PENGGABUNGAN BADAN USAHA (BUSINESS COMBINATIONS) Pengertian Penggabungan badan usaha adalah usaha untuk menggabungkan suatu perusahaan dengan satu atau lebih perusahaan lain ke dalam satu kesatuan ekonomis. Dari segi organisasinya usaha mengembangkan perusahaan, dapat dilakukan melalui salah satu dari dua jalan berikut: a. Mengadakan ekspansi (perluasan usaha) dari usaha yang telah ada atau Internal business expansion b. Mengadakan penggabungan badan usaha atau External business expansion. Di lihat dari segi cara pembentukannya, penggabungan usaha jmelalui external business expansion kini dapat dibedakan menjadi 2 cara, berikut: 1. Penggabungan badan usaha Menggabungkan beberapa perusahaan yang telah ada sebelumnya menjadi satu perusahaan yang baru, atau berfungsinya beberapa perusahaan ke dalam satu perusahaan yang baru. 2. Pemilikan sebagian besar saham-saham perusahaan lain Dengan dimilikinya sebagian besar saham-saham perusahaan lain, berarti berhak untuk sepenuhnya mengendalikan operasi dan manajemen perusahaan lain tersebut. Bentuk-bentuk Penggabungan Badan Usaha 1. Dari segi jenis usaha perusahaan yang bergabung: a. Penggabungan horizontal Terjadi apabila perusahaan-perusahaan yang bergabung menjalankan fungsi produksi dan penjualan barang-barang sejenis. b. Penggabungan vertikal Apabila perusahaan yang semula merupakan langganan terhadap produk (jasa) yang diasilkan oleh perusahaan lain, atau sebaliknya perusahaan lain itu adalah suplies bahan baku baginya dan kemudian mengadakan penggabungan perusahaan; maka penggabungan demikian disebut penggabungan vertikal. c. Penggabungan konglomerat Merupakan kombinasi dari penggabungan horizntal dan vertikal. Terbentuk apabila perusahaan-perusahaan yang bergabung bukan perusahaan- perusahaan sejenis dan tidak pula mempunyai hubungan langganan – supplier. 2. Dilihat menurut kejadian hukumnya a. Merger Pernggabungan perusahaan dengan jalan pemilikan langsung oleh suatu perusahaan terhadap harta milik dari satu atau lebih perusahaan lain yang di gabungkan. b. Konsolidasi Dalam proses penggabungan itu dibentuk sebuah perusahaan baru dengan tujuan khusus untuk membeli (mengambil alih) harta milik dan mengakui hutang-hutang dari dua atau lebih perusahaan yang telah ada. Persoalan yang Timbul dalam Penggabungan Perusahaan Masalah Kontribusi Relatip Perusahaan yang Bergabung a. Kontribusi relatip dari kekayaan bersih b. Kontribusi relatip dari laba yang diproyeksikan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Dasar yang Akan Dipakai Di dalam Menentukan Besarnya Kontribusi Relatip dari Masing-Masing Pihak Ada dua faktor yang harus dipertimbangkan: a. Apakah perusahaan yang baru dibentuk akan mengeluarkan satu jenis atau golongan surat berharga (modal saham) saja. b. Apakan perusahaan yang baru dibentuk akan mengeluarkan dua atau lebih jenis (golongan) surat berharga (modal saham). Penggabungan Perusahaan Dengan Mengeluarkan Satu Jenis Modal Saham Contoh 1: PT Anon, PT Dian dan PT Dani bersepakat untuk bergabung dengan membentuk satu perusahaan baru dengan nama PT Siwi Peni. Kekayaan bersih menurut harga pasar dan keuntungan rata-rata selama lima tahun terakhir yang oleh masingmasing pihak dipercaya akan dapat dipertahankan untuk 5 tahun mendatang adalah sebagai berikut: Kekayaan bersih yang diserahkan Kekayaan bersih relatip terhadap kekayaan total Jumlah keuntungan yang di kontribusikan Keuntungan relatip dari keuntungan total PT Anon PT Dian PT Dani Jumlah (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 15.000.000 22.500.000 37.500.000 75.000.000 20% 30% 50% 100% 2.250.000 2.250.000 3.000.000 7.500.000 30% 30% 40% 100% PT Siwi Peni mengeluarkan satu jenis saham atas dasar ratio kekayaan bersih, pemegang saham PT Anon, PT Dian, dan PT Dani masing-masing akan menerima modal saham tersebut dengan perbandingan; 20 : 30 : 50. Dengan demikian, pembagian modal dalam hubungannya dengan kontribusi masingmasing terhadap kekayaan bersih sebesar Rp.75.000.000 tetap sama seperti halnya pada saat sebelum mereka bergabung. Akan tetapi keuntungan sebesar Rp. 7.500.000 di kemudian hari akan dibagi sesuai dengan perbandingan modal saham yang dimiliki. Hal ini akan berakibat kerugian bagi pemegang saham PT Anon di satu pihak dan keuntungan bagi pemegang saham PT Dani di pihak yang lain. Sebaliknya, jika modal dibagikan sesuai dengan perbandingan tingkat keuntungan relatip yang disumbangkan. Pemegang saham PT Anon, PT Dian, dan PT Dani masing-masing akan menerima jumlah sahm dengan perbandingan 30 : 30 :40. Dengan demikian meskipun pembagian keuntungan yang kelak diperoleh dapat dipertahankan seperti sediakala, kan tetapi para pemegang saham tidak dapat mempertahankan pemilikan terhadap kekayaan bersih yang diserahkan kepada perusahaan yang baru dibentuk. Hal ini berakibat para pemegang saham PT Anon akan mempunyai klaim terhadap net assets lebih besar dari jumlah yang ditanamkan, sebaliknya bagi para pemegang sahan PT Dani, klaim terhadap net assets pada perusahaan yang baru akan lebih kecil dibandingkan dari jumlah yang diinvestasikan. Untuk menghindarkan ketidak-adilan sebagaimana disebutkan di atas, maka kontribusi dari masing-masing pihak harus ditentukan lebih lanjut dengan memperhatikan adanya kemampuan lebih untuk mendapatkan leuntungan dan menambah jumlah tersebut kepada kekayaan bersih yang diserahkan. Sedang sebgai dasar alokasi modal saham selanjutnya adalah kontribusi relatp daripada kekayaan bersih masing-masing yang telah ditambah dengan gooswill tersebut. Contoh 2: Jika dari contoh 1 di atas, di tentukan sebagai berikut: 1. Tingkat laba normal dari jumlah investasi adalah 6%. 2. Kelebihan laba di atas laba normal, dikapitalisasikan dengan tingkat kapitalisasi 20% untuk menentukan besarnya goodwill. Dengan ketentuan tersebut, maka jumlah kontribusi relatip yang diperhitungkan dengan mempertimbangkan kedua faktor itu dihitung sebagai berikut: PT Anon PT Dian PT Dani Jumlah (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Kekayaan bersih yang diserahkan 15.000.000 22.500.000 37.500.000 (tanpa goodwill) Goodwill: Laba rata- rata Laba normal 6% Kelebihan di atas laba 2.250.000 2.250.000 3.000.000 900.000 1.350.000 2.250.000 1.350.000 900.000 750.000 75.000.000 normal Kapitalisasi kelebihan laba normal 6.750.000 4.500.000 3.750.000 15.000.000 21.750.000 27.000.000 41.250.000 90.000.000 (24%) (30%) (46%) (100%) 20% Kontribusi relatip kekayaan bersih (termasuk goodwill) Pada cara ini Modal Saham PT Siwi Peni, selanjutnya dikeluarkan dan dibagikan kepada masing-masing pihak atas dasar kontribusi relatip dari kekayaan bersih termasuk goodwill. Sedang besarnya kekayaan yang harus diakui oleh perusahaan yang baru dibentk dalam penggabungan perusahaan dapat dipakai dua dasar. Pertama perusahaan yang baru dibentuk dapat mengakui besarnya kekayaan yang diserahkan oleh masing-mmasing pihak sebesar kekayaan bersih termasuk goodwill. Kedua besarnya kekayaan yang diakui dan dicatat hanya sebesar kekayaan bersih riil, tidak termasuk goodwill. Dibawah ini adalah prosedur pembukuan pada buku-buku PT Siwi Peni; masingmasing apabila modal saham dikeluarkan dalam hubungan nya dengan kontribusi kekayaan bersih termasuk goodwill, dan kontribusi yang diakui sebesar kekayaan bersih riil tanpa goodwill. Goodwill diakui Keterangan PT Siwi Peni mengeluarkan 9.000 lb saham biasa, nominal @ Rp. 10.000 1. Kontribusi kekayaan bersih Goodwil Rp. 15.000.000 (D) termasuk goodwill: PT Anon = Rp. 21.750.000 Macam-macam aktiva Rp. 75.000.000 (D) Modal Saham Rp. 90.000.000 (K) PT Dian = Rp. 27.000.000 PT Dani = Rp. 41.250.000 Jumlah = Rp. 90.000.000 Alokasi Modal Saham = PT Anon = Rp. 21.750.000 : 10.000 = 2.175 lb PT Dian = Rp. 27.000.000 : 10.000 = 2.700 lb PT Dani = Rp. 41.250.000 :10.000 = 4.125 lb Jumlah = 9.000lb Goodwill Tidak Diakui Keterangan PT Siwi Peni mengeluarkan PT Siwi Peni mengeluarkan 7.500 lb Saham Biasa, nominal 18.750 lb Saham Biasa, nominal @ Rp. 10.000 @ Rp. 10.000 2. Kontribusi kekayaan bersih Macam-macam termasuk goodwill: Aktiva Rp. Macam-macam 75.000.000 (D) Aktiva Rp. 75.000.000 (D) PT Anon = Rp. 15.000.000 Modal Saham PT Dian = Rp. 22.500.000 75.000.000 (K) Rp. Modal Saham Rp. 52.250.000 (K) PT Dani = Rp. 37.500.000 Agio Saham Rp. 18.750.000 (K) Jumlah = Rp. 75.000.000 Alokasi Modal Saham: PT Anon = 21.750 90.000 Alokasi Modal Saham: x 7.500 lb = PT Anon = 1.812 lb PT Dian = x 18.7500 lb = 4.375 lb 27.000 90.000 x 7.500 lb = PT Dian = 2.250 lb PT Dani = 21.750 90.000 27.000 90.000 x 18.750 lb = 41.250 90.000 x 18.250 lb = 5.625 lb 41.250 90.000 x 7.500 lb = PT Dani = 3.438 lb 8.750 lb Jumlah = Jumlah = 18.750 lb 7.500 lb Meskipun pada masing – masing cara itu jumlah lembar saham yang di bagikan berbeda satu sama lain, akan tetapi cara alokasi tersebut memungkinkan prosentase pemilikan oleh masing-masing perusahaan yang terdahulu di dalam perusahaan yang baru di bentuk tetap sama. Pada cara ini klaim terhadap kekayaan bersih dan bagian terhadap keuntungan dari perusahaan terdahulu dalam perusahaan yang baru, akan menjadi sebgai berikut: PT Anon PT Dian PT Dani Jumlah 20 % 30 % 50% 100% 30% 30% 40% 100% Klaim terhadap kekayaan bersih 24% 30% 46% 100% Jumlah kontribusi kekayaan bersih Jumlah kekayaan yang di kontribusikan dan hak atas pembagian laba, dalam perusahaan yang baru Kesimpulan: Jika keuntungan relatip yang diserahkan berbeda dengan kekayaan bersih relatipnya dan satu jenis saham dikeluarkan dalam penggabungan perusahaan, maka perbandingan semula baik dalam hak atas bagian laba maupun klaim terhadap kekayaan bersihnya kedua-duanya tidak dapat dipertahankan dalam perusahaan yang baru. Penggabungan Perusahaan dengan Mengeluarkan dua atau lebih Jenis Modal Saham Jika dikehendaki agar proporsi pemilikan dan hak-hak dari masing-masing pihak dapat dipertahankan dalam perusahaan yang baru, maka perlu dikeluarkan lebih dari satu jenis saham. Cara mengalokasikan modal saham tersebut, jika dikeluarkan lebih dari satu jenis diatur sebagai berikut: (1) Keuntungan relatip dari masing-masing pihak harus dikapitalisasikan dengan suatu tingkat atau tertentu. (2) Suatu prioritas saham harus dikeluarkan dan dibagikan kepada masing-masing pihak, sesuai dengan jumlah kekayaan bersih riil yang diserahkan. (3) Saham biasa yang dikeluarkan adalah sebesar slisih antara modal saham yang harus dikeluarkan dikurangi dengan jumlah modal saham prioritas. Preferensi saham prioritas terhadap kekayaan, dimaksudkan agar klaim terhadap kekayaan dlam perusahaan yang baru sama dengan kekayaan riil yang diserahkannya. Sedang saham prioritas juga harus berpartisipasi penuh, dimaksudkan agar ratio pembagian laba tetap dapat di pertahankan. Dengan demikian itu mencakup keharusan untu dipertimbangkannya atau dikapitalisasikannya kemampuan memperoleh laba di atas laba normal dengan suatu tingkat tertentu. Apabila laba yang diperoleh oleh perusahaan baru dibentuk kurang dari jumlah laba yang didapat oleh masing-masing perusahaan sebelum digabungkan, maka hak atas laba dalam perusahaan yang baru tidak lagi sama dengan kontribusi relatip masingmasing pihak. Hal ini terjadi karena saham biasa yang dkeluarkan atas dasar laba di atas normal yag diperhitungkan itu ternyata tidak dapat direalisasikan. Berarti, modal statuair untuk seluruh golongan saham dlam perusahaan yang baru dibentuk dan dibagikan kepada masing-masing pihak yang bergabung harus didasarkan atas kontribusi relatip dari keuntungannya. Prosentase yang dipakai sebagai dasar untuk mengkapitalisasikan laba tidak boleh lebih besar dari rentabilitas yang paling rendah di antara perusahaan yang bergabung dan hak prioritas atau preferensi atas pembagian laba dari Saham Prioritas. Laba yang diharapkan dari masing-masing perusahaan terdahulu dikapitalisasikan dengan satu prosentase tertentu, untuk menentukan jumlah saham yang akan dikeluarkan sebagai pembayaran atas kekayaan bersih yang diserahkan. Apabila prosentase yang digunakan untuk mengkapitalisasikan laba melampaui rate of return dari kekayaan bersih riil, akan berakibat jumlah pembayaran kepada perusahaan terdahulu kurang dari jumlah kekayaan bersih riil yang diserahkan. Agar klaim terhadap kekayaan bersih di dalam perusahaan yang baru sesuai dengan kontribusinya, harus dikeluarkan modal saham yang nilainya lebih besar dari jumlah yang harus dibayar kepada perusahaan yang digabungkan tersebut. Jika tingkat kapitalisasi yang dipakai lebih kecil dari prioritas hak atas laba dari saham preferen, ketidaksesuaian akan terjadi di dalam pembagian laba di antara perusahaan yang terdahulu. Untuk mencapai keseimbagngan pembagian laba di antara perusahaan yang terdahulu diperlukan laba minimum pada perusahaan yang baru dibentuk jauh lebih besari dari tingkat laba yang diharapkan. Contoh 3 : PT. Anon, PT. Dian, dan PT. Dani pada contoh 1 bermaksud untuk mengadakan penggabungan badan usaha dengan membentuk perusahaan baru bernama PT Siwi Peni. Untuk itu telah disetujui PT Siwi Peni akan mengeluarkan 1.000 lembar 6% Sahan Prioritas, nominal @ Rp 100.000,00 per lembar dan 3.000 lembar Saham Biasa dengan nilai nominal @ Rp 25.000,00 per lembar. Data tentang kekayaan bersih yang akan diserahkan oleh masing-masing perusahaan dan laba yang diproyeksikan untuk setiap perusahaan itu nampa pada tabel berikut : Perusahaan Kontribusi kekayaan Jumlah Laba yang kekayaan diproyeksikan Kontribusi Prosentase relatip yang laba dari bersih bersih diproyeksikan relatip kekayaan bersih (ROA) PT Anon 15.000.000 20% 2.250.000 30% 15% PT Dian 22.500.000 30% 2.250.000 30% 10% PT Dani 37.500.000 50% 3.000.000 40% 8% Jumlah 75.000.000 100% 7.500.000 100% 10% Berdasar uraian tersebut, besarnya modal saham yang harus dikeluarkan untuk pembayaran kekayaan bersih yang diserahkan oleh masing-masing perusahaan menurut golongan saham sesuai dengan prosentase yang dipakai untuk mengkapitalisasi kemampuan memperoleh laba beserta pengaruhnya terhadap pembagian laba kelak di kemudian hari. A. Tingkat kapitalisasi laba adalah 6% sama dengan prioritas yang diberikan kepada Pemegang Saham Preferen (Prioritas) Penentuan besarnya nominal saham yang harus dikeluarkan dan alokasinya kepada masing-masing perusahaan yang bergabung yaitu : Laba yg PT Anon (Rp) PT Dian (Rp) PT Dani (Rp) Total (Rp) 2.250.000 2.250.000 3.000.000 7.500.000 900.000 - - 900.000 - 1.350.000 - 1.350.000 - - 2.250.000 2.250.000 diproyeksikan Rentabilitas kekayaan bersih riil yg diserahkan : 6% dari 15.000.000 6% dari 22.500.000 6% dari 37.500.000 Rentabilitas u/ goodwill yg diperhitungkan 1.350.000 900.000 750.000 3.000.000 6% Saham 15.000.000 22.500.000 37.500.000 75.000.000 Prioritas, sbsr (150 lb) (225 lb) (375 lb) (750 lb) 22.500.000 - - 22.500.000 Modal saham yg dikeluarkan : kekayaan bersih riil Saham biasa, sbsr goodwill yg dibentuk 1.350.000/0,06 (900 lb) 900.000/0,06 - (900 lb) 15.000.000 - 15.000.000 (600 lb) 2.750.000/0,06 Jumlah - - 37.500.000 37.500.000 (600 lb) 12.500.000 12.500.000 (500 lb) (500 lb) 50.000.000 125.000.000 Apabila hal ini terjadi, maka laba (keuntungan) PT Siwi Peni sebesar Rp 7.500.000,00 di kemudian hari akan memberikan hak atas laba kepada para pemegang saham (perusahaan terdahulu) masing-masing 6% dari nominal sham yang dimilikinya seperti tabel berikut : PT Anon Jumlah Untuk Saham Prioritas: PT Dian % Jumlah PT Dani % Jumlah Total % Jumlah % 6% dari nominal 900.000 20 1.350.000 30 2.250.000 50 4.500.000 100 Untuk Saham Biasa : 6% dari nominal 1.350.000 45 900.000 30 750.000 25 3.000.000 100 Bagian laba stlh pggbgan 2.250.000 30 2.250.000 30 3.000.000 40 7.500.000 100 Bagian laba sblm pggbgan (kontribusi) 2.250.000 30 2.250.000 30 3.000.000 40 7.500.000 100 Keuntungan - - - - - - - - (kerugian) Ratio pembagian laba antara para pemegang saham perusahaan terdahulu = 30% : 30% : 40%, sesuai dengan kontribusi relatipnya dalam perusahaan gabungan, akan dapat dipertahankan apabila PT Siwi Peni meperoleh laba lebih besar atau sama dengan Rp 7.500.000,00. Jumlah laba dibawah Rp 7.500.000,00 pada perusahaan yang baru dibentuk, berarti tidak dapat direalisasikanya jumlah laba sebelum terjadinya penggabungan yang tidak dipertahankan, sehungga pihak-pihak tertentu akan merasa untung dengan adanya penggabungan tersebut. Risiko demikian itu akan menimpa pada pihak-pihak tertentu yang kontribusi relatip kekayaan bersihnya berbeda dengan kontribusi relatip keuntungannya. Pada contoh ini, risiko itu akan berlaku antara PT Anon dan PT Dani. laba sebesar Rp 4.500.000,00 yang didapat PT Siwi Peni misalnya, akan berakibat ratio pembagian laba di antara pemegang saham perusahaan terdahulu menjadi = PT Anon : PT Dian : PT Dani = 20% : 30% : 50%. Jumlah laba yang semakin mendekati jumlah yang dipoyeksikan, akan mengubah ratio pembagian laba menuju ke arah ratio keseimbangan tersebut. B. Tingkat Kapitalisasi Laba sebesar 8%, di atas prosentase hak prioritas yang diberikan kepada Pemegang Saham Preferen (Prioritas) Apabila laba dikapitalisasi dengan tingkat 8%, maka jumlah modal saham yang harus dikeluarkan oleh perusahaan yang baru dibentuk sebesar Rp 93.750.000,00 terdiri dari Saham Preferen Rp 75.000.000,00 dan saham biasa Rp 18.750.000,00. Alokasi sahm tersebut kepada (pemegang saham) perusahaan terdahulu, sebagai berikut : Laba yg PT Anon (Rp) PT Dian (Rp) PT Dani (Rp) Total (Rp) 2.250.000 2.250.000 3.000.000 7.500.000 1.200.000 - - 1.200.000 - 1.800.000 - 1.800.000 - - 3.000.000 3.000.000 1.050.000 450.000 - 1.500.000 diproyeksikan Rentabilitas kekayaan bersih riil yg diserahkan : 8% dari 15.000.000 8% dari 22.500.000 8% dari 37.500.000 Return on unrecorded intangibles (goodwill) Modal saham yg dikeluarkan : 6% Saham 15.000.000 22.500.000 37.500.000 75.000.000 1.050.000/0,08 13.125.000 - - 13.125.000 450.000/0,08 - 5.625.000 - 5.625.000 Jumlah 28.125.000 28.125.000 37.500.000 93.750.000 Preferen, sbsr kekayaan bersih riil Saham biasa, sbsr goodwill yg dibentuk : Pembagian laba sebesar Rp 7.500.000,00 di kemudian hari akan memberikan hak atas laba kepada para pemegang saham (perusahaan terdahulu) sebagai berikut : PT Anon PT Dian Jumlah PT Dani % Jumlah Total Jumlah % % Jumlah % 900.000 20 1.350.000 30 2.250.000 50 4.500.000 100 787.500 70 1.125.000 100 Tahap 1: Untuk Saham Preferen: 6% dari nominal Untuk Saham Biasa : 6% dari nominal Tahap 2Sisa Laba : Untuk Saham Preferen 337.500 30 - - 80% 300.000 20 450.000 30 750.000 50 262.500 70 112.500 30 - - 1.500.000 100 Untuk Saham Biasa 20% Jumlah 375.000 100 2.250.000 30 2.250.000 30 3.000.000 40 7.500.000 100 2.250.000 30 2.250.000 30 3.000.000 40 7.500.000 100 Bagian laba sblm pgbgan Komposisi pembagian laba tetap dapat dipertahankan seperti keadaan sebelum terjadinya penggabungan. Akan tetapi apabila tingkat kapitalisasi laba leih besar dari hak prioritas atas pembagian laba yang diberikan kepada saham preferen dan presentase itu tidak lebih besar dari rate of return terendah di antara peusahaan-perusahaan yang bergabung, maka komposisi pembagian laba dapat dipertahankan sejak tingkat laba yang dibentuk sama dengan hak prioritas saham preferen. Pada contoh sejak PT Siwi Peni memperoleh laba sebesar Rp 5.625.000,00 (6% dari Rp 93.750.000,00), pembagian laba akan mencapai komposisi sebelum terjadi penggabungan, meskipun jumlah laba itu belum mencapai laba yang diproyeksikan. Pembagian laba sebesar Rp 5.625.000 akan memberikan hak atas laba masingmasing sebesar PT Anon Rp 1.687.500, PT Dian Rp 1.687.500, PT Dani Rp 2.250.000. C. Tingkat Kapitalisasi Laba sebesar 5%, lebih rendah dari hak prioritas pembagian laba yang diberikan kepada Pemegang Saham Preferen (Prioritas) Pada cara ini modal saham yang dikeluarkan perusahaan yang baru dibentuk akan berjumlah Rp 150.000.000,00 terdiri dari masing-masing Rp 75.000.000,00 untuk setiap golongan saham. Perhitungan moda saham yang harus dikeluarkan dan alokasinya kepada masing-masing pihak adalah sebagai berikut : Laba yg PT Anon (Rp) PT Dian (Rp) PT Dani (Rp) Total (Rp) 2.250.000 2.250.000 3.000.000 7.500.000 diproyeksikan Rentabilitas kekayaan bersih riil yg diserahkan : 5% dari 750.000 - - 750.000 - 1.125.000 - 1.1250.000 - - 1.875.000 1.875.000 1.500.000 1.125.000 1.125.000 3.750.000 15.000.000 22.500.000 37.500.000 75.000.000 1.500.000/0,05 30.000.000 - - 30.000.000 1.125.000/0,05 - 22.500.000 - 22.500.000 22.500.000 22.500.000 60.000.000 150.000.000 15.000.000 5% dari 22.500.000 5% dari 37.500.000 Return on unrecorded intangibles (goodwill) Modal saham yg dikeluarkan : 6% Saham Preferen, sbsr kekayaan bersih riil Saham biasa, sbsr goodwill yg dibentuk 1.125.000/0,05 45.000.000 45.000.000 Sedang pembagian laba sebesar Rp 7.500.000,00 dikemudian hari tidak akan memberikan hak-hak sesuai komposisi pada saat sebelum diadakan penggabungan, meskipun jumlah tersebut sesuai dengan laba yang diproyeksikan. Hal ini disebabkan hak prioritas pembagian laba yang diberikan kepada saham preferen lebih besar dari tingkat laba yang diharapkan. Pembagian laba sebesar Rp 7.500.000,00 akan menghasilkan komposisi sebagai berikut : PT Anon (Rp) PT Dian (Rp) PT Dani (Rp) Total (Rp) 900.000 1.350.000 2.250.000 4.500.000 nominal 1.200.000 900.000 900.000 3.000.000 Jumlah 2.100.000 2.250.000 3.150.000 7.500.000 28% 30% 42% 100% 30% 30% 40% 100% Untuk Saham Preferen, 6% dari nominal Untuk Saham Biasa, 4% dari Bagian laba stlh pgbgan Bagian laba sblm pgbgan Pada cara ini komposisi pembagian laba itu akan mencapai komposisi seperti keadaan sebelum penggabungan, apabila tingkat laba perusahaan yang baru dibentuk minima 6% dari jumlah aktivanya atau sebesar Rp 9.000.000,00, yaitu sama dengan hak prioritas yang diberikan kepada pemegang saham preferen, yaitu : PT Anon (Rp) PT Dian (Rp) PT Dani (Rp) Total (Rp) 900.000 1.350.000 2.250.000 4.500.000 Untuk Saham Preferen, 6% dari nominal Untuk Saham Biasa, 6% dari nominal 1.800.000 1.350.000 1.350.000 4.500.000 Jumlah 2.700.000 2.700.000 3.600.000 9.000.000 30% 30% 40% 100% 30% 30% 40% 100% Bagian laba stlh pgbgan Bagian laba sblm pgbgan D. Kapitalisasi Laba sebesar 10%, lebih besar dari tingkat laba yang paling rendah diantara perusahaan-perusahaan yang bergabung Modal saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang baru dibentuk berjumlah Rp 75.000.000,00. Dengan demikian tidak ada goodwill yang harus diperhitungkan di dalan penggabungan badan usaha. Pada cara ini pembagian laba oleh perusahaan yang baru , tidak akan pernah mencapai komposisi semula pada saat sebelum terjadi penggabungan. Pembagian laba sebesar Rp 7.500.000,00 di kemudian hari akan berakibat komposisi pembagian laba menjadi sebagai berikut : Setelah Penggabungan Komposisi sblm Jumlah % penggabungan PT Anon 1.500.000 20% 30% PT Dian 2.250.000 30% 30% PT Dani 3.750.000 50% 40% Total 7.500.000 100% 100% Komposisi pembagian laba demikian itu akan terjadi pada setiap tingkat laba yang didapat oleh perusahaan yang baru. Meskipun dalam penggabungan ini, misalnya ada goodwill yang dibentuk tetapi selama tingkat kapitalisasi laba adalah lebih besar dari tingkat laba paling rendah di antara perusahaan yang bergabung, maka komposisi keseimbangan pembagian laba itu tidak pernah dapat dicapai. E. Tingkat Kapitalisasi Laba Normal berbeda dengan Laba di atas Normal Penentuan jumlah modal saham yang harus dikeluarkan oleh perusahaan yang baru dibentuk sebagai pembayaran atau kekayaan bersih yang diserahkan oleh perusahaan – perusahaan terdahulu dihitung dengan mengkapitalisasi laba yang diproyeksikan untuk masing – masing perusahaan dengan suatu prosentase tertentu. Prosentase tersebut diperlakukan sama untuk keseluruhan laba yang diharapkan, tanpa dibedakannya kemampuan untuk memperoleh laba yang normal dan kemampuan untuk memperoleh laba diatas normal dari masing – masing perusahaan. Contoh 4 : Kapitalisasi Laba Normal 5%, Laba di atas Normal 10% PT EVS didirikan dengan menggabungkan sumber – sumber potensial yang dimiliki oleh PT Dahlia dan PT Wijaya. Akte pendirian yang mengatur tentang permodalan PT EVS sebagai berikut : Modal Statutair sebesar Rp 500.000.000,00 terdiri dari : - 5% Saham Preferen. Tidak berpartisipasi sebanyak 2.500 lembar,@Rp 100.000,00/lembar - Rp 250.000.000,00 Saham Biasa, sebanyak 5.000 lembar, @Rp 50.000,00/lembar Rp 250.000.000,00 Jumlah Rp 500.000.000,00 Informasi keuangan PT Dahlia dan PT Wijaya, yang digunakan sebagai titik tolak dalam penggabungan kedua perusahaan tersebut : PT Dahlia PT Wijaya Kekayaan Bersih Riil Rp 50.000.000 Rp 150.000.000 Laba yang Diproyeksikan Rp 7.500.000 Rp 15.000.000 Prosentase laba kekuasaan bersih dari 15% 10% Sesuai dengan ketentuan dan uraian di atas, maka perhitungan penentuan jumlah modal saham PT EVS yang harus dikeluarkan dalam penggabungan PT Dahlia dan PT Wijaya serta alokasinya kepada masing – masing pihak yaitu : Perhitungan PT Dahlia 1. Laba diproyeksikan PT Wijaya Total 7.500.000 15.000.000 22.500.000 2.500.000 - 2.500.000 - 7.500.000 7.500.000 5.000.000 7.500.000 12.500.000 50.000.000 150.000.000 200.000.000 a. 5.000.000 :0,10 50.000.000 - 50.000.000 b. 7.500.000 :0,10 - 75.000.000 75.000.000 100.000.000 225.000.000 325.000.000 25% 75% 100% 40% 60% 100% -tingkat laba atas kekuasaan bersih riil yang diserahkan 5% dari 50.000.000 5% dari 150.000.000 -tingkat laba atas aktiva tak berwujud, yang tidak dibukukan 2. Modal saham yang harus dikeluarkan : -5% saham preferen, sebesar kekayaan bersih riil -saham biasa, sebesar goodwill yang diperhitungkan : Jumlah 3. Ratio pembagian laba setelah penggabungan -tingkat laba atas kekayaan bersih riil -tingkat laba atas aktiva tak berwujud Ratio pembagian laba 331/3 % keseluruhan 662/3 % 100% Tabel berikut memperlihatkan berbagai kemungkinan ratio pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan – perusahaan terdahulu pada setiap tingkat laba yang dicapai oleh PT EVS. Tingkat laba Pembagian laba Ratio Ratio Keuntungan setelah pembagian pembagian (kerugian) penggabungan laba sebelum laba penggabunga setelah penggabungan n Jumla h (Rp) % PT.Da PT.Wi hlia jaya PT PT. Dahli Wija a ya PT.D PT.W PT.D PT.W ahlia ijaya ahlia ijaya 5000 1,00 1.250 3.750 33,30 66,70 25,0 75,0 (8,30) 8,30 10000 2,00 2.500 7.500 33,30 66,70 25,0 75,0 (8,30) 8,30 15000 3,00 4.500 10.500 33,30 66,70 30,0 70,0 (3,30) 3,30 20000 4,00 6.500 13.500 33,30 66,70 32,50 67,50 (0,80) 0,80 22500 4,50 7.500 15.000 33,30 66,70 33,30 66,70 0 0 25000 5,00 8.500 16.500 33,30 66,70 34,0 66,0 0,70 (0,70) 30000 6,00 10.500 19.500 33,30 66,70 35,0 65,0 1,70 (1,70) 35000 7,00 12.500 22.500 33,30 66,70 35,70 64,30 2,40 (2,40) 40000 8,00 14.500 25.500 33,30 66,70 36,25 63,75 2,95 (2,95) 45000 9,00 16.500 28.500 33,30 66,70 36,60 63,40 3,30 (3,30) 18.500 31.500 33,30 66,70 37,0 63,0 3,70 (3,70) 50000 10,0 0 Masalah Akuntansi Dalam Penggabungan Badan Usaha Dilihat dari segi akuntansi, apabila dua atau lebih badan usaha diselenggarakan bersama atau digabungkan, dengan tujuan untuk melanjutkan usaha – usahanya terdahulu, sebagai akibat adanya kombinasi tersebut dibedaka dalam 2 cara pencatatan, yaitu : 1. Penggabungan Badan Usaha atas dasar Pembelian (By Purchase) Penggabungan badan usaha atas dasar pembelian terjadi apabila dalam suatu kombinasi usaha dari dua atau lebih badan usaha dimana bagian yang terpenting dari pemilikan perusahaan atau perusahaan – perusahaan yang diperoleh itu dieliminasikan. Atau jika penggabungan badan usaha tersebut berakibat para pemilik perusahaan yang bergabung tidak lagi ikut berpartisipasi secara substansiil. Terdapat beberapa faktor yang digunakan untuk menentukan seberapa jauh adanya suatu kepemilikan baru atas penerusan dari pemilikan lama di dalam suatu kombinasi usaha, yaitu : a. Apabila saham – saham yang diterima oleh beberapa pemilik dari perusahaan yang terdahulu tidak secara substansial sebanding dengan kepentingannya pada perusahaan terdahulu. b. Apabila bagian – bagian hak suara yang ada di antara perusahaan yang tergabung itu berubah secara material melalui pengeluaran hak kepemilikan yang lebih utama. c. Apabila ada suatu rencana yang pasti untuk menarik bagian terpenting dari modal saham yang dikeluarkan kepada para pemilik dari satu atau lebih perusahaan yang bergabung. Atau terdapat perubahan substansial di dalam pemilikan yang terjadi segera sebelum atau segera sesudah kombinasi. d. Apabila manajemen dari salah satu perusahaan yang bergabung itu dieliminasikan, atau pengaruhnya terhadap manajemen secara keseluruhan perusahaan – perusahaan sedemikian kecil, maka merupakan petunjuk adanya “pembelian”. Contoh 5 : Berikut adalah neraca PT Danny, PT Hanny, dan PT Sanny pada tanggal 1 Juli 1979. PT Danny PT Hanny PT Sanny Aktiva lain lain 150.000.000 93.750.000 75.000.000 Jumlah 150.000.000 93.750.000 75.000.000 Hutang 56.250.000 30.000.000 26.250.000 Modal saham @50.000/lembar 75.000.000 - - Modal saham @100.000/lembar - 37.500.000 - Modal saham @50.000/lembar - - 37.500.000 Agio saham 26.250.000 11.250.000 7.500.000 Laba ditahan (defisit) (7.500.000) 15.000.000 3.750.000 150.000.000 93.750.000 75.000.000 Jumlah hutang dan modal Pada saat posisi keuangan masing – masing seperti tersebut di atas para pemegang saham bersepakat untuk mengadakan penggabungan badan usaha. PT Danny yang akan tetap meneruskan usaha – usahanya bersedia membeli kekayaan bersih PT Hanny dan PT Sanny. Sebagai alat pembayaran PT Danny akan mengeluarkan modal sahamnya yang pada tanggal tersebut mempunyai harga pasar @ Rp 50.000/lembar. Penilaian kembali terhadap harta kekayaan PT Hanny dan PT Sanny sesuai dengan persetujuan bersama mengakibatkan kenaikan kekayaan bersih PT Hanny sebesar Rp 11.250.000 dan kekayaan bersih PT Sanny sebesar Rp 7.500.000 Jumlah saham PT Danny yang akan dikeluarkan sesuai dengan kontribusi kekayaan bersih setelah diadakan penilaian kembali, untuk para pemegang saham PT Hanny dan PT Sanny dihitung sebagai berikut : PT Hanny PT Sanny Jumlah Jumlah aktiva (nilai buku) 93.750.000 75.000.000 168.750.000 Jumlah kenaikan nilai aktiva 11.250.000 7.500.000 18.750.000 Jumlah aktiva (penilaian) 105.000.000 82.500.000 187.500.000 Jumlah hutang (per buku) 30.000.000 26.250.000 56.250.000 Jumlah kekayaan bersih 75.000.000 56.250.000 131.250.000 Jumlah saham dikeluarkan yang harus (kekayaan bersih dibagi Rp 50.000) 1500 lembar 1.125 lembar 2.625 lembar Jurnal untuk mencatat pemilikan aktiva dan pengakuan hutang PT Hanny dan PT Sanny serta pengeluaran 2.625 lembar saham oleh PT Danny dan penerimaan modal saham serta pembagiannya kepada para pemegang saham PT Hanny dan PT Sanny, menurut penggabungan badan usaha yang dinyatakan sebagai by purchase sebagai berikut : Transaksi Buku PT Danny 1. Pemilikan Aktiva 187.500 aktiva,pengaku Hutang 56.250 an Modal hutang, Buku PT Hanny Buku PT Sanny - - 131.250 pengeluaran modal saham Saham - saham PT Saham –saham PT 2. Penyerahan kekayaan bersih dan penerimaan Danny 75.000 Danny 56.250 Hutang 30.000 Hutang 26.250 Aktiva 93.750 saham dari PT Danny oleh PT Laba yang Aktiva Laba ditahan 11.250 ditahan Modal 37.500 Modal 75.000 yang 7.500 Hanny dan PT Sanny serta - pencatatan atas laba kenaikan nilai kekayaan (penilaian kembali) 3. Pembagian 37.500 saham PT Danny kpada 11.250 para pemegang Laba dithn26.250 Laba dithn 11.250 Saham–saham Saham–saham saham PT Agio modal saham Agio modal saham 7.500 Hanny dan PT Sanny PT.Danny 75.000 PT.Danny 56.250 dan menutup rekening hak para pemegang Terdiri dari saham. Saldo PT Hanny: tiap penilaian kembali penilaian kembali pemegang 1 lbr 15.000 3.750 dengan 4 lbr Laba saham kembali 11.250 kembali 7.500 Jumlah 26.250 Jumlah 11.250 PT Danny. Terdiri dari sebelum Saldo penilaian Laba PT Sanny: tiap pemegang 1 lbr dengan 1.50 lbr saham PT Danny Berikut neraca yang akan disusun oleh PT Danny : PT Danny Neraca, per 1 Juli 1979 Aktiva Aktiva lain – lain 337.500.000 Jumlah Aktiva 337.500.000 Hutang dan modal Hutang Modal saham 112.500.000 206.250.000 Agio saham 26.250.000 Laba yang ditahan (7.500.000) 225.000.000 sebelum penilaian contoh 6 : Apabila dalam penggabungan PT Danny, PT Hanny, PT Sanny pada contoh 5 ditentukan : a. Penggabungan badan usaha, dilakukan dengan membentuk perusahaan yang sama sekali baru, dengan nama PT Satria. b. Penilaian kembali terhadap harta kekayaan PT Danny tidak mengakibatkan kenaikan maupun penurunan kekayaan bersih serta posisi keuangannya. Sedang penilaian kembali terhadap harta kekyaan PT Hanny dan PT Sanny tetap berlaku. c. Sebagai pembayaran atas kekayaan bersih yang dikontribusikan oleh PT Danny, PT Hanny dan PT Sanny, akan dikeluarkan modal saham PT Satria dengan ketentuan satu lembar saham untuk tiap – tiap kekayaan bersih yang diserahkan sebesar Rp 50.000 Banyaknya saham yang harus dikeluarkan oleh PT Satria dan alokasi kepada masing – masing perusahaan yang terdahulu : PT Danny PT Hanny (penilaian) 150.000.000 105.000.000 Jumlah hutang (56.250.000) (30.000.000) PT Sanny Jumlah Jumlah aktiva 82.500.000 337.500.000 (26.250.000) (112.500.000) Jumlah kekayaan bersih diserahkan yang 93.750.000 75.000.000 56.250.000 225.000.000 Jumlah saham yang harus dikeluarkan (kekayaan bersih dibagi 50.000) 1.875 lembar 1.500lembar 1.125 lembar 4.500 lembar Menurut konsep penggabungan badan usaha yang dinyatakan sebagai pembelian , transaksi tersebut oleh PT Satria akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut, jika dinyatakan : a. Nilai nominal saham PT Satria 45.000/lembar b. Nilai nominal saham PT Satria 35.000/lembar c. Nilai nominal saham PT Satria 25.000/lembar Transaksi a. Nominal saham b. Nominal saham c. Nominal saham PT Satria 45.000/lembar Pemilikan dan PT Satria 35.000/lembar PT Satria 25.000/lembar aktiva Aktiva lain –lain Aktiva lain –lain Aktiva lain –lain pengakuan (pen.) 337.500 (pen.) 337.500 (pen) 337.500 hutang PT Danny, Hutang 112.500 Hutang 112.500 Hutang 112.500 PT Modal 202.500 Modal 157.500 Modal 112.500 Agio Agio Agio Hanny, Sanny PT serta 22.500 67.500 112.500 pengeluaran saham sebanyak 4.500 lembar Penggabungan Badan Usaha atas dasar penyatuan Kepentingan (by pooling of interest) Dari segi akuntansi penggabungan ini terjadi apabila: Pada suatu kombinasi usaha dari dua atau lebih badan usaha, di mana pemegangpemegang dari bagian penting atas pemilikan masing-masing badan usaha itu menjadi pemilik dari badan usaha yang kemudian memiliki harta kekayaan dan usaha-usaha dari perusahaan yang bergabung, baik secara langsung atau melalui satu atau lebih anak perusahaan. Faktor lain yang merupakan petunjuk adanya penggabungan badan usaha yang bersifat penyatuan kepentingan: a) Badan usaha yang tunggal itu dapat berupa satu diantara perusahaan yang bergabung atau badan usaha yang tunggal itu dapat berupa suatu badan usaha yang dibentuk sama sekali baru. b) Sesudah kombinasi usaha dilakukan, kekayaan bersih dari semua badan usaha yang bergabung (pada umumnya) akan dipegang oleh badan usaha tunggal tersebut. Prosedur akuntansi – Penggabungan Badan Usaha atas dasar “Penyatuan Kepentingan” (pooling of interest) Apabila kombinasi usaha dianggap sebagai suatu “pooling of interest” maka tidak diperlukan dasar-dasar baru tentang accountabilitynya. Menurut konsep ini, badan usaha yang baru dianggap sebagai kelanjutan dari semua badan usaha yang bergabung, baik dalam bentuk suatu badan usaha yang tunggal maupun sebagai induk perusahaan dengan satu atau beberapa anak perusahaan. Oleh sebab itu apabila ada satu atau lebih dari badan usaha yang bergabung itu tetap melanjutkan eksistensinya dalam suatu bentuk hubungan afiliasi dan terdapat persyaratanpersyaratan untuk adanya pooling of interest; maka gabungan saldo laba yang itdak dibagi di dalam neraca konsolidasi adalah merupakan keharusan. Untuk memperoleh gambaran yang konkrit tentang prosedur pencataatan dinyatakan sebagai penyatuan kepentingan, berikut ini diberikan contoh-contoh dengan menggunakan data yang sama pada contoh-contoh no. 5 dan no. 6. Contoh 7: Apabila pada contoh no. 5 dinyatakan bahwa penggabungan pt Danny, pt Sanny sebagai suatu penyatuan kepentingan, maka jurnal yang harus dibuat oleh pt Danny untuk mencatat pemilikan harta kekayaan pt Hanny sebesar Rp. 93.750.000,00 dan pt Sanny sebesar Rp. 75.000.000,00 dan pengakuan hutanghutangnya masing-masing sebesar Rp 30.000.000,00 dan Rp. 26.250.000,00 serta pengeluaran modal saham sebanyak 2.625 lembar adalah sebagai berikut: Penggabungan dinyatakan sebagai Penggabungan dinyatakan sebagai “by “pooling of interest” purchase” Aktiva lain-lain (nilai buku) Aktiva lain-lain (penilaian) Rp.168.750.000 (d) (d) Hutang-hutang Rp.56.250.000 (k) Hutang-hutang Rp.56.250.000 (k) Modal saham (2625 lembar) Rp.75.000.000(k) Rp.187.500.000 Modal Saham (2.625 lembar Rp.131.250.000 (k) Agio saham Rp.18.750.000 (k) Laba yg ditahan Rp.18.750.000 (k) Adapun neraca PT Danny menurut konsep by pooling of interest akan sebagai berikut: “PT Danny” Neraca, per 1 Juli 1979 Aktiva Aktiva lain-lain Rp. 318.750.000 Jumlah Aktiva Rp. 318.750.000 Hutang dan Modal Hutang-hutang Rp. 112.500.000 Modal Saham Rp. 150.000.000 Agio Saham Rp. 45.000.000 Laba yg ditahan Rp. 11.250.000* Rp. 206.250.000 Jumlah Hutang dan Modal Rp. 318.750.000 * Terdiri dari: (15.000.000 + 3.750.000 – 7.500.000) Contoh no 8. Apabila dalam penggabungan pt Danny, pt Hanny, dan pt Sanny dengan membentuk sebuah perusahaan baru pt Satria pada contoh no 6 di muka, dianggap sebagai penggabungan usaha yang dinyatakan sebagai penyatuan kepentingan ( by pooling of interest), maka pencatatan yang harus dilakukan oleh pt Satria terhadap pengeluaran saham sebanyak 4.500 lembar; masing-masing 1.875 lembar kpd pt Danny 1.500 lembar kpd pt Hanny dan 1.125 lembar kpd pt Sanny akan nampak sbb. Transaksi Penggabungan Penggabungan dinyatakan sbg “pooling dinyatakan sbg “by of interest” purchase” A. pemilikan harta dan Aktiva Lain-lain (nilai buku) Aktiva lain-lain (pemilikan) pengakuan hutang- Rp. 318.750.000 D Rp. 317.500.000 D Hutang-hutang Rp. Hutang-hutang hutang pt Danny, pt 112.500.000 K Rp.112.500.000 K Hanny, dan pt Sanny Modal Saham Rp. Modal Saham Rp. oleh pt Satria dan 202.500.000 K 202.500.000 K pengeluaran saham Laba yg ditahan sebanyak 4.500 lembar 3.750.000 K K B. pemilikan harta dan Aktiva Lain-lain (nilai buku) Aktiva lain-lain (pemilikan) pengakuan hutang- Rp. 318.750.000 D Rp. 317.500.000 D Hutang-hutang Rp. Hutang-hutang 112.500.000 K Rp.112.500.000 K Modal Saham Rp. Modal Saham Rp. Rp. Agio Saham Rp. 22.500.000 nominal @ Rp. 45.000 per lembar hutang pt Danny, pt Hanny dan pt Sanny oleh pt Satria dan pengeluaran 157.500.000 K 4.500 lembar saham nominal @ Rp. 35.000 per lembar 202.500.000 K Agio Saham Rp. 37.500.000 Agio Saham Rp. 67.500.000 K K Laba yg ditahan Rp. 11.250.000 K Aktiva Lain-lain (nilai buku) Aktiva lain-lain (pemilikan) C. pemilikan harta dan Rp. 318.750.000 D Rp. 317.500.000 D pengakuan hutang- Hutang-hutang Rp. Hutang-hutang hutang pt Danny, pt 112.500.000 K Rp.112.500.000 K Modal Saham Rp. Modal Saham Rp. 112.500.000 K 112.500.000 K Hanny, pt Sanny oleh pt Satria serta pengeluaran Agio Saham Rp. 82.500.000 Agio Saham Rp. 112.500.000 4.500 lembar saham K K nominal @ Rp. 25.000 Laba yg ditahan per lembar 11.250.000 K Rp. A. Pada transaksi A terjadi kenaikan modal statuatir sebesar: Rp. 52.500.000 dari hasil perhitungan sbb: Modal Statuatir, pt Satria terdiri dari : 4.500 lembar saham nominal @ Rp.45.000 Rp. 202.500.000 Modal Statuatir, sblm terjadi penggabungan : o Pt Danny Rp. 75.000.000 o Pt Hanny Rp. 37.500.000 o Pt Sanny Rp. 37.500.000 Rp. 150.000.000 Modal statuatir, dinaikan dengan Rp. 52.500.000 Kenaikan modal statuatair mengakibatkan harus dikapitalisasinkannya seluruh agio saham yang ada dan sebagian laba yang ditahan menjadi modal statutair dengan perincian sbb: Jumlah modal statutair yang baru: (4.500 lembar @ Rp. 45.000 Rp. 202.500.000 Jumlah Modal Statuatir yang lama: (Rp. 75.000.000 + Rp. 37.500.000 + Rp. 37.500.000) Rp. 150.000.000 Selisih Kurang Rp. 52.500.000 Ditutup dengan: Kapitalisasi agio saham: (Rp. 26.250.000 + Rp. 11.250.000 + Rp. 7.500.000) = Rp. 45.000.000 Kapitalisasi sebagian laba yang ditahan Rp. 7.500.000 Rp. 52.500. 000 0 Dengan demikian saldo laba yang ditahan pada perusahaan yang baru tinggal Rp. 3.750.000 (Rp. 11.250.000 – Rp. 7.500.000) seperti nampak pada jurnal tsb di muka. B. Pada transaksi B modal stratuatir perusahaan yang baru naik sebesar Rp. 75.000.000 dibanding dengan modal stratuatir sebelumnya. Oleh sebab itu, kekurangan tsb cukup ditutup dengan hanya sebagaian dari saldo Agio Saham. Dengan demikian dalam perusahaan yang baru komponen modalnya akan terdiri dari Modal saham, 4.500 lembar nominal @ Rp. 35.000 Rp. 157.500.000 Agio Saham (Rp. 45.000.000 – 7.500.000) 37.500.000 Rp. Laba yg ditahan Rp. 11.250.000 Jumlah Rp. 206.250.000 C. Sedang pada transaksi C di mana terjadi pengurangan modal stratuair (sebelumnya Rp. 150.000.000 menjadi Rp. 112.500.000 berakibat harus pula dikurangkannya saldo modal stratuair untuk kemudian ditambahkan kepada komponen modal lainnya yang berasal dari para pemilik, dalam hal ini Agio saham. Dengan demikian sesuai pula dengan jurnal pada contoh no. 7C; saldo hak-hak para pemegang saham dalam perusahaan yang baru (pt Satria) akan terdiri dari: Modal Saham Rp. 112.500.000 Agio Modal Saham ( Rp. 45.000.000 + Rp.37.500.000 Rp. 82.500.000 Laba yg ditahan Rp. 11.250.000 Jumlah Rp. 11.250.000 Akibat-akibat Adanya prosedur penggabungan Badan Usaha yang Alternatip Adanya dua prossedur penggabungan di mana masig-masing mempunyai konsekuensi khususnya terhadap dasar pencatatannya yang satu sama lain berbeda tsb, akan mengakibatkan pula posisi keuangan perusahaan gabungan yang berbeda-beda pada masing-masing cara. Ada dua kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut: 1. Adanya metode penggabungan yang alternatip, di mana satu sama lain menggunakan dasar-dasar pencatatan yang berbeda, dan mengakibatkan pula perbedaan dalam posisi keuangan dan hasil usaha periodik di kemudian hari bagi perusahaaan gabungan. 2. Pengaruh metode yang alternatip mempunyai akibat yang lebih penting terhadap laba-rugi periodik daripada pengaruhnya terhadap neraca. Hal ini sesuai dengan semakin beralihnya sudut pandangan dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dewasa ini dari semula pada posisi keuangan menjadi laba rugi periodik yang merupakan titik perhatian dalam rangka menilai dan menginterprestasikan tentang masa depan perusahaan