Uploaded by User58638

Pemecah Gelombang Breakwater

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Erosi pantai merupakan salah satu masalah serius perubahan garis pantai.
Selain proses alami, seperti angin, arus, dan gelombang, aktivitas manusia menjadi
penyebab terjadinya erosi pantai seperti pembukaan lahan baru dengan menebang
hutan mangrove untuk kepentingan permukiman,
infrastruktur.
Juga
dan
pembangunan
pemanfaatan ekosistem terumbu karang sebagai sumber
pangan (ikan-ikan karang), sumber bahan bangunan (galian karang), komoditas
perdagangan (ikan hias), dan obyek wisata (keindahan dan keanekaragaman
hayati) sehingga mengganggu terhadap fungsi perlindungan pantai. Selain itu
kerusakan terumbu karang bisa terjadi sebagai akibat bencana alam, seperti gempa
dan tsunami, yang akhir-akhir ini sering melanda Negara Indonesia dan selalu
menimbulkan kerusakan pada wilayah pesisir.
Salah
satu
metode
penanggulangan
erosi
pantai
adalah
penggunaan struktur pelindung pantai, dimana struktur tersebut berfungsi sebagai
peredam energi gelombang pada lokasi tertentu. Namun banyak tulisan
sebelumnya bahwa struktur pelindung pantai dengan material batu alam yang
cenderung tidak ramah lingkungan dan tidak ekonomis lagi apabila dilaksanakan
pada
daerah-daerah
pantai
yang
mengalami kesulitan dalam memperoleh
material tersebut.
Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan
karena serangan gelombang dan arus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk melindungi pantai yaitu memperkuat pantai atau melindungi pantai agar
mampu menahan kerusakan karena serangan gelombang, mengubah laju transpor
sedimen sepanjang pantai, mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai,
dan reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara lain.
1
Sesuai dengan fungsinya, bangunan pantai dapat diklasifikasikan dalam
tiga kelompok yaitu konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar garis pantai,
konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai, dan konstruksi yang
dibangun di lepas pantai dan kira-kira sejajar garis pantai.
1.2.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah penjelasan mengenai bangunan
pantai dan beberapa contohnya.
1.3.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
memahami
bangunan
pantai
dan
beberapa
contohnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Bangunan Pantai
Secara umum bangunan pantai dibagi menjadi beberapa kelompok.
Kelompok pertama adalah dinding pantai atau revetment yang dibangun pada garis
pantai atau di daratan yang digunakan untuk melindungi pantai langsung dari
serangan gelombang.
Kelompok kedua meliputi groin dan jetty. Groin adalah bangunan yang
menjorok ke arah laut yang digunakan untuk menangkap/menahan gerak sedimen
sepanjang pantai, sehingga transport sedimen sepanjang pantai berkurang/berhenti.
Biasanya groin dibuat secara berseri, yaitu beberapa groin dibuat dengan jarak
antara groin tertentu di sepanjang pantai yang dilindungi. Jetty adalah bangunan
tegak lurus pantai yang ditempatkan di kedua sisi muara sungai. Bangunan ini
digunakan untuk menahan sedimen/pasir yang bergerak sepanjang pantai masuk
dan mengendap di muara sungai.
Kelompok ketiga adalah pemecah gelombang (breakwater) yang
dibedakan menjadi dua macam yaitu pemecah gelombang lepas pantai dan
pemecah gelombang sambung pantai. Bangunan tipe pertama banyak digunakan
sebagai pelindung pantai terhadap erosi dengan menghancurkan
energi
gelombang sebelum mencapai pantai. Bangunan ini dapat dibuat dalam satu
rangkaian pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah dengan panjang
tertentu. Bangunan tipe kedua biasanya digunakan untuk melindungi daerah
perairan pelabuhan perairan pelabuhan dari gelombang sehingga kapal-kapal dapat
merapat ke dermaga untuk melakukan bongkar-muat barang dan menaik turunkan
penumpang.
Menurut bentuknya bangunan pantai dapat dibedakan menjadi bangunan
sisi miring dan tegak. Termasuk dalam kelompok pertama adalah bangunan
dari
tumpukan
batu
yang
bagian
luarnya
diberi
lapis
3
pelindung yang terbuat dari batu-batu ukuran besar, blok beton, atau batu buatan
dari beton dengan bentuk khusus seperti tetrapod, quadripods, tribars, dolos dan
sebagainya. Lapis pelindung ini harus mampu menahan serangan gelombang
sedangkan yang termasuk tipe kedua adalah bangunan yang terbuat dari pasangan
batu, kaison beton, tumpukan buis beton, dinding turap baja atau beton dan
sebagainya.
Tipe bangunan pantai yang digunakan biasanya ditentukan oleh
ketersediaan material di atau di dekat lokasi pekerjaan, kondisi dasar laut,
kedalaman air, dan ketersediaan perlatan untuk pelaksanaan pekerjaan. Batu
adalah salah satu bahan utama yang digunakan untuk membuat bangunan.
Faktor penting lainnya adalah karakteristik dasar laut yang mendukung bangunan
tersebut dibawah pengaruh gelombang.
2.2.
Contoh Bangunan Pantai
Berikut ini beberapa contoh bangunan pantai yaitu :
2.2.1. Dinding Pantai atau Revetment
Gambar 1. Rip-Rap Revetment
Dinding pantai atau revetment adalah bangunan yang memisahkan daratan
dan perairan pantai, yang terutama berfungsi sebagai pelindung pantai terhadap
erosi dan limpasan
dilindungi
adalah
gelombang ( overtopping) ke darat. Daerah
daratan
tepat
di
belakang
yang
bangunan.
4
Permukaan bangunan yang mengahadap arah datangnya gelombang
dapat berupa sisi vertikal atau miring. Dinding pantai bias
a nya berbentuk
dinding vertikal, sedang revetment mempunyai sisi miring. Bangunan ini
ditempatkan sejajar atau hampir sejajar dengan garis pantai dan bisa
terbuat dari pasangan batu, beton, tumpukan pipa (buis) beton, turap,
kayu, atau tumpukan batu. Gambar 2. menunjukka
n penempatan
revetment dan bentuk tampang lintangnya. Bangunan tersebut terbuat dari
tumpukan batu dengan lapis luarnya terdiri dari batu dengan ukuran yang lebih
besar.
Gambar 2. Penempatan Revetment Dan Bentuk Tampang Lintangnya
Dalam perencanaan revetment, perlu ditinjau fungsi dan bentuk
bangunan, lokasi, panjang, tinggi, stabilitas bangunan, dan tanah fondasi,
elevasi muka air
baik di depan maupun di belakang bangunan,
ketersediaan bahan bangunan, dan sebagainya.
Fungsi bangunan akan menentukan pilihan bentuk. Permukaan bangunan
dapat berbentuk sisi tegak, miring, lengkung atau bertangga. Bangunan sisi tegak
dapat juga digunakan sebagai dermaga atau tempat penambatan kapal. Tetapi
sisi
tegak
kurang
efektif
terhadap
serangan
5
gelombang terutama terhadap limpasan dibanding dengan bentuk lengkung
(konkaf). Pemakaian sisi tegak dapat mengakibatkan erosi yang cukup besar atau
dasar bangunan berada di air dangkal. Untuk mencegah erosi tersebut, diperlukan
perlindungan didasar bangunan yang berupa batu dengan ukuran dan gradasi
tertentu. Untuk mencegah keluarnya butir-butir tanah halus melalui sela-sela
batuan yang dapat berakibat terjadinya penurunan bangunan, pada dasar fondasi
diberi lapis geotextile. Sisi miring dan kasar dapat menghancurkan dan menyerap
energi gelombang, mengurangi kenaikan gelombang (wave runup), limpasan
gelombang, dan erosi dasar. Bangunan dengan sisi lengkung konkaf adalah
yang paling efektif untuk mengurangi limpasan gelombang. Apabila puncak
bangunan digunakan untuk jalan atau maksud lain, bentuk ini merupakan yang
paling baik untuk perlindungan puncak bangunan.
Seperti telah dijelaskan bahwa salah satu fungsi utama revetment adalah
menahan terjadinya limpasan gelombang. Air yang melimpas di belakang
bangunan akan terinfiltrasi melalui permukaan tanah dan mengalir kembali ke
laut. Apabila perbedaan elevasi muka air di belakang dan di depan bangunan
cukup besar dapat menimbulkan kecepatan aliran cukup besar yang dapat menarik
butiran tanah di belakang dan pada fondasi bangunan (piping). Keadaan ini dapat
mengakibatkan rusak/runtuhnya bangunan. Penanggulangan dari keadaan tersebut
dapat dilakukan dengan :
1) Membuat elevasi puncak bangunan cukup tinggi sehingga tidak terjadi
limpasan,
2) Di belakang bangunan dilindungi dengan lantai beton atau aspal dan
dilengkapi dengan saluran drainase,
3) Dengan membuat konstruksi yang dapat menahan terangkutnya butiran
tanah/pasir, misalnya dengan menggunakan geotextile yang berfungsi
sebagai saringan.
Di dalam perencanaan revetment perlu diperhatikan kemungkinan
terjadinya
erosi
di
kaki
bangunan.
Kedalaman
erosi
yang
terjadi
6
tergantung pada
tanah dasar. Untuk
ditempatkan batu
dibuat turap yang
bentuk sisi bangunan, kondisi gelombang, dan sifat
melindungi erosi tersebut maka pada
kaki bangunan
pelindung. Selain itu pada bangunan sisi tegak harus
terpancang di bawah sisi depan bangunan yang
berfungsi untuk mencegah gerusan di bawah bangunan. Kedalaman erosi
maksimum terhadap tanah dasar asli adalah sama
dengan tinggi
gelombang maksimum yang mungkin terjadi di depan bangunan.
Gambar 3. Dinding Pantai Yang Bisa Terbuat Dari Beton Atau
t Pasangan
Batu
Gambar 3. di atas adalah dinding pantai yang bisa terbuat dari
beton atau pasangan batu. Bangunan masif ini digunakan untuk umenahan
gelombang besar
d an tanah dasar relatif kuat. Apabila tan
a h dasar relatif
lunak, maka diperlukan fondasi tiang.
7
Gambar 4. Dinding Pantai Dengan Sisi Tegak Yang Bisa Ter
b uat Dari Turap
Baja, Kayu, Atau Bambu
Gambar 4. di atas adalah dinding pantai dengan sisi tegak yang bisa
terbuat dari turap
baja, kayu atau bambu. Bangunan ini dapat juga
dimanfaatkan sebagai dermaga untuk merapat atau bertambatnya perahuperahu/kapal kecil pada saat laut tenang. Untuk menahan tekanan tanah di
belakangnya, tura p tersebut diperkuat dengan angker.
Kaki bangunan
harus dilindungi dengan batu pelindung.
Gambar 5. Dinding Pantai Yang Terbuat Dari Tumpuka
n Bronjong
8
Gambar 5. d i atas adalah contoh dinding pantai yang terbuat dari
tumpukan bronjong. Bronjong adalah anyaman kawat b
yang didalamnya
e rbentuk kotak
diiisi batu. Bangunan ini bisa menyerap energi
gelombang, sehingga elevasi puncak bangunan bisa rendah (runup kecil).
Kelemahan bronjo n g adalah korosi dari kawat anyaman, yang merupakan ari
faktor pembatas
d umur bangunan. Supaya bisa lebih awet, kawat ngan
anyaman dilapisi d e plastik.
Gambar 6. Revetment Dari Tumpukan Batu Pecah Yang Dibuat Dalam
Beberapa Lapis
Gambar 6. di atas adalah revetment dari tumpukan batu pecah yang
dibuat dalam beberapa lapis. Lapis terluar merupakan lapis pelindung
terbuat dari batu
dengan ukuran besar yang direncanakan mampu
menahan serangan
gelombang. Lapis dibawahnya terdiri
batu dengan ukuran yang lebih kecil. Bangunan ini merup
dari tumpukan
a kan konstruksi
fleksibel yang dapat mengikuti penurunan atau konsolidasi tanah dasar.
9
Kerusakan yang
terjadi seperti longsornya batu peli
n dung, mudah
diperbaiki dengan
menambah batu pelindung tersebut.
O leh karena itu
diperlukan persedi a an baut pelindung di lokasi bangunan.
Gambar 7. Revetment Yang Terbuat Dari Tumpukan Pipa (Buis) Beton
Gambar 7. di atas adalah revetment yang terbuat
pipa (buis) beton.
dari tumpukan
Bangunan pelindung pantai dari susunan pipa beton
telah banyak digunakan di Indonesia, seperti beberapa pa
n tai di Manado,
Pangandaran, Pekalongan, Tuban, Bali, dan beberapa
d aerah lainnya.
Bangunan ini terbuat dari pipa beton yang berbentuk bulat, yang banyak
dijumpai di pasar a n dan biasanya digunakan untuk membuat goronggorong.
2.2.2. Pemecah Gelombang (Breakwater)
Breakwater
melindungi daerah
merupakan
bangunan
yang
dig
u nakan
untuk
pelabuhan dari gangguan gelombang. Bangunan ini
memisahkan daerah perairan dari laut bebas, sehingga perairan pelabuhan
tidak banyak dipengaruhi oleh gelombang besar di laut.
Daerah perairan
dihubungkan dengan laut oleh mulut pelabuhan dengan
lebar tertentu,
dan kapal dapat k e luar/masuk pelabuhan melalui celah tersebut. Dengan
10
adanya breakwater ini daerah perairan pelabuhan menjadi tenang dan kapal
bisa melakukan bongkar muat barang dengan mudah.
Sebenarnya breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe
pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe
kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi
perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau
karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang,
seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty. Penjelasan lebih rinci mengenai
pemecah gelombang sambung pantai lebih cenderung berkaitan dengan palabuhan
dan bukan dengan perlindungan pantai terhadap erosi. Selanjutnya dalam tinjauan
lebih difokuskan pada pemecah gelombang lepas pantai.
Gambar 8. Pemecah Gelombang Sambung Pantai
Gambar 9. Pemecah Gelombang Lepas Pantai
11
Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah
bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis
pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan
pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai
ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat
menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.
Seperti disebutkan diatas bahwa pemecah gelombang lepas pantai
dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai, maka
tergantung pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai
dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang terdiri
dari beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.
Bangunan
ini
berfungsi
untuk
melindungi
pantai
yang
terletak
dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada
pantai. Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena
berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang bangunan.
Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih
di dalam zona gelombang pecah (breaking zone). Maka bagian sisi luar pemecah
gelombang memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang
sehingga gelombang dan arus di belakangnya dapat dikurangi.
Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang
sebagian energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi)
dan sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan
fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya. Pembagian besarnya energi gelombang
yang
dipantulkan,
gelombang
datang
dihancurkan dan
diteruskan
tergantung
karakteristik
(periode, tinggi, kedalaman air), tipe bangunan peredam
gelombang (permukaan halus dan kasar, lulus air, dan tidak lulus air) dan
geometrik bangunan peredam (kemiringan, elevasi, dan puncak bangunan).
12
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan
mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman
sedimen sepanjang
pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan
diendapkan dibelakang bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan
terbentuknya endapan sediment tersebut.
Dari jenis PGLP (Pemecah Gelombang Lepas Pantai) maupun PGSP
(Pemecah Gelombang Sambung Pantai) terdapat tiga
tipe pemecah
gelombang yakni :
1) Pemecah Gelombang Sisi Miring (PGSM)
PGSM biasanya terbuat dari tumpukan batu alam, blok beton, gabungan
antara blok beton dengan batu pecah, serta batu buatan dari beton dengan bentuk
khusus seperti Tetrapod, Quadripod, Tribars, Dolos, dan sebagainya.
Gambar 10. Batu Buatan Dari Beton Dengan Bentuk Khusus
13
Gambar 11. Pemecah Gelombang Dengan Lapis Lindung Tetrapod
Gambar 12. Pemecah Gelombang Dengan Lapis Pelindung Blok Beton
Pemecah gelombang jenis ini banyak digunakan di Indonesia sebab
sebagian besar dasar laut di perairan Indonesia terdiri dari tanah lunak (soft
clay) serta tersedianya batu alam sebagai bahan utama PGSM. Pada bagian atas
PGSM dilengkapi dengan dinding beton yang berfungsi untuk
menahan limpasan air di atas bangunan.
Gambar 13. Bangunan Pantai Sisi Miring Yang Terdiri Dari Tumpukan Batu
14
Ada dua macam PGSM, yaitu :
a) Overtopping Breakwater
Merupakan
memperkenankan
pemecah
air melimpas
gelombang
di
atas
yang
direncanakan
dengan
pemecah
gelombang.
Pemecah
gelombang tipe ini biasanya direncanakan apabila di daerah yang dilindungi tidak
begitu sensitif terutama terhadap gelombang yang terjadi akibat adanya
overtopping.
b) Non-Overtopping Breakwater
Merupakan pemecah gelombang yang direncanakan dengan tidak
memperkenankan air melintas di atas bangunan tersebut. Pemecah gelombang ini
direncanakan apabila daerah yang dilindungi sensitif terhadap gelombang jika
terjadi overtopping.
Keuntungan tipe PGSM ini yaitu :
a) Elevasi puncak bangunan rendah,
b) Gelombang refleksi kecil/meredam energy gelombang, c)
Kerusakan berangsur-angsur,
d) Perbaikan mudah e)
Murah.
Kerugian tipe PGSM ini yaitu :
a) Dibutuhkan jumlah material besar, b)
Pelaksanaan pekerjaan lama,
c) Kemungkinan kerusakan pada waktu pelaksanaan besar, d)
Lebar dasar besar.
2) Pemecah Gelombang Sisi Tegak (PGST)
PGST dibuat apabila tanah dasar (seabed) mempunyai daya dukung yang
besar dan tahan terhadap erosi. Apabila seabed mempunyai lapisan atas berupa
lumpur
atau
pasir
halus,
maka
lapisan
tersebut
harus
dikeruk
15
terlebih dahulu kemudian dibuat pondasi dari tumpukan batu untuk menyebarkan
beban pada luasan yang lebih besar. Dasar tumpukan batu ini dibuat agak lebar
sehingga kaki bangunan dapat lebih aman terhadap penggerusan.
PGST dapat dibuat dari blok-blok beton massa yang disusun secara
vertikal, kaison beton, turap beton, baja dan sebagainya. Suatu blok beton
mampunyai berat antara 10 sampai 50 ton.
Gambar 14. Pemecah Gelombang Sisi Tegak Dari Blok Beton
Dalam perencanaan pemecah gelombang sisi
tegak, perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Tinggi gelombang maksimum yang direncanakan harus ditentukan
dengan baik, karena stabilitas PGST terhadap
penggulingan
merupakan faktor penting.
b) Tinggi dinding harus cukup untuk memungkinkan terjadinya
Clapotis,
yaitu
superposisi
antara
gelombang
datang
dan
gelombang pantul menjadi gelombang stasioner.
c) Pondasi bangunan harus dibuat sedemikian rupa
terjadi erosi pada kaki bangunan yang dapat
sehingga tidak
membahayakan
stabilitas bangunan.
16
Keuntungan tipe PGST ini yaitu :
a) Pelaksanaan pekerjaan cepat,
b) Kemungkinan kerusakan pada waktu pelaksanaan kecil, c)
Luas perairan pelabuhan lebih besar,
d) Sisi dalamnya dapat digunakan sebagai dermaga atau tempat tambatan,
e) Biaya perawatan kecil.
Kerugian tipe PGST ini yaitu :
a) Mahal,
b) Elevasi puncak bangunan tinggi, c)
Tekanan gelombang besar,
d) Diperlukan tempat pembuatan kaison yang luas,
e) Kalau rusak sulit diperbaiki, f)
Diperlukan peralatan berat, g)
Erosi kaki pondasi.
3) Pemecah Gelombang Campuran (PGC)
Pada dasarnya, terdapat tiga Pemecah gelombang campuran terdiri dari
PGST yang dibuat di atas pemecah gelombang tumpukan batu (rubble mound).
Bangunan ini dibuat apabila kedalaman air macam PGC, yaitu :
a) Tumpukan
batu
dibuat
sampai
setinggi
muka
air
tertinggi,
sedangkan bangunan sisi tegak hanya sebagai penutup bagian atas.
b) Tumpukan batu dibuat setinggi muka air terendah sedangkan bangunan
tegak
harus
menahan
air
tertinggi
(pasang).
17
Gambar 15. Pemecah Gelombang Campuran
Keuntungan tipe PGC ini yaitu :
a) Pelaksanaan pekerjaan cepat,
b) Kemungkinan kerusakan pada waktu pelaksanaan kecil, c)
Luas perairan pelabuhan besar.
Kerugian tipe PGC ini yaitu :
a) Mahal,
b) Diperlukan tempat pembuatan kaison yang luas, c)
Diperlukan peralatan berat.
2.2.3. Jetty
Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan di kedua
sisi muara sungai
yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur
oleh sedimen pantai. Pada penggunaan muara sungai
sebagai alur
pelayaran, pengendapan dimuara dapat mengganggu lalu lintas kapal. Untuk
keperluan tersebut jetty harus panjang sampai ujungnya berada di luar sedimen
sepanjang pantai juga sangat berpengaruh terhadap pembentukan
tersebut.
Pasir
gelombang pecah.
yang
melintas
endapan
didepan
muara
Dengan jetty panjang transport sedimen sepanjang
pantai dapat tertahanh dan pada alur pelayaran kondisi gelombang tidak pecah,
sehingga memungkinkan kapal masuk kemuara sungai.
18
Gambar 16. Jetty
Selain untuk melindungi alur pelayaran, jetty juga dapat digunakan untuk
mencegah pendangkalan dimuara dalam kaitannya dengan pengendalian banjir.
Sungai-sungai yang bermuara pada pantai yang berpasir dengan gelombang yang
cukup besar sering mengalami penyumbatan muara oleh endapan pasir. Karena
pengaruh gelombang dan angin, endapan pasir terbentuk di muara. Transport akan
terdorong oleh
gelombang
masuk
kemuara
dan
kemudian
diendapkan.
Endapan yang sangat besar dapat menyebabkan tersumbatnya muara sungai.
Penutupan muara sungai dapat menyebabkan terjadinya banjir didaerah sebelah
hulu muara. Pada musim penghujan air banjir dapat mengerosi endapan sehingga
sedikit demi sedikit muara sungai terbuka kembali. Selama proses penutupan dan
pembukaan kembali tersebut biasanya disertai dengan membeloknya muara
sungai dalam arah yang sama dengan arah transport sedimen sepanjang pantai.
Jetty dapat digunakan untuk menanggulangi masalah tersebut, mengingat
fungsinya hanya untuk penanggulangan banjir, maka dapat digunakan salah satu
dari bangunan berikut, yaitu jetty panjang, jetty sedang, jetty pendek. Jetty
panjang apabila ujungnya berada diluar gelombang pecah. Tipe ini efektif untuk
menghalangi
masuknya
sedimen
19
kemuara, tetapi biaya konstruksi sangat mahal, sehingga kalau fungsinya hanya
untuk penanggulangan banjir maka penggunaan jetty tersebut tidak ekonomis.
Kecuali apabila daerah yang harus dilindungi terhadap banjir sangat penting. Jetty
sedang dimana ujungnya berada antara muka air surut dan lokasi gelombang
pecah, dapat menahan sebagian transport sedimen sepanjang pantai. Alur diujung
jetty masih memungkinkan terjadinya endapan pasir. Pada jetty pendek, kaki
ujung bangunan berada pada permukaan air surut. Fungsi utama bangunan ini
adalah menahan berbeloknya muara sungai dan mengkonsentrasikan aliran pada
alur yang telah ditetapkan untuk bisa mengerosi endapan, sehingga pada awal
musim penghujan di mana debit besar (banjir) belum terjadi, muara sungai telah
terbuka.
Selain ketiga tipe jetty tersebut, dapat pula dibuat bangunan yang
ditempatkan pada kedua sisi atau hanya satu sisi tebing muara yang tidak
menjorok ke laut. Bangunan ini sama sekali tidak mencegah terjadinya endapan
dimuara, fungsi bangunan ini sama dengan jetty pendek, yaitu mencegah
berbeloknya muara sungai dengan mengkonsentrasikan aliran untuk mengerosi
endapan.
2.2.4. Groin (Groyne)
Groin adalah bangunan pelindung pantai yang biasanya dibuat tegak
lurus
garis
pantai
dan
berfungsi
untuk
menahan
pengiriman sedimen
sepanjang pantai, sehingga bisa mengurangi/menghentikan erosi yang terjadi.
Bangunan ini juga bisa digunakan untuk menahan masuknya pengiriman sedimen
sepanjang pantai ke pelabuhan atau muara sungai.
Groin hanya bisa menahan pengiriman sedimen sepanjang pantai
dalam disepanjang pantai terjadi pengiriman sedimen sepanjang pantai. Groin
yang ditempatkan dipantai akan menahan gerak sedimen tersebut, sehingga
sedimen mengendap disisi sebelah hulu (terhadap arah pengiriman sedimen
sepanjang pantai). Di sebelah hilir groin angkutan sedimen masih tetap terjadi,
sementara
suplai
dari
sebelah
hulu
terhalang
20
oleh bangunan, akibatnya daerah di hilir groin mengalami difisit sedimen sehingga
pantai mengalami erosi. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya perubahan
garis pantai yang akan terus berlangsung sampai dicapai suatu keseimbangan baru.
Keseimbangan baru tersebut tercapai pada saat sudut yang dibentuk oleh
gelombang pecah terhadap garis pantai baru adalah nol, dimana tidak terjadi
angkutan sedimen sepanjang pantai.
Gambar 17. Groin (Groyne)
2.2.5. Seawall
Gambar 18. Seawall
Seawall hampir serupa dengan revetment (struktur pelindung pantai yang
dibuat sejajar pantai dan biasanya memiliki permukaan miring), yaitu
21
dibuat sejajar pantai tetapi seawall memiliki dinding relatif tegak atau lengkung.
Seawall juga dapat dikatakan sebagai dinding banjir yang berfungsi sebagai
pelindung/penahan terhadap kekuatan gelombang. Seawall pada umumnya dibuat
dari konstruksi padat seperti beton, turap baja/kayu, pasangan batu atau pipa
beton sehingga seawall tidak meredam energi gelombang, tetapi gelombang
yang memukul permukaan seawall akan dipantulkan kembali dan menyebabkan
gerusan pada bagian tumitnya.
2.2.6. Artificial Headland
Tanjung buatan adalah struktur batuan yang dibangun di sepanjang ujung
pantai mengikis bukit-bukit untuk melindungi titik strategis, yang memungkinkan
proses-proses alam untuk melanjutkan sepanjang bagian depan yang tersisa. Hal
ini secara signifikan lebih murah daripada melindungi seluruh bagian depan dan
dapat memberikan perlindungan sementara atau jangka panjang dengan aktif dari
berbagai macam resiko. Tanjung sementara dapat dibentuk dari gabions atau
kantong pasir, namun umurnya biasanya tidaklah panjang antara 1 sampai 5
tahun.
Gambar 19. Artificial Headland
Tanjung buatan berfungsi menstabilkan daerah pesisir pantai, membentuk
garis pantai semakin stabil, garis pantai menjadi lebih menjorok sehingga energi
gelombang
akan
hilang
pada
daerah
shoreline
22
dan akhirnya membentuk pesisir rencana yang lebih stabil dan dapat berkembang.
Stabilitas akan tergantung pada panjang dan jarak dari tanjung. Struktur pendek
dengan celah panjang akan memberikan perlindungan
lokal
tetapi
tidak
mungkin mengizinkan bentuk rencana stabil untuk dikembangkan. Jika erosi
berlangsung terus-menerus tanjung mungkin perlu diperpanjang atau dipindahkan
untuk mencegah kegagalan struktural, meskipun tanjung buatan akan terus
memberikan perlindungan sebagai breakwaters perairan dekat pantai.
2.2.7. Beach Nourishment
Beach Nourishment merupakan usaha yang dilakukan untuk memindahkan
sedimentasi pada pantai ke daerah yang terjadi erosi, sehingga menjaga pantai
tetap stabil.
Gambar 20. Beach Nourishment
Kita ketahui erosi dapat terjadi jika di suatu pantai yang ditinjau terdapat
kekurangan suplai pasir. Stabilitasi pantai dapat dilakukan dengan penambahan
suplai pasir ke daerah yang terjadi erosi itu. Apabila erosi terjadi secara terus
menerus, maka suplai pasir harus dilakukan secara berkala dengan laju sama
dengan kehilangan pasir. Untuk pantai yang cukup panjang maka penambahan
pasir dengan cara pembelian kurang efektif sehingga digunakan alternatif pasir
diambil
dari
hasil
sedimentasi
sisi
lain
dari
pantai.
23
2.2.8. Terumbu Buatan
Terumbu buatan (artificial reef) bukanlah hal baru, di Jepang dan
Amerika usaha ini telah dilakukan lebih dari 100 tahun yang lalu. Mula- mula
dilakukan dengan menempatkan material natural berukuran kecil sebagai upaya
untuk menarik dan meningkatkan populasi ikan. Di Indonesia, terumbu buatan
mulai disadari peranan dan kehadirannya oleh masyarakat luas sejak tahun
1980-an, pada saat dimana Pemda DKI. Jakarta menyelenggarakan program
bebas becak, dengan merazia seluruh becak yang beroperasi di ibu kota dan
kemudian mengalami kesulitan dalam penampungannya, sehingga pada akhirnya
bangkai becak tersebut dibuang ke laut.
Berbagai macam cara, baik tradisional maupun modern, bentuk dan bahan
telah digunakan sebagai terumbu buatan untuk meningkatkan kualitas habitat ikan
dan biota laut lainnya.
Gambar 21. Terumbu Buatan Dari Kubus Berongga
Saat ini sedang terjadi pergeseran paradigma rekayasa pantai dari
pendekatan
rekayasa
secara
teknis
yang
lugas
( hard
engineering approach) ke arah pendekatan yang lebih ramah lingkungan (soft
engineering approach). Salah satu contoh misalnya adalah bangunan pemecah
gelombang (breakwater) yang semula ambangnya selalu terletak di atas muka air
laut, kini diturunkan elevasinya hingga terletak dibawah muka air laut.
24
BAB III
KESIMPULAN DAN
SARAN
3.1.
Kesimpulan
Bangunan pantai merupakan bangunan yang digunakan untuk melindungi
pantai terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus.
Sesuai dengan fungsinya, bangunan pantai dapat diklasifikasikan dalam
tiga kelompok, yaitu :
a) Konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar dengan garis pantai.
Bangunan yang termasuk dalam kelompok ini adalah dinding pantai atau
revetment.
b) Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai dan sambung ke
pantai. Kelompok ini meliputi groin dan jetty.
c) Konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan kira-kira sejajar
dengan garis pantai. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah pemecah
gelombang (breakwater), yang dibedakan menjadi dua macam yaitu
pemecah gelombang lepas pantai dan pemecah gelombang sambung pantai.
Selain itu, bangunan pantai juga terdiri dari Seawall, Artificial
Headland, Beach Nourishment, dan Terumbu Buatan.
3.2.
Saran
Dalam merencanakan suatu bangunan pantai hendaknya ikut berperan
dalam proses pengamanan pantai tersebut yaitu dengan
ikut melestarikan
ekosistem laut beserta isinya, melakukan pembangunan sesuai peraturan yang
berlaku agar tidak melewati garis pantai, serta tidak melakukan penambangan
pasir
atau
perusakan
karang.
25
DAFTAR PUSTAKA
WEBSITE
http://operator-it.blogspot.com/2013/11/bangunan-pelindung-pantai- bagian2.html
http://syahrin88.wordpress.com/2010/09/09/bangunan-pelindung-pantai/
http://resashogi.blogspot.com/2012/05/bangunan-pelindung-pantai.html
http://operator-it.blogspot.com/2013/11/bangunan-pelindung-pantaibagian-1.html
http://nikmah26.wordpress.com/2013/09/02/breakwater-teknik-kelautan/
http://geologirekayasaunhas.blogspot.com/2011/05/bangunan-pelindungpantai.html
http://gilang21.webs.com/apps/blog/show/2870664
http://www.scribd.com/doc/182490706/Makalah-Konstruksi-BangunanPantai-pdf
26
Download