Petunjuk Praktis

advertisement
BAB 11
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik
Kabupaten Seram Bagian Timur dimekarkan berdasarkan UU 40 18
desembertahun 2003, tentang Pemekaran Kabupaten Seram Bagian Timur, Kab. Seram
Bagian Barat dan Kabupaten Kepulauan Aru. dengan 4 kecamatan dan 56 desa, dalam
perkembangannya saat ini telah menjadi 15 kecamatan dan 160 Negeri /desa
administratif
2.1.1 Geografis
Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan salah satu kabupaten yang terletak
dibagian Timur dan selatan Pulau Seram Provinsi Maluku, dimana secara geografis
berada pada 128˚20´-130˚10´ BT dan 02˚50´ – 04˚40´ LS. Luas wilayah Kabupaten
Seram Bagian Timur mencapai 15.887,92km2, yang mencakup luas wilayah daratan
3.952,08km2, dan wilayah lautan 11.935,84 km2.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka Kabupaten Seram Bagian Timur
dapat dikelompokkan kedalam beberapa satuan geografis yaitu :
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Satuan geografis Pegunungan yang menempati bagian tengah
Kabupaten Seram Bagian Timur dengan kelurusan Timur-Barat, dan
puncak tertinggi adalah Gunung Hatu Balimakiam (896 m) dan Gunung
Hatu Abalwan) (875 m).
Satuan Geografis perbukitan merupakan lereng pegunungan dengan
tonjolan-tonjolan bukit, yang menempati lereng Utara dan Selatan
pada sepanjang Timur Barat Kabupaten Seram Bagian Timur
Satuan Geografis Dataran Tinggi dan Lembah Bantaran Sungai yang
membelah bagian tengah agak ke selatan dan memanjang Timur Barat
Kabupaten Seram Bagian Timur.
Satuan geografis Dataran Pantai dan Delta, terdapat meluas di
sepanjang timur barat Pantai Utara dan relatif menyempit di Pantai
Selatan, serta Pantai Timur Kabupaten Seram Bagian Timur
Satuan Geografis Pulau-pulau berupa Kepulauan Geser dan Watubela,
yang terdapat di bagian Timur Kabupaten Seram Bagian Timur.
Kondisi geografis yang sangat bervariatif tersebut diatas mengakibatkan
Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki wilayah yang sulit diakses dengan jalan darat
antar satu kecamatan dengan kecamatan lainnya, baik yang menghubungkan wilayah
bagian utara dan selatannya, maupun wilayah timur dan baratnya. Hal ini di sebabkan
oleh kondisi pegunungan dan perbukitannya yang mempunyai lereng yang terjal dan
curam, dengan kondisi iklim yang memiliki curah hujan sangat tinggi, sehingga sungisungai besar sering terjadi banjir.
Secara geografis Kabupaten Seram Bagian Timur berbatasan dengan:
(1) Sebelah Utara adalah Laut Seram,
10
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
(2) Sebelah Selatan adalah Laut Banda,
(3) Sebelah Timur adalah dan Laut Seram, dan
(4) Sebelah Barat adalah Kabupaten Maluku Tengah dan Laut Banda.
Kesampaian wilayah ke Kabupaten Seram Bagian Timur adalah:
(1) Melalui udara dan Bandara Pattimura Ambon dengan Pesawat ke bandara
Bula, dimana saaat ini dilayani oleh pesawat DERAYA yang di carter oleh
perusahaan MIGAS yang beroprasi di Bula (Pantai Utara Kabupaten Seram
Bagian Timur).
(2) Melalui Laut dari Ambon ke Bula (pelabuhan Sesar) menyusuri Pantai Utara
Pulau Seram maupun menyusuri pantai Selatan Pulau Seram yang
menghubungkannya dengan wilayah Papua.
2.1.2 Kondisi Fisik
Distribusi kelompok daratan pada kecamatan berdasarkan ketinggian pada
skala 1: 250.000 dapat digambarkan sebagai berikut: (1) 0-500 m d.p.l dengan luas
451.900 ha, di antaranya 42,5 % dari luas tersebut berada di Kecamatan Bula,
sedangkan 29,3 % berada di Kecamatan Werinama dan hanya 28,2 % berada di
Kecamatan Seram Timur dan Kecamatan Pulau-Pulau Gorom; (2) 500-1000 m d.p.l
dengan luas sebesar 59.690 ha, yang menyebar di Kecamatan Bula (63,3 %),
Kecamatan Werinama (23,7 %), serta 13,0 % sisanya di Kecamatan Seram Timur dan
Kecamatan Pulau-Pulau Gorom. Dengan demikian, secara umum luas daratan wilayah
Kabupaten Seram Bagian Timur berada pada ketinggian kurang dari 1000 m, dengan
topografi dataran rendah, berbukit-bukit, bergelombang dan bergunung-gunung. Di
lain pihak, luas kemiringan lahan 0 s/d 3 % dengan luas 745,76 km 2; 8 s/d 15 % dengan
luas 1.110,93 km2, 30 s/d 50 % dengan luas 1.184,04 km2; serta > 50 % dengan luas
121,33 km2. Antara 3 s/d 8 % dan 15 s/d 30 % dengan luas 790,02 km2. Kemiringan
lahan > 40 %, cukup luas terdapat di Kecamatan Werinama, diikuti Kecamatan Bula,
Kecamatan Seram Timur dan Kecamatan Pulau-Pulau Gorom. Apabila pengelolaan
dilakukan tidak berdasarkan keterpaduan ekosistem daerah aliran sungai, daratan dan
laut, maka pembukaan hutan, lahan daratan dan pesisir (terutama pada kemiringan
lahan > 40 %), akan membawa kerusakan ekosistem, sumberdaya laut dan pulau
sekitarnya.Wilayah daratan Kabupaten Seram Bagian Timur sebagai bagian dari Pulau
Seram Bagian Timur, memiliki karakteristik daerah aliran sungai. Sungai di Kecamatan
Bula (9 buah), Kecamatan Werinama (15 buah) serta Kecamatan Seram Timur dan
Kecamatan Pulau-Pulau Gorom (5 buah). Luas daerah tangkapan dan aliran air sungai
Wae Masiwang sebesar 1.225 km2 (Kecamatan Seram Timur) merupakan potensi
hidrologi air permukaan penting yang sudah dikenal luas, serta Wae Boboi seluas 945
km2 (Kecamatan Werinama) dan Wae Bubu seluas 370 km2 (Kecamatan Bula).
Pengelolaan sumber-sumber air ini secara baik akan sangat menentukan
pembangunan kabupaten di masa depan.
Kondisi kedalaman efektif tanah cukup tersedia di Kabupaten Seram Bagian
Timur untuk usaha–usaha pertanian, dengan harapan bahwa lahan yang dimanfaatkan
11
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
adalah lahan yang mempunyai stabilitas tanah yang baik. Luas wilayah berdasarkan
kedalaman efektif tanah dapat dirinci,
(1) kedalaman efektif tanah yang dalam (>90 cm) sebesar 305.000 ha menyebar
terutama di Kecamatan Bula, diikuti Kecamatan Seram Timur, Kecamatan
Werinama dan Kecamatan Pulau-Pulau Gorom;
(2) kedalaman efektif tanah yang sedang (60-90 cm) sebesar 151.080 ha,
terutama berada di Kecamatan Bula, diikuti Kecamatan Werinama,
Kecamatan Seram Timur dan Kecamatan Pulau-Pulau Gorom;
(3) kedalaman efektif tanah yang dangkal (< 60 cm) sebesar 76.230 ha berada di
Kecamatan Bula, diikuti Kecamatan Werinama, Kecamatan Seram Timur dan
Kecamatan Pulau-Pulau Gorom.
 iklim
Iklim yang terdapat di Kabupaten Seram Bagian Timur adalah Iklim laut tropis dan
iklim musim. Terjadi iklim tersebut oleh karena Kabupaten Seram Bagian Timur
dikelilingi oleh laut yang luas, maka iklim di daerah ini sangat dipengaruhi oleh laut
yang berlangsung seirama dengan musim yang ada.
Oleh karena luasnya wilayah ini dimana pulau-pulau yang tersebar dalam jarak
yang berbeda-beda, Keadaan klimatologi pada Stasion Meteorologi Geser yang
menggambarkan iklim di wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan iklim
musim dan laut tropis, yang dipengaruhi angin dari Samudera Pasifik menuju arah
barat, berinteraksi dengan dinamika laut, dan masa gugus pulau, membentuk 3 (tiga)
zona agroklimat,
1) zona agroklimat I.3 dengan curah hujan bulanan yang merata, ciri-ciri tahunan
lainnya (suhu rata-rata 26,0 0C, dengan curah hujan sebesar 1800-2200 mm),
mempengaruhi bagian timur Kecamatan Seram Timur hingga Kecamatan
Pulau-Pulau Gorom;
2) zona agroklimat II.6 dengan curah hujan tertinggi antara bulan Desember –
Mei, ciri-ciri tahunan lainnya (suhu rata-rata 26,4 0C, curah hujan sebesar 25004000 mm), mempengaruhi umumnya daratan Kecamatan Seram Timur dan
Pulau-pulau Watubela;
3) zona agroklimat III.1 dengan curah hujan tertinggi antara bulan Juni-Agustus,
ciri-ciri tahunan lainnya (suhu rata-rata 26,1 0C, curah hujan 2000-2500 mm),
mempengaruihi sebagian kecil kawasan pantai Kecamatan Werinama.
 Daerah Aliran Sungai
Berdasarkan pola aliran sungai tersebut diatas, maka tampak bahwa Kabupaten
Seram Bagian Timur dapat dibagi kedalam 3 (tiga) wilayah wilayah tangkapan hujan
(“Cathment Area”)
Adapun ketiga tangkapan hujan hujan tersebut adalah seperti berikut :
(a) Wilayah tangakapan hujan bagian utara, dimana sungai-sungainya mengalir dari
arah utara dan bermuara di Laut Seram;
(b) Wilayah tangkapan bagian tengah, dimana sungai-sungainya mengalir dari arah
utara dan arah selatan yang bertemu menyatu di sungai Wae Bobot yang
12
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
mengalir ke arah barat dan bermuara di Laut Banda, serta bertemu dan
menyatu di Wae masiwang yang bermuara di Laut Seram;
(c) Wilayah tangkapan hujan bagian selatan, dimana sungai-sungainya mengalir ke
arah selatan dan bermuara di Laut Banda.
Ketiga wilayah tangkapan hujan tersebut menjadi pemisah air morfologi
(“morphologichal water devided”)
yang berarah hampir Timur–Barat yang
memisahkan ketiga wilayah tangkapan hujan tersebut. Berdasarkan kondisi
tersebut,maka perwilayahan air tanah di Kabupaten Seram Bagian Timur dapat dibagi
kedalam 3 (tiga akuiter yaitu; akuiter air tanah langka akuiter air tanah sedang, adan
akuiter air tanah tinggi ditinjau dari sisi cadangan airnya.
Berdasarkan RTRWN Tahun 2008 ditetapkan wilayah sungai strategis nasional
yang terdapat di Kabupaten Seram Bagian Timur adalah wilayah sungai Pulau Ambon –
Seram yang di peruntukkan sebagai pembangunan sumber daya air yang harus di jaga
kelestariannya, hal ini dikarenakan ada beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang
dijadikan sebagai areal konservasi air yaitu DAS Masiwang yang berada di antara
Kecamatan Bula dan Kecamatan Tutuk Tolu, DAS Bobot di Kecamatan Werinama, DAS
Bubi di Kecamatan bula dan DAS Kaba di Kecamatan Werinama.
Tabel 2.1
Daerah Aliran Sungai (DAS)di Kabupaten Seram Bagian Timur
No.
Nama DAS
Luas (ha)
1.
Masiwang
5.000
2
Bobot
9.593
3
Bubi
1.141
Sumber : RTRW Kab.SBT Thn 2008
2.1.3 Administrasi
Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan kabupaten baru dalam jajaran
pemerintahan di Provinsi Maluku, dibentuk sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten
Maluku Tengah – Provinsi Maluku, berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2003 tentang Pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian
Barat dan Kabupaten Kepulauan Aru Di Provinsi Maluku. Pembentukan Kabupaten
Seram Bagian Timur hendaknya dilihat sebagai peluang bagi masyarakat di wilayah
Seram Bagian Timur untuk dapat mengembangkan kapasitasnya sejajar dengan
masyarakat pada wilayah-wilayah lain di Indonesia. Dalam konteks ini, maka
pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur, hendaknya dijadikan sebagai spirit dan
sumber inspirasi yang mampu mendorong proses percepatan pembangunan wilayah
Seram Bagian Timur dalam mengatasi ketertinggalan, mengingat beberapa kawasan di
wilayah ini merupakan Kawasan Tertinggal dan Kawasan Kritis.
Kabupaten Seram Bagian Timur terletak antara 2 derajat 52 menit dan 10 detik
sampai dengan 4 derajat 47 menit dan 12 detik Lintang Selatan dan 129 derajat 56
menit dan 36 detik sampai dengan 131 derajat 54 menit dan 45 detik Bujur Timur;
13
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
serta berbatasan langsung Laut Seram di bagian Utara, Laut Banda di bagian Selatan,
Kabupaten Maluku Tengah di bagian Barat dan Provinsi Papua Barat di bagian Timur.
Posisi astronomis di atas, menampakkan karakteristik Kabupaten Seram Bagian Timur
sebagai kabupaten kepulauan yang membutuhkan penanganan pembangunan yang
dilakukan secara konprehensif dan integral dengan memperhatikan faktor kontur,
konten, konteks, kompleks dan konduk wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur.
Wilayah administrasi Kabupaten Seram Bagian Timur dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan pada saat pembentukannya, terdiri dari 4 (empat)
kecamatan, 41 Negeri (baca :desa) dan 218 Dusun dengan rincian,
(1) Kecamatan Seram Timur terdiri dari 10 Negeri dan 77Dusun;
(2) Kecamatan Pulau-Pulau Gorom terdiri dari 12 Negeri dan 81 Dusun;
(3) Kecamatan Werinama terdiri dari 10 Negeri dan 33 Dusun; dan
(4) Kecamatan Bula terdiri dari 9 Negeri dan 37 Dusun.
Untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan terkait dengan
syarat wilayah administrasi pemerintahan, maka perlu dilakukan pemekaran
kecamatan. Wilayah-wilayah yang perlu dipertimbangkan untuk dapat dibentuk
kecamatan adalah
(1)Wilayah Tutuk Tolu di Kecamatan Seram Timur;
(2) Wilayah Wakate dan Wilayah Gorom Timur di Kecamatan Pulau-Pulau
Gorom;
(3) Wilayah Atiahu di Kecamatan Werinama; dan
(4) Wilayah Bula Timur di Kecamatan Bula.
Dalam rangka memenuhi syarat bagi pelaksanaan pemekaran kecamatan, maka
dusun-dusun yang telah memenuhi syarat sebagaimana ditentukan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dapat ditingkatkan statusnya menjadi
Negeri Administratif berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 14 Tahun
2005 tentang Penetapan Kembali Negeri Sebagai Kesatuan Masyarakat Hukum Adat
Dalam Wilayah Provinsi Maluku.
Luas wilayah administratif Kabupaten Seram Bagian Timur 15.887,92 km²,
terdiri dari Luas Daratan 3.952,08 km² (25 %) dan Luas Lautan 11.935,84 km² (75%);
memiliki 31 (tiga puluh satu) pulau, terdiri dari 17 (tujuh belas) pulau berpenghuni dan
14 (empat belas) pulau tidak berpenghuni. Pulau-pulau dan lautan yang ada di
Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki potensi sumberdaya alam yang bernilai
ekonomi tinggi.
14
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Pada luas wilaya administrasi(Ha) Seram Bagian Timur 579,912 Ha dengan luas
terbangun 37,321 Ha tersaji pada tabel di bawa ini ;
Tabel 2.2: Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan
Jumlah
Kelurahan
/Desa
Nama Kecamatan
Bula
Werinama
SeramTimur
PP.Gorom
Wakate
TutukTolu
Siwalalat
Kilmuri
BulaBarat
GoromTimur
TeluWaru
PulauPanjang
Lianvitu
KianDarat
Teor
Jumlah
Luas Wilayah
10
10
7
11
14
9
12
12
11
18
9
6
10
10
10
Administrasi
(%) thd
(Ha)
total
64.336
11,09
99.384
17,14
7.335
1,26
9.123
1,57
3.758
0,65
33.009
5,69
84.719
14,61
87.362
15,06
88.029
15,18
2.929
0,51
66.967
11,55
2.053
0,35
17.237
2,97
12.923
2,23
748
0,13
Terbangun
(%) thd
(Ha)
total
5.470
14,66
2.048
5,49
4.724
12,66
6.600
17,68
2.544
6,82
1.640
4,39
2.014
5,40
1.720
4,61
2.974
7,97
2.358
6,32
1.374
3,68
608
1,63
1.508
4,04
1.246
3,34
493
1,32
161
579.912
37.321
100
100
Sumber: Bappeda Kab.SBT Tahun 2013
15
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
2.1 Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur
Sumber : RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur
17
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Peta 2.2 Administasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Sumber : RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur
19
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Peta 2.2.1. Orientasi Wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur
Sumber : RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur
20
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
2.1 Demografi
Aspek kependudukan merupakan faktor penting dalam perkembangan wilayah
karena faktor tersebut membawa pengaruh yang sangat besar atas berbagai aktivitas
di suatu wilayah. Selain sebagai
sumber dayapembangunan,penduduk juga
merupakan sasaran dari pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu, tak salah kiranya
jika disebutkan bahwa penduduk merupakan subjeksekaligus objek pembangunan.
Pertumbuhan penduduk dapat terjadi akibat 4 (empat) komponen yaitu,
tingkat kelahiran (fertilitas), tingkat kematian (mortalitas), migrasi masuk dan migrasi
keluar. Dengan kata lain pertumbuhan penduduk adalah merupakan keseimbangan
yang dinamis antara lahir, mati, datang dan pergi. Sedangkan tenaga kerja adalah
jumlah seluruh penduduk dalam satu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa
jika ada permintaan terhadap mereka dan jika mereka mau berpartisipasi.
Penduduk Kabupaten Seram Bagian Timur berdasarkan Sensus Penduduk
Tahun 1971 sebanyak 51.892 jiwa, Tahun 1981 sebanyak 56.799 jiwa, Tahun 1990
sebanyak 68.558 jiwa, Tahun 2000 sebanyak 74.423 jiwa dan Tahun 2010 sebanyak
99.065 jiwa.
Jumlah penduduk di Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2014
sebanyak107.995 jiwa. Jumlah penduduk kabupaten seram bagian timur dapat dilihat
di tabel dibawah ini :
20
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Tabel 2.3: Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 - 5 tahun terakhir
Sumber: KDA SBT 2013
Ket: Untuk beberapa Kecamatan sesusai Surat Keputasan Bupati Kabupaten Seram Bagian Timur di mekarkan denganPERDA No 11
Tahun2012 ,yaitu Kecamatan Lianvitu, Kecamatan Kian Darat dan Kecamatan Teluwaru
22
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Untuk menghitung jumlah penduduk di masa terlebih dahulu harus ditentukan tahun
dasar proyeksi dan angka laju pertumbuhannya. Berdasarkan tahun proyeksi dan
angka laju pertumbuhan penduduk tersebut, dilakukan proyeksi penduduk dimasa
yang akan datang. Proyeksi penduduk di hitung berdasarkan pada asumsi bahwa
pertumbuhan penduduk bersifat linier dari tahun ke tahun. Dengan demikian, proyeksi
penduduk tersebut mengunakan rumus proyeksi penduduk linier yaitu :
Pt = Po (1 + r)n
Dimana :
Pt =Jumlah penduduk tahun terakhir
Po =Jumlah penduduk tahun awal
1 = Konstante (angka tetap)
r = Pertumbuhan penduduk (dlm %)
n = Selisih tahun antara Pt dan Po
Jumlah penduduk awal yang dijadikan dasar perhitungan adalah penduduk
pada tahun awal data. Sedangkan untuk tingkat pertumbuhan penduduk yang
digunakan adalah tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata utuk kabupaten Seram
Bagian Timur peroide tahun 2015 - 2019 Seiring
dengan berjalannya waktu,
Pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Seram Bagian Timur dalam beberapa
tahun terakhir cukup tinggi, yaitu di atas 0,86% setiap tahunnya.
Untuk mengikuti tren pertumbuhan jumlah penduduk saat ini dengan proyeksi
5 tahun kedepantelah di sediakan tabel seperti terlihat dibawa ini :
22
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Sumber: Bappeda Kab.SBT
Proyeksi ini dilakukan guna memperkirakan kebutuhan sarana dan prasarana wilayah di masa yang akan datang seperti sarana
perumahan, pendidikan, kesehatan, prasarana dan RTH di wilayah perencanaan. Dari hasil Analisa kecenderungan perubahan penduduk yang
terdapat di wilayah ini adalah terus meningkat seiring dengan perkembangan yang terjadi di Pulau Seram pada umumnya dan Kabupaten
Seram Bagian Timur pada khususnya.
23
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
2.2 Keuangan dan Perekonomian Daerah
Hasil survey keuangan di Kabupaten Seram Bagian Timuryang dilakukan pada
beberapa SKPD terkait pembangunan sanitasi yaitu; Badan Perencanaan
pembangunan Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, Badan
Pemberdayaan Masyarakat, Badan Pelestarian Lingkungan Hidup dan BPKKAD
Kabupaten Seram Bagian Timur, Kemampuan daerah dalam mengelola sumber
keuangan daerah, ditunjukkan oleh tingkat pendapatan daerah terhadap jumlah
penduduk. Keuangan Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur dibagi menjadi
dua antara yakni : Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran, Realisasi Penerimaan
Keuangan tahun 2013 di Kabupaten Seram Bagian Timur terdiri dari Pendapatan
Asli Daerah sebesar Rp. 10.951.438.190,- sementara dana perimbangan sebesar
Rp. 503.875.323.678.
Sedangkan Realisasi Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur
tahun 2013 sebesar Rp. 546.857.506.636 yang digunakan untuk belanja aparatur
daerah dan pelayanan public.
Aspek-aspek yang dibahas dalam survey dan studi APBD Kabupaten Seram
Bagian
Timuradalah;
Aspek
Kelembagaan,
Aspekprioritaspendanaan,
perkembangan pendapatan dan belanja daerah, besaran pendanaan sanitasi
pertahun,besaran pendapatan dari layanan sanitasi dan besaran pendanaan
sanitasi per kapita.
Darihasil survey tersebut dapat disajikan Anggaran Pendapatan Daerah
KabupatenSeram Bagian Timurpada kurun waktu 2011- 2014 dan Belanja Modal
Sanitasi dapat dilihat pada tabel berikut:
24
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2010 – 2014
No
Realisasi Anggaran
Tahun
2012
2010
2011
2013
2014
A
a.1
a.1.1
a.1.2
a.1.3
a.1.4
a.2
a.2.1
a.2.2
a.2.3
a.3
a.3.1
a.3.2
a.3.3
a.3.4
a.3.5
Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pajak daerah
Retribusi daerah
Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan
Lain-lain pendapatan daerah yang sah
Dana Perimbangan (Transfer)
Dana bagi hasil
Dana alokasi umum
Dana alokasi khusus
Lain-lain Pendapatan yang Sah
Hibah
Dana darurat
Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota
Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus
Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah
lainnya
-
378.036.364.412
8.299.987.779
1.792.925.754
660.293.700
5.846.768.325
369.736.376.633
64.930.749.498
260.346.027.135
44.459.600.000
n/a
-
470.338.608.661
10.882.375.234
2.139.509.973
699.830.416
169.524.717
7.873.510.128
444.238.520.379
72.599.641.379
328.796.339.000
42.842.540.000
15.217.713.048
-
464.434.735.680
10.593.595.920
2.922.160.834
1.801.533.694
5.869.901.392
431.682.496.093
72.265.092,678
366.782.861.000
64.827.370.000
22.158.643.667
-
-
B
b.1
b.1.1
b.1.2
b.1.3
b.1.4
b.1.5
b.1.6
b.1.7
Belanja (b1 + b.2)
Belanja Tidak Langsung
Belanja pegawai
Bunga
Subsidi
Hibah
Bantuan sosial
Belanja bagi hasil
Bantuan keuangan
-
410.585.537.222
125.321.372.031
119.815.697.931
2.247.060.500
2.588.613.600
-
452.480.517.843
161.754.111.725
151.507.656.725
1.460.000.000
900.000.000
3.768.227.500
3,768,227.500
360.858.918.455,95
185.183.771,952
162.579.686.452
11.307.203.900
2.917.395.000
3.485.743.300
3.485.743.300
-
Rata2
pertumbuhan
0,06 %
0,07%
0,41%
0,40%
-
0,02%
0,04%
-0,22%
0,09%
0,11%
-
-0,03%
-0,18%
0,08%
-
1,59%
0,39%
-
24
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
b.1.8
b.2
b.2.1
b.2.2
b.2.3
Belanja tidak terduga
Belanja Langsung
Belanja pegawai
Belanja barang dan jasa
Belanja modal
-
670.000.000
285.264.165.191
23.549.759.550
110.285.078.209
151.429.327.432
350.000.000
290.726.406.118
24.404.619.500
127.389.820.895
138.931.965.723
1.408.000.000
360.673.734.684
26.423.904.370
168.714.875.384
165,534.954.930
-
0,63%
0,06%
0,12%
0,16%
C
Pembiayaan
-
1.250.000.000
6.000.000.000
1.000.000.000
-
0,74%
-32.549.172.810
17.858.090.818
103.575.817.224,05
-
Surplus/Defisit Anggaran
Sumber
Keterangan
:
:
0,03%
0,81%
Realisasi APBD Kabupaten SBT tahun 2010 - 2013
n = tahun penyusunan buku putih sanitasi
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan Kabupaten Seram Bagian Timur dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,
bersama dana perimbangan sedangkan untuk Dana lain-lain yang sah mengalami penurunan. Peningkatan dana perimbangan ini
menunjukkan bahwa Kabupaten Seram Bagian Timur masih membutuhkan dana bantuan dari pusat (APBN) untuk membiayai
pembangunannya.
Sedangkan dari sisi pembelanjaan mengalami peningkatan secara signifikan baik belanja langsung maupun belanja tidak langsung.
Sementara itu, dari sisi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD di Kabupaten Seram Bagian Timur dalam 5 tahun terakhir adalah sbb :
25
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2010 - 2014
No
SKPD
2010
2011
Tahun
2012
2013
2014
Rata2
pertumbuhan
1
Dinas Pekerjaan Umum
1.a
Investasi
1.b
operasional/pemeliharaan (OM)
2
Badan Lingkungan Hidup
2.a
Investasi
46.126.787
521.035.000
730.496.824
644.227952
2,64%
2.b
operasional/pemeliharaan (OM)
87.667.300
816.131.750
335.443.300
37.027.800
1,71%
3
3.a
Dinas Tata Kota
Investasi
3.b
operasional/pemeliharaan (OM)
4
Dinas Kesehatan
4.a
Investasi
26.956.500
28.634.250
28.061.150
0,67
4.b
operasional/pemeliharaan (OM)
5
Bappeda
Investasi
5.a
5.b
N
n.a
n.b
8
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
operasional/pemeliharaan (OM)
SKPD lainnya (sebutkan)
Investasi
operasional/pemeliharaan (OM)
Belanja Sanitasi (1+2+3+…n)
26
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
9
-
-
-
-
-
-
10
Pendanaan investasi sanitasi
Total (1a+2a+3a+…na)
Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb)
-
-
-
-
-
-
11
Belanja Langsung
-
-
-
-
-
-
Proporsi Belanja Sanitasi –
Belanja Langsung(8/11)
13
Proporsi Investasi Sanitasi –
Total Belanja Sanitasi (9/8)
14
Proporsi OM Sanitasi – Total
Belanja Sanitasi (10/8)
Sumber :Realisasi APBD tahun 2010-2014dan hasil olah data
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12
Ket : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi
Realisasi Belanja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur dari Tahun 2010-2014 mengalami perkembangan yang fluktuatif. Hal ini
terlihat pada beberapa SKPD yang mengalami peningkatan investasi, tetapi mengalami penurunan pada biaya operasional/pemeliharaan. Ini
menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur belum menetapkan program sanitasi sebagai prioritas pembangunan .
Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kab/Kota Tahun 2010 – 2014
No
1
1.1
1.2
1.3
1.4
2
Uraian
Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 )
Air Limbah Domestik
Sampah rumah tangga
Drainase perkotaan
PHBS
Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 )
2010
2011
Belanja Sanitasi (Rp.)
2012
2013
2014
Rata-rata
Pertumbuhan
20.560.000
50.680.000
30.800.000
90.800.000
14.531.9300
0,90%
62,710,000
560.000
20.000.000
69,780,000
680.000
50.000.000
71,628,999
800.000
30.000.000
128,428,000
800.000
90.000.000
146,852,000
850.000
144.469.300
0,27%
893.000
1.435.000
1.848.000
1.980.000
2.421.870
0,11%
0,33%
0,30%
27
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
2.1
DAK Sanitasi
627,100,000
2.2
2.3
3
4
¶
DAK Lingkungan Hidup
DAK Perumahan dan Permukiman
Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
Bantuan Keuangan Provinsi untuk
Sanitasi
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3)
Total Belanja Langsung
% APBD murni terhadap Belanja Langsung
697,800,000
716,289,999
1,284,280,000
2,190,350,000
0.41%
893.000
-
1.435.000
-
1.848.000
-
1.980.000
-
2.421.870
-
0,30%
-
19.667.000
26.119.809.200
1,25
49.245.000
26.372.965.020
2,02
28.952.000
28.868.051.700
2,34
88.820.000
30.307.465.210
3,22
142.897.430
30.470.562.100
3,41
0,32%
0,04%
0,34%
Sumber : APBD tahun 2010 – 2014., dan hasil olah data
Berdasarkan Tabel diatas, terlihat bahwa untuk perhitungan belanja sanitasi oleh APBD di Kabupaten Seram Bagian Timur untuk Drinase
perkotaan belum dianggarkan,serta DAK Perumahan dan Permukiman juga belum terakomodir.
Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten/Kota Tahun 2010 - 2014
No
1
2
Deskripsi
Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota
Jumlah Penduduk
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
585.661.774
664.088.022
732.057.120
1.626.030.046
-
99.065
Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2)
5912
101.808
5959
103.195
7094
104.902
15500
Rata-rata
-
721.567.392
81794
-
6893
Sumber : APBD dan BPS, diolah
28
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
.
Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita
No
SKPD
1
1.a
1.b
2
Retribusi Air Limbah
Realisasi retribusi
Potensi retribusi
Retribusi Sampah
2.a
2.b
3
3.a
3.b
4
5
6
Realisasi retribusi
Potensi retribusi
Retribusi Drainase
Realisasi retribusi
Potensi retribusi
Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a)
Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b)
Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi Sanitasi (4/5)
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)
2012
2013
2014
Pertumbuhan
(%)
-
-
-
25.000
-
50.000
-
50.000
-
0,25
-
-
-
-
-
2010
2011
-
-
-
-
25.000
-
-
-
Sumber: Hasil wawancara Pokja
Ket : Untuk sektor pendapatan dari pos retribusi baru dari persampahan di Kabupaten seram bagian timur dengan pertumbuha 25%
Tahun 2015, inipun masih tergarap di wilayah Kota Kabupaten (Kota Bula), sedangkan untuk wilayah lain belum tergarap,
sedangkan untuk sub sektor yang lain belum ada realisasi retribusi yang telah tergarap sampai dengan tahun 2014, baik itu dari
sektor air limbah dan sektor drainase. Namun demikian sector retribusi sampah menampakkan pertumbuhan positif, kedepan
perlu dilakukan intensifikasi dan ekstensifikasi untuk pos retribusi sanitasi ini untuk meningkatkan pendapatan daerah.
29
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Produk domestik regional bruto (PDRB) merupakan pencerminan kemajuan
ekonomi suatu daerah yang didefinisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang jasa
yang dihasilkan dalam waktu satu tahun diwilayah tersebut.
Pendapatan regional per kapita tahun 2013 menurut harga berlaku sebesar Rp.
3.878.799 dimana telah mengalami kenaikan sebesar 14,8% dari tahun sebelumnya
yang hanya Rp.3.377.303.
Sedangkan pendapatan Domestik Regional Bruto berdasarkan harga konstan
tahun 2013 sebesar Rp. 173.763.86. Dengan demikian telah terjadi kenaikan sebesar
4,9% dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp. 165.284.81. Data perekonomian di
Kabupaten Seram Bagian Timur dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten/Kota Tahun 2010 - 2014
2011
Tahun
2012
2013
2014 (*)
1
PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.)
146 575 65
154 937 19
165 284 81
173 763 86
-
2
Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.)
2 539 514
2 886 540
3 377 303
3 878 799
-
3
Pertumbuhan Ekonomi (%)
Sumber : Simrenda Tahun 2014
*) : Angka Estimasi
5,70
6,68
5,13
No
Deskripsi
2010
6
5,20
2.3 Tata Ruang Wilayah
 Kabupaten Seram Bagian Timur dalam Kebijakan Penataan Ruang Nasional
(RTRWN)
Aspek penting dari Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Maluku yang
terkait dengan Kabupaten Seram Bagian Timur antara lain meliputi kedudukan
Kabupaten Seram Bagian Timur dalam Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi,
Rencana Pola Ruang Provinsi dan Rencana Kawasan Strategis Provinsi. Dalam Rencana
Struktur Ruang Provinsi, sistem perkotaan provinsi beserta sistem jaringan prasarana
menjadi komponen utamanya. Sementara dalam Rencana Pola Ruang Provinsi, alokasi
pemanfaatan kawasan lindung dan kawasan budidaya menjadi komponen intinya.
 Kabupaten Seram Bagian Timur dalam Rencana Struktur Ruang Provinsi Maluku
Rencana Struktur Ruang Wilayah diantaranya meliputi hirarki pusat pelayanan
wilayah seperti sistem pusat-pusat perkotaan dan perdesaan, pusat-pusat
permukiman, Hirarki sarana dan prasarana wilayah, seperti sistem jaringan
transportasi. Struktur Ruang Wilayah Provinsi Maluku dilakukan berdasarkan kebijakan
yang tertuang dalam RTRWN, RTRW Provinsi di sekitarnya, hasil analisis dan
kecenderungan perkembangan pusat-pusat kegiatan yang ada di Provinsi Maluku,
wilayah pengembangan, konsep gugus pulau serta mitigasi bencana alam.
Kebijakan RTRW Provinsi Maluku menetapkan Kota Bula sebagai Pusat
Pengembangan Gugus Kepulauan di wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur.
Sedangkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2003 telah menetapkan Dataran
Honimoa sebagai ibukota Kabupaten Seram Bagian Timur. Untuk itu di masa
30
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
mendatang, pengembangan Kota Bula diintegrasikan dengan rencana pengembangan
Provinsi, yang perlu diusulkan untuk dituangkan dalam APBD Provinsi Maluku,
sedangkan Pengembangan Kawasan Dataran Honimoa harus diusulkan untuk
dituangkan dalam APBN. Sementara itu, APBD Kabupaten Seram Bagian Timur bisa
lebih dikonsentrasikan pada pengembangan kawasan yang lain.
1. Sistem Pusat Permukiman Perdesaan dan Perkotaan
Untuk kurun waktu 20 (dua puluh) tahun yang akan datang sesuai dengan
dimensi waktu RTRWP, pengembangan kota-kota di Provinsi Maluku akan
tetap mengacu pada Hirarki fungsional sesuai RTRWN. Namun mengingat
beberapa pusat gugus pulau mempunyai fungsi lebih tinggi daripada PKL,
serta belum ditetapkan sebagai PKW dalam RTRWN, ditetapkan sebagai PKSP
(Pusat Kegiatan Strategis Provinsi), dimasa datang diusulkan untuk menjadi
PKW sesuai dengan perkembangannya serta skala pelayanannya.
Strategi pengembangan kota-kota di Maluku baik Kota Ambon, kota
kabupaten maupun kota kecamatan, pada periode jangka menengah ini
secara umum diarahkan untuk memperkuat keterkaitan ekonomi dan spasial
di dalam wilayah daratan di pulau-pulau besar seperti Pulau Seram, Buru,
Wetar, Yamdena dan Kepulauan Aru. Pengembangan wilayah daratan Pulau
Seram diharapkan akan dapat membentuk suatu kesatuan ekonomi spasial
yang solid serta efisien dalam hal penyediaan prasarana wilayah diantara
Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku Tengah dan Seram Bagian Timur.
2. Hirarki Kota-Kota
Berdasarkan kebijakan yang tertuang dalam RTRWN dan berdasarkan hasil
analisis dan kecenderungan perkembangan pusat-pusat kegiatan di wilayah
Provinsi Maluku, sistem Hirarki perkotaan di wilayah Kabupaten Seram Bagian
Timur akan dikategorikan dalam 3 (tiga) kelompok berdasarkan fungsi dan
pelayanannya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu :
(1) Kota Bula dan Kota Werinama yang berfungsi sebagai PKW yang
mempunyai wilayah pelayanan mencakup beberapa kawasan atau
kabupaten;
(2) Dataran Honimoa merupakan ibukota baru Kabupaten Seram Bagian
Timur yang berfungsi sebagai pusat kegiatan strategis provinsi (PKSP)
yang mempunyai fungsi pelayanan khusus dalam menunjang sektor
strategis provinsi, menunjang pengembangan wilayah baru atau
penyebaran kegiatan ekonomi dan berfungsi sebagai daerah penyangga
aglomerasi pertumbuhan pusat kegiatan yang sudah ada, dan
diharapkan dapat meningkat menjadi PKW sesuai dengan Hirarki
perkotaan dalam RTRWN 2008; dan
(3) Geser, Kataloka dan Dataran Honimoa merupakan daerah perkotaan
yang berfungsi sebagai pusat kegiatan lingkungan (PKL), yaitu kota atau
perkotaan yang mempunyai fungsi pelayanan dalam melayani beberapa
kota yang berHirarki lebih rendah.
Perwilayahan Pembangunan di Kabupaten Seram Bagian Timur dalam RTRW
Maluku menggunakan konsep gugus pulau, dimana wilayahnya termasuk
gugus pulau II dengan pusat pelayanan di Kota Dataran Honimoa. Fungsi dan
31
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
prioritas pengembangan kawasan ini adalah untuk pertanian, perkebunan,
perikanan, pariwisata, pertambangan dan industri.
Untuk mendukung prioritas pengembangan wilayah ini maka rencana
pengembangan infrastruktur diarahkan pada:
(1) Fasilitas pelayanan publik tingkat provinsi;
(2) Pelabuhan regional dan penyeberangan; dan
(3) Jaringan jalan-jalan darat yang terintegrasi dengan jalur penyeberangan
sehingga membentuk Trans Maluku.
Selanjutnya, sistem kota-kota di Kabupaten Seram Bagian Timur berdasarkan
Hirarki dan fungsi kota terdiri atas PKW/Orde III, PKSP dan PKL. PKW/Orde III
dengan pusat permukiman di Kota Bula memiliki skala pelayanan fungsional
sub regional dengan kewenangan oleh Pemerintah Kabupaten. Kota Bula
memiliki fungsi sebagai:
(1) Pusat perdagangan, jasa dan pemasaran;
(2) Pusat produksi pengolahan; dan
(3) Pusat pelayanan sosial (kesehatan, pendidikan, dll).
PKSP dengan pusat permukiman di Kota Dataran Honimoa sebagai ibukota
kabupaten yang memiliki fungsi sebagai:
(1) Pusat administrasi kabupaten;
(2) Pusat perdagangan;
(3) Jasa dan pemasaran;
(4) Pusat perhubungan dan komunikasi;
(5) Pusat produksi pengolahan; dan
(6) Pusat pelayanan sosial (kesehatan, pendidikan, dan lain-lain).
Berdasarkan RTRW Provinsi Maluku 2007-2027, Kabupaten Seram Bagian
Timur termasuk kawasan strategis dengan sektor unggulan terdiri atas
pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan dan pariwisata.
 Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kabupaten Sekitarnya
Perkembangan dan dinamika pembangunan di Kabupaten Seram Bagian Timur
juga dipengaruhi daerah di sekitarnya, khususnya pengaruh kebijakan pembangunan
Kabupaten Maluku Tengah yang merupakan kabupaten induk dari Kabupaten Seram
Bagian Timur. Kabupaten Maluku Tengah sebelum pemekaran meliputi Pulau Seram
dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2003,
Kabupaten Maluku Tengah berdasarkan telah dimekarkan menjadi 3 (kabupaten), yaitu
a. Kabupaten Seram Bagian Timur dengan ibukota di Dataran Hunipopu (Piru);
b. Kabupaten Maluku Tengah dengan ibukota di Masohi; dan
c. Kabupaten Seram Bagian Timur dengan ibukota di Bula.
Wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki topografi dengan kemiringan
lahan 30-50 persen sehingga beberapa kawasan tidak dapat dijadikan kawasan
budidaya dan diharuskan menjadi kawasan konservasi. Jika dilihat dari struktur
geologi, kawasan berisiko bencana gempa bumi Kabupaten Seram Bagian Timur ada di
32
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
wilayah Utara dengan titik-titik gempanya berada pada wilayah laut. Kondisi tersebut
mengakibatkan kegiatan pembangunan berstruktur di wilayah utara harus benar-benar
mempehatikan kondisi wilayah yang rentan bencana pada kawasan berisiko terhadap
bencana gempa bumi. Pengendalian lahan untuk kegiatan permukiman dan perkotaan
perlu mengantisipasi akan peluang terjadinya gempa di wilayah ini.
 Kawasan Rawan Bencana
Kabupaten Seram Bagian Timur sebagai bagian dari Pulau Seram berada pada
episentrum dan hiposentrum gempa, bahwa episentrum gempa di daerah ini terletak
pada kedalaman 0 – 33 km dan 33 – 60 km. Gejala ini menunjukkan adanya pola
penunjaman melingkar yang mengikuti tatanan tektonik setempat. bila gempa pada
kedalaman 60 – 100 km di sekitar Banda Neira relatif bergeser ke arah laut, sedangkan
di Pulau Seram terkonsentrasi di daratan.
Sebagaimana telah dikemukakan didepan, bahwa Kabupaten Seram Bagian Timur
yang berada di Provinsi Maluku secara alamiah menempati wilayah bencana alam yang
tak dapat dielakkan. Berdasarkan pola geodinamika/geotektonika pertumbukan antara
lempeng yang saling menabrak satu sama lain, telah menempatkan posisi Kabupaten
Seram Bagian Timur pada khususnya dan Provinsi Maluku pada umumnya berada
dijalur pengangkatan yang disertai oleh pelipatan dan pembentukan pegunungan atau
lebih dikenal dengan “Orogenic Belt”. Demikian sehingga keadaannya menjadi sangat
menarik dari tinjauan Geosains dalam mempelajari proses-proses rekonstruksi bumi
dan pembentukan sumberdaya mineral baru, termasuk keindahan alamnya yang
menjadi daya tarik pariwisata tetapi disebaliknya tersembunyi bencana yang dapat
terjadi setiap saat dan sulit diprediksi kapan akan terjadi.
Secara geologis, Indonesia terbagi kedalam 2 (dua) wilayah yaitu Geologi
Indonesia Bagian Barat dan Geologi Indonesia Bagian Timur. Pada kenyataannya
Indonesia Bagian Timur memiliki struktur geologi yang sangat kompleks karena
dikendalikan oleh pertemuan beberapa lempeng benua dan samudera yang saling
bertumbukan satu dengan lainnya, seperti tampak pada uraian berikut:
1. Pergerakan Lempeng Indo - Australia (kombinasi lempeng samudera dan
lempeng benua) ke arah utara menumbuk Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara
Barat dan Nusa Tenggara Timur;
2. Pergerakan Lempeng Pasifik (berupa lempeng samudera) yang menekan dari
arah timur menabrak Papua-MalukuUtara–Maluku–Sulawesi– dan Kalimantan
Timur, dimana sebagian kerak samudera menganjak menindih daratan (lengan
Timur–Tenggara Pulau Sulawesi dan lengan Timur–Tenggara Pulau
Halmahera), dimana dasar kerak samudera yang menganjak di Sulawesi dan
Halmahera tersebut menghasilkan endapan laterit nikel yang sangat ekonomis
di kawasan tersebut;
3. Pergerakan lempeng Filipina ke arah barat akibat desakan Lempeng Pasifik
menabrak sebagian wilayah Sulawesi dan Halmahera bagian utara dan
sebagian menunjam dibawah kerak kontinen Sulawesi menghasilkan berbagai
gunung api di wilayah tersebut;
33
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
4. Pergerakan Lempeng Eurasia ke arah Timur dan Tenggara yang menekan
Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi sampai kearah Maluku dan sekitarnya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka Kabupaten Seram Bagian Timur
merupakan salah satu bagian dari wilayah Indonesia yang berada pada tatanan
geotektonik dan geodinamika yang sangat rumit dan sangat labil. Kondisi rekonstruksi
bangunan bumi wilayah Maluku ini di satu sisi memberikan manfaat terhadap
keberadaan sumberdaya bumi, tetapi dibelakangnya tersembunyi bencana yang
mengancam keselamatan jiwa manusia dan keberlanjutan peradaban manusia. Kita
telah melihat betapa bahaya geologi telah menelan korban jiwa manusia yang luar
biasa, hancurnya harta benda dan seluruh bangunan diatas permukaan bumi.
 Beberapa lokasi yang teridentifikasi merupakan daerah rawan bencana di
wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur antara lain :
1. Di muara DAS Masiwang dan Waibobot berpotensi untuk terjadinya banjir yang
mengakibatkan sedimentasi di wilayah sekitamya.
2. Derah rawan gempa tektonik adalah di Bula, Waru, Masiwang dan kawasan
sebelah utara pulau-pulau kecil di Kecamatan Seram Timur yakni Pulau Geser,
Gorum, Manawoka dan Madorang.
3. Di bagian selatan yakni di Undur, Kilmuri, Batuasa serta Banda dan sekitamya
yang merupakan daerah batas lempeng tektonik adalah daerah rawan tektonik
berskala besar berpeluang terjadi tsunami.
4. Daerah sekitar Pulau Igar, Pulau Kon, Pulau Panjang dan antara Pulau Geser
dan Pulau Keffing yang terimbas oleh arus eddies.
5. Daerah muara sungai Masiwang dan Salas berpotensi untuk terjadinya bencana
pelayaran karena adanya "saaru".
6. Daerah rawan abrasi pantai berada di daerah Kepulauan Gorom, Watubela dan
Werinama
34
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Peta 2.3 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Seram Bagian Timur
Sumber : RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur
40
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Seram Bagian Timur
Sumber : RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur
41
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
2.4 Sosial dan Budaya
Pembangunan sosial budaya dan kehidupan beragama di Kabupaten Seram
Bagian Timur selama periode 2006-2010 telah meningkatkan kualitas SDM yang
antara lain ditandai dengan membaiknya derajat kesehatan dan taraf pendidikan
penduduk yang didukung oleh meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan
sosial dasar bagi masyarakat Seram Bagian Timur .
A. PENDIDIKAN
 Secara komposit, peningkatan kualitas SDM ditandai oleh makin
membaiknya indeks pembangunan manusia (IPM) yang merupakan indikator
komposit status kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup saat lahir,
taraf pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf penduduk dewasa
dan gabungan angka partisipasi kasar jenjang pendidikan dasar, menengah,
tinggi, serta taraf perekonomian penduduk yang diukur dengan pendapatan
domestik bruto (PDB) per kapita dengan paritas daya beliPendidikan wajib
belajar 9 tahun yang meliputi 6 tahun sekolah dasar dan 3 tahun SLTP
memberikan harapan pada pengurangan tingkat kemiskinan yang terjadi di
Seram Bagian Timur.
 Tercatat dalam periode pembangunan tahun 2008 – 2012 penduduk miskin
berpendidikan SD memberikan pengaruh positif pada angka melek huruf,
begitu pula dengan pendidikan penduduk miskin pada tingkat SLTP
memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan indek melek
huruf.
B. KESEHATAN
 Pada tahun 2006 – 2012 tingkat gizi balita secara umum mengalami
peningkatan, lebih dari 75% balita gizi baik dan 20% balita belum memenuhi
gizi yang baik.
 Asupan gizi dan nutrisi memiliki peranan penting dalam mendorong
penduduk miskin agar menjadi tidak miskin.
 Setiap tambahan asupan gizi yang baik, sebesar 1% memberikan dampak
pada penambahan indeks lama hidup sebesar 0,66.
C. PERUMAHAN
 Peralihan rumah dari rumah yang tidak layak huni menjadi rumah yang layak
huni, setiap 1% ternyata telah mampu memberikan dampak pada
penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,23%. Hal ini memberikan indikasi,
bahwa program P2KP yang dijalankan oleh pemerintah memilki peranan
penting dalam mendongkrak tingkat kemiskinan daerah.
D. INFRASTRUKTUR DASAR
 Pengeluaran penduduk yang terlalu besar untuk kebutuhan barang publik
seperti Perumahan, bahan bakar, penerangan dan air terbukti memberikan
dampak yang signifikan terhadap tingkat kemiskinan penduduk.
 1% kenaikan dan penurunan tambahan pengeluaran dan belanja untuk
Perumahan, bahan bakar, penerangan dan air akan berdampak pada
kenaikan dan penurunan tingkat kemsikinan sebesar 0,14%.
 Adanya peningkatan daya beli masyarakat.
40
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
E. PENGANGGURAN
 Pengangguran yang tersisa sampai dengan tahun 2012 tercatat sebanyak
5,71% namun tingkat kemiskinan masih relatif tinggi, yaitu 25,89%.
 Tingkat pengangguran terbukti mempengaruhi tingkat daya beli penduduk,
menurunnya tingkat pengangguran signifikan diikuti oleh tingkat daya beli
penduduk di Kabupaten Seram Bagian Timur.
 Dalam periode pembangunan tahun 2006 – 2012 tercatat rata-rata
pertambahan 1% penganguran telah memicu penambahan tingkat
kemiskinan sebesar 0,023% + 0,023t %, yang menunjukkan terjadi
penggelembungan penambahan tingkat kemiskinan akibat adanya tingkat
pengangguran.
 Dampak penyerapan tenaga kerja masih relatif lemah terhadap tingkat
kemiskinan penduduk, namun cukup penting dalam mendobrak tingkat daya
beli penduduk.
Dalam konteks ini, pemberdayaan setidaknya mencakup dua hal antara lain :
1). Adanya masyarakat miskin (powerless) yang tidak berdaya dan mencukupi
kebutuhan sendiri;
2). Adanya keinginan untuk mengatasi ketidak berdayaan itu dengan cara
membangkitkandan meningkatkan keberdayaan melalui program
pengembangan Kecamatan.
Gambaran umum mengenai fasilitas pendidikan di Kabupaten Seram Bagian
Timur dapat dilihat pada tabel di bawah ini .
Tabel 2.11: Jumlah fasilitas pendidikanyang tersedia di Kab.SBT Tahun 2014
Jumlah Fasilitas Pendidikan
No.
Nama Kecamatan
Umum
Agama
SD
SLTP
SMA
SMK
MI
MTs
Bula
1.
10
3
3
3
1
2
Werinama
2.
11
3
1
1
1
SeramTimur
3.
16
4
2
1
1
5
P.Gorom
4.
20
10
4
1
3
2
Wakate
5.
14
5
4
2
1
TutukTolu
6.
5
2
1
4
1
Siwalalat
7.
9
3
2
1
Kilmuri
8.
11
4
1
1
1
1
BulaBarat
9.
12
2
1
2
GoromTimur
10.
8
3
3
1
2
TeluWaru
11.
9
3
1
PulauPanjang
12.
3
1
1
Lianvitu
13.
6
3
1
2
2
KianDarat
14.
5
2
1
1
1
Teor
15.
4
2
1
Kabupaten Seram Bagian Timur
143
50
27
8
17
20
Sumber: Dinas Pendidikan & Kementrian Agama Kab. SBT 2013
MA
1
1
2
1
1
1
1
8
41
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Pada tahun 2006 presentase penduduk miskin di Kabupaten Seram Bagian Timur
tercatat sebesar 40,8% kemudian mengalami penurunan terus menerus hingga tahun
2012. Tahun 2007 menurun menjadi 39,83 % menurun lagi di tahun 2008 menjadi
36,98 %. Tahun 2009 menjadi 34,67 % dan menurun lagi menjadi 34,67 % d tahun 2010
dan 2011 menjadi 31,46 % dan 27,94 % serta akhirnya pada tahun 2012 menjadi
25,89%.
Preriode 2006 – 2012 garis kemiskinan di Kabupaten Seram Bagian Timur terus
mengalami kenaikan. Ditahun 2006 garis kemiskinan Kabupaten Seram Bagian Timur
sebesar Rp. 144.372 per kapita per bulandan meningkat di tahun 2007 menjadi Rp.
151.145 per kapita per bulan. Tahun 2008 – 2009 terjadi peningkatan yang cukup besar
yaitu dari Rp. 163.645 per kapita per bulan menjadi Rp. 206.480 per kapita per bulan di
tahun 2009. Selama 2010 – 2011 garis kemiskinan naik darp Rp. 234.377 per kapita per
bulan menjadi Rp. 243.687 per kapita per bulan dan pada tahun 2012 menjadi Rp.
253.367 per kapita per bulan.
Perkembangan kemiskinan di Kabupaten Seram Bagian Timur selama periode
2006-2012 menunjukkan kecenderungan menurun. Tantangan dalam lima tahun
mendatang adalah menurunkan angka kemiskinan melalui berbagai kebijakan.
Sama seperti relatif capaian jumlah penduduk miskin pada sebelumnya, maka
posisi relatif capaian garis kemiskinan Kabupaten Seram Bagian Timur cukup baik
dengan berada dibawah angka Provinsi Maluku. Pada tahun 2012 garis kemiskinan
sebesar 253.367 untuk Kabupaten Seram Bagian Timur sedangkan untuk provinsi
Maluku sebesar 285.890. wlaupun posisi relatif untuk tahun 2012 Kabupaten Seram
Bagian Timur berada di bawah provinsi. Akan tetapi, jika dilihat dari tahun sebelumnya
garis kemiskinan yang terdapat di Kabupaten Seram Bagian Timur mengalami
peningkatan pada tahun 2012.
Pemberdayaan masyarakat pada pengembangan kawasan pada dasarnya untuk
mengelola potensi yang terkandung di dalamnya dapat diolah dan diberdayakan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menerapkan pola pembinaan
manusia melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan ketrampilan, studi banding, dan
kegiatan lain dalam upaya meningkatkan kemampuan. Pembinaan usaha meliputi
kegiatan yang terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Serta
pembinaan lingkungan yang terkait dengan kesadaran masyarakat untuk melindungi
lingkungan dengan tetap menjaga kelestariannya.
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses pembelajaran langsung agar
proses pembelajaran tersebut perlu diawali dengan persiapan masyarakat dengan
melalui kegiatan penyuluhan, pertemuan atau sarasehan untuk berdialog mengenai
berbagai permasalahan yang ada di wilayah atau kawasan. Menampung isu dan usulan
dan selanjutnya membuat program kegiatan bersama dan untuk selanjutnya proses
pengorganisasian yang meliputi unsur masyarakat, tenaga pendamping, serta aparat
pemerintah di daerah.
42
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Tabel 2.12: Jumlah penduduk miskin per kecamatan
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Nama Kecamatan
Bula
Werinama
SeramTimur
PP.Gorom
Wakate
TutukTolu
Siwalalat
Kilmuri
BulaBarat
GoromTimur
TeluWaru
PulauPanjang
Lianvitu
KianDarat
Teor
Jumlah
Jumlah keluarga
miskin (KK)
1168
410
1158
1726
909
580
635
657
613
290
442
264
653
742
220
1O,467
Sumber: BPJS Kab.SBT 2013
Berdasarkan data statistik hingga tahun 2010 diperkirakan terdapat defisit
rumah sehingga diperlukan pembangunan unit rumah baru yang penanganannya
melalui pasar komersial, perumahan bersubsidi dan perumahan swadaya.Pemerintah
Kabupaten Seram Bagian Timur belum memiliki program rumah murah yang
sebenarnya sangat membantu rakyat untuk dapat memiliki rumah yang layak
mengingat selain dilengkapi fasilitas yang memadai (PAM, listrik, bersertifikat).Rumah
tersebut dapat diperoleh tanpa uang muka dan diangsur secara murah .
Dengan bertambahnya pembangunan perumahan maka akan mengakibatkan
berkurangnya jumlah areal lahan terbuka yang pada gilirannya akan membawa akibat
pada lingkungan baik yang positif maupun yang negatif. Untuk itu perlu adanya
perencanaan yag terpadu dalam membangun prasarana dan sarana dasar sehingga
tepat dan efisien serta perlu dilakukan antisipasi terhadap peningkatan urbanisasi yang
pada akhirnya dapat mencegah terjadinya penurunan kualitas lingkungan di perkotaan
dan perdesaan secara keseluruhan dengan perencanaan.
Jumlah rumah di kabupaten Seram Bagian Timur tersedia di tabel :
Tabel 2.13: Jumlah rumah per kecamatan
No.
Nama Kecamatan
Jumlah Rumah
1.
2.
3.
4.
Bula
Werinama
SeramTimur
PP.Gorom
2.836
1.054
1.895
2.794
43
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Wakate
TutukTolu
Siwalalat
Kilmuri
BulaBarat
GoromTimur
TeluWaru
PulauPanjang
Lianvitu
KianDarat
Teor
1018
981
992
813
991
1224
Jumlah
17.525
335
298
979
1016
299
Sumber :BAPPEDA Kab.SBT 2013
2.5 Kelembagaan Pemerintah Daerah
Penataan kelembagaan dan peningkatan peran serta masyarakat pada
dasarnya merupakan salah satu upaya pemerintah daerah untuk menciptakan tata
pemerintahan yang baik. Penataan kelembagaan ini mengacu kepada peningkatan
kemampuan kelembagaan di daerah yang meliputi kelembagaan pemerintah daerah,
kelembagaan DPRD, kelembagaan masyarakat dan dunia usaha.
Dengan bertambahnya volume pekerjaan dan meningkatnya peran Pemerintah
Kabupaten Seram Bagian Timur dalam program pembangunan, maka dituntut agar
perangkat Organisasi Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur mampu
melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Dikaitkan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi-fungsi seperti yang tercantum
dalam ketentuan job description dalam Perda, kondisi kelembagaan Pemerintah
Kabupaten Seram Bagian Timur saat ini masih tampak kekurangan staf yang memiliki
latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidangnya.Disamping itu permasalahan
yang muncul adalah masih terdapatnya tumpang tindih tugas pokok dan fungsi
beberapa unit kerja, serta masih kurangnya koordinasi antar kelembagaan yang ada.
Selain itu penyusunan Struktur Organisasi dan Tata Kerja belum dengan sendirinya
meningkatkan mutu kinerja karena rasionalisasi jumlah aparatur tidak mengikuti
pelaksanaan fungsi dan tugas kelembagaanDalam bidang sanitasi, terutama dalam
rangka pelaksanaan Program Percepatan Sanitasi Permukiman, telah dibentuk
Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Buru dengan Surat KeputusanBupati Seram Bagian
Timur Nomor 245 Tahun 2015 Tanggal 01agustus 2015 tentang Pembentukan
Kelompok Kerja SanitasiProgram Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
(PPSP)Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun2015, dimana anggota-anggotanya
terdiri dari lintas SKPD, dan stakeholder sektorsanitasi di KabupatenSeram
BagianTimur.
44
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
44
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Gambar 2.2: Struktur SKPD yang terkait dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
BeberapaSatuan Kerja Perangkat Daerah terlibat di dalam melaksanakan pembangunan sanitasidan yang memiliki keterkaitan tugas pokok dan
fungsinya, baik langsung atau tidak langsung. Secara ringkas, digambarkan dalam Bagan 2.2 berikut ini.
BUPATI
BAPPEDA
Bidang
pembangunan
Perencanaan
DINAS
PEKERJAAN
UMUM
Bidang Teknis
BADAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DESA
BADAN PENGELOLA
KEUANGAN
DAERAH
BADAN
PENGELOLAANLING
KUNGAN HIDUP
DINAS
KESEHATAN
Bidang Kesehatan,
Komunikasi dan
Pemberdayaan
Masyarakat.
Bidang
Pendanaan
Bidang
Monitoring &
Evaluasi.
Bidang Kesehatan,
Komunikasi dan
Pemberdayaan
Masyarakat.
Keterangan :
Mandat Tupoksi Langsung
(Stakeholder Utama)
Mandat TupoksiTidak Langsung
(Stakeholder Mitra)
45
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
2.6
Komunikasi dan Media
Dalam Pembangunan sanitasi di Kabupaten Seram Bagian Timur, peran media
memang dirasakan sangat penting. Namun sampai dengan saat ini peran tersebut
belum terlalu terwujud, mengingat media yang terdapat di Kabupaten masih sangat
terbatas. Untuk kegiatan terkait dengan prohisan lebih banyak diintensifkan melalui
kegiatan tatap muka yang dilakukan masyarakat dengan tokoh-tokoh yang ada, seperti
melalui sarana ibadah, pertemuan rutin masyarakat serta beberapa kunjungan oleh
Pemerintah Daerah.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi melalui pengembangan dan
pendayagunaan aplikasi telematika, kapasitas layanan informasi, dan pemberdayaan
potensi masyarakat untuk mewujudkan masyarakat berbasis informasi.Peningkatan
aplikasi pelayanan publik dan industri aplikasi telematika dalam rangka meningkatkan
nilai tambah layanan dan industri aplikasi belum berjalan sebagaimana yang
diharapkan.
Demikian juga halnya dengan penyediaan dan pelaksanaan e-Government dan eBusiness di Kabupaten Seram Bagian Timur belum terlaksana secara maksimal.Hal ini
disebabkan belum adanya komitmen bersama antarpemerintah Kabupaten Seram
Bagian Timur serta dunia usaha yang ada guna kelancaran arus informasi dan kapasitas
layanan informasi serta pemberdayaan potensi masyarakat dalam rangka mewujudkan
masyarakat berbudaya informasi.
Daya jangkau infrastruktur pos, komunikasi, dan informatika untuk memperluas
aksesibilitas masyarakat terhadap informasi untuk mengurangi kesenjangan informasi
perlu ditingkatkan sehingga penciptaan iklim usaha yang konstruktif dan kondusif di
bidang industri komunikasi dan informatika tidak berjalan.
Kerjasama dan kemitraan serta pemberdayaan lembaga komunikasi dan
informatika pemerintah dan masyarakat serta mendorong peranan media massa
dalam rangka meningkatkan pelayanan informasi yang beretika dan bertanggung
jawab serta memberikan nilai tambah pembangunan bangsa.
Hal ini yang menjadi kendala dalam memaksimalkan peran media dalam
pembangunan sanitasi.langkah strategis yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten Seram Bagian Timur adalah merangkul media tersebut dalam berbagai
kegiatan Pemerintah Daerah, sehingga kegiatan-kegiatan yang terkait dengan sanitasi
dapat diliput dan diberitakan dalam berbagai media dengan dukungan dana APBD II.
Selain itu kegiatan dalam pembangunan sanitasi masih dilaksanakan secara parsial dan
belum berada dalam koridor acuan yang jelas, selama ini peran aktif hanya
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Pelestarian
Lingkungan Hidup dan Bappeda, itupun belum terjalin koordinasi dan bekerja tanpa
cetak biru pembangunan sanitasi yang jelas, sehingga hasil yang didapatkan juga
belum maksimal.
46
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Tabel 2.14: Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi
Tahun
Dinas
Pelaksana
Tujuan
Kegiatan
No
Kegiatan
1.
Pemicuan,
Penyuluhan
STBM
2013
s/d
2015
Dinas
Kesehatan,
Puskesmas
Perubahan
perilaku
2.
Pemeriksaan
kualitas air
minum dan
air bersih
2006
s/d
2015
Dinas
Kesehatan,
Puskesmas
Peningkat
an
kualitas
air minum
dan air
bersih
Khalayak Sasaran
Pesan Kunci
Pembelajaran
MASYARAKAT/6
KECAMATAN
Sanitasi
buruk dan
perilaku
hidup tidak
bersih dan
tidak sehat itu
menjijikan
dan
memalukan
dan membuat
sakit
karenanya
perlu kita
perbaiki
sanitasi dan
biasakan
PHBS
Masih
ditemukan
masyarakat
BABS di
sembarangan
tempat(Pantai,
Sungai,Kebun
)belum
adanya
kesadarn
Masyarakat
untuk stop
BABS
masyarakat dan
pengusaha depo
air minum,warung
/rumah
makan...di 4
kecamatan
Dengan
kualitas air
minum dan
air baku akan
terlindungi
dari penyakit
Kualitas air
minu dan air
bersih terjaga.
47
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi
No
1.
Jenis
Media
(a)
Radio
Pemerintah
Daerah .
(RRI BULA)
Khalayak
(b)
Pendanaan
(c)
Masyarakat
Umum
terutama
masyarakat
Kota Bula
Dana
Alokasi
Umum
(DAU)
Isu yang
Diangkat
(d)
Keterlibatan
Masyarakat
dalam
mlestarikan
lingkungan
dan menjaga
kebersihan
kota
Pesan
Kunci
(e)
Menjaga
kebersihan
dan
keindahan
kota Bula
Efektivitas
(f)
Meningkatnya
pemahaman
masyarakat
tentang budaya
buang sampah
yang baik dan
benar.
Untuk media komunikasi radio pemerindah daerah di Kabupaten Seram Bagian
Timur belum optimal menyiarkan/menginformasikan tentang kegiatan–kegiatan yang
berhubungan dengan sanitasi,baik dari sektor air limbah, sektor dainase ataupun
sektor persampahan.
48
Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur
Download