Uploaded by echafrederika84

MATERI 2, FORMULASI DAN TEKNIK APLIKASI PESTISIDA

advertisement
FORMULASI PESTISIDA
DAN TEKNIK APLIKASI
FORMULASI PESTISIDA
Formulasi pestisida merupakan campuran yang homogen
dan stabil dari bahan aktif dan bahan tidak aktif
sehingga produk lebih mudah dan lebih aman digunakan.
Bahan aktif adalah senyawa kimia atau bahan-bahan lain yang memiliki efek
biologi sebagai pestisida (meracuni, membunuh atau mempengaruhi
kehidupan organisme pengganggu tumbuhan). Bahan aktif murni sangat
beracun, berbahaya, ada yang tidak stabil, dan ada yang sulit (atau tidak
aman) saat pengangkutan ataupun penyimpanan.
Bahan tidak aktif terdiri dari bahan pembantu (adjuvant) dan bahan pembawa
(carrier). Adjuvant adalah senyawa lain yang karena kegunaannya
dimaksudkan untuk membantu tercapainya tujuan penggunaan pestisida.
Bahan pembawa (carrier) digunakan untuk menurunkan konsentrasi produk
pestisida, tergantung pada cara penggunaan yang diinginkan. Bahan
pembawa bisa berupa air, minyak, talk, bentonit, tepung diatome dan pasir.
KEUNTUNGAN YANG DIDAPAT DARI FORMULASI
PESTISIDA
Dapat meningkatkan
aktivitasnya sebagai
pestisida
 Dapat tahan lama disimpan
tanpa mudah rusak oleh
pengaruh perubahan cuaca
 Meningkatkan kestabilan
produk

Bentuk formulasi dan
kandungan bahan aktif pada
umumnya
dicantumkan
di
belakang
nama
dagangnya.
Misalnya Dithane M 4580 WP
artinya pestisida tersebut
bernama dagang Dithane M 45,
mengandung 80% bahan aktif
mankozeb dan diformulasikan
dalam bentuk tepung yang dapat
disuspensikan dengan air
Bentuk
formulasi
pestisida juga erat kaitannya
dengan bagaimana cara aplikasi
pestisida
tersebut.
Misalnya
formulasi bentuk tepung hembus
(D), cara aplikasinya langsung
diaplikasikan
dengan
cara
dihembuskan
tanpa
perlu
diencerkan dengan air. Contoh :
Perigen 0,5 D
Berdasarkan bentuk formulasi, pestisida dikelompokkan
menjadi :
Kode
formulasi
Uraian
Pengadukan
Residu
yang
tampak
pada
tanaman
EC
Emulsifiable Concentrate :
Formulasi dalam bentuk pekatan cair dengan
konsentrasi bahan aktif cukup tinggi. Jika
dicampur dengan air akan membentuk emulsi
(butiran benda cair yang melayang dalam
media cair)
Perlu
ada
SCW atau
WSC
Soluble Concentrate in Water (SCW)
Water Soluble Concentrate (WSC)
Formulasi dalam bentuk pekatan cair dengan
konsentrasi bahan aktif cukup tinggi. Jika
dicampur dengan air akan membentuk
larutan homogen
Perlu
Ada
Wettable Powder
Formulasi dalam bentuk tepung yang jika
dicampur dengan air akan membentuk
suspensi
Perlu
Ada
WP
S atau SP
Soluble (S)
Soluble Powder (SP)
Formulasi dalam bentuk tepung yang jika
dicampur dengan air akan menghasilkan
larutan homogen
Perlu
Kadang-kadang ada
G
Granule (G)
Formulasi berbentuk butiran siap pakai
dengan konsentrasi
rendah
-
-
WG atau
WDG
Water Granule (WG)
Water Dispersible Granule (WDG)
Formulasi berbentuk butiran yang harus
diencerkan dengan
air
Perlu
Ada
AC
Aqueous Concentrate merupakan pekatan
pestisida yang dilarutkan
dalam air. Formulasi ini umumnya berupa
pestisida berbahan aktif dalam
bentuk garam yang memiliki kelarutan
tinggi.
Perlu
Ada
F
Flowable (F),
formulasi berbentuk konsentrasi cair yang sangat
pekat. Jika dicampurkan air, sediaan ini akan
membentuk suspensi (partiket
padat yang melayang dalam media cair).
Kelebihan formulasi ini antara lain jarang
Sangat Perlu
Ada
ULV
Ultra Low Volume (ULV)
sediaan khusus untuk penyemprotan
dengan volume sedikit.
Perlu
Ada
D
Dust (D)
bentuk debu terdiri dari bahan pembawa yang
kering dan halus, yang mengandung bahan aktif 1 10 persen, ukuran partikelnya berkisar lebih kecil
dari 75 mikron. Formulasi ini biasanya
digunakan dengan alat khusus yang disebut duster,
aplikasinya tanpa dicampur dengan bahan lain dan
dimanfaatkan untuk mengatasi pertanaman
yang berdaun rimbun/lebat, karena partikel debu
dapat masuk keseluruh bagian pohon.
Tidak perlu
Kadangkadang ada
TEKNIK APLIKASI PESTISIDA
Teknik aplikasi pestisida :
Keterampilan atau skill perihal bagaimana menggunakan
pestisida dengan alat dan cara yang tepat, agar
mendapatkan hasil yang optimal. Dengan dampak
minimal bagi pengguna, konsumen dan lingkungan.
Kesuksesan pengendalian opt :
> pemilihan pestisida 50 persen
> teknik aplikasi 50 persen
KEBERHASILAN PENGENDALIAN OPT DIPENGARUHI
OLEH :

Pestisida yg digunakan sesuai bagi OPT yang
ada

OPT masih peka terhadap Pestisida yang di
gunakan

Diaplikasikan dengan teknik : waktu, takaran
dan cara yang benar.
KEGAGALAN PENGENDALIAN OPT
DISEBABKAN OLEH :

Pestisida yang digunakan tidak sesuai
bagi OPT yang ada

OPT Sudah kebal atau resistent
terhadap pestisida yang di gunakan

Diaplikasikan dengan teknik yaitu
waktu, takaran, cara yang keliru.
Download