Makna Bahasa Jakobson pada Teks Iklan Bahasa Prancis Makalah Drs. Jimmy Philip Paat, D.E.A Disusun oleh: Dita Trisnawati - 1204619014 Pendidikan Bahasa Prancis Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta 2020 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roman Osipovich Jakobson adalah seorang pakar teori sastra dan linguis Rusian-Amerika. Sebagai seorang bahasawan strukturalis, dia cukup berpengaruh di paruh pertama abad 20. Minatnya yang luas di bidang selain linguistik membuahkan pengaruh di bidang semantik, semiotik, puisi, musik, seni visual dan sinema. Seorang pionir linguistik struktural, Jakobson merupakan salah satu linguis paling disanjung dan berpengaruh pada abad kedua puluh. Teori paling terkenal dari Jakobson adalah Les Fonction du Langage. Di dalam teori ini, Jakobson mengatakan bahwa terdapat enam fungsi bahasa agar komunikasi dapat terjadi yaitu référentielle, émotive, conative, phatique, métalinguistique dan poétique. Kemudian, terdapat enam faktor yang saling terhubung dengan fungsi bahasa itu sendiri. Ke enam faktor tersebut adalah context, destinateur (émetteur), destinataire (récepteur), contact, code commun dan message. Menurut Roman Jakobson, "bahasa harus dipelajari dalam semua fungsinya". Dengan kata lain, ahli bahasa harus fokus pada pemahaman untuk apa bahasa itu diciptakan dan mengapa bahasa digunakan. Tak hanya itu, teori yang disampaikan oleh Jakobson, seringkali digunakan untuk media pengiklanan. Dalam makalah kali ini saya akan membahas tentang teori Jakobson dalam sebuah iklan bahasa prancis. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu Les Fonction du Langage? 2. Bagaimana penggunaan teori Jakobson dalam sebuah poster iklan bahasa prancis? C. Tujuan 1. Mengetahui isi dari Les Fonction du Langage. 2. Mengetahui penggunaan teori Jakobson dalam sebuah poster iklan bahasa prancis. PEMBAHASAN A. Pengertian Teori Jakobson Les Fonction du Langage adalah sebuah teori yang digagas oleh Roman Jakobson pada tahun 1963 yang terinspirasi oleh skema Shanon dan Wiener, yang diterbitkan pada tahun 1948 yang memiliki dampak sangat besar. Les Fonction du Langage dalam bahasa Indonesia berarti fungsi bahasa. Dalam teori ini, sudah tentu membahas seputar penggunaan bahasa yang kita pakai dalam sehari-hari dan memperdalam tentang bagaimana fungsi bahasa agar komunikasi dapat berlangsung. Di dalam teori ini terdapat enam fungsi yang masing-masing terhubung dengan enam faktor komunikasi yang digagas oleh Jakobson. Untuk dapat memahami dengan jelas, berikut adalah ke enam fungsi tersebut. 1. Fungsi Ekspresif atau Emosional Fungsi ini berfungsi untuk mengekspresikan perasaannya atau pendapatnya. Dalam sebuah tulisan, fungsi ini diekspresikan oleh tanda seru dan kata ungkapan. Di dalam fungsi ekspresif, komunikator bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan komunikasi. Dalam hal ini pendengar juga dapat menduga apakah si komunikator sedih, marah, atau gembira. Contohnya: “Ah! Qu’il fait beau!“ “Quel dommage!” 2. Fungsi Konatif Fungsi ini berpusat pada komunikan di mana komunikator mengharapkan sebuah tanggapan atau reaksi dari si komunikan. Istilah konatif maksudnya mengajak atau mengimbau penerima pesan untuk bertindak, berpikir, merasa, mereaksi menanggapi si komunikator. Biasanya fungsi ini dicirikan dengan kalimat tanya atau kalimat perintah. Contohnya: “Tu as vu il fait beau?” “Regardez moi!” 3. Fungsi Referensial Fungsi ini merupakan konteks apa yang kita bicarakan atau subjek pembicaraan. Fungsi referensial melahirkan paham tradisional bahwa bahasa itu adalah alat untuk menyatakan pikiran atau mengungkapkan pendapat. Contohnya: “Il fait beau” “Elle est belle” 4. Fungsi Fatis Fungsi fatis biasanya dipakai sebagai alat kontak dan alat berakrabakrab antar para pemakai bahasa. Ungkapan-ungkapan yang digunakan biasanya sudah berpola tetap, seperti pada waktu berjumpa, pamit, membicarakan cuaca, atau menanyakan keadaan keluarga. Fungsi fatis ini biasanya juga disertai unsur paralinguistik, seperti senyuman, gelengan kepala, gerak-gerik tangan, muka, dan kedipan mata. Contohnya: “Bonjour, ça va ?” “Allô” 5. Fungsi Puitik/Estetik Tujuan utama dalam teks yang berfungsi estetik adalah untuk memberikan rasa puas atau rasa senang, baik melalui irama (misalnya bunyi bersajak) maupun metafora. Fungsi estetik ini biasanya berupa karya seni (puisi, cerita, dongeng, lelucon) yang digunakan untuk kesenangan penutur, maupun para pendengarnya. 6. Fungsi Metalinguistik Fungsi metalingual adalah penggunaan bahasa untuk kepentingan bahasa itu sendiri, misalnya bahasa untuk menjelaskan, mendefinisikan, atau menamai. Contohnya: “L’expression « il fait beau » signifie que le ciel est bleu et que le soleil brille” Selain ke enam fungsi tersebut, terdapat pula enam faktor yang saling berkaitan dengan masing-masing fungsi. Ke enam faktor tersebut adalah sebagai berikut. 1. Contexte: konteks atau topik pembicaraan. 2. Contact: saluran komunikasi antara pengirim dan penerima pesan yang memungkinkan keduanya memulai dan tetap mempertahankan komunikasi. 3. Émetteur: orang yang berbicara (komunikator). 4. Destinataire ou récepteur : orang yang menerima pesan (komunikan). 5. Message: pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. 6. Code Commun: instrument yang digunakan untuk menyampaikan pesan (bahasa). Facteurs de la communication et fonctions du langage 2. Analisis Iklan Bahasa Prancis dan Perbandingannya dengan Iklan Bahasa No de facteur d'arrivée et de fonction FACTEUR D'ARRIVÉE FACTEUR DE DÉPART FONCTION 1 Contexte Message Référentielle 2 Destinateur Message Émotive 3 Destinataire Message Conative 4 Contact Message Phatique 5 Code Message Métalinguistique 6 Message Message Poétique Indonesia Analisis fungsi bahasa yang berpacu pada teori Jakobson ini merupakan analisis bagaimana penggunaan fungsi bahasa dalam sebuah iklan yang disajikan oleh produsen untuk menarik minat konsumen dalam menggunakan produknya. Pada fungsi ekspresif dalam penggunaan sebuah iklan, sebenarnya ini lebih menyoroti ekspresi dari sebuah foto yang berada di dalam iklan itu. Dalam sebuah iklan disebelah kiri, terdapat seorang perempuan berdandan ala penduduk tradisional Jepang yang sedang memegang buah delima merah dengan ekspresi wajah yang terlihat tegas. Dalam hal ini, produsen ingin menyampaikan bahwa tujuan dari iklan ini adalah untuk perjalanan menuju kota Jepang yang ditandai dengan riasan yang digunakan dan ekspresi tegas seperti kebanyakan penduduk Jepang. Dalam sebuah iklan disebelah kanan, terdapat 2 orang penumpang yang sedang tersenyum dan seorang pramugari. Dalam iklan itu terlihat bahwa sang konsumen merasa puas dengan pelayanan yang diberikan, digambarkan melaui ekspresi senang. Dari kedua iklan ini memiliki kesamaan yaitu menunjukkan ekspresi wajah untuk menggambarkan maksud dari iklan tersebut. Namun, perbedaanya jika iklan dalam bahasa prancis lebih menekankan pada penggambaran negara Jepang sebagai ikon tujuan penerbangan dan iklan dalam bahasa Indonesia lebih menekankan pada penggambaran kualitas pelayanan yang diberikan. Dan penggambaran ekspresi dalam kedua iklan itu sedikit berbeda di mana dalam iklan bahasa prancis hanya fokus kepada satu orang sehingga memperjelas fungsinya dan dalam iklan bahasa Indonesia penggunaan fungsi ekspresif tetap ada namnun tidak terlalu ditonjolkan. Fungsi puitik atau estetik pada sebuah iklan berfokus pada imajinasi yang dituangkan produsen dalam menarik minat pembeli dan menampilkan kualitas serta memberikan sensasi indah pada sebuah iklan. Seperti contoh ketiga iklan minuman di atas yang menampilkan macam-macam sosok hewan sebagai ikon iklan yang terbang dari sebuah imajinasi di mana singa, anjing dan beruang yang digambarkan layaknya seorang manusia. Serta penggunaan kalimat simple yang menampilkan kualitas produk dan menyugestikan pembeli: naturellement pulpeuse, buvez coca-cola. Pada iklan bahasa Indonesia di samping juga memiliki fungsi yang sama yaitu fungsi puitik atau estetika. Seperti yang sudah dijelaskan pada contoh iklan bahasa prancis, iklan di sini memiliki makna dan penggambaran 100% serupa dengan iklan sebelumnya. Penggambaran hasil imajinasi dan menampilkan kualitas produk untuk menyugestikan para pembeli. Fungsi konatif pada iklan bisa dilihat dari penggunaan kalimat yang biasanya menggunakan kalimat perintah yang tertera di dalam poster iklan tersebut. Hal ini bertujuan memungkinkan konsumen untuk bertindak sesuai yang diperintahkan produsen. Contohnya yang terdapat pada iklan di samping yaitu penggunaan kata souvenez-vous du futur. Dalam sebuah iklan yang sama dalam bahasa indonesia, hal ini terlihat berbeda dari iklan bahasa prancis di mana terdapat kalimat perintah dalam iklan tersebut. Namun, bukannya mengandung kalimat perintah, kalimat ini seperti hanya sebuah pemberitahuan bahwa mobil new grand avanza hanya tercipta untuk Indonesia. PENUTUP Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis teori Jakobson pada sebuah iklan bahasa prancis dan indonesia adalah bahwa terdapat sebuah kesamaan dan perbedaan dari kedua iklan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa teori Jakobson tidak hanya digunakan khusus untuk bahasa prancis saja, namun juga bisa digunakan dengan bahasa yang berbeda. Fungsi bahasa Jakobson merupakan sebuah teori yang universal. Teori ini juga sangat berguna untuk mengetahui makna atau maksud dibalik komunikasi yang menggunakan media bahasa. Tak hanya secara langsung, fungsi bahasa juga dapat tersampaikan melalui tulisan. Dengan mempelajari teori Jakobson ini, diharapkan penulis dapat lebih memahami sesuatu dibalik bahas dan berguna untuk menambah pengetahuan pembaca tentang bahasa. Daftar Pustaka http://www.pubenstock.com/2019/fonctions-langage-publicite-jakobson/ http://e-classroom.over-blog.com/les-fonctions-du-langage https://prezi.com/6qv7m4sfrxqc/le-langage-publicitaire/ http://love-communication.eklablog.fr/les-fonctions-du-langage-a82296799 https://id.wikipedia.org/wiki/Roman_Jakobson http://www.signosemio.com/jakobson/fonctions-du-langage.asp https://gusminadewi.wordpress.com/2017/03/19/makalah-fungsi-bahasa-wacana/