Uploaded by User94395

paper vsd

advertisement
A. PENGERTIAN
Vertikel septal defek adalah kelainan jantung bawaan berupa lubang pada septum
interventrikuler, lubang tersebut hanya satu atau lebih yang terjadi akibat kegagalan fungsi
septum interventrikuler sesama janin dalam kandungan. Sehingga darah bisa menggalir dari
ventrikel kiri ke kanan ataupun sebaliknya (Nanda NIC-NOC, 2015).
Defek Septum Ventrikel (DSV) adalah lesi kongenital pada jantung berupa lubang pada
septum yang memisahkan ventrikel sehingga terdapat hubungan antara antar rongga ventrikel
(Ramaswamy,et al. 2009).
Dapat disimpulkan bahwa ventrikel defek septum adalah kelainan jantung secara
kongenital berupa lubang pada septum yang berfungsi untuk memisahkan tiap ventrikel,
akibatnya darah dapat mengalir ke ventrikel kanan maupun kiri.
Defek ini adalah kelainan jantung bawaan yang paling sering ditemukan pada anak-anak
dan dewasa muda. ditemukan berkisar 50% pada anak-anak dengan kelainan jantung bawaan
dan 20% lesi yang terisolasi (VSD murni tanpa disertai kelainan jantung bawaan yang lain).
Angka insidennya meningkat secara dramatis berkisar 1,56-53,2 per 1000 kelahiran hidup,
semenjak semakin berkembangnya teknik diagnostik imaging dan skrining pada bayi
(Minnete & Shan, 2006).
B. ETIOLOGY
1. Faktor prenatal (faktor eksogen)
a. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela
b. Ibu alkoholisme
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun
d. Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin
e. Ibu meminum obat-obatan penenang
2. Faktor genetik (faktor endogen)
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
b. Ayah/ibu menderita PJB
c. Kelainan kromosom misalnya sindrom down
d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain
e. Kembar identik
C. KLASIFIKASI VSD
a. Perimembranase: Lesi yang terletak tepat dibawah katup aorta. Defek Septum
Ventrikel tipe ini terjadi sekitar 80% dari seluruh kasus DSV (Rao,2005).
b. Muskular : Lesi yang terletak di otot-otot septum dan terjadi sekitar 5-20% dari
seluruh angka kejadian DSV (Ramaswamy,et al.2009).
c. Suprakistal: Lesi yang terletak dibawah katub pulmonalis dan berhubungan
dengan jalur jalan keluar ventrikel kanan. Presentasi kejadian jenis DSV ini
sekitar 5-7% di negara-negara barat dan 25% di kawasan timur (Rao,2005).
d. Arterioventrikuler:
Kekurangan
komponen
endokardium
dari
septum
interventrikuler.
 Klasifikasi DSV berdasarkan ukurannya :
1. VSD kecil
a. Biasanya asimtomatik
b. Defek kecil 1-5 mm
c. Tidak ada gangguan tumbuh kembang
d. Bunyi jantung normal,terkadang ditemukan suara bising di peristaltik yang
menjalar ke bseluruh tubuh perikardium dan berakhir pada waktu distolik karna
terjadi penutupan VSD.
e. Tidak diperlukan kateterisasi
f. Menutup secara spontan pada umur 3 tahun.
2. VSD sedang
a. Sering terjadi symtom pada bayi
b.
Sesak nafas
c. Defek 5-10 mm BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu
d.
Mudah menderita infeksi
e. Takipneu
f. Retraksi bentuk dada normal
3. VSD besar
a. Sering timbul pada masa neunatus
b. Dipsneu meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam minggu
pertama setelah lahir
c. Pada minggu ke 2 dan 3 simtom mulai timbul
d. Sesak nafas saat tidur, kadang tampak sianosis karena kekurangan oksigen
e. Gangguan tumbuh kembang
D. PATOFISIOLOGI
E. MANIFESTASI KLINIS
a. Takipneu
b.
Dispneu meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam minggu
pertama setelah lahir
c. Adanya sianosis dan clubbing finger
d. Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis karena
kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan
e. Bayi mudah lelah saat menyusu, sehingga ketika mulai menyusu bayi tertidur
karena kelelahan.
f. Muntah saat menyusu
g. BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu
h. Gangguan tumbuh kembang
i. EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri
j.
Radiology: pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis yang tampak
menonjol pembuluh darah hilus membesar dan peningkatan vaskularisasi paru
perifer
(PDPDI, 2009; Webb GD et al, 2011; Prema R, 2013)
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antar ventrikel
b. EKG dan foto toraks menunjukkan hipertropi ventrikel kiri
c. Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin
d. Uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin parsial ( PTT ) yang
dilakukan
sebelum
pembedahan
dapat
mengungkapkan
kecenderungan
perdarahan
(Kapita Selekta Kedokteran, 2000; PDPDI, 2009; Webb GD et al, 2011; AHA, 2014)
G. KOMPLIKASI
a. Gagal jantung kronik
b. Endokarditis infektif
c. Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonar
d. Penyakit vaskular paru progresif
e. Kerusakan sistem konduksi ventrikel
H. PENATALAKSANAAN
1. Pada VSD kecil
 ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan.
 Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif.
A. Pada VSD sedang
 jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu sampai umur 4-5 tahun
karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil.
 Bila terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis.
 Bila pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau
sampai berat badannya 12 kg.
B. VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen
 Bila terjadi gagal jantung maka pengobatannya menggunakan digitalis.
 Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan terapi
besi.
 Operasi dapat ditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada
gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6 bulan.
C. VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen
 Operasi paliatif atau operasi koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri
pulmonalis mengalami arteriosklerosis.
 Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang berat sekali dan
akhirnya akan mengalami dekompensasi.
 Bila defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan
ke ventrikel kiri melalui defek.
1. PEMERIKSAAN FISIK
 VSD Kecil
1. Palpasi
a. Impuls ventrikel kiti jelas pada apeks kordis. Biasanya teraba getaran bising pada
SIC III dan IV kiri.
2. Auskultasi
a. Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyi jantung II agak
keras. Intensitas bisingderajat III s/d VI.
 VSD Besar
1. Inspeksi
b. Pertumbuhan badan jelas terhambat, pucat dan banyak keringat bercucuran.
Ujung-ujung jadi hiperemik.
2. Palpasi
c. Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getatan bising pada dinding dada.
3. Auskultasi
a. Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeksdan sering diikuti “click”.
Bunyi jantung kedua mengeras terutama pada sela iga II kiri.
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT VSD PADA ANAK
1. PENGKAJIAN
a. Riwayat Kesehatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktifitas terbatas)
b. Kaji adanya komplikasi
c. Riwayat kehamilan
d. Riwayat Perkawinan
e. Pemeriksaan umum : Keadaan umum, berbat badan, tanda-tanda vital, jantng dan
paru
f. Kaji aktivitas anak
g. Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung : Nafas cepat, sesakk nafas, retraksi, bunyi
jantung tambahan (mur-mur), edema tungkai, hepatomegali.
h. Kaji adanya hypoxia kkronis : Clubbing finger
i. Kaji pola makan, pertambahan berat badan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan volume sekuncup jantung.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan
pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan anak.
c. Gangguan
pertumbuhan
dan
perkembangan
berhubungan
dengan
tidak
adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jariingan.
3. INTERVENSI
a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan volume sekuncup jantung.
1. Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi)
2. Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output.
3. Monitor status kardiovaskuler.
4. Monitor adanya perubahan tekanan darah. * (Sildenafil Sebagai Pilihan Terapi
Hipertensi Pulmonal Pascabedah Jantung Koreksi Penyakit Jantung Bawaan pada
Anak)
5. Monitor adanya dispneu.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan anak.
1. Hindarkan kelelahan yang sangat saat makan dengan porsi kecil tapi sering.
2. Pertahankan nutrisidengan mencegah kekurangan kalium dan natrium, memberikan
zat besi.
3. Jangan batasi minumbila anak sering minta minum karena kehausan.
4. Berikan substansi gula
5. Ajarkan keluarga pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak
adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jariingan.
1. Monitor tinggi dan berat badan setiap hari dengan timbangan dan didokumentasikan
dalam bentuk grafik.
2. Izinkan anak untuk sering beristirahat dan hindarkan gangguan pada saat tidur.
3. Kaji faktor penyebab gangguan perkembangan anak.
4. Berikan perawatan yang konsisten.
5. Dorong anak melakukan perawatan sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
•
Junadi dkk,Kapita selekta kedokteran, Ed2, Media Aesculapius, FKUI, 1982.
•
Prawira, Y., & Yanuarso, P. B. (2016). Sildenafil Sebagai Pilihan Terapi Hipertensi
Pulmonal Pascabedah Jantung Koreksi Penyakit Jantung Bawaan pada Anak. Sari
Pediatri, 11(6), 456-462.
•
Kapita Selekta Kedokteran, 2000; PDPDI, 2009; Webb GD et al, 2011; AHA, 2014
Download