BAB 11 GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik Kabupaten Seram Bagian Timur dimekarkan berdasarkan UU 40 18 desembertahun 2003, tentang Pemekaran Kabupaten Seram Bagian Timur, Kab. Seram Bagian Barat dan Kabupaten Kepulauan Aru. dengan 4 kecamatan dan 56 desa, dalam perkembangannya saat ini telah menjadi 15 kecamatan dan 160 Negeri /desa administratif 2.1.1 Geografis Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan salah satu kabupaten yang terletak dibagian Timur dan selatan Pulau Seram Provinsi Maluku, dimana secara geografis berada pada 128˚20´-130˚10´ BT dan 02˚50´ – 04˚40´ LS. Luas wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur mencapai 15.887,92km2, yang mencakup luas wilayah daratan 3.952,08km2, dan wilayah lautan 11.935,84 km2. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka Kabupaten Seram Bagian Timur dapat dikelompokkan kedalam beberapa satuan geografis yaitu : (1) (2) (3) (4) (5) Satuan geografis Pegunungan yang menempati bagian tengah Kabupaten Seram Bagian Timur dengan kelurusan Timur-Barat, dan puncak tertinggi adalah Gunung Hatu Balimakiam (896 m) dan Gunung Hatu Abalwan) (875 m). Satuan Geografis perbukitan merupakan lereng pegunungan dengan tonjolan-tonjolan bukit, yang menempati lereng Utara dan Selatan pada sepanjang Timur Barat Kabupaten Seram Bagian Timur Satuan Geografis Dataran Tinggi dan Lembah Bantaran Sungai yang membelah bagian tengah agak ke selatan dan memanjang Timur Barat Kabupaten Seram Bagian Timur. Satuan geografis Dataran Pantai dan Delta, terdapat meluas di sepanjang timur barat Pantai Utara dan relatif menyempit di Pantai Selatan, serta Pantai Timur Kabupaten Seram Bagian Timur Satuan Geografis Pulau-pulau berupa Kepulauan Geser dan Watubela, yang terdapat di bagian Timur Kabupaten Seram Bagian Timur. Kondisi geografis yang sangat bervariatif tersebut diatas mengakibatkan Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki wilayah yang sulit diakses dengan jalan darat antar satu kecamatan dengan kecamatan lainnya, baik yang menghubungkan wilayah bagian utara dan selatannya, maupun wilayah timur dan baratnya. Hal ini di sebabkan oleh kondisi pegunungan dan perbukitannya yang mempunyai lereng yang terjal dan curam, dengan kondisi iklim yang memiliki curah hujan sangat tinggi, sehingga sungisungai besar sering terjadi banjir. Secara geografis Kabupaten Seram Bagian Timur berbatasan dengan: (1) Sebelah Utara adalah Laut Seram, 10 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur (2) Sebelah Selatan adalah Laut Banda, (3) Sebelah Timur adalah dan Laut Seram, dan (4) Sebelah Barat adalah Kabupaten Maluku Tengah dan Laut Banda. Kesampaian wilayah ke Kabupaten Seram Bagian Timur adalah: (1) Melalui udara dan Bandara Pattimura Ambon dengan Pesawat ke bandara Bula, dimana saaat ini dilayani oleh pesawat DERAYA yang di carter oleh perusahaan MIGAS yang beroprasi di Bula (Pantai Utara Kabupaten Seram Bagian Timur). (2) Melalui Laut dari Ambon ke Bula (pelabuhan Sesar) menyusuri Pantai Utara Pulau Seram maupun menyusuri pantai Selatan Pulau Seram yang menghubungkannya dengan wilayah Papua. 2.1.2 Kondisi Fisik Distribusi kelompok daratan pada kecamatan berdasarkan ketinggian pada skala 1: 250.000 dapat digambarkan sebagai berikut: (1) 0-500 m d.p.l dengan luas 451.900 ha, di antaranya 42,5 % dari luas tersebut berada di Kecamatan Bula, sedangkan 29,3 % berada di Kecamatan Werinama dan hanya 28,2 % berada di Kecamatan Seram Timur dan Kecamatan Pulau-Pulau Gorom; (2) 500-1000 m d.p.l dengan luas sebesar 59.690 ha, yang menyebar di Kecamatan Bula (63,3 %), Kecamatan Werinama (23,7 %), serta 13,0 % sisanya di Kecamatan Seram Timur dan Kecamatan Pulau-Pulau Gorom. Dengan demikian, secara umum luas daratan wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur berada pada ketinggian kurang dari 1000 m, dengan topografi dataran rendah, berbukit-bukit, bergelombang dan bergunung-gunung. Di lain pihak, luas kemiringan lahan 0 s/d 3 % dengan luas 745,76 km 2; 8 s/d 15 % dengan luas 1.110,93 km2, 30 s/d 50 % dengan luas 1.184,04 km2; serta > 50 % dengan luas 121,33 km2. Antara 3 s/d 8 % dan 15 s/d 30 % dengan luas 790,02 km2. Kemiringan lahan > 40 %, cukup luas terdapat di Kecamatan Werinama, diikuti Kecamatan Bula, Kecamatan Seram Timur dan Kecamatan Pulau-Pulau Gorom. Apabila pengelolaan dilakukan tidak berdasarkan keterpaduan ekosistem daerah aliran sungai, daratan dan laut, maka pembukaan hutan, lahan daratan dan pesisir (terutama pada kemiringan lahan > 40 %), akan membawa kerusakan ekosistem, sumberdaya laut dan pulau sekitarnya.Wilayah daratan Kabupaten Seram Bagian Timur sebagai bagian dari Pulau Seram Bagian Timur, memiliki karakteristik daerah aliran sungai. Sungai di Kecamatan Bula (9 buah), Kecamatan Werinama (15 buah) serta Kecamatan Seram Timur dan Kecamatan Pulau-Pulau Gorom (5 buah). Luas daerah tangkapan dan aliran air sungai Wae Masiwang sebesar 1.225 km2 (Kecamatan Seram Timur) merupakan potensi hidrologi air permukaan penting yang sudah dikenal luas, serta Wae Boboi seluas 945 km2 (Kecamatan Werinama) dan Wae Bubu seluas 370 km2 (Kecamatan Bula). Pengelolaan sumber-sumber air ini secara baik akan sangat menentukan pembangunan kabupaten di masa depan. Kondisi kedalaman efektif tanah cukup tersedia di Kabupaten Seram Bagian Timur untuk usaha–usaha pertanian, dengan harapan bahwa lahan yang dimanfaatkan 11 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur adalah lahan yang mempunyai stabilitas tanah yang baik. Luas wilayah berdasarkan kedalaman efektif tanah dapat dirinci, (1) kedalaman efektif tanah yang dalam (>90 cm) sebesar 305.000 ha menyebar terutama di Kecamatan Bula, diikuti Kecamatan Seram Timur, Kecamatan Werinama dan Kecamatan Pulau-Pulau Gorom; (2) kedalaman efektif tanah yang sedang (60-90 cm) sebesar 151.080 ha, terutama berada di Kecamatan Bula, diikuti Kecamatan Werinama, Kecamatan Seram Timur dan Kecamatan Pulau-Pulau Gorom; (3) kedalaman efektif tanah yang dangkal (< 60 cm) sebesar 76.230 ha berada di Kecamatan Bula, diikuti Kecamatan Werinama, Kecamatan Seram Timur dan Kecamatan Pulau-Pulau Gorom. iklim Iklim yang terdapat di Kabupaten Seram Bagian Timur adalah Iklim laut tropis dan iklim musim. Terjadi iklim tersebut oleh karena Kabupaten Seram Bagian Timur dikelilingi oleh laut yang luas, maka iklim di daerah ini sangat dipengaruhi oleh laut yang berlangsung seirama dengan musim yang ada. Oleh karena luasnya wilayah ini dimana pulau-pulau yang tersebar dalam jarak yang berbeda-beda, Keadaan klimatologi pada Stasion Meteorologi Geser yang menggambarkan iklim di wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan iklim musim dan laut tropis, yang dipengaruhi angin dari Samudera Pasifik menuju arah barat, berinteraksi dengan dinamika laut, dan masa gugus pulau, membentuk 3 (tiga) zona agroklimat, 1) zona agroklimat I.3 dengan curah hujan bulanan yang merata, ciri-ciri tahunan lainnya (suhu rata-rata 26,0 0C, dengan curah hujan sebesar 1800-2200 mm), mempengaruhi bagian timur Kecamatan Seram Timur hingga Kecamatan Pulau-Pulau Gorom; 2) zona agroklimat II.6 dengan curah hujan tertinggi antara bulan Desember – Mei, ciri-ciri tahunan lainnya (suhu rata-rata 26,4 0C, curah hujan sebesar 25004000 mm), mempengaruhi umumnya daratan Kecamatan Seram Timur dan Pulau-pulau Watubela; 3) zona agroklimat III.1 dengan curah hujan tertinggi antara bulan Juni-Agustus, ciri-ciri tahunan lainnya (suhu rata-rata 26,1 0C, curah hujan 2000-2500 mm), mempengaruihi sebagian kecil kawasan pantai Kecamatan Werinama. Daerah Aliran Sungai Berdasarkan pola aliran sungai tersebut diatas, maka tampak bahwa Kabupaten Seram Bagian Timur dapat dibagi kedalam 3 (tiga) wilayah wilayah tangkapan hujan (“Cathment Area”) Adapun ketiga tangkapan hujan hujan tersebut adalah seperti berikut : (a) Wilayah tangakapan hujan bagian utara, dimana sungai-sungainya mengalir dari arah utara dan bermuara di Laut Seram; (b) Wilayah tangkapan bagian tengah, dimana sungai-sungainya mengalir dari arah utara dan arah selatan yang bertemu menyatu di sungai Wae Bobot yang 12 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur mengalir ke arah barat dan bermuara di Laut Banda, serta bertemu dan menyatu di Wae masiwang yang bermuara di Laut Seram; (c) Wilayah tangkapan hujan bagian selatan, dimana sungai-sungainya mengalir ke arah selatan dan bermuara di Laut Banda. Ketiga wilayah tangkapan hujan tersebut menjadi pemisah air morfologi (“morphologichal water devided”) yang berarah hampir Timur–Barat yang memisahkan ketiga wilayah tangkapan hujan tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut,maka perwilayahan air tanah di Kabupaten Seram Bagian Timur dapat dibagi kedalam 3 (tiga akuiter yaitu; akuiter air tanah langka akuiter air tanah sedang, adan akuiter air tanah tinggi ditinjau dari sisi cadangan airnya. Berdasarkan RTRWN Tahun 2008 ditetapkan wilayah sungai strategis nasional yang terdapat di Kabupaten Seram Bagian Timur adalah wilayah sungai Pulau Ambon – Seram yang di peruntukkan sebagai pembangunan sumber daya air yang harus di jaga kelestariannya, hal ini dikarenakan ada beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dijadikan sebagai areal konservasi air yaitu DAS Masiwang yang berada di antara Kecamatan Bula dan Kecamatan Tutuk Tolu, DAS Bobot di Kecamatan Werinama, DAS Bubi di Kecamatan bula dan DAS Kaba di Kecamatan Werinama. Tabel 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS)di Kabupaten Seram Bagian Timur No. Nama DAS Luas (ha) 1. Masiwang 5.000 2 Bobot 9.593 3 Bubi 1.141 Sumber : RTRW Kab.SBT Thn 2008 2.1.3 Administrasi Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan kabupaten baru dalam jajaran pemerintahan di Provinsi Maluku, dibentuk sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Maluku Tengah – Provinsi Maluku, berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Kepulauan Aru Di Provinsi Maluku. Pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur hendaknya dilihat sebagai peluang bagi masyarakat di wilayah Seram Bagian Timur untuk dapat mengembangkan kapasitasnya sejajar dengan masyarakat pada wilayah-wilayah lain di Indonesia. Dalam konteks ini, maka pembentukan Kabupaten Seram Bagian Timur, hendaknya dijadikan sebagai spirit dan sumber inspirasi yang mampu mendorong proses percepatan pembangunan wilayah Seram Bagian Timur dalam mengatasi ketertinggalan, mengingat beberapa kawasan di wilayah ini merupakan Kawasan Tertinggal dan Kawasan Kritis. Kabupaten Seram Bagian Timur terletak antara 2 derajat 52 menit dan 10 detik sampai dengan 4 derajat 47 menit dan 12 detik Lintang Selatan dan 129 derajat 56 menit dan 36 detik sampai dengan 131 derajat 54 menit dan 45 detik Bujur Timur; 13 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur serta berbatasan langsung Laut Seram di bagian Utara, Laut Banda di bagian Selatan, Kabupaten Maluku Tengah di bagian Barat dan Provinsi Papua Barat di bagian Timur. Posisi astronomis di atas, menampakkan karakteristik Kabupaten Seram Bagian Timur sebagai kabupaten kepulauan yang membutuhkan penanganan pembangunan yang dilakukan secara konprehensif dan integral dengan memperhatikan faktor kontur, konten, konteks, kompleks dan konduk wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur. Wilayah administrasi Kabupaten Seram Bagian Timur dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan pada saat pembentukannya, terdiri dari 4 (empat) kecamatan, 41 Negeri (baca :desa) dan 218 Dusun dengan rincian, (1) Kecamatan Seram Timur terdiri dari 10 Negeri dan 77Dusun; (2) Kecamatan Pulau-Pulau Gorom terdiri dari 12 Negeri dan 81 Dusun; (3) Kecamatan Werinama terdiri dari 10 Negeri dan 33 Dusun; dan (4) Kecamatan Bula terdiri dari 9 Negeri dan 37 Dusun. Untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan terkait dengan syarat wilayah administrasi pemerintahan, maka perlu dilakukan pemekaran kecamatan. Wilayah-wilayah yang perlu dipertimbangkan untuk dapat dibentuk kecamatan adalah (1)Wilayah Tutuk Tolu di Kecamatan Seram Timur; (2) Wilayah Wakate dan Wilayah Gorom Timur di Kecamatan Pulau-Pulau Gorom; (3) Wilayah Atiahu di Kecamatan Werinama; dan (4) Wilayah Bula Timur di Kecamatan Bula. Dalam rangka memenuhi syarat bagi pelaksanaan pemekaran kecamatan, maka dusun-dusun yang telah memenuhi syarat sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dapat ditingkatkan statusnya menjadi Negeri Administratif berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Maluku Nomor 14 Tahun 2005 tentang Penetapan Kembali Negeri Sebagai Kesatuan Masyarakat Hukum Adat Dalam Wilayah Provinsi Maluku. Luas wilayah administratif Kabupaten Seram Bagian Timur 15.887,92 km², terdiri dari Luas Daratan 3.952,08 km² (25 %) dan Luas Lautan 11.935,84 km² (75%); memiliki 31 (tiga puluh satu) pulau, terdiri dari 17 (tujuh belas) pulau berpenghuni dan 14 (empat belas) pulau tidak berpenghuni. Pulau-pulau dan lautan yang ada di Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki potensi sumberdaya alam yang bernilai ekonomi tinggi. 14 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur Pada luas wilaya administrasi(Ha) Seram Bagian Timur 579,912 Ha dengan luas terbangun 37,321 Ha tersaji pada tabel di bawa ini ; Tabel 2.2: Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan Jumlah Kelurahan /Desa Nama Kecamatan Bula Werinama SeramTimur PP.Gorom Wakate TutukTolu Siwalalat Kilmuri BulaBarat GoromTimur TeluWaru PulauPanjang Lianvitu KianDarat Teor Jumlah Luas Wilayah 10 10 7 11 14 9 12 12 11 18 9 6 10 10 10 Administrasi (%) thd (Ha) total 64.336 11,09 99.384 17,14 7.335 1,26 9.123 1,57 3.758 0,65 33.009 5,69 84.719 14,61 87.362 15,06 88.029 15,18 2.929 0,51 66.967 11,55 2.053 0,35 17.237 2,97 12.923 2,23 748 0,13 Terbangun (%) thd (Ha) total 5.470 14,66 2.048 5,49 4.724 12,66 6.600 17,68 2.544 6,82 1.640 4,39 2.014 5,40 1.720 4,61 2.974 7,97 2.358 6,32 1.374 3,68 608 1,63 1.508 4,04 1.246 3,34 493 1,32 161 579.912 37.321 100 100 Sumber: Bappeda Kab.SBT Tahun 2013 15 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur 2.1 Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur Sumber : RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur 17 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur Peta 2.2 Administasi Kabupaten Seram Bagian Timur Sumber : RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur 19 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur Peta 2.2.1. Orientasi Wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur Sumber : RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur 20 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur 2.1 Demografi Aspek kependudukan merupakan faktor penting dalam perkembangan wilayah karena faktor tersebut membawa pengaruh yang sangat besar atas berbagai aktivitas di suatu wilayah. Selain sebagai sumber dayapembangunan,penduduk juga merupakan sasaran dari pembangunan itu sendiri. Oleh karena itu, tak salah kiranya jika disebutkan bahwa penduduk merupakan subjeksekaligus objek pembangunan. Pertumbuhan penduduk dapat terjadi akibat 4 (empat) komponen yaitu, tingkat kelahiran (fertilitas), tingkat kematian (mortalitas), migrasi masuk dan migrasi keluar. Dengan kata lain pertumbuhan penduduk adalah merupakan keseimbangan yang dinamis antara lahir, mati, datang dan pergi. Sedangkan tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam satu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap mereka dan jika mereka mau berpartisipasi. Penduduk Kabupaten Seram Bagian Timur berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 1971 sebanyak 51.892 jiwa, Tahun 1981 sebanyak 56.799 jiwa, Tahun 1990 sebanyak 68.558 jiwa, Tahun 2000 sebanyak 74.423 jiwa dan Tahun 2010 sebanyak 99.065 jiwa. Jumlah penduduk di Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2014 sebanyak107.995 jiwa. Jumlah penduduk kabupaten seram bagian timur dapat dilihat di tabel dibawah ini : 20 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur Tabel 2.3: Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 - 5 tahun terakhir Sumber: KDA SBT 2013 Ket: Untuk beberapa Kecamatan sesusai Surat Keputasan Bupati Kabupaten Seram Bagian Timur di mekarkan denganPERDA No 11 Tahun2012 ,yaitu Kecamatan Lianvitu, Kecamatan Kian Darat dan Kecamatan Teluwaru 22 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur Untuk menghitung jumlah penduduk di masa terlebih dahulu harus ditentukan tahun dasar proyeksi dan angka laju pertumbuhannya. Berdasarkan tahun proyeksi dan angka laju pertumbuhan penduduk tersebut, dilakukan proyeksi penduduk dimasa yang akan datang. Proyeksi penduduk di hitung berdasarkan pada asumsi bahwa pertumbuhan penduduk bersifat linier dari tahun ke tahun. Dengan demikian, proyeksi penduduk tersebut mengunakan rumus proyeksi penduduk linier yaitu : Pt = Po (1 + r)n Dimana : Pt =Jumlah penduduk tahun terakhir Po =Jumlah penduduk tahun awal 1 = Konstante (angka tetap) r = Pertumbuhan penduduk (dlm %) n = Selisih tahun antara Pt dan Po Jumlah penduduk awal yang dijadikan dasar perhitungan adalah penduduk pada tahun awal data. Sedangkan untuk tingkat pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah tingkat pertumbuhan penduduk rata-rata utuk kabupaten Seram Bagian Timur peroide tahun 2015 - 2019 Seiring dengan berjalannya waktu, Pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten Seram Bagian Timur dalam beberapa tahun terakhir cukup tinggi, yaitu di atas 0,86% setiap tahunnya. Untuk mengikuti tren pertumbuhan jumlah penduduk saat ini dengan proyeksi 5 tahun kedepantelah di sediakan tabel seperti terlihat dibawa ini : 22 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur Tabel 2.4: Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun Sumber: Bappeda Kab.SBT Proyeksi ini dilakukan guna memperkirakan kebutuhan sarana dan prasarana wilayah di masa yang akan datang seperti sarana perumahan, pendidikan, kesehatan, prasarana dan RTH di wilayah perencanaan. Dari hasil Analisa kecenderungan perubahan penduduk yang terdapat di wilayah ini adalah terus meningkat seiring dengan perkembangan yang terjadi di Pulau Seram pada umumnya dan Kabupaten Seram Bagian Timur pada khususnya. 23 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur 2.2 Keuangan dan Perekonomian Daerah Hasil survey keuangan di Kabupaten Seram Bagian Timuryang dilakukan pada beberapa SKPD terkait pembangunan sanitasi yaitu; Badan Perencanaan pembangunan Daerah, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Pelestarian Lingkungan Hidup dan BPKKAD Kabupaten Seram Bagian Timur, Kemampuan daerah dalam mengelola sumber keuangan daerah, ditunjukkan oleh tingkat pendapatan daerah terhadap jumlah penduduk. Keuangan Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur dibagi menjadi dua antara yakni : Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran, Realisasi Penerimaan Keuangan tahun 2013 di Kabupaten Seram Bagian Timur terdiri dari Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp. 10.951.438.190,- sementara dana perimbangan sebesar Rp. 503.875.323.678. Sedangkan Realisasi Pengeluaran Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur tahun 2013 sebesar Rp. 546.857.506.636 yang digunakan untuk belanja aparatur daerah dan pelayanan public. Aspek-aspek yang dibahas dalam survey dan studi APBD Kabupaten Seram Bagian Timuradalah; Aspek Kelembagaan, Aspekprioritaspendanaan, perkembangan pendapatan dan belanja daerah, besaran pendanaan sanitasi pertahun,besaran pendapatan dari layanan sanitasi dan besaran pendanaan sanitasi per kapita. Darihasil survey tersebut dapat disajikan Anggaran Pendapatan Daerah KabupatenSeram Bagian Timurpada kurun waktu 2011- 2014 dan Belanja Modal Sanitasi dapat dilihat pada tabel berikut: 24 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2010 – 2014 No Realisasi Anggaran Tahun 2012 2010 2011 2013 2014 A a.1 a.1.1 a.1.2 a.1.3 a.1.4 a.2 a.2.1 a.2.2 a.2.3 a.3 a.3.1 a.3.2 a.3.3 a.3.4 a.3.5 Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3) Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain pendapatan daerah yang sah Dana Perimbangan (Transfer) Dana bagi hasil Dana alokasi umum Dana alokasi khusus Lain-lain Pendapatan yang Sah Hibah Dana darurat Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kab./kota Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah daerah lainnya - 378.036.364.412 8.299.987.779 1.792.925.754 660.293.700 5.846.768.325 369.736.376.633 64.930.749.498 260.346.027.135 44.459.600.000 n/a - 470.338.608.661 10.882.375.234 2.139.509.973 699.830.416 169.524.717 7.873.510.128 444.238.520.379 72.599.641.379 328.796.339.000 42.842.540.000 15.217.713.048 - 464.434.735.680 10.593.595.920 2.922.160.834 1.801.533.694 5.869.901.392 431.682.496.093 72.265.092,678 366.782.861.000 64.827.370.000 22.158.643.667 - - B b.1 b.1.1 b.1.2 b.1.3 b.1.4 b.1.5 b.1.6 b.1.7 Belanja (b1 + b.2) Belanja Tidak Langsung Belanja pegawai Bunga Subsidi Hibah Bantuan sosial Belanja bagi hasil Bantuan keuangan - 410.585.537.222 125.321.372.031 119.815.697.931 2.247.060.500 2.588.613.600 - 452.480.517.843 161.754.111.725 151.507.656.725 1.460.000.000 900.000.000 3.768.227.500 3,768,227.500 360.858.918.455,95 185.183.771,952 162.579.686.452 11.307.203.900 2.917.395.000 3.485.743.300 3.485.743.300 - Rata2 pertumbuhan 0,06 % 0,07% 0,41% 0,40% - 0,02% 0,04% -0,22% 0,09% 0,11% - -0,03% -0,18% 0,08% - 1,59% 0,39% - 24 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur b.1.8 b.2 b.2.1 b.2.2 b.2.3 Belanja tidak terduga Belanja Langsung Belanja pegawai Belanja barang dan jasa Belanja modal - 670.000.000 285.264.165.191 23.549.759.550 110.285.078.209 151.429.327.432 350.000.000 290.726.406.118 24.404.619.500 127.389.820.895 138.931.965.723 1.408.000.000 360.673.734.684 26.423.904.370 168.714.875.384 165,534.954.930 - 0,63% 0,06% 0,12% 0,16% C Pembiayaan - 1.250.000.000 6.000.000.000 1.000.000.000 - 0,74% -32.549.172.810 17.858.090.818 103.575.817.224,05 - Surplus/Defisit Anggaran Sumber Keterangan : : 0,03% 0,81% Realisasi APBD Kabupaten SBT tahun 2010 - 2013 n = tahun penyusunan buku putih sanitasi Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pendapatan Kabupaten Seram Bagian Timur dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, bersama dana perimbangan sedangkan untuk Dana lain-lain yang sah mengalami penurunan. Peningkatan dana perimbangan ini menunjukkan bahwa Kabupaten Seram Bagian Timur masih membutuhkan dana bantuan dari pusat (APBN) untuk membiayai pembangunannya. Sedangkan dari sisi pembelanjaan mengalami peningkatan secara signifikan baik belanja langsung maupun belanja tidak langsung. Sementara itu, dari sisi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD di Kabupaten Seram Bagian Timur dalam 5 tahun terakhir adalah sbb : 25 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun 2010 - 2014 No SKPD 2010 2011 Tahun 2012 2013 2014 Rata2 pertumbuhan 1 Dinas Pekerjaan Umum 1.a Investasi 1.b operasional/pemeliharaan (OM) 2 Badan Lingkungan Hidup 2.a Investasi 46.126.787 521.035.000 730.496.824 644.227952 2,64% 2.b operasional/pemeliharaan (OM) 87.667.300 816.131.750 335.443.300 37.027.800 1,71% 3 3.a Dinas Tata Kota Investasi 3.b operasional/pemeliharaan (OM) 4 Dinas Kesehatan 4.a Investasi 26.956.500 28.634.250 28.061.150 0,67 4.b operasional/pemeliharaan (OM) 5 Bappeda Investasi 5.a 5.b N n.a n.b 8 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - operasional/pemeliharaan (OM) SKPD lainnya (sebutkan) Investasi operasional/pemeliharaan (OM) Belanja Sanitasi (1+2+3+…n) 26 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur 9 - - - - - - 10 Pendanaan investasi sanitasi Total (1a+2a+3a+…na) Pendanaan OM (1b+2b+3b+…nb) - - - - - - 11 Belanja Langsung - - - - - - Proporsi Belanja Sanitasi – Belanja Langsung(8/11) 13 Proporsi Investasi Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (9/8) 14 Proporsi OM Sanitasi – Total Belanja Sanitasi (10/8) Sumber :Realisasi APBD tahun 2010-2014dan hasil olah data - - - - - - - - - - - - - - - 12 Ket : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi Realisasi Belanja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur dari Tahun 2010-2014 mengalami perkembangan yang fluktuatif. Hal ini terlihat pada beberapa SKPD yang mengalami peningkatan investasi, tetapi mengalami penurunan pada biaya operasional/pemeliharaan. Ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur belum menetapkan program sanitasi sebagai prioritas pembangunan . Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kab/Kota Tahun 2010 – 2014 No 1 1.1 1.2 1.3 1.4 2 Uraian Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) Air Limbah Domestik Sampah rumah tangga Drainase perkotaan PHBS Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) 2010 2011 Belanja Sanitasi (Rp.) 2012 2013 2014 Rata-rata Pertumbuhan 20.560.000 50.680.000 30.800.000 90.800.000 14.531.9300 0,90% 62,710,000 560.000 20.000.000 69,780,000 680.000 50.000.000 71,628,999 800.000 30.000.000 128,428,000 800.000 90.000.000 146,852,000 850.000 144.469.300 0,27% 893.000 1.435.000 1.848.000 1.980.000 2.421.870 0,11% 0,33% 0,30% 27 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur 2.1 DAK Sanitasi 627,100,000 2.2 2.3 3 4 ¶ DAK Lingkungan Hidup DAK Perumahan dan Permukiman Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) Total Belanja Langsung % APBD murni terhadap Belanja Langsung 697,800,000 716,289,999 1,284,280,000 2,190,350,000 0.41% 893.000 - 1.435.000 - 1.848.000 - 1.980.000 - 2.421.870 - 0,30% - 19.667.000 26.119.809.200 1,25 49.245.000 26.372.965.020 2,02 28.952.000 28.868.051.700 2,34 88.820.000 30.307.465.210 3,22 142.897.430 30.470.562.100 3,41 0,32% 0,04% 0,34% Sumber : APBD tahun 2010 – 2014., dan hasil olah data Berdasarkan Tabel diatas, terlihat bahwa untuk perhitungan belanja sanitasi oleh APBD di Kabupaten Seram Bagian Timur untuk Drinase perkotaan belum dianggarkan,serta DAK Perumahan dan Permukiman juga belum terakomodir. Tabel 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten/Kota Tahun 2010 - 2014 No 1 2 Deskripsi Total Belanja Sanitasi Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 585.661.774 664.088.022 732.057.120 1.626.030.046 - 99.065 Belanja Sanitasi Perkapita (1 / 2) 5912 101.808 5959 103.195 7094 104.902 15500 Rata-rata - 721.567.392 81794 - 6893 Sumber : APBD dan BPS, diolah 28 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur . Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita No SKPD 1 1.a 1.b 2 Retribusi Air Limbah Realisasi retribusi Potensi retribusi Retribusi Sampah 2.a 2.b 3 3.a 3.b 4 5 6 Realisasi retribusi Potensi retribusi Retribusi Drainase Realisasi retribusi Potensi retribusi Total Realisasi Retribusi Sanitasi (1a+2a+3a) Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b) Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi Sanitasi (4/5) Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) 2012 2013 2014 Pertumbuhan (%) - - - 25.000 - 50.000 - 50.000 - 0,25 - - - - - 2010 2011 - - - - 25.000 - - - Sumber: Hasil wawancara Pokja Ket : Untuk sektor pendapatan dari pos retribusi baru dari persampahan di Kabupaten seram bagian timur dengan pertumbuha 25% Tahun 2015, inipun masih tergarap di wilayah Kota Kabupaten (Kota Bula), sedangkan untuk wilayah lain belum tergarap, sedangkan untuk sub sektor yang lain belum ada realisasi retribusi yang telah tergarap sampai dengan tahun 2014, baik itu dari sektor air limbah dan sektor drainase. Namun demikian sector retribusi sampah menampakkan pertumbuhan positif, kedepan perlu dilakukan intensifikasi dan ekstensifikasi untuk pos retribusi sanitasi ini untuk meningkatkan pendapatan daerah. 29 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur Produk domestik regional bruto (PDRB) merupakan pencerminan kemajuan ekonomi suatu daerah yang didefinisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang jasa yang dihasilkan dalam waktu satu tahun diwilayah tersebut. Pendapatan regional per kapita tahun 2013 menurut harga berlaku sebesar Rp. 3.878.799 dimana telah mengalami kenaikan sebesar 14,8% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp.3.377.303. Sedangkan pendapatan Domestik Regional Bruto berdasarkan harga konstan tahun 2013 sebesar Rp. 173.763.86. Dengan demikian telah terjadi kenaikan sebesar 4,9% dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp. 165.284.81. Data perekonomian di Kabupaten Seram Bagian Timur dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.10 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten/Kota Tahun 2010 - 2014 2011 Tahun 2012 2013 2014 (*) 1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.) 146 575 65 154 937 19 165 284 81 173 763 86 - 2 Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.) 2 539 514 2 886 540 3 377 303 3 878 799 - 3 Pertumbuhan Ekonomi (%) Sumber : Simrenda Tahun 2014 *) : Angka Estimasi 5,70 6,68 5,13 No Deskripsi 2010 6 5,20 2.3 Tata Ruang Wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur dalam Kebijakan Penataan Ruang Nasional (RTRWN) Aspek penting dari Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Maluku yang terkait dengan Kabupaten Seram Bagian Timur antara lain meliputi kedudukan Kabupaten Seram Bagian Timur dalam Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi, Rencana Pola Ruang Provinsi dan Rencana Kawasan Strategis Provinsi. Dalam Rencana Struktur Ruang Provinsi, sistem perkotaan provinsi beserta sistem jaringan prasarana menjadi komponen utamanya. Sementara dalam Rencana Pola Ruang Provinsi, alokasi pemanfaatan kawasan lindung dan kawasan budidaya menjadi komponen intinya. Kabupaten Seram Bagian Timur dalam Rencana Struktur Ruang Provinsi Maluku Rencana Struktur Ruang Wilayah diantaranya meliputi hirarki pusat pelayanan wilayah seperti sistem pusat-pusat perkotaan dan perdesaan, pusat-pusat permukiman, Hirarki sarana dan prasarana wilayah, seperti sistem jaringan transportasi. Struktur Ruang Wilayah Provinsi Maluku dilakukan berdasarkan kebijakan yang tertuang dalam RTRWN, RTRW Provinsi di sekitarnya, hasil analisis dan kecenderungan perkembangan pusat-pusat kegiatan yang ada di Provinsi Maluku, wilayah pengembangan, konsep gugus pulau serta mitigasi bencana alam. Kebijakan RTRW Provinsi Maluku menetapkan Kota Bula sebagai Pusat Pengembangan Gugus Kepulauan di wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur. Sedangkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2003 telah menetapkan Dataran Honimoa sebagai ibukota Kabupaten Seram Bagian Timur. Untuk itu di masa 30 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur mendatang, pengembangan Kota Bula diintegrasikan dengan rencana pengembangan Provinsi, yang perlu diusulkan untuk dituangkan dalam APBD Provinsi Maluku, sedangkan Pengembangan Kawasan Dataran Honimoa harus diusulkan untuk dituangkan dalam APBN. Sementara itu, APBD Kabupaten Seram Bagian Timur bisa lebih dikonsentrasikan pada pengembangan kawasan yang lain. 1. Sistem Pusat Permukiman Perdesaan dan Perkotaan Untuk kurun waktu 20 (dua puluh) tahun yang akan datang sesuai dengan dimensi waktu RTRWP, pengembangan kota-kota di Provinsi Maluku akan tetap mengacu pada Hirarki fungsional sesuai RTRWN. Namun mengingat beberapa pusat gugus pulau mempunyai fungsi lebih tinggi daripada PKL, serta belum ditetapkan sebagai PKW dalam RTRWN, ditetapkan sebagai PKSP (Pusat Kegiatan Strategis Provinsi), dimasa datang diusulkan untuk menjadi PKW sesuai dengan perkembangannya serta skala pelayanannya. Strategi pengembangan kota-kota di Maluku baik Kota Ambon, kota kabupaten maupun kota kecamatan, pada periode jangka menengah ini secara umum diarahkan untuk memperkuat keterkaitan ekonomi dan spasial di dalam wilayah daratan di pulau-pulau besar seperti Pulau Seram, Buru, Wetar, Yamdena dan Kepulauan Aru. Pengembangan wilayah daratan Pulau Seram diharapkan akan dapat membentuk suatu kesatuan ekonomi spasial yang solid serta efisien dalam hal penyediaan prasarana wilayah diantara Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku Tengah dan Seram Bagian Timur. 2. Hirarki Kota-Kota Berdasarkan kebijakan yang tertuang dalam RTRWN dan berdasarkan hasil analisis dan kecenderungan perkembangan pusat-pusat kegiatan di wilayah Provinsi Maluku, sistem Hirarki perkotaan di wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur akan dikategorikan dalam 3 (tiga) kelompok berdasarkan fungsi dan pelayanannya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, yaitu : (1) Kota Bula dan Kota Werinama yang berfungsi sebagai PKW yang mempunyai wilayah pelayanan mencakup beberapa kawasan atau kabupaten; (2) Dataran Honimoa merupakan ibukota baru Kabupaten Seram Bagian Timur yang berfungsi sebagai pusat kegiatan strategis provinsi (PKSP) yang mempunyai fungsi pelayanan khusus dalam menunjang sektor strategis provinsi, menunjang pengembangan wilayah baru atau penyebaran kegiatan ekonomi dan berfungsi sebagai daerah penyangga aglomerasi pertumbuhan pusat kegiatan yang sudah ada, dan diharapkan dapat meningkat menjadi PKW sesuai dengan Hirarki perkotaan dalam RTRWN 2008; dan (3) Geser, Kataloka dan Dataran Honimoa merupakan daerah perkotaan yang berfungsi sebagai pusat kegiatan lingkungan (PKL), yaitu kota atau perkotaan yang mempunyai fungsi pelayanan dalam melayani beberapa kota yang berHirarki lebih rendah. Perwilayahan Pembangunan di Kabupaten Seram Bagian Timur dalam RTRW Maluku menggunakan konsep gugus pulau, dimana wilayahnya termasuk gugus pulau II dengan pusat pelayanan di Kota Dataran Honimoa. Fungsi dan 31 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur prioritas pengembangan kawasan ini adalah untuk pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata, pertambangan dan industri. Untuk mendukung prioritas pengembangan wilayah ini maka rencana pengembangan infrastruktur diarahkan pada: (1) Fasilitas pelayanan publik tingkat provinsi; (2) Pelabuhan regional dan penyeberangan; dan (3) Jaringan jalan-jalan darat yang terintegrasi dengan jalur penyeberangan sehingga membentuk Trans Maluku. Selanjutnya, sistem kota-kota di Kabupaten Seram Bagian Timur berdasarkan Hirarki dan fungsi kota terdiri atas PKW/Orde III, PKSP dan PKL. PKW/Orde III dengan pusat permukiman di Kota Bula memiliki skala pelayanan fungsional sub regional dengan kewenangan oleh Pemerintah Kabupaten. Kota Bula memiliki fungsi sebagai: (1) Pusat perdagangan, jasa dan pemasaran; (2) Pusat produksi pengolahan; dan (3) Pusat pelayanan sosial (kesehatan, pendidikan, dll). PKSP dengan pusat permukiman di Kota Dataran Honimoa sebagai ibukota kabupaten yang memiliki fungsi sebagai: (1) Pusat administrasi kabupaten; (2) Pusat perdagangan; (3) Jasa dan pemasaran; (4) Pusat perhubungan dan komunikasi; (5) Pusat produksi pengolahan; dan (6) Pusat pelayanan sosial (kesehatan, pendidikan, dan lain-lain). Berdasarkan RTRW Provinsi Maluku 2007-2027, Kabupaten Seram Bagian Timur termasuk kawasan strategis dengan sektor unggulan terdiri atas pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan dan pariwisata. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kabupaten Sekitarnya Perkembangan dan dinamika pembangunan di Kabupaten Seram Bagian Timur juga dipengaruhi daerah di sekitarnya, khususnya pengaruh kebijakan pembangunan Kabupaten Maluku Tengah yang merupakan kabupaten induk dari Kabupaten Seram Bagian Timur. Kabupaten Maluku Tengah sebelum pemekaran meliputi Pulau Seram dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2003, Kabupaten Maluku Tengah berdasarkan telah dimekarkan menjadi 3 (kabupaten), yaitu a. Kabupaten Seram Bagian Timur dengan ibukota di Dataran Hunipopu (Piru); b. Kabupaten Maluku Tengah dengan ibukota di Masohi; dan c. Kabupaten Seram Bagian Timur dengan ibukota di Bula. Wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki topografi dengan kemiringan lahan 30-50 persen sehingga beberapa kawasan tidak dapat dijadikan kawasan budidaya dan diharuskan menjadi kawasan konservasi. Jika dilihat dari struktur geologi, kawasan berisiko bencana gempa bumi Kabupaten Seram Bagian Timur ada di 32 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur wilayah Utara dengan titik-titik gempanya berada pada wilayah laut. Kondisi tersebut mengakibatkan kegiatan pembangunan berstruktur di wilayah utara harus benar-benar mempehatikan kondisi wilayah yang rentan bencana pada kawasan berisiko terhadap bencana gempa bumi. Pengendalian lahan untuk kegiatan permukiman dan perkotaan perlu mengantisipasi akan peluang terjadinya gempa di wilayah ini. Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Seram Bagian Timur sebagai bagian dari Pulau Seram berada pada episentrum dan hiposentrum gempa, bahwa episentrum gempa di daerah ini terletak pada kedalaman 0 – 33 km dan 33 – 60 km. Gejala ini menunjukkan adanya pola penunjaman melingkar yang mengikuti tatanan tektonik setempat. bila gempa pada kedalaman 60 – 100 km di sekitar Banda Neira relatif bergeser ke arah laut, sedangkan di Pulau Seram terkonsentrasi di daratan. Sebagaimana telah dikemukakan didepan, bahwa Kabupaten Seram Bagian Timur yang berada di Provinsi Maluku secara alamiah menempati wilayah bencana alam yang tak dapat dielakkan. Berdasarkan pola geodinamika/geotektonika pertumbukan antara lempeng yang saling menabrak satu sama lain, telah menempatkan posisi Kabupaten Seram Bagian Timur pada khususnya dan Provinsi Maluku pada umumnya berada dijalur pengangkatan yang disertai oleh pelipatan dan pembentukan pegunungan atau lebih dikenal dengan “Orogenic Belt”. Demikian sehingga keadaannya menjadi sangat menarik dari tinjauan Geosains dalam mempelajari proses-proses rekonstruksi bumi dan pembentukan sumberdaya mineral baru, termasuk keindahan alamnya yang menjadi daya tarik pariwisata tetapi disebaliknya tersembunyi bencana yang dapat terjadi setiap saat dan sulit diprediksi kapan akan terjadi. Secara geologis, Indonesia terbagi kedalam 2 (dua) wilayah yaitu Geologi Indonesia Bagian Barat dan Geologi Indonesia Bagian Timur. Pada kenyataannya Indonesia Bagian Timur memiliki struktur geologi yang sangat kompleks karena dikendalikan oleh pertemuan beberapa lempeng benua dan samudera yang saling bertumbukan satu dengan lainnya, seperti tampak pada uraian berikut: 1. Pergerakan Lempeng Indo - Australia (kombinasi lempeng samudera dan lempeng benua) ke arah utara menumbuk Kepulauan Maluku, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur; 2. Pergerakan Lempeng Pasifik (berupa lempeng samudera) yang menekan dari arah timur menabrak Papua-MalukuUtara–Maluku–Sulawesi– dan Kalimantan Timur, dimana sebagian kerak samudera menganjak menindih daratan (lengan Timur–Tenggara Pulau Sulawesi dan lengan Timur–Tenggara Pulau Halmahera), dimana dasar kerak samudera yang menganjak di Sulawesi dan Halmahera tersebut menghasilkan endapan laterit nikel yang sangat ekonomis di kawasan tersebut; 3. Pergerakan lempeng Filipina ke arah barat akibat desakan Lempeng Pasifik menabrak sebagian wilayah Sulawesi dan Halmahera bagian utara dan sebagian menunjam dibawah kerak kontinen Sulawesi menghasilkan berbagai gunung api di wilayah tersebut; 33 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur 4. Pergerakan Lempeng Eurasia ke arah Timur dan Tenggara yang menekan Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi sampai kearah Maluku dan sekitarnya. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan salah satu bagian dari wilayah Indonesia yang berada pada tatanan geotektonik dan geodinamika yang sangat rumit dan sangat labil. Kondisi rekonstruksi bangunan bumi wilayah Maluku ini di satu sisi memberikan manfaat terhadap keberadaan sumberdaya bumi, tetapi dibelakangnya tersembunyi bencana yang mengancam keselamatan jiwa manusia dan keberlanjutan peradaban manusia. Kita telah melihat betapa bahaya geologi telah menelan korban jiwa manusia yang luar biasa, hancurnya harta benda dan seluruh bangunan diatas permukaan bumi. Beberapa lokasi yang teridentifikasi merupakan daerah rawan bencana di wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur antara lain : 1. Di muara DAS Masiwang dan Waibobot berpotensi untuk terjadinya banjir yang mengakibatkan sedimentasi di wilayah sekitamya. 2. Derah rawan gempa tektonik adalah di Bula, Waru, Masiwang dan kawasan sebelah utara pulau-pulau kecil di Kecamatan Seram Timur yakni Pulau Geser, Gorum, Manawoka dan Madorang. 3. Di bagian selatan yakni di Undur, Kilmuri, Batuasa serta Banda dan sekitamya yang merupakan daerah batas lempeng tektonik adalah daerah rawan tektonik berskala besar berpeluang terjadi tsunami. 4. Daerah sekitar Pulau Igar, Pulau Kon, Pulau Panjang dan antara Pulau Geser dan Pulau Keffing yang terimbas oleh arus eddies. 5. Daerah muara sungai Masiwang dan Salas berpotensi untuk terjadinya bencana pelayaran karena adanya "saaru". 6. Daerah rawan abrasi pantai berada di daerah Kepulauan Gorom, Watubela dan Werinama 34 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur Peta 2.3 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Seram Bagian Timur Sumber : RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur 40 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur Peta 2.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Seram Bagian Timur Sumber : RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur 41 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur 2.4 Sosial dan Budaya Pembangunan sosial budaya dan kehidupan beragama di Kabupaten Seram Bagian Timur selama periode 2006-2010 telah meningkatkan kualitas SDM yang antara lain ditandai dengan membaiknya derajat kesehatan dan taraf pendidikan penduduk yang didukung oleh meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan sosial dasar bagi masyarakat Seram Bagian Timur . A. PENDIDIKAN Secara komposit, peningkatan kualitas SDM ditandai oleh makin membaiknya indeks pembangunan manusia (IPM) yang merupakan indikator komposit status kesehatan yang dilihat dari angka harapan hidup saat lahir, taraf pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf penduduk dewasa dan gabungan angka partisipasi kasar jenjang pendidikan dasar, menengah, tinggi, serta taraf perekonomian penduduk yang diukur dengan pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita dengan paritas daya beliPendidikan wajib belajar 9 tahun yang meliputi 6 tahun sekolah dasar dan 3 tahun SLTP memberikan harapan pada pengurangan tingkat kemiskinan yang terjadi di Seram Bagian Timur. Tercatat dalam periode pembangunan tahun 2008 – 2012 penduduk miskin berpendidikan SD memberikan pengaruh positif pada angka melek huruf, begitu pula dengan pendidikan penduduk miskin pada tingkat SLTP memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan indek melek huruf. B. KESEHATAN Pada tahun 2006 – 2012 tingkat gizi balita secara umum mengalami peningkatan, lebih dari 75% balita gizi baik dan 20% balita belum memenuhi gizi yang baik. Asupan gizi dan nutrisi memiliki peranan penting dalam mendorong penduduk miskin agar menjadi tidak miskin. Setiap tambahan asupan gizi yang baik, sebesar 1% memberikan dampak pada penambahan indeks lama hidup sebesar 0,66. C. PERUMAHAN Peralihan rumah dari rumah yang tidak layak huni menjadi rumah yang layak huni, setiap 1% ternyata telah mampu memberikan dampak pada penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,23%. Hal ini memberikan indikasi, bahwa program P2KP yang dijalankan oleh pemerintah memilki peranan penting dalam mendongkrak tingkat kemiskinan daerah. D. INFRASTRUKTUR DASAR Pengeluaran penduduk yang terlalu besar untuk kebutuhan barang publik seperti Perumahan, bahan bakar, penerangan dan air terbukti memberikan dampak yang signifikan terhadap tingkat kemiskinan penduduk. 1% kenaikan dan penurunan tambahan pengeluaran dan belanja untuk Perumahan, bahan bakar, penerangan dan air akan berdampak pada kenaikan dan penurunan tingkat kemsikinan sebesar 0,14%. Adanya peningkatan daya beli masyarakat. 40 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur E. PENGANGGURAN Pengangguran yang tersisa sampai dengan tahun 2012 tercatat sebanyak 5,71% namun tingkat kemiskinan masih relatif tinggi, yaitu 25,89%. Tingkat pengangguran terbukti mempengaruhi tingkat daya beli penduduk, menurunnya tingkat pengangguran signifikan diikuti oleh tingkat daya beli penduduk di Kabupaten Seram Bagian Timur. Dalam periode pembangunan tahun 2006 – 2012 tercatat rata-rata pertambahan 1% penganguran telah memicu penambahan tingkat kemiskinan sebesar 0,023% + 0,023t %, yang menunjukkan terjadi penggelembungan penambahan tingkat kemiskinan akibat adanya tingkat pengangguran. Dampak penyerapan tenaga kerja masih relatif lemah terhadap tingkat kemiskinan penduduk, namun cukup penting dalam mendobrak tingkat daya beli penduduk. Dalam konteks ini, pemberdayaan setidaknya mencakup dua hal antara lain : 1). Adanya masyarakat miskin (powerless) yang tidak berdaya dan mencukupi kebutuhan sendiri; 2). Adanya keinginan untuk mengatasi ketidak berdayaan itu dengan cara membangkitkandan meningkatkan keberdayaan melalui program pengembangan Kecamatan. Gambaran umum mengenai fasilitas pendidikan di Kabupaten Seram Bagian Timur dapat dilihat pada tabel di bawah ini . Tabel 2.11: Jumlah fasilitas pendidikanyang tersedia di Kab.SBT Tahun 2014 Jumlah Fasilitas Pendidikan No. Nama Kecamatan Umum Agama SD SLTP SMA SMK MI MTs Bula 1. 10 3 3 3 1 2 Werinama 2. 11 3 1 1 1 SeramTimur 3. 16 4 2 1 1 5 P.Gorom 4. 20 10 4 1 3 2 Wakate 5. 14 5 4 2 1 TutukTolu 6. 5 2 1 4 1 Siwalalat 7. 9 3 2 1 Kilmuri 8. 11 4 1 1 1 1 BulaBarat 9. 12 2 1 2 GoromTimur 10. 8 3 3 1 2 TeluWaru 11. 9 3 1 PulauPanjang 12. 3 1 1 Lianvitu 13. 6 3 1 2 2 KianDarat 14. 5 2 1 1 1 Teor 15. 4 2 1 Kabupaten Seram Bagian Timur 143 50 27 8 17 20 Sumber: Dinas Pendidikan & Kementrian Agama Kab. SBT 2013 MA 1 1 2 1 1 1 1 8 41 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur Pada tahun 2006 presentase penduduk miskin di Kabupaten Seram Bagian Timur tercatat sebesar 40,8% kemudian mengalami penurunan terus menerus hingga tahun 2012. Tahun 2007 menurun menjadi 39,83 % menurun lagi di tahun 2008 menjadi 36,98 %. Tahun 2009 menjadi 34,67 % dan menurun lagi menjadi 34,67 % d tahun 2010 dan 2011 menjadi 31,46 % dan 27,94 % serta akhirnya pada tahun 2012 menjadi 25,89%. Preriode 2006 – 2012 garis kemiskinan di Kabupaten Seram Bagian Timur terus mengalami kenaikan. Ditahun 2006 garis kemiskinan Kabupaten Seram Bagian Timur sebesar Rp. 144.372 per kapita per bulandan meningkat di tahun 2007 menjadi Rp. 151.145 per kapita per bulan. Tahun 2008 – 2009 terjadi peningkatan yang cukup besar yaitu dari Rp. 163.645 per kapita per bulan menjadi Rp. 206.480 per kapita per bulan di tahun 2009. Selama 2010 – 2011 garis kemiskinan naik darp Rp. 234.377 per kapita per bulan menjadi Rp. 243.687 per kapita per bulan dan pada tahun 2012 menjadi Rp. 253.367 per kapita per bulan. Perkembangan kemiskinan di Kabupaten Seram Bagian Timur selama periode 2006-2012 menunjukkan kecenderungan menurun. Tantangan dalam lima tahun mendatang adalah menurunkan angka kemiskinan melalui berbagai kebijakan. Sama seperti relatif capaian jumlah penduduk miskin pada sebelumnya, maka posisi relatif capaian garis kemiskinan Kabupaten Seram Bagian Timur cukup baik dengan berada dibawah angka Provinsi Maluku. Pada tahun 2012 garis kemiskinan sebesar 253.367 untuk Kabupaten Seram Bagian Timur sedangkan untuk provinsi Maluku sebesar 285.890. wlaupun posisi relatif untuk tahun 2012 Kabupaten Seram Bagian Timur berada di bawah provinsi. Akan tetapi, jika dilihat dari tahun sebelumnya garis kemiskinan yang terdapat di Kabupaten Seram Bagian Timur mengalami peningkatan pada tahun 2012. Pemberdayaan masyarakat pada pengembangan kawasan pada dasarnya untuk mengelola potensi yang terkandung di dalamnya dapat diolah dan diberdayakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menerapkan pola pembinaan manusia melalui kegiatan penyuluhan dan pelatihan ketrampilan, studi banding, dan kegiatan lain dalam upaya meningkatkan kemampuan. Pembinaan usaha meliputi kegiatan yang terkait dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Serta pembinaan lingkungan yang terkait dengan kesadaran masyarakat untuk melindungi lingkungan dengan tetap menjaga kelestariannya. Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses pembelajaran langsung agar proses pembelajaran tersebut perlu diawali dengan persiapan masyarakat dengan melalui kegiatan penyuluhan, pertemuan atau sarasehan untuk berdialog mengenai berbagai permasalahan yang ada di wilayah atau kawasan. Menampung isu dan usulan dan selanjutnya membuat program kegiatan bersama dan untuk selanjutnya proses pengorganisasian yang meliputi unsur masyarakat, tenaga pendamping, serta aparat pemerintah di daerah. 42 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur Tabel 2.12: Jumlah penduduk miskin per kecamatan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Nama Kecamatan Bula Werinama SeramTimur PP.Gorom Wakate TutukTolu Siwalalat Kilmuri BulaBarat GoromTimur TeluWaru PulauPanjang Lianvitu KianDarat Teor Jumlah Jumlah keluarga miskin (KK) 1168 410 1158 1726 909 580 635 657 613 290 442 264 653 742 220 1O,467 Sumber: BPJS Kab.SBT 2013 Berdasarkan data statistik hingga tahun 2010 diperkirakan terdapat defisit rumah sehingga diperlukan pembangunan unit rumah baru yang penanganannya melalui pasar komersial, perumahan bersubsidi dan perumahan swadaya.Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur belum memiliki program rumah murah yang sebenarnya sangat membantu rakyat untuk dapat memiliki rumah yang layak mengingat selain dilengkapi fasilitas yang memadai (PAM, listrik, bersertifikat).Rumah tersebut dapat diperoleh tanpa uang muka dan diangsur secara murah . Dengan bertambahnya pembangunan perumahan maka akan mengakibatkan berkurangnya jumlah areal lahan terbuka yang pada gilirannya akan membawa akibat pada lingkungan baik yang positif maupun yang negatif. Untuk itu perlu adanya perencanaan yag terpadu dalam membangun prasarana dan sarana dasar sehingga tepat dan efisien serta perlu dilakukan antisipasi terhadap peningkatan urbanisasi yang pada akhirnya dapat mencegah terjadinya penurunan kualitas lingkungan di perkotaan dan perdesaan secara keseluruhan dengan perencanaan. Jumlah rumah di kabupaten Seram Bagian Timur tersedia di tabel : Tabel 2.13: Jumlah rumah per kecamatan No. Nama Kecamatan Jumlah Rumah 1. 2. 3. 4. Bula Werinama SeramTimur PP.Gorom 2.836 1.054 1.895 2.794 43 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Wakate TutukTolu Siwalalat Kilmuri BulaBarat GoromTimur TeluWaru PulauPanjang Lianvitu KianDarat Teor 1018 981 992 813 991 1224 Jumlah 17.525 335 298 979 1016 299 Sumber :BAPPEDA Kab.SBT 2013 2.5 Kelembagaan Pemerintah Daerah Penataan kelembagaan dan peningkatan peran serta masyarakat pada dasarnya merupakan salah satu upaya pemerintah daerah untuk menciptakan tata pemerintahan yang baik. Penataan kelembagaan ini mengacu kepada peningkatan kemampuan kelembagaan di daerah yang meliputi kelembagaan pemerintah daerah, kelembagaan DPRD, kelembagaan masyarakat dan dunia usaha. Dengan bertambahnya volume pekerjaan dan meningkatnya peran Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur dalam program pembangunan, maka dituntut agar perangkat Organisasi Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur mampu melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Dikaitkan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi-fungsi seperti yang tercantum dalam ketentuan job description dalam Perda, kondisi kelembagaan Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur saat ini masih tampak kekurangan staf yang memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidangnya.Disamping itu permasalahan yang muncul adalah masih terdapatnya tumpang tindih tugas pokok dan fungsi beberapa unit kerja, serta masih kurangnya koordinasi antar kelembagaan yang ada. Selain itu penyusunan Struktur Organisasi dan Tata Kerja belum dengan sendirinya meningkatkan mutu kinerja karena rasionalisasi jumlah aparatur tidak mengikuti pelaksanaan fungsi dan tugas kelembagaanDalam bidang sanitasi, terutama dalam rangka pelaksanaan Program Percepatan Sanitasi Permukiman, telah dibentuk Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Buru dengan Surat KeputusanBupati Seram Bagian Timur Nomor 245 Tahun 2015 Tanggal 01agustus 2015 tentang Pembentukan Kelompok Kerja SanitasiProgram Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP)Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun2015, dimana anggota-anggotanya terdiri dari lintas SKPD, dan stakeholder sektorsanitasi di KabupatenSeram BagianTimur. 44 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur 44 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur Gambar 2.2: Struktur SKPD yang terkait dalam pembangunan sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur BeberapaSatuan Kerja Perangkat Daerah terlibat di dalam melaksanakan pembangunan sanitasidan yang memiliki keterkaitan tugas pokok dan fungsinya, baik langsung atau tidak langsung. Secara ringkas, digambarkan dalam Bagan 2.2 berikut ini. BUPATI BAPPEDA Bidang pembangunan Perencanaan DINAS PEKERJAAN UMUM Bidang Teknis BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH BADAN PENGELOLAANLING KUNGAN HIDUP DINAS KESEHATAN Bidang Kesehatan, Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat. Bidang Pendanaan Bidang Monitoring & Evaluasi. Bidang Kesehatan, Komunikasi dan Pemberdayaan Masyarakat. Keterangan : Mandat Tupoksi Langsung (Stakeholder Utama) Mandat TupoksiTidak Langsung (Stakeholder Mitra) 45 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur 2.6 Komunikasi dan Media Dalam Pembangunan sanitasi di Kabupaten Seram Bagian Timur, peran media memang dirasakan sangat penting. Namun sampai dengan saat ini peran tersebut belum terlalu terwujud, mengingat media yang terdapat di Kabupaten masih sangat terbatas. Untuk kegiatan terkait dengan prohisan lebih banyak diintensifkan melalui kegiatan tatap muka yang dilakukan masyarakat dengan tokoh-tokoh yang ada, seperti melalui sarana ibadah, pertemuan rutin masyarakat serta beberapa kunjungan oleh Pemerintah Daerah. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi melalui pengembangan dan pendayagunaan aplikasi telematika, kapasitas layanan informasi, dan pemberdayaan potensi masyarakat untuk mewujudkan masyarakat berbasis informasi.Peningkatan aplikasi pelayanan publik dan industri aplikasi telematika dalam rangka meningkatkan nilai tambah layanan dan industri aplikasi belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Demikian juga halnya dengan penyediaan dan pelaksanaan e-Government dan eBusiness di Kabupaten Seram Bagian Timur belum terlaksana secara maksimal.Hal ini disebabkan belum adanya komitmen bersama antarpemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur serta dunia usaha yang ada guna kelancaran arus informasi dan kapasitas layanan informasi serta pemberdayaan potensi masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat berbudaya informasi. Daya jangkau infrastruktur pos, komunikasi, dan informatika untuk memperluas aksesibilitas masyarakat terhadap informasi untuk mengurangi kesenjangan informasi perlu ditingkatkan sehingga penciptaan iklim usaha yang konstruktif dan kondusif di bidang industri komunikasi dan informatika tidak berjalan. Kerjasama dan kemitraan serta pemberdayaan lembaga komunikasi dan informatika pemerintah dan masyarakat serta mendorong peranan media massa dalam rangka meningkatkan pelayanan informasi yang beretika dan bertanggung jawab serta memberikan nilai tambah pembangunan bangsa. Hal ini yang menjadi kendala dalam memaksimalkan peran media dalam pembangunan sanitasi.langkah strategis yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur adalah merangkul media tersebut dalam berbagai kegiatan Pemerintah Daerah, sehingga kegiatan-kegiatan yang terkait dengan sanitasi dapat diliput dan diberitakan dalam berbagai media dengan dukungan dana APBD II. Selain itu kegiatan dalam pembangunan sanitasi masih dilaksanakan secara parsial dan belum berada dalam koridor acuan yang jelas, selama ini peran aktif hanya dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, Badan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Bappeda, itupun belum terjalin koordinasi dan bekerja tanpa cetak biru pembangunan sanitasi yang jelas, sehingga hasil yang didapatkan juga belum maksimal. 46 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur Tabel 2.14: Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi Tahun Dinas Pelaksana Tujuan Kegiatan No Kegiatan 1. Pemicuan, Penyuluhan STBM 2013 s/d 2015 Dinas Kesehatan, Puskesmas Perubahan perilaku 2. Pemeriksaan kualitas air minum dan air bersih 2006 s/d 2015 Dinas Kesehatan, Puskesmas Peningkat an kualitas air minum dan air bersih Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran MASYARAKAT/6 KECAMATAN Sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak bersih dan tidak sehat itu menjijikan dan memalukan dan membuat sakit karenanya perlu kita perbaiki sanitasi dan biasakan PHBS Masih ditemukan masyarakat BABS di sembarangan tempat(Pantai, Sungai,Kebun )belum adanya kesadarn Masyarakat untuk stop BABS masyarakat dan pengusaha depo air minum,warung /rumah makan...di 4 kecamatan Dengan kualitas air minum dan air baku akan terlindungi dari penyakit Kualitas air minu dan air bersih terjaga. 47 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi No 1. Jenis Media (a) Radio Pemerintah Daerah . (RRI BULA) Khalayak (b) Pendanaan (c) Masyarakat Umum terutama masyarakat Kota Bula Dana Alokasi Umum (DAU) Isu yang Diangkat (d) Keterlibatan Masyarakat dalam mlestarikan lingkungan dan menjaga kebersihan kota Pesan Kunci (e) Menjaga kebersihan dan keindahan kota Bula Efektivitas (f) Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang budaya buang sampah yang baik dan benar. Untuk media komunikasi radio pemerindah daerah di Kabupaten Seram Bagian Timur belum optimal menyiarkan/menginformasikan tentang kegiatan–kegiatan yang berhubungan dengan sanitasi,baik dari sektor air limbah, sektor dainase ataupun sektor persampahan. 48 Pokja Sanitasi Kabupaten Seram Bagian Timur