MAKALAH PSIKOLOGI PERSEPSI Analisa Makalah Kelompok Persepsi Gestalt Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Uas Oleh : Luky Febrian 096010026 Dede Kusnadi 136010027 Ridwan Taufik 146010005 Dextrinida C. K. 136010029 Iman Masaji 136010052 Renaldy Latukolan 136010045 Dendy Alfriza 136010001 PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS ILMU SENI DAN SASTRA UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2016 DAFTAR ISI DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i ABTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Teori Gestalt Dalam Persepsi Visual . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 4 2.2 Tokoh-Tokoh Persepsi Gestalt. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 2.3 Pengaplikasian Teori Gestalt Dalam Desain Komunikasi Visual. . . . . . . . . . . 10 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17 3.2 Kesimpulan Kelompok . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17 DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 19 i PSIKOLOGI PERSEPSI PERSEPSI GESTALT Luky Febrian, Iman Masaji, Dede Kusnadi, RidwanTaufik, Dextrinida C. K, Renaldy Latukolan, Dendy Alfriza Desain Komunikasi Visual Fakultas Ilmu Seni & Sastra Universitas Pasundan Bandung, 13 Januari 2016 ABSTRAK Prinsip Gestalt yang diperkenalkan pada sekitar tahun 1920 oleh Max Wertheimer merupakan deskripsi secara umum untuk konsep yang membuat kesatuan dan berbagai kemungkinan dalam desain. Prinsip Gestalt dan Persepsi visual merupakan pengertian yang sangat membantu sebagai metode visual utama dari perkembangan strategi visual desain grafis serta desain komunikasi visual saat ini. Kata kunci: prinsip gestalt, metode visual, desain komunikasi visual. ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain Komunikasi Visual merupakan salah satu bagian dari seni terap yang mempelajari perencanaan dan perancangan berbagai bentuk informasi komunikasi visual. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana presentasi dan promosi untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) sehingga pesan tersebut mudah diingat konsumen. Penggunaan gambar dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, Pada umumnya, untuk mencapai tujuan ini, gambardan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa. Fungsi iklan menginformasikan produk baru yang ditawarkan oleh produsen, selain itu juga berfungsi untuk memperluas jangkauan pemasaran sebuah produk, jasa atau informasi. Bahkan bertujuan untuk mempengaruhi konsumen atau masyarakat. Di era modern ini, perkembangan iklan sebagai media promosi semakin bervariasi. Meskipun dengan media yang sama seperti halnya Media Broadcast, Media Cetak dan Online, yang membedakan hanyalah kekreativitasan dari desainernya dan bagaimana iklan tersebut disajikan. Poster muncul karena adanya tuntutan industri dan bisnis untuk media informasi pada tahun 1880-an yang menjadikannya alat promosi efektif hingga saat ini karena informasi dari indra penglihatan memegang penting sebagai media penyampai informasi. Hal lain yang banyak dilakukan oleh para desainer atau agensi iklan yakni menampilkan iklan yang menimbulkan persepsi bagi yang melihatnya. Menurut Branca, pada tahun 1964, yaitu Proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Persepsi merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon yang integrated dalam diri individu. 1 Dalam penginderaan orang akan mengkaitkan dengan stimulus, sedangkan dalam persepsi orang akan mengkaitkan dengan objek Prinsip Gestalt sangat membantu sebagai metode visual, dari perkembangan strategi visual desain grafis serta desain komunikasi visual seperti pada iklan hingga saat ini. Seperti hal nya media cetak yang memvisualkan sedemikian rupa hingga menimbulkan beragam persepsi. Penggunaan hukum-hukum dari teori Gestalt ini bisa menjadikan sebuah karya menjadi produk yang muncul dari sebuah proses kreativitas. 1.2 Rumusan Masalah Kita tentu pernah melihat poster bukan? Poster merupakan salah satu alat promosi yang sering digunakan di zaman sekarang baik komersil maupun yang tidak komersil. Poster komersil seperti yang terdapat di dalam media cetak. Jika dilihat,hanyalah selembar kertas yang di tempel di dinding-dinding dan media lainnya namun, jika di telusuri lebih dalam banyak hal yang yang menjadikan desain media cetak tersebut menarik dan dilihat oleh audience ataupun konsumen. Komponen pendukung yang tentu telah diperhitungkan oleh sang desainer tak lepas dari arti yang mendalam sehingga visual yang dihasilkan dapat menimbulkan persepsi bagi yang melihatnya, hal ini tentu menarik bagi penulis untuk di bahas dan di analisis. Kemudian untuk memperjelas masalah yang akan di bahas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : • Bagaimana teori Gestalt dalam persepsi visual ? • Tokoh-tokoh Persepsi Gestalt • Pengaplikasian teori gestalt dalam Desain Komunikasi Visual 2 1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh teori Gestalt yang dapat menimbulkan persepsi visual terhadap sebuah media cetak dan untuk mengetahui denotasi dan konotasi pada sebuah media cetak. Dalam penulisan makalah, penulis berharap memberikan manfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis. Penulis berharap makalah ini bias memberikan konstribusi dan gambaran dalam persepsi visual yang terkandung di dalam sebuah media cetak. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Teori Gestalt dalam Persepsi Visual Psikologi Gestalt berawal dari pengajuan kertas kerja Max Wertheimer dari Jerman (1912), sedangkan di Amerika Serikat J.B. Watson juga mengemukakan karyanya yang berjudul ‘Psychology as the behaviorist views it’ (1913). Kedua aliran ini (behaviorisme dan gestalt) sering disebut sebagai aliran kontemporer yang mengkritik aliran Orthodoks, tetapi ada perbedaan diantara kedua aliran tersebut. Psikologi Gestalt masih mengakui adanya unsur kesadaran itu sendiri dalam bentuk yang utuh (totalitas, tidak terbagi dalam elemen-elemen), sedangkan behaviorisme tidak sependapat dengan diikutsertakan kesadaran sebagai data dalam psikologi. Behaviorisme lebih menekankan tingkah laku dalam bentuknya yang nyata sebagai data dalam psikologi. Gestalt merupakan istilah psikologis yang berarti “kesatuan yang utuh”.Teori Gestalt menjelaskan proses penyatuan dan pengoganisasian komponen-komponen yang berbeda sehingga membentuk visual atau pola yang memiliki unsur kemiripan dan menjadi kesatuan. Hal ini yang mengacu pada teori persepsi visual yang dikembangkan oleh psikolog dari jerman pada tahun 1920. Teori Gestalt sering dipakai dalam proses desain dan cabang seni rupa lainnya. Ini karena teori tersebut banyak menjelaskan bagaimana persepsi visual dapat terbentuk. Persepsi visual jenis ini bisa dilihat terbentuk karena : 1. Kesamaan bentuk (Similiarity) Kesamaan terjadi karena benda terlihat mirip satu sama lain. Orang sering menganggap mereka sebagai kelompok atau pola. Tiga segitiga di bagian bawah logo diatas sejatinya adalah bagian dari ikon burung di logo tersebut. Namun karena memiliki kesamaan bentuk dengan segitiga lain, objek tersebut dipersepsikan sebagai bagian kelompok segitiga yang membentuk lingkaran. 4 2. Kesinambungan pola (Continuity) Kelanjutan terjadi karena penglihatan menjadi bergerak mengikuti arah suatu objek dan melanjutkan ke objek yang lain. Lingkaran-lingkaran diatas dipersepsikan sebagai suatu kelompok karena polanya berkesinambungan. Walaupun sebenarnya objek-objek tersebut terpisah satu sama lain. 3. Penutupan bentuk (Closure) Penutupan bentuk terjadi karena ketika sebuah benda tidak lengkap atau terdapat bidang negative dan kosong, namun bentuk tersebut masih terlihatseperti satu keatuan dan memiliki bayangan visual yang sama dengan objek yang sebenarnya. Kita dapat mengenali bahwa ikon pada logo WWF adalah seekor panda. Padahal, gambar tersebut tidaklah lengkap atau belum tertutup sepenuhnya. 4. Kedekatan posisi (Proximity) Sebuah bentuk yang sama dengan posisi berjauhan akan terlihat terpancar dan tidak memiliki heriarki. Namun setelah didekatkan, bentuk-bentuk tersebut akan terlihat menjadi satu kesatuan. Objek-objek pada logo unilever diatas dipersepsikan sebagai sebuah kelompok (huruf 'U') karena memiliki kedekatan posisi satu sama lain. 5 5. Gambar (Figure) Penggabungan dua buah objek atau lebih yang dapat menghasilkan objek lain. Salah satu contohnya yang terdapat pada siluet gambar wajah dibawah ini. Terlihat seperti dua ilustrasi wajah tampak samping dan pada bagian tengah terdapat siluet berbentuk vas. Gambar diatas ini adalah gambar sebuah objek. Namun dengan memanfaatkan teori figure ground, gambar mampu menampilkan 2 buah objek (objek guci dan siluet wajah) 2.2 Tokoh-tokoh Persepsi Gestalt 1. Max Wertheimer (1880-1943) Max Wertheimer adalah tokoh tertua dari tiga serangkai pendiri aliran psikologi Gestalt. Wertheimer dilahirkan di Praha pada tanggal 15 April 1880. Ia mendapat gelar Ph.D nya di bawah bimbingan Oswald Kulpe. Antara tahun 1910-1916, ia bekerja di Universitas Frankfurt di mana ia bertemu dengan rekan-rekan pendiri aliran Gestalt yaitu, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersamasama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana. Konsep pentingnya : Phi phenomenon, yaitu bergeraknya objek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi. Weirthmeir menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjadi di otak dan sama sekali bukan proses fisik tetapi proses mental sehingga diambil kesimpulan ia menentang pendapat Wundt. Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah dia melakukan eksperimen dengan menggunakan alat yang bernama stroboskop, yaitu alat yang berbentuk kotak dan diberi suatu alat untuk dapat 6 melihat ke dalam kotak itu. Di dalam kotak terdapat dua buah garis yang satu melintang dan yang satu tegak. Kedua gambar tersebut diperlihatkan secara bergantian, dimulai dari garis yang melintang kemudian garis yang tegak, dan diperlihatkan secara terus menerus. Kesan yang muncul adalah garis tersebut bergerak dari tegak ke melintang. Gerakan ini merupakan gerakan yang semu karena sesungguhnya garis tersebut tidak bergerak melainkan dimunculkan secara bergantian. Pada tahun 1923, Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt dalam bukunya yang berjudul “Investigation of Gestalt Theory”. Hukumhukum itu antara lain : a. Hukum Kedekatan (Law of Proximity) b. Hukum Ketertutupan ( Law of Closure) c. Hukum Kesamaan (Law of Equivalence) 2. Kurt Koffka (1886-1941) Koffka lahir di Berlin tanggal 18 Maret 1886. Kariernya dalam psikologi dimulai sejak dia diberi gelar doktor oleh Universitas Berlin pada tahun 1908. Pada tahun 1910, ia bertemu dengan Wertheimer dan Kohler, bersama kedua orang ini Koffka mendirikan aliran psikologi Gestalt di Berlin. Sumbangan Koffka kepada psikologi adalah penyajian yang sistematis dan pengamalan dari prinsip-prinsip Gestalt dalam rangkaian gejala psikologi, mulai persepsi, belajar, mengingat, sampai kepada psikologi belajar dan psikologi sosial. Teori Koffka tentang belajar didasarkan pada anggapan bahwa belajar dapat diterangkan dengan prinsipprinsip psikologi Gestalt. Teori Koffka tentang belajar antara lain: a. Jejak ingatan (memory traces), adalah suatu pengalaman yang membekas di otak. Jejak-jejak ingatan ini diorganisasikan secara sistematis mengikuti prinsip-prinsip Gestalt dan akan muncul kembali kalau kita mempersepsikan sesuatu yang serupa dengan jejak-jejak ingatan tadi. 7 b. Perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan. Perjalanan waktu itu tidak dapat melemahkan, melainkan menyebabkan terjadinya perubahan jejak, karena jejak tersebut cenderung diperhalus dan disempurnakan untuk mendapat Gestalt yang lebih baik dalam ingatan. c. Latihan yang terus menerus akan memperkuat jejak ingatan. 3. Wolfgang Kohler (1887-1967) Kohler lahir di Reval, Estonia pada tanggal 21 Januari 1887. Kohler memperoleh gelar Ph.D pada tahun 1908 di bawah bimbingan C. Stumpf di Berlin. Ia kemudian pergi ke Frankfurt. Saat bertugas sebagai asisten dari F. Schumman, ia bertemu dengan Wartheimer dan Koffka. Kohler berkarier mulai tahun 1913-1920, ia bekerja sebagai Direktur stasiun “Anthrophoid” dari Akademi Ilmu-Ilmu Persia di Teneriffe, di mana pernah melakukan penyelidikannya terhadap inteligensi kera. Hasil kajiannya ditulis dalam buku betajuk The Mentality of Apes (1925). Eksperimennya adalah : seekor simpanse diletakkan di dalam sangkar. Pisang digantung di atas sangkar. Di dalam sangkar terdapat beberapa kotak berlainan jenis. Mula-mula hewan itu melompat-lompat untuk mendapatkan pisang itu tetapi tidak berhasil. Karena usaha-usaha itu tidak membawa hasil, simpanse itu berhenti sejenak, seolah-olah memikir cara untuk mendapatkan pisang itu. Tiba-tiba hewan itu dapat sesuatu ide dan kemudian menyusun kotak-kotak yang tersedia untuk dijadikan tangga dan memanjatnya untuk mencapai pisang itu. Menurut Kohler apabila organisme dihadapkan pada suatu masalah atau problem, maka akan terjadi ketidakseimbangan kogntitif, dan ini akan berlangsung sampai masalah tersebut terpecahkan. Karena itu, menurut Gestalt apabila terdapat ketidakseimbangan kognitif, hal ini akan mendorong organisme menuju ke arah keseimbangan. Dalam eksperimennya Kohler sampai pada kesimpulan bahwa organism –dalam hal ini simpanse– dalam memperoleh pemecahan masalahnya diperoleh dengan pengertian atau dengan insight. 8 4. Kurt Lewin (1890-1947) Pandangan Gestalt diaplikasikan dalam field psychology oleh Kurt Lewin. Lewin lahir di Jerman, lulus Ph.D dari University of Berlin dalam bidang psikologi thn 1914. Ia banyak terlibat dengan pemikir Gestalt, yaitu Wertheimer dan Kohler dan mengambil konsep psychological field juga dari Gestalt. Pada saat Hitler berkuasa Lewin meninggalkan Jerman dan melanjutkan karirnya di Amerika Serikat. Ia menjadi professor di Cornell University dan menjadi Director of the Research Center for Group Dynamics di Massacusetts Institute of Technology (MIT) hingga akhir hayatnya di usia 56 tahun. Mula-mula Lewin tertarik pada paham Gestalt, tetapi kemudian ia mengkritik teori Gestalt karena dianggapnya tidak adekuat. Lewin kurang setuju dengan pendekatan Aristotelian yang mementingkan struktur dan isi gejala kejiwaan. Ia lebih cenderung kearah pendekatan yang Galilean, yaitu yang mementingkan fungsi kejiwaan. Konsep utama Lewin adalah Life Space, yaitu lapangan psikologis tempat individu berada dan bergerak. Lapangan psikologis ini terdiri dari fakta dan obyek psikologis yang bermakna dan menentukan perilaku individu (B=f L). Tugas utama psikologi adalah meramalkan perilaku individu berdasarkan semua fakta psikologis yang eksis dalam lapangan psikologisnya pada waktu tertentu. Life space terbagi atas bagian-bagian yang memiliki batas-batas. Batas ini dapat dipahami sebagai sebuah hambatan individu untuk mencapai tujuannya. Gerakan individu mencapai tujuan (goal) disebut locomotion. Dalam lapangan psikologis ini juga terjadi daya (forces) yang menarik dan mendorong individu mendekati dan menjauhi tujuan. Apabila terjadi ketidakseimbangan (disequilibrium), maka terjadi ketegangan (tension). Salah suatu teori Lewin yang bersifat praktis adalah teori tentang konflik. Akibat adanya vector-vector yang saling bertentangan dan tarik menarik, maka seseorang dalam suatu lapangan psikologis tertentu dapat mengalami konflik (pertentangan batin) yang jika tidak segera diselesaikan dapat mengakibatkan frustasi dan ketidakseimbangan. 9 Berdarkan kepada vector yang saling bertentangan itu. Lewin membagi konflik dalam 3 jenis : a. Konflik mendekat-mendekat (Approach-Approach Conflict). Konflik ini terjadi jika seseorang menghadapi dua obyek yang sama-sama bernilai positif. b. Konflik menjauh-menjauh (Avoidance-Avoidance Conflict).Konflik ini terjadi kalau seseorang berhadapan dengan dua obyek yang samasama mempunyai nilai negative tetapi ia tidak bisa menghindari kedua obyek sekaligus. c. Konflik mendekat-menjauh (Approach-Avoidance Conflict). Konflik ini terjadi jika ada satu obyek yang mempunyai nilai positif dan nilai negative sekaligus. 2.3 Pengaplikasian teori gestalt dalam Desain Komunikasi Visual Desainer komunikasi visual dalam melakukan eksekusi atau preskripsi desain memperhatikan setiap tendensi dari perilaku manusia dalam melihat sebuah tampilan visual. Fenomena-fenomena alam merupakan referensi dasar dari sebuah konsep desain. Hal ini sejalan dengan prinsip Gestalt yang merupakan bagian dari persepsi visual. Bahwa sebuah bentuk merupakan hasil kumulatif dari berbagai elemen dan efek serta merupakan proses yang terdiri dari seleksi, organisasi, dan interpretasi terhadap stimulus. Ketika audience menangkap dan memilih stimulus berdasarkan pada psychological set yang dimilikinya, yaitu berbagai informasi yang ada di dalam memori audience terjadilah proses yang disebut seleksi perseptual. Sebelum seleksi persepsi terjadi, terlebih dahulu stimulus harus mendapat perhatian dari penglihat. Ada dua proses yang termasuk dalam definisi seleksi yaitu : perhatian (attention) dan persepsi selektif (selective perception). Perhatian yang dilakukan oleh penglihat dapat terjadi secara sengaja atau tidak sengaja. Perhatian yang dilakukan secara sengaja disebut sebagai voluntary attention, dimana penglihat secara aktif mencari informasi yang mempunyai relevansi pribadi. Sedangkan persepsi selektif terjadi ketika penglihat melakukan voluntary attention. Ketika penglihat mempunyai keterlibatan 10 yang tinggi terhadap suatu karya desain, maka pada saat itu penglihat yang mengalami bisa disebut melakukan proses perhatian selektif (selective attention). Proses perhatian selektif terjadi karena dengan mempunyai keterlibatan yang tinggi terhadap suatu karya desain, berarti penglihat telah secara aktif mencari informasi mengenai karya tersebut dari berbagai sumber. Dengan demikian, perhatian selektif hanya terjadi pada karya-karya desain yang dipahami berdasarkan keterlibatan yang tinggi. Jika dihubungkan dengan teori pembelajaran, perhatian selektif ini identik dengan active learning. Disamping penglihat melakukan voluntary attention, penglihat juga melakukan involuntary attention (perhatian secara tidak sengaja). Involuntary attention terjadi ketika kepada penglihat dipaparkan sesuatu yang menarik, mengejutkan, menantang atau sesuatu yang tidak diperkirakan sebelumnya,yang tidak ada relevansinya dengan tujuan atau kepentingannya. Stimuli dengan ciri-ciri tersebut di atas akan secara otomatis mendapat tanggapan dari penglihat. Baik voluntary attention maupun involuntary attention, kedua-duanya memerlukan alokasi kapasitas kognitif dari penglihat terhadap stimulus tertentu. Oleh karena itu, tugas para pembuat iklan atau desainer komunikasi visual adalah bagaimana iklan itu mampu menarik perhatian konsumen atau penglihat, walaupun pesan yang disampaikan mempunyai maksud yang berbeda, misalnya iklan untuk menginformasikan keberadaan produk, iklan itu membujuk atau mengingatkan konsumen. Agar pesan yang disampaikan itu mampu merebut perhatian konsumen atau audience, iklan sebaiknya dirancang secara cerdas (smart), sehingga mampu mengejutkan konsumen atau audience, dan mampu menampilkan hal-hal di luar dugaan konsumen. Organisasi persepsi (perceptual organization) terjadi ketika penglihat mengelompokkan informasi dari berbagai sumber ke dalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemamahaman itu. Prinsip dasar dari organisasi persepsi adalah penyatuan yang bermakna, bahwa berbagai stimulus akan dirasakan sebagai suatu yang dikelompokkan secara menyeluruh. Pengorganisasian seperti itu memudahkan untuk memproses informasi dan memberikan pengertian yang terintegrasi terhadap stimulus. Prinsip pengorganisasian Gestalt menghipotesiskan bahwa manusia mengorganisasikan persepsi untuk membentuk gambaran yang lengkap dari sebuah karya. 11 Beberapa contoh prinsip-prinsip dalam integrasi persepsi seperti penutupan (closure), pengelompokan (grouping), sosok dan latar (figure/ground) sering dipakai dalam dunia desain komunikasi visual. Prinsip penutupan, misalnya, paling cocok dipakai untuk merek produk yang cukup dikenal oleh masyarakat. Prinsip ini biasa digunakan untuk menguji apakah konsumen atau masyarakat masih mengingat merek sebuah produk. Pemakaian prinsip ini dalam iklan didasarkan bahwa konsumen cenderung mengisi elemen yang kosong atau terputus ketika stimulus tidak lengkap. Walaupun demikian pinsip closure juga bisa digunakan untuk iklan merek produk baru, karena dengan menggunakan prinsip closure, merek yang diiklankan diharapkan lebih cepat diingat dan bertahan lama, kerena ketika melihat iklan konsumen membutuhkan perhatian khusus mencoba mengisi huruf yang hilang dan menggabungkannya dengan huruf yang ada menjadi satu kata, yaitu nama merek produk. Gambar 1 : Gambar iklan produk rokok yang pernah dipasang pada media luar ruang di beberapa tempat strategis beberapa waktu yang lalu. Gambar 2 . Logo BNI 46 Gambar 1 dan gambar 2 menunjukkan iklan yang menggunakan prinsip closure. Audience diharapkan mengisi atau menyempurnakan huruf yang terpotong sehingga membentuk kata atau angka yang yang merupakan bagian dari nama merek. Prinsip pengelompokan informasi (information grouping) memungkinkan penglihat untuk mengevaluasi karya berdasarkan atribut yang berbeda, sesuai dengan psychological set yang dimiliki. Tiga prinsip grouping untuk mengelompokkan 12 stimulus atau obyek adalah : kedekatan (proximity), kesamaan (similarity) dan kesinambungan (continuity). Gambar 3. Sebuah contoh iklan yang menggunakan prinsip kedekatan atau pengelompokan Gambar 3 menyajikan contoh iklan yang menggunkan prinsip kedekatan (proximity), yaitu sebuah kesatuan atau pengelompokan yang terbentuk karena adanya elemenelemen yang saling berdekatan. Pandangan mata akan cenderung melihat sebagai enam gambar yang menyatu. Prinsip similarity menunjukkan bahwa obyek yang sama akan terlihat secara bersamaan sebagai kelompok, hal ini dapat ditentukan lewat bentuk, warna , arah maupun ukuran. Gambar 4. Contoh iklan yang menggunakan prinsip similarity, audience akan mengelompokkan visual berdasarkan kesamaan , lebih terlihat sekelompok angka dan buah pisang daripada deretan angka nomor telepon. Gambar 4 menunjukkan contoh iklan yang menerapkan prinsip similarity, tampak pada gambar bahwa pandangan mata akan mengelompokkan gambar buah pisang sebagai deretan angka-angka. 13 Gambar 5. Contoh iklan yang menggunakan prinsip continuity dimana penataan visual dapat menggiring gerak mata ke sebuah arah tertentu. Pada gambar 5 tampak bahwa pandangan akan tergiring ke arah yang ditunjukkan oleh seekor anjing dan ikan. Seperti diketahui, stimuli yang diterima oleh penglihat akan cenderung dihubungkan dengan konteks atau situasi yang melingkupi penglihat. Oleh karena itu, setting dari karya desain akan mempengaruhi persepsi penglihat. Prinsip paling penting dari konteks adalah sosok dan latar (figure/ground). Gambar 6. Beberapa aplikasi logo yang menggunakan prinsip figure/ground. Gambar 6 menyajikan aplikasi prinsip figure/ground ini. Tampak bahwa stimulus yang mengandung dua atau lebih daerah yang berbeda, biasanya akan dilihat sebagiannya sebagai gambar atau sosok dan sisanya sebagai latar belakang. Daerah yang terlihat pada gambar berisi obyek yang menjadi pusat perhatian, mereka tampak lebih padat dibandingkan latar belakang dan terlihat di depan latar 14 Gambar 7. Contoh poster yang menggunkan prinsip figure/ground. Dari gambar 7 tampak bahwa organisasi sosok-latar belakang dapat dipertukarkan, antara gambar manusia berwarna hitam dan manusia berwarna putih . Kenyataan yang menunjukkan kedua daerah tersebut dapat dikenali sebagai suatu gambar menyatakan bahwa organisasi sosoklatar belakang bukan merupakan bagian dari stimulus fisik, tetapi merupakan pencapaian dari sistem perseptual. Gambar 8. Contoh visual yang juga menggunakan prinsip figur/ground. Berbeda dengan Gambar 7, Gambar 8 menyajikan prinsip figure/ground dengan menggunakan latar yang berdiri sendiri dan dalam keadaan yang sebanding, objek dan latar menghasilkan satu kesatuan.. Proses terakhir dari persepsi adalah memberikan interpretasi atas stimuli yang diterima oleh penglihat. Setiap stimuli yang menarik perhatian penglihat baik disadari atau tidak disadari, akan diinterpretasikan oleh penglihat Proses interpretasi membuka kembali berbagai informasi dalam memori penglihat yang telah tersimpan dalam jangka waktu yang lama yang berhubungan 15 dengan stimulus yang diterima. Interpretasi itu didasarkan pengalaman pada masa lalu yang tersimpan dalam memori jangka panjang (long term memory). Penglihat menginterpretasikan stimulus yang sama secara berbeda. Lingkup cara pandang seseorang sangat bergantung pada pemenuhan kebutuhan dasar (fisik dan rohani) melalui orang tua, makanan, lingkungan, kultur dan agama atau kepercayaan. Proses pembelajaran hidup tersebut diterima dengan indera fisik, jiwa dan roh manusia, sejak kelahiran hingga kematian. Sadar atau tidak, prinsip Gestalt selalu diterapkan, dipakai, diperdebatkan pengarah kreatif dalam menilai output karya desain atau iklan. Sebaliknya, public pun secara tidak sadar memandang dan menilai visual dengan prinsip Gestalt. Prinsip Gestalt merupakan teori yang baku, namun tidak mengikut sertakan faktor-faktor penting lainnya seperti gaya hidup masyarakat, lingkungan fisik sekitar, hukum yang berlaku dan etika-etika yang tidak tertulis, semuanya ini adalah faktorfaktor penting lainnya yang sadar atau tidak sadar berperan dalam kreativitas visual. Umumnya teori Gestalt diterapkan sebatas pada lingkup elemen-elemen yang ada dalam persepsi visual seperti, balance, form, growth, space, light, movement, dynamic, color, dan expression. Namun kekuatan kedua (environment, flexibility, local content, law and ethics dan conscientiousness) seringkali dilupakan atau terlambat untuk diterapkan pada karya desain ataupun branding. 16 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Desain Komunikasi Visual sebagai sarana presentasi dan promosi untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) sehingga pesan tersebut mudah diingat konsumen. Fungsi media cetak sebagai sarana promosi dan iklan suatu produk menjadikanya media yang tak termakan waktu yang hingga saat ini masih digunakan. Persepsi terbentuk ketika seseorang melihat visual dari suatu media promosi. Ketika audience mempunyai keterlibatan yang tinggi terhadap suatu karya desain, maka pada saat itu audience yang melihat bisa disebut melakukan proses perhatian selektif (selective attention).Gestalt merupakan istilah psikologis yang berarti “kesatuan yang utuh”. Teori Gestalt menjelaskan proses penyatuan dan pengoganisasian komponenkomponen yang berbeda sehingga membentuk visual atau pola yang memiliki unsur kemiripan dan menjadi kesatuan. Proses perhatian selektif terjadi karena dengan adanya keterlibatan yang tinggi terhadap suatu karya desain, berarti penglihat telah secara aktif mencari informasi mengenai karya tersebut dari berbagai sumber. Dengan demikian, perhatian selektif hanya terjadi pada karya-karya desain yang dipahami berdasarkan keterlibatan yang tinggi. 3.2 Kesimpulan Kelompok Kesimpulan menurut kelompok, persepsi gestalt adalah teori yang menjelaskan proses persepi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi sebuah kesatuan. Persepsi gestalt dapat mempengaruhi stimulus seseorang. Misalkan dari sisi visual pada media cetak yang dapat di pengaruhi dari bentuk, warna, font, dan mencakupi beberapa point : 17 1. Kesamaan bentuk (similiarity) Kesamaan terjadi karena benda terlihat mirip satu sama lain. 2. Kesinambungan pola (continuity) Kelanjutan terjadi karena penglihatan menjadi bergerak mengikuti arah suatu objek dan melanjutkan ke objek yang lain. 3. Penutupan bentuk (closure) Penutupan bentuk terjadi karena ketika sebuah benda tidak lengkap atau terdapat bidang negative dan kosong, namun bentuk tersebut masih terlihatseperti satu keatuan dan memiliki bayangan visual yang sama dengan objek yang sebenarnya. 4. Kedekatan posisi (proximity) Sebuah bentuk yang sama dengan posisi berjauhan akan terlihat terpancar dan tidak memiliki heriarki. Namun setelah didekatkan, bentuk-bentuk tersebut akan terlihat menjadi satu kesatuan. 5. Gambar (figure) Penggabungan dua buah objek atau lebih yang dapat menghasilkan objek lain. Seorang desainer grafis dalam menata tampilan visual dan ruang komposisi untuk menciptakan sebuah rancangan yang efektif dan komunikatif, tentu memperhatikan tendensi dari perilaku manusia dalam melihat sebuah tampilan visual. Prinsip-prinsip pengorganisasian Gestaltyang merupakan referensi dasar dari sebuah konsep desain akan lebih berarti jika sang desainer memahami situasi dan kondisi masyarakat dengan melibatkan hati nurani, maka karya yang dibuat tidak hanya sekedar tampil menarik dan mudah diingat oleh masyarakat. Membuat sebuah karya desain komunikasi visual yang mudah dipahami oleh public, namun output visual yang unik menyentuh dan menggugah emosi publik. 18 DAFTAR PUSTAKA Anggraini S., Lia dan Nathalia, Kirana. Desain Komunikasi Visual Dasar-dasar Panduan untuk Pemula. Nuansa Cendekia. Bandung, 2014. 10.00 Barthes, Roland. Elemen-Elemen Semiologi . Jalasutra. Yogyakarta, 2012. 10.00 Atkinson, Rita L. (et al), Eko , Pengantar Psikologi, edisi kesebelas, jilid 1, Interaksara, Batam, 1996.13.00 Kusbiantoro, Henri, Kejut Grafis! + Hati Nurani, Cakram Komunikasi, Mei 2004. 14.00 Sarlito Wirawan Sarwono, Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi, PT Bulan Bintang, Jakarta 1978. 15.00 Setiadi, Nugroho J.,.Perilaku Konsumen, Konsep dan Implikasi untuk strategi dan penelitian pemasaran,penerbit Prenata Media, Jakarta 2003. 15.00 Wordpress. Teori Belajar Gestalt, https://ferdonan.wordpress.com/teori-belajargestalt/ , Bandung, 2015. 09.00 Wikipedia. Gestalt, https://id.wikipedia.org/wiki/Gestalt , Bandung, 2016. 09.00 19