncul pada jendela display setelah alat berbunyi ‘tit...tit..” 6. Minta ibu turun dari alat timbang & tunggu sampai alat timbang OFF 7. Minta ibu untuk naik kembali ke atas timbangan, hidupkan kembali timbangan. 8. Setelah muncul angka “0,0” segera berikan anak ke ibu untuk digendong. 9. Setelah angka pada jendela baca tidak bergerak (statis) atau alat berbunyi ‘tit...tit..maka bacakan dengan keras angka hasil penimbangan oleh petugas penimbang angka hasil penimbangan disebutkan ulang oleh petugas pencatat. Jika sudah sama catat angka tersebut sebagai berat badan anak. 10. Isikan angka hasil penimbangan di kotak isian Berat Badan pada formulir RKD18.IND.Blok L.02b. 11. Perhatian! Angka berat badan anak tidak boleh sama atau lebih besar dari angka berat badan ibu. Jika terjadi seperti itu maka lakukan penimbangan kembali dengan benar. CATATAN : Apabila telah dilakukan prosedur penimbangan sesuai poin 7-9 tetapi tidak ada perubahan atau angka tetap ”0,0” maka kemungkinan berat anak < 5 kg maka lakukan prosedur penimbangan CARA KEDUA . CARA KEDUA 1. Ulangi prosedur penimbangan cara pertama dari langkah 1 s/d 6 2. Catat angka berat badan ibu pada lembar catatan 3. Minta ibu turun dari alat timbang & tunggu sampai alat timbang OFF secara otomatis 4. Hidupkan kembali timbangan kemudian pada setelah muncul angka “0,0” maka segera ibu naik sambil menggendong anaknya ke atas timbangan 5. Setelah angka pada jendela baca tidak bergerak (statis) atau alat alat berbunyi ‘tit...tit..”maka catat (berat ibu+anak) pada lembar catatan. 6. Hitung berat badan anak dengan cara mengurangi hasil penimbangan (berat badan ibu+anak) dengan hasil penimbangan berat badan ibu Catat pada lembar catatan 7. Isikan angka hasil pengurangan pada kotak isian Berat Badan pada formulir RKD18.IND.Blok L.02b. Keterangan: 1. Setelah selesai menimbang, simpan kembali alat timbang ke dalam kardusnya. 2. Timbangan disimpan dalam tas perlengkapan lapangan, dan JAGA jangan sampai jatuh atau terbentur. 3. Apabila penerangan di dalam rumah tidak cukup baik, maka pengukuran berat badan dilakukan di luar rumah (cari lantai yang keras dan datar) agar hasil pengukuran dapat dibaca dengan baik. 4. Alat timbang HARUS DIKALIBRASI setiap hari sebelum ke lapangan untuk mengecek akurasi alat timbang. Cara Kalibrasi Timbangan Contoh Alat kalibrasi : • Batu/anak timbangan dengan berat minimal 5 kg • Air dalam kemasan botol Siapkan 4 botol air kemasan 1,5 liter. Timbang ke-4 botol tsb. Kurangi isi salah satu botol sehingga beratnya 5 kg dan segel tutup botol • Satukan ke-4 botol dg lakban • Air dalam jerigen Siapkan 1 jerigen kapasitas 5 liter. Isi dg air sampai berat air dalam jerigen mencapai 5 kg. Segel tutupnya dengan lakban Pada saat melakukan kalibrasi ke-4 botol harus dinaikkan ke atas timbangan secara bersamaan Bila berat alat kalibrasi tersebut sudah berubah ±500 gram ganti semua baterai Apabila setelah baterai diganti hasil penimbangan memiliki perbedaan ±500 gram maka alat timbangan berat badan tersebut harus diganti dengan yang baru Hubungi PJT Kab/Kota Alat kalibrasi disimpan di basecamp enumerator, tidak perlu dibawa ke lapangan CATATAN: Air dalam botol dan jerigen sebagai alat kalibrasi tidak boleh diganti! Setiap pindah blok sensus baterai timbangan harus di ganti yang baru Timbangan diperlakukan hati-hati timbangan sangat sensitif terhadap benturan Pengukuran Lingkar Perut Alat Ukur/meteran dengan ukuran maksimal 150 cm dan ketelitian 0,1 cm. PERSIAPAN ALAT Pastikan pita ukur tidak kusut, tidak terlipat-lipat atau tidak sobek. Penentuan titik “0” : - Cek posisi angka 1 pada alat ukur : 1 Apabila posisi Angka“1” maka Posisi Angka “0” 2 Apabila posisi Angka“1” maka Posisi Angka “0” Prosedur Pengukuran Lingkar Perut Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah. Tandai titik tersebut dengan spidol atau pulpen. Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul. Tetapkan titik tengah di antara titik tulang rusuk terakhir dengan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/panggul dan tandai titik tengah tersebut dengan spidol atau pulpen. Lakukan pada kedua sisi perut responden Minta responden untuk berdiri tegak dan bernapas dengan normal (respirasi normal) Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/diambil dari titik tengah kemudian secara sejajar/horizontal melingkari pinggang dan perut kembali menuju ke titik tengah diawal pengukuran Apabila responden mempunyai perut yang buncit ke bawah, lakukan pengukuran melewati pusar responden lalu berakhir pada titik tengah tersebut lagi. Ukur lingkar pinggang mendekati angka 0,1 cm Hal yang perlu diperhatikan: • Pengukuran lingkar perut yang benar dilakukan dengan menempelkan pita pengukur langsung di atas kulit. PENGUKURAN DI ATAS PAKAIAN SANGAT TIDAK DIBENARKAN. • Apabila responden tidak bersedia membuka atau menyingkap pakaian bagian atasnya, pengukuran dengan menggunakan pakaian yang sangat tipis (kain nilon, silk dll) diperbolehkan dan beri catatan pada kuesioner. • Apabila responden tetap menolak untuk diukur, pengukuran lingkar perut tidak boleh dipaksakan dan beri catatan pada kuesioner. • Pita ukur tidak boleh melipat pada saat pengukuran lingkar perut dilakukan • Isikan hasil ukur ke Kuesioner RKD18.IND BLOK L03b. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) Alat : Pita ukur/meteran dengan ketelitian 0,1 cm. Persiapan: • Pastikan pita ukur tidak kusut, tidak terlipat-lipat atau tidak sobek. • Responden diminta berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak memegang apapun serta otot lengan tidak tegang. • Pastikan apakah responden kidal atau bukan? Tanyakan pada responden • Jika responden tidak kidal maka yang diukur adalah lengan bagian kiri Jika responden kidal maka yang diukur adalah lengan bagian kanan. PROSEDUR PENGUKURAN: Sebelum pengukuran, dengan sopan minta izin kepada responden bahwa petugas akan menyingsingkan baju lengan kiri responden sampai pangkal bahu. Pengukuran dilakukan dalam ruangan yang tertutup. • Tentukan posisi pangkal bahu. • Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan ke arah perut. • Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan menggunakan pita ukur (lihat gambar), dan beri tanda dengan pulpen/spidol (sebelumnya dengan sopan minta izin kepada responden) • Selanjutnya responden diminta meluruskan lengannya ke bawah dan biarkan menggantung bebas. • Lingkarkan pita ukur sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan responden (di pertengahan antara pangkal bahu dan siku). • Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar. • Baca angka yang ditunjukkan oleh ujung pita ukur (kearah angka yang lebih besar). • Catat angka pembacaan pada kuesioner RKD18.IND Blok L07b. Angka “0” Angka yang dibaca Lila = 26,0 cm 1. Menentukan titik tengah lengan dengan cara 2. Selanjutnya responden diminta meluruskan melipat siku membentuk garis 90o kemudian ukur lengannya dan biarkan menggantung bebas. panjang lengan antara pangkal bahu dengan Lingkarkan pita ukur/meteran pada tanda pulpen ujung siku kemudian hasil pengukuran tersebut mengelilingi lengan responden. dibagi 2 (dua). Beri tanda dengan pulpen/spidol Pengukuran tidak boleh terlalu ketat atau longgar. Keterangan: Jika responden kidal atau lengan kiri lumpuh atau hanya mempunyai 1 lengan kanan saja maka yang diukur adalah lengan kanan (beri keterangan pada kolom catatan pengumpul data). Simpan pita ukur/meteran dengan baik, gulung kembali dengan cara menekan bagian tengah alat ukur. PRAKTEK PENGUKURAN ANTROPOMETRI ENUMERATOR RISKESDAS 2018 • TIM ANTROPOMETRI • BADAN LITBANG KESEHATAN PROSEDUR PRAKTEK ANTROPOMETRI 1. Setiap calon enumerator wajib melakukan pengukuran antropometri dengan menggunakan subyek Balita dan orang dewasa 2. Untuk masing-masing kelas akan disediakan sejumlah anak Balita dengan rasio (1:2 tim) artinya 1 anak Balita untuk 2 Tim (8 orang) 3. Praktek Pengukuran Berat Badan dan Tinggi Badan Balita minimal dilakukan oleh semua peserta sebanyak 1 kali pengukuran oleh semua peserta 4. Praktek Pengukuran Berat badan, tinggi badan, lingkar perut dan lingkar lengan atas pada orang dewasa dilakukan oleh semua peserta sebanyak 2 kali pengukuran (secara berpasangan). 5. Khusus calon petugas pengukur akan melakukan pengukuran Tinggi Badan sebanyak 2 kali pengukuran pada 10 orang dewasa (5 orang laki-laki dan 5 orang perempuan) PROSEDUR PEMILIHAN PETUGAS PENGUKURAN ANTROPOMETRI 1. Dari masing-masing tim akan dipilih 2 orang sebagai calon petugas pengukuran antropometri (1 orang laki-laki dan 1 orang perempuan) 2. Petugas pengukuran antropometri diutamakan memiliki latar belakang Pendidikan gizi terutama untuk pengukuran tinggi/panjang badan 3. Jika dalam tim tidak ada yang berlatar belakang gizi maka dapat dipilih 2 orang calon enum untuk menjadi calon petugas khusus pengukuran antropometri 4. Setiap calon petugas pengukuran antropometri wajib dilakukan uji presisi dan akurasi pengukuran tinggi badan PRAKTEK UJI PRESISI DAN AKURASI PENGUKURAN TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN CALON PETUGAS PENGUKURAN RISKESDAS 2018 DEFINISI • Presisi: • Kemampuan untuk mengukur secara berulang-ulang dengan kesalahan yang minimal. • Kemampuan mengukur subyek yang sama secara berulang dengan kesalahan yang minimal. • Akurasi: • Kemampuan untuk mendapatkan hasil yang sedekat mungkin dengan hasil yang sebenarnya Tata Cara Pelaksanaan Uji Presisi dan Akurasi 1. Masing-masing calon petugas akan melakukan praktek pengukuran Tinggi Badan kepada 10 orang dewasa sebanyak 2 kali pengukuran 2. Pelatih Nasional yang berlatar belakang gizi diharapkan akan menjadi Gold Standar Pengukuran. 3. Hasil pengukuran tidak boleh diberitahukan kepada peserta lain dan tidak boleh dicatat tetapi langsung disampaikan kepada petugas pencatat (PJ Kelas) untuk dicatat pada formulir pencatatan. Tata Cara Pelaksanaan Uji Presisi dan Akurasi 4. Hasil pengukuran dicatat pada Formulir yang sudah disiapkan oleh panitia (terlampir) 5. Selanjutnya dilakukan analisis pengujian presisi-akurasi pengukuran Tinggi Badan 6. Calon petugas pengukur yang memiliki nilai presisi dan akurasi rendah perlu dilakukan pendalaman teori dan praktek pengukuran Tinggi Badan yang lebih intensif dan sering selama masa pelatihan berlangsung HASIL PENGUKURAN ENUMERATOR Enumerator Nama Subyek No Pengukuran Tinggi Badan I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II HASIL PENGUKURAN GOLD STANDAR Gold Standar Nama Subyek No Pengukuran Tinggi Badan I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II HASIL PENGUKURAN SUPERVISOR (GOLD STANDAR) No Nama Subyek PENGUKURAN I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II ds (I-II) 2 ds Tanda (+/-) S (I+II) HASIL PENGUKURAN ENUMERATOR No Subyek PENGUKURAN I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II de (I-II) de 2 Tanda (+/-) S (I+II) Keterangan: • de : hasil pengukuran I-II (enumerator) • ds : hasil pengukuran I-II (supervisor) • s : hasil pengukuran I+II (enumerator) • S: hasil pengukuran I+II (Supervisor) • D : s-S • I : hasil pengukuran ke I • II : hasil pengukuran ke II HASIL PENGUKURAN SUPERVISOR (GOLD STANDAR) No Subyek PENGUKURAN I II ds (I-II) ds2 Tanda (+/-) S (I+II) 1 A 69.0 69.0 0 0 138.0 2 B 66.4 66.4 0 0 132.8 3 C 47.0 47.0 0 0 94.0 4 D 49.6 49.6 0 0 99.2 5 E 94.0 93.9 0.1 187.9 6 F 72.8 72.9 -0.1 0.01 + 0.01 - 7 G 77.2 77.2 0 0 154.4 8 H 80.7 80.7 0 0 161.4 9 I 65.0 65.0 0 0 130.0 10 J 74.1 74.1 0 0 148.2 0.02 1391.6 145.7 HASIL PENGUKURAN ENUMARATOR DIBANDINGKAN SUPERVISOR No Subyek Peng-ukuran de (I-II) de 2 Tanda (+/-) I II 68.7 68.6 0.1 0.01 66.0 65.9 0.1 0.01 1 A 2 B 3 C 46.8 46.7 0.1 0.01 4 D 49.6 49.6 0.0 0 5 E 94.0 93.9 0.1 0.01 6 F 72.6 72.6 0.0 0 7 G 76.8 76.7 0.1 0.01 8 H 80.5 80.6 -0.1 9 I 64.8 64.7 10 J 73.9 73.9 + s (I+II) S (I+II) D (s-S) D 2 Tanda (+/) - 137.3 138.0 -0.70 0.49 131.9 132.8 -0.90 0.81 93.5 94.0 -0.50 0.25 99.2 99.2 0.00 0 187.9 187.9 0.00 0 145.2 145.7 -0.50 0.25 - + 153.5 154.4 -0.90 0.81 - 0.01 - 161.1 161.4 -0.30 0.09 - 0.1 0.01 + 129.5 130.0 -0.50 0.25 - 0.0 0 147.8 148.2 -0.40 0.16 - 0.07 + + + 3.11 - Analisis Presisi dan Akurasi: Nilai Σds² (supervisor) biasanya < adalah presisi tinggi karena memiliki spesifikasi yang baik. Nilai Σde² (enumerator) tidak boleh 2 kali lebih besar dari nilai Σds² --- presisi yang tinggi Nilai ΣD² (enumerator) tidak boleh 3 kali lebih besar dari nilai (supervisor) Σds² HASIL • Presisi : 2 -Σ ds = 0.02 2 2 Σ de = 0.07 2 kali dari Σ ds - Kesimpulannya hasil pengukuran enumerator kurang presisi - Hasil pengukuran enumerator cenderung lebih berat dibandingkan supervisor perlu latihan mengukur lebih sering lagi • Akurasi : 2 2 - Σ D = 3.11 > 3 kali dari Σ ds - Kesimpulannya hasil pengukuran enumerator kurang akurat