BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman modern ini pendidikan keluarga merupakan pendidikan informal yang berperan sangat penting membentuk kepribadian peserta didik untuk menunjang pendidikan sekolah. Keluarga merupakan lingkungan paling utama bagi anak atau peserta didik. Konsep tentang pentingnya peran keluarga bagi pertumbuhan kepribadian dan watak seseorang ini disebabkan peserta didik lebih lama tinggal pada sebuah keluarga dibandingkan berada pada lingkungan lain. Selain itu orang tua lebih tahu dengan sikap, perasaan, tingkah laku, kemauan dan tabiat peserta didik. Sehingga lebih mudah mengadakan komunikasi yang baik, ke arah saling mempengaruhi antara anggota keluarga, sikap pendirian terhadap norma pada keluarga sangat besar sekali pengaruhnya terhadap pembentukan kepribadian anak Kemajuan peradaban manusia di era global ini, kompleksitas masalah kehidupan mengalami perubahan yang cepat sekali. Hal ini memberikan kesan bahwa kehidupan sehari-hari semakin menggalau dan beraneka. Perubahan yang cepat mengharuskan adanya berbagai upaya orang tua terhadap anak agar memiliki kemampuan untuk mengantisipasi, mengakomodasi, dan mewarnainya.1 Penanaman nilai-nilai agama kepada anak pada keluarga di era global ini banyak terpengaruh lingkungan menyesatkan, padahal pada kepribadiannya yang terbentuk sejak kecil, telah diberikan potensi atau fitrah yang harus dikembangkan anak atau peserta didik sesuai ajaran Islam. Dorothy Law Nolte dikutip Jalaluddin Rakhmat, mengatakan bimbingan/pendidikan agama dan moral itu harus dicurahkan dengan penuh cinta dan kasih sayang sejak anak masih kecil, agar anak dapat belajar menemukan cinta dan nilai-nilai agama dalam kehidupannya.2 1 Moh Shochib, Pola Asuh Orang Tua, dalam Membantu Anak Mengembangkan Diri, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm. 11 2 Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim, (Jakarta : Gunung Agung, 2001), hlm.187 1 2 Orang yang paling dekat dengan anak ialah kedua orang tuanya, yakni ibu dan bapak dari anak yang dilahirkannya. Orang tua merupakan guru paling ideal bagi seorang anak, karena perilaku orang tua mempengaruhi anaknya hingga tingkat lebih luas dari pada dilakukan orang lain seperti guru di sekolah atau tokoh pendidikan lainnya. Konteks ini status orang tua tidak berbeda dari seorang pendidik/pembimbing agama. Sehubungan status tersebut, orang tua harus lebih memperdulikan pendidikan agama anaknya melalui bimbingan agama pada keluarga. Pola bimbingan agama ini telah ditekankan Nabi Ya`kub as, ketika memberikan wasiat menjelang akhir hayatnya kepada anaknya nabi Yusuf as, dalam Al Quran surat Ali Imron ayat 102 : “Hai orang-orang yag beriman, bertakwalah kamu kepada Alah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu sekali-kali mati (melainkan) dalam keadaan beragama Islam”. (Q.S. Al-Imran : 102).3 Menurut Quraish Shihab, kandungan ayat di atas merupakan kisah keteladanan Nabi Ya`kub sebagai orang tua dalam memberikan bimbingan agama Islam terhadap anak melalui pola pendidikan keagamaan keluarga guna membentuk sikap mental beragama yang positif dan keimanan kepada Allah SWT. Orang tua dituntut pertanggungan jawab mengasuh anak-anaknya agar dapat menghadirkan manusia beragama yang memiliki kompetensi dan motivasi tinggi menjalankan ajaran agamanya dengan ciri-ciri iman dan takwa, berbudi luhur sesuai ajaran Islam.4 Keimanan dan ketakwaan merupakan bagian sumber daya manusia Indonesia. Keimanan dan ketakwaan merupakan ajaran Islam, membentuk sikap dan kepribadian anak agar memiliki sikap yang baik berlandaskan ajaran Islam. Guna membentuk kepribadian positip anak, peran keluarga tetap dibutuhkan, karena pendidikan keluarga melandasi dan menjadi kontrol terhadap nilai-nilai yang diterima anak/peserta didik di sekolah dan masyarakat. Ketidakserasian 3 Tim Penyusun Kitab Suci, Al Quran dan Terjemahnya, (Jakarta : Depag RI, 2003), 4 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta : Lentera, 2007), hlm. 157. hlm. 92. 3 norma-norma didapat anak di sekolah dengan yang diterimanya pada keluarganya akan membahayakan jiwa anak. Kesesuaian bimbingan agama Islam orang tua pada keluarga dengan pembelajaran anak di sekolah merupakan dua komponen penting yang ikut menentukan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di sekolah. Faktor keaktifan siswa sebagai subjek belajar yang diapresiasikan melalui minat dan prestasi belajar yang tinggi mengacu pada norma-norma pendidikan pada keluarga sangat menentukan keberhasilan siswa belajar Pendidikan Agama Islam di sekolah. Keberhasilan belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni dalam diri peserta didik dan faktor yang datang dari luar diri peserta didik atau faktor lingkungan.5 Faktor dalam diri peserta didik (intrinsik) besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar anak di sekolah. Salah satu bentuk bimbingan belajar orang tua adalah mendorong tumbuhnya kesadaran belajar anak yang merupakan faktor intrinsik yang ditunjukkan dengan indikator antara lain motivasi, perhatian, ketekunan, sikap dan kebiasaan belajar.6 Secara aplikatif peserta didik yang berprestasi dalam belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, kesadaran dan motivasi tersebut bekerja secara sinergis dengan keterampilan kognitif, afektif, psikomotorik peserta didik. Secara konseptual menunjukkan peserta didik yang berprestasi tinggi pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam cenderung memiliki kesadaran dan motivasi belajar yang kuat dan memiliki akhlak yang baik.7 Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan, keberhasilan membentuk sikap mental positip anak tidak terlepas dari beberapa unsur terkait, antara pihak sekolah dan keluarga. Kerja sama yang baik dan saling melengkapi antara pihak-pihak keluarga dan sekolah menjadi modal dasar keberhasilan sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah. 5 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Press, 2002), hlm. 127. 6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2001), hlm. 39. 7 Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung : Refika Aditama,. 2009), hlm. 165 4 Sejalan dengan alur pemikiran pada pembahasan yang sudah dipaparkan di atas pada kenyataannya, tugas dan tanggung jawab orang tua untuk memperhatikan pendidikan agama terutama berkaitan dengan bimbingan agama Islam orang tua terhadap anak seperti melatih dan membimbing, mengawasi dan mengontrol, memberikan fasilitas pendidikan, membiasakan, memberikan contoh/teladan kepada anak semakin berkurang. Pembahasan di atas sangat relevan dengan kondisi di orang tua siswa SD Negeri Timbang 01 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang, bahwa realitas di desa Timbang yang merupakan tempat tinggal siswa. Di sana banyak orang tua yang sudah memberikan bimbingan tentang keagamaan dengan memberikan contoh keteladanan agar ditiru dan dilaksanakan, menerapkan sikap disiplin keagamaan, menyediakan tenpat khusus untuk beribadah serta perlengkapannya. Dengan memberikan bimbingan tersebut orang tua beranggapan bahwa bimbingan agama Islam di rumah sudah mampu memenuhi kebutuhan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di sekolah. Fenomena tersebut terjadi pada peserta didik di SD Negeri Timbang 01. Berdasarkan pada konsep tersebut apabila orang tua menjalankan fungsinya sebagai pembimbing agama pertama dan utama dan sebagai wahana yang kondusif guna merealisasikan tanggung jawabnya untuk membimbing dan memberikan keteladanan yang tercermin pada bimbingan agama Islam orang tua, maka peserta didik diharapkan memiliki kesadaran akan pentingnya belajar dan mendorongnya lebih giat belajar di sekolah sehingga memberikan manfaat bagi peserta didik. Anwar Sutoyo, menegaskan bahwa bimbingan agama Islam orang tua dalam bentuk bimbingan pendidikan fitrah beragama seperti keimanan, dapat memberi arah, pendorong, dan sekaligus pengendali fitrah jasmani, ruhani, dan nafsu anaknya yang dapat memberikan pengaruh terhadap perkembangan jiwa dan kepribadian anak atau peserta didik.8 Pentingnya bimbingan agama Islam orang tua yang hidup dalam keluarga sebagai landasan bagi anak atau peserta didik untuk mengarungi kehidupan yang 8 Anwar Sutoyo, Bimbingan Konseling Islami; Teori dan Praktik, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 65. 5 berbahagia di dunia dan di akhirat yang diimplementasikan melalui bimbingan dan perhatian orang tua sebagai wahana pembinaaan kepribadian dan sikap mental positip yang tercermin pada prestasi belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik secara maksimal serta sejalan tema penelitian di atas. Peneliti tertarik untuk mengkajinya dalam penelitian berjudul “Pengaruh Bimbingan Agama Islam Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas V SD Negeri Timbang 01 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah dipaparkan di atas, dapat diidentifikasi berbagai permasalah yang muncul terkaita dengan bimbingan agama Islam orang tua terhadap prestasi belajar Pendidikan Anak di SD Negeri Timbang Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014. Adapun rincian identifikasi masalah tersebut sebagai berikut : 1. Adanya kecenderungan menurunnya prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa sehingga perlu mendapatkan perhatian dan penanganannya, sehingga tidak mengganggu prestasi belajar siswa. 2. Salah satu indikator yang menyebabkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik menurun adalah karena kurang maksimalnya bimbingan agama Islam orang tua yang merupakan sumber kesadaran, teladan dinamis bagi siswa, dorongan, nasehat, pembiasaan, dan pemenuhan fasilitas belajar yang sangat dibutuhkan siswa dan akan dipersepsi sebagai bentuk perhatian orang tua. 3. Masih menunjukkan adanya gejala di kalangan orang tua siswa yang mengabaikan pendidikan agama bagi anaknya, disebabkan kesibukan bekerja, hal ini dipersepsi siswa sebagai kurangnya perhatian orang tua. 4. Persepsi orang tua yang keliru bahwa menyerahkan pendidikan ke sekolah sudah mewakili pendidikan orang tua untuk memenuhi kebutuhan anak dalam pendidikan agama Islam. 6 5. Disisi lain diagnosa prestasi belajar Pendidikan Agama Islam di dalam dunia pendidikan di rasa cukup kurang dan perlu untuk dibahas dan di teliti, karena prestasi belajar mempunyai hubungan yang cukup tinggi dengan bimbingan agama Islam orang tua di rumah. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, tenaga biaya dan kemampuan peneliti, maka dalam skripsi ini dibatasi pada : 1. Bimbingan agama Islam orang tua di rumah mencakup melatih dan membimbing, mengawasi dan mengontrol, memberikan fasilitas pendidikan, membiasakan, memberikan contoh/teladan kepada anak. 2. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari semangat dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam, memperhatikan keterangan guru, dan aktif dalam kegiatan keagamaan di sekolah. 3. Pengaruh bimbingan agama Islam orang tua terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut : “Seberapa jauh bimbingan agama Islam orang tua berpengaruh terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas V SD Negeri Timbang 01 Banyuputih Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014 ?” E. Tujuan Penelitian Sinkorn dengan rumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini sebagai berikut : “Untuk mengetahui besaran pengaruh bimbingan agama Islam orang tua terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas V SD Negeri Timbang 01 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2013/2014”. 7 F. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Secara Teoritis a. Sebagai bahan masukan bagi pendidik, keluarga, konselor Islam, dan pemerintah untuk dijadikan bahan analisis lebih lanjut dalam rangka memberdayakan peningkatan mutu pendidikan melalui optimalisasi peran orang tua sebagai pendidik pertama dan utama untuk menunjang prestasi belajar anak di sekolah. b. Mampu menambah khasanah keilmuan tentang pendidikan keluarga khususnya strategi dan bimbingan agama Islam orang tua menanamkan Pendidikan Agama Islam sejak dini dalam keluarga . 2. Secara Praktis a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan kemampuan penulis di bidang penelitian empiris berkaitan dengan tema bimbingan agama Islam orang tua terhadap optimalisasi prestasi belajar Pendidikan Agama Islam. b. Bagi Guru, memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan profesionalisme guru sebagai pendidik guna meningkatkan kerja sama yang baik dengan orang tua berkaitan dengan menumbuhkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik. c. Bagi Orang Tua, memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya menumbuhkan prestasi belajar pada anak sehingga termotivasi lebih giat belajar khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. d. Bagi Masyarakat 1) Memberikan informasi tentang pengaruh bimbingan agama Islam orang tua terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas V SD Negeri Timbang 01 Banyuputih Batang dan sekitarnya. 2) Memberikan informasi tentang pentingnya optimalisasi bimbingan agama Islam orang tua untuk menumbuhkan dan membiasaan aktivitas belajar anak dalam keluarga di lingkungan SD Negeri Timbang 01 Banyuputih Batang dan sekitarnya. 8 3) Memberikan inforrmasi tentang kerugian akibat kelalaian orang tua untuk menumbuhkan aktivitas dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam anak. 4) Sebagai sumbang pikir ilmiah menambah wawasan dan khasanah pengetahuan berkaitan pendidikan agama anak, khususnya peran orang tua dan masyarakat sebagai kontrol dan mitra pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.