ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN CONGENITAL HEART DESEASES (CHD) Sirkulasi normal EPIDEMIOLOGI Insiden yang paling sering terjadi yaitu penyakit ventrikel septum defek dengan kejadian 20 % dari semua kasus PJB, dan tetralogi fallot 4-10% dari semua anak yang mengalami defek jantung kongenital. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nur Ain, dkk (2015) tentang gambaran karakteristik penderita penyakit jantung bawaan pada 55 anak yang menderita penyakit jantung bawaan di RSUP Dr. M. Djamil Padang dari Januari 2010 sampai Mei 2012. Jenis PJB terbanyak adalah TF (21,8%) dan gejala yang paling sering dijumpai adalah sesak nafas (50,9%). Sebanyak (34,5%) penderita memiliki penyakit kongenital lain, dengan penyakit nonsindroma terbanyak adalah atresia ani dan omfalokel dengan masing-masing (22,2%) dan penyakit sindroma terbanyak adalah sindroma Down (40%). Gagal tumbuh terdapat pada (49,1%) penderita. CHD adalah kelainan jantung yang terjadi sejak bayi lahir, dan kelainan jantung ini terjadi sebelum bayi lahir. Kelainan ini tidak selalu memberi tanda pada saat bayi dilahirkan, kadang beberapa bulan sampai beberapa tahun. Pengertian Terjadi minggu 5-8 kehamilan saat perkembangan jantung dan pembuluh besar dibentuk Faktor penyebab adalah infeksi ibu: rubella, chicken fox, influenza Faktor genetik Ibu dengan DM dengan ketergantungan insulin Gizi ibu Faktor lingkungan: radiasi Kecanduan obat dan alkohol Etiologi CHD disebabkan oleh faktor genetik atau faktor maternal (konsumsi obat-obatan, penyakit rubella) ataupun faktor lingkungan. Echo fetus dapat digunakan untuk mendeteksi malformasi jantung, disritmia, dan disfungsi miokard neonatus pada kasuskasus beresiko tinggi. Penyakit jantung terjadi setelah dilahirkan, sebagai hasil dari penyakit atau gangguan pada jantung.(Leifer, 2014). Beberapa kasus PJB terkait dengan abnormalitas kromosom, terutama trisomi 21, 13, dan 18 serta sindrom Turner. 5% -8% penderita penyakit jantung kongenital mempunyai keterkaitan dengan kelainan kromosom : penyakit jantung ditemukan lebih besar dari 90% pada penderita trisomi 18, 50% penderita trisomi 21, dan 40% dari mereka sindrom Turner (XO) (Nelson, 2006) TANDA DAN GEJALA Kegagalan tumbuh atau kehilangan berat badan Sianosis, pucat Pulsasi kuat pada vena di sekitar leher Takipnea, dyspnea Takikardi, bradikardia Frekuensi nadi iregular Clubbing finger Lelah selama menyusui atau beraktivitas Keringat berlebih terutama pada dahi Sulit makan Mudah lelah Pembengkakan perut atau disekitar mata Prekordium hiperaktif Kurus Biasanya disertai dengan kelainan congenital yang lain : labiopalatoskizis, fistula trakeoesofageal, kelainan ginjal A. CHD Non Sianotik dengan vaskularisasi paru bertambah, misal VSD (Ventrikular Septal Defek), ASD (Atrial Septal Defek), PDA (Patent Duktus Arteriosus) B. CHD Non Sianotik dengan vaskularisasi paru normal, misal Stenosis Aorta, Stenosis Pulmonal, Koarktasio Aorta C. CHD Sianotik dengan vaskularisasi paru berkurang misal Tetralogi of Fallot CHD Sianotik dengan vaskularisasi paru Klasifikasi CHDTransposisi Arteri Besar bertambah, misal D. Terdapak defek pada septum ventrikel, atrium atau duktus yang tetap terbuka menyebabkan adanya pirau (kebocoran) darah dari kiri ke kanan karena tekanan jantung dibagian kiri lebih tinggi daripada dibagian kanan. L R Shunt Anak terlihat pucat, banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik. Diameter dada bertambah, sering terlihat pembonjolan dada kiri. Tanda yang menojol adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela intrakostal dan region epigastrium. Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinamik. Manifestasi klinik Anak mungkin sering mengalami kelelahan dan infeksi saluran pernafasan atas. Mungkin ditemukan adanya murmur jantung. Pada foto rongent ditemukan adanya pembesaran jantung dan diagnosa dipastikan dengan kateterisasi jantung. Manifestasi klinik Neonatus menunjukan tanda-tanda respiratory distress seperti mendengkur, tacipnea dan retraksi. Sejalan dengan pertumbuhan anak, maka anak akan mengalami dispnea, jantung membesar, hipertropi ventrikuler kiri akibat penyesuaian jantung terhadap peningkatan volume darah, adanya tanda machinery type murmur jantung akibat aliran darah turbulen dari aorta melewati duktus menetap. Tekanan darah sistolik mungkin tinggi karena pembesaran ventrikel kiri. Manifestasi klinik Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung yang umum, dan terdiri dari 4 kelainan yaitu: 1) stenosis pulmonal, 2) hipertropi ventrikel kanan, 3) kelainan septum ventrikuler, 4) kelainan aorta yang menerima darah dari ventrikel dan aliran darah kanan ke kiri melalui kelainan septum ventrikel. definisi Bayi baru lahir dengan TF menampakkan gejala yang nyata yaitu adanya cianosis, letargi dan lemah. Selain itu juga tampak tanda-tanda dyspne yang kemudian disertai jari-jari clubbing, bayi berukuran kecil dan berat badan kurang. Sianosis terjadi saat terjaga, disertai dengan hiperventilasi. Dapat terjadi saat pemberian makan, stres, defekasi dan menangis. Bayi mudah mengalami infeksi saluran pernafasan atas. Murmur jantung, Manifestasi klinik 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Gagal jantung kongestif Renjatan kardiogenik, Henti Jantung Aritmia Endokarditis bakterialistis Hipertensi Hipertensi pulmonal Tromboemboli dan abses otak Komplikasi chd Kelainan jantung congenital menyebabkan dua perubahan hemodinamik utama : ◦ Shunting atau percampuran darah arteri dari vena ◦ Perubahan aliran darah pulmonal dan tekanan darah. Perubahan pada aliran darah, percampuran darah vena dan arteri, serta kenaikan tekanan pulmonal akan meningkatkan kerja jantung. Menifestasi dari penyakit jantung congenital yaitu adanya gagal jantung,perfusi tidak adekuat dan kongesti pulmonal. Patofisiologi secara umum Gambaran ECG yang menunjukan adanya hipertropi ventrikel kiri,kateterisasi jantung yang menunjukan striktura. Diagnosa ditegakkan dengan cartography, Cardiac iso enzim (CPK & CKMB) meningkat Rontgen thorax untuk melihat atau evaluasi adanya cardiomegali dan infiltrat paru Pemeriksaan diagnostik Tatalaksana Penyakit jantung Bawaan Umumnya tata laksana penyakit jantung bawaan meliputi tata laksana non-bedah dan bedah. Masing-masing pelaksanaannya akan diuraikan sebagai berikut : Tatalaksana non-bedah Tata laksana non-bedah meliputi tata laksana medikamentosa dan kardiologi intervensi. Terapi medikamentosa bertujuan untuk mengurangi gejala dan komplikasi penyakit, sebelum dilakukan operasi. Neonatus atau anak dengan hipoksia berat, mempertahankan suhu lingkungan yang netral misalnya pasien ditempatkan dalam inkubator pada neonatus memposisikan knee chest (fetus) untuk meningkatkan aliran darah pulmonal dan mengurangi kebutuhan oksigen kadar hemoglobin dipertahankan dalam jumlah yang cukup, pada neonatus dipertahankan di atas 15 g/dl memberikan cairan parenteral dan mengatasi gangguan asam basa. Pemeriksaan analisa gas darah arteri memberikan oksigen menurunkan resistensi paru sehingga dapat menambah aliran darah ke paru, Peran Orang Tua Asuhan keperawatan Asuhan Keperawatan Riwayat penyakit keluarga Riwayat maternal : terpapar dengan infeksi, penyakit kronik, DM, penyakit dan syndrom genetic : turner syndrome, fetal alcohol syndrome, ibu terpapar dengan rokok, dan obatobatan terutama usia kehamilan trimester 1 Riwayat penyakit jantung pada keluarga terjadi saat usia orang tua sebelum umur 55 tahun, atau orang tua yang meninggal karena penyakit jantung < 40 tahun, pada keluarga dengan hiperkolesterol. Pengkajian Pada Anak dengan Penyakit Jantung Bowden,VR & Greenberg,CS (2010) Kelelahan saat menyusui, menyusui tidak lebih dari 20-30 menit saja, kesulitan menghisap, fatigue, takipnea, dan diaphoresis selama menyusui. Berat badan tidak adekuat, adanya perilaku makan yang buruk. Pengkajian nutrisi Letargi, agitasi, kelemahan biasa terjadi saat hypoxia dan gagal jantung, penurunan BB , gizi buruk, squatting (biasanya pada anak dengan TOF, dan deman menunjukkan terjadinya penyakit karena bakteri KEADAAN UMUM Observasi keadaan kulit saat istirahat Pucat atau bintik-bintik merah pada kulit menunjukkan terjadi anemia, gagal jantung, dan syok kardiogenik Cianosis pada membrane mokus mengindikasikan terjadinya sianosis dengan hypoksia, CHD Cianosis pada kuku dan mottling menunjukkan kedinginan dan inadekuat perfusi Jaundice pada infant menunjukkan terjadinya gagal jantung SISTEM INTEGUMEN Diaphoresis, khususnya pada saat menyusui, kemungkinan terjadi pada anak dengan shunt dari kiri ke kanan Clubbing terjadi pada anak saat hypoxia Edema kemungkinan terjadi saat gagal jantung CRT > 3 detik, menandakan gangguan kardiovaskular atau vasokontriksi Rash biasa terjadi pada anak dengan streptokokus dan Kawasaki Edema area periorbital, sianosis sentral merupakan gejala umum penyakit jantung congenital (meningkat pada saat anak menangis), wajah pucat karena perfusi darah yang buruk, bibir sianosis, lidah sianosis, wajah disformik, malformasi telinga, pernapasan cuping hidung (tanda distress pernapasan). Pada leher terjadi pembesaran vena jugularis KEPALA DAN LEHER Inspeksi : pembesaran jantung terkadang mendistorsi konfigurasi dada, hiperaktivitas prekordial, peranjakan napas (respiratory excursion) berkaitan dengan mudah atau sulitnya pernapasan (misalnya : takipnea, dispnea, adanya bising ekspirasi), pergerakan dada tidak simetris Palpasi & perkusi : maneuver ini membantu menentukan besar jantung dan menemukan karakteristik lainnya (mis fremitus), pengembangan dada yang tidak asimetris Auskultasi : ada suara wheezing, rales, ronkhi (gagal jantung) SISTEM RESPIRASI Denyut nadi perifer : frekuensi, regulitas, dan (kekuatan) denyut nadi. Jika takikardi tanpa demam, menangis dan stress maka menunjukkan patologi jantung, palpasi impuls apical bila terjadi pada bagian lebih rendah dan lebih lateral kiri maka dicurigai kardiomegali, thrill. Normalnya tidak ada perbedaan pulse antara femoral dan brachial pada infant, dan TD antara lengan dan kaki. Suara jantung lebih keras daripada dewasa karena dinding dada lebih tipis. SISTEM KARDIOVASKULER Auskultasi : Apabila intensitas bunyi jantung ke-1 terdengar meningkat, disebabkan oleh kekakuan katup atrio-ventrikuler dan kecepatan penutupannya. Bunyi jantung ke-2 intensitas akan meningkat pada katup aorta dan pulmonal yang mengalami stenosis. Bunyi jantung ke-2 kadang terdengar lebih keras karena adanya hipertensi pulmonal. bunyi jantung ke-4 yang berasal dari atrial kick yang meningkat dan terdengar pada akhir diastole sesaat sebelum bunyi jantung ke-1, menandakan adanya gangguan pada fungsi diastolic ventrikel kiri dengan compliance miokard yang buruk. Suara gallop dengan nadi yang berdenyut cepat, maka ini menunjukkan adanya gangguan pada kontraktilitas ventrikel dan merupakan salah satu gejala gagal jantung pada anak. Terdengar murmur lanjutan SISTEM PENCERNAAN Hepatomegaali terlihat pada saat gagal jantung (normalnya pada infant, hati tidak bisa teraba lebih dari 3 cm pada kosta kanan bawah dan pada anak, hati tidk bisa diraba dibawah kosta) SISTEM PERSYARAFAN Terlambatnya perkembangan persarafan biasanya dapat terjadi pada CHD, kemungkinan dihasilkan dari genetic syndrome, microcepali, penurunan perfusi serebral. Penurunan curah jantung b.d defek struktur Perfusi perifer tidak efektif Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d ketidakadekuatan oksigen dan nutrient pada jaringan Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan penggunaan dan suplai oksigen Pola nafas tidak efektif b.d perubahan pada suplai O2 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya penumpukan secret Gangguan pertukaran gas b.d odema pulmonal DIAGNOSA KEPERAWATAN PRA TERAPI Kurang pengetahuan anak/keluarga mengenai penyakit berhubungan dengan terjadinya infeksi yang berulang, ketakutan akan prosedur, informasi yang tidak adekuat Hipervolemia b.d peningkatan permeabilitas vena cava Ansietas anak/keluarga b.d kateterisasi jantung, diagnosis jantung yang tidak diketahui, prosedur terapi Penurunan curah jantung b.d iritasi kateter, perforasi septum, reaksi medium kontras, henti jantung-paru Nyeri akut b.d insisi bedah, area pemasangan kateter Perfusi perifer tidak efektif b.d hemoragi dari area kateterisasi, bekuan arteri/vena menyumbat aliran darah, penurunan curah jantung Hipovolemia b.d muntah sekunder akibat obat,medium kontras Penurunan koping keluarga b.d hasil prosedur Diagnosa Kep PASCA TERAPI Pertahankan tirah baring, membantu aktifitas perawatan Kaji denyut jantung dan kualitas denyut jantung Pantau frekuensi dan irama jantung Monitor airway, breathing, circulation dan perubahan yang terjadi Catat adanya sianosis, berikan oksigen sesuai kebutuhan Catat pemasukan pengeluaran urin Pantau pemeriksaan laboratorium INTERVENSI secara umum