Uploaded by Azalea M.P

power point teologi feminisme

advertisement
Latar belakang tokoh :
• Lahir tahun 1929 di Westfield
• Meninggal di New Jersey pada 12 Juli 2007 di Guilford,
Connecticut.
• Ia adalah guru besar di bidang teologi praktika di Sekolah Tinggi
Yale
• ditahbiskan menjadi pendeta tahun 1985 oleh Gereja Presbiterian
USA serta melayani sebagai pendeta
• Pengajar di East Harlem Protestant Parish selama tujuh belas
tahun dan aktif di komisi Faith and Order Dewan Gereja Nasional
dan Dewan Gereja Dunia
• Sebagai teolog yang berpengaruh, ia mengemukakan
pandangannya terhadap Alkitab yakni Alkitab adalah firman yang
memerdekakan (liberating word).
Peran tokoh :
Dia disebut sebagai"Ibu pemimpin terkemuka kritik Alkitab feminis
kontemporer” yang mendasarkan tujuan teologinya pada
pembebasan (walaupun dalam prakteknya di antara kaum Feminis
sendiri pengertian "freedom" rancu.) seperti Roma 8:22-23.
Latar belakang tokoh :
-lahir pada tahun 1936 di Georgetown, Texas
-ibunya seorang Katolik dan ayahnya seorang Episkopal
-ia dibesarkan sebagai seorang Katolik.
-Ayah Ruether meninggal ketika dia masih usia 12
tahun dan sesudahnya
Ruether dan ibunya pindah ke California.
-Dalam pendidikan Ruether meraih gelar BA dalam
Filsafat dari Scripps College (1958).
-Saat kuliah ia menikah dengan Herman Ruether.
-ia melanjutkan untuk menerima gelar MA dalam
Sejarah Kuno (1960) dan Ph.D. di Classics dan patristik
(1965) dari Claremont Graduate School di Claremont,
California.
Peran tokoh :
Ruether adalah seorang sarjana feminis yang
berpengaruh dan juga seorang teolog. Dia dianggap
sebagai pelopor dibidang teologi feminisme, yang karyakaryanya membantu merangsang reevaluasi utama
pemikiran Kristen dalam terang isu-isu perempuan.
Bentuk pemikiran Reuther adalah Alkitab harus dilihat
sebagai tradisi profetik-mesianis sehingga tradisi biblikal
yang telah ada harus terus-menerus dievaluasi ulang
dengan kritis dalam teks yang baru.
Tradisi profetik-mesianik ini menjadi ukuran atau norma
untuk menilai teks-teks Alkitab yang lain maka itu
Ruether berpandangan bahwa wanita harus menjadi
sumber dan norma bagi teologi kontemporer itu sendiri.
 Latar belakang tokoh :
Pemikiran feminisnya muncul ketika ia mengharapkan
akan mendapatkan perhatian dalam konsili Vatikan II namun
ia kecewa karena tidak adanya sambutan dan perhatian dari
para peserta konsili, dari rasa tertolak yang
mempengaruhinya.
 Peran tokoh :
Kemudian dari latarbelakang tersebut, ia membuka wawasan
pemikiran tradisi yang kolot menjadi pemikiran yang tidak lagi
merendahkan kaum perempuan di gereja secara umum. Ia
bertekad untuk memperbaharui dan mengubah status
perempuan dalam gereja dengan visi yang baru yang ia
tuangkan dalam bentuk tulisan. Dalam bukunya ia
memamparkan pembelaan pada kaum perempuan yang
sudah sejak lampau diinjak-injak oleh kaum laki-laki.
 Peran tokoh :
• Elisabeth Schussler Fiorenza telah melakukan pekerjaan
perintis dalam penafsiran Alkitab dan teologi feminis.
• Pengajaran dan penelitiannya fokus pada pertanyaan dari
Alkitab dan teologis epistemologi, hermeneutika, retorika,
dan politik penafsiran, serta pada isu-isu pendidikan teologi,
kesetaraan radikal, dan demokrasi.
• Pengajarannya ini mempengaruhi kaum wanita untuk melek
akan teologi, ia menekankan bahwa dengan belajar teologi,
kaum perempuan akan semakin mengenal dan
membebaskan dirinya melalui suatu paradigma baru
tentang perempuan.
 Latar belakang tokoh :
• Lahir di Rumania pada tahun 1938
• menjadi profesor perempuan di Universitas
Havard kemudian ia mengajar di Universitas Notre
Dame
• menjadi penulis beberapa buku dan artikel yang
membahas tentang teologi feminisme, sejarah
gereja dan studi PB.
• ia menjadi pemegang diploma tesis dari
Universitas Würzburg, di mana dia merupakan
wanita pertama yang mendaftar di kursus teologis
yang diperlukan siswa untuk imamat .
 Pandangan tradisional tentang Tuhan adalah bahwa Tuhan adalah laki-laki sehingga seolah
membangun paradigma bahwa laki-laki adalah Tuhan.
 Kaum feminis lebih memilih menggunakan kata yang netral gender seperti menggunakan
kata Pencipta atau Pemilik dan sebagainya
 Itulah sebabnya sebagian teolog feminis menuntut agar Allah tidak hanya disebut sebagai
Bapa tetapi juga Ibu
 Sehingga dengan kutipan ini teolog feminis merasa berhak mengganti istilah Alah Bapa
dengan Allah “Ibu
 Secara umum mereka masih menerima Kristus sebagai yang
mewakili Allah dan mereka mengaitkan hal ini dengan Allah yang
kasih yang melayani yang lain, dasar hubungan yang sejati yang
didalamnya kita adalah partner dengan Allah dalam
membebaskan dunia ini, tetapi juga partner dengan yang lain
dalam mengalahkan ikatan ras, gender dan kelas.
 Yesus dalam sejarah menarik bagi banyak wanita karena menolak
kemapanan patriakhal di jaman-Nya. Dia dengan terbuka
menerima orang-orang yang tertindas dan terbuang-para
pemungut cukai, pelacur, orang samaria, sakit kusta dan wanita.
o Pandangan kaum feminis pada Alkitab adalah tidak boleh diterima mentah- mentah sebagai firman
Allah karena banyak unsur manusia (baca: pria) di dalamnya.
o Russell mengatakan inspirasi Alkitab berarti bahwa Roh Allah memiliki kuasa untuk membuat kisah
Alkitab berbicara kepada kita dari iman menuju kepada iman. Alkitab diterima sebagai firman Allah
apabila komunitas iman memahami Allah berbicara kepada mereka di dalam dan melalui berita
Alkitab.
o Cara kaum Feminis memperlakukan Alkitab yakni berusaha mencari ayat Alkitab yang mendukung
keadaan mereka maka yang diambil adalah bagian Alkitab secara sepotong-sepotong dan menolak
bagian firman Tuhan yang sepertinya merendahkan perempuan.
Definisi klasik Alkitab akan dosa adalah pelanggaran
hukum Allah tetapi definisi feminis
terhadap dosa adalah sesuatu yang menjauhkan dari
otonomi dan realisasi diri (khususnya
patriarki dalam segala manifestasinya).
Konsep keselamatan yang dikerjakan Yesus di atas kayu salib yang
sarat dengan berbagai penderitan untuk menebus dosa manusia
bukanlah panggilan untuk mengorbankan diri dipandang bukan
sebagai moral, tetapi sebagai tidak bermoral.
Keselamatan disamakan dengan realisasi diri atau kesadaran bahwa
seseorang diri sejati adalah Allah .
Para feminis mempercayai tradisi profetik mesianik seperti yang
disampaikan oleh Reuther tetapi keselamatan hanya dianggap sebagai
gerakan pembaruan sosial saja
Keselamatan Kristus adalah salah satu pembebasan dari perbudakan
spiritual dan duniawi baik itu politik, sosial, atau pribadi. Hal ini adalah
pembebasan dari penindasan institusi dan sikap patriakal
•
•
•
Kaum Feminis memiliki pandangan yang lain terhadap Roh Kudus
yang mana mereka menganjurkan untuk menemukan Roh Kudus
sebagai Pribadi Trinitas itu dengan cara mereka yang paling
nyaman.
Mereka seringkali menyebut Roh Kudus dalam bentuk feminine dan
kebanyakan mereka suka mengasosiasikan Roh Kudus dengan
prinsip bijak ilahi seperti yang dijelaskan penulis Amsal sebagai
perempuan.
Bagi mereka, Roh Kudus adalah pribadi yang memimpin,
melindungi, memelihara seperti seorang ibu yang menyayangi.
 kaum feminis sangat menentang tulisan Paulus dalam PB karena dianggap menyisihkan kaum
perempuan, contohnya tentang perintah untuk diam di dalam Gereja sementara tidak ada satu
kata pun yang menyinggung tentang apa yang harus dilakukan kaum laki-laki (1 Timotius 2:2215 ).
 diam yang dimaksud bukanlah diam dalam arti tidak memiliki hak bicara apa pun, tetapi bahwa
kecenderungan perempuan untuk selalu menggosip dan membicarakan hal-hal yang kurang
penting perlu ditiadakan terutama di dalam gereja, hal ini dianggap membuat perempuan harus
lebih mendalami kepasrahan dan keheningan
 kaum feminis menuntut kesetaraan gender yang seluas-luasnya yang mereka dasarkan pada
Perjanjian Baru yang menuliskan tentang beberapa wanita yang memegang peran
kepemimpinan wanita yang penting, seperti
 Febe seorang diakon dan administrator (Roma 16:1-2, Roma 16:7),
 Yunias seorang rasul,
 Priskila seorang guru penting,
CIRI-CIRI TEOLOGI FEMINISME
• Perempuan dianggap sebagai kaum tertindas yang layak diperjuangkan , dibela dan dipertahankan
keberadaan dan hak-haknya, utamanya dalam kehidupan bergereja.
• Titik teologi adalah penolakan kaum perempuan terhadap sistem ‘patriarki’ (struktur masyarakat di
mana kaum laki-laki lebih superior dibandingkan perempuan).
• Filsafat adalah pemikiran dipermulaan pergerakan kaum perempuan di ranah teologi yang dituangkan
dalam tulisan-tulisannya untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan kesederajatan dengan lakilaki
• Perempuan dalam argumentasi teologi feminis akan berhasil menjadi manusia utuh dengan
berakhirnya sistem patriarki maka segala sesuatu yang meninggikan laki-laki harus diubah termasuk
pengajaran Alkitab harus ditinjau kembali karena dianggap terlalu kental dengan budaya patriakal.
• Menafsir ulang, mengganti dan mengaitkan semua doktrin kekristenan yang sesuai Wahyu Allah
menjadi sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan kaum perempuan karena dengan diubahnya
doktrin maka gereja dianggap akan lebih hangat memperlakukan dan memberikan posisi , peran pada
perempuan
EVALUASI TERHADAP TEOLOGI
FEMINISME
BIBLIOLOGI
Alkitab sebagai dasar berteologi orang
percaya.
Alkitab bersumber dari Allah sendiri atau
dikenal dengan wahyu khusus.
TEOLOGI PROPER
- Tidak menghargai kehendak Allah yang telah
dituliskan dalam FirmanNya.
- Membatasi eksistensi Allah
- Menciptakan allah palsu dan mengultuskan diri
sendiri sebagai allah, yang semuanya
mendatangkan dosa dan menghujat Allah.
Kristologi dan Soteriologi
Tidak perlu
merubah gender
Yesus hanya karna
kebutuhan
feminisme.
Yesus adalah
juruselamat yang
menebus dari dosa
bukan sekedar
untuk perubahan
sosial.
Jadi..
Jadi, Jika doktrin di atas telah kembali kepada kebenaran Allah maka
doktrin Pneumatologi, Hamartologi dan doktirn lainnya akan sesuai
dengan yang Allah maksudkan atau bukan sekedar dikaitkan dengan
kepentingan kaum perempuan saja. Sementara, doktrin ekklesiologi
dalam hal peran wanita dalam gereja disetarakan bukan dengan
motivasi kebencian karena merasa pernah ditindas oleh pria
melainkan karena ingin saling melengkapi pekerjaan pelayanan
kepada Allah sebagai satu tubuh Kristus.
SISI POSITIF
 Menemukan pentingnya peran pelayanan wanita di dalam gereja.
 Mengungkap penyimpangan praktis dari pemahaman bahwa lakilaki lebih tinggi dari perempuan.
 Kaum feminis juga menolong Gereja agar lebih terbuka terhadap
kaum perempuan dan tidak ‘eksklusif’ untuk kaum laki-laki saja.
SISI NEGATIF
 Cenderung radikal atau ekstrem dan bertentangan dengan
Alkitab
 Tuntutan mereka melampaui dari yang ditetapkan Alkitab
bahkan berani menentang ajaran fundamental ortodoks tentang
Allah Tritunggal dan Kristus.
 Mendukung pergerakan penyimpangan seksual LGBT
Jadi, kami menegaskan bahwa naskah Alkitab memang seharusnya tidak boleh diubah
misalnya hanya untuk mengurangi bau 'patriarkatnya' dan bahwa naskah tersebut tidak boleh
disingkirkan karena dianggap bertentangan dengan hak semua wanita dalam segala hal (mis
Ef. 5:21-24). Tidak hanya berlaku teologi ini saja tapi setiap doktrin, dogma, pemahaman,
pengajaran setiap umat percaya harus dilandaskan pada Firman Tuhan yang diwahyukan oleh
Allah, tidak boleh dipersempit hanya sekedar untuk memenuhi atau menjawab kebutuhan
manusia dengan alih-alih membela, memperjuangkan,mempertahankan hak-hak manusia yang
tertindas.
Download